vii
ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGARUH CARBONATED SOFT DRINK TANPA KALORI DENGAN CARBONATED SOFT DRINK REGULER TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH
Jesseline Junita, 2013
Pembimbing : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang menjadi perhatian dunia karena merupakan silent killer bagi pengidapnya. Di era sedentary life seperti sekarang ini carbonated soft drink banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kandungan pemanis yang ada dalam carbonated soft drink menimbulkan kenaikan glukosa darah dan menjadi faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan kadar glukosa darah yang tinggi. Carbonated soft drink tanpa kalori dapat digunakan sebagai minuman alternatif yang tidak meningkatkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
Metode penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental quasi. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dewasa muda. Masing-masing diukur kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 15 menit postprandial dalam
mg/dL. Pada penelitian digunakan darah kapiler. Analisis data menggunakan
uji “t” berpasangan denganα = 0,05.
Rerata kadar glukosa darah 15 menit postprandial orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori adalah 86,00 mg/dL berbeda sangat signifikan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler sebesar 141,07 mg/dL (p < 0,01).
Kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
viii
ABSTRACT
THE COMPARISON BETWEEN THE EFFECTS OF ZERO CALORIE CARBONATED SOFT DRINK AND REGULAR CARBONATED SOFT
DRINK TOWARDS THE BLOOD GLUCOSE RATE
Jesseline Junita, 2013
Tutor : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK.,M.Kes.
Diabetes mellitus (DM) is a worldwide-known disease that has come into the spotlight as it is a silent killer to patients. In the sedentary life era carbonated soft drink is highly consumed by the community. The amount of sweetener contained in carbonated soft drinks causes an increase in the blood glucose rate and becomes a factor related to high blood glucose rate disease. Zero calorie carbonated soft drink would be an alternative which does not increase blood glucose rate. The purpose of this experiment is to investigate whether the blood glucose rate of those who consume zero calorie carbonated soft drinks is lower compared to those who consume regular carbonated soft drinks.
A quasi experimental design was carried out with a total of 30 young adult male and female participants. The blood glucose rate of each participant was measured during fasting and 15 minutes postprandial in mg/dL by capillary blood. Statistical analysis using paired “t” test with α=0.05.
The average result of the blood glucose rate 15 minutes postprandial for participants that consumed zero calorie carbonated soft drink is 86,00 mg/dL. This showed a significant difference compared to the blood glucose rate 15 minutes postprandial of the participants that consumed the regular carbonated soft drink with their result being 141.07 mg/dL (p<0.01).
In conclusion, the blood glucose rate during consumption of zero calorie carbonated soft drink is lower when compared with consumption of regular carbonated soft drink.
Keywords: zero calorie carbonated soft drink, regular carbonated soft drink, blood glucose rate
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK... vii
ABSTRACT ...viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 2
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
1.6 Hipotesis Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carbonated Soft Drink ... 4
2.1.1 Kandungan Carbonated Soft Drink ... 4
2.1.2 Sejarah Carbonated Soft Drink ... 5
2.2 Pemanis…. ... 7
2.2.1 Pemanis Alami ... 8
x
2.2.2.1 Sukralosa.. ... 9
2.2.2.2 Asesulfam-K... 10
2.3 Pankreas... ... 11
2.3.1 Histologi dan Fisiologi Pankreas ... 11
2.4 Glukosa……. ... 12
2.4.1 Glukosa Darah ... 12
2.4.2 Metabolisme Karbohidrat Berpusat pada Penyediaan dan Nasib Glukosa ... 13
2.4.3 Glukosa Darah berasal Dari Makanan, Glukoneogenesis, dan Glikogenolisis ... 14
2.4.4 Mekanisme Metabolik dan Hormonal Mengatur Kadar Glukosa Darah ... 15
2.4.5 Glukokinase Penting Untuk Mengatur Glukosa Darah Setelah Makan ... 15
2.4.6 Insulin Berperan Sentral Dalam Mengatur Glukosa Darah ... 16
2.5 Diabetes Melitus…….. ... 17
2.5.1 Kadar Glukosa, Diabetes Melitus, dan Pradiabetes ... 18
2.5.2 Glukosa dan Tubuh Manusia ... 19
2.5.3 Pencegahan Diabetes Melitus ... 20
2.6 Glucose Meter ... 21
