• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI FASILITAS BONGKAR MUAT PETI KEMAS DI PT PELABUHAN INDONESIA IV CABANG BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI. Oleh: AZRIZAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI FASILITAS BONGKAR MUAT PETI KEMAS DI PT PELABUHAN INDONESIA IV CABANG BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI. Oleh: AZRIZAL"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI FASILITAS BONGKAR MUAT PETI KEMAS DI PT PELABUHAN INDONESIA IV CABANG BALIKPAPAN

KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Oleh:

AZRIZAL 1622080572

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “Studi Fasilitas Bongkar Muat Peti Kemas di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan Kalimantan Timur” adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Pangkep, 20 Agustus 2020 Yang menyatakan,

Azrizal

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak dapat mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak, ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua, Bapak Muatang dan Ibu Suarni, yang banyak memberikan saya dorongan dan doa-doa yang tak pernah hentinya, untuk memperoleh pendidikan yang terbaik.

Penulis yakin sepenuhnya bahwa dalam tugas akhir ini tidak akan mungkin dapat terwujud dengan baik tanpa bantuan dan dukungan semua pihak Karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada.

1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

2. Bapak Syamsul Marlin Amir, ST., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Ibu Sitti Muslimah Bachrum, S.Pi., M.P. Selaku Ketua Prodi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Ibu Mukhlisa A.Ghaffar, S.Pi., M.Si. Selaku Pembimbing I yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

(6)

v

5. Ibu Erna, S.Pi.,M.Si. Selaku pembimbing II penulis yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Hasna Tuti Guhir, selaku pegawai di Devisi Pelayanan Kapal dan pembimbing lapangan penulis, juga seluruh pegawai staf Pelindo IV Cabang Balikpapan, telah menerima dan membimbing penulis.

7. Teman-teman seperjuangan angkatan XXIX Program Studi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil selama penyusunan Skripsi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun dalam upaya perbaikan ataupun sebagai bahan kajian selanjutnya guna kesempurnaan Skripsi ini, sehingga berguna bagi penulis.

Wassalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Pangkep, 20 Agustus 2020

Azrizal

(7)

vi

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

2.1 Perumusan Masalah ... 3

3.1 Tujuan………. ... 4

4.1 Manfaat……….. ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelabuhan ... 5

2.2. Sistem Transportasi ... 5

2.3. Peti Kemas ... 6

2.4. Peralatan Bongkar Muat ... 8

2.5. Dermaga... 11

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat... 13

3.2. Garis Besar Langkah Kerja... 13

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 14

(8)

vii

3.3.1. Jenis Data ... 14

3.3.2. Sumber Data ... 14

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 15

3.5. Analisis Kuantitatatif ... 15

3.6. Pengamatan Perhitungan YOR dan BOR ... 16

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1. Sejarah ... 18

4.2. Visi Perusahaan ... 20

4.3. Misi Perusahaan ... 20

4.4. Struktur Organisasi ... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kapasitas Peralatan Bongkar Muat Pelabuhan Semayang ... 27

5.2. Kapal dan Jenis Peti Kemas ... 29

5.3. Pertumbuhan Arus Kapal dan Arus Peti Kemas ... 29

5.4. Prediksi Arus Kapal dan Arus Peti Kemas ... 31

5.5. Perhitungan Kebutuhan Tambatan dan Panjang Dermaga... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN ... 37

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 5.1. Peralatan Bongkar Muat Pelabuhan Semayang

PT Pelindo IV Cabang Balikpapan, tahun 2020. ... 28 Tabel 5.3. Pertumbuhan Arus Kapal dan Arus Peti Kemas di

PT Pelindo IV Cabang Balikpapan Periode 2016-2019 ... 30 Tabel 5.4. Perhitungan Arus Kapal dan Arus Peti Kemas di PT Pelindo IV

Cabang Balikpapan, Beserta Perhitungan BOR dan YOR ... 31 Tabal 5.5. Perhitungan Kebutuhan Tambatan dan Panjang Dermaga ... 32

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1. Hubungan Sub System dalam Transportasi……… 6 Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian………. 13 Gambar 4.1. Bagan Organisasi PT Pelindo IV Cabang Balikpapan, 2020… 21 Gambar 5.1. Grafik Arus Peti Kemas di PT Pelindo IV Cabang Balikpapan. 30

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Contoh perhitungan Berth Occupancy Ratio (BOR) dan

Yard Occupancy Ratio (YOR)……….. 37 Lampiran 2. Daftar Manifest Peti Kemas Kapal Klanis Express……….. 39 Lampiran 3. Kegiatan Setevedoring Peti Kemas Menggunakan Mobile Crane 39 Lampiran 4. Kegiatan Cargodoring Peti Kemas Menggunakan Tronton. 40 Lampiran 5. Kegiatan Cargodoring Peti Kemas Menggunakan Forklift.. 40

(12)

xi ABSTRAK

Azrizal. 1622080572. Studi Fasilitas Bongkar Muat Peti Kemas di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, Kalimantan Timur (Dibimbing oleh Mukhlisa A. Ghaffar dan Erna).

Peran angkutan laut sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, keamanan dan lain sebagainya. Angkutan laut merupakan angkutan yang paling efisien dibandingkan angkutan darat dan udara. Kapasitasnya lebih besar. PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan merupakan pelabuhan simpul utama perekonomian dan sebagai jalur keluar masuknya barang di provinsi Kalimantan Timur, dimana penggunaan peti kemas di pelabuhan ini setiap tahunya semakain meningkat.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2020, di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan dengan mengambil sumber data primer dan data sekunder, menggunakan metode penelitian lapangan secara langsung melalui observasi, wawancara dan penelitian kepustakaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis fasilitas bongkar muat peti kemas dan mengetahui produktivitas fasilitas bongar muat peti kemas.

Hasil penelitian diperoleh bahwa fasilitas bongkar muat peti kemas yaitu 10 box/jam memiliki nilai standar kinerja pelayanan bongkar muat peti kemas yakni 10 box/jam atau 17 TEU’s/jam yang menujukkan kinerja peralatan bongkar muat peti kemas terkategorikan baik, sesui dengan ketentuan keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor UM.002/38/DJM.11. Tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Produktivitas bongkar muat peti kemas Pelabuhan Semayang dikategorikan baik, berdasarkan nilai BOR 11% dan YOR 20%.

Kata kunci: Bongkar muat peti kemas, Fasilitas, Pelayanan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peran angkutan laut sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan, keamanan, dan lain sebagainya di wilayah kepulauan seperti negara Indonesia. Kelebihan angkutan laut dibandingkan moda transportasi lain adalah angkutan barang melalui laut sangat efisien dibandingkan moda angkutan darat dan udara. Kapal mempunyai daya angkut yang jauh lebih besar daripada moda transportasi lain. Hampir semua barang impor, ekspor, dan muatan lain dalam jumlah yang besar diangkut dengan menggunakan kapal laut, walaupun diantara tempat-tempat dimana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas angkutan lain yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengingat bahwa kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar daripada sarana angkutan lainnya. Sebagai contoh pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan ribuan ton, apabila harus diangkut dengan truk tangki diperlukan ribuan kendaraan dan tenagakerja. Misalnya kapal tanker 10.000 DWT bisa mengangkut minyak 10.000 ton atau sekitar 12.000.000 liter atau setara dengan 1000 truk gandeng dengan kapasitas 12.000 liter (Triatmodjo, 2009). Dengan demikian untuk muatan dalam jumlah besar, angkutan dengan kapal akan memerlukan tenaga kerja lebih sedikit, dan biaya lebih murah. Selain itu untuk angkutan barang antar pulau atau negara, kapal merupakan satu-satunya sarana yang paling sesuai.

