LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
BADAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2016
Disahkan di Mojokerto Pada Hari Selasa, 28 Februari 2017
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN,
Drs. ENDRI AGUS SUBIANTO Pembina Utama Muda NIP. 19640807 199206 1 001
Sekretaris Badan Kepegawaian,
Drs. SULKHAN, M.Si.
NIP. 19630504 198312 1 003
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
ARSI YANIARTI, S.Sos.
NIP. 19650131 198910 2 002
DAFTAR ISI
BAB I ... 3
PENDAHULUAN ... 3
I.1 LATAR BELAKANG ... 3
I.2 GAMBARAN UMUM POTENSI BADAN KEPEGAWAIAN ... 4
I.3 ASPEK STRATEGIS DAN PERMASALAHAN BADAN KEPEGAWAIAN .... 14
BAB II ... 16
PERENCANAAN KINERJA ... 16
II.1 RENCANA STRATEGIS ... 16
II.2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ... 20
BAB III ... 23
AKUNTABILITAS KINERJA ... 23
III.1 PENGUKURAN KINERJA ... 23
III.2 EVALUASI DAN ANALISA TERHADAP CAPAIAN KINERJA ... 24
P E N U T U P ... 53
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Badan Kepegawaian Kota Mojokerto merupakan lembaga teknis yang berperan sebagai unsur penyelenggara manajemen Aparatur Sipil Negara. Sebagai pengelola kepegawaian, Badan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah khususnya dibidang kepegawaian.
Badan Kepegawaian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Potensi PNS yang cukup besar di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto tersebut perlu dikelola secara berkelanjutan melalui manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Manajemen Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna serta berhasil guna.
Untuk tujuan tersebut diperlukan PNS yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasar sistem prestasi kerja dan system pola karier pada berbagai jenjang dengan mempertimbangkan skill, kompetensi SDM.
dan Prestasi kerja, sehingga dapat diperoleh penilaian yang obyektif terhadap kompetensi PNS.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Kota Mojokerto Tahun 2016 menyesuaikan dengan Perencanaan Strategik yang telah dirumuskan sebelumnya.
Kelancaran Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan dan Pembangunan Nasional sangat tergantung pada Kesempurnaan Aparatur Negara, khususnya Pegawai Negeri Sipil. Untuk itu, dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Nasional yakni mewujudkan masyarakat modern yang taat hukum, berperadaban, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang mampu menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.
secara nasional tentang norma, standart serta prosedur yang sama dan bersifat nasional dalam setiap unsur manajemen Kepegawaian.
Terkait dengan pelaksanaan manajemen Kepegawaian di Kota Mojokerto, dibentuklah Badan Kepegawaian Kota Mojokerto melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah. Selanjutnya dalam Peraturan Walikota Mojokerto No.29 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Kota Mojokerto sebagai unsur penunjang mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil dan peningkatan Sumber Daya Manusia. Selain itu Badan Kepegawaian juga melaksanakan fungsi :
a. Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Kepegawaian.
b. Pelayanan Penunjang Penyelenggaraan Pemerintah Kota Mojokerto terutama di bidang administrasi kepegawaian.
I.2 GAMBARAN UMUM POTENSI BADAN KEPEGAWAIAN 1.2.1 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 29 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Kota Mojokerto, struktur organisasi, susunan kepegawaian adalah sebagai berikut:
Struktur organisasi Badan Kepegawaian, terdiri dari:
a. Kepala Badan Kepegawaian b. Sekretariat, membawahkan;
1) Sub Bagian Penyusunan Program 2) Sub Bagian Keuangan
3) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
c. Bidang Pengadaan Pemberhentian & Mutasi Pegawai, membawahkan;
1) Sub Bidang Pengadaan & Pemberhentian Pegawai 2) Sub Bidang Mutasi Pegawai
d. Bidang Pengembangan dan Analisa Data Pegawai, membawahkan;
1) Sub Bidang Pembinaan Disiplin dan kesejahteraan Pegawai 2) Sub Bidang Analisa dan Penyajian Data Pegawai
e. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, membawahkan;
1) Sub Bidang Pendidikan & Pelatihan Struktural
2) Sub Bidang Pendidikan & Pelatihan Teknis dan Fungsional
f. Kelompok jabatan fungsional 1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
A. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan penyusunan perencanaan dan program, urusan keuangan,kepegawaian, umum dan mengkoordinasikan secara teknis dan administratif pelaksanaan kegiatan badan serta melaksanakan tugas tugas lain yang iberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud diatas, sekretariat mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan dan program Badan Kepegawaian;
b. Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan anggaran dan pelaporan pertanggungjawaban;
c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian,keuangan dan perlengkapan;
d. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan tata laksana;
e. Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan kearsipan;
f. Penyiapan data informasi, kepustakaan, hubungan masyarakat dan inventarisasi;
g. Pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan badan.
A.1 Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas
a. Menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan program kerja dan rencana kerja;
b. Menyiapkan bahan penyusunan peraturan perundang- undangan di Bidang Kepegawaian;
c. Menyiapkan bahan pembinaan organisasi dan tata laksana badan;
f. Menyiapkan bahan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program kerja;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretris sesuai dengan bidang tugasnya.
A.2 Sub bagian Keuangan, mempunyai tugas
a. Menghimpun dan menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);
b. Melakukan pengelolaan keuangan anggaran badan;
c. Mengurus pembayaran gaji, keuangan perjalanan dinas dan keuangan lainnya;
d. Menyusun dan menyiapkan laporan pertanggungjawaban keuangan;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
A.3 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum,mempunyai tugas
a. Menyusun dan memelihara data administrasi kepegawaian serta data kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian;
b. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan pegawai,mutasi pegawai serta pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, pemberian informasi dan hubungan masyarakat
d. Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan pendataan barang milik badan serta mengurus pemeliharaan kebersihan,keaman kantor;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
B. Bidang Pengadaan,Pemberhentian dan mutasi Pegawai
Bidang Pengadaan,Pemberhentian dan mutasi Pegawai mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan program formasi pegawai, mengelola administrasi pengadaan, pemberhentian dan mutasi pegawai serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, bidang pengadaan, pemberhentian dan mutasi pegawai mempunyai fungsi : a. Penyelenggaran administrasi kepegawaian mengenai
pengadaan dan kebutuhan pegawai;
b. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian mengenai cuti, pengangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, pemberhentian, pemberhentian sementara, pengakhiran pembantuan, mutasi dari dan ke Pemerintah Daerah;
c. Penyusunan program mutasi jabatan struktural dan fungsional;
d. Penyelenggaran administrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional;
e. Penghitungan masa kerja pegawai;
f. Penyelenggaraan administrasi pensiun;
g. Penyelesaian pengurusan Nomor Induk Pegawai (NIP), Kartu Pegawai.Kartu Istri atau kartu Suami bagi Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto.
B.1 Sub Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Mutasi Pegawai mempunyai tugas
a. Menyelesaikan administrasi kepegawaian mengenai pengadaan dan kebutuhan pegawai;
b. Mengumpulkan dan mengolah data kepegawaian sebagai bahan untuk menyusun formasi pegawai;
c. Membuat pertimbangan dan saran – saran atas usul yang diberikan instansi lain dalam rangka menyusun formasi pegawai;
d. Melakukan kegiatan penerimaan calon pegawai;
e. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian mengenai pemberhentian,pemberhentian sementara dan pensiun pegawai;
f. Menyelesaikan administrasi pengangkatan calon pegawai
h. Menyelesaikan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan peraturan yang berlaku,meliputi pemberian uang tunggu dan bebas tugas menjelang pensiun;
i. Menyelesaikan pemberian pensiun janda/duda PNS,pensiun anak yatim piatu pegawai maupun pensiun orang tua untuk PNS bujangan yang meninggal;
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengadaan,pemberhentian dan Mutasi Pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.
B.1 Sub bidang Mutasi Pegawai mempunyai tugas
a. Menyelesaikan administrasi kepegawaian mengenai cuti, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pengangkatan dalam jabatan, pengakhiran pembantu, pemindahan dan perpindahan antar instansi;
b. Menyusun program mutasi jabatan struktural dan fungional;
c. Menyelesaikan penyesuaian masa kerja dan menghitung masa kerja PNS pada unit-unit kerja;
d. Melakukan pembinaan administrasi kepegawaian dalam hal mutasi kepegawaian;
e. Menyelesaikan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan ujian dinas;
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan mutasi Pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.
C. Bidang Pengembangan dan Analisa Data Pegawai
Bidang Pengembangan dan Analisa Data Pegawai mempunyai tugas menyiapkan bahan dan merumuskan program formasi pegawai, peningkatan kesejahteraan pegawai, pemberian penghargaan dan tanda jasa,pembinaan mental dan disiplin pegawai, pendayagunaan dan pengembangan potensi pegawai, analisa dan inventarisasi data pegawai serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,
a. Pengumpulan dan pengolahan data pegawai sebagai bahan perencanaan kebijakan di bidang pengembangan kepegawaian;
b. Perencanaan susunan formasi kepegawaian;
c. Pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada pegawai yang berprestasi;
d. Pemeliharaan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3);
e. Pembinaan mental, disiplin pegawai serta mengembangkan potensi pegawai.
C.1 Sub Bidang Pembinaan Disiplin dan kesejahteraan Pegawai, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan dalam rangka menyelesaikan masalah kepegawaian yang berhubungan dengan pelanggaran peraturan kepegawaian;
b. Menyampaikan saran dan pertimbangan dalam rangka meningkatkan pembinaan disiplin serta menyampaikan laporan penyelesaian atas pelanggaran disiplin pegawai;
c. Memberikan bantuan nasehat kepada pegawai yang mendapatkan hambatan psikologis dan masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri;
d. Melaksanakan pengelolaan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3);
e. Menyelesaikan administrasi pemberian penghargaan dan tanda jasa serta pembinaaan mental pegawai;
f. Melaksanakan peningkatan kesejahteraan dan kesehatan pegawai;
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan dan Analisa Data Pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.
C.2 Sub Bidang Analisa dan Penyajian Data mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pendayagunaan dan pengembangan potensi
Mojokerto secara tahunan ataupun kualifikasi tertentu sesuai kebutuhan;
c. Memperbaharui secara berkala data pegawai dan hal lain yang berkaitan dengan perubahan data pegawai dan keluarganya serta mengelola buku induk pegawai;
d. Menginventarisasi dan menyeleksi data pegawai yang berhubungan dengan pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada pegawai yang berprestasi;
e. Memberikan pelayanan informasi yang berkaitan dengan bidang kepegawaian;
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan dan Analisa Data Pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.
D. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program Pendidikan dan Pelatihan pegawai dan menyelenggarakan pelatihan, pengajaran, ujian dinas dan latihan pra jabatan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Pendidikan dan pelatihan mempunyai fungsi:
a. Penyipan bahan penyusunan kebijakan pedoman dan petunjuk teknis dibidang Pendidikan dan pelatuhan kepegawaian;
b. Penyusunan dan pengumpulan data kebutuhan pendidikan dan pelatihan;
c. Penyusunan rencana pengusulan pegawai yang akan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Pemerintah Kota;
d. Penyusunan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian dinas untuk kenaikan pangkat;
e. Penyusunan laporan serta daftar pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan;
f. Penyusunan kebutuhan pendidikan dan latihan dan menginvestarisasi tingkat pendidikan pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota;
D.1 Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural, mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan data kebutuhan pendidikan dan Pelatihan Struktural;
b. Menyiapkan bahan penyusun rencana pengusul pegawai yang akan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural di lingkungan Pemerintah Kota;
c. Merencanakan dan melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Struktural;
d. Melaksanakan administrasi dan ujian dinas serta ujian penyesuaian kenaikan pangkat;
e. Mengevaluasi dan membuat laporan hasil pendidikan dan pelatihan struktural;
f. Menyusun kebutuhan pendidikan dan pelatihan struktural dan menginvetarisir jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan struktural;
g. Menyiapkan konsep pengajuan tunjangan bagi para mahasiswa ikatan dinas atau tugas belajar dan sumbangan pendidikan lainnya;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
D.2 Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan data kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional;
b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengusulan pegawai yang akan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional;
c. Merencanakan, melaksanakan dan mengirimkan peserta
e. Menyusun kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan teknis Fungsional dan Menginventarisir jumlah pegawai yang telah mengikuti Pendidikan dan Pelatuhan Teknis Fungsional;
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
Sedangkan gambaran tentang bagan struktur organisasi Badan Kepegawaian Kota Mojokerto adalah sebagai berikut :
Gambar 1
Bagan Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Kota Mojokerto
(Berdasarkan Peraturan Walikota No. 29 Tahun 2008)
KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN PENYUSUNAN
PROGRAM
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
DAN UMUM
BIDANG PENGADAAN,PEMBER HENTIAN DAN MUTASI
PEGAWAI
BIDANG PENGEMBANGAN
DAN ANALISA DATA PEGAWAI
BIDANG PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PEGAWAI
SUB BIDANG PENGADAAN &
PEMBERHENTIAN PEGAWAI
SUB BIDANG MUTASI PEGAWAI
SUB BIDANG PEMBINAAN DISIPLIN & KESE
JAHTERAAN PEGAWAI
SUB BIDANG ANALISA &
PENYAJIAN DATA PEGAWAI
SUB BIDANG DIKLAT STRUKTURAL
SUB BIDANG DIKLAT TEKNIS
DAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN
KEUANGAN
I.3 ASPEK STRATEGIS DAN PERMASALAHAN BADAN KEPEGAWAIAN Badan Kepegawaian memiliki tugas pokok sebagai pelaksana manajemen Pegawai Negeri Sipil dan peningkatan Sumber Daya Manusia. Serta melaksanakan fungsi Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Kepegawaian dan Pelayanan Penunjang Penyelenggaraan Pemerintah Kota Mojokerto. Maka dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Badan Kepegawaian Kota Mojokerto seringkali menghadapi permasalahan-permasalahan dalam bidang manajemen dan pengelolaan kepegawaian di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, meliputi :
1. Masalah kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah yang masih perlu dikembangkan
Kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu hal utama yang sangat mempengaruhi kualitas kinerja aparatur pemerintah. Tuntutan akan peningkatan kualitas SDM aparatur merupakan keniscayaan yang menjadi tuntutan perkembangan zaman. Kualitas pelayanan publik akan menurun jika kualitas SDM penyelenggara pelayanan publik tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi. Badan kepegawaian sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki fungsi peningkatan SDM aparatur dituntut untuk dapat senantiasa mengembangkan potensi SDM aparatur yang dimiliki.
2. Masalah jumlah kebutuhan pegawai yang belum dapat terpenuhi secara maksimal.
Jumlah kebutuhan pegawai dirumuskan berdasarkan jumlah kebutuhan untuk mengganti PNS yang telah memasuki masa purna tugas dan didasrkan pada formasi pegawai yang ideal. Tingkat realisasi jumlah pegawai terhadap kebutuhan di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto tergolong masih rendah. Berdasarkan data kebutuhan pegawai tahun 2014 jumlah usulan tambahan kebutuhan pegawai adalah sebanyak 671 orang.
Namun pada kenyataannya jumlah formasi kuota CPNS yang disediakan oleh pemerintah pusat hanya 74 orang. Sehingga tingkat realisasinya hanya sebesar 11%.
3. Masalah distribusi pegawai yang belum merata
Pemerataan distribusi pegawai masih menjadi masalah yang dihadapi oleh sebagian besar SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Dalam
kenyataan yang ada, masih banyak ditemukan adanya kekurangan staf (jabatan fungsional umum) di sebagian besar SKPD.
4. Pemberian reward yang belum jelas terhadap prestasi kerja pegawai.
Selama ini yang senantiasa ditegakkan adalah pemberian punishment (hukuman) terhadap pelanggaran-pelanggaran kepegawaian. Namun reward yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pegawai berprestasi masih belum signifikan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas kinerja aparatur pemerintah.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, Badan Kepegawaian merumuskan kebijakan dan strategi yang diterapkan dalam program dan kegiatan dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Kepegawaian Kota Mojokerto yang selaras dan seiring dengan visi dan misi Pemerintah Kota Mojokerto.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
II.1 RENCANA STRATEGIS
Perencanaan Strategis merupakan suatu proses awal dalam usaha menuju tujuan yang ingin dicapai. Dalam Perencanaan Strategis harus memperhatikan lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) serta lingkungan eksternal (Peluang dan Tantangan) suatu organisasi. Rencana Strategis mengandung visi, misi, tujuan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Dokumen Renstra-SKPD Badan Kepegawaian Kota Mojokerto Tahun 2016- 2019 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Mojokerto Tahun 2016-2019 di bidang manajemen kepegawaian.
Dokumen Renstra-SKPD akan memberikan pedoman kepada Badan Kepegawaian untuk bekerja demi mewujudkan visi dan misi Walikota Mojokerto terpilih sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
A. VISI DAN MISI
Sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi Manajemen Kepegawaian, maka Badan Kepegawaian Kota Mojokerto memiliki kedudukan yang cukup vital dan urgen, khususnya dalam penyelenggaraan manajemen PNS. Oleh karena itu dirasa perlu untuk menetapkan cara pandang/ persepsi dan langkah tindakan yang sinergis ke dalam sebuah visi.
Visi yang dimaksud adalah kristalisasi nilai-nilai yang menjadi akar penyangga keberadaan organisasi yang merupakan cara pandang jauh ke depan, dimana di dalamnya tercermin apa yang ingin dicapai dan kemana arah organisasi itu akan dibawa. Visi Badan Kepegawaian harus searah dan sejalan dengan visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Mojokerto Terpilih yakni “Mewujudkan Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral”. Bertitik tolak dari paparan diatas, Badan Kepegawaian Kota Mojokerto sebagai unsur penunjang tugas Pemerintah Kota Mojokerto dalam melaksanakan Manajemen Kepegawaian di Kota Mojokerto diharapkan lebih mampu berperan aktif untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Berdasarkan pada Misi Badan Kepegawaian tersebut diatas, serta dengan berpedoman pada sasaran, strategi dan kebijakan Kepala Daerah yang tertuang dalam Dokumen RPJMD Kota Mojokerto tahun 2014-2019, maka dirumuskan tujuan, sasaran serta indikator kinerja yang hendak dicapai oleh Badan Kepegawaian Kota Mojokerto untuk jangka waktu 5 tahun ke depan yang meliputi:
• Tujuan Strategis
Berdasarkan penjabaran visi-misi serta berpedoman pada tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian, maka dirumuskan tujuan jangka menengah Badan Kepegawaian sebagai berikut:
1. Mewujudkan penataan aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur pemerintah;
Badan Kepegawaian ingin mewujudkan pengelolaan kepegawaian yang baik sesuai dengan porsi dan kebutuhan organisasi. Serta senantiasa berusaha untuk mewujudkan peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah. Peningkatan kualitas SDM ditandai dengan meningkatnya kompetensi teknis dan manajerial aparatur serta peningkatan kedisiplinan pegawai.
2. Meningkatkan kualitas layanan kepegawaian;
Badan Kepegawaian berusaha untuk memberikan pelayanan di bidang kepegawaian secara yang berkualitas dan handal bagi seluruh masyarakat pengguna layanan kepegawaian di lingkungan Kota Mojokerto. Peningkatan kualitas layanan kepegawaian ini meliputi peningkatan kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian.
Hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya kepuasan masyarakat pengguna informasi kepegawaian terhadap layanan yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian Kota Mojokerto.
• Sasaran Strategis
Dari tujuan tersebut, kemudian dijabarkan beberapa sasaran strategis yang menjadi fokus kinerja Badan Kepegawaian dalam periode 5 tahun yang akan datang sebagai berikut:
3. Meningkatnya kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian;
Secara garis besar hubungan antara tujuan dan sasaran strategis Badan Kepegawaian digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 1
Hubungan antara Tujuan dan Sasaran Strategis Badan Kepegawaian
TUJUAN SASARAN
Mewujudkan penataan aparatur yang baik dengan mengutamakan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur pemerintah
1. Terwujudnya manajemen aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kompetensi dan profesionalitas
2. Meningkatnya kedisiplinan aparatur
Meningkatkan kualitas layanan kepegawaian
Meningkatnya kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi dan Kebijakan Badan Kepegawaian disusun dengan berpedoman pada Tujuan serta Sasaran Jangka Mengah yang telah ditetapkan. Strategi dan Kebijakan Renstra Badan Kepegawaian Kota Mojokerto Tahun 2014-2019 disajikan pada tabel berikut
Tabel 2
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Badan Kepegawaian
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Mewujudkan penataan aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur pemerintah
1 Terwujudnya manajemen aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kompetensi dan profesionalitas
1 Melakukan promosi, dan rotasi berdasarkan hasil penilaian kemampuan dan kompetensi jabatan
1
2
Menyelenggarakan seleksi pimpinan tinggi secara terbuka Menyelenggarakan pengukuran
kompetensi aparatur secara berkala
2 Meningkatkan kualitas
layanan pendidikan dan pelatihan
1 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan struktural yang berkualitas
2 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan teknis serta fungsional sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan
3 Memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada aparatur pemerintah untuk
mengembangkan jenjang akademisnya 2 Meningkatnya
kedisiplinan aparatur
Melakukan pembinaan dan penegakan disiplin kepada aparatur
1 Melakukan
pengukuran indikator kedisiplinan pegawai
2 Melakukan
pengawasan dan pembinaan disiplin pegawai
Meningkatkan kualitas layanan kepegawaian
Meningkatnya kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian
1 Menyelenggarakan pelayanan informasi kepegawaian dengan memanfaatkan sumber daya teknologi informasi
1 Meningkatkan validitas data pegawai
2 Menyelenggarakan
sistem informasi kepegawaian online
3 Menyelenggarakan
layanan administrasi kepegawaian paperless
2 Melakukan pengukuran
indeks kepuasan masyarakat
1 Menyelenggarakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap layanan administrasi kepegawaian
II.2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja / perjanjian kinerja yang sangat penting antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penting karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Dokumen Perjanjian Kinerja berisi Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, Target, Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian dari masing-masing target sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam Perjanjian Kinerja Badan Kepegawaian Tahun 2016 telah ditetapkan target dari masing-masing indikator kinerja yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja Badan Kepegawaian dalam satu tahun. Adapun sasaran, indikator dan target yang telah ditetapkan dalam Perajanjian Kinerja (PK) Badan Kepegawaian Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Lampiran Perjanjian Kinerja Badan Kepegawaian Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
1 2 3 4
1 Terwujudnya manajemen aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kompetensi dan profesionalitas
~ Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya
98,00%
2 Meningkatnya kedisiplinan aparatur
~ Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan kedisiplinan PNS
99,85%
3 Meningkatnya kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian
~ Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Informasi dan Administrasi Kepegawaian
85,00
Dasar penetuan target Indikator kinerja Utama adalah didasarkan pada beberapa hal berikut :
1. Target IKU “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya”
sebesar 98%, hal ini didasarkan pada data target IKU pada tahun sebelumnya (2015) yakni sebesar 95%. Dengan mengasumsikan kenaikan sebesar 3%, sehingga dapat diperoleh target IKU tersebut untuk Tahun 2016 sebesar 98%.
2. Target IKU “Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan kedisiplinan PNS” sebesar 99,85%. Target IKU ini ditetapkan
berdasarkan target IKU pada tahun sebelumnya (2015) yakni sebesar 99,82%..
3. Target IKU “Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Informasi dan Administrasi Kepegawaian” Dimana melalui penetapan kinerja ini Badan Kepegawaian berharap kinerja pelayanan administrasi kepegawaian mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat pengguna layanan kepegawaian. Target yang ditetapkan pada tahun 2016 adalah bahwa layanan administrasi kepegawaian mendapatkan nilai
“SANGAT BAIK” atau nilai indeks kepuasan masyarakat yang dicapai sebesar 85,00.
Untuk mencapai sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, harus didukung dengan program dan kegiatan yang dapat menunjang usaha pencapaian target. Adapun program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja dari eselon II sampai dengan eselon IV Tahun 2016 adalah sebagai berikut.
1. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
➢ Kegiatan Proses Penanganan Kasus kasus Pelanggaran Disiplin PNS
➢ Kegiatan Pemberian Penghargaan Bagi PNS yang Berprestasi;
➢ Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
➢ Kegiatan Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS
➢ Kegiatan Seleksi Penerimaan Calon PNS
➢ Kegiatan Penempatan PNS
➢ Kegiatan Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN
➢ Penyusunan Data Potensi Pegawai
➢ Kegiatan Penyusunan Formasi PNS
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
➢ Kegiatan Pendidikan Penjenjangan Struktural
➢ Pendidikan dan Pelatihan Teknis
➢ Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi CPNS
➢ Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang undangan
➢ Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang undangan
4. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
➢ Kegiatan Pemindahan Tugas PNS
➢ Kegiatan Pemrosesan Kenaikan Pangkat Pengabdian dan Pensiun Pegawai
➢ Validasi data pegawai
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 PENGUKURAN KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah bentuk kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Penyusunan LKJIP ini didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam tahun 2016. Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal memenuhi target-target yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi penting apabila dikaitkan dengan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). Sistem Pengukuran Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja yang dilakukan merupakan pengukuran terhadap capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU). Rumus yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja pada LKJIP Tahun 2016 Badan Kepegawaian adalah sebagai berikut.
IKU Maximize :
Jika nilai realisasi indikator kinerja diharapkan lebih tinggi dari target. Capaian IKU jenis ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut .
Pengukuran Kinerja Badan Kepegawaian Kota Mojokerto Tahun 2016 menguraikan tingkat ketercapaian sasaran strategis berdasarkan target yang telah ditetapkan. Tingkat ketercapaian sasaran tersebut merupakan hasil realisasi kinerja
𝑰𝑵𝑫𝑬𝑲𝑺 𝑪𝑨𝑷𝑨𝑰𝑨𝑵 =𝑹𝑬𝑨𝑳𝑰𝑺𝑨𝑺𝑰
𝑻𝑨𝑹𝑮𝑬𝑻 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Tabel 4 Capaian IKU
Badan Kepegawaian Tahun 2016
SASARAN STRATEGIS
KINERJA
INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
1 2 3 4 5 6
1 Terwujudnya manajemen aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kompetensi dan
profesionalitas
~ Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya
98,00% 87,94% 89,73%
2 Meningkatnya kedisiplinan aparatur
~ Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan kedisiplinan PNS
99,85% 99,80% 99,95%
3 Meningkatnya kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian
~ Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Informasi dan Administrasi Kepegawaian
85,00 87,29 102,69%
Analisa dan evaluasi terhadap capaian kinerja Badan Kepegawaian akan diuraikan dalam sub bab selanjutnya.
III.2 EVALUASI DAN ANALISA TERHADAP CAPAIAN KINERJA
Pelaksanaan evaluasi dan analisis kinerja dilakukan melalui pengukuran kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Kepegawaian. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis sebagaimana ditetapkan dalam Matriks Strategi Badan Kepegawaian yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dapat tercapai. Penjelasan atas capaian kinerja setiap IKU yang menjadi ikatan Perjanjian Kinerja antara Kepala Badan Kepegawaian dengan Walikota Mojokerto pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut.
A. Sasaran Strategis Kesatu
“Terwujudnya manajemen aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kompetensi dan profesionalitas”
Indikator kinerja
“Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya”
Untuk mengukur kompetensi aparatur, terutama kompetensi manajerial, digunakan dua instrumen pengukuran yang meliputi hasil uji kompetensi serta hasil Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat PIM). Pada Tahun 2016 telah uji kompetensi aparatur yang dilaksanakan dilaksanakan adalah berupa
Pelatihan Kepemimpinan yang dilaksanakan adalah PIM II dan IV. Hasil Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut disampaikan sebagai berikut.
1. Hasil fit and proper test eselon IV dan V
Pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan fit and proper test terhadap level jabatan eselon IV dan V untuk mengetahui tingkat kompetensi, kesesuaian serta kemampuan aparatur dalam menjalankan jabatan yang sedang diemban dengan hasil sebagaimana tabel berikut.
Tabel 5
Hasil Assessment Level Jabatan Eselon IV dan V Tahun 2016
Jumlah Peserta
Kesimpulan Hasil Fit and Proper Test Capaian Lebih
disarankan (dengan 3 bintang)
Dipertim bangkan (dengan
2 bintang)
Perlu Peningkatan
Kompetensi (dengan 1
bintang)
Aparatur yang Kompeten
Perlu Peningkatan
Kompetensi
399
orang 94 orang 236
orang 69 orang 82,71% 17,29%
Gambar 2
Hasil Assessment Level Jabatan Eselon IV dan V Tahun 2016
Dari hasil fit and proper test terhadap level jabatan eselon IV dan V yang telah dilaksanakan, diperoleh informasi bahwa aparatur yang termasuk dalam kategori kompeten pada bidang tugas yang saat ini diemban adalah yang mendapatkan hasil “Lebih disarankan” (mendapatkan 3 bintang kompetensi) dan “Dipertimbangkan” (mendapatkan 2 bintang kompetensi). Jumlah aparatur yang kompeten adalah sebanyak 330 orang atau 82,71% dari jumlah seluruh peserta fit and proper test.
83%
17%
Kompeten (%)
Perlu Peningkatan Kompetensi (%)
adalah sebanyak 69 orang atau sebesar 17,29% dari jumlah seluruh peserta fit and proper test.
2. Hasil Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan Struktural (Diklat PIM IV)
Variabel pengukuran kompetensi ASN di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto pada laporan kinerja ini adalah pada level pejabat eselon IV dan V, sehingga variabel yang digunakan dalam pengukuran cakupan diklat kepemimpinan adalah Diklat PIM untuk pejabat eselon IV dan V.
Berdasarkan data pada Sistem Informasi Pegawai, sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 cakupan pejabat eselon IV dan V yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan penjenjangan struktural adalah sebagai berikut.
Tabel 6
Hasil Diklat PIM IV sampai dengan akhir Tahun 2016
Jumlah Pejabat Eselon IV dan V
Cakupan Diklat PIM IV Capaian Sudah
Mengikuti Diklat PIM
Belum Mengikuti Diklat PIM
Sudah Mengikuti Diklat PIM
Belum Mengikuti Diklat PIM
395 orang 368 orang 27 orang 93,16% 6,84%
Gambar 3
Hasil Diklat PIM IV sampai dengan akhir Tahun 2016
Salah satu unsur penilaian kompetensi manajerial yang digunakan selain hasil uji kompetensi adalah hasil pendidikan dan pelatihan penjenjangan struktural (Diklat PIM). Seorang pejabat dapat disebut telah memenuhi kompetensi dasar manajerial apabila telah mengikuti Diklat Penjenjangan struktural (Diklat PIM) sesuai dengan jenjang jabatannya. Dari hasil
93%
7%
Sudah Mengikuti Diklat PIM
Belum Mengikuti Diklat PIM
eselon IV dan V yang telah mengikuti Diklat PIM sesuai level jabatannya sebesar 93,16% dari 395 orang pejabat eselon IV dan V yang ada.
3. Analisa dan Evaluasi Kinerja
➢ Analisa Kinerja
Dari hasil pengukuran terhadap dua instrumen ukur kompetensi manajerial, yang meliputi hasil uji kompetensi aparatur dan cakupan diklat kepemimpinan, kemudian dilakukan penghitungan nilai rata-rata capaian untuk mengetahui realisasi dan tingkat capaian dari IKU “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya” adalah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 7
Rata-Rata Realisasi Indikator Kinerja “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya”
Aspek Kompetensi Manajerial
Realisasi Aparatur yang
Kompeten
Aparatur yang Kurang Kompeten 1. Hasil Uji Kompetensi Aparatur
melalui Kegiatan Fit And Proper Test Eselon IV dan V 2. Cakupan Diklat PIM IV
82,71%
93,16%
17,29%
6,84%
RATA-RATA 87,94% 12,06%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi IKU “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya” adalah sebesar 87,94%.
➢ Evaluasi Kinerja
Evaluasi Kinerja IKU “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya” dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 8
Capaian Kinerja IKU “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya” Tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Dari tabel diatas diketahui bahwa realisasi IKU adalah sebesar 87,94%
dari target yang ditetapkan sebesar 98%. Dari hasil tersebut dapat diukur tingkat capaian realisasi IKU terhadap target yang ditetapkan yakni sebesar 89,73%. Hal ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan belum dapat terealisasi secara maksimal.
4. Perkembangan realisasi kinerja IKU
Gambaran realisasi pencapaian kinerja IKU “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya”, mulai tahun 2014 s/d akhir tahun 2016 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 9
Perkembangan Realisasi Indikator Kinerja “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya” Tahun 2014 s/d 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi
2014 2015 2016 Terwujudnya
manajemen aparatur yang baik dengan mengutamakan peningkatan kompetensi dan profesionalitas
Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya
93% 88,25% 87,94%
Secara grafis perkembangan realisasi IKU tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4
Perkembangan Realisasi Indikator Kinerja “Persentase aparatur yang kompeten di bidang tugasnya” Tahun 2014-2016
Dari gambar diatas dapat tampak bahwa terdapat penurunan realisasi indikator kinerja pada tahun 2016, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi aparatur di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto menunjukkan adanya penurunan.
84%
86%
88%
90%
92%
94%
2014
2015
2016
tepat dan efektif, seperti pelaksanaan diklat-diklat pengembangan kompetensi, penempatan aparatur sesuai dengan kompetensinya, serta pemberian stimulus berupa reward untuk memacu kinerja aparatur.
Kemudian dari uraian diatas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang menjadi penyebab belum maksimalnya realisasi IKU ini pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Masih adanya penempatan aparatur yang tidak sesuai dengan kompetensi, minat serta keahliannya;
2. Masih terdapat beberapa orang pejabat eselon di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto yang belum mengikuti diklat PIM sesuai jenjang jabatannya;
3. Perlunya penyelenggaraan diklat-diklat teknis dan fungsional yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas aparatur;
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut diatas, beberapa langkah yang harus diambil pada tahun yang akan datang untuk mendukung tercapainya sasaran strategis Badan kepegawaian meliputi :
1. Menyelenggarakan rotasi, mutasi pejabat struktural dengan berpedoman pada hasil uji kompetensi untuk mewujudkan penataan aparatur yang baik (The right man on the right place);
2. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat eselon II, III dan IV secara menyeluruh bagi pejabat eselon yang belum mengikuti;
3. Menyelenggarakan kembali diklat-diklat teknis dan fungsional sesuai dengan Analisis Kebutuhan Diklat.
B. Sasaran Strategis Kedua
“Meningkatnya kedisiplinan aparatur”
Indikator kinerja
“Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan disiplin PNS”
Parameter yang digunakan dalam pengukuran IKU ini adalah hasil pemrosesan pelanggaran disiplin PNS di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, berupa penjatuhan sanksi / hukuman bagi PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Parameter ini dipilih karena peningkatan disiplin aparatur dapat ditandai dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran disiplin. Penurunan tingkat pelanggaran disiplin ini dapat diketahui dengan mudah melalui jumlah aparatur yang dijatuhi hukuman disiplin pada tahun berjalan.
1. Hasil Pemrosesan Penjatuhan Hukuman Pelanggaran Disiplin PNS Tahun 2016
Hasil pemrosesan penjatuhan hukuman pelanggaran disiplin PNS sepanjang Tahun 2016 dapat disajikan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 10
Hasil pemrosesan penjatuhan hukuman pelanggaran disiplin PNS Tahun 2016
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN JUMLAH
JUMLAH PNS KESELURUHAN 2.976 orang
Pelanggaran Disiplin Ringan 3 orang
Pelanggaran Disiplin Sedang 0 orang
Pelanggaran Disiplin Berat 3 orang
JUMLAH PNS YANG MELANGGAR DISIPLIN 6 orang PERSENTASE APARATUR YANG TIDAK
MELANGGAR PERATURAN DISIPLIN PNS 99,80%
• Pelanggaran Disiplin Ringan
Pemberian sanksi terhadap pelanggaran disiplin ringan sepanjang tahun 2016 adalah sebanyak 3 orang. Penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin ringan berupa pemberian teguran secara tertulis kepada PNS yang bersangkutan.
• Pelanggaran Disiplin Sedang
Pada Tahun 2016 tidak terdapat PNS yang melakukan pelanggaran disiplin kategori sedang.
• Pelanggaran Disiplin Berat
Jumlah PNS yang mendapatkan sanksi terhadap pelanggaran disiplin berat sepanjang tahun 2016 adalah sebanyak 3 orang. Penjatuhan sanksi pelanggaran disiplin berat ini berupa pembebasan dari jabatan struktural dan pemberhentian tidak dengan hormat.
2. Analisa dan Evaluasi Kinerja
➢ Analisa Kinerja
Analisa terhadap realisasi kinerja IKU “Persentase aparatur yang menerima sanksi pelanggaran disiplin” dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 11
Realisasi Kinerja IKU “Persentase aparatur yang menerima sanksi pelanggaran disiplin” Tahun 2016
Sasaran Strategis
Indikator
Kinerja Target Realisasi Capaian Meningkatnya
kedisiplinan aparatur
Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan disiplin PNS
99,85% 99,80% 99,95%
Dari tabel diatas diketahui bahwa realisasi IKU adalah sebesar 99,80% dari target yang ditetapkan sebesar 99,85%. Dari hasil dapat dihitung tingkat capaian realisasi IKU terhadap target yang ditetapkan yakni sebesar 99,95%. Hal ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dapat terealisasi secara maksimal.
➢ Evaluasi Kinerja
Gambaran realisasi pencapaian kinerja IKU “Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan disiplin PNS”, antara tahun 2014 s/d akhir tahun 2016 dapat disajikan sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Tabel 12
Perkembangan Realisasi Indikator Kinerja “Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan disiplin PNS” Tahun 2014-2016 Sasaran Strategis Indikator Realisasi
Tahun Tahun Tahun
Secara grafis perkembangan realisasi IKU tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 5
Perkembangan Realisasi Indikator Kinerja “Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan disiplin PNS” Tahun 2014-2016
Dari grafik diatas tampak bahwa terjadi peningkatan realisasi kinerja pada IKU “Persentase aparatur yang tidak melanggar peraturan disiplin PNS”, namun pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,05%. Namun dari sisi jumlah PNS yang melanggar disiplin terjadi penurunan yakni dari tahun sebelumnya 7 orang dijatuhi sanksi menjadi 6 orang pada tahun 2016. Faktor yang menjadi penyebab hal ini adalah karena sejak pemberlakuan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana untuk urusan penyelenggaraan pendidikan menengah dialihkan kepada Pemerintah Provinsi. Hal ini menyebabkan adanya pengalihan status kepegawaian tenaga pendidik dan kependidikan pada SMA serta SMK negeri di Kota Mojokerto kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sehingga terjadi penurunan jumlah PNS yang signifikan, yakni dari 3.323 orang di akhir Tahun 2015 menjadi 2.976 orang di akhir Tahun 2016.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, sebenarnya terjadi penurunan angka pelanggaran disiplin aparatur selama tahun 2016.
Yang berarti bahwa perangkat-perangkat berupa program serta kegiatan yang mendukung sasaran strategis telah dapat bekerja secara efektif dan membawa dampak yang signifikan.
Namun dalam pelaksanaan penegakan disiplin pada sepanjang tahun 2016 masih didapati beberapa kendala yang dapat menghambat kinerja peningkatan disiplin aparatur, meliputi beberapa hal sebagai
99,77%
99,78%
99,79%
99,80%
99,81%
99,82%
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
1. Masih adanya kendala teknis dalam pelaksanaan e-presensi (absensi pegawai secara elektronik dengan menggunakan basis data biometrik/fingerprint);
2. Masih tingginya angka perceraian di kalangan PNS;
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut diatas, beberapa langkah yang harus diambil pada tahun yang akan datang untuk mendukung tercapainya sasaran strategis Badan Kepegawaian dengan lebih optimal meliputi :
1. Melakukan koordinasi, dan sosialisasi yang lebih intensif terhadap penyelenggaraan e-presensi;
2. Melakukan pembinaan terhadap PNS untuk menekan angka perceraian melalui sosialisasi dan konsultasi maupun pendampingan.
C. Sasaran Strategis Ketiga
“Meningkatnya kualitas layanan informasi dan administrasi kepegawaian”
Indikator kinerja
“Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Informasi dan Administrasi Kepegawaian”
Indikator kinerja ini diukur dengan menyelenggarakan Survey Pengukuran Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan administrasi kepegawaian.
Survey diselenggarakan terhadap 8 jenis layanan administrasi kepegawaian dan 9 ruang lingkup pelayanan dengan uraian sebagai berikut.
Tabel 13
Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap layanan Kepegawaian
Nama survey Survey Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan administrasi kepegawaian
Metode survey Menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh OPD melalui surat dinas
Waktu Pengumpulan
Data 30 November s/d 7 Desember 2016 Sasaran (responden) Pegawai Negeri Sipil
Jumlah responden 315 orang Jumlah item
pertanyaan 9 (sembilan) item Jumlah pelayanan
yang menjadi obyek survey
8 (delapan) layanan administrasi kepegawaian
➢ Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Administrasi Kepegawaian
Secara rinci hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kepegawaian disajikan sebagai berikut.
1. Layanan Pemrosesan Kenaikan Pangkat PNS
Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Kenaikan Pangkat PNS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 14
Kepuasan Masyarakat Pada Tiap Jenis Layanan Layanan Pemrosesan Kenaikan Pangkat PNS
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f
1 Sangat Puas 4 16 40% 64
2 Puas 3 21 53% 63
3 Kurang Puas 2 3 8% 6
4 Tidak Puas 1 0 0% 0
Gambar 6
Kepuasan Masyarakat Pada Tiap Jenis Layanan Layanan Pemrosesan Kenaikan Pangkat PNS
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang menyatakan “sangat puas” terhadap layanan Pemrosesan Kenaikan Pangkat adalah 16 orang, “puas” sebanyak 21 orang, “kurang puas”
sebanyak 3 orang dan “tidak puas” nihil. Dari hasil tersebut, kemudian dapat ditentukan rata-rata Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Kenaikan Pangkat adalah sebesar 3,31 atau dengan skala likert Indeks Kepuasan Masyarakat bernilai 82,75.
