• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR. Disusun Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR. Disusun Oleh :"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

Disusun Oleh :

1. Dr. MTh. Sri Suwarti, Dra., SST., MM.

2. Tuning Sugianti, SST., M.Kes.

3. Muchlishatun Ummiyati, SST., S.Pd., M.Kes.

MODUL : DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR

MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR

PENERBIT Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)

(2)

PENULIS : 1. Dr. MTh. Sri Suwarti, Dra., SST., MM.

2. Tuning Sugianti, SST., M.Kes.

3. Muchlishatun Ummiyati, SST., S.Pd., M.Kes.

ISBN : 978-602-1081-93-8 EDITOR : N. Surtinah PENYUNTING : Binti Asrofin., SKM

DESAIGN SAMPUL DAN TATA LETAK : Anggi Ika Yuniarti.,

S.Tr.Keb

PENERBIT : Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)

REDAKSI :

Jl. Cemara RT 01 RW 02 Ds./Kec. Sukorejo, Ponorogo Kode Pos: 63453 Telepon: 085235004462

Jl. Danyang-Sukorejo RT 05 RW 01 Serangan, Sukorejo, Ponorogo Kode Pos: 63453 Telepon: 081335718040

Email: www.suaraforikes.webs.com DISTRIBUTOR TUNGGAL :

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk

Jl. Panglima Sudirman No. 17 Kertosono-Nganjuk Jawa Timur Telp. 0351-5501022

Email: akbidwimisada17@gmail.com Cetakan Pertama, Juli 2018

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa seijin tertulis dari penerbit

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya,

(3)

penulisan MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR ini dapat diselesaikan. Berkat bantuan dari berbagai pihak penulisan modul ini dapat diselesaikan. Penulisan MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR ini merupakan bagian dari kegiatan melengkapi tugas akhir mata kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana agar mahasiswa lebih bisa menerapkan keterampilan yang sudah diajarkan sesuai dengan teori pembelajaran.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas segala bimbingan, saran, serta bantuan sehingga dapat menunjang dalam penyelesaian MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR kepada dosen pengampu mata kuliah. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan modul ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan modul ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga MODUL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR ini dapat bermanfaat bagi penulis dan terlebih bagi orang lain, khususnya dosen pengampu mata kuliah serta mahasiswa Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk.

Nganjuk, Juni 2018

Penulis

(4)

GLOSARIUM

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome DNA : Deoxyribose Nucleic Acid

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPV : Human Papiloma Virus

IMS : Infeksi Menular Seksual OUE : Ostium Uteri Eksternum OUI : Ostium Uteri Internum

PPTM : Pengendalian Penyakit Tidak Menular SJD : Scuamosa Columner Junction WHO : World Health Organization

(5)

TENTANG PENULIS

Dr. MTh. Sri Suwarti, Dra., SST., MM. Lahir di Madiun, 31 Desember 1949, menyelesaikan pendidikan Sekolah Bidan di Dr.

Soetomo Surabaya pada tahun 1968, kemudian menyelesaikan pendidikan S1 Sosiatri di Universitas Darul Ulum Jombang, menyelesaikan pendidikan D-3 dan D-4 Kebidanan di STIKES Husada Jombang pada tahun 2009 dan 2010, menyelesaikan pendidikan S2 Magister Manajemen di Universitas Bhayangkara Surabaya pada tahun 2003. Penulis telah menyelesaikan program Doktor Ekonomi di Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya pada tahun 2013. Pada tahun 1985 hingga 2003 penulis bekerja sebagai Kasubdin Kesga di Dinas Kesehtab Kabupaten Nganjuk. Pada tahun 2008 hingga sekarang penulis bekerja di Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk dengan jabatan sebagai Direktur.

Tuning Sugianti, SST., M.Kes. Lahir di Nganjuk, 21 Mei 1986, menyelesaikan pendidikan D-3 Kebidanan di Akademi Kebidanan Pamenang Pare pada tahun 2008, dan memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri – Kediri pada tahun 2009. Penulis telah menyelesaikan program Magister Kesehatan di Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2014. Pada tahun 2009 hingga bulan Februari 2014 penulis bekerja sebagai dosen tetap Di Akademi Kebidanan Berlian Nusantara Magetan. Pada tahun 2014 hingga sekarang penulis bekerja sebagai dosen tetap di Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk dengan jabatan sebagai Pudir I.

