• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA PELAYANAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN A.M SANGAJI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI KINERJA PELAYANAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN A.M SANGAJI YOGYAKARTA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA PELAYANAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN A.M SANGAJI

YOGYAKARTA

Berlian Kushari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km. 14.5 Sleman

Yogyakarta 55584 [email protected]

Larasuci

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km. 14.5 Sleman

Yogyakarta 55584 [email protected]

Abstract

Traffic congestion on A.M Sangaji road, Yogyakarta city, happens frequently. Therefore, it needed to evaluate the road performance on the existing and future conditions. The primary data is road geometry, side friction and traffic volume. The analysis using the MKJI 1997 with DS as the main indicator of the road performance. The analysis result showed the road performance for the existing condition does not fit to the standard of MKJI 1997 with the number of Saturation Degree of 0.99. Road performance needs to be improved by changing the lane into (3/1) from the south to the north with the number of Saturation Degree of 0.31 so that the level of service on A.M Sangaji road would fit to the standards of MKJI 1997. The prediction on the future for the improvement scenario is still acceptable to the standards of MKJI 1997 with the number of Saturation Degree of 0.48 at 2020.

Keywords: Road Performence, Degree of Saturation (DS), and MKJI 1997 Abstrak

Pada ruas jalan A.M Sangaji Kota Yogyakarta sering terjadi kemacetan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi kinerja pelayanan lalu lintas pada ruas jalan tersebut pada kondisi eksisting serta pada waktu mendatang. Data primer berupa data geometri jalan, data hambatan samping dan data volume lalu lintas diperoleh dari survei lalu lintas. Analisis kinerja ruas jalan menggunakan metode MKJI 1997 dengan DS sebagai indikator utama dari kinerja ruas jalan. Hasil analisis menunjukan kinerja ruas jalan pada kondisi eksisting sudah tidak memenuhi standar kelayakan MKJI 1997 dengan nilai DS sebesar 0,99. Diperlukan peningkatan kinerja ruas jalan yaitu dengan merubah pola lalu lintas menjadi jalan (3/1) dari arah Selatan ke arah Utara didapat nilai DS sebesar 0,31. Sehingga tingkat pelayanan lalu lintas di ruas Jalan A.M Sangaji memenuhi standar kelayakan MKJI 1997. Analisis prediksi pada waktu mendatang untuk skenario perbaikan kinerja pelayanan lalu lintas masih memenuhi standar kelayakan MKJI 1997 dengan nilai DS pada tahun 2020 sebesar 0,48.

Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, dan MKJI 1997

PENDAHULUAN

Ruas jalan A.M Sangaji merupakan salah satu jalan akses menuju ke pusat kota dan ketempat- tempat wisata yang ada di kota Yogyakarta. Ditambah lagi dengan terdapatnya pasar tradisional di ruas jalan tersebut yaitu pasar Kranggan sehingga hal ini membuat ruas jalan selalu dipadati kendaraan-kendaraan yang lewat baik yang menuju ke pusat kota maupun yang menuju pasar Kranggan. Sehingga sering terjadi penumpukan

(2)

kendaraan di ruas jalan tersebut dan mengurangi kelancaran perjalanan pengguna jalan yang melintasi ruas jalan A.M Sangaji.

Permasalahan di ruas jalan A.M Sangaji harus segera diatasi agar pengguna jalan tidak terlalu banya membuang waktu di jalan. Pada penelitian sebelumnya pada ruas Jalan Kaliurang KM 4,5 – KM 5,7 yang diteliti oleh (Angga ,2012) dengan judul “Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 4,5 – KM 5,7” didapat hasil dari penelitian pada ruas tersebut pada kondisi eksisting sudah tidak dapat memenuhi kriteria karena nilai DS mencapai 1,26 dan 1,85 pada 5 tahun mendatang. Dari hasil yang didapat kinerja ruas jalan bisa ditingkatkan dengan 3 skenario yaitu. 1. Normalisasi lebar jalur lalu lintas efektif, nilai derajat kejenuhan (DS) pada ruas jalan menjadi 0,61 dan 0,89 pada 5 tahun mendatang, 2. Pelebaran jalan dengan menambahkan median ditinggikan, nilai derajat kejenuhan (DS) pada ruas jalan menjadi 0,52 dan 0,77 pada 5 tahun mendatang, 3.

Pemberlakuan jalan 1 arah, nilai derajat kejenuhan (DS) pada ruas jalan menjadi 0,44 dan 0,64 pada 5 tahun mendatang.

Sehingga perlu dilakukan evaluasi kinerja pelayanan lalu lintas pada ruas Jalan A.M Sangaji kondisi eksisting serta pada waktu yang akan datang sesuai standar MKJI 1997. Apabilah kinerja lalu lintas pada ruas jalan tersebut sudah tidak sesuai standar MKJI 1997 maka perlu dilakukan manajemen lalu lintas untuk meningkatkan kinerja pelayanan lalu lintas pada ruas jalan tersebut. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat ataupun intansi yang terkait sebagai bahan pertimbangan untuk memecahkan akar permasalahan kemacetan pada ruas jalan tersebut dengan rekayasa lalu lintas sehingga dapat menguranggi kemacetan yang terjadi pada ruas jalan tersebut.

LANDASAN TEORI

Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Dalam melakukan penelitian kinerja ruas jalan A.M Sangaji menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) merupakan pedoman teknik lalu lintas yang menyarankan pengguna dalam bidang perencanaan, Tujuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) untuk meningkatkan perilaku lalu lintas dibidang pembinaan jalan yang efesien dan efektif yang menyangkut tentang kondisi lalu lintas seperti sarana jalan, pengguna jalan, geometri jalan, serta keadaan lingkungan tertentu. (Dirjen Bina Marga, 1997)

Karakteristik dan Kondisi Ruas Jalan

Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1997), karakteristik jalan akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani lalu lintas. Karakteristik jalan terbagi sebagai berikut:

1. Geometri Jalan

2. Komposisi Arus dan Pemisahan Arah 3. Pengaturan Lalu Lintas

(3)

4. Hambatan Samping

5. Perilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan Variabel Kinerja Ruas Jalan

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan lalu lintas yang terjadi di suatu ruas jalan, maka diperlukan evaluasi kinerja ruas jalan yang dapat memberi gambaran kondisi ruas jalan saat ini. Evaluasi kinerja ruas jalan perkotaan dapat dinilai dengan menggunakan parameter-parameter lalu lintas. Sehingga dapat direncanakan solusi yang tepat untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada ruas jalan tersebut. Variabel-variabel yang dapat digunakan sebagai parameter lalu lintas terdiri dari.

Arus dan Komposisi Lalu Lintas

Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam, smp/jam, atau LHR (Dirjen Bina Marga 1997). Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (smp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), dan sepeda motor (MC).

Kecepatan Arus Bebas (FV)

Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga 1997 kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan. Persamaan untuk menentukan kecepatan arus bebas adalah :

FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS (1)

dengan FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan, FVW = penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam), FFVSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu jalan, dan FFVCS = faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota.

Kapasitas (C)

Menurut MKJI 1997, kapasitas didefinisikan sebagai arus lalu lintas maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan atau stabil per satuan jam pada kondisi tertentu. Persamaan untuk menentukan kapasitas adalah :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (2)

dengan CO = kapasitas dasar (smp/jam), FCW = faktor penyesuaian lebar, FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah, FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping, FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota.

Derajat Kejenuhan (DS)

Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, dan digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen

(4)

jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mampunyai masalah kapasitas atau tidak.

Persamaan untuk menentukan DS adalah:

DS = Q/C (3)

dengan Q = arus lalu lintas ( smp/jam ), C = kapasitas ruas jalan ( smp/jam ).

Prediksi Pertumbuhan Lalu Lintas

Untuk menghitung pertumbuhan arus yang terjadi pada 5 tahun mendatang digunakan regresi linier yang menggunakan data masukan berupa data jumlah penduduk dan data jumlah kepemilikan kendaraan bermotor. Analisis pertumbuhan lalu lintas ini digunakan sebagai pedoman pengarahan karena prediksi ini bukanlah suatu ramalan mutlak yang tepat. Persamaan untuk menentukan prediksi lalu lintas adalah :

i = 𝑃1+𝑃2+ …+𝑃𝑛

𝑁 (4)

Pn = P0 (1 + i)n (5)

dengan i = Pertumbuhan variabel rata-rata, Pn = jumlah variabel pada tahun ke-n, P0 = jumlah variabel pada tahun dasar rata-rata, N = jumlah tahun yang dihitung, n = tahun ke – n.

