• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian

Wawancara dilakukan terhadap 3 informan yang terdiri dari pemilik UKM yaitu Rubi’ah, pekerja harian yaitu Tari Purba dan pekerja POS yaitu Slamet Riyanto di setiap UKM di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang dianggap sesuai dengan masalah dalam penelitian. Data yang diperoleh dari wawancara berupa jawaban informan atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti melalui panduan wawancara berupa kuesioner yang dilakukan secara tatap muka langsung dengan informan, yang kemudian data jawaban tersebut disajikan dalam bentuk data olahan. Berikut ini merupakan data dari dua belas informan dalam penelitian ini.

4.2 Profil Informan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarangdiketahui bahwa umumnya pekerja UKM di wilayah Wonoyoso adalah ibu rumah tangga, ada pekerja yang masih duduk dibangku sekolah menengah kejuruan. Hampir sebagian besar pekerja UKM celana tersebut merupakan keluarga yang kurang mampu dan tidak mengenyam pendidikan, oleh sebab itu mereka mencari

(2)

20

pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah pendidikan untuk melamar pekerjaan.

Tabel 4.2 Profil Informan

Narasumber

JenisKelam in

Usia Pendidikan

Lama Kerja/

Awal Berdiri

Jenis Pekerjaan

Rubi’ah (1) Perempuan 45 - 1998 Pemilik Usaha

Tari Purba (2) Perempuan 39 - 6.5 Pekerja Harian Slamet

Riyanto (3)

Laki –Laki 42 SMP 7 Pekerja POS

Sumber: Data primer 2017 (diolah)

Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa, semuainforman sudah berusia diatas 35 tahun. Responden dengan usia tertua adalah 45 tahun dan yang termuda dengan usia 39 tahun. Jika dilihat dari tingkat pendidikan secara keseluruhan responden termasuk dalam tingkat pendidikan rendah yaitu tidak bersekolah akan tetapi satu informan lulusan SMP.Informan 1 dan 3 merupakaniburumahtanggasedangkaninforman 2 adalahtukang service mesinjahit

(3)

21

4.3 Sistem Pengupahan Pekerja Harian Sebelum Perubahan

Sebelum adanya perubahan sistem pengupahan, upah bersih pekerja harian per bulan adalah Rp.800.000. Pekerja harian bekerja di tempat UKM selama 7 jam Senin sampai Sabtu. Dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemilik usaha. Saat sistem pengupahan menggunakan per satuan waktu memang tidak ada dampak kepada pekerja harian namun dari sisi pemilik usaha dirugikan karena saat terjadi cacat pada kain perca pemilik usaha telah membayarkan upah kepada para pekerja harian dan tidak dapat menyeleksi kain - kain tersebut karena jumlah yang banyak.

4.3.1 Sistem Pengupahan Pekerja Harian Sesudah Perubahan

Tabel 4.3.1

Perhitungan Hasil Pekerja Harian Sesudah Perubahan

Sesudah Perubahan Per 6 hari 1 kg = Rp. 10.000,00 Rata - Rata

1 hari = 3 kg

*6 hari

Rp. 30.000,00 x 6 = Rp. 180.000,00

*30 hari

Rp. 180.000,00 x 4 = Rp. 720.000,00 Cacat kain dilihat dari Salah pemotongan = - Rp. 1000

per 1 kilogram

Ada jarum = Rp. 1.500 per 3jarum

Sumber: Data primer 2017 (diolah)

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dilakukan perubahan sistem pengupahan dari satuan waktu menjadi satuan hasil. Dari sistem pengupahan per satuan waktu menjadi sistem pengupahan per satuan unit.

(4)

22

Saat sistem pengupahan masih per satuan waktu pekerja harian yang hanya bekerja sebagai pemotong kain perca. Setelah terjadi perubahan sistem pengupahan menjadi per satuan unit, pekerjaan tenaga kerja harian ditambah dengan penyortiran kain perca. Sistem kerja pun dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama, jam 08.00 pagi sampai dengan jam 12.00 siang, masing - masing pekerja melakukan penyortiran kain perca. Jam 12.00 – 13.00 untuk istirahat dan diperkenankan untuk pulang terlebih dahulu.

