• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI EFEKTIVITAS APLIKASI ZOOM DALAM E-LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR. Oleh FITRIA HUSNA FADHILAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI EFEKTIVITAS APLIKASI ZOOM DALAM E-LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR. Oleh FITRIA HUSNA FADHILAH"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROPOSAL SKRIPSI

EFEKTIVITAS APLIKASI ZOOM DALAM E-LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Oleh

FITRIA HUSNA FADHILAH NIM 201733019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2021

(2)

i

PROPOSAL SKRIPSI

EFEKTIVITAS APLIKASI ZOOM DALAM E-LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Oleh

FITRIA HUSNA FADHILAH NIM 201733019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2021

(3)

v

PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi dengan judul Efektivitas Aplikasi Zoom dalam E-Learning terhadap Minat Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar oleh Fitria Husna Fadhilah NIM 201733019 disetujui untuk diseminarkan.

Kudus, 20 Januari 2021 Pembimbing I

Sekar Dwi Ardianti, S.Pd., M.Pd NIDN. 0623119001

Pembimbing II

M. Syaffrudin K, S.Si., M.Or NIDN. 0604059102

Mengetahui Ka. Prodi

Imaniar Purbasari, S.Pd., M.Pd NIDN. 0619128801

(4)

vi

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi oleh Fitria Husna Fadhilah (NIM: 201733019) ini telah diseminarkan di depam Tim Penguji pada tanggal 06 Februari 2021 sebagai syarat untuk melakukan penelitian.

Kudus, 06 Februari 2021 Tim Penguji

Sekar Dwi Ardianti, S.Pd., M.Pd, Ketua NIDN. 0623119001

M. Syaffrudin K, S.Si., M.Or, Anggota NIDN. 0604059102

Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd, Anggota NIDN. 0607036901

Mengetahui Ka. Prodi PGSD

Imaniar Purbasari, S.Pd., M.Pd NIDN. 0619128801

(5)

vii ABSTRAK

Fadhilah, Fitria Husna. 2021. Efektivitas Aplikasi Zoom dalam E-Learning terhadap Minat Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Sekar Dwi Ardianti, S.Pd., M.Pd. (2) M.

Syaffrudin K, S.Si., M.Or.

Kata Kunci: Efektivitas, Aplikasi Zoom, Minat Belajar

Pembelajaran merupakan proses mencari pengetahuan untuk mencapai sebuah hasil. Biasanya pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Namun, karena pandemi covid-19 pembelajaran dilakukan secara online atau disebut e-learning.

E-learning biasanya mempengaruhi minat belajar peserta didik seperti bosan dan tidak tertarik. Berdasarkan hasil wawancara bersama perwakilan guru dari SD 2 Garung Kidul Kudus, siswa diminta mendownload aplikasi Zoom untuk mengikuti virtual class dalam e-learning. Keadaan tersebut menjadi dasar dari penelitian mengenai bagaimana efektivitas aplikasi zoom terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas aplikasi zoom terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar.

Aplikasi zoom adalah aplikasi konferensi video yang dapat digunakan untuk pertemuan online, contohnya virtual class. Virtual class ini biasanya mempengaruhi minat belajar peserta didik. Minat belajar adalah suatu sikap ketertarikan untuk melakukan sesuatu dalam pembelajaran. Jika, penggunaan aplikasi terhadap minat belajar tinggi itu artinya bersifat efektif. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan daru suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-eksperimen design one group pretest-posstest design. Subjek penelitian ini yakni, peserta didik kelas 5 SD 2 Garung Kidul dengan menggunakan teknik sampling jenuh.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat belajar peserta didik, sedangkan variabel bebasnya dalah aplikasi zoom. Teknik pengumpulan yang digunakan yaitu berupa observasi dan angket terhadap minat belajar peserta didik. Analisis data menggunakan uji T satu sampel pada aplikasi SPSS IBM 21.

(6)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

PERSETUJUAN PEMBIMBING v

PENGESAHAN PENGUJI vi

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 5

1.6 Definisi Operasional Variabel 5

BAB II LANDASAN TEORI 7

2.1 Konsep Teoritik 7

2.1.1. Efektivitas 7

2.1.1.1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran 7 2.1.1.2. Indikator Efektivita Pembelajaran 7

2.1.2. Aplikasi Zoom 8

2.1.3. E-Learning 9

2.1.3.1. Pengetian E-Learning 9

2.1.3.2. Karakteristik E-Learning 10

2.1.3.3. Manfaat E-Learning 12

2.1.3.4. Jenis Pembelajaran E-Learning 14

2.1.4. Minat Belajar 16

2.1.4.1. Pengertian Minat Belajar 16

(7)

ix

2.1.4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar 17

2.1.4.3. Indikator Minat Belajar 18

2.2 Penelitian Relevan 20

2.3 Kerangka Berfikir 21

2.4 Hipotesis 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23

3.1 Tempat & Waktu Penelitian 23

3.2 Desain Penelitian 24

3.3 Populasi dan Sampel 24

3.3.1. Populasi 24

3.3.2. Sampel 24

3.4 Variabel Penelitian 25

3.4.1. Variabel Terikat 25

3.4.2. Variablel Bebas 25

3.5 Teknik & Instrumen Pengumpulan Data 25

3.6 Uji Validitas 26

3.7 Teknik Analisis Data 26

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 32

PERNYATAAN 44

KETERANGAN SELESAI BIMBINGAN 45

PERMOHONAN SEMINAR PROPOSAL 46

(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Waktu Penelitian 23

3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat Belajar 26

3.3 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar 26

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir 22

3.1 One Group Pretest-Posttest Design 24

(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

RPP Pembelajaran Daring dengan Zoom Meeting 33

Kisi-kisi Lembar Observasi Minat Belajar 35

Lembar Observasi Minat Belajar 36

Pedoman Penskoran Lembar Observasi Minat Belajar 37

Kisi-kisi Angket Minat Belajar 40

Angket Minat Belajar 41

Pedoman Penskoran Angket Minat Belajar 42

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses mencari pengetahuan untuk mencapai sebuah hasil. Biasanya pembelajaran dilakukan pada saat sekolah dan berada di dalam kelas dengan kegiatan bertatap muka. Namun sekarang kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, dapat juga dilakukan di luar kelas atau di mana pun kita berada dengan cara online tanpa harus bertatap muka. Dalam pembelajaran online atau lebih dikenal dengan e- learning biasanya mempengaruhi minat belajar peserta didik dikarenakan ada faktor bosan, tidak menarik, atau susahnya sinyal.

Minat belajar adalah dorongan batin yang muncul dari diri peserta didik untuk meningkatkan kebiasaan belajar. Lestari (2015: 120) berpendapat bahwa minat belajar muncul saat peserta didik memiliki keinginan untuk meraih nilai terbaik, atau saat ingin untuk memenangkan sebuah persaingan belajar dengan peserta didik lainnya. Minat belajar juga dapat dibangun dengan menetapkan cita-cita sesuai dengan bakat dan kemampuan peserta didik.