2. Layanan Pemrosesan Pemberian Ijin Belajar dan Tugas Belajar Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Pemberian Ijin Belajar dan Tugas Belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 15
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan
Layanan Pemrosesan Pemberian Ijin Belajar dan Tugas Belajar
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f
1 Sangat Puas 4 20 50% 80
2 Puas 3 17 43% 51
3 Kurang Puas 2 1 3% 2
4 Tidak Puas 1 2 5% 2
JUMLAH 40 100% 135
Gambar 7
Kepuasan Masyarakat Pada Tiap Jenis Layanan Layanan Pemrosesan Pemberian Ijin Belajar dan Tugas Belajar
40%
52%
8% Sangat Puas
Puas Kurang Puas Tidak Puas
42% 50%
3%
5%
Sangat Puas Puas Kurang Puas
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakan “sangat puas” terhadap Layanan Pemrosesan Pemberian Ijin Belajar dan Tugas Belajar adalah 20 orang, “puas” sebanyak 17 orang, “kurang puas” sebanyak 1 orang dan “tidak puas” sebanyak 2 orang. Dari hasil tersebut, kemudian dapat ditentukan rata-rata Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Pemberian Ijin Belajar dan Tugas Belajar adalah sebesar 3,39 atau dengan skala likert Indeks Kepuasan Masyarakat bernilai 84,78.
3. Layanan Pemrosesan Angka Kredit
Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Angka Kredit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 16
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan Layanan Pemrosesan Angka Kredit
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f
1 Sangat Puas 4 26 65% 104
2 Puas 3 12 30% 36
3 Kurang Puas 2 1 3% 2
4 Tidak Puas 1 1 3% 1
JUMLAH 40 100% 143
Gambar 8
Kepuasan Masyarakat Pada Tiap Jenis Layanan Layanan Pemrosesan Angka Kredit
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakan “sangat puas” terhadap Layanan Pemrosesan Angka Kredit adalah 26 orang, “puas” sebanyak 12 orang, “kurang puas” sebanyak 1 orang dan “tidak puas” sebanyak 1 orang. Dari hasil tersebut, kemudian dapat ditentukan rata-rata Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Angka Kredit adalah sebesar 3,54 atau dengan skala likert Indeks Kepuasan Masyarakat bernilai 88,60.
65%
30%
2%
3%
Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas
4. Layanan Pemrosesan Kartu Isteri (KARIS) dan Kartu Suami (KARSU) Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Kartu Isteri
(KARIS) dan Kartu Suami (KARSU) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 17
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan
Layanan Pemrosesan Kartu Isteri (KARIS) dan Kartu Suami (KARSU)
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f
1 Sangat Puas 4 25 63% 100
2 Puas 3 13 33% 39
3 Kurang Puas 2 1 3% 2
4 Tidak Puas 1 1 3% 1
JUMLAH 40 100% 142
Gambar 9
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan
Layanan Pemrosesan Kartu Isteri (KARIS) dan Kartu Suami (KARSU)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakan “sangat puas” terhadap Layanan Pemrosesan Kartu Isteri (KARIS) dan Kartu Suami (KARSU) adalah 25 orang, “puas” sebanyak 13 orang, “kurang puas” sebanyak 1 orang dan “tidak puas” sebanyak 1 orang. Dari hasil tersebut, kemudian dapat ditentukan rata-rata Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Kartu Isteri (KARIS) dan Kartu Suami (KARSU) adalah sebesar 3,53 atau dengan skala likert Indeks Kepuasan Masyarakat bernilai 88,19.
5. Layanan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS
Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan Layanan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f 62%
32%
3%
3%
Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas
Gambar 10
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan Layanan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakan “sangat puas” terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS adalah 27 orang, “puas” sebanyak 11 orang, “kurang puas” sebanyak 1 orang dan “tidak puas” sebanyak 1 orang. Dari hasil tersebut, kemudian dapat ditentukan rata-rata Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS adalah sebesar 3,58 atau dengan skala likert Indeks Kepuasan Masyarakat bernilai 89,44.
6. Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional
Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 19
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f
1 Sangat Puas 4 26 65% 104
2 Puas 3 12 30% 36
3 Kurang Puas 2 1 3% 2
4 Tidak Puas 1 1 3% 1
JUMLAH 40 100% 143
Gambar 11
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional
67%
27%
3%
3%
Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas
65%
30%
2%
3%
Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakan “sangat puas” terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional adalah 26 orang, “puas” sebanyak 12 orang,
“kurang puas” sebanyak 1 orang dan “tidak puas” sebanyak 1 orang.
Dari hasil tersebut, kemudian dapat ditentukan rata-rata Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional adalah sebesar 3,57 atau dengan skala likert Indeks Kepuasan Masyarakat bernilai 89,16.
7. Layanan Pemrosesan Pemberian Penghargaan Satya Lencana Karya Satya
Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemrosesan Pemberian Penghargaan Satya Lencana Karya Satya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 20
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan
Layanan Pemrosesan Pemberian Penghargaan Satya Lencana Karya Satya
No Respon Skor
(Sk)
Frekuensi
(f) % Sk x f
1 Sangat Puas 4 28 70% 112
2 Puas 3 10 25% 30
3 Kurang Puas 2 1 3% 2
4 Tidak Puas 1 1 3% 1
JUMLAH 40 100% 145
Gambar 12
Kepuasan Masyarakat Tiap Jenis Layanan
Layanan Pemrosesan Pemberian Penghargaan Satya Lencana Karya
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakan “sangat puas” terhadap Layanan Penyelenggaraan Diklat Teknis dan Fungsional adalah 28 orang, “puas” sebanyak 10 orang,
“kurang puas” sebanyak 1 orang dan “tidak puas” sebanyak 1 orang.
70%
25%2%
3%
Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas