• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 4 Nomor 3,Agustus 2021 e-issn ; p-issn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 4 Nomor 3,Agustus 2021 e-issn ; p-issn"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN KESIAPAN KOLABORASI MAHASISWA

Oktovina Mobalen*, Ruth Hariet Faidiban, Jansen Parlaungan

Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Sorong, Jalan Basuki Rahmat, Klawalu, Sorong Timur, Klawalu, Kec. Sorong, Kota Sorong, Papua Barat 98416, Indonesia

*mimaopin@gmail.com

ABSTRAK

Perubahan sistem pelayanan dengan kebutuhan akan kesehatan pasien yang semakin kompleks memerlukan kolaborasi interprofessional diantara profesional kesehatan. Pendidikan interprofessional (IPE) telah menunjukkan dampak positif pada kerja tim dalam praktek perawatan kesehatan sehari- hari. Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk pengembangan kurikulum, identifikasi bidang tugas saat mahasiswa lulus, spesifikasi isi pembelajaran dan implikasi pada kebijakan kesehatan. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek Pendidikan interprofessional (IPE) dalam meningkatkan persepsi dan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan kolaborasi dengan disiplin ilmu Kesehatan lainnya. Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest- posttest design pada 98 mahasiswa semester akhir jurusan kebidanan, gizi dan keperawatan di Poltekkes Kemenkes Sorong menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) dengan hasil uji validitas adalah 0.392 - 0.756 dan uji reliabilitas adalah 0.887 dan instrumen Readiness Interprofessional Learning Scale (RIPLS) dengan hasil uji validitas 0.470 -0.905 dengan r tabel 0.444 dan hasil uji reliabilitas adalah 0.914.

Seluruh responden diberikan materi tentang IPE dilaksanakan praktik proses pengkajian secara bersama-sama menurut disiplin ilmu. Uji statistic menggunakan paired t-test. Hasil uji menunjukan bahwa p-value persepsi dan kesiapan masing-masing 0.000<0.05. Terdapat pengaruh pelatihan terhadap persepsi dan kesiapan pelaksanaan IPE pada mahasiswa.

Kata kunci: interprofesional education (IPE); kesiapan; persepsi

IMPROVING STUDENTS' COLLABORATIVE PERCEPTION AND READINESS THROUGH INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

ABSTRACT

Changes in the service system with the increasingly complex health needs of patients require teamwork and interprofessional collaboration in health professionals. Interprofessional education (IPE) has shown a positive impact on teamwork in health care facility. This research can be used as a reference for curriculum development, identification of task areas when students graduate, specification of learning content and implications for health policy. The purpose of this study was to determine the effect of Interprofessional Education (IPE) in increasing student perceptions and readiness in carrying out collaborations with other health disciplines. The research study was a quasi- experimental one group pretest-posttest design on 98 final semester students majoring in midwifery, nutrition and nursing at Poltekkes Kemenkes Sorong with purposive sampling technique. This research using Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) with the results of the validity test being 0.392 - 0.756 and the reliability test being 0.887 and the Readiness Interprofessional Learning Scale (RIPLS) instrument with the validity test results being 0.470 -0.905 with r table 0.444 and the reliability test results being 0.914. All respondents were given material on IPE, carried out the practice of the assessment process together according to scientific disciplines. Statistical test using paired t-test. The test results show that the p-value of perception and readiness 0.000 <0.05 respectively. There is an effect of training on perceptions and readiness of IPE implementation in students.

Volume 4 Nomor 3,Agustus 2021

e-ISSN 2621-2978; p-ISSN 2685-9394

https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj

(2)

Keywords: interprofessional education (IPE); perception; readiness

PENDAHULUAN

Perubahan sistem pelayanan kesehatan dengan kebutuhan pasien yang semakin kompleks memerlukan perawatan yang inovatif dan efisien. Konsep-konsep ini membutuhkan kompetensi utama, seperti komunikasi yang efektif, kolaborasi interprofessional diantara profesional kesehatan. Pendidikan interprofessional (IPE), dimana mahasiswa dari beberapa disiplin ilmu kesehatan belajar dan bekerja sama telah menunjukkan dampak positif pada kerja tim dalam praktik perawatan kesehatan sehari-hari dan direkomendasikan untuk program pelatihan profesional kesehatan(Alzamil & Meo, 2020).

Beberapa manfaat dari IPE telah dilaporkan yaitu dapat meningkatkan rasa saling menghormati dan saling percaya, terjadi peningkatan pemahaman tentang peran masing- masing disiplin ilmu, terjadi komunikasi yang efektif, peningkatan kepuasan kerja, dan berdampak positif pada kesembuhan pasien (misalnya penurunan lama rawat inap pasien dan pengurangan jumlah kejadian yang tidak diharapkan)(Al-Eisa et al., 2016). Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa siswa yang dilatih dengan pendekatan IPE memiliki kompetensi praktik kolaboratif interprofessional yang lebih baik dibandingkan dengan siswa tanpa pelatihan IPE. Hal ini dapat dikaitkan dengan sikap siswa yang lebih positif terhadap satu sama lain, pemahaman yang lebih baik tentang kompetensi satu sama lain, kemampuan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan, dan peningkatan identitas tim(Alruwaili et al., 2020).

Namun demikian, ada berbagai tantangan dalam implementasi IPE yang berkelanjutan seperti kurikulum yang tidak terintegrasi diantara profesi perawatan kesehatan, jumlah staf pengajar yang berkualifikasi khusus yang tidak mencukupi dan sumber daya keuangan institusi yang terbatas. Akibatnya, sebagian besar pelaksanaan IPE bersifat opsional dan hanya sedikit yang diterapkan secara berkelanjutan dalam kurikulum(Yune et al., 2020).

Konsep IPE telah diterapkan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong namun belum banyak diketahui oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Sorong. Sebanyak 12 orang mahasiswa dari Program Studi Keperawatan, Kebidanan dan Gizi. mengatakan belum mengenal konsep Interprofesional Education dan merasa bahwa memerlukan pembelajaran terintegrasi.

Penelitian ini ingin mengevaluasi penerimaan IPE pada mahasiswa dan empat dimensi penelitian lebih lanjut yaitu pada pengembangan kurikulum, identifikasi bidang tugas saat mahasiswa lulus, spesifikasi isi pembelajaran dan implikasi pada kebijakan kesehatan.

Penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi, bagaimana IPE harus dirancang dan diimplementasikan dalam program perawatan dan untuk mengoptimalkan pemahaman mahasiswa tentang dampak IPC dalam perawatan rutin pasien.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen one group pretest-posttest design pada 98 mahasiswa semester akhir jurusan kebidanan, gizi dan keperawatan di Poltekkes Kemenkes Sorong dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) dengan hasil uji validitas adalah 0.392 - 0.756 dan uji reliabilitas adalah 0.887. instrument ini terdiri dari 18 pernyataan skala likert berisi kompetensi dan autonomi, persepsi kebutuhan kerjasama, bukti kerjasama dan pemahaman terhadap deskripsi kerja profesi lain. Sedangkan untuk mengetahui kesiapan pelaksanaan IPE maka digunakan instrumen Readiness Interprofessional Learning Scale (RIPLS) dengan hasil uji validitas 0.470-0.905 dengan r tabel 0.444 dan hasil uji reliabilitas adalah 0.914. penelitian dilakukan dengan cara responden dibagi menjadi 16 kelompok yang terdiri dari 2 orang dari masing-masing jurusan. Seluruh responden diberikan

(3)

materi tentang IPE selama 8 jam, kemudian seluruh responden diberikan instrumen penilaian IEPS dan RIPLS. Selanjutnya dilaksanakan praktik proses pengkajian secara bersama-sama menurut disiplin ilmu. Anggota kelompok akan berdiskusi tentang masalah pada pasien, mengambil keputusan tindakan dan pelaksanaan Tindakan dan ditutup dengan evaluasi menggunakan instrumen IEPS dan RIPLS. Analisis data menggunakan paired t-test.

HASIL

Sebanyak 97 responden berpartisipasi dalam penelitian ini yang terdiri dari 60.8% perempuan, berusia 20-23 tahun (40.2%), berasal dari jurusan keperawatan (43.3%), Diploma III (70,1%) dengan Indeks Prestasi Komulatif 3.01-3.50 (41,2%). Data tersaji pada tabel 1.

Tabel 1.

Karakteristik Responden (n=97)

VARIABEL f %

Jenis Kelamin

Laki-Laki 38 39,2

Perempuan 59 60,8

Umur (tahun)

<20 29 29,9

20-23 39 40,2

>23 29 29,9

Jurusan

Kebidanan 27 27,8

Keperawatan 42 43,3

Gizi 28 28,9

Pendidikan

Diploma III 68 70,1

Diploma IV 29 29,9

Indeks Prestasi Komulatif

<2,75 16 16,5

2,75-3,00 19 19,6

3,01-3,50 40 41,2

>3,50 22 22,7

Tabel 2.

Persepsi dan Kesiapan Pelaksanaan IPC (n=97)

Variables Mean N Std. Dev Mean

Difference

Corelatio n

T df P-

value Persepsi Sebelum 42.3093 97 18.03143 -8.79381 0.034 -4.482 96 .000*

Setelah 43.0000 97 16.35956

Kesiapan Sebelum 58.8557 97 22.62051 -1.24021E1 0.036 -5.331 96 .000*

Setelah 59.6392 97 17.96830

*paired t-test

Tabel 2 didapatkan bahwa rata-rata persepsi terhadap pelaksanaan IPE pada pre test 42,3<

Post test 43.0 dan keseiapan dalam pelaksnanaan IPE pada pre test 58.8< post test 59.6, maka artinya secara deskriptif ada perbedaan rata-rata persepsi dan kesiapan dalam pelaksanaan IPE. Diketahui nilai kefisien korelasi persepsi sebesar 0.034 dan kesiapan 0.036 <0.05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi pretest dan post test, begitupun juga

(4)

dengan variable kesiapan pretest dan post test. Hasil uji paired t-test juga didapatkan bahwa p- value persepsi dan kesiapan = 0.000<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan terhadap persepsi dan kesiapan pelaksanaan IPE pada mahasiswa. Pelatihan IPE ini mampu untuk meningkatkan persepsi sebesar 8 kali (mean difference = -8,79) dan kesiapan sebesar 1 kali (mean difference = -1,24). Tabel 2 juga menjelaskan bahwa t hitung bernilai negative yaitu -4.482 dan -5.331. hal ini dsebabkan karena rata-rata persepsi dan kesiapan pre test lebih rendah dibandingkan post test. Jika dibandingkan dengan t tabel maka sekali lagi disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan terhadap persepsi dan kesiapan pelaksanaan IPE pada mahasiswa (t hitung -4.482 dan -5.331 > t tabel 1.988).

PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mahasiswa bidan, perawat dan gizi memiliki persepsi yang lebih tinggi pasca pembelajaran interprofessional setelah mengikuti program IPE. Hal ini menunjukkan bahwa program IPE dapat meningkatkan persepsi positif mahasiswa tentang kesiapan mereka untuk bekerja didalam tim multidisiplin. Mungkin karena banyak kegiatan dalam program IPE yang memungkinkan para mahasiswa untuk belajar tentang disiplin kesehatan lainnya. Kegiatan tersebut meliputi 1) dinamika kelompok saat pertama kali bertemu; 2) memfasilitasi keterampilan interprofesional oleh pendidik interprofesional yang berpengalaman; 3) rencana perawatan bagi pasien oleh kelompok multidisiplin dan 4) dan melakukan evaluasi dengan rekan-rekan dan mentor dalam tim (Almalki et al., 2021). Lebih khusus lagi, saat mengunjungi pasien, mahasiswa di masing-masing disiplin ilmu harus berbagi ide tentang rencana intervensi sehingga rencana perawatan untuk pasien akan lebih cocok dan tepat(Köse Tosunöz et al., 2021).

Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa program IPE dapat meningkatkan sikap terhadap tim interprofessional, pembelajaran interprofessional, dan kemampuan untuk menjalankan fungsi dengan tim interprofessional(Mukhtar et al., 2018). Pengalaman belajar interprofessional akan mendorong mereka untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang betapa berharganya profesi lain dalam hal peningkatan kualitas pelayanan pasien dan bagaimana berkolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya(Febriana, 2019). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mahasiswa bidan, perawat dan gizi memiliki kesiapan yang lebih tinggi pasca pembelajaran interprofessional setelah mengikuti program IPE. Studi terdahulu menyebutkan bahwa dalam hal kerja tim dan kolaborasi mungkin menyiratkan bahwa responden memiliki sikap positif terhadap pendidikan interprofessional dan pembelajaran bersama. Pendidikan interprofessional sangat penting dalam meningkatkan praktik kolaboratif dan keterampilan kerja tim penyedia layanan kesehatan, yang pada gilirannya, akan meningkatkan hasil positif pada pasien (Vafadar et al., 2015). Temuan yang kongruen dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kelompok kontrol, peserta pelatihan yang menghadiri program pelatihan berbasis protokol tentang penyakit Parkinson memiliki skor pemahaman peran disiplin lain yang secara signifikan lebih tinggi dan sikap terhadap tim perawatan Kesehatan (Quartey et al., 2020; Syahrizal et al., 2020)

