• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi guru tentang sertifikasi dengan kualitas pembelajaran di SMA negeri 2 Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi guru tentang sertifikasi dengan kualitas pembelajaran di SMA negeri 2 Klaten."

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

viii

KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 KLATEN

Bernadinus Charel Yoga Aditya Darma Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kualitas pembelajaran di SMA Negeri 2 Klaten (2) mengetahui persepsi guru SMA Negeri 2 Klaten tentang program sertifikasi Guru (3) mengetahui hubungan persepsi guru SMA Negeri 2 Klaten tentang sertifikasi guru dengan peningkatan kualitas pembelajaran

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten pada bulan Januari 2013. Populasi dari penelitian ini adalah Guru-guru SMA Negeri 2 Klaten yang berjumlah 59 guru. Teknik pengambilan sampel dengan teknik

Sampling Jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Data dianalis dengan menggunakan analisis korelasi rank kendall.

(2)

ix

HIGH SCHOOL KLATEN

Bernadinus Charel Yoga Aditya Darma Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This study aims to find out : (1) the quality of learning in Two State Senior High School Klaten (2) the perception of high school teachers of Two State Senior High School Klaten about certification program (3) the relationship between the perceptions of Two State Senior High School Klaten teacher certification and the increase in the quality of learning

This research is a case study and conducted at Two State Senior High School Klaten in January 2013. The population of this study were 59 teachers of Two State Senior High School Klaten. The technique of taking sample was saturated sampling technique. Data were collected by using a questionnaire and were tested by validity and reliability. Data were analyzed by using the Kendall rank correlation analysis.

The results show that: (1) the quality of learning in Two State Senior High School Klaten is in a good category. Teacher and students have an important role for improving the quality of learning. (2) teachers of Two State Senior High School Klaten have a positive perception towards the certification. Teachers support the implementation of the certification program and there is a positive and significant relationship between teachers' perceptions about the quality of teaching certification in Two State Senior High School Klaten and correlation coefficient is 0.429 and significant value is 0.000

(3)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Bernadinus Charel Yoga Aditya Darma 081324017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk :

Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus

Yang selalu menuntun langkahku

Kedua orang tuaku,

Fx.Darmono dan Fr.Sri Suyani yang selalu membimbing, mendoakan, dan memberikan cinta kasih serta pengorbanan

Kedua Adikku,

Charlo dan Chanachel

Keluarga Besarku,

Riski Cahya Putri dan Charissa Radinka Kirana Putri

Almamaterku,

(7)

v

( Yoh. 2:5)

“ Beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan

atas-Mu ”

( Mrk. 5:19)

“ Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah murah hati ”

( Luk. 6:36)

“Orang yang menaati-Nya dan mengajar orang lain berbuat yang sama akan

menjadi besar di dalam Kerajaan Surga”

( Mat. 5:19b)

“ Jadilah dirimu sendiri, jangan jadi diri orang lain ”

( Bernadinus Charel )

“ Hidup adalah anugrah Tuhan ”

(8)
(9)
(10)

viii

KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 KLATEN

Bernadinus Charel Yoga Aditya Darma Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kualitas pembelajaran di SMA Negeri 2 Klaten (2) mengetahui persepsi guru SMA Negeri 2 Klaten tentang program sertifikasi Guru (3) mengetahui hubungan persepsi guru SMA Negeri 2 Klaten tentang sertifikasi guru dengan peningkatan kualitas pembelajaran

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten pada bulan Januari 2013. Populasi dari penelitian ini adalah Guru-guru SMA Negeri 2 Klaten yang berjumlah 59 guru. Teknik pengambilan sampel dengan teknik

Sampling Jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Data dianalis dengan menggunakan analisis korelasi rank kendall.

(11)

ix

HIGH SCHOOL KLATEN

Bernadinus Charel Yoga Aditya Darma Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This study aims to find out : (1) the quality of learning in Two State Senior High School Klaten (2) the perception of high school teachers of Two State Senior High School Klaten about certification program (3) the relationship between the perceptions of Two State Senior High School Klaten teacher certification and the increase in the quality of learning

This research is a case study and conducted at Two State Senior High School Klaten in January 2013. The population of this study were 59 teachers of Two State Senior High School Klaten. The technique of taking sample was saturated sampling technique. Data were collected by using a questionnaire and were tested by validity and reliability. Data were analyzed by using the Kendall rank correlation analysis.

(12)

x

berkah dan rahmat-NYA, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dari hati yang paling dalam penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

a. ALLAH BAPA DI SURGA yang selalu memberikan kemudahan dan kelancaran dan menguatkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

b. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono P.,S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

(13)

xi

e. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

f. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi abstract penulis.

g. Mbak Titin yang selalu memberikan kelancaran dalam proses skripsi.

h. Kedua Orang Tuaku Bapak Fx.Darmono dan Ibu Fr.Sri Suyani serta adikku Charlo dan Nachel tercinta, atas doa, semangat, serta menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka selama penulis menyusun skripsi ini.

i. Riski Cahya Putri dan Charissa Radinka Kirana Putri yang telah memberi doa, semangat, serta menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka selama penulis menyusun skripsi ini.

j. Bapak Drs. Kawit Sudiyono, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Klaten yang telah membantu memberikan ijin penelitian serta kelancaran dalam penelitian k. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 2 Klaten yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam kelancaran penelitian.

l. Beni Septiyanto dan Akbar Ananto yang sudah memberikan semangat, membantu dan menemani penulis dalam kelancaran Skripsi

(14)
(15)

xiii

HALAMAN JUDUL ... .. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN. ... . iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

(16)

xiv

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Definisi Operasional ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kualitas Pembelajaran ... 10

B. Persepsi Guru ... 12

C. Hakikat Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru ... 15

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 44

E. Kerangka Pemikiran ... 45

F. Hipotesis ... 46

BAB III. METODE PENELITIAN ... 47

A. Jenis Penelitian ... 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 48

(17)

xv

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 59

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 59

H. Teknik Analisis Data ………... 65

BAB IV. GAMBARAN UMUM ... 71

A. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Klaten ... 71

B. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Klaten ... 71

C. Tujuan Sekolah SMA Negeri 2 Klaten ... 72

D. Variabel Kualitas Pembelajaran dan persepsi Guru Tentang Sertifikasi ... 73

BAB V. HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Karakteristik Responden ... 76

1. Karakteristik Responden Penelitian... 77

a. Kualitas Pembelajaran ... 77

b. Persepsi Guru Tentang Sertifikasi ... 78

B. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 78

(18)

xvi

C. Hasil Pembahasan Data ... 82

1. Persepsi Guru Tentang Sertifikasi dengan Kualitas Pembelajaran... 82

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

C. Keterbatasan Penelitian ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(19)

xvii

Penelitian ... 44

Tabel III.2 Operasional Variabel Persepsi Guru Tentang Sertifikasi ... 52

Tabel III.3 Skor Pernyataan Persepsi Guru Tentang Sertifikasi ... 55

Tabel III.4 Skor Pernyataan Kualitas Pembelajaran ... 59

Tabel III.5 Hasil Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Tentang Sertifikasi ... 61

Tabel III.6 Hasil Uji Validitas Untuk Kualitas Pembelajaran ... 62

Tabel III.7 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Guru Tentang Sertifikasi ... 65

Tabel III.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pembelajaran... 65

Tabel III.9 Kreteria Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... …….. 70

Tabel V.1 Kualitas Pembelajaran Responden ... 77

(20)

xviii

Kualitas Pembelajaran ... 79

Tabel V.4 Tabel Homogenitas ... 80

Tabel V.5 Tabel Kendall’tau_b Persepsi Guru Tentang Sertifikasi

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 92

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 101

Lampiran 3 Normalitas dan Homogenitas ... 106

Lampiran 4 Hasil uji Validitas dan Reabilitas ... 114

Lampiran 5 Pengujian Hipotesis ... 118

Lampiran 6 Kategori Kecenderungan Variabel ... 120

(22)
(23)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran guru sebagai agen pembelajar berfungsi untuk meningkatkatkan pendidikan nasional. Hal ini ditegaskan dalam peraturan menteri (Permen) No.18 tahun 2007 : “kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan

untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Idealnya profesi guru itu harus merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : memiliki bakat, minat panggilan jiwa dan idealism serta komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya. Sejalan dengan itu menurut surya ( 2008:2) bahwa “professional merupakan pengakuan formal yang didasarkan terhadap

(24)

(RUU) No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (4) bahwa “ professional adalah kemampuan melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian

dan pengabdian diri kepada pihak lain”. Guru sebagai tenaga professional berada di garda terdepan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru pula yang telah melahirkan orang-orang pintar dengan berbagai keahlian seperti dokter, insiyur, menteri bahkan presiden. Tak heran apabila guru dielu-elukan mendapat gelar kehormatan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, namun banyak kalangan menilai bahwa kesejahteraan guru belum sepadan dengan gelar kehormatanya yang luhur dan mulia yang disandangnya. Sudah banyak kalangan yang risau terhadap nasib guru, organisasi profesi semacam PGRI misalnya sudah pernah menuntut agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru.

(25)

dimaksud penghasilan diatas minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan diatas dasar prestasi.

Untuk mendapatkan tambahan penghasilan yang setara dengan satu kali gaji pokok guru diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat masa kerja dan kualifikasi yang sama, bukanlah persoalan yang mudah karena pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik atau dikenal dengan lulus sertifikasi. Dengan ketentuan itu, guru yang belum lulus sertifikasi tidak akan mendapatkan tunjangan profesi yang setara dengan satu kali gaji pokok, sekarang ini sedang diperbincangkan syarat kualifikasi guru yang dapat diuji sertifikasi, artinya tidak semua guru dapat mengikuti uji sertifikasi.

(26)

pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru harus memiliki sertifikat sebagai lisensi atau ijin mengajar. Dengan demikian, upaya pembentukan guru yang profesional di Indonesia segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

(27)

Oleh karena itu, guru betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan. Kewibawaan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru. Guru yang mempunyai kewibawaan berarti mempunyai kesungguhan, suatu kekuatan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan mempunyai peran dan tanggung jawab yang berat untuk mensukseskan tujuan pendidikan nasional. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di lingkungan sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama kaitannya dengan proses belajar mengajar (Mulyasa, 2007: 5).

(28)

Mulai tahun 2013 program sertifikasi guru melalui program sertifikasi pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG). Mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru yang diakhiri dengan ujian, disini ada salah satu contoh dari surat kabar kompas bahwa pelaksanaan sertifikasi lewat PLPG, lebih dari 32 ribu guru sedang menjalani pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diselenggarakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud), akan tetapi semua peserta diklat tersebut dapat mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG), kalau mereka memenuhi nilai yang ditentukan didiklat, maka mereka dapat langsung mengikuti PLPG 2013.

(29)

meningkatkan kualitasnya. Tapi tentunya ada skala prioritas, dan rasanya sertifikasi memberikan dampak maksimal dengan tunjangan sertifikasi yang besar seharusnya menghasilkan sesuatu yang jelas. Misalnya saja bagi guru yang sudah sertifikasi haruslah mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan apa yang dipelajarinya dengan baik, misalnya dengan patokan nilai.. Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh sertifikasi guru terhadap kualitas pembelajaran dengan judul “ Hubungan Persepsi Guru Tentang

Sertifikasi Dengan Kualitas Pembelajaran di SMA Negeri 2 Klaten”

B. Batasan Masalah

Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar dirinya, diantaranya adalah Persepsi guru tentang sertifikasi. Berdasarkan identifikasi dan disesuaikan dengan lokasi dan fokus penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Klaten, maka peneliti lebih memfokuskan perhatiannya pada Persepsi Guru Tentang Sertifikasi Dengan Kualitas Pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kualitas pembelajaran di SMA Negeri 2 Klaten ?

(30)

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini definisi operasional dari masing-masing variabel akan diuraikan sebagai berikut :

1. Persepsi Guru Tentang Sertifikasi

Persepsi guru tentang sertifikasi adalah pandangan guru terhadap 4 jalur sertifikasi guru yaitu pemberian sertifikat pendidik secara langsung (PSPL) , portofolio, pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG), dan pendidikan profesi guru (PPG).

2. Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran dilihat dari unsur-unsur kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada permasalahan yang dibahas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Ingin mengetahui kualitas pembelajaran di SMA N 2 Klaten

(31)

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan baik yang bersifat praktis maupun teoritis.

Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai sumbangan informasi bagi SMA Negeri 2 Klaten tentang Sertifikasi Tentang Kualitas Pembelajaran Sebagai gambaran bagi Dinas Klaten dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan guru.

b. Sebagai bahan masukan bagi para guru selaku tenaga pengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kesejahteraan mereka dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional.

2. Manfaat Teoritis

(32)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Pembelajaran 1. Definisi Kualitas

Juran (1962) “kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau

manfaatnya.”Crosby (1979) “kualitas adalah kesesuaian dengan

kebutuhan yang meliputiavailability, delivery, realibility, maintainability, dan cost effectiveness.”Feigenbaum (1991) “kualitas merupakan

keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture , dan maintenance,dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan. Elliot (1993) “kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk

orang yang berbedadan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan.

(33)
(34)

B. Persepsi Guru 1. Definisi Persepsi

Stephen P. Robbins (1999: 46) mendefinisikan, ”Persepsi adalah

suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka”. Menurut Desmita (2009: 118), “Persepsi adalah

suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) oleh sistem alat indera”. Sedangkan menurut Samsunuwiyati & Lieke Indieningsih

Kartono (2006: 83), ”Persepsi adalah pengaturan stimuli menjadi satuan utuh, penuh arti dan penting”. Ahli lain, Slameto (2010: 102)

menyatakan, ”Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan

atau informasi ke dalam otak manusia”.

2. Pengertian Persepsi

(35)

1969). Dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek (Branca, 1964). Menurut Davidoff (1981:100) dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri. Persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers, 1965).

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi.

Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut Walgito (2005:101) adalah sebagai berikut :

1. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagi reseptor.

2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

(36)

stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

(37)

terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003:445) persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi yang dimaksud di sini adalah bahwa setiap individu yang berbeda-beda memiliki keinginan untuk memberikan arti dan melihat sesuatu yang sama dengan cara yang berbeda-beda, sehingga mereka memberikan penafsiran yang berbeda pula tentang apa yang dilihat atau yang dialaminya. Hamner and Organ dalam Indrawijaya (2002:45) mengemukakan bahwa persepsi adalah :Suatu proses dengan mana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

C. Hakikat Standar Kompetensi dan Program Sertifikasi Guru

(38)

1) Mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, 2) Mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, 3) Mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, 4) Mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas

1. Pengertian Guru

Pengertian guru menurut wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, guru (dari Sanskerta: yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. 2. Peran dan Fungsi Guru

Menurut Mulyasa (2007:9) peran dan fungsi guru dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik dan pengajar

(39)

perkembangan terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

b. Sebagai anggota masyarakat

Bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki ketrampilan membina kelompok, ketrampilan bekerjasama dalam kelompok dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

c. Sebagai pemimpin

Bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

d. Sebagai administrator

(40)

e. Sebagai pengelola pembelajaran

Bahwa setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.

3. Pengertian Sertifikasi Guru

Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang disahkan pada tanggal 30 Desember 2005, di kemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak. Berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas :

(41)

Pasal 8 : Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 11 butir 1 : Sertifikasi pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

Pasal 16 : Guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

(42)

Manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut : (1) melindungi profesi guru dari Pratik-pratik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru, (2) melindungi masyarakat dari Pratik-pratik

pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak professional, dan (3) meningkatkan kesejahteraan guru.

4. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru

Menurut H. Suyatno, M.Pd (2008) tujuan sertifikasi sebagai berikut : a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional; b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan;

c. Meningkatkan martabat guru; d. Meningkatkan profesionalitas guru.

Sedangkan manfaat sertifikasi sebagai berikut :

a. Melindungi profesi guru dari praktek yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru;

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional;

c. Meningkatkan kesejahteraan guru.

(43)
(44)

6. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dipahami sebagai tindakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Keempat jenis kompetensi guru yang dipersyaratkan diuraikan sebagai berikut: a. Kompetensi pedagogik

(45)

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Menurut Mulyasa (2007:117) kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.

c. Kompetensi profesional

(46)

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

d. Kompetensi sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya.

7. Dasar Hukum Sertifikasi Guru

Menurut Dirjendikti Kemendiknas (2010:2) dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

(47)

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan.

g. Keputusan Mendiknas Tahun 2009 tentang Pembentukan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

h. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam jabatan.

i. Surat Edaran Ketua KSG Nomor 1357/D/T/2009, tanggal 10 Agustus 2009 tentang Kesepakatan Rapat KSG tanggal 17 Juli 2009.

j. Surat Edaran Ketua KSG Nomor 1876/D/T/2009, tanggal 19 Oktober 2009, tentang Kesepakatan Rapat KSG tanggal 14 Oktober 2009.

8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Melalui Uji Kompetensi Portofolio

a. Pengertian Portofolio

(48)

guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran. Keefektifan pelaksanaan peran sebagai agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetensi guru yang bersangkutan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia (RI) no. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan,

komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari

atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

b. Fungsi Portofolio

(49)

pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan karya pengembangan profesi. Portofolio juga berfungsi sebagai:

(50)

c. Komponen portofolio 1) Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang belum memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai Ketentuan Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, komponen kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru peserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau serttifikat diploma.

2) Pendidikan dan pelatihan

(51)

berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga penyelenggara.

3) Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan).

4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

(52)

pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (pengusaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). 5) Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreatifitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama.

6) Prestasi akademik

(53)

kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR, dan lainlain). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

7) Karya Pengembangan Profesi

Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional; artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/ alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/ kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dan lain-lain). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.

(54)

Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam forum ilmiah (seminar, semiloka, simposium, sarasehan, diskusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai nara sumber/pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/ piagam bagi nara sumber, dan sertifikat/ piagam bagi peserta.

9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

(55)

Pendidikan Indonensia (ISMaPI), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan. Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik rehabilitasi, dan lain-lain. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

(56)

9. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio yang belum mencapai skor minimal kelulusan, diharuskan (a) untuk melengkapi portofolio, atau (b) mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Untuk menjamin standardisasi mutu proses dan hasil PLPG, perlu disusun rambu-rambu penyelenggaraan PLPG.

a. Dasar Hukum

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai upaya meningkatkan profesionalitas guru dan meningkatkan mutu layanan dan hasil pendidikan di Indonesia, diselenggarakan berdasarkan landasan hukum sebagai berikut:

1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2) Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

(57)

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.

6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.

b. Tujuan

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio.

10.Pendidikan Profesi Guru (PPG)

(58)

Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan, menegaskan peranan strategis guru dan dosen dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru merupakan jabatan profesional yang menuntut agar guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Terkait dengan hal tersebut di atas, dalam upaya meningkatkan mutu guru sebagaimana diamanahkan Undang-Undang no. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah no. 74 Tahun 2008, menyebutkan bahwa guru harus berpendidikan minimal S1/D-IV dan wajib memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG).

a. Pengertian Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

(59)

sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik.

b.Landasan Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

1) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

2) Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3) Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

4) Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 8 Tahun 2009

tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan. c. Tujuan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

(60)

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan khusus program pendidikan profesi guru seperti yang tercantum dalam permendiknas no. 8 Tahun 2009 Pasal 2 adalah untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

d. Sistem Rekruitmen Peserta PPG Sertifikasi Guru 2012 1) Seleksi Administrasi Oleh Dinas Pendidikan

a) Guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan (TK dan SD) yang diampu, keikutsertaan dalam pendidikan profesi berdasarkan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran dan/atau satuan pendidikan yang diampunya. b) Calon peserta PPG mendaftar ke Dinas Pendidikan

(61)

(2) Foto kopi ijazah S-1/D-IV yang sudah dilegalisasi oleh perguruan tinggi asal atau Kopertis untuk lulusan PTS yang sudah tidak beroperasi.

(3) Foto kopi SK pengangkatan sebagai PNS bagi guru PNS, SK GTY atau SK dari Pemda bagi guru bukan PNS. (4) Foto kopi SK pengangkatan sebagai guru bukan PNS

(guru tetap pada satuan pendidikan tempat yang bersangkutan mengajar) dari kepala sekolah dan/atau yayasan.

(5) Surat pernyataan kesediaan mengikuti pendidikan dan meninggalkan tugas mengajar yang ditandatangani oleh yang bersangkutan dan kepala sekolah.

(6) Surat persetujuan dari Kepala Sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan.

(7) Surat keterangan berbadan sehat dari dokter.

(8) Surat keterangan bebas napza dari instansi yang berwenang.

(62)

d) Calon peserta PPG yang dinyatakan lulus seleksi administrasi selanjutnya dikirim ke LPTK dalam daftar hasil seleksi administrasi calon peserta PPG dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan file (softcopy) (Format P2).

2) Seleksi Akademik Oleh LPTK

a) LPTK melakukan verifikasi dokumen berdasarkan dokumen

yang dikirim oleh Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota.

b) LPTK melakukan seleksi akademik menggunakan tes dan non tes yang meliputi hal-hal berikut:

(1) Tes penguasaan bidang studi (sesuai dengan program PPG yang akan diikuti).

(2) Tes kemampuan bahasa Inggris. (3) Tes potensi akademik.

(4) Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja

(63)

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP & PMP) dengan menggunakan Format P3.

11.Pemberian Sertifikat Pendidik Secara Langsung (PSPL)

Sertifikasi guru pola PSPL diperuntukan bagi guru yang diangkat jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki :

1. Guru yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b. 2. Guru kelas yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3

dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas yang diampunya dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

(64)

atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.

4. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas pada satuan pendidikan yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas kepengawasan dengan golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b; atau

5. Guru yang sudah mempunyai golongan paling rendah IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c (melalui in passin)

12. Persyaratan Sertifikasi Guru 2012

a. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.

(65)

1) bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau

2) bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.

d. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota atau dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota.

e. sudah menjadi guru pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan (30 Desember 2005).

f. Pada tanggal 1 Januari 2013 belum memasuki usia 60 tahun.

g. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK). h. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:

(66)

2)mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Yasbiati (2009) dengan judul “Pengaruh Persepsi Guru Tentang Sertifikasi Terhadap Kualitas

Pembelajaran’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan beasarnya hubungan antara variabel. Melalui studi ini ingin diketahui sejauh mana perbedaan salah satu variabel ada hubugannya dengan perbedaan dalam variabel yang lain, yang ditetapkan melalui koefisien korelasi, dengan studi kasus pada guru-guru SD Negeri Nagawangi 1Tasikmalaya di jalan Situ Ciraja Kelurahan Tuguraja Kecamatan Cilhideung Kota Tasikmalaya.

(67)

Nagarawangi 1 Kota Tasikmalaya yang beralamat di jalan Situ Ciraja Kelurahan Tuguraja Kecamatan Cilhideung Kota Tasikmalaya sejak bulan Juli-November 2009. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel total artinya semua populasi yaitu guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut dijadikan sampel 20. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi.

Dari penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi guru tentang sertifikasi dengan kualitas pembelajaraan di SD Negeri Nagarawangi 1 Tasikmalaya

E. Kerangka Pemikiran

Sertifikasi guru berlaku bagi guru yang berstatus PNS maupun swasta, merupakan salah satu upaya untuk peningkatan mutu dan kesejahteraan guru, berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Dengan terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan di Negara kita secara berkelanjutan.

(68)

F. Hipotesis

Hipotesis diturunkan melalui teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. (Iskandar, 2008 : 56). Menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008 : 56), hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan instrumen kerja dari teori. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah :

(69)

47 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2002:120). Penelitian ini diterapkan untuk meneliti persepsi guru tentang sertifikasi dengan kualitas pembelajaraan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

(70)

Selain itu menurut penulis pendidikan SMA itu juga penting bagi peserta didik dan guru yang mengajar di pendidikan SMA juga harus memiliki kualitas pendidikan yang baik dan kompeten. Diharapkan dengan adanya sertifikasi ini dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi guru-guru yang mengajar di SMA Negeri 2 Klaten agar kualitas pendidikan SMA Negeri 2 Klaten lebih meningkat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013. C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak atau lembaga yang memberikan informasi. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian yang akan diteliti adalah guru-guru SMA Negeri 2 Klaten Jl.Angsana, Trunuh, Klaten Selatan, Kabupaten Klaten

2. Objek Penelitian

(71)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru-guru SMA Negeri 2 Klaten yang berjumlah 59 guru.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah semua guru-guru SMA Negeri 2 Klaten yang sudah mengikuti program sertifikasi maupun yang belum mengikuti program sertifikasi. Sampel guru dalam penelitian ini diambil dari seluruh populasi yang ada yaitu sebanyak 59 guru yang mengajar di SMA Negeri 2 Klaten. Sementara sampel guru akan diambil dari semua total sekolah SMA Negeri 2 Klaten. Berikut ini penulis sajikan dalam bentuk tabel :

Tabel III.1

Daftar Nama Guru dan Jumlah Guru dalam Penelitian

NO NAMA GURU

9 Dra. Ratna Damayanti 10 Drs. Suwardhi

(72)

NO NAMA GURU 12 Drs. Djumal

13 Dra. Tri Suwarni 14 Dra. Sri Wuryani 15 Drs. Didit Handoyo TH 16 Dra. Tatik Sugiarti 17 Sukarno S.Pd 18 Kustiah S.Pd 19 Dra. Sita Sundari 20 Drs. Sumardi

21 Dra. Sadar Intantiningarum 22 Drs. Sugeng Wahyudi

23 Drs. Topo Trikoyo Darmanto 24 Dra. Wahyuni

25 Dra. C.Ambar Krismoyo 26 Drs. M.Sulaiman, M.Mis 27 Agus Suranto

28 C.Herman Pitoyowati S.Pd 29 R Nunuk Indarastuti S.Pd 30 Rahayu S.Pd

31 Endang Kristanti S.pd 32 Parmono S.Pd

33 Sri Murniati S.Pd 34 Drs. Nur Cahyo BJ 35 Sri Supadmiyantini S.Pd 36 Drs. Tukimin MM 37 Supardi S.pd 38 Nety Sukaati S.Pd 39 Drs. Agus Waryanto 40 Sudartati S.Pd

(73)

Sumber : Dokumen SMA 2 Negeri Klaten, 2013 3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dibuat berdasarkan populasi yang ada dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sugiyono ( 2001:61)

E.Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Persepsi Guru Tentang Sertifikasi

Persepsi guru tentang sertifikasi adalah proses menerima dan mengorganisasikan sertifikasi melalui panca indera. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru. Sertifikasi guru harus mencakup komponen portofolio guna memperoleh sertifikat pendidik. Komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan

NO NAMA GURU

50 Drs. Jaka Hadi S

51 Dra. Rini Sulistyowati M.Mis 52 Dra. Winarni

53 Nurul Faizah S.pd

54 Sri Atut Moworetno S.pd 55 Isworo Setyorini S.Th 56 Sugimo S.Pd

57 Dianita Hastiningirum S.Pd 58 Slamet S.Ag

59 Niken Rudatin S.T , S.Pd Jumlah

(74)

dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, (10) penghargaan

yang relevan dengan bidang pendidikan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru tentang sertifikasi

Tabel III.2

(75)

No Dimensi Indikator Nomor

(76)

No Dimensi Indikator Nomor

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan masing-masing pernyataan diukur dengan skala likert. Pemberian skor dalam skala likert terdiri dari 4 jawaban yaitu P (3), NT (2), N (1) Pemberian skor dan kreteria penilaian pada setiap pernyataan adalah sebagai berikut :

(77)

2. Persepsi Netral : Guru menunjukkan makna biasa-biasa saja tentang program sertifikasi

3. Persepsi Negatif : Guru tidak menunjukkan dukungan terhadap pelaksanaan program sertifikasi guru

Tabel III.3

Skor Pernyataan Persepsi Guru Tentang Sertifikasi Jawaban Pernyataan

(78)

a. Tujuan mengajar

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran dan tercapainya tujuan sama halnya dengan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Variabel kualitas pembelajaran ini untuk tujuan mengajar dapat diberi angka 1, dimana pemberian angka ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengisian data.

b. Guru yang mengajar

(79)

c. Siswa yang belajar

Setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda, kepribadian mereka juga berbeda-beda, intelektualitas mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang bervariasi, biologis mereka dengan struktur atau keadaan tubuh yang tidak selalu sama. Karena itu perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis ini mempengaruhi kualitas belajar. Variabel kualitas pembelajaran ini untuk siswa yang belajar dapat diberi angka 3, dimana pemberian angka ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengisian data.

d. Metode mengajar

Pemilihan metode dalam mendemonstrasikan mata pelajaran atau dalam menyampaikan materi pelajaran jelas sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Variabel kualitas pembelajaran ini untuk metode mengajar dapat diberi angka 4, dimana pemberian angka ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengisian data.

e. Alat bantu mengajar

(80)

pembelajaran ini untuk alat bantu mengajar dapat diberi angka 5, dimana pemberian angka ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengisian data. f. Penilaian atau evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu syarat ataupun faktor yang tidak apat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Bahan evaluasi cara atau bentuk evaluasi serta pemilihan waktu untuk melakukan evaluasi juga mempunyai pengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Variabel kualitas pembelajaran ini untuk penilaian atau evaluasi dapat diberi angka 6, dimana pemberian angka ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengisian data.

g. Situasi pengajaran

Situasi dan kondisi yang diciptakan oleh seorang tenaga pengajar tentu akan memberikan dampak terhadap pemahaman dan kenyamanan dalam belajar. Kondisi yang kondusif akan membantu para siswa untuk lebih optimal dalam menyerap pesan yang disampaikan dari sebuah materi pelajaran. Variabel kualitas pembelajaran ini untuk situasi pengajaran dapat diberi angka 7, dimana pemberian angka ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengisian data. Pemberian skor dan kreteria penilaian pada setiap pernyataan adalah sebagai berikut :

(81)

2. Kualitas Pembelajaran cukup baik : Bahwa guru dan siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran hanya menghandalkan atau terfokus dengan satu konsep pembelajaran

3. Kualitas Pembelajaran kurang baik : Bahwa guru dan siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran masih rendah, rendah dalam arti proses dalam pengajarannya

Tabel III.4

Skor Pernyataan Kualitas Pembelajaran

Jawaban Skor

Baik 3

Cukup Baik 2

Kurang Baik 1

F. Teknik Pengumpulan Data

(82)

mengumpulkan data mengenai hubungan persepsi guru tentang sertifikasi dengan kualitas pembelajaran.

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian Menurut Sugiyono (2006). Tujuan uji validitas mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

Validitas dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dengan rumus (Arikunto. 2002:225) :

Keterangan :

N =total responden

Y =total skor dari seluruh item X =total skor dari setiap item

(83)

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi ini dibanding dengan harga r tabel dengan dk = n - 2 dan taraf signifikasi kesalahan 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula sebaliknya.

Uji validitas dilakukan terhadap 59 responden. Uji validitas dilakuakan terhadap item-item pertanyaan variable persepsi guru tentang sertifikasi. Sebelumnya uji validitas dilakukan pada dua puluh dua pertanyaan tetapi ada (6) yang tidak valid. Hasil uji validitas adalah sebagai berikut :

Tabel III.5

(84)

Butir No Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Dari tabel dilihat di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan persepsi guru tentang sertifikasi menunjukkan bahwa ke dua puluh dua butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan r hitung. Dengan jumlah data (n) sebanyak 59 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh r tabel sebesar 0,260 (Sugiyono, 2007). dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan niali r hitung menunjukkan angka yang lebih besar dari niali r tabel ( r hitung > 0,260). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan persepsi guru tentang sertifikasi adalah valid.

Uji validitas dilakukan terhadap 59 responden, juga dilakukan untuk terhadap item-item pertanyaan variable kualitas pembelajaran. Sebelumnya uji validitas dilakukan pada sebelas pertanyaan tetapi ada (1) yang tidak valid. Hasil uji validitas adalah sebagai berikut :

Tabel III.6

Hasil Uji Validitas Untuk Kualitas Pembelajaran

Butir No Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,260 0,279 Valid

(85)

Butir No Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Sumber : data primer, diolah 2013

Dari tabel dilihat di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan kualitas pembelajaran menunjukkan bahwa ke sebelas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan r hitung. Dengan jumlah data (n) sebanyak 59 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh r tabel sebesar 0,260 (Sugiyono, 2007). dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan niali r hitung menunjukkan angka yang lebih besar dari niali r tabel ( r hitung > 0,260). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan kualitas pembelajaran adalah valid.

7) Pengujian Reliabilitas

(86)

konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.

Tujuan dari uji reliabilitas: Menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.

Relialibilitas menunjuk bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Untuk mengetahi koefisien reabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = varian total

= jumlah varian butir

Jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari pada 0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel dan jika nilai alpha

(87)

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 16. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel III.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Guru Tentang Sertifikasi Variabel Nilai r table Nilai r hitung Status Persepsi guru

tentang sertifikasi

0,60 0,943 Reliabel

Sumber : data primer, diolah 2013

Dari dua puluh dua pertanyaan pada variabel persepsi guru tentang sertifikasi ini diperoleh nilai r hitung sebesar 0,943. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 59 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,60 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,943 > 0,60). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel persepsi guru tentang sertifikasi dapat dikatakan reliabel.

Tabel III.8

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pembelajaran Variabel Nilai r table Nilai r hitung Status Kualitas

Pembelajaran

0,60 0,937 Reliabel

Sumber : data primer,diolah 2013

(88)

penelitian ini reliabel. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,937 > 0,60). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel kualitas pembelajaran dapat dikatakan reliabel.

D. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis

a) Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Uji

Kolmogorov - Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan deviasi terbesar. Harga Fo (Xi) – SN terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov – Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002: 36) yaitu :

D = Max |Fo (Xi) – SN (Xi)| Keterangan :

D = Deviasi maksimum

(89)

1) Jika nilai Asymp. Sig. < taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal.

2) Jika nilai Asymp. Sig. > taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan normal.

b) Uji Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi yang beristribusi normal, berdasarkan populasinya. Dalam penelitian pengujian homogenitas varians diuji dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007:140):

(90)

2. Pengujian Hipotesis a. Perumusan hipotesis

1) Perbedaan persepsi guru tentang sertifikasi dengan kualitas pembelajran Ho1: Terdapat hubungan signifikan persepsi guru tentang sertifikasi guru dengan kualitas pembelajaran.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan korelasi bivariat dengan korelasi rank kendall. Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.

Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rank Kendall yang diberi notasi τ adalah sebagai berikut.

1. Beri ranking data observasi pada variabel X dan variabel Y.

(91)

3. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangan discordant (Nd).

4. Statistik uji yang digunakan:

τ = Nc – Nd / (N(N-1)/2)

dimana:

τ = koefisien korelasi rank Kendall

Nc = jumlah angka pasangan concordant

Nd = jumlah angka pasangan discordant

N = ukuran sampel

c. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu :

1).Terima Ho jika Probabilitas signifikansi atau Asym sig. > taraf signifikansi 0,05

2).Terima Ha jika Probabilitas Signifikansi atau Asym sig. < taraf signifikansi 0,05

Gambar

Tabel V.4   Tabel Homogenitas ....................................................
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bambang Tri Purwanto, NIM: Q. 100100296, Pengembangan Pembelajaran PKn dengan CTL di SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten. Tesis, Manajemen Pendidikan. Universitas

Pengembangan Pembelajaran PKn Dengan CTL Di SMA Negeri 1 Karangdowo Klaten. Alasan mendasar mengapa penelitian dengan menggunakan strategi kontekstual atau CTL

Dari hasil penelitian (Tabel 6) menunjukkan bahwa persepsi tentang seks tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap sikap seksual remaja di SMA Negeri 3 Medan dengan

Hasil penelitian Pengaruh Persepsi Guru tentang Kualitas Kepemimpinan, Komunikasi Antar Pribadi, dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri di Kota

Penelitian ini bertujuan (1) Apakah ada peningkatan pemahaman konsep siswa kelas eskperimen di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan pada materi Hukum-hukum

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) tingkat persepsi siswa terhadap kualitas karakterisitk guru pada program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 2

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kualifikasi guru dengan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kendala proses pembelajaran biologi secara daring yang dialami guru di SMA Negeri Kota Tanjungpinang