• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. INCIPNA INDONESIA DI KOTA MAKASSAR SALMAWATI. R FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT. INCIPNA INDONESIA DI KOTA MAKASSAR SALMAWATI. R FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

KEUANGAN PT. INCIPNA INDONESIA DI KOTA MAKASSAR

SALMAWATI. R 105720345811

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(2)
(3)
(4)

PT.INCIPNA INDONESIA DI KOTA MAKASSAR

SALMAWATI. R 105720345811

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan fungsi manajemen keuangan ... 6

B. Bentuk-bentuk dan susunan laporan keuangan ... 7

C. Keterbatasan laporan keuangan ... 15

D. Pihak-pihak yang membutuhkan analisis laporan keuangan ... 16

E. Metode dan teknik analisis laporan keuangan ... 17

F. Manfaat penggunaan rasio keuangan ... 20

G. Jenis-jenis analisis laporan keuangan... 20

viii

(6)

H. Analisis Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas ... 22

I. Pengertian kinerja keuangan dan pengukuran kinerja ……… 23

J. Kerangka pikir ……… ... 25

K. Hipotesis………. ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode Pengumpulan Data ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Metode Analisis ... 30

F. Definisi Operasional Variabel ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PERUSAHAAN A. Sejarah singkat perusahaan ... 33

A. Visi dan misi perusahaan ... 37

B. Struktur organisasi dan urutan tugas ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variable Penulisan ... 43

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA

(7)
(8)

ABSTRAK

SALMAWATI.R . 2011. Analisis Rasio Keuangan dalam mengukur kinerja keuangan PT.Incipta Indonesia di Makassar. (Dibimbing oleh Samsul Rizal dan Moh. Aris Pasigai).

Analisis Rasio Keuangan dan kinerja keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT.Incipna Indonesia. Dengan melakukan penelitian laporan keuangan dan memberikan solusi (rekomendasi perbaikan) terhadap masalah-masalah yang membuat kinerja keuangan PT.Incipna Indonesia berjalan kurang efektif serta unutk menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan dapat digunakan dalam mengevaluasi efektivitas suatu organisasi dalam menjalankan modal-modal atas usahanya sesuai dengan pelaksanaannya.

Metode analisis yang digunakan ialah dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan berupa : a. Profitabilitas yang terdiri dari Gross Margin Rasio, Net Profit Margin, Return On Investment (ROI). b. Aktivitas yang terdiri dari Total Asset Turnover Rasio (Perputaran aset) dan Account Receible Turnover Rasio (Perputaran Piutang).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Incipna Indonesia belum secara efektif dan efisien. Adapun temuan-temuan pada perusahaan adalah perusahaan belum efektif dalam menggunakan asetnya karena efektifitas manajemen dalam menggunakan asset perusahaan masih kurang. Selain itu, perbandingan dalam kinerja keuangan dalam mengelola asset perusahaan pada 3 tahun belum ada peningkatan yang begitu efektif karena 3 tahun itu penghasilan yang didapat tidak jauh berbeda. Kemudian, untuk mencari keuntungan perusahaan belum bisa dikatakan baik karna dari tahun ke tahun kadang mengalami penurunan kadang mengalami peningkatan . Kata kunci : Analisis Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan.

vii

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar dengan baik. Salam dan salawat tak lupa pula juga penulis hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa hidayah bagi sekalian alam yang Insya Allah akan memberikan syafaat bagi umatnya yang bertaqwa.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih belum dikatakan sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari rekan-rekan arahan serta bimbingan dari dosen pembimbing, sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Melalui kata pengantar ini, izinkan penulis untuk mengucapkan terimah kasih atas bantuan dan dorongan dari :

1. Bapak Dr.H.Irwan Akib, M.Pd. selaku Rektor Unismuh Makassar.

2. Bapak Dr. Muhammad Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen.

4. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM selaku Pembimbing I.

5. Bapak Samsul Rizal, SE., MM selaku Pembimbing II.

iv

(10)

6. Ibu Hj. Lilly Ibrahim, SE. Msi selaku Penasehat Akademik.

7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar.

8. Bapak Naja, SE. Selaku pemilik perusahaan PT.Incipna Indonesia beserta stafnya.

9. Kepada seluruh pegawai perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar.

10. Kepada Alm. Ayahanda dan ibunda yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang kepadapenulis.

11. Kakanda-kakanda yang selalu memberikan solusi dan dukungan kepada penulis.

12. Kawan-kawan Jurusan kelas Mananajemen 2.11 dan Kelas Man 9.11, yang selalu memberikan dukungan yang sangat berarti bagi penulis

13. Kepada sahabat-sahabat aku ada Jumiati, Zulfiani Jamsyar dan Yuni Ismirianti, penulis ucapkan terimah kasih banyak atas bantuan dan waktunya selama ini.

14. Juga kepada kakanda Arwan yang selalu membantu dan memberikan supportnya.

15. Juga teman-teman satu kampung (KPMK). Terimah kasih atas kesempatannya selama ini.

16. Dan seluruh teman-teman Organisasi Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM) yang selalu memberikan dukungan dan masukan- masukan selama ini.

Selebihnya terimah kasih dan mohon maaf kepada seluruh teman-teman yang terlupakan dan tak bisa penulis tuliskan satu persatu, sesungguhnya kalian tetap teringat dalam simpanan kenangan penulis dikehidupan kemahasiswaan penulis.

(11)

Akhirnya, skripsi ini selesai semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pada orang lain/instansi yang terkait, insya allah. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan pahala yang setimpal kepada Bapak, Ibu serta Saudara (i) atas segala bantuannya kepada Penulis. Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, Oktober 2015

Penulis

(12)

Gambar .2. Srtuktur Organisasi ……… 40

x

(13)

DAFTAR TABEL

Table 5.1. Rekapitulasi Gross Profit Margin tahun 2011-2013 ……… 46

Table 5.2. Rekapitulasi Net Profit Margin tahun 2011-2013……….. 47

Table 5.3. Rekapitulasi Return On Investment tahun 2011-2013……….. 48

Table 5.4 . Rekapitulasi Aset Turnover Rasio tahun 2011-2013……… 50

Table 5.5 . Rekapitulasi AR Turnover Rasio tahun 2011-2013………. 51

Table 5.6 . Angka Rasio Keuangan tahun 2011-2013……… 52

xi

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan semakin diperlukannya keahlian dalam menganalisis laporan keuangan. Untuk itu manajer dituntut memilih informasi dalam jaringan yang luas untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini maupun perkiraan kondisi dimasa yang akan datang.

Dengan penganalisaan laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi informasi dan hanya berfokus dengan informasi tersebut, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya masing-masing. Namun pada hakikatnya, hampir semua perusahaan mengalami masalah yang sama yaitu bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba maksimal untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Data keuangan tersebut dianalisis lebih lanjut sehingga akan diperoleh informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat. Laporan keuangan ini harus menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah ditetapkan prosedurnya sehingga laporan keuangan dapat diperbandingkan agar tingkat akurasi analisis dapat dipertanggungjawabkan.

1

(15)

Analisis dan interprestasi keuangan mengkatagorikan beberapa teknik dan alat analisis yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak intern dan ekstern yang terkait dengan perusahaan. Bagi manajemen, informasi yang diperoleh itu berfungsi sebagai salah satu bahan pertimbangan dasar dalam proses pengambilan keputusan pengkoordinasian dan pengendalian perusahaan. Pada Efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas dan aktivitas dalam perusahaan. Dengan demikian penggunaan analisis rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan yang telah dicapai. Untuk mendukung kelangsungan dan peningkatan usaha maka perusahaan perlu menganalisis laporan keuangan agar dapat diperoleh informasi tentang posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Informasi yang tersaji harus dianalisis dan diinterprestasikan lebih jauh lagi agar mempunyai nilai guna bagi manajemen perusahaan. Untuk manajemen, dalam melakukan analisis terhadap kinerja keuangan yaitu berupa analisis yang bersifat fundamental dan intergratif yang nantinya akan memberikan gambaran yang mendasar dan menyeluruh tentang posisi dan prestasi keuangan.

Ada beberapa cara untuk menilai kondisi kesehatan perusahaan dengan menggunakan analisis kinerja keuangan, namun dalam hal ini penulis hanya menggunakan analisis rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Penulis menganggap hasil dari kedua rasio tersebut penting bagi perusahaan, karena menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. Penilaian prestasi perusahaan bagi pihak

(16)

manajemen, khususnya untuk mengukur profitabilitas perusahaan merupakan salah satu faktor penting untuk mengetahui tingkat efisiensi perusahaan.Tingginya profitabilitas perusahaan lebih penting dibanding laba maksimal yang dicapai perusahaan pada setiap periode akuntansi, karena dengan profitabilitas sebagai alat ukur, kita dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimal dibandingkan dengan modal yang digunakan oleh perusahaan. Untuk itu setiap pemimpin perusahaan dituntut agar mampu mengelola manajemen perusahaan dengan baik agar dapat mencapai tingkat efisiensi yang optimal dari penggunaan modalnya.

Seperti halnya dalam pengelolaan perputaran aktiva, dimana perputaran aktiva ini sangat penting untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola manajemen khusus dalam bidang keuangan, Sebab pengelolaan aktiva sangat penting dalam peningkatan perolehan pendapatan perusahaan melalui penjualannya. Setiap komponen aktiva atau modal kerja khusus mampu memberikan kontribusi maksimal untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Manajemen mempunyai kepentingan ganda dalam analisis kerja keuangan yaitu menilai perputaran aktiva dan profitabilitas operasi, serta menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan. Penilaian atas efisiensi operasi sebagian besar dilakukan berdasarkan analisa atas laporan laba rugi, sedangkan efektivitas penggunaan sumber daya biasanya diukur dengan mengkaji ulang baik neraca maupun laporan laba rugi.

(17)

Untuk memastikan maka secara periodik dilakukan pengukuran kinerja perusahaan, bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai dan mengetahui sejauh mana efektifitas operasi perusahaan dalam mencapai tujuan

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis mengangkat judul yaitu : “Analisis Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT.Incipna Indonesia di Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat dari latar belakang diatas maka penulis menarik suatu permasalahan pokok yaitu “Bagaimana kinerja keuangan PT.Incipna Indonesia jika diukur dari rasio Profitabilitas dan rasio aktivitas”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan mengukur kinerja keuangan PT. Incipna Indonesia berdasarkan rasio Profitabilitas dan rasio Aktivitas.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi Penulis

2. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi dunia akademik serta implementasi ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah.

(18)

3. Manfaat bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi ManajemenKeuangan

Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya adalah kondisi manajemen keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus memberi perhatian khusus terhadap kemajuan keuangan demi tercapainya tujuan perusahaan. Berikut pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai beberapa pengertian dari manajemen keuangan tersebut.

Manajemen keuangan menurut Bambang Riyanto (2001 : 4), mengemukakan bahwa: “Manajemen keuangan sebagai keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin”.

Sedangkan menurut Warsono (2003:4) tentang manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari semua sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah proses perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, dan

6

(20)

pengendalian sumber daya keuangan supaya dapat memaksimumkan kekayaan pemilik, berarti manajemen keuangan memfokuskan aktivitasnya pada bagaimana suatu organisasi dapat menciptakan nilai perusahaan

Adapun fungsi atau peranan dari seorang manajer keuangan menurut Lukman Syamsudin (2002:8), yaitu sebagai berikut:

a. Menganalisa dan merencanakan pembelanjaan perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk memonitor keadaan keuangan perusahaan, perencanaan kebutuhan-kebutuhan modal pada masa yang akan datang, menilai kemungkinan- kemungkinan modal pada masa yang akan datang, menilai kemungkinan peningkatan produktivitas dan penentuan atau jenis-jenis modal yang akan ditarik.

b. Mengelola penanaman modal dalam aktiva, sehingga dapat menganalisa keadaan pada masa lalu, serta kemungkinan-kemungkinan pada masa yang akan datang yang dihubungkan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.

c. Mengatur struktur finansial dan struktur modal perusahaan.

B. Bentuk dan Susunan Laporan Keuangan

Menurut Agnes Sawir (2005:02) mengemukakan laporan keuangan adalah merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitugan laba-rugi, ikhtisar laba rugi, ikhtisar laba yang ditaha, dan di laporan posisi keuangan.

(21)

Dan juga menurut munawir (2001:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas suatu perusahaan.

Dari definisi laporan keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan selama satu tahun buku berjalan yang diterbitkan di akhir tahun buku.

Jenis-jenis laporan keuangan yaitu : 1. Neraca

Menurut Darsono dan Ashari (2005:18 ). Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca.

Susunan Neraca terdiri dari : a. Aktiva

1) Aktiva Lancar 2) Aktiva Tetap 3) Aktiva Lain – lain b. Pasiva

1) Utang lancar/utang jangka pendek 2) Utang jangka panjang

3) Modal sendiri/Ekuitas

(22)

Neraca dapat disusun dalam beberapa bentuk yang berbeda, dimana urutan - urutan kelompok baik aktiva maupun pasiva juga berbeda-beda. Bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktik ada 2 macam, yaitu :

a. Bentuk rekening T.

Dimana aktiva dibagian kiri dengan urutan sebagai berikut:

1) Aktiva lancer

2) Investasi jangka panjang.

3) Aktiva tetap berwujud 4) Aktiva tetap tidak brwujud 5) Aktiva lain – lain.

Sedangkan pasiva disusun dibagian kanan dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu uatang dan modal. Utang disuusun dengan urut – urutan sebagai berikut:

a) Utang lancer o Utang dagang o Utang wesel

o Uang muka langganan/titipan o Utang biaya

o Utang lancar lain – lain.

b) Pendapatan diterima dimuka o Utang jangka panjang

(23)

o Utang lain – lain

Modal disusun dalam neraca dengan urut – urutan sebagai berikut : 1) Modal saham beredar.

2) Agio/disagio saham 3) Modal penilaian kembali 4) Modal sumbangan 5) Modal lain – lain 6) Laba tidak dibagi

o Belum ada tujuannya o Dicadangkan

b. Bentuk laporan.

Dimana aktiva, uatang dan modal disusun dengan urutan kebawah (vertikal).

Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva maupan utang dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk rekening T, sebagai berikut :

1. Aktiva

o Aktiva lancer

o Investasi jangka panjang o Aktiva tetap berwujud o Aktiva tetap tidak brwujud

(24)

o Aktiva lain – lain 2. Utang

a) utang lancer o Utang dagang o Utang wesel

o Uang muka langganan/titipan o Utang biaya

o Utang lancar lain – lain b) Pendapatan diterima dimuka c) Utang jangka panjang d) Utang lain – lain 3. Modal

Modal saham beredar a) Agio/disagio saham b) Modal penilaian kembali c) Modal sumbangan d) Modal lain-lain e) Laba tidak dibagi

- Belum ada tujuannya - Dicadangkan.

(25)

2. Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi adalah Laporan yang menunjukkan pendapatan- pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.

Susunan Laporan Laba Rugi terdiri dari :

a. Pendapatan b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman

d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas

e. Beban pajak

f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa

h. Hak minoritas

i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

Adapun bentuk laporan laba rugi dapat disusun menjadi dua bentuk sebagai berikut :

a. Multiple Step (bertahap).

Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi di mana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang

(26)

disusun dalam urut- urutan teratur sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :

1) Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan 2) Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha.

3) Penghasilan brsih sebelum pajak, yaitu penghasilan uasaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya di luar usaha.

4) Penghasilan bersih setelah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajka penghasilan.

5) Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah atau dikurangi dengan elmen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).

b. Single Step.

Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara:

1) Pendapatan-pendapatan dan laba-laba 2) Biaya-biaya dan kerugian-kerugian.

3. Laporan Perubahan Modal/Ekuitas.

Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selam

(27)

periode tertentu. Laporan perubahan modal pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

a. Adanya investasi awal dari pemilik b. Adanya investasi baru

c. Adanya laba atau rugi

d. Dan adnya prive atau penarikan oleh pemiik.

Elemen atau unsur – unsur yang termasuk di dalam laporan perubahan modal terdiri dari:

a. Investasi mula-mula atau modal awal.

b. Laba rugi selam periode yang besangkutan c. Prive atau penarikan modal oleh pemilik d. Dan modal akhir.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan pelengkap atau tambahan bagi laporan keuangan utama perushaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal. Laporan ini memberikan informasi tentang arus kas yang keluar akibat adanya transaksi yang terjadi di perusahaan selama periode tertentu. Untuk penyusunan lapooran arus kas, perusahaan dapat menggunakan metode langsung dan tidak langsung untuk menyusun laporan arus kas. Metode penyajian langsug adalah metode panyajian yang menampakkan/mengungkapkan kelompok uatama dari

(28)

penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Sedangkan metode tidak langsung, metode yang laporan aliran kas disusun dalam tiga kelompok yaitu arus kas dari kegiatan operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Dengan demikian, metode langsung untuk menyusun laporan aliran kas dapat menyajikan informasi yang lebih lengkap dibanding dengan metode tidak langsung.

C. Keterbatasan dan Laporan Keuangan

Setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu.

Menurut Kasmir (2010:16), keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data- data yang diambil dari data masa lalu.

b) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya pihak tertentu saja.

c) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan- pertimbangan tertentu.

d) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidak pastian.

Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

(29)

e) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya

D. Pihak-Pihak yang Membutuhkan Analisis Laporan Keuangan

Pihak yang membutuhkan informasi dari analisis laporan keuangan menurut Wild (2005:11) adalah sebagai berikut:

a. Manajer

Untuk menjamin kesejahteraan mereka sendiri dan potensi pendapatan mereka dimasa depan, manajer berkepentingan atas kondisi keuangan, profitabilitas, dan prospek perusahaan.

b. Audit eksternal

Hasil sebuah audit adalah opini atas kewajaran laporan keuangan klien saat terselesaikannya audit, analisis laporan keuangan dapat menjadi alat pengecekan akhir atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

c. Direktur

Sebagai pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab melindungi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati aktivitas perusahaan.

(30)

d. Regulatir (pembuat peraturan)

Internal Revenue Service (IRS) menerapkan alat analisis laporan keuangan untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang dilaporkan.Badan pengatur lainnya menggunakan teknik analisis dalam peran mereka sebagai pengarah dan penentu.

e. Serikat kerja

Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat pekerja dalam negosiasi tawar menawar kolektif.

f. Pelanggan

Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok bersamaan dengan estimasi keuntungan pemasok dari transaksi yang saling menguntungkan.

E. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan

(31)

bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.

Menurut Tampubolon (2005:35), analisis laporan keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan Karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan.

Dan menurut Rudianto (2013) analisis lapiran keuangan adalah meneliti hubungan yang ada diantara unsure-unsur dalam laporan keuangan dan membandingkan unsure-unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur- unsur yang sama tahun lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan penyebab perubahannya. Analisis laporan keuangan dilakukan agar informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk membuat keputusan ekonomi.

Sedangkan Menurut Sofian Syafri Harahab (2001 : 1) analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang memiliki makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantiatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Rudianto (2013:191) teknik analisa laporan keuangan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :

a. Analisa perbandingan laporan keuangan

(32)

Perbandingan laporan keuangan ini dilakukan secara horizontal atau vertical.

Perbandingan horizontal adalah perbandingan antara laporan keuangan satu perusahaan dan perusahaan lain dalam tahun yang sama dalam perusahaan yang sejenis sedangkan secara vertical adalah perbandingan antara laporan keuangan suatu perusahaan di tahun yang berbeda dengan cara perbandingan data absolute, perbandingan persentase tertentu, dan perbandingan perubahan.

b. Analisis Tren

Metode untuk melihat kecenderungan kinerja suatu perusahaan dari yahun ke tahun, apakah kecenderungan menurun atau meningkat.

c. Analisa proporsi per jenis akun

Metode analisis untuk melihat perubahan proporsi antara satu akun dan akun lain atau dengan keseluruhan akun.

d. Analisis Break Event Point

Metode analisis untuk mengetahui tingkat penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan agar tidak mengalami kerugian.

e. Analisis Rasio Keuangan.

Metode analisis untuk mengetahui perbandingan antara satu akun tertentu dan akun lain dalam laporan keuangan suatu perusahaan serta hubungan di antara akun- akun tersebut. Analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode analisis rasio

(33)

dibagi atas empat kategori, yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas.

F. Manfaat Penggunaan Rasio Keuangan

Adapun manfaat penggunaan rasio keuangan antara lain sebagai berikut:

1. Mmembantu manajemen untuk mengetahui apakah modal kerja yang dimiliki perusahaan telah dikelola secara efisien.

2. Menjadi pedoman bagi manajer untuk menempuh kebijakan-kebijakan pembelajaran.

3. Menjadi informasi kepada pihak luar tentang posisi keuangan perusahaan dalam hal kemampuan membayar hutang.

4. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari penggunaan aset perusahaan.

G. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah utuk menentukan penilian terhadap likuitas, solvabilitas, profitabilitas, serta aktivitas dan untuk menilai prospek perkembangan perusahaan pada masa yang akan datang.

Menurut Toto Prihadi (2007), rasio keuangan adalah perbandingan antara pos satu dengan pos yang lain. Pos yang dibandingkan bisa berasal dari laporan yang sama, misalnya laba terhadap penjualan. Kedua data rasio tersebut sama-sama berasal

(34)

dari laporan laba rugi. Bisa juga rasio merupakan perbandingan antar laporan keuangan , misalnya ROI. ROI adalah perbandingan antara laba (laporan laba rugi) dan asset (neraca).

Sedangkan Menurut muchlis (2003 : 44) mengemukakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keuangan perusahaan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah alat untuk menggambarkan keadaan suatu perusahaan apakah perusahaan itu dalam keadaan baik atau buruk tentang posisi keuangan perusahaan.

Menurut Rudianto (2013:189 ), adapun jenis-jenis analisis rasio keuangan antara lain sebagai berikut :

1. Rasio Profitabilitas adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen perusahaan, seperti: gross profit margin, operating income ratio, operating ratio, net profit margin, return on investment (ROI), return on eguity (ROE).

2. Rasio Solvabilitas (Leverage) adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar asset perusahaan dibiayai

(35)

dengan utang, seperti : total debt to equity ratio, total debt to total assets ratio, long tern debt to total equity ratio, dan lain-lain.

3. Rasio Aktivitas adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya, seperti : total assets turnover, receivable turnover, average collection periode, inventory turnover, working capital turnover.

4. Rasio Likuiditas adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar utangnya, seperti : current ratio, cash ratio, quick ratio, working capital to total assets ratio.

H. Analisis Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas 1. Rasio profitabilitas

Menurut Rudianto (2013 : 191) profitabilitas adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang diambil maanajemen perusahaan. Seperti :

a. Gross Profit Margin (margin laba kotor) adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi dengan harga pokok penjualan produk yang dijual. Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan produknya.

(36)

b. Net Profit Margin (margin laba bersih) ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungannya dengan penjualan.

c. Return on Investment (ROI) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan.

Dengan rasio ini, kita dapat menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasi perusahaan.

2. Rasio aktivitas

a. Total aset turnover rasio (perputaran total aset) adalah rasio menunjukkan kecepatan perputaran aset yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam periode tertentu. Perputaran total aset mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan.

b. Account receivable turnover rasio (perputaran piutang) adalah kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola atau memutar dana yang tertanam dalam piutang selama satu tahun. Berarti menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan dana yang tertanam dalam piutang.

I. Pengertian Kinerja Keuangan dan Pengukuran Kinerja

Menurut Darsono (2006:47) menyatakan bahwa kinerja keuangan adaalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

(37)

keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja periode masa lalu, anggaran neraca dan laba rugi, dan rata-rata kinerja keuangan perusahaan sejenis.

Sedangkan menurut jumingan (2009 : 239) kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dan.

Berdasarkan uraian di atas dan defenisi yang dikemukakan oleh para ahli dia maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangana merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang dinyatakan dalam persentase, setelah membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan besarnya modal yang digunakan. Semakin besar persentase atas perbandingan tersebut, maka semakin tinggi prestasi keuangan yang dicapai untuk perusahaan tersebut, demikian pula sebaliknya.

Tujuan kinerja keuangan

Menurut jumingan (2009 : 239 ) tujuan kinerja keuangan adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan terutama kondisi profitabilitas, solvabilitas, aktivitas dan kecukupan modal yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan keuntungan secara efisien.

(38)

Adapun yang dimaksud dengan Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholder lainnya. Penilaian kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.Kepentingan terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat dengan harapan kesejahteraan yang mereka peroleh.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat memengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Menurut Govindarajan dalam Nugraha (2010) pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk:

a. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.

b. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.

J. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan arah penelitian yang dilakukan oleh penulis dan digambarkan dalam skema berikut ini:

(39)

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

Sumber : Data yang diolah

Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berfungsi untuk mencatat semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan terdiri atas neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan yang telah ada akan dianalisis untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis yang dilakukan dapat berupa analisis rasio keuangan.Analisis keuangan terdiri atas beberapa rasio, misalnya perputaran aktiva dan rasio profitabilitas seperti yang telah dibahas sebelumnya oleh penulis. Hasil dari rasio ini akan memperlihatkan kinerja perusahaan apakah perusahaan mampu menghasilkan laba maksimal tiap tahun, dan apakah aktiva-aktiva yang dimiliki

PT.INCIPNA INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2011-2013

ANALISIS RASIO KEUANGAN - RASIO PROFITABILITAS - RASIO AKTIVITAS

KINERJA KEUANGAN

KESIMPULAN

(40)

perusahaan mampu memberikan kontribusi maksimal untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang direncanakan. Kemudian memberikan feedback kepada perusahaan mengenai hasil penelitian tersebut.

K. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok dan tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :“Diduga bahwa PT. Incipna Indonesia mengalami peningkatan kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan Aktivitas”

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dalam proposal ini adalah kantor perusahaan PT.Incipna Indonesia yang terletak di Jalan Abubakar Lambogo No.192 Makassar. Waktu penelitian diperkirakan kurang lebih 2 bulan lamanya yaitu dari bulan Maret-April 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang menunjang dalam penelitian ini, maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan (library research).

Penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan serta mempelajari beberapa literature dan bacaan lainnya atau dilakukan melalui studi kepustakaan yang relevan dengan kerangka teori dalam penulisan ini.

2. Penelitian lapang (field research)

Penelitian ini dilakukan dengan berkunjung langsung ketempat penelitian untuk memperoleh data-data laporan keuangan tahun 2011-2013 dan melakukan wawancara langsung dengan para pengawai dan pimpinan.

28

(42)

C. Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya, bisa berupa penjelasan dari pejabat yang berwenang langsung terhadap kebijakan perusahaan yang dilaksanakan, job description, dan struktur organisasi perusahaan.

Dalam penelitian ini sumber data berasal dari :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data tersebut diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pengajuan pertanyaan kepada karyawan dan pemimpin perusahaan yang bersangkutan mengenai laporan keuangan tersebut.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang sudah terolah dan dalam bentuk dokumen-dokumen serta arsip-arsip perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Contohnya, yaitu sejarah perusahaan, struktur organisasi, job description, dan data-data lain yang relevan dengan penulisan ini.

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Menurut Ridwan dan Akdon (2007 :237) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

(43)

kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah Pt. Incipna Indonesia di Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Ridwan dan Akdon, 2007 : 240). Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Incipna Indonesia di Makassar selama 3 Tahun yaitu dari Tahun 2011-2013.

E. Metode Analisis

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, sekaligus membuktikan hipotesis yang diajukan maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu bagaimana kinerja keuangan perusahaan PT.Incipna Indonesia dengan menggunakan analisis rasio keuangan sebagai berikut:

1. Rasio profitabilitas

Laba Kotor a. Gross Margin Ratio =

Penjualan Laba bersih b. Profit Margin Ratio =

Penjualan

Laba bersih c. Return on investment (ROI) =

Total asset

2. Rasio aktivitas

(44)

penjualan a. Total aset turnover rasio =

Total aset penjualan b. AR turnover rasio =

piutang

F. Defenisi Operasional Variabel

Adapun defenisi operasional variable dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Profitabilitas adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen perusahaan.

2. Rasio Aktivitas adalah ukuran penilaian kinerja perusahaan yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya.

3. Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi dengan harga pokok penjualan produk yang dijual. Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuantungan dari penjualan produknya.

4. Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

(45)

keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungannya dengan penjualan.

5. Return on Invesment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakansuatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

6. Perputaran Piutang (Receivable Turnover rasio) adalah kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola atau memutar dana yang tertanam dalam piutang selama satu tahun.

7. Total Asset Turnover rasio (Perputaran total asset) adalah rasio yang menunjukkan kecepatan perputaran asset yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam periode tertentu. Perputaran total asset mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan aser perusahaan untuk menghasilkan penjualan.

(46)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Incipna indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yang telah banyak mengerjakan survey, instalasi, maintenance, trouble shooting dan desmantle terhadap jaringan telekomunikasi berbasis Vsat.

Dengan dukungan teknisi dan jangkauan service point yang tersebar di Kawasan Timur indonesia dan Kalimantan, PT. Incipna Indonesia telah banyak memperoleh kepercayaan diri perusahaan penyedia jasa telekomunikasi( vendor ) dan senantiasa siap bermitra dengan vendor lainnya.

PT. Incipna Indonesia didirikan sebagai Perseroan Terbatas oleh Naja, SE dan Rahman K pada tanggal 10 Juli 1999 di hadapan Notaris Sitti Nurulul Azmi, SH di Makassar. Selanjutnya mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan perundang- undangan Republik Indonesia Nomor :C 5923 HT 01.01.TH 2000 dan di umumkan dalam tambahan Berita Negara RI No.84 pada Tanggal 20 Oktober 2000. Izin-Izin usaha dan kelengkapan administrasi yang dimiliki PT.Incipna Indonesia adalah sebagai berikut:

1. NPWP: 01.906.503.6-801.000 2. TDUP : 1262/20-23/TDUP/VII/1999 3. SITU: 503/3029/SITU-B/KPP/VII/2005

35

(47)

4. TDI:30/21 – 23/TDI.II.MKA.32200/VII/99 5. TDPPT :503/468/TDP.PT/P/KPP/2005

Dalam bidang standarisasi produk, PT.Incipna Indonesia telah memperoleh sertifikat dari Dirjen Postel RI No. 0135/POSTEL/2002 tanggal 13 Maret 2002, Berdasarkan hasil uji RISTI PT.Telkom Bandung No.005/L.B 000/RTI-50/2002 Tertanggal 4 Maret 2002 untuk produk perangkat wartel (PDPT) dengan merek

“INCIPNA”

PT.Incipna Indonesia didirikan pada periode pasca krisis keuangan tahun 1999 dengan modal awal Rp. 25.000.000,-. Bisnis awal dari perusahaan ini adalah penyediaan peralatan warung telekomunikasi ( Wartel) sampai dengan jasa instalasi dan perawatan perangkat. PT Incipna Indonesia memiliki dan mengelolah enam buah wartel yang tersebar diberbagai Lokasi dikota Makassar. Seiring dengan perkembangan media dengan telekomunikasi di Indonesia khususnya semakin tersedia pilihan alat telekomunikasi di Indonesia khsusnya semakin tersedianya pilihan alat telekomunikasi telepon melalui hand phone baik GSM maupun CDMA, yang menawarkan berbagai kemudahan dan fasilitas menyebabkan layanan wartel mulai di tinggalkan oleh masyarakat. Hal ini kemudian berdampak penurunan signifikan terhadap bisnis PT. Incipna Indonesia dan membuat Bapak Naja mencari alternatif usaha lain yang berhubungan dengan keahliannya yaitu telekomunikasi.

(48)

Bapak Naja kemudian melihat peluang pada bidang telekomunikasi via satelit, karena wilayah indonesia Timur terdiri dari banyak pulau-pulau kecil dan daerah pedalaman yang belum terjangkau oleh sarana telekomunikasi telepon dimana satelit merupakan solusi komunikasi yang merupakan jalan keluar yang efektif. PT. Incipna Indonesia kemudian mencari peluang usaha melalui perusahaan-perusahaan penyedia sarana komunikasi satelit dengan jasa yang ditawarkan adalah jasa instalasi dan perawatan perangkat komunikasi satelit.

Dengan usaha yang gigih PT.Incipna Indonesia kemudian mendapatkan kepercayaan untuk melakukan instalasi di wilayah Sulawesi Selatan. Kepercayaan ini tidak disia-siakan oleh PT.Incipna Indonesia sehingga dapat terus mendapatkan kepercayaan yang lebih besar, sampai akhirnya saat ini PT.Incipna Indonesia telah memasang dan bertanggung jawab atas perawatan 37 site BTS (Base transceiver System ) GSM serta jaringan komunikasi ATM dari berbagai bank terkemuka di Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah indonesia timur, yaitu pulau Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Papua, Kupang bahkan ada pula terletak di wilayah Barat yaitu kepulauan Natuna.

Lambang yang selama ini menjadi mitra kerja PT.Incipna Indonesia adalah : a. PT .Telkom DIVRE VII IK@T

b. PT. PSN( Pasifik satelit Nusantara ) Jakarta c. PT. Telkom Divre VI Kalimantan

(49)

d. PT.Telkom Kandatel parepare e. PT.Telkom Kandatel Makassar f. PT.Telkom Kandatel Manado g. PT. Telkom Kandatel Kendari h. PT. Telkom Kandatel Palu

i. PT.Telkom Kandatel luwuk Banggai j. PT.QUASAR Cipta Mandiri

k. PT. Central Jayatama Jakarta

l. Asosiasi pengusaha WartelIndonesia ( APWI) m. PT. Sutkomindo

n. PT. Citra Sari Makmur( CSM ) o. PT. Dasakomindo

Kemitraan terjalin dalam hal pendistribusian perangkat wartel dan alat telekomunikasi, pengelolaan Telepon Preminium Lokal, Penjualan Telepon Pasti, Servis /maintenance Telepon pasti, Vsat/PL, Star dan produk lainnya.

Kualifikasi kerja

a. Vsat 1,2 m ( Voice 1 VoIp) b. Vsat 1,8m (link ATM) c. Vsat 2,4m ( Link Corporate) d. Vsat 3,7 m (Link IDR Telkomsel)

(50)

e. Vsat 4,5 m ( Link OR Telkomsel)

Jenis Modem

a. Comstream 701 b. DMD 20 c. Comtec d. Hughes

e. Skyblaster 360E

Produk dan layanan yang ditawarkan oleh PT.Incipna Indonesia antaralain:

a. Survey b. Instalasi c. Maintenance d. Trouble shooting

e. Desmantle terhadap jaringan telekomunikasi berbasis V sat

B. Visi dan Misi Organisasi 1. Visi

Menjadi perusahaan jasa IT solution dan Telekomunikasi yang tangguh dan berbasis pada pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen.

2. Misi

1. Memberikan jaminan purna jual terhadap produk yang di pasarkan.

2. Melayani prima (cepat, tepat, dan bersahabat)

(51)

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Stuktur Organisasi pada perusahaan sangatlah penting arti dan perannya, karena keberadaannya memberikan suatu gambaran tentang hiekarki setiap unit kerja dalam perusahaan sehingga setia personil atau unit kerja akan lebih mudah memahami dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam struktur organisasi telah ditekankan tentang garis koordinasi dan tanggung jawab dari masing- masing personil atau unit kerja dengan tujuan untuk memperlancar berbagai aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Penyusunan struktur organisasi haruslah sesuai dengan operasional perusahaan bahkan cenderung menggambarkan ruang lingkup kegiatan usaha pada umumnya. Dengan demikian, melalui struktur organisasi dapat mengetahui secara garis besar pelaksanaan kegiatan operasional suatu perusahaan, meskipun sebenarnya tidak memahami secara rinci.

Struktur organisasi merupakan susunan bagian atau unit kerja dalam sebuah organisasi yang mencerminkan tugas-tugas yang yang di emban masing –masing personil. Struktur organisasi cukup penting dalam mendukung kelancaran aktivitas sebuah organisasi, karena semua pihak sudah ditentukan tugas dan tanggung jawabnya, sehinggah tidak terjadi overlapping.

(52)

Struktur organisasi merupakan syarat penting bagi sebuah perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara singkat penyusunan sturktur organisasi dapat dilihat dalam 2 (dua) aspek yaitu:

1. Aspek pembagian kerja

Pada apek pembagian kerja ini dapat dilihat berbagai fungsiyang harus dilaksanakan perusahaan serta bagian – bagian yang menaganinya.

2. Aspek Integrasi

Pada aspek integrasi ini diliat berbagai bagian sehingga merupakan suatu kesatuan yang terarah pada pelaksanaan tugas.

Bentuk struktur organisasi yang digunakan perusahaan PT. Incipna Indonesia adalah bentuk line organization, dimana kedudukan pimpinan berfungsi sebagai pelaksana dan penanggung jawab operasional perusahaan. Struktur organisasi PT.Incipna Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(53)

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Incipna Indonesia

Sumber : PT. Incipna Indonesia KOMISARIS

CAB.

MANA DO CAB.

PALU

DIVISI PEMASAR

AN DIRUT

STAFF

CAB.

GORONTA LO

CAB.

BLLP DIR.

OPERASI ONAL

DEVISI SERVIS

CAB.

KENDARI

DIVISI INSTALASI

DIVISI PERSONA

LIA DIVISI

KEUAN GAN

SER VIS

PIC ACCO

UNTI NG STAF

SERVIS POINT

Vsat KA STAF

SIR

(54)

Berdasarkan struktur organisasi tersebut diatas, maka akan dijelaskan secara singkat uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian divisi sebagai berikut:

1. Direktur utama, tugas utama antara lain:

a. Bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi perusahaan

b. Mewakili perusahaan atas segala aktivitas dengan pihak lain.

c. Menentukan kebijakan dan strategi operasional perusahaan 2. Direktur utama operasional, tugas utama antara lain:

a. Penanggung jawab atas jalannya operasi perusahaan

b. Mengendalikan perusahaan dengan sebaik-baiknya agar tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai

c. Mewakili perusahaan atas segala aktivitas dengan pihak lain d. Menentukan kebijakan dan strategi operasional perusahaan

3. Divisi pemasaran, yang memiliki tugas sebagai penanggung jawab atas penyusunan rencana kerja yang berhubungan dengan pemasaran serta pelayanan purna jual.

4. Divisi Keuangan, yang memiliki tugas :

a. Mengkoordinir pengumpulan dan verifikasi data transaksi keuangan untuk seluruh cabang perusahaan.

b. Mengkoordinir pelaksanaan pengelolaan data transaksi keuangan perusahaan pusat

(55)

c. Mengkoordinir pelaksanaan rekonsilisiasi pembukuaan dan laporan akuntansi umum dengan pembukuan

d. Menyusun laporan keuangan 5. Divisi personalia, yang memiliki tugas :

a. Melakukan seleksi penerimaan karyawan baru, pelatihan bagi karyawan dan pengembangan karyawan

b. Mengawasi kegiatan seluruh karyawan dalam menjalankan tugasnya c. Memberi teguran kepada karyawan yang dianggap tidak disiplin 6. Divisi servis, yang memiliki tugas :

a. Memprogram alat- alat wartel

b. Menyediakan tenaga mekanik yang terlatih dan termpil

c. Menerima perbaikan dari pelanggan yang memiliki keluhan terhadap perangkatnya.

7. Divisi vsat, yang memiliki tugas :

a. Mengkoordinir pekerjaan Vsat baik yang dilakukan didalam kota maupun diluar kota

b. Mengkoordinir tehnisi Vsat dilapangan dalam rangka penyelesaian pekerjaan Vsat

(56)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Variabel Penelitian 1. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan perhitungan yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Teknik dengan menggunakan rasio ini merupakan cara yang saat ini masih paling efektif dalam mengukur tingkat kinerja serta prestasi keuangan perusahaan.

Rasio adalah menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis bahwa rasio yang dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan rasio dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai rasio standar keuangan.

Rasio keuangan adalah perbandingan antara pos satu dengan pos yang lain. Pos yang dibandingkan bisa berasal dari laporan yang sama, misalnya laba terhadap penjualan.

2. Kinerja keuangan

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu yang menunjukkan apa yang ingin dilakukan dalam memenuhi kepentingan dari anggotanya. Untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan tidak mudah

43

(57)

dilakukan karena menyangkut beberapa aspek manajemen yang harus dipertimbangkan.

Sebelum memahami pengukuran kinerja terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud kinerja itu sendiri. Kinerja merupakan hasil nyata yang dicapai kadang-kadang dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif (Wijaya, 1995:63) untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja suatu perusahaan harus menggunakan tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio yang berhubungan dengan data keuangan satu dengan lainnya sehingga perlu diberikan interpretasiagar lebih memahami kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Akuntansi memberikan informasi untuk mengetahui kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan melalui laporan keuangan yang telah disajikan dalam tiap- tiap periode. Dari laporan keuangan berbagai transaksi yang telah dilakukan telah diklasifikasikan dan dianalisis sehingga dapat menjadi suatu informasi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

(58)

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan PT.Incipna Indonesia dalam mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas adalah sebagai berikut :

1. Rasio profitabilitas dipergunakan untuk mengukur penilaian terhadap kinerja keuangan dalam menghasilkan laba. Adapun rasio yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Gross Profit Margin (margin laba kotor)

Rasio ini untuk mengukur berapa besar laba kotor yang dihasilkan dibandingkan dengan total nilai penjualan bersih perusahaan.

Adapun rumus dari Gross Profit Margin adalah sebagai berikut : Laba kotor

Gross Profit Margin = x 100%

Penjualan 4.280.426.285

2011 = x 100 % 8.366.927.181

= 0,5115

= 51,15%

3.930.962.140

2012 = x 100%

7.826.861.620

= 0,5022

= 50,22 %

(59)

3.530.253.432

2013 = x 100%

4.541.101.112

= 0,7774

= 77,74 %

Table 5.1 Rekapitulasi Gross Profit Margin tahun 2011-2013 Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit

Margin

Dalam % 2011 4.280.426.285 8.366.927.181 0,5115 51,15%

2012 3.930.962.140 7.826.861.620 0,5022 50,22%

2013 3.530.253.432 4.541.101.112 0,7774 77,74%

Sumber : Diolah dari laporan keuangan PT.Incipna Indonesia

Berdasarkan hasil persentase di atas dapat diperoleh Gross Profit Margin PT. Incipna Indonesia untuk tahun 2011 sebesar 0,5115 atau 51,15% sedangkan untuk tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,5022 atau 50,22% sedangkan pada tahun 2013 Gross Profit Margin mengalami kenaikan yang cukup besar sebesar 0,7774 atau 77,74% berarti pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 27,52% karna Laba Kotor dan penjualan produk menurun.

b. Net Profit Margin (margin laba bersih)

Margin laba bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Adapun rumus dari Net Profit Margin adalah sebagai berikut :

Laba bersih

Net Profit Margin = x 100%

Penjualan

(60)

474.038.100

2011 = x 100%

8.366.927.181

= 0,0566

= 5,66%

272.757.088

2012 = x 100%

7.826.861.620

= 0,0348

= 3,48 %

353.278.137

2013 = x 100%

4.541.101.112

= 0,0777

= 7,77%

Table 5.2 Rekapitulasi Net Profit Margin tahun 2011-2013

= 7,77 %

Sumber : Diolah dari laporan keuangan PT.Incipna Indonesia

Berdasarkan hasil persentase di atas Net Profit Margin yang diperoleh PT.Incipna Indonesia untuk tahun 2011 sebesar 0,0566 atau 5,66%

sedangkan untuk tahun 2012 diperoleh sebesar 0,0348 atau 3,48% berarti mengalami penurunan dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,0777 atau 7,77% berarti untuk tahun 2013 Net Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 4,29% karna Laba bersih meningkat dari tahun 2012 ke 2013 dan penjualan produk menurun.

Tahun Laba Bersih Penjualan Net Profit Margin

Dalam

% 2011 474.038.100 8.366.927.181 0,0566 5,66%

2012 272.757.088 7.826.861.620 0,0348 3,48%

2013 353.278.137 4.541.101.112 0,0777 7,77%

(61)

c. Return On Investment (ROI)

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Adapun rumus dari ROI adalah sebagai berikut:

Laba bersih

Return On Investment (ROI) = x 100%

Total Aktiva 474.038.100

2011 = x 100%

4.908.668.518

= 0,0965

= 9,65%

272.757.088

2012 = x100%

5.184.542.808

= 0,0526 = 5,26%

353.278.137

2013 = x 100%

4.160.883.283

= 0,0849

= 8,49%

Table 5.3 Rekapitulasi ROI tahun 2012-2013

Tahun Laba bersih Total Aktiva ROI Dalam % 2011 474.038.100 4.908.668.518 0,0965 9,65%

2012 272.757.088 5.184.542.808 0,0526 5,25%

2013 353.278.137 4.160.883.283 0,0849 8,49%

Sumber : Diolah dari laporan keuangan PT.Incipna Indonesia

Berdasarkan hasil persentase di atas ROI yang diperoleh PT.Incipna Indonesia untuk tahun 2011 sebesar 0,0965 atau 9,65% sedangkan untuk

(62)

tahun 2012 diperoleh sebesar 0,0526 atau 5,25% berarti mengalami penurunan di tahun 2012. Dan untuk tahun 2013 Return On Investment yang diperoleh perusahaan sebesar 0,0849 atau 8,49%. Itu berarti perusahaan memperoleh pengembalian meningkat sebesar 3,24% karna Laba bersih meningkat dan total aktiva menurun.

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif dan efisien suatu perusahaan dalam pendayagunaan total aset yang dimiliki dan dalam pengelolaan sumber-sumber dananya.

a. Aset Turnover Rasio (perputaran Total Aktiva)

Rasio ini menunjukkan bagaimana efektivitas penggunaan keseluruhan aset perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan dan mendapatkan laba. Bila diukur dari volume penjualan , maka semakin tinggi rasio ini semakin baik yang berarti kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan yang baik dan bila perputarannya lamban menunjukkan hambatan dan kemungkinan turunnya penjualan. Adapun rumus dari perputaran total aktiva adalah sebagai berikut :

Penjualan

Asset Turnover Rasio = x 100%

Total Aktiva 8.366.927.181

2011 = x 100%

4.908.668.518

= 1,704

(63)

= 170,45%

7.826.861.620

2012 = x 100%

5.184.542.808

= 1,509

= 150,96%

4.541.101.112

2013 = x 100%

4.160.883.283

= 1,091

= 109,13%

Table 5.4 Rekapitulasi Aset Turnover Rasio (Perputaran Total Aset) Tahun 2011-2013

Tahun Penjualan Total Aktiva Aset Turnover Rasio

Dalam % 2011 8.366.927.181 4.908.668.518 1,704 170,45%

2012 7.826.861.620 5.184.542.808 1,509 150,96%

2013 4.541.101.112 4.160.883.283 1,091 109,13%

Sumber : Diolah dari laporan keuangan PT.Incipna Indonesia

Berdasarkan hasil persentase di atas Aset Turnover Rasio yang diperoleh perusahaan pada tahun 2011 sebesar 1,704 kali sedangkan Pada tahun 2012 Total Aset Turnover Rasio yang diperoleh perusahaan sebesar 1,509 kali berarti mengalami penurunan. Dan pada tahun 2013 Total Aset Turnover Rasio yang diperoleh perusahaan sebanyak 1,091 kali. Berarti manajemen tidak mampu meningkatkan efektivitasnya dalam menggunakan aset karena tidak ada peningkatan.

(64)

b. Account Receivable Turnover Ratio (Perputaran Piutang)

Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola atau memutar dana yang tertanam dalam piutang selama satu tahun. Itu berarti menunjukkan efektivitas manajemen daalam menggunakan dana yang tertanam dalamm piutang.

Penjualan

AR Turnover Rasio = x 100%

Piutang 8.366.927.181

2011 = x 100%

2.268.724.584

= 3,687

= 368,79%

7.826.861.620

2012 = x 100%

3.237.654.676

= 2,417

= 241,74%

4.541.101.112

2013 = x 100%

2.352.230.868

= 1,930

= 193,05%

Table 5.5 Rekapitulasi Perputaran Piutang tahun 2011-2013 Tahun Penjualan Piutang ART Rasio Dalam %

2011 8.366.927.181 2.268.724.584 3,687 368,79%

2012 7.826.861.620 3.237.654.676 2,417 241,74%

2013 4.541.101.112 2.352.230.868 1,930 193,05%

Sumber : Diolah dari laporan keuangan PT.Incipna Indonesia

(65)

Berdasarkan persentase di atas, Perputaran Piutang yang diperoleh perusahaan pada tahun 2011 sebesar 3,687 kali sedangkan Pada tahun 2012 perputaran piutang yang diperoleh perusahaan sebesar 2,417 kali.

Sedangkan pada tahun 2013 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,930 kali.

Itu berarti, manajemen kurang mampu meningkatkan efektifitasnya ketika menggunakan dana yang tertanam dalam piutang karena setiap tahun mengalami penurunan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian diatas maka penulis mengemukakan beberapa pembahasan dari hasil penelitian yaitu :

Table 5.6 Angka Rasio Keuangan

Rasio 2011 2012 2013

Perubahan 2011-2012 20122013

RASIO PROFITABILITAS

a. GPM 51,15% 50,22% 77,74% (0,93 %) 27,52 %

b. NPM 5,66% 3,48% 7,77% (2,18 %) 4,77 %

c. ROI 9,65% 5,26% 8,49% (4,4 %) 3, 24 %

RASIO AKTIVITAS

a. Aset turnover rasio 1,704 kali 1,509 kali 1,091 kali - - b. AR turnover rasio 3,687 kali 2,417 kali 1,930 kali - -

Sumber : Data diolah dari laporan keuangan PT.Incipna Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi komposisi abu sabuk kelapa, arang batok kelapa dan suhu sinter terhadap densitas dan kekerasan

Deskripsi Jabatan dibuat guna memberikan informasi yang jelas mengenai suatu jabatan / pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya serta hal-hal yang berkaitan dengan jabatan

• 1992 Michaelangelo virus pertama yang menyebabkan kapanikan media, dirancang untuk mengoverwrite bagian-bagian harddisk yang terinfeksi pada 6 Mei, tanggal lahir dari seniman

Sintesis silika gel dari abu sekam padi dilakukan dengan mereak- sikan abu sekam padi menggunakan larutan NaOH 1N pada suhu 800C selama 1 jam dan dilanjutkan dengan penambahan

3) Kombinasi ekstruder bihun dengan Meat Crushing Machine atau Meat Chopper Extruder CZ 112. Alat penggorengan yang dipakai adalah alat penggorengan kontinu untuk mi instan

Berdasarkan latar belakang penelitian, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah perilaku wirausaha dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan

Unduh JBL QuantumENGINE dari jblquantum.com/engine untuk mendapatkan akses penuh ke teknologi headset JBL Quantum Anda: mulai dari kalibrasi headset hingga menyesuaikan audio

Dari berbagai definisi di atas dapat di katakan bahwa manajemen pemasaran adalah seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan terciptanya suatu produk atau jasa dan meningkatkan