• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang pada mulanya sebagai "beban" menjadi "subjek" pemba-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "yang pada mulanya sebagai "beban" menjadi "subjek" pemba-"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan suatu bangsa beEtujuan untuk meningkat- kan kualitas sumber daya manusia, sehingga mampu berfungsi

sebagai motor penggerak pembangunan.

Konsensus ini semakin terbentuk dalam masyarakat Indone sia untuk menjadikan pembangunan manusia dan sumber daya manusia sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional jangka panjang tahap ke dua (GBHN, 1988).

Beberapa alasan mengapa pengembangan sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam pembangunan nasional. Perta- ma, dalam masyarakat yang sedang berkembang, dengan jumlah

penduduk yang besar, perbandingan antara penduduk sebagai modal dan sebagai beban pembangunan masih kurang memadai kalau tidak dikatakan timpang. Kedua, sejalan dengan asas pembangunan yang berkelanjutan sebagaimana yang diamanat- kan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988, penyiapan pendidikan sebagai sumber daya daya yang mampu dan bijaksana dalam mengolah sumber daya alam serta mampu menghadapi tantangan dalam mempertahankan laju pem bangunan, merupakan suatu keharusan. 01eh karena itu stra- tegi dasar yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya ma nusia adalah bagaimana merubah dan meningkatkan penduduk

yang pada mulanya sebagai "beban" menjadi "subjek" pemba-

1

(2)

ngunan. Karena manusia merupakan inti pembangunan, dia se bagai pemikir, pelaksana, pengawas dan merasakan pahit ge- tirnya serta ia pula yang menikmati keberhasilan pembangu nan. Dalam kaitan ini, Soedjatmoko mengemukakan bahwa

"pembangunan sebagai proses belajar" (1986 : 4).

Istilab "belajar" yang dimaksdukan adalah pening- katan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif serta mengadakan koreksi-koreksi tepat pada wak-

tunya guna merubah arah yang telah ditempuh.

F.H. Harbinson, 1973 mengemukakan bahwa pembentukan sumber daya manusia adalah proses memperoleh dan meningkakan jum lah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan dan pengala- man yang menentukan bagi pembangunan ekonomi dan politik

suatu negara.

Pada bagian lain Sofian Efendi mengemukakan bahwa pemba

ngunan kualitas sumber daya manusia pada dasarnya adalah

upaya untuk mengembangkan inisiatif penduduk. sebagai sum

ber pembangunan yang utama dalam rangka mencapai kesejah

teraan material dan spiritual (1990 : 9).

Substansi pokok pembangunan manusia dan sumber daya manu sia menurut Sayidiman. S. adalah budaya nasional, sedang-

kan wahana utama adalah pendidikan (Kompas, 5 Januari 1991)

Pendidikan menurut Soepardjo Adikusumo " bertujuan untuk

menyadarkan manusia tentang keberadaannya".

Dengan mengacu pada alternatif pemecahan masalah tersebut

(3)

di atas, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting. Hal ini secara implisit dapat kita simak dalam UUD 1945, yaitu "untuk memajukan kesejah teraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa". Hal ini lebih

dipertegas lagi dalam TAP. MPR Ho 11/1933, yakni:

1. pengembangan dan pemanfaatan potensi sumber daya manu

sia,

2. peningkatan pendidikan yang dapat menciptakan lapangan '

pekerjaan,

3. pembangunan pertanian terpadu dengan pembangunan dae-

rah pedesaan,

4. pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan da lam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan No 2 Tahun

1989, bahwa pendidikan nasional terdiri atas dua sub-sis- tem yaitu sistem pendidikan sekolah dan sub-sistem pendi

dikan luar sekolah. Semua sub-sistem ini berkaitan dan sa-

ling menopang antara satu dengan lainnya. Setiap sub-sis

tem memiliki kedudukan yang sama dalam sistem pandidikan nasional. (D. Sudjana, 1989 : 68).

Keterkaitan antara keduanya dapat di lihat pada gambar di-

bawah ini :

(4)

SISTEM

PENDIDIKAN NASIONAL

SUBSISTRM

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

. _nj

i

+

PROGRAM PENDIDIKAN NONPORMAL

DI LINGKUNGAN

MASYARAKAT/LEMBAGA

1

SUBSISTEM

PENDIDIKAN SEKOLAH

PROGRAM PENDIDIKAN INFORMAL

DI LINGKUNGAN KELUARGA

TRI-PUSAT/TRI-KONDISI

PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN FORMAL

DILINGKUNGAN SEKOLAH

Dari gambar di atas, dapat dikatakan bahwa pendi dikan nasional mempunyai dua sub-sistem. Berdasarkan si- fatnya, sub-sistem pendidikan luar sekolah terdiri atas dua program yaitu : 1.Program pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat/lembaga. 2. Program pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan di lingkungan

keluarga. Sedangkan sub-sistem pendidikan sekolah di lak-

sanakan di lingkungan sekolah.

(5)

Pendidikan luar sekolah dirumuskan sebagai usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik, melalui kegiatan bimbingan; pengajaran atau pelatihan bagi peranannya di- masa yang akan datang (UU RI No 2, 1989, Bab I pasal 1 a- yat 1), yang berorientasi pada kepentingan dan problema peserta didik adalah model pendidikan yang diprediksi man- pu menjangkau khalayak sasaran pembangunan yang tidak

berkesempatan terdidik secara fommal. Fungsi utama pendi

dikan luar sekolah adalah membelajarkan masyarakat kapan saja, di mana saja, agar masyarakat dapat mengembangkan potensi yang ada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1985 : 10)

telah merumuskan tujuan instruksional pendidikan luar se kolah sebagai berikut :

1. mengembangkan kepribadian dan mengaktualisasikan diri,.

2. kemampuan menghadapi tantangan hidupnya, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

3. kemampuan membina keluarga sejahtera dalam rangka me

majukan kesejahteraan umum,

4. wawasan yang luas tentang hak dan kewajiban sebagai

warga negara,

5. kesadaran berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dalam rangka pembangunan manusia dan masyarakat pancasila, 6. kemampuan menciptakan atau membantu menciptakan lapa-

ngan kerja.

(6)

S. Iden.tlfikas;L Masalah

"Manusia Indonesia yang berkualitas hanya akan la- hir dari remaja yang berkualitas. Remaja yang berkualitas hanya akan tumbuh dari anak-anak yang berkualitas. Karena itu meningkatkan kualitas mereka merupakan syarat penting dari ancang-ancang kita untuk memasuki tahap tinggal lan- das menjelang kahir abad ke 20 ini menuju terwujudnya ma

syarakat Pancasila yang adil dan makmur seperti yang kita cita-citakan". (Presiden Soeharto)

Sebagai kader dan pewaris perjuangan bangsa, rema ja memiliki peran dan posisi strategis dalam mengemban cita-cita tersebut di atas. Mengingat jumlahnya yang cu- kup besar serta memiliki vitalitas dan semangat, maka i- ni merupakan potensi sumber daya yang akan mendukung la-

junya pembangunan.

Tetapi bagaimna dengan kondisi sebagian generasi muda i- ni?. Meskipun tidak sedikit yang berhasil dalam berbagai hal, tetapi masih banyak jumlah mereka yang menyandang permasalahan sosial. Pengangguran, putus sekolah, ter- libat tindaka^ kriminil, penyalah gunaan obat-obat terla- rang merupakan sebagian permasalahan yang kini sedang di- hadapi oleh sebagian generasi muda.

Problema anak putus sekolah, pada dasarnya merupa kan putusnya kesempatan bagi anak untuk memperoleh bimbi ngan, latihan serta didikan secara teratur dan sistematis

(7)

bagi perkembangan anak. Keadaan putus sekolah ini, dapat melahirkan problem-problem sosial terutama di masa menda- tang, baik yang bersifat ketidak mampuan mencari atau memperoleh pengetahuan, mempertahankan serta mengembang kan sumber penghasilan dan kehidupan. Secara umum keadaan drop out ini sangat memprihatinkan kerana sering terben- tur dalam menemukan dan menciptakan lapangan pekerjaan

yang disebabkan oelh minimnya keterampilan fungsional.

Keadaan ini lebih menyedihkan lagi oleh karena adanya ke-

timpangan antara jumlah angkatan kerja dengan kesempatan

kerja yang tersedia. Jumlah angkatan kerja semakin me- ningkat, sementara pertumbuhan lapangan pekerjaan tidak

sebanding. Sektor ekonomi yang memberikan lapangan peker jaan dan hanya membutuhkan keterampilan rendah, yakni pa

da sektor pertanian yang dewasa ini mengalami penyempitan tanah. Sedang di luar sektor pertanian belum mampu menye-

rap secara keseluruftan tenaga kerja yang ada. Dalam sek

tor industri misalnya, mestinya diharapkan dapat menyerap

tenaga kerja yang lebih besar, ternyata sektor ini tidak mampu menampung tenaga kerja yang melimpah. Karena pada

sektor industri lebih menggunakan padat modal dengan me-

sin-mesin tekhnologi canggih dari pada menggunakan padat karya dengan tenaga kerja manusia. Dengan demikian akan

terjadi seleksi yang sangat ketat dalam pola rekru-

itmen tenaga kerja. Hanya mereka yang benar-benar

ahli dan terampil saja yang akan terserap oleh

(8)

8

sektor industri dan sektor formal lainnya.