Muchlishatun Ummiyati, SST., S.Pd., M.Kes.

Lahir di Kediri, 09 Agustus 1984, menyelesaikan pendidikan D-3 Kebidanan di Akademi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang Program Studi D-3 Kebidanan Kediri pada tahun 2006, dan memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri – Kediri pada tahun 2008, dan menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bimbingan & Konseling di Universitas Darul Ulum Jombang pada tahun 2010. Penulis telah menyelesaikan program Magister Kesehatan di Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 2017. Pada tahun 2006 hingga 2008 penulis bekerja sebagai bidan pelaksana Di Rumah Sakit Swasta Pare. Pada tahun 2008 hingga 2011 penulis bekerja sebagai dosen tetap di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri – Kediri. Pada tahun 2011 hingga sekarang penulis bekerja sebagai dosen tetap di Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman sampul luar ... i

Halaman sampul dalam ... ii

Kata Pengantar ... iii

Glosarium ... iv

Tentang Penulis ... v

Daftar Isi ... vi

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

BAB II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Kanker Serviks ... 4

B. Faktor Risiko Kanker Serviks ... 5

C. Faktor Pemicu Kanker Serviks ... 5

D. Gejala Kanker Serviks ... 5

E. Pencegahan Kanker Serviks ... 7

F. Jenis Deteksi Dini Kanker Serviks ... 7

G. Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Pap Smear ... 8

BAB III Latihan Soal A. Instruksi Latihan Soal ... 20

B. Latihan Soal ... 20

C. Lembar Kerja ... 25 Daftar Pustaka ...

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pap Smear merupakan salah satu jenis pemeriksaan skrining dalam mendeteksi dini kanker serviks yang sederhana, murah, praktis dan mudah. Sederhana artinya cukup dengan mengambil apusan sel rahim lalu mengamatinya di bawah mikroskop, maka lesi prakanker dapat di deteksi bila terlihat sel-sel yang tidak normal.

Praktis, artinya dapat dilakukan dimana saja, tidak memerlukan biaya khusus, cukup tempat tidur sederhana yang representatif, spekulum dan lampu. Mudah, karena dapat digunakan oleh dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih (DepKes RI, 2008). Menurut daftar WHO (World Health Organization), setiap 2 menit ada perempuan meninggal karena kanker serviks di negara berkembang.

Kanker serviks banyak dijumpai di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Beberapa negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia kanker serviks masuk urutan pertama (Depkes, 2012).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia sendiri sudah mencapai 1,4 per 1.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor

(8)

satu. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat, setiap tahunnya lebih dari 15.000 perempuan menderita kanker servik di Indonesia (FK UI, 2014). Berdasarkan data subdit kanker direktorat pengendalian penyakit tidak menular (PPTM) Kemenkes RI per 20 januari 2014 dari total perempuan Universitas Sumatera Utara 12 36.761.000 jiwa usia 30-50 tahun, prevalensi kanker serviks masih ada di rasio 1,3 per 1000 penduduk atau sekitar 840 orang. Hal ini menunjukkan prevalensi kanker servik masih sangat tinggi (Promkes.Dinkeskerawang.com,2014). Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi jumlah penderita kanker serviks pada tahun 2010 tercatat 475 kasus, tahun 2011 sebanyak 548 kasus dan tahun 2012 sebanyak/681 kasus.

Kanker serviks merupakan jenis kanker paling umum pada perempuan diseluruh dunia setelah kanker payudara.

Bukti kuat pendukung kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus ( HPV), dengan risiko tertinggi Human Papiloma Virus ( HPV) sub tipe genital meningkatkan risiko beragam penularan. Ketika awal kanker terjadi, langkah klinis harus diambil tumor pada stadium awal dapat diatur dengan biopsi atau histerektomi sederhana, sedangkan tumor lanjut dapat diberlakukan operasi atau dengan radioterapi. Apabila terjadi metastasis, terapi dengan cara radiasi yang dikombinasikan kemoterapi.

(9)

Di bagian negara berkembang, kanker serviks sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perempuan.

Namun demikian, tidak banyak perempuan yang berkeinginan dan melakukan pemeriksaan Pap Smear sesuai yang disarankan. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, perasaan malu, nilai-nilai, agama, takut nyeri, pengetahuan kurang, sikap penolakan, rendahnya kesadaran diri untuk pemeriksaan Pap Smear.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatnya motivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear secara rutin 2. Meningkatnya jumlah perempuan yang melakukan

deteksi dini kanker serviks dengan Pap Smear 3. Meningkatnya penemuan lesi prakanker dan

stadium dini kanker serviks

4. Meningkatkan penemuan kasus dini kanker serviks dengan metode Pap Smear

5. Terlaksananya perluasan informasi tentang penyakit kanker, faktor risiko kanker dan upaya pengendaliannya.

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kanker Serviks

Pengertian kanker serviks adalah tumor yang bersifat ganas yang khusus di berikan untuk tumor epiteliel dan sebabkan oleh neoplasma. Neoplasma adalah penyakit pertumbuhan sel yang terjadi karena didalam tubuh timbul dan terjadi perkembangbiakan sel-sel yang baru, yang bentuk dan sifat kinetiknya berbeda dari sel-sel normal asalnya sehingga merusak bentuk atau fungsi organ yang terkena.

Neoplasma ini terjadi karena mutasi atau transformasi sel akibat ada kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel (Nada, 2007: 1). Kanker serviks merupakan bagian dari uterus yang menjorok kedalam vagina yang terdiri dari pars vaginalis atau portio dan pars supra vaginalis uteri atau bagian kanalis yang berada diatas vagina saluran yang berada pada serviks disebut kanalis servikalis, panjangnya 2,5 cm yang dilapisi kelenjar-kelenjar bersilia yang berfungsi sebagai reseptakulum seminis dengan pintu saluran serviks sebelah dalam atau OUI (Ostium Uteri Internum) dan pintu saluran serviks di vagina atau OUE (Ostium Uteri Eksternum) (Prawirohardjo, 2001: 9-10).

Kanker Serviks adalah tumor yang timbul diantara epitel yang melapisi ektoleher rahim portio dan endoleher rahim kanalis servikalis yang disebut sebagai scuomosa columner junction (SCJ) (Nada, 2007: 1). Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi dan berasal dari sel serviks (Kemenkes RI, 2011 : 10). Dari pengertian Kanker serviks diatas, penulis menyimpulkan bahwa Kanker serviks adalah proses keganasan yang terjadi pada serviks dimana pada keadaan ini terdapat kelompok-kelompok sel abnormal, yang timbul diantara epitel, yang melapisi ektoleher rahim

(11)

maupun endoleher rahim kanalis servikalis yang sebagai scuamosa columner junction atau SCJ yang terbentuk oleh sel-sel jaringan yang tumbuh terus-menerus tak terbatas.

B. Faktor Risiko Kanker Serviks

1. Perempuan yang melakukan aktivitas seksual sebelum usia 20 tahun

2. Mereka yang berganti – ganti pasangan seksual

3. Mereka yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual (IMS)

4. Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker serviks 5. Hasil pemeriksaan papsmear sebelumnya dikatakan

abnormal 6. Merokok

7. Penurunan kekebalan tubuh (imunosupresi) seperti yang terjadi pada penderita HIV/AIDS ataupun pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama

C. Faktor Pemicu Kanker Serviks 1. Infeksi Virus HPV

2. Banyaknya pasangan seksual 3. Merokok

4. Rendahnya sistem imun 5. Hubungan seks usia dini 6. Penggunaan kontrasepsi pil 7. Riwayat keluarga

8. Pengetahuan tentang kanker serviks 9. Usia dini memiliki anak

D. Gejala Kanker Serviks Pendarahan Pada Vagina

Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk bercak adalah gejala yang sering terlihat dari kanker serviks.

(12)

Pendarahan biasanya terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan jika terjadi pendarahan yang tidak normal lebih dari satu kali.

Gejala-gejala Lainnya yang Mungkin Muncul

Selain pendarahan yang abnormal, gejala lain yang mungkin muncul adalah:

Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah.

Rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual.

Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya, misalnya menstruasi yang lebih dari 7 hari untuk 3 bulan atau lebih, atau pendarahan dalam jumlah yang sangat banyak.

Gejala Pada Kanker Serviks Stadium Akhir

Kanker serviks pada stadium akhir akan menyebar ke luar dari serviks menuju ke jaringan serta organ di sekitarnya.

Pada tahapan ini, gejala yang terjadi akan berbeda, antara lain:

Terjadinya hematuria atau darah dalam urine.

Bermasalah saat buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter.

Perubahan pada kebiasaan buang air besar dan kecil.

Penurunan berat badan.

Pembengkakan pada salah satu kaki.

Nyeri pada tulang.

Kehilangan selera makan.

Rasa sakit pada perut bagian bawah dan juga panggul.

Rasa nyeri pada punggung atau pinggang, ini disebabkan karena terjadi pembengkakan pada ginjal.

Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis.

(13)

E. Pencegahan Kanker Serviks

1. Pencegahan yang utama adalah menghindari faktor resiko kanker serviks terutama dengan tidak berperilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak berganti – ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun) 2. Selain itu juga menghindari faktor lain yang dapat

memicu terjadinya kanker serviks seperti paparan asap rokok, menindak lanjuti hasil pemeriksaan Pap smear dengan hasil positif dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan banyak mengandung vitamin C, A dan asam folat.

3. Melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberapa tipe yaitu tipe 16 dan 18, sedang tipe lain masih belum ada vaksin yang tersedia.

Kendala utama pelaksanaan vaksin saat ini adalah biaya yang masih mahal

4. Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah mereka telah terinfeksi HPV atau mengalami lesi pra kanker yang harus dilanjutkan dengan pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi

F. Jenis Deteksi Dini Kanker Serviks Tes Pap/Pap Smear

Pemeriksaan sitologis dari apusan sel – sel yang diambil dari serviks. Slide diperiksa oleh teknisi sitologi atau dokter ahli patologi untuk melihat perubahan sel yang mengindikasikan terjadinya inflamasi, displasia atau kanker. Adapun metode deteksi dini kanker serviks yang bisa dilakukan yaitu :

1. Tes HPV

(14)

Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler, DNA yang terkait dengan HPV diuji dari sebuah contoh sel yang diambil dari leher rahim atau liang senggama 2. Servikografi

Kamera khusus digunakan untuk memfoto serviks.

Film dicetak dan foto diinterpretasi oleh petugas terlatih.

3. Kolposkopi

Pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran) untuk melihat serviks, bagian luar dan kanal bagian dalam serviks. Biasanya disertai biopsi jaringan ikat yang tampak abnormal. Terutama digunakan untuk mendiagnosa.

G. Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Pap Smear 1. Definisi Pap Smear

a) Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010).

b) Pap smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya (Samadi, 2010).

2. Tujuan Pemeriksaan Pap Smear

Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk menemukan adanya kelainan pada serviks. Meskipun kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena

(15)

itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).

Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :

1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.

2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks

3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks 4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh

virus urogenital dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.

6. Untuk mengetahui tingkat keganasan kanker serviks 3. Manfaat Pemeriksaan Pap Smear

a. untuk mengetahui keberadaan sel kanker dalam serviks seorang perempuan

b. untuk mengurangi resiko terserang kanker serviks c. untuk mencegah resiko terserang kanker serviks 4. Keuntungan Pemeriksaan Pap Smear

a. Cara deteksi dini yang paling mudah b. Aman

c. Dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat

d. Biaya tidak terlalu mahal

(16)

e. Efektif menurunkan angka kematian pada perempuan yang menderita kanker serviks

5. Perempuan yang dianjurkan Pap Smear

Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi perempuan dan berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun. Perempuan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering melakukan hubungan seksual (sudah menikah). Begitupun bagi mereka yang sama sekali yang belum pernah berhubungan seksual.

Kehamilan juga tidak mencegah seorang perempuan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear karena prosedur Pap Smear dapat dilakukan secara aman selama kehamilan. Sehingga, perempuan hamil juga dapat menjalani test ini. Pemeriksaan Pap Smear tidak direkomendasikan bagi perempuan yang telah melakukan histerektomi (dengan pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Perempuan yang pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagaimana halnya perempuan yang tidak melakukan histerektomi (Wijaya, 2010).

Perempuan yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut:

1. Perempuan yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.

(17)

2. Perempuan yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.

3. Perempuan yang berusia diatas 35 tahun.

4. Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal

5. Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

6. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi pil (Sukaca, 2009).

6. Syarat Pengambilan Pap Smear

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :

1. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.

2. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita

3. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.

4. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.

5. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.

(18)

6. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.

7. Waktu Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil Pap Smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi.

Untuk perempuan yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan Pap Smear kapan saja (Dianada, 2008).

Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur yang dikemukan oleh Sukaca, 2009 yaitu :

a. Setiap 6-12 bulan untuk perempuan yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.

b. Setiap 6-12 bulan untuk perempuan yang berganti- ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.

c. Setiap tahun untuk perempuan yang berumur diatas 35 tahun.

d. Setiap tahun untuk perempuan yang menggunakan kontrasepsi pil.

e. Setiap 2-3 tahun untuk perempuan yang berusia diatas 35 tahun atau untuk perempuan yang telah

(19)

menjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil Pap Smear menunjukan negative.

f. Setahun sekali bagi perempuan yang berumur 40- 60 tahun.

g. Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa perempuan yang risiko tinggi harus lebih sering mmelakukan pap smear .

h. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

8. Tempat Pelayanan Pemeriksaan Pap Smear a. Puskesmas

b. Rumah Sakit

c. Laboratorium Klinik 9. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

1. Persiapan Alat dan Bahan a. Air mengalir

b. Spatula Ayre c. Sabun cair

d. Pensil kaca (marker) e. Larutan antiseptik f. Spekulum

g. Lap

h. Alkohol 95%

i. Larutan hipoklorit

(20)

j. Kaca benda (object glass) k. Lap bersih atau tissue

l. Baskom berisi larutan klorin 0,5%

m. Handuk kecil atau tissue n. Sarung tangan steril o. Formulir pemeriksaan p. Tempat sampah non-medis q. Tempat sampah medis

2. Menyiapkan Klien

a. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan keadaannya, kemudian klien dipersilakan duduk.

b. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.

c. Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang kerahasiaan yang diperlukan klien kepada klien atau keluarganya.

d. Mintalah kesediaan klien untuk pengambilan Pap Smear, namun dibarengi dengan penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.

(21)

e. Minta klien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.

f. Persilahkan klien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur klien pada posisi litotomi.

g. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa

3. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear a. Siapkan peralatan dan bahan.

b. Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan menuangkan kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan dengan mengangin-anginkan.

c. Pasang sarung tangan DTT/steril.

d. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.

e. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.

f. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus vagina (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.

g. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah

(22)

bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).

h. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).

i. Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak terganggu)

j. Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo- columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.

k. Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.

l. Sampel segera difiksasi sebelum mengering.

Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi label.

m. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.

n. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada klien bahwa

(23)

pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan klien untuk mengambil tempat duduk.

o. Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung tangan.

p. Lepaskan sarung tangan.

4. Pengiriman Spesimen

Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan secara lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:

a. Tanggal pengiriman

b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen c. Data klien (nama, umur, jenis kelamin, alamat,

nomor rekam medik) d. Identitas pengirim

e. Jenis spesimen : Pap Smear

f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta g. Transport media / pengawet yang digunakan :

Alkohol 95% atau hair spray

h. Keterangan klinis: riwayat Keluarga Berencana, jumlah anak, keluhan

10. Hasil dari Pemeriksaan Pap Smear a. Kelas 0 : Tidak dapat dinilai

(24)

Segera diambil smear ulang b. Kelas I : Normal Smear

Kontrol ulang 1-2 tahun lagi c. Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa

Displasia ringan

Kontrol ulang 3-6 bulan lagi d. Kelas III : Displasia Sedang – Berat

Kontrol ulang segera e. Kelas IV : Karsinoma Insitu

Kontrol ulang segera f. Kelas V : Karsinoma Invasif

Kontrol ulang segera

11. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear

Pap smear adalah cara yang paling aman untuk deteksi kanker serviks. Namun, ada kemungkinan klien menerima hasil palsu yang berarti bahwa tes menunjukkan tidak ada kelainan, padahal anda memiliki sel – sel abnormal. Faktor – faktor yang dapat menyebabkan hasil palsu meliputi :

a. Jumlah sel yang dikumpulkan tidak memadai b. Sel – sel abnormal hanya sedikit

c. Darah atau inflamasi sel menutupi sel – sel abnormal

Untuk memastikan bahwa pap smear anda akurat, ikuti tips berikut ini sebelum tes :

a. Hindari hubungan intim b. Hindari obat – obatan vaginal

(25)

c. Hindari spermisida (alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma) selama dua hari sebelum melakukan Pap Smear.

Gambar 2.1. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

(26)

BAB III LATIHAN SOAL A. INSTRUKSI LATIHAN SOAL

1. Jawablah latihan soal dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar

2. Rencana tindak lanjut

a. Bila anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas artinya anda menguasai

b. Tetapi bila penguasaan anda masih dibawah 80 % anda harus mengulangi kegiatan belajar ini, terutama bagian yang anda belum kuasai

B. LATIHAN SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks?

a. Tumor yang bersifat ganas b. Tumor yang bersifat jinak c. Tumor pada tuba fallopi d. Tumor pada saluran telur

2. Apa yang menjadi faktor resiko kanker serviks?

a. Tidak merokok

b. Mereka yang tidak setia pada satu pasangan

c. Perempuan yang melakukan aktivitas seksual sebelum usia 20 tahun

d. Peningkatan kekebalan tubuh

3. Pengguna kontrasepsi apakah yang menjadi faktor pemicu kanker serviks?

a. Suntik b. Implant

(27)

c. IUD d. Pil

4. Apakah yang termasuk gejala kanker serviks yang mungkin muncul?

a. Perdarahan tidak normal

b. Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina c. Terjadinya perdarahan bercak

d. Terjadinya hematuria

5. Bagaimana cara pencegahan utama untuk menghindari kanker serviks?

a. Tidak berperilaku seksual dan tidak berganti – ganti pasangan

b. Menghindari paparan asap rokok

c. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan pap smear dengan hasil positif

d. Menurunkan daya tahan tubuh 6. Apa definisi pap smear menurut Wijaya?

a. Suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim

b. Pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina c. Mengambil sel epitel yang ada di leher rahim d. Pengambilan lendir di vagina

7. Pada usia berapakah seseorang perempuan disebut Wanita Usia Subur (WUS)?

a. Umur 17 – 45 tahun b. Umur 17 – 33 tahun c. Umur 17 – 35 tahun d. Umur 17 – 40 tahun

(28)

8. Kapankah waktu yang tepat untuk pengambilan pap smear?

a. 1 minggu setelah menstruasi b. 2 minggu setelah menstruasi c. 3 minggu setelah menstruasi d. 4 minggu setelah menstruasi

9. Kapankah waktu yang tepat untuk pemeriksaan pap smear bagi perempuan umur di atas 35 tahun?

a. Setiap 6 bulan b. Setiap 1 tahun c. Setiap 2 - 3 tahun d. Setiap 3 – 4 tahun

10. Bagaimana hasil dari pemeriksaan pap smear dikatakan kelas II?

a. Radang non spesifik

b. Proses radang dengan atau tanpa diplasia ringan c. Displasia sedang – berat

d. Karsinoma Insitu

(29)

C. KUNCI JAWABAN LATIHAN SOAL 1. A

2. C 3. D 4. A 5. A 6. B 7. A 8. A 9. C 10. B

(30)

D. EVALUASI LATIHAN SOAL

1. Bandingkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban pada latihan soal yang ada di belakang modul ini

2. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar sesuai kunci jawaban

3. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk menghitung skor yang diperoleh :

PENILAIAN AKHIR : Jumlah Jawaban yang benar

X 100 %

Jumlah Soal 4. Arti tingkat penguasaan yang anda capai :

a. 90 % - 100 % = Baik sekali b. 80 % - 89 % = Baik

c. 70 % - 79 % = cukup d. ≤ 69 % = Kurang

(31)

E. LEMBAR KERJA

PEMERIKSAAN PAP SMEAR

ASPEK YANG DINILAI PADA KETRAMPILAN SKOR

1 2 3 4

1. Persiapan Alat dan Bahan a. Air mengalir

b. Spatula Ayre c. Sabun cair d. Pensil kaca (marker) e. Larutan antiseptik f. Spekulum g. Lap h. Alkohol 95%

i. Larutan hipoklorit j. Kaca benda (object glass) k. Lap bersih atau tissue

l. Baskom berisi larutan klorin 0,5%

m. Handuk kecil atau tissue n. Sarung tangan steril o. Formulir pemeriksaan p. Tempat sampah non-medis q. Tempat sampah medis 2. Menyiapkan Klien

a. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan keadaannya, kemudian klien dipersilakan duduk.

b. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.

c. Berikan jaminan tentang keamanan atas

Berikan angka 4, 3, 2, 1 pada kolom kasus sesuai dengan peragaan langkah ketrampilan yang dilakukan oleh peserta

4 : memperagakan langkah atau tugas dengan benar, tepat sesuai dengan prosedur standar/pedoman

3 : memperagakan langkah atau tugas dengan benar, tepat sesuai tetapi tidak sesuai dengan prosedur standar/pedoman

2 : memperagakan langkah tidak tepat dan tidak sesuai prosedur

1 : langkah tugas atau ketrampilan tidak diperagakan oleh peserta

(32)

tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang kerahasiaan yang diperlukan klien kepada klien atau keluarganya.

d. Mintalah kesediaan klien untuk pengambilan Pap Smear, namun dibarengi dengan penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.

e. Minta klien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.

f. Persilahkan klien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur klien pada posisi litotomi.

g. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa

3. Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Pap Smear a. Siapkan peralatan dan bahan.

b. Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan menuangkan kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan dengan mengangin- anginkan.

c. Pasang sarung tangan DTT/steril.

d. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.

e. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.

f. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus vagina (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.

g. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).

h. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).

i. Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak terganggu)

(33)

j. Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo- columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.

k. Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.

l. Sampel segera difiksasi sebelum mengering.

Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi label.

m. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.

n. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada klien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan klien untuk mengambil tempat duduk.

o. Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung tangan.

p. Lepaskan sarung tangan.

4. Pengiriman Spesimen

Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan secara lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:

a. Tanggal pengiriman

b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen c. Data klien (nama, umur, jenis kelamin,

alamat, nomor rekam medik) d. Identitas pengirim

e. Jenis spesimen : Pap Smear

f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta g. Transport media / pengawet yang

digunakan : Alkohol 95% atau hair spray h. Keterangan klinis: riwayat Keluarga

Berencana, jumlah anak, keluhan

Jumlah

(34)

ASPEK YANG DINILAI PADA SIKAP SKOR

1 2 3 4

Sikap :

1. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien

2. Memperhatikan keamanan dan kesehatan bagi Bidan

3. Komunikasi selama melakukan tindakan Jumlah

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011. Buku Saku Pencegahan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta : Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Depkes RI. 2015. Pusat Data dan Informasi Kementrian

Kesehatan RI.

[http://www.depkes.go.id/resources/download/p usdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf] Sitasi tanggal 20 Januari 2018

Kamaladewi, Indah. 2017. Mengenal dan Mencegah 7 Kanker Pada Wanita. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Nurwijaya, Hartati, 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. PT Elex Media Komputindo : Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 34 tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Serviks

Rasjidi. 2009. Modalitas Deteksi Dini Kanker Serviks.

Jakarta : Sagung Seto.

Rasjidi, Imam. 2010. 100 Question & Answer Kanker Pada Wanita. PT Elex Media Komputindo : Jakarta

(36)

SINOPSIS

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker terganas nomor dua yang menyerang kaum wanita.

Sayangnya, masih banyak wanita, khususnya di Indonesia, yang tidak rutin memeriksakan diri dengan melakukan Pap Smear.

Pap Smear merupakan sebuah tes yang dapat memeriksa keadaan sel – sel pada serviks (leher rahim) dan vagina. Dengan pemeriksaan rutin, perubahan sel – sel yang mungkin bias berkembang menjadi kanker atau sudah menjadi kanker bisa terdeteksi.

Gambar

Gambar 2.1. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear

Referensi

Dokumen terkait

1) Murabahah adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dan nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang disepakati bersama. Lembaga keuangan akan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan rumah tangga dan kondisi sanitasi lingkungan dengan status BTA pada suspek TB Paru studi

Dalam forum dan komunitas pertanian Indonesia yang dikelola dengan baik pada website www Agroteknologi.web.id, juga dapat dilakukan sharing-sharing antar sesama komunitas

Mengadministrasikan surat Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah dengan cara mengelompokkan dan mencatat sesuai dengan jenisnya serta menyampaikan kepada

Contoh: Kristus disimbolisasikan oleh seekor ikan, sebuah salib, atau seekor domba, atau oleh kombinasi huruf-huruf Yunani chi dan rho (cΡ = C dan R, dua huruf

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah lalu lintas harian rata-rata yang melalui jalan perkerasan lentur Simpang Fajar – Lintas Bono Kabupaten

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, maka penulis akan membangun sistem pakar yang dapat mendiagnosa kelainan sistem ortopedi

Dukungan pemerintah dan pemda—termasuk oleh mitra pembangunan—dalam pengembangan sistem data dan informasi harus difokuskan untuk mendukung pelaksanaan kedua kebijakan umum