Ada tiga faktor yang mendasari minat belajar. Menurut Taufani (2008:

38) yaitu: (1) faktor alam, yaitu dorongan individual sehingga muncul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu. Contoh, dorongan belajar yang timbul karena minat diri untuk belajar. (2) faktor motivasi, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan tertentu agar dapat diterima atau diakui oleh lingkungan ia berada. Contoh, minat untuk belajar karena berharap dapat hadiah dari orang tua. (3) faktor emosional, yaitu minat yang memiliki hubungan erat dengan emosional diri. Contoh, kesuksesan suatu aktivitas atau tindakan menimbulkan rasa senang dan puas, sedangkan kegagalan menimbulkan rasa tidak senang dan dapat mengurangi minat seseorang dalam aktivitas atau tindakan tersebut.

(12)

2

Minat belajar peserta didik dapat ditunjukan dengan bukti yang melekat pada peserta didik. Seperti yang dijelaskan oleh Rasyid (2010: 31) bahwa indikator-indikator peserta didik minat belajar yaitu: (1) bergairah untuk belajar, (2) tertarik pada pelajaran, (3) tertarik pada guru, (4) punya inisiatif belajar, (5) kesegaran dalam belajar, (6) konsentrasi dalam belajar, (7) teliti dalam belajar, (8) mau dalam belajar, dan (9) ulet dalam belajar.

E-learning yaitu suatu pembelajaran berbasis teknologi informai dan komunikasi untuk mengaktifkan peserta didik mampu belajar kapan pun dan dimana pun. Pada dasarnya, Haidar (2020: 4) menjelaskan bahwa e-learning memiliki dua tipe yaitu, synchronous dan asynchronous. Synchronous adalah pada waktu yang sama. Kegiatan mengharuskan peserta didik dan guru mengakses internet di waktu yang sama. Guru akan memberikan suatu materi pembelajaran dalam bentuk slide dan penjelasan lalu peserta didik mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Aplikasi yang dapat digunakan untuk jenis ini yaitu, Zoom, Google Meet, Webex, Google Classroom, dan atau aplikasi lainnya. Sedangkan, Asynchronous adalah tidak pada waktu yang sama. Peserta didik dapat mengambil waktu untuk pembelajaran berbeda dengan saat guru yang memberikan materi.

Pembelajaran biasanya dapat berbentuk makalah bacaan, animasi, simulai, permainan edukatif, tes, quis, dan pengumpulan tugas. Aplikasi yang dapat digunakan biasanya, Google form, Marbel (Mari Belajar) Digital Edukatif, dan atau aplikasi online lainnya.

Dengan adanya berbagai macam media elektronik sebagai sumber belajar baru dalam kegiatan e-learning banyak guru atau sekolah yang menggunakan berbagai media atau cara. Seperti dari hasil wawancara yang telah saya lakukan bersama perwakilan guru dari SD 2 Garung Kidul Kudus mengenai kegiatan e-learning selama adanya pandemi covid-19. Beliau memaparkan bahwa selama e-learning guru meminta peserta didik untuk mendownload aplikasi Zoom sehingga peserta didik dapat melihat gurunya atau virtual class.

(13)

3

SD 2 Garung Kidul merupakan sekolah dasar yang berada di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. SD ini memiliki akreditas A, sehingga dalam fasilitas sarana prasarana dapat dikatakan lengkap, misalnya terdapat laboratorium mini computer, wifi aktif setiap hari, koperasi guru dan siswa, kantin, ruang kelas, ruang go green, ruang kantor, uks, dan lapangan sekolah. SD 2 Garung Kidul menjadi lokasi pilihan dalam penelitian ini karena secara letak geografis dinyatkan aman dari gangguan signal, karena sudah berdiri tower signal yang kuat serta hampir 75% peserta didiknya sudah mengenal gadget secara pribadi. Pada masa pandemi, peserta didik dirasa sanggup untuk melakukan pembelajaran secara daring, karena sejak awal tahun pelajaran sudah terdapat grup pembelajaran melalui aplikasi WhatsApp.

Kondisi tersebut menjadikan dasar adanya penggunaan aplikasi lain dalam proses pembelajaran dari berlangsung. Macam cara atau aplikasi yang digunakan pastinya mempengaruhi minat peserta didik dalam menggikuti kegiatan pembelajaran. Terutama dalam penggunaan aplikasi Zoom, aplikasi yang terbilang baru jika diterapkan pada peserta didik sekolah dasar.

Zoom adalah sebuah aplikasi konferensi video yang dapat digunakan sebagai pertemuan online, pengiriman pesan grup dan perekaman sesi yang aman. Zoom dapat di download melalui hp pada playstore atau di akses mengunakan laptop pada https://zoom.us. Aplikasi ini mampu untuk melakukan virtual class atau pertemuan online dengan banyak peserta.

Berdasarkan riset hasil studi media elektronik dalam Susunan Artikel Pendidikan, Haqien & Rahma (2020:55) menjelaskan bahwa Zoom Meeting dinilai praktis dan efisien karena Guru dan Mahapeserta didik dapat berkomunikasi secara langsung dan lebih mudah dibandingkan berkomunikasi secara pesan.

Perlu disadari pula bahwa sebuah keberhasilan dari suatu pembelajaran tergantung pada karakteristik individu peserta didik. Begitu pula dengan semangatnya ataupun minat belajar peserta didik dalam menggikuti sebuah kegaiatan pembelajaran.

(14)

4

Berdasarkan observasi selama adanya pembelajaran daring atau e- learning yang digunakan dengan menggunakan berbagai macam aplikasi penunjang kegiatan di sekolah dasar membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS APLIKASI ZOOM DALAM E-LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR”

1.2 Rumusan Masalah

Tujuan perumusan masalah adalah untuk memberikan batasan pada pembahasan masalah yang diteliti, sehingga diharapkan pemecahan masalah tidak menyimpang dari ruang lingkup permasalahan. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah utama penelitian ini adalah : bagaimana efektivitas dari penggunaan aplikasi Zoom terhadap minat belajar peserta didik di SD 2 Garung Kidul Kudus?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan aplikasi Zoom terhadap minat belajar peserta didik di SD 2 Garung Kidul Kudus.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan pada bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muria Kudus.

Serta dapat dipakai untuk acuan bagi penelitian-penelitian sejenis di tahapan lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

1.4.2.1 Bagi Guru

(15)

5

Sebagai referensi para guru dalam melakukan pembelajaran secara daring atau e-learning, khususnya dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan minat peserta didik.

1.4.2.2 Bagi Peserta Didik

Memberikan sumbangan bagi peserta didik untuk dapat meningkatkan kembali minatnya dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung secara daring.

1.4.2.3 Bagi Peneliti

Diharapkan bisa menjadi landasan dalam memahami penggaruh adanya e-learning terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar sehingganya nantinya peneliti mampu untuk menjadi guru yang professional dalam proses pembelajaran yang berlangsung secara daring.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian terbatas pada penggunaan aplikasi zoom dalam kegiatan e- learning di SD 2 Garung Kidul kelas 5 tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan subtema 2 Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan pembelajaran 1 dan 2.

2. Sasaran penelitian terbatas pada minat belajar peserta didik saat melakukan kegiatan e-learning menggunakan aplikasi zoom di SD 2 Garung Kidul.

3. Subjek penelitian ini dilakukan pada peserta didik yang akan menggunakan aplikasi zoom pada kegiatan pembelajaran daring atau e- learning di SD 2 Garung Kidul.

1.6 Definisi Operasional Variabel 1.6.1 Aplikasi Zoom

Zoom adalah sebuah aplikasi konferensi video yang dapat digunakan sebagai pertemuan online, pengiriman pesan grup dan perekaman sesi

(16)

6

yang aman. Zoom dapat di download melalui hp pada playstore atau di akses mengunakan laptop pada https://zoom.us. Aplikasi ini mampu untuk melakukan virtual class atau pertemuan online dengan banyak peserta.

1.6.2 Minat Belajar

Minat minat merupakan suatu sikap atau keinginan dalam diri individu yang menyebabkan ketertarikan untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang baru dan secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman diri sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga minta belajar dapat diartikan sebagai dorongan dari diri sendiri dalam memperhatikan sebuah kegiatan secara keseluruhan.

Minat belajar peserta didik dapat ditunjukan dengan bukti yang melekat pada peserta didik, seperti (1) Perhatian peserta didik. Contoh:

peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi ketika pembelajaran online; (2) Keterlibatan Peserta Didik. Contoh: aktif dalam diskusi online, aktif bertanya kepada guru dan aktif menjawab pertanyaan dari guru; dan (3) Perasaan Senang. Contoh: yaitu senang mengikuti pembelajaran online, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.

(17)

7 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Teoritik

2.1.1 Efektivitas

2.1.1.1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran

Efketivitas pembelajaran menurut Deassy dan Endang (2018:2) merupakan bentuk belajar yang bermanfaat serta bertujuan untuk peserta didik yang memungkinkan untuk belajar keterampilan fisik, ilmu pengetahuan, dan sikap dengan mudah, menyenangkan, dan mampu terselesaikannya tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.

Menurut Miarso (2004:516) efektivitas pembelajaran merupakan salah satu dari standar mutu pendidikan yang sering kali dikuru dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga dikatakan ketepatan dalam mengelola suatu keadaan pembelajaran.

Sedangkan Syarif (2015:1) menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran adalah suatu ukuran tercapainya pembelajaran yang dinyatakan seberapa tercapinya target (kuantitas, kualitas, dan waktu), atau dengan kata lain semakin besar presentase target yang dicapai maka makin tinggi nilai efektivitasannya.

Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi anta peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru yang bertujuan untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, respon peserta didik terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep belajar oleh peserta didik.

2.1.1.2. Indikator Efektivitas Pembelajaran

Indikator efektivitas pembelajaran menurut Faturrahman, dkk (2019:

846) yaitu: (1) ketepatan penyusunan program pengajaran, (2) pengelolaan kondisi kelas, (3) ketepatan penggunaan media pembelajaran, (4) interaksi antara guru dan peserta didik, dan (5) ketepatan pelaksanaan evaluasi.

(18)

8

Menurut Aurelius (2018: 9) indikator proses pembelajaran yang efektik yaitu: (1) melibatkan peserta didik untuk aktif, murud diharapkan untuk banyak aktif karena murid sebagai subjek; (2) menarik minat dan perhatian peserta didik karena dengan demikian mampu membuat peserta didik untuk lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung; (3) membangkitkan motivasi peserta didik untuk mau belajar; (4) prinsip indivialisme, yaitu strategi pembelajaran yang menganut konsep belajar tuntas dan memperhatikan peserta didik belajar secara individual; (5) pemanfaatan alat peraga yang tepat agar pembelajaran tidak jenuh; (6) penempatan waktu yang tepat dalam penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik; dan (9) evaluasi nilai yang didapatkan oleh peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran.

2.1.2 Aplikasi Zoom

Zoom Meeting menurut pendapat Haqien, dkk (2020:52) adalah media pembelajaran dengan menggunakan video. Eric Yuan, pendiri aplikasi Zoom Meeting, mulai menjabat pada tahun 2011 dan berkantor pusat di San Jose, California.

Zoom Cloud Meeting menurut Pratiwi,dkk (2019 :1748) adalah alternatif yang sangat berguna untuk software pertemuan virtual berbasis cloud karena dapat digunakan dengan perangkat mobile.Saat ini, berkat fiturnya yang fleksibel dan platform yang intuitif, dikatakan bahwa 170.000 organisasi sudah menggunakan Zoom Cloud pertemuan. Kualitas audio dan video yang dipatenkan telah ditingkatkan.

Sedangkan, Fadli (2019 :1) Zoom Cloud Meeting merupakan aplikasi yang dapat mendukung komunikasi dengan banyak orang kapanpun dan dimanapun tanpa harus bertemu langsung. Aplikasi konferensi video ini dapat dengan mudah diinstal pada perangkat berikut:

a. PC (komputer pribadi) dengan webcam b. Laptop dengan kamera

c. Ponsel pintar Android

(19)

9

Pratiwi, dkk (2019 :1749) Dalam pembelajaran di era digital ini, perlu memanfaatkan sepenuhnya teknologi informasi dan komunikasi, komputer dan internet, serta telepon genggam dengan berbagai aplikasi (terutama aplikasi konferensi cloud zoom) untuk pembelajaran dan pengajaran interaktif.

Pratiwi, dkk (2019:1753) Kelebihan dan kelemahan penggunan aplikasi Zoom Cloud Meetings Pada penggunaan aplikasi zoom cloud meetings memiliki kelebihan dan kelemahan nya yaitu:

a. Kelebihan aplikasi zoom adalah versi dasar software konferensi berbasis cloud ini gratis dan selama proses pembelajaran, pengguna dapat memilih berbagai alat serta memudahkan informasi dan komunikasi jarak jauh.

b. Kekurangan aplikasi zoom adalah penggunaan gratis dibatasi hingga 40 menit atau kurang saat menggunakan cloud, jika menggunakannya dengan OS lama, masalah buffer dapat terjadi.

2.1.3 E-Learning

2.1.3.1 Pengertian E-Learning

E-learning menurut Hanum, (2013:92) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Perkembangan teknologi yang semakin cepat semakin memudahkan individu dalam mencari pengetahuan dan infomasi. Kemudahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik memiliki sumber informasi yang semakin luas. Kemudahan ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam mendistribusikan atau menyampaikan materi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Herman (2013:4), e-learning sebagai cara pendistribusian materi pembelajaran dengan menggunakan media elektronik atau internet sehingga peserta didik mampu mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Ciri pembelajaran e-learning adalah

(20)

10

terciptanya pembelajaran yang flexible dan distributed. Selanjutnya Clark dan Mayer (2016:8-9) menjelaskan sebagai berikut

“e-Learning courses include both content (that is, information) and instructional methods (that is, techniques) that help people learn the content. E-Learning courses are delivered via digital devices using words in the form of spoken or printed text and pictures such as illustrations, photos, animation, or video. Some forms of e- learning called asynchronous e-Learning are available on demand and designed for individual self-study.”

E-Learning mencakup konten dan metode instruksional yang membantu orang mempelajari materi pembelajaran. Pembelajaran e- Learning disampaikan melalui perangkat digital menggunakan kata-kata dalam bentuk teks lisan atau cetak dan gambar seperti ilustrasi, foto, animasi, atau video. Beberapa bentuk e-learning yang disebut asynchronous e-learning tersedia sesuai permintaan dan dirancang untuk belajar mandiri individu.

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa E- Learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital. E-learning membantu peserta didik dalam mempelajari materi melalui berbagai perangkat digital. E-learning dapat dirancang berdasarkan kebutuhan pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Kaitannya dengan penelitian ini adalah E-Learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi sehingga peserta didik dapat mengakses informasi kapan dan dimanapun berada sehingga dapat menjadi solusi alternatif untuk pembelajaran di masa pandemi.

2.1.3.2. Karakteristik Pembelajaran E-Learning

Menurut Hanum (2013:92) terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki e-Learning yang membedakannya dengan pembelajaran

(21)

11

konvensional, yaitu interactivity, independency, accessibility, dan enrichment.

Karakteristik e-learning yang dikemukakan oleh Indrakusuma dan Putri (2016 :5) sebagai berikut:

1) Daya tangkap pembelajar terhadap materi pembelajaran tidak tergantung kepada instruktur/pembelajar, karena pebelajar mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface situs web.

2) Sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media Internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi ke dalamnya.

3) Pembelajar/ lembaga pendidikan berfungsi sebagai mediator/

pembimbing.

4) Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan sistem pendidikan, kurikulum dan manajemen yang dapat mendukung pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan secara optimal.

Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016:130) e-learning memiliki karakteristik, antara lain :

1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan peserta didik, peserta didik dan sesama peserta didik atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan secara mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks).

3) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) disampaikan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

(22)

12

4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakter e-learning adalah memanfaatkan teknologi elektronik sehingga interaksi antara guru dengan murid dapat berlangsung secara real time (synchronous) tidak real time (asynchronous); memiliki sumber belajar yang bersifat mandiri (self learning materials) sehingga guru atau peserta didik dapat mengaksesnya kapanpun dan dimanapun; dan memiliki jadwal, pengayaan, kurikulum pembelajaran yang sudah tersistem.

Kaitannya dengan penelitian ini adalah karakteristik yang harus dipenuhi oleh guru dalam melaksanakan e-learning.

2.1.3.3. Manfaat E-Learning

Indrakusuma dan Putri (2016 :6) Pelaksanaan E-Learning memiliki manfaat dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Manfaat dari pengembangan e-learning, yaitu:

1) Efisiensi Biaya. E-learning tersebut memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggarannya, efisiensi penyediaan sarana serta juga fasilitas fisik untuk dapat belajar serta juga efisiensi biaya bagi pembelajar yaitu biaya transportasi serta akomodasi.

2) Fleksibel. E-learning tersebut memberi fleksibilitas didalam memilih waktu serta juga tempat untuk dapat mengakses perjalanan.

3) Belajar Mandiri. E-learning tersebut memberi kesempatan bagi pebelajar dengan secara mandiri memegang seluruh kendali atas keberhasilan dalam proses belajar.

Pendapat selanjutnya dari Suartama (2015:66-67) yang menjelaskan manfaat e-learning diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan pengajar atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar

(23)

13

interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan pengajar/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar. Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan pengajar untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.

2) Memiliki peluang terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugastugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada pengajar begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada pertemuan dengan pengajar.

3) Memiliki jangkauan peserta didik dengan cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas.

Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan sehingga, siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar juga dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benarbenar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.

4) Memudahkan penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut

(24)

14

membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.

Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran e-learning adalah biaya yang dibutuhkan lebih efisien, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja, perangkat pembelajaran dapat menyimpan materi pembelajaran, dan memiliki jangkauan peserta didik yang luas. Kaitannya dengan penelitian ini adalah berbagai manfaat yang akan diterima oleh guru dan peserta didik yang melaksanakan e-learning.

2.1.3.4. Jenis Pembelajaran E-Learning

Indarti dkk (2015) menjelaskan Implementasi e-learning sangat bervariasi, e-learning bisa dibagi ke dalam empat model, yaitu:

1) Computer Based Learning/Training (CBL/CBT)

Perkembangan Internet memungkinkan model belajar CBL/CBT yang terintegrasi dalam jaringan komputer sehingga terjadi perluasan akses bahan belajar kapanpun dan dimanapun. Penyelenggara pendidikan juga dapat memanfaatkan Internet untuk memperluas layanan kepada peserta. Aktifitas kelas terjadi dengan cara peserta mengunduh dan mempelajari bahan belajar, mengikuti diskusi dengan pengajar menggunakan teknologi komunikasi yang tersedia (chat, email, video converence) serta mengikuti ujian secara online.

Model inilah yang disebut web based learning, sebuah model pembelajaran jarak jauh yang menggunkan Internet sebagai wahananya.

2) Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer) Dalam CBL/CBT pembelajaran berlangsung dengan cara penyediaan bahan belajar berupa modul elektronik, softare edukasi, maupun

(25)

15

bentuk softcopy dari makalah cetak yang sudah ada yang diintegrasikan dalam sebuah komputer stand alone yang tidak memerlukan koneksi ke Internet. Bahan belajar juga bisa berupa program simulasi keterampilan tertentu sesuai kebutuhan khusus pembelajaran. Bahan belajar ini dapat diakses secara berulang kapanpun tanpa pembiayaan berulang sebagaimana jika kita mencetak ulang suatu modul.

3) Mobile Learning

Model pembelajaran yang memanfaatkan keberadaan ponsel cerdas yang sangat pervasif dan merupakan bagian dari kultur populer masyarakat sebagai sarana pembelajaran. Fitur dan kelengkapan teknologi telepon genggam saat ini sangat mendukung keberhasilan konsep mobile learning. Perangkat mobile yang handy dan portabel serta selalu „on‟ tersebut dimanfaatkan untuk mendistribusikan konten pembelajaran agar dapat diakses secara cepat tanpa perlu menghidupkan perangkat komputer.

Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016 :132) menjelaskan berbagai jenis e-learning yang dapat dilaksanakan di sekolah sebagai berikut.

1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan guru sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet.Dengan kata lain, model ini menggunakan sistem jarak jauh.

2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini, guru bisa memberikan petunjuk kepada peserta didik untuk mempelajari

(26)

16

materi pembelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Peserta didik juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan guru lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan terdapat beberapa jenis e-learning sebagai berikut pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran virtual dan kolaborasi pembelajaran digital. Kaitannya dengan penelitian ini adalah berbagai jenis e-learning yang dapat dilaksanakan oleh guru atau sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan peserta didik.

2.1.4. Minat Belajar

2.1.4.1. Pengertian Minat

Menurut Usman (2010: 27) menjelaskan minat merupakan suatu sifat yang menetap pada diri seseorang. Minat memiliki pengaruh yang sangat besar mengenai proses belajar karena dengan adanya sebuah minat seseorang akan melakukan sesuatu, apabila seseorang tidak memiliki minat maka tidak akan melakukan sesuatu.

Darmadi (2017: 311) menyatakan bahwa minat adalah suatu ketertarikan terhadap suatu obyek yang kemudian mendorong individu atau peserta didik untuk mempelajari dan menekuni segala hal yang terkait dengan minatnya tersebut. Menurut Hanafi (2019: 152) minat adalah keinginan hati yang tinggi untuk selalu berusaha dalam memperoleh kepandaian atau ilmu.

Susanto (2013: 58) mengemukakan bahwa minat merupakan dorongan dalam diri seorang individu/peserta didik, ataupun faktor yang menimbulkan ketertarikan dan perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu kegiatan yang menyenangkan bagi peserta

(27)

17

didik sehingga lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dari dalam dirinya (peserta didik).

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap atau keinginan dalam diri individu yang menyebabkan ketertarikan untuk melakukan sesuatu. Kaitannya dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan minat adalah minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran online.

2.1.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Darmadi (2017: 313) menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi minat belajar peserta didik adalah faktor bahan pelajaran/pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik.

Bahan pelajaran/pembelajaran yang menarik minat peserta didik, akan sering dipelajari oleh peserta didik yang bersangkutan. Dan sebaliknya pula, bahan pelajaran/pembelajaran yang tidak menarik bagi peserta didik tentu akan dikesampingkan/diacuhkan oleh peserta didik.

Syahputra (2020: 21) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah segala sesuatu yang membuat peserta didik berminat, yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri. Faktor internal tersebut adalah perhatian dalam belajar, rasa ingin tahu, kebutuhan dan motivasi peserta didik.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang membuat peserta didik berminat, yang berasal dari luar diri peserta didik seperti adanya dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, prasarana dan sarana yang memadai serta kondisi lingkungan.

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang,

(28)

18

baik itu dari dalam diri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

2.1.4.3. Indikator Minat Belajar

Minat belajar memiliki beberapa indikator yang menunjukkan ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Darmadi (2017: 318) mengemukakan bahwa indikator minat belajar adalah sebagai berikut:

1) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek atau peserta didik terhadap pembelajaran karena adanya ketertarikan.

2) Adanya perasaan senang peserta didik terhadap pembelajaran.

3) Adanya kemauan maupun kecenderungan dari diri subyek atau peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran serta untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Syahputra (2020: 19) menyatakan bahwa terdapat 4 indikator minat belajar, yaitu:

1) Perasaan senang. Seorang peserta didik yang mempunyai perasaan senang/suka terhadap suatu mata pelajaran atau pembelajaran, maka peserta didik tersebut akan terus/selalu mempelajari ilmu/mata pelajaran maupun pembelajaran yang disukainya dengan senang hati.

Tidak ada sedikitpun perasaan terpaksa pada peserta didik untuk mempelajari bidang/pembelajaran tersebut.

2) Ketertarikan peserta didik. Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong peserta didik untuk cenderung merasa tertarik kepada orang/guru, benda, kegiatan atau dapat pula berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian peserta didik. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Peserta didik yang memiliki minat pada obyek/mata pelajaran maupun pembelajaran tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut.

(29)

19

4) Keterlibatan dari peserta didik. Ketertarikan seorang peserta didik akan suatu obyek atau mata pelajaran yang mengakibatkan peserta didik tersebut senang dan merasa tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.

Menurut Slameto (2013: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu:

perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan peserta didik.

Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator minat adalah adanya perasaan senang dalam diri peserta didik, keterlibatan peserta didik, perhatian peserta didik dan ketertarikan peserta didik.

Kaitannya dengan penelitian ini mengenai indikator minat pembelajaran online, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat sebagai berikut:

a) Perhatian Peserta Didik

Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama/mirip dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian peserta didik merupakan konsentrasi peserta didik terhadap pengamatan, dengan mengesampingkan hal yang lain dan hanya berfokus pada pembelajaran online. Peserta didik memiliki minat pada obyek tertentu, maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh: peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi ketika pembelajaran online.

b) Keterlibatan Peserta Didik

Keterlibatan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan atau melakukan kegiatan pembelajaran online. Contoh: aktif dalam diskusi online, aktif bertanya kepada guru dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.

c) Perasaan Senang

Apabila seorang peserta didik memiliki perasaan senang terhadap pembelajaran online maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.

(30)

20

Contohnya yaitu senang mengikuti pembelajaran online, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.

2.2 Penelitian Relevan

Penelitian yang terkait antara lain adalah yang telah dilakukan oleh Haqien & Rahma (2020:55) dalam Susunan Artikel Pendidikan yang menjelaskan bahwa Zoom Meeting dinilai praktis dan efisien karena Guru dan Mahapeserta didik dapat berkomunikasi secara langsung dan lebih mudah dibandingkan berkomunikasi secara pesan.

Penelitian yang dilakukan dalam Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini oleh Prasetyo & Ismawati (2020: 665) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan video conference efektif, interaktif, dapat mendukung pembelajaran jarak jauh, dan memudahkan anak didik untuk menyerap materi pembelajran yang disampaikan pendidikan karena lebih real time dalam kegiatan.

Penelitian yang dilakukan dalam Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi oleh Monica & Fitriawati (2020: 1630) menjelaskan bahwa pembelajaran online menggunakan aplikasi zoom dinilai efektif.

Pembelajaran secara online menggunakan aplikasi zoommendapat respin yang baik dari mahapeserta didik karena dinilai lebih fleskibel dalam penggunaannya. Banyak fitur di dalam aplikasi zoom yang dinilai menarik dan dapat mendorong mahapeserta didik lebih aktif dalam perkuliahan. Sealin itu, pemahaman dan penerimaan yang disampaikan oleh dosen kepada mahapeserta didik dapat lebih dirasakan.

Dari pemaparan diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang berjudul “Efektifitas Aplikasi Zoom Dalam E-Learning Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar” yaitu terdapat pada variabel bebas yang sama-sama mengkaji mengenai aplikasi zoom selama e-learning. Sedangkan, perbedaan terdapat pada variabel terikatnya yang dimana penelitian sebelumnya membahas mengenai efektivitas penggunaan dan penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai minat belajar.

(31)

21 2.3 Kerangka Berfikir

Masa pandemi covid19 menyebabkan perubahan pola pembelajaran dari tatap muka menjadi e-learning. Hanum, (2013:92) e-learning merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Perkembangan teknologi yang semakin cepat semakin memudahkan individu dalam mencari pengetahuan dan infomasi.

Perubahan ini menuntut guru untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran. Salah satu inovasi yang dilakukan guru dalam mengembangkan pembelajaran di masa pandemi adalah penggunaan e- learning yang memanfaatkan aplikasi zoom meeting sebagai media pembelajaran. Haqien, dkk (2020:52) Zoom Meeting adalah media pembelajaran dengan menggunakan video. Eric Yuan, pendiri aplikasi Zoom Meeting, mulai menjabat pada tahun 2011 dan berkantor pusat di San Jose, California. Aplikasi zoom meeting membantu guru dan peserta didik untuk melakukan interaksi secara virtual sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Guru dan peserta didik dapat tetap berinteraksi meskipun terpisah jarak yang jauh. Guru tetap dapat mengajarkan materi melalui dan peserta didik tetap dapat mendengarkan penjelasan guru aplikasi zoom meeting.

Aplikasi zoom digunakan untuk menjalin proses interaksi antara guru dengan murid, aplikasi ini harapannya dapat menarik minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran e-learning. Menurut Usman (2010: 27) menjelaskan minat merupakan suatu sifat yang menetap pada diri seseorang.

Minat memiliki pengaruh yang sangat besar mengenai proses belajar karena dengan adanya sebuah minat seseorang akan melakukan sesuatu, apabila seseorang tidak memiliki minat maka tidak akan melakukan sesuatu. Dengan adanya minat tersebut, peserta didik akan dengan senang hati melakukan kegiatan belajar, serta diliputi dengan kemauan yang tinggi untuk belajar tanpa adanya paksaan dari siapapun. Kondisi ini memungkinkan untuk

(32)

22

peserta didik dapat belajar dengan sungguh-sungguh dalam pembelajaran online sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 2.4 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang sudah dijabarkan pada sebelumnya, kemudian peneliti merumuskan hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis merupakan dugaan sementara penelitian. Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan skor pretest dengan postest dari penggunaan aplikasi zoom dalam e-learning terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar.

Ha : Terdapat perbedaan skor pretest dengan postestdari penggunaan aplikasi zoom dalam e-learning terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar.

(33)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat & Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara daring melalui internet dan luring di beberapa titik kumpul peserta didik yang melakukan pembelajaran e-learning secara bersama. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 hingga Februari 2021. Adapun proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari persiapan observasi awal penelitian hingga nantinya pembuatan laporan hasil penelitian. Berikut ini adalah table kegiatan dan waktu penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No. Alokasi Waktu Kegiatan Keterangan

1. Agutus 2020 Observasi awal

Mengumpulkan data permasalahan peserta didik dengan

melakukan observasi di lokasi penelitian.

2. November 2020 - Januari 2021

Menyusun instrument penelitian

Menyusun instrument yang akan digunakan dalam pelakanaan penelitian.

3. Februari 2021 Pelaksanaan penelitian

Uji instrument penelitian secara eksperimen.

4. Maret 2021 Membuat laporan hasil penelitian

Menyusun dan menyajikan data hasil penelitian.

(34)

24 3.2 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mencari hubungan variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi terkontrol secara ketat. Menurut Arikunto (2002:3) Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimen design. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest Posttest Design, dimana terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

O

1

X O

2

Gambar 3.1 One Group Pretest Posttest Design Keterangan:

X : Perlakuan menggunakan aplikasi zoom O1 : Pretest

O2 : Posttest

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi menurut Jakni (2016: 76) adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau keadaan yang sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di SD 2 Garung Kidul.

3.3.2. Sampel

Sampel menurut Jakni (2016: 77) merupakan sebagian dari jumlah individu yang dapat mewakili populasi. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh, yakni penentuan sampel dengan semua anggota populasi digunakan. Teknik ini dilakukan karena kurang dari 100 orang dan

(35)

25

kurang dari 3 kelas. Sampel pada penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 di SD 2 Garung Kidul dengan jumlah 25 anak.

3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Terikat

Variabel terikat (Y) atau yang sering disebut Variabel Dependen adalah variabel yang akan dipengaruhi variabel bebas. Sebuah pendapat dari Purwanto (2007: 88) mengatakan bahwa variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau menjadi sebab akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian berjudul “Efektivitas Aplikasi Zoom Dalam E-Learning Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar”, variabel terikat ialah minat belajar peserta didik.

3.4.2 Variabel Bebas

Variabel Bebas (X) atau yang sering disebut Variabel Independen adalah variabel yang bebas mempengaruhi variabel lainnya. Sebuah pendapat dari Purwanto (2007: 88) mengatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang bebas mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian berjudul “Efektivitas Aplikasi Zoom Dalam E-Learning Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar”, variabel bebas ialah aplikasi zoom.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur sistematis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan dapat menentukan hasil suatu penelitian. Instrumen pengumpulan data merupakan pemilahan alat ukur data yang disesuaikan dengan teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi dengan instrumen pengumpulan data berupa observasi dan angket minat belajar peserta didik.

(36)

26

Table 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat Belajar

Variabel Indikator Nomor Item

Minat Belajar

Perhatian Peserta Didik 1,2,3,4 Keterlibatan Peserta Didik 5,6,7

Perasaan Senang 8,9,10

Table 3.3 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar

Variabel Indikator Nomor Item

Positif Negatif

Minat Belajar

Perhatian Peserta Didik 2,19 1,3,10 Keterlibatan Peserta Didik 11,12,15,20 5,6,16 Perasaan senang 8.13.14.17 4,7,9,18

Jumlah Soal 20

3.6 Uji Validitas

Sebelum dikenakan pada subjek penelitian, instrument penelitian berupa angket dan lembar observasi yang telah disusun divalidasi terlebih dahulu. Uji coba validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan angket dan lembar observasi. Menurut Sugiyono (2015: 63) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 73) sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”.

Pengujian validitas instrument ini menggunakan pendapat para ahli (experts judgement). Peneliti meminta bantua kepada dosen pembimbing (1) Ibu Sekar Dwi Ardianti, S.Pd., M.Pd dan (2) Bapak M. syaffrudin K, S.Si., M.Or untuk menelaah apakah materi instrument dengan konsep yang akan diukur.

(37)

27 3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu data yang dapat diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu Statistik Inferemsial dengan Uji T menggunakan aplikasi IBM SPSS 21. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk Uji T berpasangan atau Paired Sampel T-Test yang dikutip dari spssindonesia.com adalah sebagai berikut:

a) Input data pada IBM SPSS 21 b) Melakukan uji prasyarat

i. Uji prasyarat pada T-test menggunakan uji Normalitas. Uji prasyarat normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berditribusi normal sehingga dapat dilanjutkan ke uji T-test.

ii. Langkah-langkah uji normalitas 1) Input data

2) Uji Normalitas

3) Pengambilan keputusan berdasarkan hasil signifikansi

 Jika nilai signifikansi > 0.05, maka data berdistribusi normal

c) Input data

d) Uji Paired Sample T-Test e) Rumusan Hipotesis Penelitian

Ho = Tidak terdapat perbedaan skor pretest dengan posttest dari penggunaan aplikasi zoom dalam e-learning terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar.

Ha = Terdapat perbedaan skor pretest dengan posttest dari penggunaan aplikasi zoom dalam e-learning terhadap minat belajar peserta didik sekolah dasar.

f) Output 3 tabel

1) Table 1 menginfromasikan rata-rata setiap kelompok data pretest dan postest

2) Table 2 menginformasikan korelasi paired sample

(38)

28

Jika sig. Shapiro Wilk > 0.05, maka data pretest dan posttest tidak saling berkorelasi atau berhubungan.

3) Table 3 output hasil paired sample Dasar pengambilan keputusan

1. Jika nilai Stg.(2-tailed) < 0.05, maka Ho ditolak 2. Jika nilai Stg.(2-tailed) > 0.05, maka Ho diterima g) Penarikan kesimpulan Uji Paired Sample T-Test

(39)

29

Daftar Pustaka

Andini, Deassy May & Supardi, Endang. 2018. Kompetendi Pedagogik Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran Dengan Variabel Kontrol Latar Belakang Pendidikan Guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran 1 (2), 1-7

Arikunto, Suahrsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aurelius, Marco. 2018. Skripsi. Efektivitas Media Youtube Dalam Pembelajaran Tutorial Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa.

Clark dan Mayer. 2003. E-learning and the Science of Instruction. USA: Piffer.

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish

Fadli, Muhammad Oei. 2019. Konferensi E-Learning Zoom Cloud. Laporan Praktek Industri Universitas Ahmad Dahlan

Faturrahman, Arif., Sumardi., E, Adi., & Haarijanto, Sutji. 2019. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Teamwork. Jurnal Manajemen Pendidikan. 7 (2), 843 – 850.

Fikri, Haidar. 2020. E-Learning dan Covid-19. Times Indonesia, hal 4.

Hanum, Numik Sulistyo. 2013. Keefektifan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-Learning Smk Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (1), 39-55.

Haqien, D dan Rahman, A.A. 2020. Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 5 (1), 51-56.

Indrakusuma, Abdul Haris dan Putri, Asti Riani. 2016. Teori dan Desain E- Learning. Tulungagung : STKIP Tulungangung.

Jakni. 2016. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Lestari, Indah. 2015. Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Formatif, 3 (2), 115-125.

(40)

30

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Kencana.

Nurdyansyah and Fahyuni. 2016 Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Nizamia Learning Center.

Prasetyo, Iis dan Ismawati, Dwi. 2020. Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Video Zoom Cloud Meeting pada Anak Usia Dini Era Pandemi Covid-19.

Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5 (1), 665-675.

Pratiwi, Anggi Dwi., Afandi, & Wahyuni, Eko Sri . 2019. Potensi Aplikasi Zoom Cloud Meetings Dalam Pembelajaran Di Era Digital. Prosiding Seminar Nasional FKIP 2019.

Purwanto. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Putaka Pelajar.

Raharjo, Sahid. 2016. Cara Uji Paired Sample T-Test dan Interpretasi dengan SPSS. [Online] www.spssindonesia.com diakses pada 05 Januari 2021

Rasyid. 2010. Indikator-Indikator Minat Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Shofiyah, Siti. 2016. Skripsi. Pengaruh Penggunaan Android dan E-Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII SMPN 3 Kepanjen Malang. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Malang.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suartama, I Kadek. 2014. E-Learning Konsep Dan Aplikasinya. Bali : UNDIKSHA Press

Sunjaya, E.S dan Armaini. 2019. Game Edukasi Marbel Number untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka bagi Anak dengan Hambatan Kecerdasan Ringan. Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus, 7 (1), 128- 135.

Supriyanto, Didik. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis E- Learning. MODELING, 5 (1), 112-129.

Surjono, Herman Dwi. 2013. Membangun Course E-Learning Berbasis Moodle.

Yogyakarta :UNY Press

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Edisi Pertama). Jakarta: Prenamedia Group (Kencana)

(41)

31

Syahputra, Edy. 2020. Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar.

Sukabumi: Haura Publishing

Taofano, Talizaro. 2018. Peran Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar Mahasiswa. Komunikasi Pendidikan, 2 (2), 103-114.

Taufani. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Usman, Moh. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wildayanti. 2019. Skripsi. Pengaruh Bermain Game Marbel Belajar Shalah Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang.

(42)

32

(43)

33

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD 2 Garung Kidul Kelas/Semester : 5/II

Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan

Sub Tema 2 : Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi Kemerdekaan Pembelajaran : 2

Muatan Pembelajaran : IPA (3.7 & 4.7)& B.Indo (3.4 & 4.4) Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat mengetahui penyebab perubahan wujud benda.

2. Siswa dapat mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum pembacaan teks proklamasi kemerdekaan.

3. Siswa dapat menyebutkan peritiwa-peristiwa setelah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan dengan penuh kepedulian.

KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan (20 menit)

 Guru memberikan link Zoom Meeting kepada siswa melalui grup WhatsApp.

 Guru memberikan siswa waktu 5 menit agar semua masuk ke virtual class.

 Guru menyampaikan salam dalam mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing.

 Guru meyampaikan presensi kehadiran siswa melalui Zoom Meeting.

 Guru mengulas kembali materi yang disampaikan sebelumnya.

Kegiatan Inti (65 menit)

 Guru melakukan sharescreen ppt materi pembelajaran.

 Guru menampilkan video berkaitan dengan perubahan wujud benda.

 Guru menjelaskan secara singkat materi perubahan wujud benda.

 Guru menampilkan video berkaitan dengan kejadian pembacaan teks proklamasi.

 Guru menjelaskan ulang kejadian yang terjadi sebelum dan setelah kejadian pembacaan teks proklamasi.

 Guru membagikan link google form soal pemahaman materi kepada siswa melalui grup WhatsApp.

Kegiatan Penutup (20 menit)

 Guru bersama siswa melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung.

 Guru melakukan presensi penutupan kepada siswa melalui Zoom Meeting.

 Guru menutup pembelajaran dengan doa.

(44)

34 PENILAIAN

Penilaian Sikap : Lembar observasi yang dinilai guru selama pembelajaran.

Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis dengan mengerjakan soal di google form.

Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja

Kudus, 13 Februari 2020 Mengetahui

Kepala Sekolah

Nama NIP

Guru Mata Pelajaran/Kelas V

Nama NIP

(45)

35

Kisi-Kisi Lembar Observasi Minat Belajar Peserta Didik

Variabel Indikator Nomor Item

Minat Belajar

Perhatian Peserta Didik 1,2,3,4 Keterlibatan Peserta Didik 5,6,7

Perasaan Senang 8,9,10

(46)

36

Lembar Observasi Minat Belajar Peserta Didik

No Butir Pernyataan Skor

Keterangan

4 3 2 1

1 Peserta didik tidak berbicara sendiri ketika guru mengajar.

2 Peserta didik tidak mengantuk ketika guru mengajar.

3

Peserta didik suka dengan media zoom yang digunakan guru mengajar.

4 Peserta didik tidak bermain sendiri ketika guru mengajar.

5 Peserta didik menjawab

pertanyaan yang diberikan guru.