Kursus IPE singkat dapat meningkatkan persepsi dan kesiapan mahasiswa tentang identitas profesional. Menurut salah satu penelitian sebelumnya, identitas profesional dalam profesi kesehatan telah dikembangkan melalui sosialisasi. Namun, itu adalah proses yang kompleks di dunia pelayanan(Ganotice & Chan, 2021). Selain itu, ini mungkin terkait dengan budaya Papua yang memiliki cara tersendiri untuk menghormati orang lain karena mereka percaya bahwa menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain adalah tugas dan dasar dari sopan santun. Oleh karena itu, program IPE dalam konteks budaya Papua dapat meningkatkan

(5)

identitas profesional mahasiswa ilmu kesehatan dan juga memahami identitas orang lain.

Akhirnya, hasil penelitian melaporkan bahwa setelah mengikuti program IPE, sampel memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa mereka merasakan peran mereka dan peran profesi kesehatan lainnya lebih baik setelah mengikuti program IPE.

Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa kegiatan dalam program IPE, seperti menyusun rencana perawatan untuk pasien secara keseluruhan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang peran mereka serta profesi kesehatan lainnya(Ebrahimi et al., 2020).

Meskipun telah diakui bahwa sulit untuk mengimplementasikan program IPE yang sukses untuk berbagai profesi ilmu kesehatan, dimungkinkan untuk memulai dengan program IPE singkat untuk para mahasiswa ini sebelum mereka lulus. Kedua, ketika menetapkan persyaratan kunjungan kasus, harus dipilih dengan tepat dengan tingkat pengetahuan siswa.

Misalnya, dalam penelitian kami, kami memilih pasien dengan penyakit tidak menular, seperti diabetes atau hipertensi untuk setiap kelompok karena siswa ini adalah siswa tahun ke 3 dan 4. Mereka telah belajar tentang bagaimana mengelola pasien dengan penyakit tidak menular.

Oleh karena itu, mereka tidak akan terlalu stres ketika mengkaji pasien (Groessl &

Vandenhouten, 2019; Jung et al., 2020). Terakhir, para mentor juga merupakan orang-orang penting dan merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan program IPE. Sebelum menerapkan intervensi IPE, semua mentor dari semua program ilmu kesehatan harus merencanakan bersama tentang bagaimana menuntun mahasiswa agar tidak terjadi kebingungan saat melakukan program IPE. Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian kami.

Pertama, efek jangka panjang dari program IPE pada kesiapan untuk pembelajaran interprofessional tidak diteliti. Kedua, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain one group pretest-posttest design. Jadi studi lebih lanjut dengan desain yang ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi efek dari program IPE.

SIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pelatihan terhadap persepsi dan kesiapan pelaksanaan IPE pada mahasiswa namun memerlukan komunikasi dan kolaborasi, perhatian pada kesiapan siswa

DAFTAR PUSTAKA

Al-Eisa, E., Alderaa, A., AlSayyad, A., AlHosawi, F., AlAmoudi, S., AlTaib, S., Mahmoud, S., AlGhanim, T., Alghadir, A., & Anwer, S. (2016). The perceptions and readiness toward interprofessional education among female undergraduate health-care students at King Saud University. Journal of Physical Therapy Science, 28(4), 1142–1146.

https://doi.org/10.1589/jpts.28.1142

Almalki, A., Park, Y. S., & Tekian, A. (2021). Needs Assessment for Interprofessional Education: Implications for Integration and Readiness for Practice. Healthcare, 9(4), 411. https://doi.org/10.3390/healthcare9040411

Alruwaili, A., Mumenah, N., Alharthy, N., & Othman, F. (2020). Students’ readiness for and perception of Interprofessional learning: A cross-sectional study. BMC Medical Education, 20(1), 390. https://doi.org/10.1186/s12909-020-02325-9

Alzamil, H., & Meo, S. A. (2020). Medical students’ readiness and perceptions about Interprofessional Education: A cross sectional study. Pakistan Journal of Medical Sciences, 36(4), 693–698. https://doi.org/10.12669/pjms.36.4.2214

(6)

Ebrahimi, M., Sadati, S. K. M., & Daneshjoo, A. (2020). Comparison of the Effect of Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Exercises with Mental Imagery and Working Memory on Dynamic Balance, Range of Motion and the Rate of Spasticity in MS Patients. Journal of Clinical Physiotherapy Research, 5(4), e24–e24.

https://doi.org/10.22037/jcpr.v4i3.29115

Febriana, B. (2019). Kesiapan dan Persepsi Mahasiswa Keperawatan pada Program IPE:

Studi pada SGD dengan LBM Jiwa. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 7(1), 101–106. https://doi.org/10.26714/jkj.7.1.2019.101- 106

Ganotice, F. A., & Chan, L. K. (2021). Does collective efficacy drive readiness for interprofessional learning? Evidence from a large-scale interprofessional education program in Hong Kong. Journal of Interprofessional Care, 0(0), 1–8.

https://doi.org/10.1080/13561820.2020.1831452

Groessl, J. M., & Vandenhouten, C. L. (2019). Examining Students’ Attitudes and Readiness for Interprofessional Education and Practice. Education Research International, 2019, e2153292. https://doi.org/10.1155/2019/2153292

Jung, H., Park, K. H., Min, Y. H., & Ji, E. (2020). The effectiveness of interprofessional education programs for medical, nursing, and pharmacy students. Korean Journal of Medical Education, 32(2), 131–142. https://doi.org/10.3946/kjme.2020.161

Köse Tosunöz, İ., Karaçay Yıkar, S., Çerçer, Z., Kara, P., Arslan, S., & Nazik, E. (2021).

Perceptions of interdisciplinary education and readiness for inter-professional education of nursing students: A sample of three different cities in Turkey. Nurse Education Today, 97, 104673. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2020.104673

Mukhtar, J., Hussain, M., Perveen, K., Afzal, M., & Gilani, S. A. (2018). Students’ Perception and Readiness towards Inter-Professional Learning. International Journal of Social Sciences and Management, 5(3), 192–200. https://doi.org/10.3126/ijssm.v5i3.20610 Quartey, J., Dankwah, J., Kwakye, S., & Acheampong, K. (2020). Readiness of allied health

students towards interprofessional education at a university in Ghana. African Journal

of Health Professions Education, 12(2), 86–89.

https://doi.org/10.7196/AJHPE.2020.v12i2.1243

Syahrizal, D., Renaldi, T., Dianti, S. W., Jannah, N., Rachmah, R., Firdausa, S., & Vonna, A.

(2020). <p>The Differences in Perceptions of Interprofessional Education Among Health Profession Students: The Indonesian Experience</p>. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 13, 403–410. https://doi.org/10.2147/JMDH.S240195 Vafadar, Z., Vanaki, Z., & Ebadi, A. (2015). The readiness of postgraduate health sciences

students for interprofessional education in iran. Global Journal of Health Science, 7(4), 190–199. https://doi.org/10.5539/gjhs.v7n4p190

Yune, S. J., Park, K. H., Min, Y. H., & Ji, E. (2020). Perception of interprofessional education and educational needs of students in South Korea: A comparative study. PLOS ONE, 15(12), e0243378. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0243378

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjang penglibatan beliau dalam Kementerian Kesihatan , beliau, an t ara lain, telah dianugerahkan Ijazah Doktor Kehormat oleh UNIMAS pada tahun 2002 atas

Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 4 Nomor 1 Februari 2020 Hal 28 34 p ISSN 2549 1857; e ISSN 2549 4279 (Diterima Oktober 2019; direvisi Desember 2019; dipublikasikan Februari 2020)

Perancangan perangkat lunak pada mikrokontroler merupakan perancangan yang dilakukan agar mikrokontroler dapat mengambil, mengolah, dan mengirim data setpoint

Hasil penelitian Prasetyo &amp; Kusumaningrum (2014), terdeteksi adanya bakteri S.aureus berdasarkan keberadaan gen penyandi TSST-1 pada pangan asal susu kambing dan susu

Bapak Muhamad As’adi, MT selaku Kepala Program Studi Teknik Industri UPN “Veteran” Jakarta dan yang telah bersedia menjadi pembimbing I penulis dalam

Hal ini menjadi ancaman bagi BPJS Kesehatan agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan asuransi kesehatan swasta sehingga mendorong peneliti untuk menguji

Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Volume 20 No 1 April 2021 ISSN 1412 6451 E ISSN 2528 0430 Daftar Isi 1 2 3 4 5 6 Peran Dinas Sosial Kota Surabaya dalam Mendukung Program

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor,