• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan SPIP Triwulan IV 2020 INSPEKTORAT JENDERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan SPIP Triwulan IV 2020 INSPEKTORAT JENDERAL"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan

SPIP Triwulan IV 2020

INSPEKTORAT JENDERAL

(2)

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)

INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TRIWULAN IV TAHUN 2020

Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Gedung Mina Bahari III Lt.3

Jakarta Pusat 10110

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT karena atas karunia, rahmat dan hidayah-Nya, laporan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern lingkup Inspektorat Jenderal KKP Triwulan IV Tahun 2020 ini telah diselesaikan.

Laporan ini merupakan salah satu kewajiban selaku pelaksanaan pengendalian intern di lingkungan Itjen KKP dengan harapan adanya upaya perbaikan terus menerus atas permasalahan yang ada melalui kegiatan pengendalian intern yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan, hambatan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut pemecahan masalah selama TA 2020.

Semoga laporan yang disusun ini bermanfaat, khususnya bagi pengambil kebijakan di lingkungan Itjen KKP sehingga dapat mewujudkan tujuan dari pengendalian intern yaitu tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan, akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas seluruh bantuannya dalam penyelesaian laporan ini.

Jakarta, 14 Januari 2021 Ketua Satgas SPIP Itjen

Koordinator Keuangan dan Umum

Mochamad Firdaus

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan berusaha memberikan perbaikan dan nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan dan membantu program pemerintah dengan tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Mengingat pentingnya tujuan pengendalian tersebut setiap pimpinan dan pegawai di Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (Itjen KKP) perlu meningkatkan penerapan pengendalian intern secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Inspektorat Jenderal telah melaksanakan ketentuan dalam Permen tersebut.

Penyelenggaraan SPIP Inspektorat Jenderal Triwulan IV Tahun 2020 meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban sampai dengan pemanfaatan yang dilaksanakan melalui kegiatan pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan manajemen resiko.

(5)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP ITJEN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Mengingat pentingnya tujuan pengendalian tersebut setiap pimpinan dan pegawai di Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (Itjen KKP) perlu meningkatkan penerapan pengendalian intern secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Penerapan SPI sebagaimana di atas memerlukan strategi yang memungkinkan pengendalian intern tidak berhenti pada tataran konsep tetapi langsung dapat diterapkan di Itjen KKP. Secara umum, implementasi pengendalian intern dilaksanakan melalui tahap Perencanaan dan pemantauan.

Kedua tahapan tersebut merupakan proses yang dijalankan secara terus menerus dan berulang.

Penerapan SPI mencakup seluruh unsur pengendalian intern sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian intern. Pada Pasal 18 PP 60 tahun 2008, menyatakan bahwa Pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan.

Selanjutnya untuk mengevaluasi penyelenggaraan SPI perlu dilakukan pemantauan sebagaimana diamanatkan pada pasal 43 ayat (1) dan (2), yaitu Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan SPI, pemantauan

(6)

2 tersebut dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

1.2 Dasar Hukum

1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

4 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

5 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

6 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan

7 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan 8 Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 32/KEP-IRJEN/2020 tentang Satuan

Tugas Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern dilingkungan Inspektorat Jenderal KKP.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud pelaksanaan SPIP untuk memberikan pedoman bagi seluruh pimpinan dan pegawai dalam menyelenggarakan SPIP dilingkungan Inspektorat Jenderal.

Tujuan pelaksanaan SPIP untuk mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dilingkungan Inspektorat Jenderal.

(7)

3 1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup SPIP mencakup kegiatan Inspektorat Jenderal Triwulan III Tahun 2020 yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

1.5 Sistematika Penyajian Laporan

Sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut : Bab I Gambaran Umum Penyelenggaraan SPIP ITJEN

Bab ini menguraikan latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sistematika penyajian laporan.

Bab II Strategi Penyelenggaraan SPIP

Bab ini menguraikan struktur organisasi, visi, misi dan tujuan strategis Itjen, fungsi dan arah kebijakan Itjen, tahapan penyelenggaraan SPIP.

Bab III Penyelenggaraan SPIP ITJEN

Bab ini menguraikan Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Itjen, fokus pelaksanaan SPIP lingkup KKP, pembentukan Satgas SPIP lingkup Itjen, Hambatan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut.

(8)

4 BAB II

STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

2.1 Struktur Organisasi, Visi, Misi dan Tujuan Strategis Itjen A. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal KKP

B. Visi

Keadaan yang ingin dicapai oleh Itjen KKP selama 5 (lima) tahun serta gambaran menyeluruh mengenai peranan dan fungsi Itjen KKP adalah

“Menjadi katalisator pembaharuan kinerja KKP”

Visi tersebut dilatarbelakangi oleh adanya keinginan seluruh pegawai Itjen dan komitmen pimpinan yang kuat terhadap pelaksanaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan menjunjung tinggi prinsip good governance dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi KKP.

Pernyataan visi tersebut merupakan idealisme, cita-cita, dan harapan dari segenap personil Itjen KKP. Disamping komitmen dan profesionalitas, juga diperlukan dukungan dan kerjasama yang konstruktif dari mitra kerja lingkup KKP.

(9)

5 C. Misi

Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Itjen adalah “Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan”

Dalam misi tersebut, semakin jelas komitmen Itjen dalam mengawal pelaksanaan program-program KKP. Hal tersebut diperlukan demi meningkatkan kinerja KKP yang memiliki visi Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional

D. Tujuan

Tujuan strategis disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Itjen. Adapun tujuan strategis Itjen KKP adalah “ Peningkatan Efektifitas Peran Pengawasan Internal”

(10)

6 2.2 Fungsi dan Arah Kebijakan Itjen

A. Fungsi Itjen

Dalam melaksanakan tugas pengawasan intern di lingkungan KKP, Itjen menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan KKP;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan KKP terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan KKP;

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal;

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

B. Arah Kebijakan Itjen

Inspektorat Jenderal sebagai bagian integral dari KKP berperan dalam mendukung pencapaian tujuan pelaksanaan program, kegiatan dan pengelolaan keuangan yang ditetapkan. Peran tersebut diimplementasikan dengan pengawasan yang profesional melalui Audit, Reviu, Evaluasi, dan Pemantauan, serta pengawasan lainnya sebagaimana diamanatkan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

2.3 Tahapan Penyelenggaraan SPIP

Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

A. Pemahaman

Adalah tahap untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi, dan penyegaran mengenai SPIP. Hal ini sebagai upaya untuk menginternalisasi SPIP agar tetap menjadi bagian yang integral dan menyatu dalam kegiatan kepemerintahan, yaitu dengan melibatkan seluruh tingkatan pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kegiatan untuk membangun kembali kesadaran, penyamaan persepsi, dan penyegaran, antara lain melalui:

(11)

7 a. Pembinaan

Pelaksanaan kegiatan pembinaan dapat dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) SPIP Kementerian, Inspektorat Jenderal, Satgas SPI Unit Eselon I dan jika diperlukan dengan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku instansi Pembina penyelenggara SPIP tingkat nasional.

b. Fokus Grup Diskusi (FGD)

Metoda lain untuk membangun kembali kesadaran, menyamakan persepsi dan penyegaran mengenai SPIP adalah dengan menyelenggarakan diskusi kelompok atau FGD. Satgas SPIP di lingkungan Kementerian/Satgas SPI Unit Eselon I/Tim SPI menjadi fasilitator dalam diskusi dengan tugas antara lain:

1. memandu diskusi kelompok dalam FGD;

2. menyiapkan materi diskusi yang diupayakan ke arah pemahaman atas semua unsur SPIP termasuk subunsur, butir-butir, dan hal-hal yang menjadi perhatian dalam diskusi;

3. memberikan contoh penyelenggaraan pengendalian intern pada pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kegiatan pemerintahan.

B. Pelaksanaan SPIP a. Internalisasi

Internalisasi adalah proses yang dilakukan oleh pimpinan dan pegawai untuk menerapkan SPI dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari.

Penerapan SPI dilaksanakan melalui penyelenggaraan pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

b. Pendokumentasian

(12)

8 Pendokumentasian adalah proses dokumentasi terhadap pelaksanaan penyelenggaraan pengendalian intern yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

C. Pelaporan

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan penyelengggaraan SPIP, maka Satgas SPI Kementerian Kelautan dan Perikanan, Satgas SPI unit eselon I, dan Tim SPI menyusun laporan triwulanan yang memuat informasi-informasi:

a. Ringkasan Merupakan uraian singkat dari laporan penyelenggaraan SPIP yang telah dilaksanakan.

b. Pelaksanaan kegiatan Berisikan uraian dari rencana dan realisasi masing-masing pelaksanaan tahapan penyelenggaraan kegiatan SPIP, yaitu tahap pemahaman dan tahap pelaksanaan.

c. Hambatan Berisikan uraian hambatan dalam pelaksanaan penyelenggaraan SPIP yang menyebabkan tidak terwujudnya efektivitas penyelenggaraan SPIP.

d. Rencana Pemecahan Masalah Merupakan uraian rencana pemecahan masalah terhadap hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan SPIP. Tindak Lanjut Pemecahan Masalah Merupakan uraian realisasi dari rencana pemecahan masalah dalam penyelenggaraan SPIP pada periode sebelumnya.

D. Pengembangan berkelanjutan

Penyelenggaraan SPIP yang telah dievaluasi, baik oleh internal maupun eksternal digunakan untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan SPIP untuk periode berikutnya

E. Evaluasi

a. Evaluasi penyelenggaraan SPIP merupakan rangkaian kegiatan membandingkan antara hasil atau prestasi kegiatan dengan standar dan rencana penyelenggaraan SPIP;

(13)

9 b. Evaluasi penyelenggaraan SPIP bertujuan untuk menentukan dan menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan tahapan penyelenggaraan SPIP;

c. Hasil evaluasi disampaikan dalam laporan penyelenggaraan SPIP setiap triwulan.

F. Lingkup Penyelenggaraan

Untuk dapat menyelenggarakan SPIP secara efektif, maka SPIP dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur melalui 3 (tiga) tingkatan penyelenggaraan, yaitu:

a. Tingkat kebijakan pada Kementerian

Pengendalian intern untuk tingkat kebijakan pada Kementerian dilaksanakan untuk mengoordinasikan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

b. Tingkat Kebijakan pada Unit Eselon I Pengendalian intern untuk tingkat kebijakan pada Unit Eselon I dilaksanakan untuk mengoordinasikan penyelenggaraan SPIP di lingkungan unit eselon I.

c. Tingkat Operasional (satuan kerja) Pengendalian intern pada tingkat operasional diselenggarakan pada lingkup satuan kerja, yaitu meliputi satuan kerja pada kewenangan kantor pusat, kantor daerah, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

G. Pengendalian

Pengendalian Dalam penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pelaksanaannya melalui 3 (tiga) jenis pengendalian, meliputi:

a. Pengendalian Rutin

Pengendalian rutin diselenggarakan oleh pimpinan dan seluruh pegawai setiap hari. Risiko yang perlu dikendalikan dalam penyelenggaraan pengendalian rutin antara lain dalam aspek organisasi, aspek perencanaan, aspek pengelolaan keuangan (pelaksanaan anggaran,

(14)

10 penerimaan negara bukan pajak (PNBP), akuntansi dan pelaporan, serta kerugian negara), aspek kepegawaian, dan aspek kinerja, sekurang-kurangnya meliputi:

No. Kelompok/Uraian Risiko A Organisasi

1 Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu

2 Pegawai tidak mengetahui dan memahami tujuan organisasi

3

Satuan kerja belum sepenuhnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan prosedur dan keseluruhan kegiatan

4 SOP yang ada tidak berjalan secara optimal atau tidak ditaati 5 SOP ada tetapi belum berbasis risiko

6 Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpang tindih

B Perencanaan

1

Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

2 Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan

3

Perencanaan barang/aset belum mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan

No. Kelompok/Uraian Risiko

4 Perencanaan belum mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM)

5 Perencanaan belum mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan

(15)

11 aktivitas/kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

6 Kurangnya keterpaduan, konsistensi, dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran

7 Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain 8 Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

C Pelaksanaan Anggaran

1 Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid/tidak sesuai ketentuan)

2 Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran

3 Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)

4 Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan 5 Pelaksanaan lelang secara proforma

6 Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan

7 Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

8 Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah

9 Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang sah 10 Pengalihan/revisi anggaran tidak sesuai ketentuan

11 Kesalahan pembebanan anggaran dan pelampauan terhadap pagu anggaran

12 Pelaksanaan belanja di luar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

13 Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran

(16)

12 14 Pelaksanaan pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan

pertanggungjawaban anggaran tidak/kurang memadai

15 Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan

D Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

1 Penerimaan negara atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara

2 Penggunaan langsung terhadap penerimaan negara

3 Penerimaan negara diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak

No. Kelompok/Uraian Risiko

4 Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan

5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara tidak sesuai ketentuan

E Akuntansi dan Pelaporan

1 Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat 2 Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan 3 Entitas terlambat menyampaikan laporan

4 Pelaporan tidak/belum mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku 5 Pelaporan belum didukung SDM yang memadai

6 Perhitungan penyusutan tidak sesuai ketentuan

7 Pengelolaan BMN termasuk persediaan belum dilakukan secara memadai

F Kerugian Negara

(17)

13 1 Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif

2 Rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan 3 Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

4 Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

5 Pemahalan harga (Mark up)

6 Penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi

7 Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan

8 Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak 9 Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan

10 Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara tidak sesuai ketentuan dan merugikan Negara

11 Penyetoran penerimaan negara dengan bukti fiktif

12 Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya

13

Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan

14 Aset dikuasai pihak lain

15 Pembelian aset yang berstatus sengketa

16

Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada Negara

17 Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai

No. Kelompok/Uraian Risiko

(18)

14 G Kepegawaian

1 Pegawai yang ada belum seluruhnya menaati jam kerja

2 Dalam menjalankan tugas dan fungsi, terdapat pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya

3 Instansi belum mempunyai rencana pengembangan pegawai

4 Terdapat pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dan melanggar larangan tetapi belum dijatuhi hukuman disiplin

5 Terdapat pegawai yang belum menjalankan tugas dan fungsinya

H Kinerja

1 Terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi instansi

2 Terdapat kegiatan belum dilaksanakan dan melewati batas waktu yang telah ditetapkan

3 Terdapat kegiatan sudah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan

4 Terdapat kegiatan yang tidak dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan

5 Terdapat kegiatan, dalam pelaksanaannya menyimpang sehingga kemungkinan mengakibatkan tujuan tidak dapat dicapai

b. Pengendalian Berkala

Pengendalian berkala merupakan sarana penyampaian informasi aktual mengenai kondisi beberapa aktivitas/kegiatan kepada Pimpinan Unit Eselon I dan Kepala Satuan Kerja sebagai bahan dalam pengambilan keputusan guna kegiatan pengendalian.

Daftar Formulir Pengendalian Berkala

No Kode Nama Formulir Tingkat

1 Formulir: SPI-SDM Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan

Satker/U-Esl. I

(19)

15 2 Formulir: SPI-ANG Pengendalian Penyusunan

Anggaran

Satker/U-Esl. I

3 Formulir: SPI-PBJ Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa

Satker/U-Esl. I

4 Formulir: SPI-BMN Pengendalian Barang Milik Negara

Satker/U-Esl. I

5 Formulir: SPI-KN Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara

Satker/U-Esl. I

6 Formulir: SPI-PA Pengendalian Penyerapan Anggaran

Satker/U-Esl. I

a. Pengendalian Kapasitas SDM Pengelola Keuangan

Pengendalian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kapasitas SDM pengelola keuangan sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui kesenjangan atau kelemahan dan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Secara berjenjang, informasi terkait kapasitas SDM pengelola keuangan di tingkat unit eselon I, Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

b. Pengendalian Penyusunan Anggaran

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan jaminan dan kepastian bahwa komponen yang diusulkan, dari aspek keuangan telah sesuai dengan kaidah-kaidah keuangan yang berlaku. Pimpinan Unit Eselon I dan Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab terhadap kebenaran usulan anggaran di lingkungannya dari kaidah-kaidah keuangan yang berlaku.