Pelabuhan merupakan suatu simpul system trasportasi laut dan darat, karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda angkutan, maka pelabuhan harus

(14)

2

disambung dengan sistem darat dan dilengkapi dengan berbagai macam kemudahan, antara lain tempat yang aman untuk berlabuhnya kapal, pelayanan kapal selama berlabuh dan ketika akan melanjutkan pelayaran, jasa terminal untuk muatan dalam proses peralihan dari kapal ke angkutan darat.

Untuk mendukung sarana angkutan laut diperlukan prasarana berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau atau bahkan antar negara, benua dan bangsa. Pelabuhan menjadi simpul penting dalam arus perdagangan dan distribusi barang di Indonesia maupun di dunia.

Delapan puluh lima persen (85%) perdagangan dunia melalui jalur laut, sementara perdagangan di Indonesia 90% melalui jalur laut (Arianto Patunru et.al, 2007).

Pelabuhan merupakan tempat berlabuh kapal untuk melakukan berbagai kegiatan seperti menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air bersih, dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan pelayanan pelabuhan yang baik pada kegiatan-kegiatan tersebut. Pelayanan yang baik merupakan pelayanan yang aman dan efisien terhadap pengguna pelabuhan dan membutuhkan kinerja yang baik dalam pelayanan pelabuhan. Pelayanan yang buruk dari pelabuhan akan berdampak besar bagi kegiatan perdagangan dan distribusi barang di Indonesia. Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara sosial ekonomi maupun secara teknik.

Salah satu pelabuhan Indonesia adalah PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, yang ada di kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Pelabuhan ini melakukan kegiatan-kegiatan seperti bonkar muat peti kemas, penumpukan

(15)

3

peti kemas, Receiving atau Delivery (Penerimaan dan Pengiriman) peti kemas dan kegiatan penunjang lainnya. Sebagai informasi tambahan, saat ini sebagian besar barang yang diangkut melalui kapal laut dilakukan menggunakan peti kemas, baik itu kegiatan peti kemas ekspor impor maupun untuk kegiatan peti kemas antar pulau.

Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dunia usaha meningkatkan kepuasan pengguna jasa. Pada dasarnya posisi pelayanan ini merupakan faktor pendukung terhadap aktivitas penggunaan jasa PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan. Jika pelayanan yang diberikan memenuhi permintaan pengguna jasa, maka pengguna jasa akan merasa puas. Pelanggan yang merasa tidak puas terhadap kualitas atau pelayanan yang diberikan, dengan sendirinnya akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidak puasanya. Oleh karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yang diberikan oleh PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan, pada masyarakat harus selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi yang lebih baik dimasa mendatang dan lebih meningkatkan kulitas pelayanannya agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pengguna jasa serta untuk meminimalisasikan masalah.

1.2 Perumusan Masalah

PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan merupakan salah satu pelabuhan umum yang penting di Indonesia dengan beragam aktivitas di dalamnya. Menjadi fokus studi ini adalah berapa besar kapasitas tingkat produktivitas dan fasilitas bongkar muat peti kemas yang ada di PT Pelindo IV Cabang Balikpapan.

(16)

4

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Menganalisis fasilitas bongkar muat peti kemas di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan.

• Mengetahui produktivitas fasilitas bongkar muat di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini :

• Sebagai bahan referensi bagi pengguna jasa bongkar muat peti kemas.

• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dalam kajian tentang pelayanan fasilitas bongkar muat peti kemas bagi Politani Pangkep Khususnya pada Program Studi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah (Triatmodjo, 2009; 3) suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (14) Tentang Pelayaran inilah Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkat muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda trasportasi.

Ditinjau dari sistem trasportasi secara keseluruhan pelabuhan laut adalah terminal yaitu titik pertemuan penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem yang merupakan satu komponen fungsi utama sistem transportasi.

Sehingga pelabuhan adalah bagian dari sistem trasnportasi yang tidak dapat dipisahkan. (Manhiem, 1979)

2.2. Sistem Transportasi

Sistem transportasi adalah suatu instruksi yang terjadi antara tiga komponen sistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi, yaitu:

a. Sistem aktivitas

b. Sistem jaringan transportasi

(18)

6

Sistem jaringan trasportasi

Sistem aktivitas

Sistem arus (flow) c. Sistem arus (flow)

Hubungan sistem ini dapat ditulusuri sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Hubungan Sub System dalam Transportasi (Manhiem, 1979)

Sebagai ilustrasi gambar di atas adalah : arus angkutan dari suatu tempat ke tempat lain timbul oleh karena adanya aktivitas (ekonomi, sosial, politik,dll) pada daerah-daerah tersebut, dan timbulnya arus tersebut juga tidak terlepas dari tersedianya prasarana dan sarana transportasi antar kedua daerah tersebut.

Hubungan iteraksi dari ketiga sub system adalah apabila : aktivitas meningkat, maka arus ikut meningkat dan prasarana serta sarana juga harus ditingkatkan, apabila prasarana dan sarana ditingkatkan, maka menyebabkan arus meningkat lagi dan akibatnya aktivitas juga bertambah. Interaksi ini terjadi berupa lingkaran yang tidak akan berhenti. (Manhiem, 1979).

2.3. Peti Kemas

Peti kemas adalah kotak besar dari berbagai ukuran dan terbuat dari berbagai jenis bahan pembangunan yang kegunaannya untuk pengangkutan barang-barang baik melalui darat, laut maupun udara. Pada mulanya peti kemas dibangun dari berbagai macam ukuran yang saling tidak seragam, dan belakangan baru diterapkan oleh “International Standard Organization” disingkat ISO, hal-hal yang berkaitan dengan ukuran-ukuran, definisi-definisi, jenis-jenis dan lain sebagainya sehingga timbulah keseragaman dalam penggunaan peti kemas

(19)

7

diseluruh dunia. Peti kemas ialah peti-peti besar dimana didalamnya di isi dengan muatan digudang eksportir yang disaksikan oleh pihak bea cukai dan diangkut oleh trailer yang dinamakan container chasis menuju terminal pelabuhan lalu dimuat ke kapal. Dari difinisi diatas bahwa peti kemas adalah peti yang berbentuk kotak yang khusus untuk mengangkut muatan yang dapat disimpan dalam jumlah yang besar dan aman dari segala cuaca. Peti kemas (container) adalah suatu kemasan yang dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya. (Suyono 2005)

Filosofi di balik peti kemas adalah membungkus atau membawa muatan dalam peti-peti yang sama dan membuat semua kendaraan dapat mengangkutnya sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu berupa kapal laut, kereta api truk atau bila mungkin dari pintu ke pintu ke pintu (door to door). (Suyono, 2005).

Menurut (Lasse, 2012) peti kemas adalah sebagai media kotak menyimpan barang; sebagaian mengatakan bahwa peti kemas adalah gudang yang dapat diangkut, di jadikan alat angkut bersifat permanen, kuat dapat digunakan berulang kali, dirancang khusus untuk mudah diangkut berbagai moda transportasi secara aman, setidaknya ada lima alasan mengapa pihak-pihak berkepentingan menggunakan peti kemas yaitu :

a. Sebagai alat angkut yang kuat, tidak mudah rusak.

b. Dapat digunakan berulang kali.

c. Sesuai untuk diangkut dengan berbagai moda transportasi.

d. Keamanan barang lebih terjamin.

(20)

8

e. Kegiatan bongkar muat berlangsung cepat atau dengan kata lain, angkutan barang menggunakan peti kemas berjalan aman, cepat lanacar, dan efisien.

2.4. Peralatan Bongkar Muat

Menurut Iswanto, (2016) Peralatan yang digunakan dalam kegiatan bongkar muat akan ditentukan oleh barang apa yang akan dibongkar dalam kondisi bagaimana barang itu saat akan dibongkar. Ada 3 kategori alat yang digunakan menurut kepentingan yaitu:

1. Untuk Peralatan bongkar muat Peti kemas Jenis peralatan untuk kegiatan bongkar muat peti kemas khususnya diterminal peti kemas meliputi Ship to shore (STS) Container Crane (CC), Rail Mounted Gantry Crane (RMGC) RTG, Reach stacker, Top Loader, Mobile Crane, side loader, HMC, Head Truck dll

2. Untuk Peralatan bongkar muat General Cargo Jenis peralatan yang digunakan dalam bongkar muat General Cargo meliputi : Kran Darat/Mobile Crane, Kran Apung/ Barge Crane Tongkang bararng, Tongkang Air/BBM, Forklift, Truck Tronton, Mabile Truck, Kereta dorong (Hand Truck/ Gerobag dorong (platform), Alat Pemadam Kebakaran

3. Untuk Peralatan Bongkar Muat Muatan Cura Jenis peralatan yang digunakan dalam bongkar muat muatan curah Hopper, Conveyor Dari jenis peralatan masing masing kegiatan bongkar muat mempunyai tambahan perlatan yang digunakan saat pengoperasian kegiatan bongkar muat. Dalam membongkar barang kargo alat yang digunakan disamping yang disebutkan diatas, masih diperlukan tambahan alat dalam aktifitasnya

(21)

9

seperti : Jala-jala lambung Kapal, Tali Baja, Tali rami manila, Jala-jala baja, Jala-jala tali manila, Palet, demikian pula untuk pembongkaran barang curah maupun container memerlukan tambahan peralatan menurut kondisi dan keadaan yang terjadi.

4. Tenaga Kerja bongkar muat Dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat (TKBM) Pelaksanaan Bongkar muat di Pelabuhan ini kebanyakan dilakukan secara terus menerus sehingga untuk pelaksanaanya dengan gilir kerja (Shift) dengan 8 jam kerja istirahat 1 jam kecuali jum’at 2 Jam dan realisasinya dengan kelompok kerja (Gang). Untuk pembagian jumlah gang sebagaimana diatur dalam Kepmenhub No KM 25 tahun 2002 tentang tarip dan regu kerja ditentukan sebagai berikut :

5. Bongkar Muat Non Mekanis

a. Setevedoring 12 orang. Dibagi dengan Kepala regu kerja 1, 3 orang, tukang derek/pilot sejumlah 3 orang, dan anggota sejumlah 8 orang

b. Cargodoring 24 orang. Dibagi dengan kepala regu 2 orang dan anggota berjumlah 22 orang

c. Receiving /delivery 12 orang. Dibagi dengan 1 kepala regu dan 11 orang anggota. Demikian pula untuk bongkar dengan alat mekanis dan dengan palet menggunakan sepesifikasi masing-masing.

Aktivitas bongkar muat tersebut juga diawasi oleh seorang supervise masing-masing kegiatan seperti Chief Telly clerk, foreman, telly clerk Mistry, Quay supervisor dan watcman.

(22)

10

6. Kapal Peti Kemas

kontainerisasi merupakan revolusi yang membawa perubahan radikal dalam sistem transportasi global. Perubahan terjadi pada pola perdagangan, rute pelayaran, desain dan ukuran kapal, peralatan bongkar-muat, teknologi pelabuhan, bahkan prosedur kepabeanan. Perubahan tersebut didasarkan pada kehendak pemilik barang yang di kirim mengirim serta menerima barang tepat waktu atau bahkan lebih cepat, sedangkan perusahaan membangun kapal yang lebih besar volume angkutnya dan waktu tempuh pelayaran semakin cepat. Pengaruh perubahan dirasakan pengelola pelabuhan yakni terhadap penyediaan fasilitas dan peralatan pelabuhan, termasuk sistem manajemen terminal-terminal di perusahaan pelabuhan. Pelabuhan begitu juga diadakan kajian atas beberapa terinal yang baik dikembangkan untuk melayani peti kemas, lalu dilengkapi shore crane.

Prinsipnya dilakukan.

