EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MIANA (Coleus scutellarioides L. Benth) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus sanguinis
SKRIPSI
Oleh:
Khomisah Salimah 04031181722001
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2021
i
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MIANA (Coleus scutellarioides L. Benth) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus sanguinis
Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya
Oleh:
Khomisah Salimah 04031181722001
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2021
1
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia”
~ Self Reminder~
“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain
mengikutimu”
(Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)
KATA PENGANTAR
Segala puji da kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptoccus sanguinis” diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penyususan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes, Sp.Pros selaku Ketua Bagian Kedokteran Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
3. drg. Rini Bikarindrasari, M.Kes selaku dosen pembimbig akademik yang senantiasa membimbing, memotivasi, serta memberikan dukungan selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
4. drg. Ulfa Yasmin, Sp. KGA dan drg. Sri Wahyuni, M,Kes selaku dosen pembimbing yang terus membimbing juga memberikan dukungan moril dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. drg. Budi Asri Kawuryani, MM dan drg. Ibnu Ajidarmo, Sp.KGA selaku dosen penguji atas saran dan tambahan ilmu dalam penyusunan skripsi ini.
6. Staf pegawai Program Studi Keokteran Gigi terkhususnya kepada Mba Ria yang telah memberikan bantuan dalam mengurus berkas-berkas dan menyediakan sarana pendukung yang dibutuhkan selama proses pendidikan dan penyelesaian skripsi.
7. Ibu Indah selaku dosen Biostatistik yang telah meluangkan waktu untuk membantu membimbing pengerjaan rumus besar sampel dan pengolahan data hasil penelitian.
8. Uni Rosmania dan kak Mirza Hasibuan yang telah membantu dalam menyelesaikan ekstraksi daun miana serta uji antibakteri pada penelitian penulis.
9. Umak, Bapak, dan saudara-saudaraku yang terus memberikan doa dan semangat serta dukungan yang tak henti-henti diberikan.
10. Khofifa Arda Anggelina Putri sebagai my partner dalam berjuang dan melalui suka duka selama penelitian dan perskripsian ini yang tak lupa saling mengingatkan untuk tidak mengeluh serta selalu bersyukur dengan apa yang dijalani.
11. Fitria Ananda Sari dan Cindy Apriola Mayasari sebagai teman seperjuangan menuju S.KG yang selalu saling mendukung dan siap mendengarkan keluh kesah yang dilalui.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun Miana ... 6
2.1.1 Klasifikasi... 7
2.1.2 Morfologi ... 8
2.1.3 Fitokimia Daun Miana ... 10
2.1.4 Daya Antibakteri Daun Miana ... 10
2.1.4.1 Flavonoid ... 11
2.1.4.2 Tanin ... 11
2.1.4.3 Alkaloid ... 12
2.1.4.4 Saponin ... 12
2.1.5 Ekstrak Daun Miana ... 13
2.2 Streptococcus sanguinis 2.2.1 Klasifikasi... 14
2.2.2 Morfologi ... 14
2.2.3 Patogenesis ... 15
2.3 Karies Gigi 2.3.1 Definisi ... 17
2.3.2 Etiologi ... 17
2.3.3 Patogenesis Karies Gigi ... 19
2.3.4 Pencegahan Karies Gigi ... 20
2.4 Kerangka Teori ... 22
2.5 Hipotesis ... 23 BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian ... 24
3.2.2 Waktu Penelitian ... 24
3.3 Subjek Penelitian ... 25
3.3.1 Besar Sampel Penelitian ... 25
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 26
3.3.3 Kriteria Inklusi ... 26
3.3.4 Kriteria Ekslusi ... 27
3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Terikat... 27
3.4.2 Variabel Bebas ... 27
3.5 Kerangka Konsep ... 27
3.6 Definisi Operasional Variabel ... 28
3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat ... 28
3.7.2 Bahan ... 29
3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Sterilisasi Alat ... 29
3.8.2 Pembuatan Ekstrak Daun Miana ... 30
3.8.3 Pembuatan Variasi Ekstrak ... 30
3.8.4 Pembuatan Media Pertumbuhan 3.8.4.1 Media Mueller Hinton Agar (MHA) ... 32
3.8.4.2 Media Mueller Hinton Broth (MHB) ... 32
3.8.5 Pembuatan Suspensi Streptococcus sanguinis ... 33
3.8.6 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Miana ... 3.8.6.1 Uji Daya Hambat ... 33
3.8.6.2 Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ... 34
3.8.6.3 Uji Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ... 35
3.9 Analisis Data ... 36
3.10 Alur Penelitian ... 37
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 38
4.1.1 Uji Daya Hambat ... 38
4.1.2 Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Uji Konesntrasi Bunuh Minimum (KBM) ... 41
4.2 Pembahasan ... 44
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49
5.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 54
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional ... 28 Tabel 2. Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L.
Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sanguinis ... 39 Tabel 3. Hasil Uji One Way ANOVA Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L.
Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sanguinis ... 40 Tabel 4. Hasil Uji Posthoc-Tukey Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L.
Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sanguinis ... 41 Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Dilusi Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sanguinis ... 42 Tabel 6. Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri Streptococcus sanguinis (CFU/ml) pada Uji KBM ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daun Miana (Coleus scutellarioides L. Benth) ... 8
Gambar 2. Daun dan Pembungaan Miana... 9
Gambar 3. Sel Streptococcus sanguinis (SEM) ... 13
Gambar 4. Faktor Penyebab Pembentukan Biofilm pada S.sanguinis ... 14
Gambar 5. Faktor Umum Penyebab Karies Gigi ... 15
Gambar 6. Pengukuran Diameter Zona Hambat ... 34
Gambar 7. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Uji Difusi Cakram Ekstrak Daun Miana Konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan Kontrol Positif (CHX 0,2%) ... 39
Gambar 8. Hasil Uji Dilusi Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sanguinis ... 42
Gambar 9. Hasil Uji Dilusi Ekstrak Daun Miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus sanguinis setelah subkultur ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian ... 54
Lampiran 2. Prosedur Penelitian ... 56
Lampiran 3. Tabel Analisis Deskriptif ... 58
Lampiran 4. Persetujuan Etik ... 59
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian... 60
Lampiran 6. Lembar Bimbingan ... 62
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karies gigi adalah penyakit infeksi dimana terjadi proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras gigi oleh asam organik yang berasal dari sisa metabolisme makanan oleh bakteri di lingkungan mulut.1 Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKEDDAS) tahun 2018, karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang terbanyak di Indonesia dengan proporsi mencapai 45,3 % dan paling banyak terjadi pada anak 5 tahun menurut kelompok umur WHO dengan proporsi 51,2 %.2 Hal tersebut disebabkan karena anak-anak memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis yang kariogenik seperti coklat, permen, dan kue manis, pemberian susu botol pada malam hari secara konsisten, serta kebiasaan menyikat gigi yang tidak teratur.3
Faktor-faktor yang terlibat dalam proses karies gigi yaitu, host, subtrat, waktu, dan mikroorganisme kariogenik pada plak.4 Plak memegang peranan penting dalam menyebabkan karies gigi.5 Pembentukan plak diawali dengan adanya pelikel pada permukaan gigi yang dilapisi oleh sejumlah besar protein saliva yang mendukung bakteri menempel pada permukaan gigi.5,6 Bakteri pertama yang menempel pada pelikel adalah Streptococcus sanguinis7 yang merupakan bakteri komensal yang tersebar luas di rongga mulut seperti permukaan gigi, permukaan mukosa oral dan saliva. Bakteri ini merupakan bakteri Gram positif, bersifat anaerob fakultatif, dan umumnya dilaporkan sebagai
2
nonmotil.6 Streptococcus sanguinis memfasilitasi bakteri lain untuk berkoloni pada permukaan gigi untuk membentuk plak dan berkontribusi terhadap perkembangan karies.5
Perawatan karies gigi terutama pada gigi sulung dapat dilakukan pada tahap awal, karena jika tidak dicegah dengan cepat sejak dini, maka dapat menyebabkan rasa sakit, bakterimia, perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi anak, kehilangan gigi prematur, gangguan bicara, kehilangan rasa kepercayaan diri anak, dan dapat mempengaruhi gigi permanen pengganti. Pencegahan perkembangan karies gigi anak dapat dilakukan dengan restorasi, mengedukasi orang tua mengenai pola makan anak, dan penggunaan agen kontrol plak.3 Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanis dengan menyikat gigi, akan tetapi hal itu tidak cukup, karena tidak mungkin dapat menghilangkan semua bakteri dan sisa makanan dari gigi untuk waktu yang lama,1 sehingga kontrol plak bisa juga secara kimiawi dengan pemberian obat kumur. Obat kumur yang merupakan gold standar sebagai agen antiplak dan memiliki efek antibakteri yang baik adalah chlorhexidine, namun chlorhexidine sebagai obat kumur sintetis memiliki beberapa efek samping seperti genotoksisitas, pewarnaan pada gigi, dan iritasi mukosa.8 Salah satu alternatif yang ditempuh guna meminimalisir efek samping tersebut dengan memanfaatkan senyawa kimia dari tumbuhan sebagai obat kumur alami.
Tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri salah satunya adalah tumbuhan dari famili Lamiaceae9,10 yaitu daun miana (Coleus scutellarioides L.
3
Benth)11,12 yang berasal dari Asia Tenggara.10 Daun miana tidak hanya bermanfaat sebagai antibakteri tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti yang dilaporkan Wakhidah, dkk (2018) bahwa Daun Miana digunakan masyarakat sebagai obat sakit pinggang karena haid, obat batuk, obat bisul, meredakan nyeri haid, membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan, penambah nafsu makan, bibir pecah-pecah, ambeyen, dan meningkatkan kesuburan. Hal tersebut dipercaya masyarakat karena aktivitas farmakologis senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun miana.13
Berdasarkan hasil penelitian Rizal, dkk (2018) dan Anita, dkk (2019) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) mengandung senyawa antibakteri bersifat polar yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin yang dapat menyebabkan kematian sel bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri pada rongga mulut.14,17 Ridwan, dkk (2020) melaporkan bahwa ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) memiliki tingkat toksisitas yang rendah9 dan seperti yang dilaporkan oleh Prayoga (2019) bahwa ekstrak daun miana juga tidak menyebabkan iritasi,15 sehingga aman dan dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan alami. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menguji efek antibakteri dari ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth). Pada penelitian Muljono, dkk (2016) menunjukkan bahwa ekstrak daun iana dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus sp dan Pseudomonas sp,10 Rizal, dkk (2018) melaporkan bahwa ekstrak daun miana dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Shigella dysenteriae,14 dan Anita, dkk (2019) juga melaporkan bahwa esktrak daun miana
4
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus16 dan Escherichia coli,17 namun belum ada penelitian yang menunjukkan efek antibakteri ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis sebagai bakteri yang berperan pada tahap awal pembentukan plak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berminat untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
5
1. Mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis.
2. Mengetahui konsentrasi bunuh minimum (KBM) ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam bidang kedokteran gigi serta rujukan untuk penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi tentang efektivitas ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides L. Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai fitoterapi dalam bidang Kedokteran Gigi.
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Robinson C, Kirkham J, Shore R, editors. Dental Enamel Formation to Destruction. Francis: CRC Press; 2018. p.223, 238.
2. Balitbang Kemenkes RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta:
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB);
2019.
3. Alazmah A. Early Chilhood Caries: A review. J Contemp Dent Pract. 2017;
18(8):732-737.
4. Eden E, editor. Evidence-Based Caries Prevention. Switzerland: Springer;
2016. p.46, p.29, p.153, p.74.
5. Zakki M. Uji aktivitas antibakteri ekstrak cathecin teh putih terhadap streptococcus sanguinis. Odonto Dental Journal. 2017;4(2):108-113.
6. Zhu B, Macleod LC, Kitten T, Xu P. Stertococcus sanguinis biofilm formation & interaction with oral pathogens. Future Microbiology.
2018;13(8):915-32.
7. Xuedong Z, editor. Dental Caries Principle and Management. Heidelberg:
Springer; 2016. p.35-6, p.72.
8. Qiu W, Zhou Y, Li Z, Huang T, Xiao Y, Cheng L, et al. Appllication of Antibiotics/Antimicrobial Agents on Dental Caries. Biomed Research International. 2020:1-11.
9. Ridwan Y, Satrija F, Handharyani E. Toksisitas Akut Ekstrak Daun Miana (Coleus Blumei Benth) pada Mencit (Mus Musculus). IPB. 2020;8(1):55-61.
10. Muljono P, Fatimawali, Manampiring AE. Uji aktivitas antibakteri daun mayana jantan (Coleus atropurpureus Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus Sp. dan Pseudomonas Sp. Jurnal eBm. 2016;4(1):164-172.
11. Suva M. Coleus Species: Solenostemon scutellarioides. Inventi Journals.
2015;(2):1-5.
12. Palette T. Efek ekstrak daun miana ungu (Coleus scutellarioides (L).Benth) terhadap Myobacterium Tuberculosis pada mencit yang telah diinduksi dengan Myobacterium secara intraperitonium. Makassar: Universitas Hasanuddin;2017.
13. Wakhidah AZ dan Silalahi M. Etnofarmakologi tumbuhan miana (Coleus Scutellarioides (L.) Benth) pada masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara. Jurnal Pro-Life. 2018;5(2):567-578.
