• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Bram Warmaya Lubis NIM. 308111018

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

BRAM WARMAYA LUBIS, NIM 308111018. PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG

Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi guru tentang profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA N 1 Padang Tualang, penelitian ini bersifat deskriptif. Alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMA N 1 Padang Tualang sebanyak 40 guru. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel total, oleh karena itu jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 guru di SMA N 1 Padang Tualang. Data yang telah terkumpul dianalisis melalui teknik perhitungan statistik sederhana dengan menggunakan rumus tabel frekuensi.

(5)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, berkat rahmat Allah yang maha kuasa, penulisan

Skripsi ini dapat diselesaikan, Skripsi ini berjudul “Persepsi Guru tentang

Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Padang

Tualang”.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi, penulis dibantu oleh banyak pihak, baik

bantuan moral maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua penulis, ayahanda Abdul Rahim Lubis dan ibunda Wariani,

adik-adik saya, Adi Ganda Warmaya Lubis dan Aprilia Rahma Warmaya Lubis,

beserta seluruh keluarga besar Sipon,H.S, dan keluarga besar Bahtiar Lubis

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor UNIMED, beserta seluruh

stafnya.

3. Bapak Drs. H. Restu, MS, selaku Dekan FIS UNIMED, beserta jajarannya.

4. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, sebagai Ketua Jurusan PPKn

5. Bapak Parlaungan.G.Siahaan, SH, M.Hum, selaku sekretaris Jurusan PPKn

6. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi

7. Bapak Drs. Halking, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik

8. Bapak / Ibu dosen di jurusan PPKn, yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan pendidikan

9. Bapak Sugino, selaku Tata Usaha Jurusan PPKn

10.Bapak Suyoto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Padang

(6)

ii

11.Keluarga besar Bejo United, yang telah setia mendampingi penulis selama

menyelesaikan studi, teristimewa, bapak Ageng dan Ibu Helida husni, selaku

pemilik kost.

12.De Galau, teman, sahabat, yang memberi warna dalam perjalanan penulis

menyelesaikan studi di jurusan PPKn

13.Teman-teman Seperjuangan PPLT UNIMED 2011 SMA Negeri 1 Pantai

Cermin

14.Teman-teman Stambuk 2008, dan seluruh mahasiswa jurusan PPKn

Penulis memohon maaf, apabila terdapat kesalahan penulisan nama, tempat, atau

kata-kata yang tidak pantas, penulis menyadari terdapat kekurangan dan kelemahan di

dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran dari pembaca, sangat diperlukan, agar

kedepannya lebih baik.

Medan, Juli 2012

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mengajar adalah proses yang berlangsung pada pengajar, mengajar adalah

usaha untuk terjadinya perubahan pada diri anak didik. Perubahan akan terjadi bila

ada interaksi antara pendidik dan anak didik. Dalam sistem pembelajaran ada input

yaitu murid, proses yaitu proses belajar mengajar, dan output yaitu lulusan, ketiga

komponen ini saling berhubungan dan berkaitan, apa yang menjadi output, tidak

lepas dari proses dan input.

Hamalik (2002: 36) menjelaskan, proses belajar dan hasil belajar siswa

bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi

sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing

mereka.

Di dalam proses belajar mengajar, Guru memiliki peran yang besar, di dalam proses

inilah akan ditentukan bagaimana input diproses, sehingga dapat dihasilkan output

yang dapat dibanggakan, berhasil tidaknya suatu pembelajaran dilihat melalui proses

dan output yang dihasilkan dari suatu pembelajaran.

Mudyahardjo (2002 : 349) berpendapat, “Guru mempunyai peranan yang

menentukan di dalam mengarahkan proses belajar, tetapi berperan pula dalam

merancang dan mengontrol proses belajar”. Pasal 39 UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, Pendidik merupakan tenaga profesional

(8)

2

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat. Guru bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, guru menjadi sutradara yang merencanakan

sebuah cerita pembelajaran, dan bertindak sebagai aktor atau aktris yang

memerankan tokoh seorang pendidik atau guru di dalam cerita pembelajaran, guru

juga bertindak sebagai tim penilai dari cerita yang sudah di tampilkan, dalam hal ini

guru menilai hasil dari proses pembelajaran anak didik, selain bertugas mengajar

anak didik di sekolah, guru juga harus mampu melaksanakan pembimbingan dan

pelatihan kepada masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan Profesional

menurut Asmani (2010 : 38) adalah “pekerjaan (profesi) atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupannya yang

memerlukan standar mutu atau norma tertentu, serta memerlukan pendidikan

profesi”.

Setiap guru memiliki latar belakang pendidikan dan kepribadian yang

berbeda antara satu dan lainnya, latar belakang pendidikan dan pengalaman

mengajar, mempengaruhi kualitas pembelajaran, oleh karena itu, seorang pengajar

atau proses pembelajaran harus dilaksanakan oleh tenaga profesional. Selain itu,

seorang guru juga dituntut untuk menguasai kompetensi dalam melaksanakan

profesi keguruannya, agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi

(9)

3

Kompetensi guru di dalam pasal 10 UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Di dalam Hamalik (2002 : 35), dijelaskan bahwa :

Kompetensi guru merupakan alat seleksi penerimaan guru, perlu ditentukan secara umum kompetensi apakah yang perlu dipenuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi administrator dalam memilih mana guru yang diperlukan untuk satu sekolah. Asumsi yang mendasaari kriteria ini adalah bahwa setiap calon guru yang memenuhi syarat tersebut diharapkan akan berhasil mengemban tugasnya selaku pengajar di sekolah.

Di dalam menciptakan guru-guru yang memenuhi kualifikasi profesional,

pada masa sekarang, pemerintah telah menciptakan program-program pendidikan

profesi, yang dilaksanakan terhadap seluruh guru-guru di Indonesia, yang bertujuan

untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Menurut Asmani

(2010 :33), “Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik untuk memangku jabatan-jabatan yang bersifat tertutup (closed

occupations) yang lazimnya dilindungi undang-undang”, Guru yang profesional,

selain menyampaikan informasi kepada anak didik, juga harus mampu memahami

perkembangan peserta didiknya, guru harus mampu menciptakan interaksi dan

komunikasi yang baik di dalam kelas.

Sebagian ahli memandang bahwa mengajar adalah sebuah seni, bukan ilmu.

Karena tidak semua orang berilmu bisa menjadi guru yang piawai dalam hal

mengajar. Oleh karena itu mengajar merupakan sebuah pekerjaan yang termasuk

(10)

4

pendidikan di lembaga tertentu. Di dalam Asmani (2010 : 34) dijelaskan, “Banyak

pandangan bahwa profesionalisme merupakan suatu bidang keahlian dan kemarihan

semata, tanpa ada sangkut paut dengan masalah moralitas atau etika”.

Berdasarkan pendapat diatas, menurut penulis, Guru yang profesional, bukan

hanya terpaku pada keahlian dan kemahiran, namun juga mencakup prilaku,

moralitas,dan panggilan jiwa untuk mengabdi dan menjadi guru yang seutuhnya.

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diajarkan di sekolah, baik di tingkat sekolah Dasar (SD), sekolah menengah

pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA), merupakan mata

pelajaran yang bertujuan atau membicarakan tentang hak dan kewajiban sebagai

warga Negara, disebut juga sebagai mata pelajaran pembentukan kepribadian,

menurut Zamroni, sebagaimana dikutip Sofhian dan Asep Sahid (2011:9),

“Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan

mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui

aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah

bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat”.

Sebagai sebuah mata pelajaran, PKn juga menuntut profesionalisme guru dalam

mengajar, karena guru dituntut untuk menguasai seluruh aspek kompetensi, baik

pedagogik, sosial, kepribadian maupun kompetensi profesional, namun, masih

banyak ditemukan guru yang mengajar mata pelajaran PKn tidak berkompeten

dalam melaksanakan pembelajaran, atau lebih tepatnya tidak profesional, yang

(11)

5

mengajar PKn, tidak berasal dari lembaga yang khusus mendidik calon guru-guru

PKn, harusnya jika ingin menciptakan pembelajaran yang baik, dan mendapatkan

guru yang profesional dalam mengajar, perekrutan guru tidak didasarkan suka atau

tidak suka, atau karena alasan yang bersifat subjektif, melainkan atas dasar yang

objektif, yaitu kompetensi yang berlaku secara umum untuk semua calon guru.

Hamalik (2002 : 35) menjelaskan bahwa :

Kompetensi sangat diperlukan unuk melaksanakan fungsi profesi. Dalam masyarakat yang kompleks seperti masyarakat modern dewasa ini, profesi menuntut kemampuan membuat keputusan yang tepat dan kemampaun membuat kebijaksanaan yang tepat. Untuk itu diperlukan banyak keterangan yang lengkap agar jangan menimbulkan kesalahan yang akan menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Kesalahan dapat menimbulkan akibat yang fatal dan malapetaka yang dahsyat. Itu sebabnya kebijaksanaan, pembuatan keputusan, perencanaan, dan penanganan harus ditangani oleh para ahlinya, yang memiliki kompetensi profesional dalam bidangnya.

Saat ini, banyak guru-guru yang mengajar mata pelajaran PKn telah

mengikuti pendidikan profesi, dan diharapkan menjadi guru yang profesional dalam

melaksanakan pembelajaran PKn

Oleh karena itu, Penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian dengan Judul

“Persepsi Guru Tentang Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Padang Tualang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui

profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Negeri1 padang

Tualang, dengan identifikasi permasalahan sebagai berikut :

(12)

6

2. Kompetensi yang harus dimiliki Guru Pendidikan Kewarganegaraan

3. Upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk melaksanakan profesionalisme

dalam pembelajaran PKn

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah

yaitu :

1. Persepsi guru tentang profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan

2. Kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan Kewarganegaraan

3. Upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk melaksanakan profesionalisme

dalam pembelajaran PKn

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi guru tentang profesionalisme guru Pendidikan

Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Padang Tualang ?

2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan Kewarganegaraan ?

3. Bagaimana upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk melaksanakan

profesionalisme dalam pembelajaran PKn ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk memperoleh gambaran

faktual mengenai :

1. Persepsi guru tentang profesionalisme guru PKn di SMA N 1 Padang Tualang,

(13)

7

3. Upaya guru PKn untuk melaksanakan profesionalisme dalam pembelajaran PKn

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah, untuk membantu mengembangkan profesionalisme guru PKn.

2. Bagi guru PKn di SMA Negeri 1 Padang Tualang,untuk meningkatkan kinerja

sebagai guru PKn yang profesional

3. Bagi peneliti lanjutan, untuk lebih mengembangkan kompetensi guru PKn yang

(14)
(15)

63 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis membuat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan persepsi guru SMA Negeri 1 Padang Tualang, Guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) di SMA Negeri 1 Padang Tualang adalah seorang guru

profesional, yang memiliki profesionalisme dalam menjalankan profesinya.

2. Berdasarkan pendapat guru di SMA Negeri 1 Padang Tualang, guru PKn harus

memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut :

a. Kompetensi Pedagogik

b. Kompetensi Sosial

c. Kompetensi Kepribadian (individu)

d. Kompetensi Profesional

3. Dalam meningkatkan profesionalisme, berikut adalah usaha-usaha yang

dilakukan oleh guru PKn :

a. Dalam mengembangkan isi materi dalam silabus, Guru PKn berusaha

mengembangkan materi dengan isu-isu terkini kewarganegaraan

b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik agar sesuai dengan

(16)

64

c. Dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar, guru PKn memasukkan nilai-nilai

yang dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara

d. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, guru PKn mengutamakan

penilaian objektif

e. Memiliki pribadi Pancasila

f. Dalam menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai pancasila, guru

PKn berusaha menunjukkan dengan berprilaku sehari-hari baik di dalam

maupun luar tetap berpegangan pada tata nilai pancasila

g. Dalam menjalin komunikasi di sekolah, guru PKn berusaha menghindari

pembicaraan yang menyinggung SARA

h. Sebagai usaha untuk mengajak orang tua ikut berperan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa, guru PKn menjalin komunikasi

yang efektif dan efisien dengan seluruh orang tua siswa dengan

menggunakan dan memanfaatkan media telekomunikasi handphone.

i. Dalam menentukan media pembelajaran, Guru PKn berusaha untuk

menyesuaikan dengan materi pembelajaran, dan juga memperhatikan

untuk membuat media pembelajaran yang memberi nilai-nilai yang

bermakna bagi peserta didik

j. Dalam menentukan metode pembelajaran, guru PKn memperhatikan

(17)

65

B. SARAN

1. Guru-guru dan sekolah harus saling mendukung untuk meningkatkan profesionalisme guru.

2. Kompetensi guru PKn harus terus dikembangkan, agar pembelajaran yang dilaksanakan semakin baik.

(18)

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali Burhan, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Suatu Tinjauan Praktis, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Sukses PLPG Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Jogjakarta : Diva Press

Djaramah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik : Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik,Oemar.2002. Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kunandar, 2009. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

LEMHANNAS, 2001. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Mudyahardjo, Redja. 2002 : Pengantar Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.

Muslich,Masnur.2007. Sertifikasi Guru, Menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta : PT Bumi Aksara

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, 2007. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara

Sagala, Syaiful . 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

Bandung : Alfabeta

Subhan Sofhian dan Asep Sahid Gatara, 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (CIVIC EDUCATION) Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi, Bandung : Fokus Media.

Referensi

Dokumen terkait

Ž The average drop spectra in non-raining cumulus clouds of higher thickness 1067–. The cloud physical parameters are given in Table 1. The maximum size 80. N for thicker clouds

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

[r]

Buat manajemen Bentoel di kantor cabang atau di kantor pusat, PDA dengan system TI yang mendukungnya itu membantu menganalisis kinerja merek- merek rook milik Bentoel di tingkat gerai

Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian berguna untuk mempertajam penelitian. Fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi

Lebih dari separuh responden (53,4%) menyatakan kurang puas terhadap waktu yang dibutuhkan untuk memasak apabila menggunakan bahan bakar minyak tanah, sedangkan lebih dari

Berdasarkan hasil tanggapan responden seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.18 di atas, sebagian besar responden atau sebanyak 40,6% menyatakan setuju terhadap lingkungan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi alat evaluasi bagi institusi pendidikan, khususnya Sekolah Kristen Baptis Bandung; sehingga bisa melakukan perbaikan dari segi