Kemudian bagian kedua jam 13.00 – 14.00 melakukan pemotongan kain perca. Memang besaran upah lebih besar pada saat sistem pengupahan masih dengan per satuan waktu. Dengan dilakukan perubahan sistem pengupahan per satuan hasil, upah pekerja dapat meningkat dan bisa melebihi upah dari sistem pengupahan sebelumnya jika pekerja dapat menyelesaikan target lebih banyak dari rata – rata per hari yaitu 3 kg, dengan konsekuensi tingkat cacat kain dalam proses penyortiran dan pemotongan juga semakin bertambah karena pekerja mengejar target yang lebih banyak dari rata – rata per hari. Jika dalam 1 hari TariPurbadapat menyelesaikan rata- rata 3 kg dan selama 6 hari dapat menyelesaikan 18 kg namun saat di seleksi ada cacat pemotongan maka rata – rata per bulan pekerja harian tersebut hanya dibawah pendapatan saat sistem pengupahan per satuan waktu.

Hasil observasi dilapangan didapat bahwa ada pekerja harian UKM milik Rubi’ah mengatakan bahwa pergantian sistem pengupahan mempengaruhi

(5)

23

kinerja. Tari Purba, pekerja harian UKM milik Rubi’ah mengaku sering tergesa – gesa ingin menyelesaikan target lebih banyak dari rata – rata yang bisa dihasilkan dalam waktu 1 hari. Jika 1 hari rata – rata pekerja harian dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 3 kg. Berikut yang diungkapkan pekerja harian UKM milik Rubi’ah :

Tari Purba :“waktu aku masuk sistem e masih per bulan gitu mas, tapi cuma beberapa bulan terus ada sosialisasi mau diganti per kilo gitu. Jadi per hari itu kami (pekerja harian) rata – rata bisa dapet 3 kg mas. Kalau sama mbak Rubi 1 kg nya dihargai Rp. 10.000 mas lumayan gitu, tapi nek aku ya sebisa mungkin lebih dari 3 kg per hari. Saking semangatnya itu tanggung banget mas kalau cuma dapet 3 kg. Tapi ya itu, karena sering buru – buru pengen nyelesaiin lebih dari rata – rata per harinya gitu kadang gak teliti jadi banyak juga yang salah motong, terus ada juga jarum yang kelewatan (kalau dari harian banyak jarum yang jatuh di kain sisa produksi), kalau salah potong sih biasanya dikurangi sedikit dihitung dari berapa kilogram kesalahan, kalau kesalahan itu dihargai Rp. 3.000 per kilogramnya, kalau ada jarum itu agak besar dikurangi e dipotong Rp. 1.500 per 3 jarum”

(6)

24

Berikut perhitungan hasil pekerja harian (Tari Purba) sesudah perubahan sistem :

18kg (hasil per minggu ) - 3kg ( kain cacat ) = 15kg

15kg x Rp.10.000 = Rp. 150.000

3kg x Rp.3.000 = Rp. 9.000

Hasil pendapatan per minggu Rp. 159.000

Hasil per bulan Rp. 636.000

4.3.2 Analisis Dampak Sistem Pengupahan Harian Sesudah Perubahan

Setelah sistem pengupahan menggunakan per satuan unit ada dampak kepada kinerja informan, dengan adanya perubahan ini pekerja menjadi terburu buru untuk dapat menyelesaikan target lebih banyak. Sehingga tanpa sering disadari pekerja harian melakukan kesalahan – kesalahan kecil maupun besar yang akan mempengaruhi besaran upah yang diterima.

Kesalahan tersebut sangat merugikan karena pengurangan upah yang dilakukan pemilik usaha juga cukup besar

(7)

25

4.4 Sistem Pengupahan POS Sebelum Perubahan Target

Tabel 4.4

Perhitungan Hasil Pekerja POS Sebelum Perubahan Target

Sebelum Perubahan 5 hari = 100 buah Celana Panjang

(Sering Diproduksi)

Celana Pendek (Jarang Diproduksi)

Reject

Rp. 2.500,00 Rp. 1500,00 Rp. 500,00

Total per minggu

Total per minggu

100 x Rp. 2500

= Rp. 250.000 Rp. 250.000 x 4

= Rp. 1.000.000

Sumber: Data primer 2017 (diolah)

Sebelum dilakukan perubahan target, pekerja POS memproduksi celana panjang sebanyak 100 buah dalam waktu 5 hari, dalam proses produksi tersebut, pekerja POS kecil kemungkinan mengalami cacat produksi sehingga hasil per minggu dan per bulan dapat dikatakan stabil. Saat Slamet Riyanto memproduksi celana panjang sebanyak 100 buah dalam waktu 5 hari, biasanya maksimal 2 buah celana dinyatakan tidak layak jual.

Sehingga penghasilan per bulan stabil. Namun merugikan dari sisi

(8)

26

pengusaha karena dengan target yang sedikit pekerja POS mendapat penghasilan yang besar.

Berikut perhitungan hasil pekerja POS (Slamet Riyanto) sebelum penambahan target :

100 buahcelana (hasil per minggu ) – 2 buahcelana ( reject ) = 98 buahcelana

98 x Rp.2.500 = Rp. 245.000

2 x Rp.500 = Rp. 1.000

Hasil pendapatan per minggu Rp. 246.000

Hasil per bulan Rp. 984.000

(9)

27

4.4.1 Sistem Pengupahan POS Sesudah Perubahan Target

Tabel 4.4.1

Perhitungan Hasil Pekerja POS Sesudah Perubahan Target

Sesudah Perubahan 7 hari = 150 buah Celana Panjang

(Sering Diproduksi)

Celana Pendek (Jarang Diproduksi)

Reject

Rp. 2.500,00 Rp. 1500,00 Rp. 500

Total per minggu

Total per bulan

100 x Rp. 2500

= Rp. 250.000 Rp. 250.000 x 4

= Rp. 1.000.000

Sumber: Data primer 2017 (diolah)

Saat dilakukan penambahan target dari yang sebelumnya 5 hari untuk 100 buah celana menjadi 7 hari untuk 150 buah celana. Ada tambahan 2 hari dan target bertambah sebanyak 50 buah celana upah pekerja POS mengalami peningkatan. Tetapi juga berdampak dengan adanya reject yang semakin banyak. Dampak tersebut terjadi karena dengan waktu tambahan 2 hari harus mampu menyelesaikan 50 celana, dan untuk menyelesaikan target pekerja harus secepat mungkin mengerjakan tambahan target

(10)

28

sehingga biasanya muncul kesalahan – kesalahan kecil yang berakibat pada reject.

Hasil observasi dilapangan didapat hasil bahwa ada pekerja dari Rubi’ah mengatakan bahwa penambahan target mempengaruhi kinerja pekerja.

Slamet Riyanto, pekerja POS UKM celana Rubi’ah mengaku kualahan oleh penambahan target yang terakhir karena dulu target 5 hari dengan target 100 celana namun sekarang menjadi 7 hari dengan target 150 celana.

Berikut yang diungkapkan pekerja POS Rubi’ah :

Slamet Riyanto : “iya mas berpengaruh, kalau dulu itu 5 hari targetnya 100 buah celana ya panjang ya pendek, dan rata – rata celana yang reject ya paling cuma 1-2 buah aja, kalau sekarang targetnya ditambah jadi 7 hari 150 buah celana mas, karena di kejar target, pikiran juga jadi kacau, rata – rata dari 150 celana sekitar 8 sampai 13 celana yang di reject karena jahitan terlalu lebar atau salah jahit apalagi kalau ada yang service ditempat saya, jadi biasanya kalau ada kerjaan dari bu Rubi’ah, saya berhenti service dulu mas. Nah buat itung – itungan e gini mas. Dulu kan masih 5 hari buat 100 celana, ya saya bisa nyelesaiin nya, biasa e saya buat yang celana panjang, 1 celana panjang itu Rp. 2.500, tinggal dikali aja Rp. 2.500 x 98 soal e biasa e ada yang reject 1-2 gitu mas Rp. 245.00 ditambah buat yang reject hitung aja 2 x Rp.500. jadi total seminggu ya Rp. 246.000. Tapi kalau sekarang ya sama aja itungan e tapi sekarang reject e makin banyak mas soale biasa e saya buru – buru pengen

(11)

29

selesai semua. Rp. 2500 x 137 buat yang layak sama Rp. 500 x 13 buat yang reject. Saya paling banyak reject sekarang ya sekitar 13 celana. Nah tinggal ditotal aja, Rp. 342.500 ditambah yang reject Rp. 6.500, total e Rp.

349.000. Ya selisih e lumayan mas tapi reject e buat yang sekarang makin banyak.”

Berikut perhitungan hasil pekerja POS (Slamet Riyanto) sesudah penambahan target :

150 buah celana (hasil per minggu ) – 13 buah celana ( reject ) = 137 buah celana

137 x Rp.2.500 = Rp. 342.000

13 x Rp.500 = Rp. 6.500

Hasil pendapatan per minggu Rp. 348.500

Hasil per bulan Rp. 1.394.000

(12)

30

4.4.2 Dampak Perubahan Sistem Pengupahan POS (Putting Out System)

Perubahan target dari 5 hari untuk 100 celana menjadi 7 hari untuk 150 juga meningkatkan pendapatan namun di sisi lain juga menyebabkan banyaknya reject pada output yang dihasilkan pekerja POS tersebut karena target tambahan yang cukup banyak yang harus dikerjakan dalam waktu 2 hari. Oleh karena itu dalam waktu 2 hari banyak pekerjaan yang salah jahit, maupun kurang ketelitian dalam pengerjaan 50 celana dalam waktu tersebut.

Sebelum tahun 2010 pemilik usaha menerapkan sistem yang berbeda pada pekerja harian dan pekerja POS, upah pekerja harian berdasarkan satuan waktu tertentu, pekerja harian sebagai penyortir dan pemotongan kain perca yang layak untuk dibuat celana. Sedangkan untuk pekerja POS menggunakan sistem putting out dan pekerja POS bekerja di rumah menyelesaikan target dengan alat bantu seperti mesin jahit yang telah disediakan oleh pemilik usaha dan untuk upah sudah ditentukan oleh pemilik usaha, diterima pekerja POS dalam waktu tertentu. Namun setelah tahun 2010 pemilik usaha melakukan perubahan sistem pengupahan pada pekerja harian, perubahan sistem tersebut dari per satuan waktu menjadi per satuan hasil, namun untuk pekerja POS sistem pengupahan tetap sama hanya menambah target saja.

(13)

31

4.5 Dampak Perubahan Sistem Pengupahan Dan Perubahan Target Terhadap Kualitas Ukm

Perubahan sistem pengupahan berdampak secara langsung pada kualitas output UKM celana. Pekerja harian maupun pekerja POS ingin memenuhi target dan ingin menyelesaikan pekerjaannya melebihi target karena dengan memenuhi target maka akan mendapatkan hasil yang besar pula.

Dengan demikian banyak terjadi kesalahan dalam pengerjaan seperti kurang teliti memilih kain perca, salah pemotongan kain perca salah menjahit pola sehingga menyebabkan banyaknya output yang harus reject dan tidak dapat dijual.

Perbadingan sebelum dan sesudah perubahan sistem pengupahan dari satuan waktu menjadi satuan unit :

Sebelum perubahan sistem pengupahan, pendapatan pekerja harian per bulan adalah Rp. 800.000

Sebelum perubahan sistem pengupahan, pendapatan pekerja harian :

18kg (hasil per minggu ) - 3kg ( kain cacat ) = 15kg

15kg x Rp.10.000 = Rp. 150.000

3kg x Rp.3.000 = Rp. 9.000

Hasil pendapatan per minggu Rp. 159.000

Hasil per bulan Rp. 636.000

(14)

32

Perbandingan sebelum dan sesudah perubahan target pada pekerja POS :

100 buah celana (hasil per minggu ) – 2 buah celana ( reject ) = 98 buah celana

98 x Rp.2.500 = Rp. 245.000

2 x Rp.500 = Rp. 1.000

Hasil pendapatan per minggu Rp. 246.000

Hasil per bulan Rp. 984.000

150 buah celana (hasil per minggu ) – 13 buah celana ( reject ) = 137 buah celana

137 x Rp.2.500 = Rp. 342.000

13 x Rp.500 = Rp. 6.500

Hasil pendapatan per minggu Rp. 348.500

Hasil per bulan Rp. 1.394.000

Setelah adanya perubahan target, reject celana meningkat dari 2 buah menjadi 13 buah

Referensi

Dokumen terkait

(1) Menganalisis rancang bangun (blue print) media pembelajaran berbasis blog pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada;

Perakitan varietas padi sawah berdaya hasil tinggi dan toleran suhu rendah merupakan alternatif pemecahan masalah pada daerah dataran tinggi dengan cekaman suhu

Dilihat dari buku-buku yang digunakan sebagai sumber bahan dalam pengembangan bahan ajar mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan tidak semua buku yang tertulis dalam

Dimana variabel independen pada penelitian ini adalah Return on Assets (X1), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3), Tangible Assets (X4) dengan variabel

Keluaran urin juga dapat dipertimbangkan sebagai penanda turunnya laju filtrasi glomerulus pada pasien-pasien dengan sakit kritis.Tujuan penelitian ini adalah

Kurva Pertumbuhan Biomassa Mutlak Benih Bawal Bintang ( Trachinotus blochii ) selama Percobaan Berdasarkan persamaan di atas diketahui R 2 = 0,869, artinya bhawa

Bersadarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Fiqh di MTs Ma’arif Argopeni Ayah adalah