14. Rizal NM, Nurhaeni, Ridhay A. Aktivitas antibakteri ekstrak daun mayana (Coleus atropurpureus [L] Benth) berdasarkan tingkat kepolaran pelarut.
KOVALEN. 2018;4(2):180-189.
15. Prayoga T. Evaluation of antibacterial activity in nanoparticles ointment preparation using ethanol extract of miana leaves (Coleus atropurpureus (L.) Benth). Nanomed Res J. 2019;4(2):69-76.
16. Anita, Basarang M, Arisanti D, Rahmawati, Fatmawati A. Analisis Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus atropurpureus) terhadap Staphylococcus aureus dan Vibrio Cholera. Poltekkes Mumammadiyah Makassar. 2019.
51
17. Anita, Basarang M, Rahmawati. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Miana (Coleus atropurpureus) terhadap Escherichia coli. Jurnal Media Analis Kesehatan. 2019;10(1):72-78.
18. Anita, Arisanti D, Fatmawati A. Potensi Flavonoid Ekstrak Daun Miana (Coleus atropurpureus) Sebagai Senyawa Anti Myobacterium tuberculosis Strain H37rv dan Mdr Dengan Miocroscopy Observation Drug Susceptibility (Mods). Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan. 2018;9(18):61- 73.
19. Moektiwardoyo M, dkk. Jawer Kotok, Plectranthus scutellarioides, dari Etnofarmasi menjadi Sediaan Fitofarmasi. Yogyakarta: Deepublish; 2018.
P.5-9, p.13-14.
20. Surahmaida dan Umarudin. Identifikasi dan Analisa Senyawa kimia Ekstrak Daun Miana (Coleus Blumei). IPTEK Journal of Proceedings Series.
2019;(4):2354-6024.
21. Fati N, Syukriani D, Luthfi UM, Siregar R. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Miana (Coleus atropurpureus L.) dalam air minum terhadap Performa broiler. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 2020;23(12):1-15.
22. Saraswati, Katnoria JK, Nagpal AK. Analytical Techniques for Phytochemicals Screening and Bioactivities Of Some Coleus Spesies: A Review. JPSR. 2016;8(4):227-237.
23. Qalbi BM AN, Djangi J, Muhaedah. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Daun Tumbuhan Iler (Coleus scutellarioides, Linn, Benth). Jurnal Chemica. 2017;18(1):48-55.
24. Dewangga VS dan Nirwana AP. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. 2019:50-56.
25. Amalia A, Sari I, Nursanty R. Aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun sembung (blumea balsamifera (L.) DC.) terhadap pertumbuhan bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Prosiding Seminar Nasional Biotik. 2017:387-391.
26. Dewangga VS dan Nirwana AP. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. 2019:50-56.
27. Rahman FA, Haniastuti T, Utami TW. Skrining fitokimia dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) pada Streptococcus mutans ATCC 35668. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia.
2017;3(1):1-7.
28. Kemala D, Hendiani I, Satari MH. Uji daya antibakteri ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Streptococcus sanguinis ATCC 10556. Padjadjaran J Dent Res Student. 2018;2(2):137-140.
29. Zou X, Li Y. Atlas of microbiology. “From healthy microflora to disease”.
Zhejien University Press. Elsevier:UK. 2015. p.56-7
30. Pramesti HT. Streptococcus sanguinis as an opportunistic species in human oral cavity: adherence, colonization, and invasion. Padjadjaran Journal of Dentistry. 2018;28(1):45-52.
52
31. Gita JB, Chandrasekaran S, Dharsani DD, Gnanamani A. Gram-Positive Anaerobes in Periodontals Pathogenesis: New Kids on the Block? – A Mini Review. J Bacteriol Mycol. 2016;2(7):1-7.
32. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 4th ed. China:
Elsevier; 2012. p.226, p.273-274.
33. Duzgunes N. Medical Microbiology and Immunology for Dentistry. USA:
Quintessence books; 2016. p.152.
34. Mitrakul K, Vongsawan K, Sriutai A, Thosathan W. Association between S.mutans and S.sanguinis in Severe Early Chilhood Caries and Caries-Free Children A Quantitative Real-Time PCR Analysis. The Journal of Clinical Pedriatic Dentistry. 2016;40(4):281-289.
35. Putri DKT, Kriswandini IL, Luthfi M. Characterization of Streptococcus sanguis molecular receptors for Streptococcus mutans binding molecules.
Dent. J. (Majalah Kedokteran Gigi). 2016;49(4):213-216.
36. Akarslan Z, editors. Dental Caries – Diagnosis, Prevention and Management. London: IntechOpen Book Series; 2018. p.21-22.
37. Yadav K dan Prakash S. Dental Caries: A Microbiological Approach. J Clin Infect Dis Pract. 2017;2(1):1-15.
38. Rathee M dan Sapra A. Dental Caries. Europe PMC. 2019.
39. Lang N, Lindhe J, editors. Clinical Periodontology and implant dentistry 6th ed. UK:Willey-BlackWell. 2015. p.174-5
40. Lamont RJ, Hajishengallis GN, Jenkinson HF, editors. Oral microbiology and immunology. 2nd ed. USA: ASM Press; 2014. p.243, p.245.
41. Wagaiyu E, Simiyu BN. Knowledge, attitude and use of mouthwash among dental and medical students of the University of Nairobi. Int J Dent Oral Heal. 2016;2(5):1-6.
42. Parashar A. Mouthwashes and their use in different oral conditions. Sch J Dent Sci J Dent Sci. 2015:2(2B):186-191.
43. Caloguiri GF, Di LE, Trautmann A, Nettis E, Ferrannini A, Vacca A.
Chlorhexidine hypersensitivity: a critical and update review. J Allergy Ther.
2013;4(4):1-7.
44. Gupta R, Chandavarkar V, Galgali SR, Mishra M. Chlorhexidine, A Medicine for all the Oral Disease. GJMEDPH. 2012;1(2):43-48
45. Janampa E, et al. Antibacterial Activity of Ethanol Extract of the Leaves of Rosmarinus Officinalis L. At Different Concentration Versus Streptococcus mutans: An In Vitro Comparative Study. EJGD. 2020;9(3):152-156.
46. Saridewi MN, Bahar M, Anisah. Uji efektivitas antibakteri perasan jus buah nanas (Ananas comosus) terhadap pertumbuhan isolat bakteri plak gigi di puskesmas kecamatan tanah abang periode 2017. Biogenesis Jurnal Ilmiah Biologi. 2017;5(2):104-110.
47. Nofita AD, Sari WY, Mutripah S, Supriani. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Allium cepa L. Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dalam Media Mueller Hinton Agar. Media Informasi. 2020;16(1):1-7.
48. Triatmoko B, Almuttaqin H, Dianasari D. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan
53
Gentamisin terhadap Staphylococcus epidermis. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2018;6(3):421-425.
49. Toy TSS, Lampus BS, Hutagalung BSP. Uji daya hambat ekstrak rumput laut gracilaria sp. terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Jurnal eG. 2015;3(1):153-159.
50. Novaryatiin S, Handayani R, Chairunnisa R. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Umbi Hati Tanah (Angiotepris Sp.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Surya Medika. 2018;3(2):23-31.
51. Yunus M, Abbas M, Bakri Z. Uji Daya Hambat Madu Hutan Murni (Mei Depuratum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus.
Majalah Farmasi Nasional. 2019;6(1):6-12.
52. Djuanda R, Helmika VA, Christabella F, Pranata N, Sugiaman VK. Potensi Herbal Antibakteri Cuka Sari Apel terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar. Sound of Dentistry. 2019;4(2):24-40.
53. Yanto TA, Hatta M, Bukhari A, Natzir R. Molecular and Immunological Mechanisms of Miana Leaf (Coleus Scutellarioides [L] Benth) in Infectious Disease. Biomed & Pharmacol. 2020;13(4):1607-1618.
54. Balouiri M, Sadiki M, Ibnsouda SK. Methods for in vitro evaluating antimicrobial activity: A review. Journal of Pharmaceutical Analysis.
2016;6:71-79.
55. Clinical Laboratory Standart Institute. Method for Dilution Antimicrobial Suspectibility Tests for Bacteria That Grow Aerobically. 11thEd. USA:
CLSI; 2018.
56. Zimbro MJ, David A, Sharon M, George E, Julie A, editors. Manual of Microbiological Culture Media. 2thEd. USA: BD; 2009. p.377-78.
57. Warokka KE, Wuisan J, Juliatri. Uji konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia Steenis) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Jurnal-eGiGi. 2016;4(2):155- 159.
58. Ika T dan Febriani R. Skrining aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun terhadap Salmonella typhi resisten kloramfenikol. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research. 2017;2:66-77.
59. Rori B, Khoman J, Supit A. Uji Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus manihot L. Medik) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. Jurnal e-GiGi. 2018;6(2):83-90.
60. Rambet LG, Waworuntu O, Gunawan PN. Uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Perasan Murni Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Pertumbuhan Candida albicans. PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi.
2017;6(1):16-23