Keadaan demikian akan bermuara \ bagi mereka yang putus sekolah, yang tidak memiliki ketrampilan fungsional ter- lempar dari pasaran kerja, dan pada gilirannya akan jadi

penganggur.

Anak terlantar dan putus sekolah, seperti halnya

dengan anak-anak lain, merupakan generasi penerus cita- cita perjuangan bangsa. Sebagai generasi penerus, mereka dinarapkan mampu dan andal dalam memikul dan melaksanakan tanggung jawab dalam berbagai aspek pembangunan.

Menurut data tahun 1988 dari Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Depart emen sosial Lubuk Alung, bahwa jumlah anak putus se kolah terlantar di daerah tingkat II Propinsi Sumatera Barat berjumlah 89.384 jiwa. Departemen yang bertugas me- nyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial, yang dalam era pembangunan sekarang ini mengutamakan penanganan ma salah kesejahteraan sosial bagi anak putus sekolah ter lantar, mengadakan pelayanan pendidikan dan keterampilan di Panti Penyantunan Anak (PPA) "Budi Utama" Lubuk Alung Sumatera Barat. Pelayanan sosial di atas dimaksudkan un

tuk menggali, mengembangkan, meningkatkan dan memantapkan

potensi dan sumber daya yang dimiliki anak-anak putus se kolah terlantar, sehingga mereka dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang terampil dan berpartisipasi aktif

dalam pembangunan. Pemikiran di atas, dilandasi oleh

...suatu keyakinan bahwa :

(9)

ALLAH menciptakan manusia dengan memiliki potensi dan menjadikan manusia sebagai makhluknya yang paling mulia dan utama, lebih dari makhluk lainnya. Hal ini dapat di- buktikan dari kejadiannya yang telah >diterangkan dalam Al-Qur *an :

.."Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan manusia, dan Kami tempatkan mereka di daratan dan di lautan, serta Kami berikan kepada mereka rezeki dari barang- barang yang baik-baik, serta Kami lebihkan mereka dari pada kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan dengan sebe- nar-benar kelebihan (Q.S. 17:70)

Dalam firmanNYA yang lain :

"Dan Dialah ALLAH yang telah menjadikanmu khalifah di muka bumi ini" (Q.S.6 : 165)

Dengan demikian, manusia merupakan makhluk ALLAH yang

telah diberinya kelebihan dalam bentuk potensi. Potensi

atau peluang di atas .hanya dapat dikembangkan melalui

pendidikan, agar potensi tersebut dapat berfungsi seba-

gaimana mestinya.

Program pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan pendidikan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan mereka yang mempunyai kasus seperti tersebut di atas. Ka rena pendidikan luar sekolah memiliki berbagai bentuk ak- tivitas pendidikan yang sesuai dengan sasaran yang diha- dapi. Kegiatan pendidikan luar sekolah dapat dikelompok- kan ke dalam tiga kategori, yakni :

(a) Kegiatan yang orientasinya terutama ditujukan kepada

pengembangan keterampilan dan pengetahuan peserta di-

(10)

10

dik dari kalangan tenaga kerja yang sudah bekerja.

(b) Kegiatan yang mempunyai tujuan utama mempersiapkan

orang-orang khususnya para pemuda untuk memasuki lapa ngan pekerjaan.

(c) Kegiatan yang mempunyai tujuan utama untuk mengembang

kan keterampilan dan pengetahuan untuk kepentingan dunia' pekerjaan dan dunai usaha.

C. Masalah Penelitian

1. Penjelasan masalah.

Program pelayanan pendidikan keterampilan yang di- kelola oleh Departemen Sosial Sumatera Barat merupakan u- paya dalam mengembangkan keterampilan bagi anak putus se kolah terlantar. Yang menjadi masalah pokok dalam peneli tian ini adalah bagaimana bentuk penyelenggaraan sistem pendidikan luar sekolah, yang pada.akhirnya mempunyai pe ngaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku sosial eko- nomi peserta pelatihan yang semula merupakan anak putus

sekolah terlantar.

2. Pertanyaan penelitian

Secara rinci permasalahan di atas dituangkan dalam beberapa bentuk pertanyaan penelitian, yakni :

1. Bagaimana motivasi peserta didik (masukan mentah) da

lam mengikuti program pelatihan.

2. Sampai sejauh mana-peran masukan sarana dalam me-

(11)

11

ngembangkan keterampilan peserta pelatihan.

3. Sampai sejauh mana peran masukan lingkungan dalam me nunjang keberhasilan peserta pelatihan keterampilan.

4. Bagaimanakah proses belajar-membelajarkan dalam me ngembangkan keterampilan peserta pelatihan.

5. Sampai sejauh mana peran masukan lain dalam menunjang keberhasilan peserta pelatihan keterampilan.

6. Bagaimanakah keluaran program pelatihan keterampilan

tersebut?.

7. Sampai sejauh mana pengaruh program pelatihan kete rampilan bagi peserta didik?.

D. Tu.iuan £an Kegunaan Pe^eljtjaA

Penelitian yang menggunakan tekhnik studi kasus ini, tidak bertujuan untuk menguji hipotesis. Menurut S.

Nasution (1988:11) bahwa : "Tujuan penelitian naturalis- tik bukanlah untuk menguji hipotesis yang didasrkan atas teori-teori tertentu, melainkan untuk menemukan pola-po-

la yang dikembangkan menjadi teori yang "grounded" yakni

didasarkan atas data".

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penyelengga- raan sistem pendidikan luar sekolah yang dianggap berha

sil dalam menanggulangi jumlah pengangguran yang diaki-

batkan putus sekolah, dengan jalan memberikan latihan

keterampilan pada para anak putus sekolah terlant'ar: se

hingga mereka mampu raemperoleh lapangan pekerjaan yang

(12)

12

sesuai dengan keterampilan yang diperolehnya di PPA "Budi

Utama" Lubuk Alung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para perencana dan pengelola program

pendidikan pelatihan keterampilan serta bagi para anak

putus sekolah lainnya yang belum mendapat kesempatan da

lam memperoleh lapangan pekerjaan.

E. Defenisi Operasional.

Penyelenggaraan sistem pendidikan luar sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekolompok kom- ponen yang berkaitan satu dengan lainnya sehingga keselu- ruhannya mampu melakukan fungsi-fungsi tertentu.

Komponen-komponen dalam pendidikan luar sekolah tersebut,

meliputi :

1. Masukan mentah, peserta didik yang merupakan anak pu tus sekolah terlantar dengan berbagai karakteristiknya seperti motivasi, bakat, minat dan aspirasinya.

2. Masukan sarana, meliputi keseluruhan sumber dan fasi- litas yang memungkinkan peserta pelatihan keterampilan melakukan kegiatan belajar. Yang termasuk dalam masukan sarana ini; para pengelola program, instruktur, fasi- litas serta tujuan program.

3. Masukan lingkungan, faktor lingkungan yang menunjang/

mendorong berjalannya program pelatihan keterampilan.

Masukan lingkungan ini meliputi, lingkungan keluarga, lingkungan teman bergaul dan lingkungan budaya.

(13)

13

4. Proses, merupakan interaksi antara masukan sarana dan peserta didik dalam upaya mengembangkan keteranpilan para anak putus sekolah.

5. Masukan lain, adalah daya dukung lain yang memungkin- kan para peserta pelatihan keterampilan dan lulusan dapat menggunakan kemampuan yang telah dimiliki untuk kemajuan kehidupannya.

6. Keluaran, meliputi kualitas dan kuantitas para peserta pelatihan keterampilan. Perubahan yang terjadi pada para peserta pelatihan keterampilan, yang semula dalam keadaan menganggur yang disebabkan putus sekolah ter lantar, maka setelah mereka mengikuti pelatihan kete rampilan mereka memperoleh pengetahuan, baik pada as- pek kognitif, afektif dan psikomotor serta memperoleh lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki.

7. Pengaruh, merupakan tujuan dari program pelatihan kete rampilan sehingga anak memiliki mata pencaharian seba gai sumber kehidupannya, sehingga dengan demikian mere

ka dapat berperan serta dalam mencapai tujuan pemba

ngunan.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi hasil pengolahan data menggunakan integrasi SERVQUAL dan Model Kano, pemilihan atribut kebutuhan dengan mempertimbangkan keluhan customer kafe

Berdasarkan penelitian di atas, maka dibuatlah sistem pendukung keputusan yang diharapkan berfungsi untuk membantu pihak JSC (Jakarta Smart City) untuk melakukan

perubahan keempat ini adalah Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden

International Business & Marketing Management – Victoria University of Wellington. Marketing Management

An online resource bank and community forum where teachers can access thousands of Cambridge support resources, exchange lesson ideas and materials, and join subject-specific

 Membiasakan peserta didik untuk melakukan pemanasan untuk perenggangan otot tubuh sebelum melakukan praktik.  Siswa memperhatikan karya seni tari tunggal daerah

Dan semoga setelah apa yang kita dapat atau kita ketahui dari pembelajaran ini dapat membantu kita dan menjadikan kita seorang yang dapat berfikir dan bertindak dengan benar

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas