• Tidak ada hasil yang ditemukan

Individualisme, Kolektivisme dan Tipe Pengambilan Keputusan dalam Organisasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Individualisme, Kolektivisme dan Tipe Pengambilan Keputusan dalam Organisasi."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This research aimed to examine the relationship between individualism and collectivism with decision making styles in organization. The respondents of this research are 73 employees in a company in Bandung city. This research used chi-square analysis to test hipotesed observed.

Result of this research indicate that 53.4% respondents are collectivism and 45.2% respondents are individualism. Other result of this research indicate that 64.4% respondents are rational in decision making, 23.3% respondents are dependent in decision making, 6.8% respondents are intuitive in decision making, 4.1% respondents are spontaneous in decision making and 1.4% respondents are avoidant in decision making. This research indicate there is no relationship between individualism and collectivism with decision making types in organization. Therefore, this research give managerial implication that manager should give opportunities and train employees to make decision rationally.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan individualisme dan kolektivisme dengan tipe pengambilan keputusan dalam organisasi. Penelitian ini dilakukan pada 73 orang karyawan pada sebuah perusahaan di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan analisis chi-square untuk menguji hipotesis yang di ajukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 53.4% responden adalah kolektivisme dan 45.2% responden adalah individualisme. Hasil lain penelitian ini menunjukkan bahwa 64.4% responden memiliki tipe rasional, 23.3% responden memiliki tipe bergantung, 6.8% responden memiliki tipe intuitif, 4.1% responden memiliki tipe spontan dan 1.4% responden memiliki tipe menghindari. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara individualisme dan kolektivisme dengan tipe pengambilan keputusan dalam organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan implikasi managerial yaitu manajer diharapkan memberikan kesempatan dan latihan bagi karyawan untuk mengambil keputusan secara rasional.

(3)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Penelitian...7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Dimensi Individualisme dan Kolektivisme...8

2.2 Teori Pengambilan Keputusan...14

2.2.1 Pengambilan Keputusan...14

2.2.2 Metode Pengambilan Keputusan...18

2.2.3 Tipe Pengambilan Keputusan...27

2.3 Hubungan Individualisme dan Kolektivisme dengan Tipe Pengambilan Keputusan...36

2.4 Model Penelitian...39

BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...40

3.2 Teknik Pengumpulan Data...41

3.3 Definisi Operasional...42

3.4 Pengujian Normalitas...46

3.5 Pengujian Outliers...48

3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas...49

3.7 Pengujian Hipotesis...51

(4)

4.3 Analisis Instrumen Penelitian...58

4.3.1 Uji Validitas………..58

4.3.2 Uji Reliabilitas………..63

4.4 Pengelompokan Tipe Budaya Responden………65

4.5 Pengelompokan Tipe Pengamblan Keputusan Responden………...……...66

4.6 Pengelompokan Tipe Pengambilan Keputusan Responden Berdasarkan Budaya………..67

4.7 Pengujian Hipotesis………..68

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian………69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………...71

5.2 Implikasi Manajerial...71

5.3 Keterbasan Penelitian...72

5.4 Saran untuk Penelitian yang akan datang...72

DAFTAR PUSTAKA...73

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel IV.I. Hasil Penyebaran Kuesioner………...54

Tabel IV.II. Data Demografi Responden...55

Tabel IV.III. Pengujian Normalitas...56

Tabel IV.IV. Pengujian Outliers...57

Tabel IV.V. Hasil Pengolahan Validitas Awal untuk Variabel Independen...59

Tabel IV.VI Hasil Pengolahan Validitas Akhir untuk Variabel Independen...60

Tabel IV.VII. Hasil Pengolahan Validitas Awal untuk Variabel Dependen...61

Tabel IV.VIII. Hasil Pengolahan Validitas Akhir untuk Variabel Dependen...62

Tabel IV.IX. Uji Reliabilitas Variabel Independen...64

Tabel IV.X. Uji Reliabilitas Variabel Independen...65

Tabel IV.XI. Hasil Pengolahan Data Pengelompokan Tipe Budaya Responden...65

Tabel IV.XII. Hasil Pengolahan Data Pengelompokan Tipe Pengambilan Keputusan Responden...66

Tabel IV.XIII. Hasil Pengolahan Data Pengelompokan Tipe Pengambilan Keputusan Berdasarkan Budaya...67

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengesahan Perusahaan………75

Lampiran 2 Kuesioner………..76

Lampiran 3 Pengujian Normalitas...81

Lampiran 4 Pengujian Outliers...82

Lampiran 5 Uji Validitas...83

Lampiran 6 Uji Reliabilitas...97

Lampiran 7 Pengelompokan Tipe Budaya Responden...104

Lampiran 8 Pengelompokan Tipe Pengambilan Keputusan Responden...105

Lampiran 9 Pengelompokan Tipe Pengambilan Keputusan Responden Berdasarkan Budaya...106

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari dan berorganisasi pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting. Keputusan yang diambil oleh seorang manajer

adalah hasil akhir yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tersangkut dalam organisasi. Pengambilan keputusan diperlukan disemua tingkat dalam organisasi. Pengambilan keputusan pada hakikatnya adalah pemilihan alternatif yang paling kecil

resikonya, untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian organisasi.

Proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya

ketidakjelasan informasi dan konflik yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer dituntut untuk memiliki profesionalitas yang tinggi untuk mengambil keputusan. Bagi para decision maker, pengambilan keputusan atau tindakan

atas suatu masalah dituntut dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan tingkat akurasi yang tentunya cukup tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk mempelajari dan

(9)

Beberapa literatur menjelaskan bahwa tipe pengambilan keputusan akan berbeda di tiap individu. Menurut Scott dan Bruce (1995), ada 5 tipe pengambilan keputusan

yaitu menghindari (Avoidant), bergantung (Dependent), intuitif (Intuitive), rasional (Rational), dan secara spontan (Spontaneous). Sedangkan menurut A.J. Rowe dan J.D. Boulgarides (1992), ada 4 tipe pengambilan antara lain tipe direktif, analitis, konseptual

dan perilaku. Scott dan Bruce (1995) dalam Spicer dan Smith (2005) menggambarkan tipe pengambilan keputusan sebagai pola pembelajaran dan respon yang menjadi

kebiasaan yang ditunjukkan oleh seseorang ketika berhadapan dengan situasi pengambilan keputusan. Tipe-tipe pengambilan keputusan tersebut tidak fokus pada permintaan untuk mengambil keputusan dan lingkungan tapi lebih fokus pada

perbedaan perilaku individu dalam mengambil keputusan. Tipe keputusan A cenderung menunda atau menghindari membuat keputusan. Tipe keputusan D menekankan pada

kepercayaan dan mendapat dukungan dari pihak lain. Tipe keputusan I menekankan pada perasaan dan intuitif. Tipe keputusan R melalui pendekatan tersusun dan pemikiran logis dalam mengambil keputusan. Tipe keputusan S cenderung membuat keputusan

secara spontan.

(10)

Tipe pengambilan keputusan seseorang ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor lingkungan yang meliputi generasi, tradisi, geografi,fisik, sosial, kesejarahan

(Robbins, 2005); faktor sosial, faktor personal, faktor psikologis (Kotler, 1975); dan faktor budaya (Hofstede, 1980). Faktor budaya membagi individu menjadi 2 kelompok besar yaitu individualisme dan kolektivisme. Menurut Hofstede (1980), orientasi sosial

merupakan kepercayaan seseorang mengenai pentingnya individu dibandingkan kelompok yang mana orang tersebut berada. Dua kutub yang berlawanan dalam orientasi

sosial adalah individualisme dan kolektivisme. Individualisme merupakan keyakinan budaya bahwa seseorang harus didahulukan sedangkan kolektivisme merupakan keyakinan bahwa kelompok harus didahulukan. Penelitian Hofstede (1980)

menyebutkan bahwa masyarakat Amerika, Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru dan Belanda cenderung bersifat individualistis. Hofstede juga menemukan bahwa

(11)

      Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa ada hubungan antara

individualisme dan kolektivisme dengan tipe pengambilan keputusan. Individualisme

dan kolektivisme mempengaruhi pembuat keputusan dalam suatu praktek bisnis di dalam moral yang dominan. Pada budaya kolektivis, masyarakat lebih mungkin untuk menggambarkan diri mereka dalam kaitan dengan keanggotaan kelompok dan

menempatkan nilai besar pada atas kesejahteraannya (Oyserman et al., 2002; Triandis, 1995). Sebaliknya pada budaya individualistis, masyarakat lebih mungkin untuk merasa

diri mereka sebagai otonomi dan menempatkan nilai lebih tinggi atas minat individu mereka. Oleh karena itu, dalam budaya kolektivis, pembuat keputusan lebih mungkin untuk mengidentifikasi praktek bisnis yang lebih mementingkan hubungan harmonis di

dalam perusahaan. Dalam budaya individualistis, pembuat keputusan mungkin akan memandang praktek seperti itu sebagai suatu keputusan bisnis dan mungkin untuk

mengidentifikasi praktek yang mementingkan kesejahteraan individu.

Penelitian Abbas J.Ali (1997) menemukan bahwa manajer di Kuwait dan expatriate Arab di Kuwait cenderung lebih kolektivisme dibandingkan individualisme. Sebagai tambahan, penelitiannya juga menunjukkan bahwa gaya konsultatif dan partisipatif lebih umum digunakan oleh manajer dan expatriate Arab di Kuwait. Hasil

(12)

Penelitian-penelitian terdahulu tentang individualisme dan kolektivisme dengan tipe pengambilan keputusan memfokuskan respondennya pada manajer dan manajer

internal dalam suatu organisasi. Dalam pengambilan keputusan tidak hanya manajer yang melakukannya tetapi karyawan juga dihadapkan pada kesempatan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan pekerjaan, berorganisasi dan kehidupan

sehari-hari. Jadi, memilih karyawan sebagai sampel dalam penelitian tentang pengambilan keputusan juga dianggap penting untuk diteliti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah individualisme dan kolektivisme berhubungan dengan tipe pengambilan

keputusan?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menguji hubungan individualisme dan kolektivisme dengan tipe pengambilan

keputusan.

(13)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai individualisme dan kolektivisme serta tipe

pengambilan keputusan. 2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan itu

sendiri untuk memahami dengan baik peran penting individualisme dan kolektivisme dalam tipe pengambilan keputusan yang tepat dan bijaksana.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini memberikan manfaat untuk mengetahui hubungan individualisme dan kolektivisme dengan tipe pengambilan keputusan di suatu toko maupun

organisasi.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

(14)

penelitian.

Bab IV : Analisis hasil penelitian yang meliputi analisis statistik

deskriptif dan pengujian hipotesis.

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden dalam penelitian ini didominasi dengan budaya kolektivisme

(53.4%). Hal ini mendukung teori bahwa Indonesia adalah budaya kolektivisme.

2. Tipe pengambilan keputusan dikelompokkan menjadi 5 yaitu intuitif,

bergantung, rasional, menghindari dan spontan. Dari data yang diperoleh responden dengan persentase 64.4% adalah tipe pengambilan keputusan

rasional.

3. Individualisme dan kolektivisme tidak berhubungan dengan tipe pengambilan

keputusan. Hal ini terlihat dari hasil pengujian chi-square yang

menunujukkan nilai signifikansi Pearson Chi-square sebesar 0.723.

5.2 Implikasi Managerial

(16)

1. Perusahaan dapat merancang pekerjaan dengan berbasis tim. Hal ini dilakukan karena individu yang kolektif akan lebih menekankan saling tergantung dengan

anggota kelompok.

2. Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengambil keputusan dalam organisasi. Secara khusus, karyawan dilatih untuk mengambil keputusan

dengan rasional. Hal ini penting karena dalam pengambilan keputusan rasional melalui suatu proses sistematik di mana para karyawan menetapkan masalah,

mengevaluasi alternatif, dan memilih pemecahan optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu waktu yang diberikan perusahaan sangat

kurang untuk penulis menyebarkan kuesioner. Dalam penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel adalah antara 100 dan 200 sampel. Bila ukuran sampel ada di luar rentang itu, uji signifikansi akan menjadi kurang reliabel. Selain itu, jumlah sampel

juga relatif sedikit (73 orang).

5.4 Saran untuk Penelitian yang akan datang

Penelitian yang akan datang diharapkan dapat menggunakan jumlah responden

yang lebih banyak. Saran lain adalah penelitian yang akan datang dapat menggunakan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. 1989a. Decision Style and Work Satisfaction of Arab Gulf executives: A cross-national study. International Studies of Management and Organization. 19(2), 22-37.

Driver, M.J. (1979), “Individual decision making and creativity”, in Kerr, S. (Ed.), Organizational Behavior, Grid Publishing, Columbus, OH.

Driver, M.J., Brousseau, K.E. and Hunsaker, P.L. (1990), The Dynamic Decision- maker, Harper, New York, NY.

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hair, J. et. All. 1998. Multivariate Data Analysis. Prentice Hall.

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. and Black, W.C. (1998), Multivariate Data Analysis, 5th ed., Prentice-Hall, Upper Saddler River, NJ.

Hofstede, G. Cultures consequences: International differences in Work-Related Values. Beverly Hills, CA: Sage, 1980.

Hofstede, G: 1983, ‘The Cultural Relativity of the Quality of Life Concept’, Academy of Management Review 9(3), 389-398.

Hofstede, G. Cultural dimensions in management and planning. Asia Pacific Jorrnal of Management, 1984, 1, 81-99.

Hofstede, G.: 1984, Culture’s Consequences (Sage, Beverly Hills).

Hofstede, Geert & Gert Jan Hofstede (2005), Culture and Organizations Software of the Mind, McGraw-Hill.

Murray R. Spiegel. 1994. Statistika, edisi kedua. Penerbit Erlangga.

(18)

Rowe, A.J. and Mason, R.O. (1987), Managing With Style: A Guide to

Understanding, Assessing, and Improving Decision Making, Jossey-Bass, San Francisco, CA.

Scott, S.G. and Bruce, R.A. (1995), “Decision making style: the development and

assessment of a new measure”, Educational and Psychological Measurement, Vol. 55, pp. 818-31.

Santosa, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Alex Media Komputer.

Santoso, Singgih. 2007. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15. Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo.

Scott, S.G. and Bruce, R.A. (1995), “Decision making style: the development and assessment of a new measure”, Educational and Psychological Measurement, Vol. 55, pp. 818-31.

Triandis, H.C. (1993), “Collectivism and individualism as cultural syndromes”, Cross Cultural Research, Vol. 27, No. 3, pp. 155-180.

Triandis, H. C.: 1995, Individualism and Collectivism (Westview Press, Boulder). Triandis, H. C., X. P. Chen and P. C. Chan: 1998,‘Scenarios for the Measurement of

Collectivism and Individualism’, Journal of Cross-Cultural Psychology 29(2), 275–289.

Referensi

Dokumen terkait

Saya merasa sudah melakukan hal terbaik dalam hidup saya, namun nasib seringkali tidak berpihak pada saya. SS S TS

Pada postur I dengan aktivitas pengangkatan produk jadi ke pallet dalam kategori berisiko sangat tinggi dan perlu dilakukan perbaikan sekarang juga, karena posisi

3.  Berkas  studi  kasus  tentang   Pelanggaran  Hak  Pemegang  Paten,  dari  PN  Surabaya   yang  intinya  menyebutkan  bahwa  L.  Hadi  Pujiono 

mengintai. Disinilah Soekarno melihat kelebihan Pancasila itu. Karena itulah, maka kita bangsa Indonesia merasa bangga mempunyai Pancasila dan menganjurkan Pancasila itu

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian da- pat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi konsep laju reaksi efektif dalam

Rapellent Acne Adalah Pembersih Jerawat Alami, Pembersih Jerawat Untuk Pria, Pembersih Jerawat Terbaik,.. Pembersih Jerawat yang Bagus, Pembersih Jerawat Acne, Pembersih Jerawat

Tujuan tugas akhir ini adalah membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan Psikiater dalam mendiagnosa autisme dan gangguan psikologis lainnnya pada usia anak-anak yang dapat

kiat yang efektif dalam memilih sebuah buku teks pelajaran bagi peserta didik.. dan guru