6 Peserta didik bertanya kepada guru jika tidak bisa menjawab soal.

7 Peserta didik selalu aktif berinteraksi bersama guru.

8 Peserta didik merasa senang ketika guru menjelaskan materi.

9

Peserta didik senang jika guru mengajar setiap hari menggunakan zoom.

10

Peserta didik merasa gembira ketika guru melakukan share screen materi di zoom.

(47)

37

Pedoman Penskoran Lembar Observasi Minat Belajar Peserta Didik

No Butir Pernyataan Skor

1 Peserta didik tidak berbicara sendiri ketika guru mengajar.

4 : Peserta didik lebih tidak pernah berbicara/mengobrol dengan orang lain

3 : Peserta didik 1x berbicara/

mengobrol dengan orang lain 2 : Peserta didik 3x berbicara/

mengobrol dengan orang lain 1 : Peserta didik lebih dari 4x

berbicara/mengobrol dengan orang lain

2 Peserta didik tidak mengantuk ketika guru mengajar.

4 : Peserta didik lebih tidak pernah tertidur saat pembelajaran 3 : Peserta didik menguap saat

pembelajaran

2 : Peserta didik sempat tertidur saat pembelajaran

1 : Peserta didik tidur saat pembelajaran

3

Peserta didik suka dengan media zoom yang digunakan guru mengajar.

4 : Peserta didik antusias mengikuti pembelajaran

3 : Peserta didik sedikit antusias mengikuti pembelajaran 2 : Peserta didik malas mengikuti

pembelajaran

1 : Peserta didik tidak mengikuti pembelajaran

4 Peserta didik tidak bermain sendiri ketika guru mengajar.

4 : Peserta didik lebih tidak pernah bermain sendiri

3 : Peserta didik 1x bermain sendiri 2 : Peserta didik 3x bermain sendiri 1 : Peserta didik lebih dari 4x bermain

sendiri

5 Peserta didik menjawab

pertanyaan yang diberikan guru.

4 : Peserta didik sangat sering menjawab pertanyaan dari guru 3 : Peserta didik 3x menjawab

pertanyaan dari guru 2 : Peserta didik 1x menjawab

(48)

38

pertanyaan dari guru 1 : Peserta didik tidak pernah

menjawab sama sekali

6 Peserta didik bertanya kepada guru jika kesulitan memahami materi.

4 : Peserta didik selalu bertanya jika kesulitan

3 : Peserta didik sering bertanya jika kesulitan

2 : Peserta didik kadang-kadang bertanya jika kesulitan

1 : Peserta didik tidak pernah bertanya jika kesulitan

7 Peserta didik selalu aktif berinteraksi bersama guru.

4 : Peserta didik selalu aktif berinteraksi

3 : Peserta didik sering aktif berinteraksi

2 : Peserta didik kadang-kadang aktif berinteraksi

1 : Peserta didik tidak pernah aktif berinteraksi

8 Peserta didik merasa senang ketika guru menjelaskan materi.

4 : Peserta didik antusias saat guru menjelaskan

3 : Peserta didik sedikit antusias saat guru menjelaskan

2 : Peserta didik tidak antusias saat guru menjelaskan

1 : Peserta didik sangat tidak antusias saat guru menjelaskan

9

Peserta didik senang jika guru mengajar setiap hari menggunakan zoom.

4 : Peserta didik antusias bila setiap hari pembelajaran menggunakan zoom

3 : Peserta didik sedikit antusias bila setiap hari pembelajaran

menggunakan zoom

2 : Peserta didik tidak antusias bila setiap hari pembelajaran

menggunakan zoom

1 : Peserta didik sangat tidak bila antusias setiap hari pembelajaran menggunakan zoom

10 Peserta didik merasa senang ketika 4 : Peserta didik antusias ketika

(49)

39 guru mengajak belajar melalui zoom.

pembelajaran menggunakan zoom 3 : Peserta didik sedikit antusias ketika

pembelajaran menggunakan zoom 2 : Peserta didik tidak antusias ketika

pembelajaran menggunakan zoom 1 : Peserta didik sangat tidak antusias ketika pembelajaran menggunakan zoom

Panduan skor lembar observasi :

(50)

40

Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Peserta didik

Variabel Indikator Nomor Item

Positif Negatif

Minat Belajar

Perhatian Peserta Didik 2,19 1,3,10 Keterlibatan Peserta Didik 11,12,15,20 5,6,16 Perasaan senang 8.13.14.17 4,7,9,18

Jumlah Soal 20

(51)

41

Angket Minat Belajar Peserta Didik

No. Pernyataan

Pilihan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak Pernah 1. Saya senang mengikuti pembelajaran

menggunakan zoom.

2. Saya merasa bosan di tengah-tengah pembelajaran menggunakan zoom.

3. Saya merasa bersemangat mengikuti pembelajaran menggunakan zoom.

4. Saya selalu bersiap sebelum kelas zoom dimulai.

5.

Saya mendengarkan degan baik saat guru menyampaikan materi melalui zoom.

6. Saya lebih termotivasi saat pembelajaran melalui zoom.

7.

Saya merasa zoom sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

8

Saya merasa putus asa ketika mengikuti pembelajaran menggunakan zoom.

9. Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran sebelum guru menyuruh.

10.

Lebih menyenangkan pembelajaran menggunakan zoom daripada menggunakan aplikasi marbel (mari belajar)

(52)

42 11.

Saya berbicara sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi

pembelajaran

12. Saya tidak mencatat materi apabila tidak disuruh untuk mencatat.

13. Saya kurang aktif saat diskusi dalam pembelajaran.

14. Saya akan diam apabila belum paham materi yang disampaikan oleh guru.

15. Saya suka bercanda ketika pembelajaran berlangsung.

16. Saya memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi.

17. Saya merasa sulit bergabung karena kendala sinyal.

18. Aplikasi zoom membuat saya dan guru mudah berkomunikasi.

19.

Saya lebih tertarik pada pembelajaran apabila guru tidak menggunakan aplikasi zoom.

20. Guru kurang jelas ketika menjelaskan materi pembelajaran.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir  2.4  Hipotesis
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Table 3.3 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Siklus tersebut biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang pegawai berwenang yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran

patients with relatively high absolute CD4+ T lymphocytes count but low CD4+ T lymphocyte percentage have faster disease progression when they are compared to persons with

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PAD A BAD AN PEMBERD AYAAN MASYARAKAT D AN D ESA(BPMD ) KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT.. Universitas

[r]

[r]

Berdasarkan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Suami Dalam Meng- gunakan Alat Kontrasepsi di Rumah Bersalin Hele- na Kecamatan Sungai Pinyuh

In decode mode, the CS92288 accepts MPEG transport, program and audio/video elementary bit streams.. The OSD feature supports both text and 2-bit, 4-bit, and 8-bit graphics

Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman &amp; Surja) melanggar Prinsip Standar Teknis karena tidak memenuhi tanggung jawab untuk mematuhi standar teknis