2.6.1 Metode dan Prinsip Glucose Meter ... 22
2.6.2 Metode Glucose Oxidase ... 23
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... . 24
3.1.1 Bahan Penelitian... 24
3.1.2 Alat-alat Penelitian ... 24
3.1.3 Subjek Penelitian ... 24
3.2 Metode Penelitian... 25
3.2.1 Desain Penelitan ... 25
xi
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 25
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 25
3.2.3 Besar Sampel ... 25
3.3 Prosedur Kerja ... 26
3.3.1 Cara Pemeriksaan ... 26
3.4 Metode Analisis ... 27
3.5 Aspek Etik Penelitian ... 28
3.6 Lokasi Penelitian ... 28
3.7 Uji Pendahuluan ... 28
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.2 Pembahasan Penelitian ...30
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ...31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 32
5.2 Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 33
LAMPIRAN ... 36
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Pengangkut Glukosa yang Utama ... 15 Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan
Penyaring dan Diagnosis DM ... 17 Tabel 4.1 Perbandingan Glukosa Darah Puasa pada Carbonated Soft Drink
Tanpa Kalori dan Carbonated Soft Drink Reguler ... 29 Tabel 4.2 Perbandingan Glukosa Darah 15 menit Post Prandial pada
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 36
Lampiran 2 Informed Consent ... 37
Lampiran 3 Hasil Penelitian ... 38
Lampiran 4 Uji “t” Berpasangan ... 40
Lampiran 5 Hasil Uji Pendahuluan ... 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang menjadi perhatian dunia karena merupakan silent killer bagi para pengidapnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta orang menjadi sekitar 21,3 juta orang pada tahun 2013 (WHO, 2013). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% (Depkes, 2012).
Di era sedentary life seperti sekarang ini diperlukan informasi yang tepat mengenai minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, salah satunya adalah carbonated soft drink (minuman berkarbonasi). Carbonated soft drink digemari oleh semua kalangan masyarakat dengan tidak memandang usia, waktu, dan tempat. Hasil statistik oleh Euromonitor tahun 2013 menunjukkan tingkat konsumsi carbonated soft drink sebagai berikut: Amerika Serikat 216 liter, Irlandia 126 liter, Norwegia 119,8 liter, Belgia 102,9 liter, dan Australia 100,1 liter (Euromonitor, 2013). Carbonated soft drink dianggap sebagai minuman yang menyenangkan karena mengandung karbon dioksida yang menyebabkan minuman ini terasa lebih asam. Rasa asam tersebut akan mempertajam rasa minuman tersebut dan menghasilkan sensasi sedikit terbakar atau seperti tersengat arus listrik. Hal tersebut diatas akan menyebabkan orang tertarik untuk mengonsumsinya (Today I Found Out, 2011).
2
tanpa kalori (zero calorie) dapat digunakan sebagai minuman alternatif yang tidak meningkatkan kadar glukosa darah seperti carbonated soft drink reguler.
Carbonated soft drink tanpa kalori mengandung pemanis buatan, yaitu sukralosa dan asesulfam-K yang merupakan no–calorie sweetener sehingga tidak menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah bagi yang mengonsumsinya (Beverage Institute, 2012 ; Sucralose, 2013).
Berdasarkan hal–hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti efek carbonated soft drink tanpa kalori dibandingkan dengan carbonated soft drink reguler terhadap kadar glukosa darah.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
- Maksud penelitian ini adalah untuk memeriksa kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori dan reguler.
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
- Manfaat akademis: memberikan informasi mengenai salah satu usaha preventif penyakit yang berhubungan dengan kadar glukosa darah yaitu dengan mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori.
3
1.5 Kerangka Pemikiran
Glukosa dihasilkan dari makanan / minuman yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat akan dikonversikan menjadi glukosa di dalam hati dan berguna untuk pembentukan energi dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan dalam otot dan hati. Glukosa juga disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose) (Irawan, 2007).
Carbonated soft drink tanpa kalori dengan carbonated soft drink reguler masing-masing memiliki pemanis yang terkandung pada kedua minuman tersebut.
Carbonated soft drink reguler mengandung glukosa dan/atau high fructose corn syrup sebagai pemanis yang dapat menyebabkan kenaikan
kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler (Livestrong, 2011).
Carbonated soft drink tanpa kalori mengandung sukralosa dan asesulfam-K yang merupakan pemanis buatan tanpa kalori sehingga tidak menyebabkan terbentuknya glukosa. Ketiadaan glukosa menyebabkan tidak terjadinya kenaikan glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori. Sukralosa memiliki struktur yang sangat mirip dengan sukrosa dalam rantai gula, tetapi sukralosa tidak dikenal tubuh sebagai karbohidrat dan tidak memiliki efek terhadap sekresi insulin atau metabolisme karbohidrat pada manusia (Cronier, 2012). Asesulfam-K tidak dimetabolisme oleh tubuh dan diekskresikan secara utuh. Hal ini menyebabkan asesulfam-K tidak memberikan kontribusi kalori pada tubuh. Asesulfam-K tidak memiliki efek terhadap glukosa, kolesterol, dan trigliserida (Calorie Control Council, 2013).
1.6 Hipotesis Penelitian
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink
tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
5.2 Saran
Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan subjek penelitian yang lebih
bervariasi.
Penelitian lebih lanjut dilakukan pada orang– orang yang mengidap
43
RIWAYAT HIDUP
Nama : Jesseline Junita
Nomor Pokok Mahasiswa : 1010016
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 9 Juni 1992
Alamat : Taman Holis Indah G1 no 60, Bandung
Riwayat Pendidikan :
TKK Maria Bintang Laut, Bandung, lulus tahun 1998 SDK BPK Penabur THI, Bandung, lulus tahun 2004 SMPK BPK Penabur THI, Bandung, lulus tahun 2007 SMAK 1 BPK Penabur Bandung, lulus tahun 2010
Perbandingan Pengaruh Carbonated Soft Drink Tanpa Kalori Dengan Carbonated Soft Drink Reguler Terhadap Kadar Glukosa
Darah
Jesseline Junita1, Adrian Suhendra2
1. Fakultas Kedokteran , Universitas Kristen Maranatha, Bandung
2. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg, Suria Sumantri MPH no 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang menjadi perhatian dunia karena merupakan silent killer bagi pengidapnya. Di era sedentary life seperti sekarang ini carbonated soft drink banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kandungan pemanis yang ada dalam carbonated soft drink menimbulkan kenaikan glukosa darah dan menjadi faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan kadar glukosa darah yang tinggi. Carbonated soft drink tanpa kalori dapat digunakan sebagai minuman alternatif yang tidak meningkatkan kadar glukosa darah.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah kadar glukosa darah pada orang yang
mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
Metode penelitian Bersifat eksperimental quasi. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dewasa muda. Masing-masing diukur kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 15 menit postprandial dalam mg/dL. Pada penelitian digunakan darah kapiler. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.
Hasil Rerata kadar glukosa darah 15 menit postprandial orang yang mengonsumsi
carbonated soft drink tanpa kalori adalah 86,00 mg/dL berbeda sangat signifikan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler sebesar 141,07 mg/dL (p < 0,01).
Simpulan Kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi carbonated soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi carbonated soft drink reguler.
Kata kunci : carbonated soft drink tanpa kalori, carbonated soft drink reguler, kadar glukosa darah
ABSTRACT
Backgrounds Diabetes mellitus (DM) is a worldwide-known disease that has come into the spotlight as it is a silent killer to patients. In the sedentary life era carbonated soft drink is highly consumed by the community. The amount of sweetener contained in carbonated soft drinks causes an increase in the blood glucose rate and becomes a factor related to high blood glucose rate disease. Zero calorie carbonated soft drink would be an alternative which does not increase blood glucose rate. fasting and 15 minutes postprandial in mg/dL by capillary blood. Statistical analysis using paired
“t” test with α=0.05.
Conclusion The blood glucose rate during consumption of zero calorie carbonated soft drink is lower when compared with consumption of regular carbonated soft drink.
Keywords: zero calorie carbonated soft drink, regular carbonated soft drink, blood glucose rate
PENDAHULUAN
Penyakit diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang menjadi perhatian dunia karena merupakan
silent killer bagi para pengidapnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memprediksi kenaikan jumlah
penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta orang menjadi sekitar 21,3 juta orang pada tahun 2013(1). Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%(2)
Di era sedentary life seperti sekarang ini diperlukan informasi yang tepat mengenai minuman yang
banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, salah satunya adalah
carbonated soft drink (minuman
berkarbonasi). Carbonated soft drink
digemari oleh semua kalangan
masyarakat dengan tidak
memandang usia, waktu, dan
tempat. Hasil statistik oleh
Euromonitor tahun 2013
menunjukkan tingkat konsumsi
carbonated soft drink sebagai berikut: Amerika Serikat 216 liter, Irlandia 126 liter, Norwegia 119,8 liter, Belgia 102,9 liter, dan Australia 100,1 liter(3).
Carbonated soft drink dianggap
sebagai minuman yang
menyenangkan karena mengandung karbon dioksida yang menyebabkan minuman ini terasa lebih asam. Rasa asam tersebut akan mempertajam
rasa minuman tersebut dan
menghasilkan sensasi sedikit
terbakar atau seperti tersengat arus listrik. Hal tersebut diatas akan menyebabkan orang tertarik untuk mengonsumsinya(4).
Kandungan pemanis yang ada dalam carbonated soft drink
memang tidak menimbulkan efek yang toksik pada orang yang mengonsumsinya, tetapi dapat
menimbulkan kenaikan glukosa
darah dan dapat menjadi faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan kadar glukosa darah yang tinggi. Carbonated soft drink tanpa kalori (zero calorie) dapat digunakan sebagai minuman alternatif yang tidak meningkatkan kadar glukosa darah seperti carbonated soft drink
reguler.
Carbonated soft drink tanpa kalori mengandung pemanis buatan, yaitu sukralosa dan asesulfam-K yang merupakan no–calorie sweetener
sehingga tidak menyebabkan
kenaikan kadar glukosa darah bagi yang mengonsumsinya(5)(6).
Berdasarkan hal–hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti efek carbonated soft drink tanpa kalori dibandingkan dengan
carbonated soft drink reguler terhadap kadar glukosa darah.
TUJUAN PENELITIAN
mengonsumsi carbonated soft drink
reguler.
ALAT, BAHAN, DAN CARA
Penelitian ini bersifat
experimental quasi. Analisis data
memakai uji “t” berpasangan
dengan α=5%. Alat dan bahan yang digunakan berupa carbonated soft drink tanpa kalori dan reguler, darah kapiler jari tangan III atau IV, glukometer On Call Plus, strip On Call Plus untuk menampung darah kapiler, lanset dengan lancing device, kapas alkohol 70%. Subjek penelitian dicek kadar glukosa darah puasa, kemudian diminta untuk meminum
carbonated soft drink reguler, setelah 15 menit, dicek kembali kadar glukosa darahnya. Selang 1 minggu yang merupakan wash out period, pasien kembali dicek kadar glukosa darah puasanya, kemudian diminta untuk meminum carbonatedsoft drink
tanpa kalori, setelah 15menit, dicek kembali kadar glukosa darahnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Perbandingan Glukosa
Darah 15 menit Post
Prandial pada
Carbonated Soft Drink Tanpa Kalori dan Carbonated Soft Drink Reguler
Tabel 1 : Rerata kadar glukosa darah
orang yang mengonsumsi carbonated
soft drink tanpa kalori lebih rendah dibandingkan dengan rerata kadar
glukosa darah orang yang
mengonsumsi carbonated soft drink
reguler, yaitu sebesar 86,00 mg/dL
(SD=5,25) dibandingkan dengan
kadar glukosa darah orang yang mengonsumsi carbonated soft drink
reguler yaitu sebesar 141,07 mg/dL (SD=23,39) dengan p<0,01 maka ditemukan perbedaan yang sangat signifikan.
DISKUSI
Glukosa dihasilkan dari
makanan / minuman yang
mengandung karbohidrat yang
terdiri dari monosakarida,
disakarida, dan polisakarida.
Karbohidrat akan dikonversikan menjadi glukosa di dalam hati dan berguna untuk pembentukan energi dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan dalam otot dan hati. Glukosa juga disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose)(7).
Carbonated soft drink tanpa kalori dengan carbonated soft drink
reguler masing-masing memiliki pemanis yang terkandung pada
kedua minuman tersebut.
Carbonated soft drink reguler
mengandung glukosa dan/atau
high fructose corn syrup sebagai pemanis yang dapat menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah pada
orang yang mengonsumsi carbonated
Carbonated soft drink tanpa kalori mengandung sukralosa dan asesulfam-K yang merupakan
pemanis buatan tanpa kalori
sehingga tidak menyebabkan
terbentuknya glukosa. Ketiadaan
glukosa menyebabkan tidak
terjadinya kenaikan glukosa darah pada orang yang mengonsumsi
carbonated soft drink tanpa kalori. Sukralosa memiliki struktur yang sangat mirip dengan sukrosa dalam rantai gula, tetapi sukralosa tidak dikenal tubuh sebagai karbohidrat dan tidak memiliki efek terhadap sekresi insulin atau metabolisme
karbohidrat pada manusia(9).
Asesulfam-K tidak dimetabolisme oleh tubuh dan diekskresikan secara
utuh. Hal ini menyebabkan
asesulfam-K tidak memberikan
kontribusi kalori pada tubuh.
Asesulfam-K tidak memiliki efek terhadap glukosa, kolesterol, dan trigliserida(10).
SIMPULAN
Kadar glukosa darah pada
orang yang mengonsumsi carbonated
soft drink tanpa kalori lebih rendah
dibandingkan dengan yang
mengonsumsi carbonated soft drink
reguler
SARAN
Penelitian lebih lanjut
dilakukan dengan subjek penelitian yang lebih bervariasi. Penelitian lebih lanjut dilakukan pada orang– orang yang mengidap penyakit
diabetes melitus dengan
pengawasan yang ketat.
2. Depkes. (2012). Retrieved Jan 13,
2013, from
3. Euromonitor. NationMaster. Retrieved Okt 21, 2013 from
5. Beverage Institute. (2012). Retrieved Jan 21, 2013, from Karbohidrat. Sports Science Brief . 8. Livestrong. (2011). Retrieved Jan 21, 2013, from 10. Calorie Control Council. (2013).
33
DAFTAR PUSTAKA
Australian Beverage Council. (2013). Retrieved Jul 13, 2013, from
http://australianbeverages.org/products/products-carbonated-regular-and-diet-soft-drinks/.
Bender, D. A., & Mayes, P. A. (2009). Glukoneogenesis dan Kontrol Glukosa Darah. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 27, pp. 179-181). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bender, D. A., & Mayes, P. A. (2009). Karbohidrat yang Penting Secara Fisiologis. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 27, p. 119). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bender, D. A., & Mayes, P. A. (2009). Tinjauan Umum Metabolisme & Penyediaan Bahan Bakar Metabolik. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (pp. 140-141). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Beverage Institute. (2012). Retrieved Jan 21, 2013, from http://www.beverageinstitute.org/en_us/pages/article-potassium.html.
Calorie Control Council. (2013). Retrieved Jan 21, 2013, from
http://www.caloriecontrol.org/sweeteners-and-lite/sugar-substitutes/acesulfame-k.
Calorie Control Council. (2013). Retrieved Jul 22, 2013, from http://www.caloriecontrol.org//www.caloriecontrol.org/sweeteners-and-lite/sugar-substitutes/acesulfame-k.
Calorie Control Council. (2013). Retrieved Jul 22, 2013, from
http://www.caloriecontrol.org/sweeteners-and-lite/sugar-substitutes/sucralose.
Chronolab. (2011). Retrieved Sep 5, 2013, from The clinical chemistry-point of care: http://www.diagnosticsample.com
34
Depkes. (2012). Retrieved Jan 13, 2013, from
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.
Encyclopaedia Brittanica. (2013). Retrieved Jul 13, 2013, from http://www.britannica.com/EBchecked/topic/552397/soft-drink.
Euromonitor. NationMaster. Retrieved Okt 21, 2013 from http://www.NationMaster.com/graph/foo_sof_dri_con-foof-soft-drink-consumption.
Faiz, O., & Moffat, D. (2002). The Pancreas and Spleen. In Anatomy at a Glance (pp. 52-4). United Kingdom.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisilogi Kedokteran (Vol. 11). (d. L. Rachman, Ed., & d. Irawati, Trans.) Jakarta: EGC Medical Publisher.
Irawan, M. A. (2007). Karbohidrat. Sports Science Brief .
Livestrong. (2011). Retrieved Jan 21, 2013, from
http://www.livestrong.com/article/289220-pure-cane-sugar-vs-high-fructose-corn-syrup/.
McCulloch, D. (2007). Retrieved September 5, 2013, from Self blood glucose monitoring: . http://www.niddk.nih.gov/
MedicineNet. (2012). Retrieved Jul 24, 2013, from
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=32858.ose-corn-syrup/
Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K, & S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (p. 1880). Jakarta: Interna Publishing.
Sacks, D. (1999). Determination of Glucose In Body Fluids. In C. Burtis, & E. Ashwood, Tietz Textbook of Clinical Chemistry (pp. 776-784). Philadelphia: W.B Saunders Company.
Sucralose. (2013). Retrieved Jan 21, 2013, from
35
Today I Found Out. (2011). Retrieved Jan 15, 2013, from
http://www.todayifoundout.com/index.php/2011/07/why-carbonated-beverages-are-called-soft-drinks/.
WebMD. (2013). Retrieved Aug 26, 2013, from http://diabetes.webmd.com/how-sugar-affects-diabetes.
WHO. (2013). Retrieved 8 23, 2013, from http://www.who.int/diabetes/en/.