Selanjutnya dikatakan bahwa waktu pelayanan kapal selama berada di pelabuhan mempengaruhi kinerja pelabuhan yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan pelabuhan kepada pengguna pelabuhan. Waktu pelayanan kapal dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu pada waktu kapal berada di perairan dan ketika kapal bersandar di tambatan. Komponen waktu pelayanan kapal di perairan yaitu waiting time (waktu tunggu), approch time (waktu antara), dan postpone time (waktu tertunda). Komponen waktu kapal bersandar ditambatan atau berthing time yaitu not operating time (waktu tidak bekerja) dan berth working time (waktu kerja di dermaga) yang terdiri dari iddle time (waktu bekerja dengan pelan) dan effective time (waktu kerja efektif).

(Triatmodjo, 2009).

(23)

11

Indikator kinerja terminal digunakan untuk mengetahui sejauh mana fasilitas dermaga dan sarana penunjang dimanfaatkan secara intensif. Indikator kinerja pelabuhan terdiri dari beberapa parameter yaitu jenis barang yang ditangani, ukuran kapal, produktivitas bongkar muat, jumlah gang yang bekerja, jam kerja, panjang dermaga, dan hari kerja. Kinerja terminal ditunjukan oleh berth occupancy ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga, yaitu perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu periode (bulan/tahun) yang dinyatakan dalam persentase. Berth throughput (BTP) atau daya lalu dermaga adalah jumlah ton untuk barang dan TEUs untuk peti kemas dalam satu periode yang melewati tiap meter panjang tambatan yang tersedia. Container yard occupancy ratio (CYOR) perhitungan nilai lapangan penumpukan berdasarkan kapasitas container yard yang tersedia dinyatakan dalam persen. Utilitas alat atau tingkat pemakaian alat merupakan jumlah peti kemas (TEUs) dalam satu periode yang melewati dermaga dan dapat dilayani oleh alat bongkar muat. (Supriyono, 2010).

2.5. Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk mempercepat dan menambatkan kapal yang akan melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut (Triadmodjo, 2008).

(24)

12

Dermaga dibangun untuk kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah gelombang, dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis (Triadmodjo, 2008).

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Siswadi (2005), dalam penelitiannya mengenai Kinerja Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas di Terminal Peti Kemas Semarang mendapatkan hasil simulasi kinerja pelayanan peralatan Container Crane (CC), Head Truck (HT) dan Rubber Tyired Gantry (RTG) sampai tahun 2010 terjadi peningkatan utilitas dan kinerja peralatan bongkar muat Peti Kemas sampai tahun 2010 memiliki tingkat utilitas peralatan yang tidak seimbang dan masih sangat rendah.

Hasil penelitian Risman (2015), tentang optimalisasi kinerja terminal peti kemas pelabuhan Pontianak adalah untuk terminal Peti Kemas Pelabuhan Pontianak tahun 2014 adalah 2 CC, 4 Trailler dan 3 RMGC, sedangkan untuk tahun 2029 adalah 3 CC, 5 Trailler dan 4 RMGC.

(25)

Prasarana, dermaga.

container yard Persiapan

Survai Pendahuluan

Teori Prediksi Pengumpulan Data

Studi Pustaka

Peredaran truk di containeryard

Kebutuhan Prasarana Dan Sarana Analisis Data

Produktivitas mobile crane

Perencanaan Sistem Pelayanan yang Optimal

Kesimpulan dan Saran BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret 2020, di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan yang bertempat di Jl. Yos Sudarso No.30, Parapatan, Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76111.

3.2. Garis Besar Langkah Kerja

Langkah Kerja dalam Penelitian ini Ditunjukkan pada Bagan Berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Sarana, mobile crene, forklift, truck Sistem

Operasi

Arus Peti Kemas

(26)

14

3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Dalam penulisan skripsi ini, jenis data yang digunakan sebagai berikut:

1. Data Kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka, yang bentuknya informasi baik lisan maupun tulisan, seperti: sejarah singkat berdirinya perusahaan, pembagian tugas dan struktur perusahaan, dan lain- lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini.

2. Data kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk angka-angka, seperti jumlah asrus kapal dan arus peti kemas, laporan jumlah barang yang akan dibongkar.