METODE PENELITIAN

Gambar 1 Bagan Alir Penelitian

(5)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ruas Jalan A.M Sangaji merupakan ruas jalan perkotaan. Data jumlah arus lalu lintas didapat dengan cara melakukan survei perhitungan langsung di lokasi penelitian selama tiga hari yaitu hari Senin, Rabu, dan Sabtu pada jam 06.00-09.00, 10.00-14.00, dan 15.00-18.00. Dari hasil survei lapangan yang didapatkan kendaraan diklasifikasikan sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 meliputi sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), dan kendaraan berat (HV). Arus berbagai tipe kendaraan harus diubah dalam satuan mobil penumpang (smp). Untuk dapat merubah satuan mobil penumpang digunakan nilai ekivalensi mobil penumpang (emp) sesuai dengan jenis kendaraan. Didapat nilai ekivalensi mobil penumpang untuk jalan dua lajur tak terbagi (2/2 UD) dengan arus lalu lintas ≥ 1800 Kend/jam yaitu sepeda motor (MC) = 0.35 dan kendaraan berat (HV) = 1.2. Maka dapat diketahui jumlah arus lalu lintas dengan satuan mobil penumpang (smp/jam) dengan mengalikan jumlah kendaraan dengan nilai ekivalensi mobil penumpang sesuai dengan jenis kendaraannya. Dari hasil pengamatan di lapangan didapat nilai arus lalu lintas tertinggi pada jam sibuk total dua arah hari senin 06.45-07.45 yaitu sepeda motor (MC) 5531 Kend/jam, kendaraan ringan (LV) 712 Kend/jam dan kendaran berat (HV) 14 Kend/jam. Setelah diubah menjadi satuan smp/jam yaitu sepeda motor (MC) 1939 smp/jam, kendaraan ringan (LV) 712 smp/jam dan kendaraan berat (HV) 20 smp/jam. Sehingga didapat arus total (Q) sebesar 2671 smp/jam.

Dari hasil pengamatan di lapangan yang telah dilakukan selama tiga hari didapat frekuensi kejadian total dua arah tertinggi dari tiga segmen sebesar 6222 untuk hari senin pukul 06.45-07.45. Berdasarkan kelas hambatan samping yang terjadi pada ruas jalan A.M Sangaji termasuk kelas hambatan samping sangat tinggi (daerah komersial; aktivitas pasar sisi jalan). Hasil perhitungan analisis sesuai dengan MKJI 1997 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Hasil Analisis Ruas Jalan A.M Sangaji Pada Kondisi Eksisting

Keterangan Hasil

Q (smp/jam) 2671

FV (km/jam) 38,13

C (smp/jam) 2678

DS 0,99

Dari perhitungan di atas didapat nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,99. Nilai derajat kejenuhan yang didapat sudah tidak memenuhi syarat kelayakan sesuai standar yang ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 yaitu sebesar 0,75.

Sehingga diperlukan skenario perbaikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan ruas jalan tersebut. Guna untuk meningkatkan kinerja pelayanan ruas jalan perlu dilakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan tersebut. Skenario perbaikan yang dilakukan untuk ruas jalan A.M Sangaji ini dengan merubah pola lalu lintas nya menjadi tiga lajur satu arah masing-masing lebar perlajur 3,3 m. Ruas jalan diperuntukan khusus dari arah Selatan ke Utara. Skenario perbaikan ini akan berdampak pada ruas jalan yang ada di sekitar ruas A.M Sangaji seperti ruas Jalan Magelang (KM 0-KM 0,5), Jalan C. Simanjuntak, Jalan Prof. Dr. Sardjito dan Jalan RW. Monginsidi. Dengan arus lalu lintas dari arah Selatan ke Utara pada jam sibuk hari Senin 06.45-07.45 yaitu sepeda motor (MC) 770 smp/jam, kendaraan ringan (LV)

(6)

340 smp/jam, dan kendaraan berat (HV) 5 smp/jam. Sehingga didapat arus total (Q) sebesar 1115 smp/jam. Dengan kelas hambatan samping masih tetap dianggap tinggi sesuai dengan pengamatan di lapangan yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil perhitungan analisis skenario perbaikan sesuai dengan MKJI 1997 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 Hasil Analisis Ruas Jalan A.M Sangaji Pada Kondisi Skenario Perbaikan

Keterangan Hasil

Q (smp/jam) 1115

FV (km/jam) 45,3

C (smp/jam) 3543,51

DS 0,31

Dari perhitungan di atas didapat nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,31. Nilai derajat kejenuhan yang didapat sudah memenuhi syarat kelayakan sesuai standar yang ditetapkan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 yaitu sebesar 0,75. Dengan menggunakan skenario perbaikan ini tingkat pelayanan ruas jalan A.M Sangaji menjadi lebih baik. Apabila skenario perbaikan ini diberlakukan akan berdampak pada ruas jalan disekitarnya. Maka perlu dilakukan analisis juga terhadap ruas jalan disekitar jalan tersebut. Berikut hasil analisis ruas jalan yang terdampak akibat diberlakukannya skenario perbaikan.

Jalan Prof. Dr. Sardjito

Tabel 3 Perbandingan Kondisi Eksisting Dengan Terdampak Skenario Perbaikan Ruas Jalan Prof. Dr.

Sardjito

Keterangan Eksisting Terdampak Skenario Perbaikan

Q (smp/jam) 2706 3024

FV (km/jam) 41,96 41,96

C (smp/jam) 2408,88 2573,13

DS 1,12 1,17

V (km/jam) 33,2 32,6

Jalan RW. Monginsidi

Tabel 4 Perbandingan Kondisi Eksisting Dengan Terdampak Skenario Perbaikan Ruas Jalan RW.

Monginsidi

Keterangan Eksisting Terdampak Skenario Perbaikan

Q (smp/jam) 1245 1408

FV (km/jam) 46,04 46,04

C (smp/jam) 2814 3006,64

DS 0,44 0,47

V (km/jam) 38,7 33,5

(7)

Jalan Magelang (KM 0 – KM 0,5)

Tabel 5 Perbandingan Kondisi Eksisting Dengan Terdampak Skenario Perbaikan Ruas Jalan Magelang (KM 0 – KM 0,5)

Keterangan Eksisting Terdampak Skenario Perbaikan Qarah 1(S-U) (smp/jam)

Qarah 2(U-S) (smp/jam)

1931 1679

1931 1842

FV (km/jam) 46,83 46,83

C (smp/jam) 2541,1 2541,1

DS arah 1(S-U)

DS arah 2(U-S)

0,76 0,66

0,76 0,72

V (km/jam) 36,7 35,8

Jalan C. Simanjuntak

Tabel 6 Perbandingan Kondisi Eksisting Dengan Terdampak Skenario Perbaikan Ruas Jalan C.

Simanjuntak

Keterangan Eksisting Terdampak Skenario Perbaikan

Q (smp/jam) 1171 1489

FV (km/jam) 55,96 55,96

C (smp/jam) 3134,42 3134,42

DS 0,37 0,47

V (km/jam) 53,8 51,3

Gambar 2 Kondisi Ruas Jalan Eksisting

(8)

Gambar 3 Kondisi Ruas Jalan Skenario Perbaikan dan Jalan yang Terdampak

Analisis kinerja pelayanan ruas jalan 5 tahun mendatang untuk dapat memprediksikan kondisi kelayakan pelayanan ruas jalan 5 tahun mendatang berdasarkan nilai derajat kejenuhan sesuai dengan standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.

Untuk mengetahui nilai derajat kejenuhan (DS) pada tahun 2020 perlu dilakukan analisis pertumbuhan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor kota Yogyakarta agar dapat memperkirakan jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Analisis pertumbuhan kendaraan bermotor digunakan sebagai asumsi kenaikan jumlah arus lalu lintas yang melewati ruas Jalan A.M Sangaji pada tahun 2020. Untuk mendapatkan angka pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor sesuai dengan jenisnya digunakan data sekunder berupa data jumlah kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta pada pariode 2010- 2015. Dari data tersebut dapat diketahui pertumbuhan rata-rata tiap kendaraan sesuai dengan jenisnya. Dari perhitungan didapat iLV = 11%, iHV = 7%, iMC = 8%. Setelah didapat pertumbuhan rata-rata tiap kendaraan sesuai jenisnya dapat dilakukan perhitungan prediksi arus lalu lintas pada tahun 2016-2020 dengan menggunakan Persamaan (5). Berikut adalah hasil perhitungan predisik arus lalu lintas pada tahun 2016 sampai 2020.

Tabel 7 Prediksi Arus Lalu Lintas Pada Tahun 2010-2015

Tahun Selatan-Utara

LV HV MC Total

2015 340 3 3077 3420

2016 377 4 3321 3702

2017 417 4 3583 4004

2018 462 4 3867 4333

2019 512 4 4173 4689

2020 566 5 4503 5074

(9)

Didapat hasil jumlah volume lalu lintas pada tahun 2020 sebesar 5074 Kend/jam diubah menjadi satuan smp/jam menjadi sebesar 1698 smp/jam. Analisis derajat kejenuhan (DS) pada tahun 2020 didapat dari perbandingan antara nilai arus total (Q) dengan nilai kapasitas (C). Nilai arus total pada tahun 2020 menggunakan hasil prediksi arus total pada tahun 2020. Nilai kapasitas pada tahun 2020 dianggap sama karena tidak ada perubahan pada geometri ruas jalan yang ditinjau. Nilai derajat kejenuhan (DS) tahun 2020 dihitung menggunakan Persamaan (3). Hasil perhitungan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 8 Hasil Perhitungan Nilai DS Pada Tahun 2015-2020

Tahun Q C DS

2015 1114 3543,51 0,31

2016 1213 3543,51 0,34

2017 1318 3543,51 0,37

2018 1434 3543,51 0,40

2019 1561 3543,51 0,44

2020 1698 3543,51 0,48

Dari hasil perhitungan nilai derajat kejenuhan (DS) di atas pada tahun 2015-2020 masih memenuhi standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisis pada ruas Jalan A.M Sangaji pada saat ini hingga 5 tahun yang akan datang dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Kinerja ruas Jalan A.M Sangaji pada kondisi eksisting berdasarkan analisis nilai derajat kejenuhan (DS) sudah tidak memenuhi standar yaitu sebesar 0,99.

Sedangakan standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) sebesar 0,75. Nilai derajat kejenuhan ruas Jalan A.M Sangaji pada kondisi eksisting mencapai 0,99 disebabkan oleh volume kendaraan yang tinggi dan hambatan samping di segmen 3 sangat tinggi yang banyak terdapat kendaraan keluar masuk gang dan terdapat pasar tradisional Kranggan.

2. Nilai derajat kejenuhan (DS) ruas Jalan A.M Sangaji pada kondisi skenario perbaikan dengan merubah jalan menjadi tiga lajur satu arah diperoleh sebesar 0,31, sehingga dengan menerapkan skenario perbaikan dapat meningkatkan kinerja ruas Jalan A.M Sangaji. Dengan prediksi 5 tahun mendatang pada skenario perbaikan kinerja ruas Jalan A.M Sangaji masih sesuai standar Manual Kapasitas Jalan Indonesi (1997) dengan nilai derajat kejenuhan pada tahun 2020 sebesar 0,48.

DAFTAR PUSTAKA

Angga. (2012). Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 4,5 – KM 5,7. Tugas Akhir.

(Tidak Diterbitkan). Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).

Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

a) Pada segmen I, perubahan DS terbesar terjadi pada peak siang hari kerja dengan 54%. Hal ini diikuti perubahan kinerja ruas jalan, yang semula E menjadi

Adapun cara yang di tempuh untuk menurunkan derajat kejenuhan tersebut adalah menetapkan batas kecepatan pada ruas Jalan Malioboro dan pengaturan lalu lintas disempurnakan

Volume lalu lintas yang digunakan dalam menganalisis kinerja ruas Jalan.. Malioboro besarnya tetap untuk setiap segmen sehingga dianggap

Menunjukkan bahwa kinerja jalan sebelum ada pembangunan flyover yaitu pada tahun 2012 untuk derajat kejenuhan (DS) = 1.03, sedangkan pada ruas jalan Krian-Taman derajat

Perkebunan 1, kinerja ruas jalan untuk kondisi 5 tahun yang akan datang, evaluasi dampak rencana pembangunan SPBU Kompak terhadap kinerja ruas jalan, dan bangkitan tarikan

iv HALAMAN PERSETUJUAN EVALUASI KINERJA LALU LINTAS RUAS JALAN MUHAMMAD SAID KOTA SAMARINDA Evaluation of Traffic Performance on Muhammad Said Road in Samarinda City TUGAS

Rekapitulasi perhitungan derajat kejenuhan pada ruas Jalan Jenderal Sudirman Hasil perhitungan tabel 7 pembagian volume terbesar dari data survei dengan kapasitas terbesar model masing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja lalu lintas serta upaya pengendalian pada ruas jalan yang menghubungkan pasar