ABSTRAK
ANALISA PROSES PENDINGINAN
PADA BEBERAPA BEJANA DENGAN BAHAN BERBEDA MENGGUNAKAN SOFTWARE LOGGERPRO
Siska Natalia Universitas Sanata Dharma
2015
Telah dilakukan penelitian mengenai proses pendinginan pada bejana yang yang berisi air sebanyak 100 ml. Selama proses pendinginan, suhu air dan suhu lingkungan dimonitor menggunakan sensor suhu yang telah dihubungkan dengan komputer melalui interface LabPro. Nilai suhu air dan suhu lingkungan dicatat secara kontinyu menggunakan software LoggerPro. Grafik beda suhu (ΔT) terhadap waktu (t) difit menggunakan persamaan hukum pendinginan Newton dan persamaan proses pendinginan yang melibatkan perpindahan panas secara radiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan proses pendinginan yang melibatkan perpindahan panas secara radiasi baik digunakan pada beda suhu yang tinggi yakni ΔT > 50⁰C. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bahan bejana berpengaruh selama proses pendinginan. Bejana yang digunakan dalam penelitian ini adalah bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan bejana mempengaruhi proses pendinginan secara berurutan dari cepat ke lambat yaitu kaleng, kaca, dan plastik.
ABSTRACT
THE COOLING PROCESS ANALYSIS ON VESSELS WITH DIFFERENT MATERIAL USING A LOGGERPRO SOFTWARE
Siska Natalia
Sanata Dharma University 2015
A research about cooling process in vessels with volume of water 100 ml has been done. During those cooling process, the water and environment temperature are monitored using a temperature sensor that are connected to the computer through a LabPro interface. The results of water and environment temperature are recorded continuously on a LoggerPro software. Temperature difference graphic (∆T) towards time (t) fitted applying Newton cooling law equation and cooling process equation that involve the heat transfer of radiation. The research shows that the cooling process equation involves the heat transfer of radiation is good to apply in a high temperature difference, it is ∆T > 50o C. This research also shows that the material of vessels influence throughout the cooling process. Vessels used in this research are made of glass, can, and plastic. It is resulted that the material of vessels used influenced the cooling process in sequence from fast speed to slow; they are can, glass, and plastic material.
ANALISA PROSES PENDINGINAN
PADA BEBERAPA BEJANA DENGAN BAHAN BERBEDA
MENGGUNAKAN SOFTWARE LOGGERPRO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Siska Natalia
NIM: 111424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISA PROSES PENDINGINAN
PADA BEBERAPA BEJANA DENGAN BAHAN BERBEDA
MENGGUNAKAN SOFTWARE LOGGERPRO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Siska Natalia
NIM: 111424007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan dengan bangga kepada:
Orangtua tercinta: Yan Erawan
Linawaty
Kakak dan adik tersayang: Erly Natalia
Okky Jayadi
v
MOTTO
The problems and the all of things which can break you down is the process to
make you stronger and the way which must through to be the best for your life.
I can do everything through Him who gives me strength
viii
ABSTRAK
ANALISA PROSES PENDINGINAN
PADA BEBERAPA BEJANA DENGAN BAHAN BERBEDA MENGGUNAKAN SOFTWARE LOGGERPRO
Siska Natalia Universitas Sanata Dharma
2015
Telah dilakukan penelitian mengenai proses pendinginan pada bejana yang yang berisi air sebanyak 100 ml. Selama proses pendinginan, suhu air dan suhu lingkungan dimonitor menggunakan sensor suhu yang telah dihubungkan dengan komputer melalui interface LabPro. Nilai suhu air dan suhu lingkungan dicatat secara kontinyu menggunakan software LoggerPro. Grafik beda suhu (ΔT) terhadap waktu (t) difit menggunakan persamaan hukum pendinginan Newton dan persamaan proses pendinginan yang melibatkan perpindahan panas secara radiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan proses pendinginan yang melibatkan perpindahan panas secara radiasi baik digunakan pada beda suhu yang tinggi yakni ΔT > 50⁰C. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa bahan bejana berpengaruh selama proses pendinginan. Bejana yang digunakan dalam penelitian ini adalah bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan bejana mempengaruhi proses pendinginan secara berurutan dari cepat ke lambat yaitu kaleng, kaca, dan plastik.
ix
ABSTRACT
THE COOLING PROCESS ANALYSIS ON VESSELS WITH DIFFERENT MATERIAL USING A LOGGERPRO SOFTWARE
Siska Natalia
Sanata Dharma University 2015
A research about cooling process in vessels with volume of water 100 ml has been done. During those cooling process, the water and environment temperature are monitored using a temperature sensor that are connected to the computer through a LabPro interface. The results of water and environment temperature are recorded continuously on a LoggerPro software. Temperature difference graphic (∆T) towards time (t) fitted applying Newton cooling law equation and cooling process equation that involve the heat transfer of radiation. The research shows that the cooling process equation involves the heat transfer of radiation is good to apply in a high temperature difference, it is ∆T > 50o C. This research also shows that the material of vessels influence throughout the cooling process. Vessels used in this research are made of glass, can, and plastic. It is resulted that the material of vessels used influenced the cooling process in sequence from fast speed to slow; they are can, glass, and plastic material.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih yang sungguh luar biasa. Berkat kasih-Nya, penyununan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ini penulis beri judul “Analisa Proses Pendinginan pada Beberapa Bejana dengan Bahan Berbeda Menggunakan Software LoggerPro”.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi, Dosen Pembimbing Akademik (DPA), dan Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dalam penyusunan skripsi maupun rencana studi dari awal hingga akhir.
2. Bapak Petrus Ngadiono, selaku laboran Laboratorium Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang telah membantu mempersiapkan alat-alat eksperimen.
3. Keluarga tercinta di Rengasdengklok yang selalu mendoakan serta memberikan semangat.
4. Andreas Novri Suhardi dan Alfadiani Purnomo yang selalu sabar menjadi pendengar yang baik, serta memberikan motivasi.
xi
6. Seluruh mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2011 yang telah berjuang dan berdinamika bersama.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan serta motivasi selama proses skrispsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 30 Juli 2015
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... HALAMAN MOTTO ... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ABSTRAK ... E. Manfaat Penelitian ... F. Sistematika Penulisan ... BAB II DASAR TEORI ... A. Kalor dan Perpindahannya... 1. Konduksi ... 2. Konveksi ... 3. Radiasi ... B. Hukum Pendinginan Newton...
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Karakteristik bejana ... 22 TABEL 4.2 Hubungan suhu air dan suhu lingkungan terhadap waktu pada
bejana berbahan kaca (D = 5.15 ± 0.01 cm, m = 116.72 ± 0.02 gr) ... 23 TABEL 4.3 Hubungan beda suhu ΔT terhadap waktu t pada bejana berbahan
kaca (D = 5.15 ± 0.01 cm, m = 116.72 ± 0.02 gr) ... 24 TABEL 4.4 Hubungan suhu air dan suhu lingkungan terhadap waktu pada
bejana berbahan kaleng (D = 5.26 ± 0.01cm, m = 30.68 ± 0.05 gr) ... 27 TABEL 4.5 Hubungan beda suhu ΔT terhadap waktu t pada bejana berbahan
kaleng (D = 5.26 ± 0.01cm, m = 30.68 ± 0.05 gr) ... 28 TABEL 4.6 Hubungan suhu air dan suhu lingkungan terhadap waktu pada
bejana berbahan plastik (D = 5.47 ± 0.01 cm, m = 22.27 ± 0.02 gr) ... 31 TABEL 4.7 Hubungan beda suhu ΔT terhadap waktu t pada bejana berbahan
plastik (D = 5.47 ± 0.01 cm, m = 22.27 ± 0.02 gr) ... 32 TABEL 4.8 Nilai RMSE Pada Bejana Berbahan Kaca, Kaleng, dan Plastik . 39 TABEL 4.9 Waktu Penurunan Suhu dari Suhu 71⁰C sampai 10⁰C terhadap
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Konduksi panas pada keping plan-paralel ... 8
GAMBAR 3.1 Susunan alat eksperimen tampak samping ... 16
GAMBAR 3.2 Susunan alat eksperimen tampak depan ... 17
GAMBAR 3.3 Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu... 19
GAMBAR 3.4 Lambang Curve Fit pada toolbars ... 19
GAMBAR 3.5 Tampilan kotak setelah mengklik lambang Curve Fit ... 19
GAMBAR 3.6 Tampilan kotak setelah mengklik Define Function ... 20
GAMBAR 3.7 Grafik beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12). Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah) ... 21
GAMBAR 4.1 Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12). Bejana berbahan kaca dengan diameter 5.15 ± 0.01 cm, dan massa 116.72 ± 0.02 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah) ... 25
GAMBAR 4.2 Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.15). Bejana berbahan kaca dengan diameter 5.15 ± 0.01 cm, dan massa 116.72 ± 0.02 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah) ... 26
GAMBAR 4.3 Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12). Bejana berbahan kaleng dengan diameter 5.26 ± 0.01cm, dan massa 30.68 ± 0.05 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah) ... 29
xvi
GAMBAR 4.5 Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12). Bejana berbahan plastik dengan diameter 5.47 ± 0.01 cm, dan massa 22.27 ± 0.02 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah) ... 33 GAMBAR 4.6 Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan
menggunakan persamaan (2.15). Bejana berbahan plastik dengan diameter 5.47 ± 0.01 cm, dan massa 22.27 ± 0.02 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah) ... 34 GAMBAR 4.7 Grafik beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk bejana berbahan
plastik (biru), kaca (hijau), kaleng (merah) ... 35 GAMBAR 4.7 Grafik beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk melihat pengaruh
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secangkir teh atau kopi panas yang dibiarkan begitu saja, maka lama kelamaan secangkir teh atau kopi tersebut menjadi dingin. Hal itu terjadi karena adanya proses pendinginan. Proses pendinginan menyebabkan suhu teh atau kopi yang tinggi menjadi rendah, bahkan suhunya menjadi sama. Keadaan dimana suhu teh atau kopi menjadi sama diseluruh sistem dinamakan sebagai keadaan kesetimbangan termal. Kesetimbangan termal yaitu bila dua benda saling kontak atau melakukan perpindahan panas sehingga suhu kedua benda tersebut menjadi sama (Schroeder, 2000; Young, 2002).
Proses pendinginan suatu benda terjadi karena adanya perpindahan panas. Ada tiga macam perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi merupakan perpindahan panas melewati suatu bahan, tanpa disertai perpindahan partikelnya. Sedangkan konveksi merupakan perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan partikelnya. Konduksi dan konveksi membutuhkan partikel sebagai medium. Adapun, radiasi merupakan perpindahan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik seperti cahaya tampak, infra merah, dan radiasi ultra ungu (Benson, 1995; Giambattista, 2008; Young, 2002; Halliday, 2010).
sebagai hukum pendinginan Newton. Hukum pendinginan Newton menjelaskan laju pendinginan suatu benda yang sebanding dengan beda suhu. Dalam banyak keadaan yang sesungguhnya, ketiga perpindahan panas terjadi secara serentak, walaupun salah satu lebih efektif dibandingkan yang lainnya (Tipler, 1991).
Berdasarkan hukum pendinginan Newton, suhu benda mengalami penurunan secara eksponensial. Hukum pendinginan Newton berlaku pada beda suhu yang kecil yakni ΔT > 50⁰C . Pada beda suhu tersebut, perpindahan panas secara radiasi sangat kecil sehingga adanya penggunaan pendekatan dalam hukum pendinginan Newton.
Eksperimen proses pendinginan suatu benda telah dilakukan dengan beda suhu ΔT > 50⁰C. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan hukum pendinginan Newton. Hasil analisa menunjukkan bahwa proses pendinginan yang terjadi pada benda tidak sesuai dengan hukum pendinginan Newton. Ketidaksesuaian disebabkan karena pada ΔT > 50⁰C perpindahan panas secara radiasi lebih dominan daripada yang lainnya [Vollmer, 2009].
proses pendinginan suatu benda selama eksperimen terjadi cukup lama. Sehingga pengambilan data membutuhkan perhatian yang lebih untuk melakukan pembacaan suhu setiap selang waktu tertentu (NN, 2011).
Proses pendinginan suatu benda untuk menentukan nilai koefisien konveksi telah dilakukan oleh Conti, dkk (2014). Proses pendinginan dilakukan dengan cara memanaskan air terlebih dahulu hingga mecapai suhu tertentu. Suhu air dalam bejana, dan suhu lingkungannya dimonitor dengan menggunakan sensor suhu yang telah dihubungkan dengan komputer melalui
interface LabPro. Nilai suhu air dan suhu lingkungan dicatat secara kontinyu menggunakan software LoggerPro. Proses pendinginan yang dilakukan pula oleh Suryani dan Santosa (2014) untuk menentukan nilai konstanta pendinginan Newton. Selain digunakan untuk pengambilan data, software LoggerPro dapat digunakan untuk menampilkan grafik, serta menganalisa grafik dengan cara memfit menggunakan persamaan yang sesuai.
Pada penelitian ini dilakukan proses pendinginan pada bejana yang berisi air 100 ml dengan beda suhu ΔT > 50⁰C. Pengambilan data selama proses pendinginan menggunakan sensor suhu, dan software LoggerPro. Software
LoggerPro digunakan untuk memonitor serta mencatat suhu air dalam bejana, dan suhu lingkungan sekitarnya secara kontinyu. Bejana yang digunakan pada penelitian ini adalah bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang akan dikaji adalah:
1. Bagaimana metode eksperimen untuk menganalisa proses pendinginan? 2. Bagaimana penggunaan software untuk menganalisa proses pendinginan? 3. Bagaimana pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan?
C. Batasan Masalah
Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini, dibatasi pada:
1. Software yang digunakan untuk menampilkan dan menganalisa data adalah
software LoggerPro.
2. Fluida yang dipakai yaitu air dengan volume 100 ml.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui metode eksperimen untuk menganalisa proses pendinginan. 2. Mengetahui metode menganalisa data dengan menggunakan software
Logger Pro.
3. Mengetahui pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari membaca laporan ini antara lain:
1. Dapat menggunakan software LoggerPro untuk menganalisa proses pendinginan.
2. Dapat mengetahui bahan bejana yang mendukung proses pendinginan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab I menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Dasar Teori
Bab II berisi teori-teori mengenai kalor dan perpindahannya dan hukum pendinginan Newton.
BAB III Metode Eksperimen
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV berisi hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil eksperimen yang diperoleh.
BAB V Penutup
7
BAB II
DASAR TEORI
A. Kalor dan Perpindahannya
Panas dapat dipindahkan dari satu sistem ke sistem lain, yang suhunya berbeda (Suparno, 2009). Aliran energi yang menyebabkan perbedaan suhu diantara sistem dan lingkungan biasanya disebut aliran panas atau perpindahan panas. Pada hakikatnya, perpindahan panas atau kalor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu konduksi atau hantaran, konveksi atau aliran, dan radiasi atau pancaran. Bila suatu benda dengan massa m dan dipanaskan sehingga terjadi perubahan suhunya ΔT, maka banyaknya panas Q yang diperlukan (Suparno, 2009):
� = . c. ∆T (2.1)
dengan c = panas jenis zat (J/kg.K)
1. Konduksi
permukaan bidang yang bersuhu T1 ke permukaan bidang lain yang bersuhu
T2.
Arus panas H berbanding lurus dengan luas penampang. Arus panas
H juga berbanding lurus dengan beda suhu (T1 - T2) dan berbanding terbalik dengan tebal keping l. Arus panas H mengikuti persamaan (2.2) sebagai berikut (Benson, 1995; Naga, 1991):
� = . � . � − � (2.2)
Persamaan (2.2) dapat ditulis kembali menjadi persamaan (2.3):
� = . � .∆�∆� (2.3)
dengan H = arus panas (W)
k = konduktivitas panas (W/m.K) A = luas penampang (m2)
ΔT = beda suhu (K)
Δx = tebal (m)
Perpindahan panas secara konduksi pada banyak material dapat pula digambarkan seperti dibawa melalui tabrakan molekular. Pada satu sisi obyek dipanaskan, molekul obyek menjadi semakin cepat. Hal tersebut dikarenakan suhu yang semakin tinggi. Sehingga molekul-molekul yang menjadi lebih cepat tersebut bertabrakan dengan molekul-molekul yang lebih lambat, dan mereka memindahkan sebagian energi kinetik yang menyebabkan kecepatannya menjadi meningkat. Tabrakan molekul dengan memindahkan sebagian energi kinetiknya berlangsung sepanjang obyek. Pada logam, tabrakan dari elektron bebas di dalam logam merupakan yang paling bertanggung jawab atas terjadinya konduksi (Giancoli, 2014).
2. Konveksi
Perpindahan panas yang melibatkan aliran fluida dan membawa panas dari suatu tempat ke tempat yang lainnya dinamakan konveksi. Pada konduksi, aliran energi melewati sebuah material tetapi material tersebut tidak berpindah. Sedangkan pada konveksi material tersebut berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya karena konveksi hanya dapat terjadi fluida, bukan zat padat. Arus panas H konveksi bergantung pada luas penampang
A, dan beda suhu ΔT mengikuti persamaan (2.4) sebagai berikut (Giambattista, 2008; Naga, 1991):
� = ℎ . � . ∆� (2. 4)
Berdasarkan aliran panas, konveksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu konveksi alami, dan konveksi paksa. Konveksi alami terjadi pada aliran alami akibat beda suhu. Beda suhu tersebut menyebabkan perbedaan massa jenis. Konveksi alami dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu aliran air ketika dipanaskan, angin laut, dan angin darat. Sedangkan konveksi paksaan terjadi aliran yang dipaksa atau didorong oleh mesin seperti kipas atau pompa (blower). Konveksi paksaan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sistem pendingin atau pemanas ruangan, sistem pendingin mobil, dan pengering rambut (Giambattista, 2008; Suparno, 2009).
dengan H = arus panas (W)
h = koefisien konveksi (W/m2. K) A = luas penampang (m2)
3. Radiasi
Radiasi merupakan perpindahan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik seperti cahaya tampak, infra merah dan radiasi ultra ungu. Arus panas H radiasi merupakan daya panas E yang berbanding lurus dengan luas penampang A, mengikuti persamaan (2.5) sebagai berikut (Young, 2002; Halliday, 2010; Naga, 1991):
� = � . � (2.5)
Daya panas E pada persamaan (2.5) mengikuti (Naga, 1991):
� = . � . � − � (2.6)
Secara lengkap, persamaan (2.5) dapat ditulis menjadi [Naga, 1991; Vollmer, 2009]:
Jika suhu benda hampir sama dengan suhu lingkungan, maka beda suhunya menjadi kecil, sehingga [Vollmer, 2009]:
Dari persamaan (2.8) akan diperoleh penyelesaian arus panas H seperti pada persamaan (2.9) sebagai berikut [Vollmer, 2009]:
dengan ���� = . � . � �
B. Hukum Pendinginan Newton
Apabila suhu awal suatu benda T1 diketahui, maka berdasarkan hukum kekekalan energi banyaknya panas yang hilang menyebabkan penurunan suhu yang mengikuti persamaan:
�
� = −�� �− �� � − ���� (2.10)
Jika beda suhuΔT kecil, maka persamaan (2.10) dapat ditulis menjadi: �
� = −( . � .
∆�
∆� + ℎ . � . ∆�) − ���� . � . ∆� (2.11)
Proses pendinginan yang melibatkan perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi mengikuti hukum pendinginan Newton. Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa laju pendinginan suatu benda sebanding dengan beda suhu. Dari persamaan (2.11) akan diperoleh
� = ���� . � . � − � (2.9)
dengan Hkond = arus panas konduksi Hkonv = arus panas konveksi HRad = arus panas radiasi m = massa benda c = panas jenis
�
penyelesaian untuk beda suhu yang kecil setiap saat t, mengikuti persamaan [Tipler, 1991; Naga, 1991; Vollmer, 2009]:
Konstanta waktu τ persamaan (2.12) mengikuti persamaan [Vollmer, 2009]:
Jika perpindahan panas secara radiasi tidak menggunakan pendekatan selama proses pendinginan, dan beda suhunya tinggi maka diselesaikan dengan menggunakan persamaan perpindahan panas secara lengkap mengikuti [Vollmer, 2009]:
Dari persamaan (2.14) akan diperoleh penyelesaian seperti persamaan (2.15) sebagai berikut [Vollmer, 2009]:
Persamaan (2.15) merupakan persamaan proses pendinginan dengan tidak menggunakan pendekatan perpindahan panas secara radiasi yang beda suhunya tinggi.
αtotal = koefisien total
V/A = volume/luasan benda
��
�� = −ℎ . �. � − � − . � . � . � − � ) (2.14)
14
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses pendinginan dan mengetahui pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan. Untuk menganalisa proses pendinginan dan pengaruh bahan bejana ada beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah persiapan alat. Tahapan kedua pengambilan data. Tahapan ketiga analisa data.
A. Persiapan Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari beberapa komponen. Alat-alat yang digunakan antara lain:
4. Box
Box ini terbuat dari sterofoam dengan ukuran 37 cm x 33 cm x 31 cm dengan tebal sterofoam 3 cm.
5. Bejana
Bejana digunakan yaitu bejana yang berbahan kaca, kaleng dan plastik.
6. Toples plastik
7. Sensor suhu
Sensor suhu berfungsi untuk memonitor suhu air bejana dan suhu lingkungan sekitarnya. Ada dua jenis sensor suhu yang digunakan penelitian ini yaitu surface temperature dan stainless steel temperature probe.
8. Interface
Interface merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan sensor suhu dengan komputer. Interface yang digunakan penelitian ini adalah interface LabPro.
9. Komputer
Komputer yang digunakan telah terinstall software. Software yang digunakan penelitian ini adalah software LoggerPro. Software ini berfungsi untuk memonitor, menampilkan, dan menganalisa data.
Alat-alat kemudian dirangkai seperti gambar 3.1. Bejana yang berisi air sebanyak 100 ml diletakkan pada toples plastik. Toples plastik nantinya akan diletakkan di atas penyangga kayu, yang berada di dalam box sterofoam berisi es. Suhu air dalam bejana dan suhu lingkungan sekitarnya akan dimonitor menggunakan sensor suhu yang telah dihubungkan dengan komputer melalui
Gambar 3.1. Susunan alat eksperimen tampak samping
Gambar 3.1 menampilkan susunan eksperimen tampak samping beserta komponen-komponen alatnya. Apabila eksperimen dilihat tampak depan, maka akan seperti gambar 3.2.
Ket:
A : Komputer B : Interface LabPro C : Sensor suhu
D : Bejana yang berisi air 100 ml E : Toples plastik
F : Balok kayu G : Es
Gambar 3.2. Susunan alat eksperimen tampak depan
B. Pengambilan Data
C. Analisa Data
Data yang dimonitor dan dianalisa dengan bantuan software LoggerPro. Analisa data dilakukan dengan cara:
1. Analisa proses pendinginan
Data suhu air dan suhu lingkungan diolah menjadi data beda suhu terhadap waktu. Kemudian data beda suhu terhadap waktu tersebut ditampilkan menjadi grafik beda suhu ΔT terhadap waktu t seperti gambar 3.3. Grafik tersebut difit menggunakan persamaan hukum pendinginan Newton seperti persamaan (2.12). Dengan data yang sama, fitting data dilakukan dengan menggunakan persamaan proses pendinginan dengan tidak adanya pendekatan perpindahan panas secara radiasi seperti persamaan (2.15). Cara yang sama dilakukan untuk bejana dengan bahan berbeda.
Berikut ini adalah cara memfitting data menggunakan software
LoggerPro, sebagai berikut:
Gambar 3.3. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu
b. Fitting data dilakukan dengan mengklik “curve fit” seperti yang
ditunjukkan gambar 3.4. Sehingga akan tampil kotak seperti gambar 3.5.
Gambar 3.4. Lambang Curve Fit pada toolbars
c. Fitting data pada penelitian ini dilakukan dengan memasukkan
persamaan, dengan mengklik “Define Function” seperti ditunjukkan
pada gambar 3.5. Sehingga akan tampil kotak seperti gambar 3.6.
Gambar 3.6. Tampilan kotak setelah mengklik Define Function
d. Persamaan yang akan digunakan untuk memfit data diketik pada kolom 1. Pengetikan persamaan menggunakan simbol. Penamaan persamaan ditulis pula pada kolom 2 seperti yang ditampilkan gambar 3.6.
e. Memfitting data dilakukan dengan mengklik “try fit” yang tunjukkan
gambar 3.6. bagian Coefficients tampil bentuk persamaan beserta nilai-nilai koefisiennya. Apabila hasilnya tampak sudah sesuai atau cocok,
tekan tombol “OK” untuk keluar, dan menampilkan hasil fitting untuk grafik beda suhu terhadap waktu seperti gambar 3.7.
f. Apabila hasil fitting data belum sesuai, maka dapat dilakukan pengaturan nilai koefisien secara manual dengan menekan tombol plus atau minus pada koefisien tersebut. Ketika mengatur nilai koefisien,
nilai RMSE diperhatikan. Sehingga grafik menjadi “fit” dan RMSE
bernilai kecil. RMSE (Root Mean Squared Error) merupakan suatu ukuran kesalahan yang didasarkan pada selisih nilai antara fitting data menggunakan persamaan dengan data yang diperoleh (Santosa, 2014; Vernier, 2015).
Gambar 3.7. Grafik beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan
persamaan (2.12). Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
2. Analisa pengaruh bahan bejana
Pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan dapat diketahui dengan membuat satu grafik beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk ketiga bejana. Sumbu beda suhu ΔTgrafik diatur menjadi “log axis” pada software
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Hasil
Bahan bejana yang diteliti penelitian ini yaitu kaca, kaleng, dan plastik. Ketiga bahan diteliti dengan metode yang sama untuk menganalisa proses pendinginan dan mengetahui pengaruh bahan bejana. Data hasil penelitian disajikan sebagai berikut:
Bejana yang akan diteliti diukur terlebih dahulu diameter luar dan massanya. Dari hasil pengukuran disajikan tabel 4.1.
Tabel 4.1. Karakteristik bejana
No. Bahan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa diameter luar ketiga bejana relatif sama. Selain itu, massa dari ketiga bejana bervariasi sesuai dengan bahannya.
Analisa proses pendinginan dilakukan dengan cara menganalisa data yang telah diperoleh masing-masing bejana dengan menggunakan software
telah disetting untuk pengambilan data, suhu air dan suhu lingkungan dimonitor menggunakan sensor suhu yang telah dihubungkan dengan komputer melalui
interface LabPro. Nilai suhu air dan suhu lingkungan dicatat secara kontinyu menggunakan software LoggerPro setiap 30 detik selama lima jam, sehingga data yang diperoleh 601 data. Oleh karena itu tabel hubungan suhu air dan suhu lingkungan terhadap waktu tidak semua data ditampilkan. Data yang lebih lengkap dapat dilihat lampiran.
1. Proses Pendinginan Bejana Berbahan Kaca
Data proses pendinginan bejana berbahan kaca selama lima jam diperoleh seperti tabel 4.2. Tabel 4.2 menunjukkan hubungan suhu air dan suhu lingkungan terhadap waktu.
Dari data yang diperoleh tabel 4.2 dapat dilihat bahwa suhu air menurun terhadap waktu, dan suhu lingkungan relatif konstan. Nilai-nilai suhu tabel 4.2 dihitung menjadi nilai beda suhu ΔT terhadap waktu t seperti ditampilkan tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hubungan beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk bejana berbahan kaca (D = 5.15 ± 0.01 cm, m = 116.72 ± 0.03 gr).
Gambar 4.1. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12) untuk bejana berbahan kaca dengan diameter 5.15 ± 0.01 cm, dan
massa 116.72 ± 0.03 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
Gambar 4.1 merupakan grafik hubungan beda suhu terhadap waktu. Grafik tersebut difit menggunakan persamaan (2.12). Hasil fitting data ditunjukkan dengan garis berwarna hitam, sedangkan titik-titik data ditunjukkan dengan garis bewarna merah. Nilai RMSE berdasarkan fitting
data sebesar 1.15⁰C.
Gambar 4.2. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.15) untuk bejana berbahan kaca dengan diameter 5.15 ± 0.01 cm, dan
massa 116.72 ± 0.03 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
Gambar 4.2 merupakan grafik hubungan beda suhu terhadap waktu yang telah difit menggunakan persamaan (2.15). Berdasarkan fitting data, nilai RMSE sebesar 0.04⁰C.
2. Proses Pendinginan Bejana Berbahan Kaleng
Gambar 4.3. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12) untuk bejana berbahan kaleng dengan diameter 5.26 ± 0.01cm, dan
massa 30.68 ± 0.05 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
Gambar 4.3 merupakan grafik hubungan beda suhu terhadap waktu yang difit menggunakan persamaan (2.12). Nilai RMSE berdasarkan fitting
data sebesar 1.11⁰C. Data tabel 4.5 digunakan pula untuk menganalisa proses pendinginan dengan memfit menggunakan persamaan (2.15). Hasil
Gambar 4.4. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.15) untuk bejana berbahan kaleng dengan diameter 5.26 ± 0.01cm, dan
massa 30.68 ± 0.05 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
Gambar 4.4 menunjukkan grafik hubungan beda suhu terhadap waktu yang difit menggunakan persamaan (2.15). Hasil fitting data ditunjukkan dengan garis berwarna hitam. Dari hasil fitting data gambar 4.4 menampilkan bahwa persamaan (2.15) fit dengan titik-titik data yang bewarna merah dengan nilai RMSE sebesar 0.04⁰C.
3. Proses Pendinginan Bejana Berbahan Plastik
Tabel 4.7. Hubungan beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk bejana berbahan plastik
Gambar 4.5. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.12) untuk bejana berbahan plastik dengan diameter 5.47 ± 0.01 cm, dan
massa 22.27 ± 0.02 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
Gambar 4.6. Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit dengan menggunakan persamaan (2.15) untuk bejana berbahan plastik dengan diameter 5.47 ± 0.01 cm, dan
massa 22.27 ± 0.02 gr. Hasil fitting data (hitam), dan titik-titik data (merah).
Dari gambar 4.6 menampilkan grafik hubungan beda suhu terhadap waktu yang difit menggunakan persamaan (2.15). Hasil fitting data ditampilkan dengan garis berwarna hitam, sedangkan titik-titik data ditampilkan dengan garis bewarna merah. Nilai RMSE berdasarkan fitting
data sebesar 0.04⁰C.
4. Pengaruh Bahan Bejana Terhadap Proses Pendinginan
Gambar 4.7. Grafik beda suhu ΔT terhadap waktu t
untuk bejana berbahan plastik (biru), kaca (hijau), dan kaleng (merah)
Gambar 4.7 menunjukkan grafik hubungan beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk ketiga bejana. Sumbu ΔTgambar 4.7 telah diatur menjadi “log axis” menggunakan software LoggerPro. Pengaturan log axis dilakukan untuk menampilkan data dalam bentuk linear. Sehingga pengaruh bahan terhadap proses pendinginan dapat dilihat.
D. Pembahasan
karena adanya perpindahan panas. Terdapat tiga macam perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Proses pendinginan yang melibatkan ketiga perpindahan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi) mengikuti hukum pendinginan Newton, seperti persamaan (2.12). Hukum ini menjelaskan bahwa laju pendinginan suatu benda sebanding dengan beda suhu. Dalam banyak keadaan, ketiga perpindahan panas terjadi secara serentak, meskipun salah satu lebih efektif dibandingkan yang lainnya (Tipler, 1991).
Apabila dilihat dari persamaan hukum pendinginan Newton, suhu suatu benda akan mengalami penurunan secara eksponensial. Hukum ini berlaku untuk beda suhu ΔT < 50⁰C. Perpindahan panas secara radiasi selama proses pendinginan sangatlah kecil untuk beda suhu ΔT < 50⁰C. Sehingga, perpindahan panas secara radiasi menggunakan pendekatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa proses pendinginan dengan beda suhu ΔT > 50⁰C dan perpindahan panas secara radiasi tidak menggunakan pendekatan [Vollmer, 2009].
Sebelum melakukan pengukuran, dilakukan eksperimen pendahuluan terlebih dahulu. Alat-alat yang digunakan penelitian diatur posisinya. Bejana yang diukur selama proses pendinginan diatur agar posisinya tepat di tengah toples plastik. Bagian bawah toples plastik diletakkan di atas balok kayu. Balok kayu diposisikan di tengah box sterofoam agar proses pendinginan air di dalam bejana terjadi secara radiasi, merata semua sisi bejana, serta meminimalisir faktor pengganggu dari luar yang dapat mempengaruhi proses pendinginan.
Setelah posisi alat diatur, penelitian proses pendinginan dapat dilakukan. Proses pendinginan dilakukan dengan cara air dipanaskan hingga mencapai suhu ± 95⁰C. Pada penelitian ini, air yang digunakan sebanyak 100 ml. Bejana yang berisi air diletakkan di atas toples plastik seperti gambar 3.1. Suhu air dalam bejana dan suhu lingkungan sekitarnya akan dimonitor menggunakan sensor suhu. Nilai suhu air dalam bejana dan suhu lingkungan sekitarnya dicatat secara kontinyu menggunakan software LoggerPro setiap 30 detik selama lima jam. Pengambilan data dilakukan bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik.
Grafik hubungan beda suhu terhadap waktu difit menggunakan persamaan (2.12). Hasil fitting data ditampilkan dengan garis bewarna hitam, sedangkan titik-titik datanya berwarna merah. bejana dan data yang sama, dilakukan fitting
data menggunakan persamaan proses pendinginan dengan tidak adanya pendekatan perpindahan panas secara radiasi seperti persamaan (2.15). Fitting
data dilakukan pula dengan cara yang sama bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik.
Hasil fitting data dengan menggunakan dua persamaan menunjukkan bahwa persamaan (2.12) menghasilkan fitting data yang kurang baik. Hal tesebut dapat dilihat dari banyaknya titik-titik data yang tidak fit dengan garis hasil fitting data. Sedangkan, hasil fitting data menggunakan persamaan (2.15) menghasilkan fitting data yang baik, dilihat dari garis hasil fitting data yang banyak melewati titik-titik data.
Tabel 4.8. Nilai RMSE Bejana Berbahan Kaca, Kaleng, dan Plastik
No. Persamaan RMSE (⁰C)
Kaca Kaleng Plastik
1. (2.12) 1.15 1.11 1.45
2. (2.15) 0.04 0.04 0.04
Berdasarkan hasil fitting menggunakan dua persamaan dan dilihat nilai RMSE tabel 4.8, maka persamaan (2.15) baik digunakan untuk beda suhu yang tinggi yakni ΔT > 50⁰C. Hal tersebut dikarenakan perpindahan panas secara radiasi untuk beda suhu tersebut tidak menggunakan pendekatan. Sedangkan persamaan (2.12) baik digunakan untuk beda suhu ΔT < 50⁰C, dengan perpindahan panas secara radiasi menggunakan pendekatan. Karena perpindahan panas secara radiasi untuk beda suhu tersebut sangat kecil (Santosa, 2014; Vernier, 2015).
Gambar 4.8. Grafik beda suhu ΔT terhadap waktu t untuk melihat pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan.
Bejana berbahan plastik (biru), kaca (hijau) dan kaleng (merah)
Gambar 4.8 menampilkan pengaruh bahan terhadap proses pendinginan dengan melihat waktu yang diperlukan untuk penurunan suhu tertentu. Penurunan suhu yang dilihat dari suhu 71⁰C sampai 10⁰C di titik P, Q, dan R. Pada titik P, tP merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan penurunan suhu bejana berbahan kaleng sebesar 1.84 jam. Sedangkan tQ adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan penurunan suhu bejana berbahan kaca sebesar 2.01 jam. Adapun tR merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan penurunan suhu bejana berbahan plastik sebesar 2.05 jam. Berdasarkan pemaparan di atas, maka tabel 4.9 ditampilkan waktu penurunan suhu terhadap bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik dari suhu 71⁰C sampai 10⁰C sebagai berikut:
P Q R
tQ tR
Tabel 4.9. Waktu Penurunan Suhu dari Suhu 71⁰C sampai 10⁰C terhadap Bejana Berbahan Kaca, Kaleng, dan Plastik
No. Bahan Bejana Waktu (Jam)
1. Kaca 2.01
2. Kaleng 1.84
3. Plastik 2.05
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa bahan bejana mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pendinginan. Oleh sebab itu, pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan secara berurutan dari cepat ke lambat yaitu kaleng, kaca, dan plastik.
Berdasarkan persamaan (2.3) dapat dilihat pula pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan dengan melihat nilai konduktivitas k. Hal tersebut dikarenakan selama proses pendinginan, air kontak secara langsung dengan bejana. Setiap bejana memiliki nilai konduktivitas yang berbeda-beda. Bejana berbahan kaca memiliki nilai konduktivitas yang kecil sehingga proses pendinginan yang terjadi lambat. Adapun bejana berbahan kaleng memiliki nilai konduktivitas yang besar yang menyebabkan proses pendinginan yang terjadi lebih cepat. Bejana berbahan plasik memiliki nilai konduktivitas yang sangat kecil sehingga proses pendinginan yang terjadi lebih lambat dibandingkan dengan bejana berbahan kaca maupun kaleng.
Pengambilan data proses pendinginan dengan menggunakan software
LoggerPro sangat mudah dilakukan. Software LoggerPro dapat memonitor serta mencatat data lebih teliti. Sehingga pengambilan data menggunakan software
pada selang waktu yang telah disetting. Selain digunakan untuk pengambilan data, software ini juga digunakan untuk menganalisa dengan cara fitting data sesuai dengan persamaan. Software LoggerPro dapat pula digunakan untuk menampilkan grafik sesuai kebutuhan.
Ketika pengambilan data terjadi hal yang tidak diinginkan seperti mati listrik, maka data yang sudah diperoleh software LoggerPro tidak akan hilang. Data yang tidak hilang dikarenakan data telah disimpan terlebih dahulu, dan
untuk pengambilan data dilanjutkan kembali dengan memilih “append to the
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penelitian ini telah dilakukan analisa proses pendinginan untuk beberapa bahan bejana, serta pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan. Pengamatan dilakukan dengan bantuan sensor suhu dan software
LoggerPro. Dari keseluruhan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Persamaan proses pendinginan dengan tidak adanya pendekatan perpindahan panas secara radiasi seperti persamaan (2.15) baik digunakan pada beda suhu yang tinggi yaitu ΔT > 50⁰C.
2. Bahan bejana berpengaruh terhadap proses pendinginan. Pengaruh bahan bejana terhadap proses pendinginan secara berurutan dari cepat ke lambat yaitu kaleng, kaca, plastik.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, penulis menyarankan kepada pembaca yang ingin melakukan penelitian selanjutnya untuk:
44
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Harris. 1995. University Physics Revised Edition. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.
Conti, R. dkk. 2014. Measurement of the Convective Heat-Transfer Coefficient.
Phys. Teach. 52 109-111
Giambattista, A. dkk. 2008. Physics. New York: McGraw-Hill
Giancoli, D. C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta: Erlangga
Halliday, D. dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta: Erlangga Naga, D. S. 1991. Fisika: Ilmu Panas Edisi Kedua. Jakarta: Gunadarma.
NN. 2011. Petunjuk Praktikum Termofisika Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD Santosa, Edi. 2014. Modul Eksperimen Berbasis Komputer. Yogyakarta: USD Schroeder, D. V. 2000. An Introduction to Thermal Physics. United States: Addison
Wesley Longman
Suparno, Paul. 2009. Pengantar Termofisika. Yogyakarta: USD
Suryani dan Santosa. 2014. Pengukuran Konstanta Pendinginan Newton. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX. Salatiga: UKSW.
Tipler, P. A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Vernier. 2015. Why does Logger Pro show only ”correlation” when linear is selected, but shows ”RMSE” for all other fits?. [Online]. Tersedia:
http://www.vernier.com/til/1845/ [16/07/2015].
Vollmer, M. 2009. Newton’s law of cooling revisited. Eur. J. Phys. 30 1063-1084. Young, H. D. dkk. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta:
45
Lampiran I. Data Bejana Berbahan Kaca, Kaleng, dan Plastik
Tabel I. Hubungan suhu air, suhu lingkungan, dan beda suhu ΔT terhadap waktu untuk bejana berbahan kaca, kaleng, dan plastik Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
46 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
47 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
48 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
49 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
50 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
51 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
52 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
53 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
54 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
55 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
56 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
57 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
58 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
59 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
60 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
61 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
62 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
63 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
64 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
65 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
66 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
67 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
68 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik
69 Waktu
(Jam)
Bejana Berbahan Kaca Bejana Berbahan Kaleng Bejana Berbahan Plastik