3.3.2 Sumber Data

Sumber daripada data yang digunakan dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini berasal dari :

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan, observasi, maupun wawancara langsung dengan staf pelaksana perusahaan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan, seperti jumlah peti kemas, jenis alat yang digunakan dan data barang tahunan.

(27)

15

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini, maka perlu dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi- informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan dengan penganalisaan masalah, yaitu :

1. Penelitian Lapangan (Fleld Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi dan wawancara pada bagian perusahaan, khususnya pada manifest peti kemas, serta sejumlah informasi yang terkait, untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap yang berhubungan dengan skripsi ini.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori dari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas:

3.5. Analisis Kuantitatif

Analisis yang menggunakan data-data yang dinyatakan dalam bentuk angka dimana data tersebut merupakan variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap perilaku pengguna jasa dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan dalam kategori- kategori yang pada akhirnya akan menjadi total skor dari pengisian kuesioner oleh responden.

(28)

16

3.6. Pengamatan Perhitungan Yard Occupancy Ratio (YOR) dan Berth Occupancy Ratio (BOR)

Dalam penelitian ini, maka yang akan dihitung nilai YOR dan BOR adalah fasilitas lapangan penumpukan dan dermaga sebagai sebagian dari fasilitas bongkar muat peti kemas metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengambilan dan pengamatan data dari terminal peti kemas Semayang serta informasi yang besumber dari buku-buku referensi dan internet.

Jenis data yang digunakan adalah data runtut waktu (time series) dan bersumber dari bagian divisi Pelayanan Barang dan Aneka Usaha (PBAU). Data tersebut bersifat kuantitatif berbentuk angka atau bilangan yang berupa data pencapaian kinerja total Yard Occupancy Ratio (YOR) dan Berth Occupancy Ratio (BOR) serta data arus peti kemas terminal peti kemas Semayang periode 2016-2019.

Adapun definisi operasional pada masing-masing variabel penelitian sebagai berikut:

a. Yard Occupancy Ratio (YOR) adalah kuantitas pemakaian lapangan penumpukan container di Terminal Peti kemas Semayang yang dilakukan setiap tahun yang dinyatakan dalam prosentasi pada periode 2016-2019.

b. Berth Occupancy Ratio (BOR) adalah tingkat utilisasi (penggunaan) dermaga yang merupakan perbandingan antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu tersedia (waktu siap dermaga) pada periode tertentu, dalam satuan persentase. Periode waktu yang dinyatakan dalam persen adalah tahun 2016-2019.

(29)

17

Untuk menghitung nilai YOR dan BOR menggunakan rumus sebagai berikut

YOR= Arus peti kemas x Waktu penyimpanan

x 100%

Luas lapangan x Hari kerja Vs x St

Waktu Efektif x n

BOR =

X 100%...

(30)

Gambar

Gambar 2.1 : Hubungan Sub System dalam Transportasi  (Manhiem, 1979)

Referensi

Dokumen terkait

Melampirkan fotocopy salah satu bukti prestasi bidang Olah Pikir, Olah Rasa/Karsa, Olah Raga, Kepemudaan, bagi yang memiliki dan diverifikasi oleh Dinas Pendidikan

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah kajian ilmu hukum pidana, khususnya yang berhubungan pertanggungjawaban pidana pelaku

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

Perbandingan persentase kenaikan kemampuan, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat dari selisih rata-ratanya. Hasil uji perbandingan menunjukkan bahwa:

selain itu kepribadian merupakan karakteristik yang unik yang ada dalam diri seseorang yang akan membedakan antara orang satu dengan yang lainnya dan sifatnya

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi permasalahan adalah apakah motivasi belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran model STAD di kelas

Dari pengujian yang telah dilakukan kipas blower di atur dengan timmer yang dapat menyala satu jam sebelum jam kerja dimulai yaitu jam 05.00 dan mati setelah jam

Oleh karena itu, untuk mencari site layout yang dapat diterapkan di lapangan pada proyek ini, maka akan digunakan metode SOS dan akan dilakukan penambahan