• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Beban Pajak Terutang Perusahaan Menurut Komersial dan Fiskal (Studi Kasus Pada PY "X").

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Beban Pajak Terutang Perusahaan Menurut Komersial dan Fiskal (Studi Kasus Pada PY "X")."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sebagian besar dana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan di Indonesia berasal dari sektor pajak. Pajak bukanlah iuran sukarela tetapi iuran wajib yang dapat dipaksakan sehingga kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan dapat merugikan wajib pajak itu sendiri. Pajak merupakan sumber penghasilan negara yang memiliki peranan yang sangat penting untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

Perusahaan sebagai Wajib Pajak Badan dapat membuat strategi yang lebih bijak dalam mengefisienkan beban pajak terutangnya, salah satunya dengan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan tujuan perusahaan. Laporan keuangan ini masih dalam batas yang diperkenankan secara legal agar tidak terkena sanksi-sanksi hukum di kemudian hari. Hal ini mempengaruhi bentuk dan isi dari laporan keuangan tersebut dengan segala keterbatasannya. Laporan keuangan yang digunakan untuk kepentingan komersial perusahaan tentunya berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat untuk pihak fiskus. Perbedaan ini dapat dilihat dari rekonsiliasi antara laporan keuangan komersial dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan sehingga diperoleh laporan keuangan fiskal.

Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun dengan cara pencatatan, metode, dan prosedur perhitungan serta perlakuan transaksi sesuai dengan peraturan-peraturan perundang-undangan perpajakan. Jika laporan keuangan yang disajikan perusahaan berbeda secara komersial dan fiskal, maka besarnya laba akuntansi dan laba fiskal yang dihasilkan menjadi berbeda sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan juga akan berbeda.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskritif analitis dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menyajikan serta menganalisis data-data tersebut sehingga memperoleh gambaran yang jelas atas objek yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan, sebagai alat perbandingan antara teori dengan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dilapangan. Dalam penelitian ini, penulis membandingkan besarnya beban pajak terutang perusahaan menurut komersial dan fiskal, untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha), dimana Ho diterima jika t hitung < t tabel distribusi normal dan Ho ditolak jika t hitung > t tabel distribusi normal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, didapatkan bahwa t hitung > t tabel yakni 15,26 > 6,31 dimana taraf nyata yang digunakan 5% dan dk = 1 sehingga Ho ditolak. Dari pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah yang signifikan antara besarnya beban pajak terutang perusahaan menurut laporan keuangan komersial perusahaan dan menurut perhitungan fiskal.

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(2)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 5

1.6 Metode Penelitian ... 8

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 8

1.6.2 Operasional Variabel ... 9

1.6.3 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ... 10

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

(3)

2.1.4 Stelsel Pajak ... 17

2.1.5 Asas Pemungutan Pajak ... 18

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak ... 18

2.1.7 Tarif Pajak ... 20

2.1.8 Metode dan Tarif Penyusutan ... 21

2.2 Pajak Penghasilan ... 22

2.2.1 Subjek dan Objek Pajak Penghasilan ………. 24

2.2.1.1 Subjek Pajak Penghasilan ... 24

2.2.1.2 Objek Pajak Penghasilan ... 25

2.2.2 Perhitungan Pajak Penghasilan ... 30

2.3 Pengaruh Pajak Terhadap Perusahaan ... 32

2.3.1 Laporan Keuangan ... 32

2.3.2 Laba – Rugi ... 38

2.3.2.1 Laba Akuntansi dan Laba Fiskal ... 39

2.3.2.2 Pendapatan ... 41

2.3.2.3 Beban ... 42

2.3.3 Kompensasi Kerugian ... 42

2.4 Koreksi Fiskal ... 44

2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal ... 44

2.4.2 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal ... 45

2.4.2.1 Perbedaan Waktu ... 47

2.4.2.2 Perbedaan Tetap ... 48

2.4.2.3 Perbedaan Metode dan Prosedur Akuntansi ... 49

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(4)

2.4.3 Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal ... 51

2.4.3.1 Penyusunan Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal ... 51

2.4.3.2 Sifat dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Fiskal ... 52

2.4.4 Penyebab Beda Akuntansi Pajak dan Komersial ... 53

2.4.4.1 Adanya Pengeluaran/ Beban Yang Tidak Dapat Dikurangi Dari Penghasilan Bruto (Dilakukan Koreksi Fiskal Positif) ... 53

2.4.4.2 Adanya Pendapatan Yang Tidak Ditambahkan Dengan Penghasilan Lainnya (Dilakukan Koreksi Fiskal Negatif) ... 58

2.4.4.3 Adanya Transaksi Yang Terutang Pajak, Namun Tidak Atau Belum Tercatat Sebagai Penghasilan Yang Berkaitan Dengan PPN (Dilakukan Koreksi Fiskal Positif) ... 61

2.5 Perencanaan Pajak (Tax Planning) ... 61

2.5.1 Pengertian dan Jenis-jenis Perencanaan Pajak ... 61

2.5.2 Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak ... 62

2.5.3 Usaha Meminimalkan Beban Pajak ... 63

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 66

3.1 Objek Penelitian ... 66

3.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 66

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(5)

3.2.1 Sejarah Penemuan dan Perkembangan Minyak ... 66

3.2.2 Sejarah Perkembangan PT ”X” ... 69

3.2.3 Lokasi dan Tata Letak Pabrik ... 74

3.3 Manajemen Perusahaan ... 75

3.3.1 Keadaan Organisasi ... 75

3.3.2 Kepegawaian ... 79

3.3.2.1 Peraturan Kerja ... 79

3.3.2.2 Fasilitas Karyawan ... 84

3.4 Metode Penelitian ... 85

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 86

3.4.2 Operasional Variabel ... 87

3.4.3 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 88

3.4.3.1 Penetapan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif .. 88

3.4.3.2 Pemilihan Tes Statistik dan Perhitungannya ... 89

3.4.3.3 Penetapan Tingkat Signifikansi ... 90

3.4.3.4 Penarikan Kesimpulan ... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 91

4.1 Hasil Penelitian ………... 91

4.1.1 Penyusunan Laporan Keuangan ………. 91

4.1.2 Laporan Keuangan Komersial ……….... 94

4.1.2.1 Laporan Laba Rugi Komersial ... 95

4.1.2.2 Laporan Rekapitulasi Penjualan Komersial ... 97

4.1.2.3 Laporan Pembelian Komersial ... 99

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(6)

4.1.2.4 Laporan Biaya Operasional Komersial ... 99

4.1.2.5 Laporan Pendapatan Di Luar Usaha Komersial ... 104

4.1.2.6 Neraca Komersial ... 105

4.2 Hasil Pembahasan ... 106

4.2.1 Koreksi Fiskal ... 106

4.2.1.1 Pendapatan Usaha ... 107

4.2.1.2 Laporan Harga Pokok Produksi ... 107

4.2.1.3 Laporan Rekonsiliasi Biaya Operasional ... 108

4.2.1.3.1 Biaya Gaji Pekerja ... 109

4.2.1.3.2 Biaya Lain-lain ... 112

4.2.1.4 Rekonsiliasi Pendapatan/ Beban Lain-lain ... 115

4.2.2 Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Menurut Komersial dan Fiskal ... 117

4.3 Pengujian Hipotesis ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

5.1 Kesimpulan ... 124

5.2 Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127

LAMPIRAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan harta berwujud berdasarkan metode dan tarif penyusutan

Tabel 3.1 Sejarah Perkembangan PT “X” Tabel 3.2 Luas Wilayah Efektif PT “X” Tabel 3.3 Jumlah Karyawan PT “X” Tabel 4.1 Perhitungan Statistik

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lokasi dan Tata letak Pabrik

Lampiran 2 Struktur Organisasi, Formasi, Dan Golongan Jabatan Unit Pengolahan III

Lampiran 3 Struktur Organisasi, Formasi, Dan Golongan Jabatan Bagian Perbendaharaan/ Keuangan Unit Pengolahan III

Lampiran 4 Struktur Organisasi, Formasi, Dan Golongan Jabatan Bagian Akuntansi Kilang/ Keungan Unit Pengolahan III

Lampiran 5 Struktur Organisasi, Formasi, Dan Golongan Jabatan Bagian Kontroler/ Keuangan Unit Pengolahan III

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sebagian besar dana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan di Indonesia berasal dari penerimaan negara yang bersumber dari sektor pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan sumber penghasilan negara yang memiliki peranan yang sangat penting untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Jika proses penerimaan penghasilan negara dari sektor pajak ini mengalami penurunan karena adanya beberapa hal yang menghambat, tentunya ini juga akan berdampak pada proses pembangunan dan peningkatan pelayanan fasilitas negara.

Pajak bukanlah iuran sukarela tetapi iuran wajib yang dapat dipaksakan sehingga kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan dapat merugikan wajib pajak itu sendiri. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik (masyarakat). Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja dari sektor privat. Belum lagi masalah-masalah ekonomi yang terus-menerus terjadi di Indonesia mengakibatkan dampak semakin memburuknya roda perekonomian Indonesia. Dimulai dari krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian disusul meningkatnya nilai tukar kurs dollar terhadap rupiah sehingga mengakibatkan naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok di pasaran dan tingginya tingkat inflasi.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 2 Untuk itu, perusahaan-perusahaan yang hingga saat ini masih dapat bertahan dalam menjalankan usahanya di Indonesia melakukan berbagai cara agar dapat meminimalisasi beban pajak terutangya. Jika kewajiban/ beban pajak terutang perusahaan semakin kecil maka perusahaan tersebut dapat menghemat pengeluaran pajaknya sehingga mendatangkan keuntungan untuk pihak perusahaan.

Pemerintah sebagai pihak yang membuat dan mengatur peraturan perpajakan di Indonesia terus melakukan proses penyempurnaan dan perbaikan peraturan perundang-undangan perpajakan yang sudah beberapa kali mengalami perubahan dari peraturan sebelumnya, dengan tujuan agar penyelewengan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak dapat dicegah. Namun, tetap saja masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang berusaha mencari celah untuk menghindari pungutan pajak yang harus disetorkan ke negara.

Salah satu pihak yang selalu berupaya untuk menghindari atau meminimalkan beban pajak yang ditanggungnya dengan berbagai cara dan rekayasa adalah pihak pengusaha. Bagi mereka, pajak merupakan sumber pengeluaran tanpa mereka memperoleh imbalan secara langsung. Jadi, dalam hal membayar pajak, biasanya perusahaan berupaya agar pengeluaran pajaknya menjadi sekecil mungkin. Tindakan dan cara-cara yang sering dipakai mereka adalah dengan penyelundupan pajak melalui meminimalisasi beban pajak dari jumlah yang seharusnya. Hal ini tentu saja melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan juga sangat merugikan pihak negara.

Sebenarnya perusahaan dapat membuat strategi yang lebih bijak dalam mengefisienkan beban pajak terutangnya, salah satunya dengan menyusun laporan

(16)

BAB I PENDAHULUAN 3 keuangan yang sesuai dengan kebutuhan tujuan tertentu yang diinginkan perusahaan. Laporan keuangan ini tentunya masih dalam batas yang diperkenankan secara legal agar tidak terkena sanksi-sanksi hukum di kemudian hari. Pada akhirnya, tujuan ini akan mempengaruhi bentuk dan isi dari laporan keuangan tersebut dengan segala keterbatasannya. Laporan keuangan yang digunakan untuk kepentingan komersial perusahaan tentunya akan berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat untuk pihak fiskus. Perbedaan ini dapat dilihat dari rekonsiliasi /proses penyesuaian antara laporan keuangan komersial dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan sehingga diperoleh laporan keuangan fiskal. Jika laporan keuangan yang disajikan perusahaan berbeda secara komersial dan fiskal, maka besarnya laba akuntansi dan laba fiskal yang dihasilkan menjadi berbeda sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan juga akan berbeda.

Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik mengambil judul untuk penelitiannya adalah:

“Perbandingan Beban Pajak Terutang Perusahaan Menurut Komersial dan

Fiskal”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang penelitian diatas, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh rekonsiliasi fiskal dalam mengefisienkan beban pajak terutang, maka penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perusahaan menyusun laporan keuangannya?

(17)

BAB I PENDAHULUAN 4 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara beban pajak terutang

perusahaan menurut komersial (akuntansi) dan fiskal?

1.3Tujuan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan maksud untuk memperoleh data-data yang dapat dijadikan bahan untuk penulisan skripsi. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari jumlah

besarnya pajak terutang perusahaan menurut komersial (akuntansi) dan fiskal

1.4Kegunaan Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengungkapkan beberapa kegunaan dari penelitian ini untuk beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini diharapkan nantinya dapat menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman penulis mengenai masalah perpajakan di Indonesia khususnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan fiskal. Selain itu juga dapat sebagai bahan perbandingan antara teori dengan praktek serta menjadi salah satu bekal penulis untuk terjun ke dunia kerja. Penelitian ini juga menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh

(18)

BAB I PENDAHULUAN 5 penulis dalam menempuh ujian akhir sarjana (program S-1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan diharapkan lebih memahami hal-hal mengenai perpajakan, secara khusus dapat menjadikannya alat perbandingan dalam menyusun laporan keuangan yang digunakan untuk kepentingan komersial dan fiskal 3. Pihak-pihak lain

Untuk memberikan bahan masukan bagi pihak-pihak lain yang memerlukan informasi mengenai perpajakan dan sebagai informasi tambahan bagi mereka yang akan melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment yang sangat tergantung pada peran pemerintah dalam menetapkan besarnya pajak terutang menjadi self assessment yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan secara mandiri. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan sistem self assessment, perlu diikuti dengan tindakan pengawasan guna mewujudkan tercapainya sasaran kebijakan perpajakan. Sistem self assessment merupakan sistem pembayaran pajak dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk mengisi, menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Akan tetapi, pihak pemerintah juga akan mengoreksi laporan

(19)

BAB I PENDAHULUAN 6 keuangan perusahaan tersebut bila tidak sesuai dengan peraturan pajak penghasilan yang telah ditetapkan.

Pemerintah dalam melakukan koreksi selalu berpedoman pada peraturan perpajakan, sedangkan perusahaan dalam meyusun laporan keuangan selalu berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kedua dasar ini akan memberikan hasil akhir yang berbeda dalam menetapkan jumlah beban pajak yang terutang yang harus dibayar perusahaan. Hal ini menyebabkan seringkali terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah. Wajib pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis wajib pajak. Dilain pihak, pemerintah memerlukan dana untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, yang sebagian besar berasal dari penerimaan pajak.

Cara yang dapat dilakukan perusahaan sebagai wajib pajak untuk mengetahui besarnya jumlah beban pajak terutang yang harus dibayar perusahaan secara fiskal yaitu melalui rekonsiliasi laporan keuangan perusahaan. Rekonsiliasi adalah mencari perbedaan-perbedaan antara laporan keuangan komersial (secara akuntansi) dan laporan keuangan fiskal yang bersifat permanen dan waktu.

Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang dihasilkan dan disiapkan dari pembukuan Wajib Pajak. Dalam hal ini, laporan keuangan komersial tidak harus mencerminkan seluruh pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Namun di lain pihak perlu disadari bahwa perusahaan sebagai Wajib Pajak wajib mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, terutama dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) yang bersumber dari laporan keuangan komersial tersebut.

(20)

BAB I PENDAHULUAN 7 Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun dengan cara pencatatan, metode, dan prosedur perhitungan serta perlakuan transaksi sesuai dengan peraturan-peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan keuangan ini dapat dilampirkan pada Surat Pemberitahuan (SPT). Akan tetapi, lebih mudah lagi apabila wajib pajak mengintegrasikan pembukuan untuk kepentingan laporan keuangan komersial dengan pembukuan untuk kepentingan laporan keuangan fiskal, yang dilakukan secara ekstra komptabel (diluar pembukuan) melalui proses penyesuaian atau rekonsiliasi fiskal.

Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan komersial (akuntansi) dan laporan keuangan fiskal secara terpisah, atau dapat melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan komersial (akuntansi). Laporan keuangan komersial yang direkonsiliasi dengan koreksi fiskal akan menghasilkan laporan keuangan fiskal. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fiskal dapat disusun setelah dilakukan analisa pada setiap transaksi-transaksi usaha. Hasil dari analisa tersebut akan menghasilkan transaksi yang sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan dan transaksi yang berbeda dengan ketentuan perpajakan. Dari transaksi yang berbeda dengan ketentuan perpajakan itu, dilakukanlah rekonsiliasi fiskal agar perlakuan terhadap transaksi tersebut dikoreksi dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskritif analitis dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menyajikan serta menganalisis data-data tersebut sehingga memperoleh gambaran

(21)

BAB I PENDAHULUAN 8 yang jelas atas objek yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan, sebagai alat perbandingan antara teori dengan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dilapangan.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data adalah:

1) Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian untuk mendapatkan data primer, berupa penelitian langsung ke perusahaan sebagai objek penelitian untuk mengumpulkan data, mempelajari data dan catatan-catatan perusahaan serta keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian untuk memperoleh data sekunder untuk dijadikan landasan teoritis dalam menganalisa masalah serta sebagai pedoman untuk melakukan studi penelitian, yang dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti tersebut.

1.6.2 Operasional Variabel

Data yang dipakai adalah data kuantitatif, maka variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut:

1. Variabel independen pertama (X1) adalah beban pajak terutang menurut komersial

(22)

BAB I PENDAHULUAN 9 2. Variabel independen kedua (X2) adalah beban pajak terutang menurut

fiskal

Analisis perbandingan beban pajak terutang perusahaan menurut komersial dan fiskal

Indikator X1 Indikator X2

Indikator X1 : Penghitungan terhadap pos-pos peredaran usaha, biaya-biaya, penghasilan diluar usaha dan pengeluaran diluar usaha menurut komersial

Indikator X2 : Penghitungan terhadap pos-pos peredaran usaha, biaya-biaya, penghasilan diluar usaha dan pengeluaran diluar usaha menurut fiscal

1.6.3 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis

Pengujian data hipotesis adalah suatu cara dalam statistik yang digunakan untuk menguji anggapan dasar yang masih bersifat sementara sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis. Secara umum, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis yang diuji terlebih dahulu untuk kemudian diterima. Hipotesis tersebut yaitu:

(23)

BAB I PENDAHULUAN 10 Ho: µ1 = µ2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara beban pajak

terutang menurut komersial dan fiskal

Ha : µ1 ≠ µ2 terdapat perbedaan yang signifikan antara beban pajak terutang menurut komersil dan fiskal

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT ”X” yang berlokasi di Palembang dengan waktu sekitar 3 bulan dari September - November 2006.

(24)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis tentang perbandingan beban pajak terutang menurut komersial dan fiskal, maka penulis menyimpulkan beberapa hal dan juga memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi mereka yang memerlukan informasi tambahan mengenai masalah perpajakan khususnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fiskal dan bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian yang dilakukan pada PT “X”, maka berdasarkan identifikasi masalah yang diangkat oleh penulis sebelumnya, diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT “X” menyusun laporan keuangan perusahaannya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum. Akan tetapi, PT “X” belum menjadi perusahaan yang terbuka sehingga dalam pelaporan laporan keuangannya masih bersifat privat sehingga tidak semua rincian laporan keuangan tersebut dapat diketahui oleh pihak publik. Dalam penyusunan laporan keuangan, PT “X” mempunyai manajer keuangan sebagai pimpinan dalam tim manajemen keuangan perusahaan yang bertanggungjawab menyusun dan mengelola keuangan perusahaan baik arus masuk maupun

(25)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 125

keluarnya uang perusahaan. Laporan keuangan PT “X” terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan beberapa laporan yang mendukung dalam dalam rincian laporan Laba Rugi perusahaan. Laporan keuangan perusahaan diselenggarakan berdasarkan konsep biaya historis.

2. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT “X”, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari jumlah besarnya pajak terutang perusahaan menurut laporan keuangan komersial perusahaan dan menurut perhitungan secara fiskal yang didasarkan pada peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Hal ini dapat dibuktikan dari hipotesis nol (Ho) yang ditolak karena t hitung > t tabel, yakni 15,26 > 6,31 dengan menggunakan taraf nyata 5% dan dk = 1.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian pada hasil pembahasan penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran kepada pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkt topik yang sama yaitu sebagai berikut:

1) Jika ingin membandingkan antara beban pajak penghasilan terutang perusahaan yang didasarkan pada laporan keuangan yang disusun secara komersial dan fiskal, maka sebaiknya data penelitian yang digunakan tidak hanya dalam satu periode/ tahun. Untuk penelitian selanjutnya dengan topik yang sama, data penelitian yang sebaiknya diambil merupakan data laporan keuangan selama beberapa periode, misalnya 5 tahun, sehingga tidak hanya dapat membandingkan beban pajak penghasilan terutang

(26)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 126

antara komersial dan fiskal selama satu tahun saja tetapi dapat membandingkannya selama beberapa tahun sehingga hasil penelitian yang didapat akan lebih akurat karena data-data yang dipakai lebih banyak. Selain itu, kesimpulan yang diambil dapat dibuktikan dengan menganalisis data-data keuangan yang dilaporkan yang kemudian dapat diuji dngan pengujian hipotesis.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Erly Suandy, 2003, Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gunadi, 1997, Akuntansi Pajak, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit ANDI, Yogyakarta

Mohammad Zain, 2005, Manajemen Perpajakan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Siti Resmi, 2005, Perpajakan - Teori dan Kasus, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Sudjana, 1996, Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung

Supranto, 2000, Statistik – Teori dan Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta

, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

, Undang-Undang Perpajakan Republik Indonesia – Nomor 16, 17, 18 Tahun 2000, Balai Pendidikan Pelatihan Keuangan Perpajakan, Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan granul massa cetak dan sediaan tablet lisinopril 10 mg keempat formula memenuhi persyaratan dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

Sedangkan pada uji t diperoleh nilai tingkat suku bunga yaitu t hitung 2,737 sedangkan t tabel sebesar 2,200, karena t hitung &gt; t tabel berarti secara parsial

Kegiatan perkuliahan sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode yang bersifat interaktif dengan melibatkan keaktifan mahasiswa meliputi bermain peran, kuis,

mengindikasikan bahwa pemahaman APIP terhadap prosedur reviu cukup baik. Berdasarkan profil responden sebagian besar APIP berlatar belakang pendidikan nonakuntansi,

berinteraksi positif dengan ketiga varietas pada bobot akar kering, di mana pupuk kotoran ayam dan ketiga varietas memperikan respon terbaik untuk memenuhi

Menimbang, bahwa dalam pasal 14 Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tetntang perlindungan anak dijelaskan bahwa setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika

21 Tahun 2007, dirasakan sangat tepat untuk menangani kasus perdaganagan orang (trafiking). Ketentuan yang tercantum dalam Bab V mengenai Perlindungan saksi dan

Guru : Hendaknya guru bersedia mencoba menggunakan peraga pembelajaran khususnya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) secara