(20)

16 c. Pengendalian Pengadaan Barang/Jasa

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang rencana dan pelaksanaan serta hambatan-hambatan proses pengadaan barang/jasa sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui proses pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan selanjutnya diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

Secara berjenjang, informasi terkait pengadaan barang/jasa yang mempunyai permasalahan di tingkat unit eselon I, Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

d. Pengendalian Barang Milik Negara (BMN)

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengelolaan BMN yang mempunyai permasalahan sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui BMN yang mempunyai permasalahan.

Selanjutnya, kepala satuan kerja diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Secara berjenjang, terkait dengan informasi BMN yang mempunyai masalah di tingkat unit eselon I, maka Pimpinan Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

e. Pengendalian Penyelesaian Kerugian Negara (KN)

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui perkembangan proses penyelesaian kerugian negara maupun adanya indikasi kerugian negara dan hambatannya jika ada. Selanjutnya kepala satuan kerja diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Secara berjenjang, terkait dengan informasi penyelesaian kerugian negara dan indikasi kerugian negara di tingkat unit eselon I, Pimpinan

(21)

17 Unit Eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

g. Pengendalian Penyerapan Anggaran

Pengendalian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi perkembangan pelaksanaan penyerapan anggaran, sehingga kepala satuan kerja dapat mengetahui perkembangan, hambatan dan permasalahan pada proses pelaksanaan penyerapan anggaran.

Selanjutnya kepala satker diwajibkan melakukan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi yang bersangkutan. Secara berjenjang, informasi terkait penyerapan anggaran yang mempunyai masalah di lingkup tingkat unit eselon I, pimpinan unit eselon I wajib mengetahui dan selanjutnya menetapkan kegiatan pengendalian.

c. Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko

Pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko untuk mencapai tujuan suatu aktivitas/kegiatan apabila kebijakan dan aktivitas/kegiatan yang diperkirakan tidak cukup hanya dengan pengendalian rutin. maka untuk mencapai tujuan suatu aktivitas/kegiatan tersebut pimpinan satuan kerja sebagai pemilik risiko melakukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.

a. Kategori Rencana Kebijakan dan Aktivitas/Kegiatan yang Perlu Dilakukan Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko 1) Kebijakan

Rencana kebijakan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko:

a) Kebijakan yang kemungkinan akan berimplikasi pada timbulnya anggaran atau berpengaruh terhadap perubahan struktur anggaran;

(22)

18 b) Kebijakan yang akan berimplikasi pada munculnya

aktivitas/kegiatan baru;

c) Kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan tujuan organisasional maupun operasional;

d) Kebijakan yang akan berimplikasi pada perubahan struktur organisasi; dan

e) Kebijakan yang dalam pelaksanaannya akan melibatkan organisasi, instansi dan pihak lain di luar kementerian.

2) Aktivitas/kegiatan

Rencana aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko:

a) Mempunyai alokasi anggaran relatif besar sehingga jika terjadi kesalahan, kelemahan atau penyimpangan akan berakibat dan berdampak negatif secara material terhadap akuntabilitas keuangan dan kinerja;

b) Khusus untuk pengadaan barang/jasa, kemungkinan mempunyai tingkat kegagalan tinggi dalam mencapai tujuan dan pemanfaatan yang disebabkan:

(1) adanya keterbatasan waktu sejak dari konsultansi perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan;

(2) dalam pelaksanaannya sangat bergantung/dipengaruhi oleh kondisi alam/cuaca (angin, gelombang laut, hujan, dll) dan lingkungan masyarakat setempat;

(3) Aksesbilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/

kegiatan dengan satuan kerja penyelenggara;

(23)

19 (4) Aksesbilitas/keterjangkauan lokasi pelaksanaan aktivitas/

kegiatan dalam mobilitas peralatan/mesin, bahan baku dan SDM;

(5) Adanya keterbatasan persediaan bahan baku/barang di dalam negeri dan sangat bergantung dengan suplai dari luar negeri sebagai input untuk aktivitas/kegiatan; dan

(6) Pengadaan barang/jasa yang menurut pertimbangan pimpinan satuan kerja diperlukan pengendalian yang lebih memadai dengan pendekatan manajemen risiko.

c) Mempunyai tingkat Kompleksitas yang relatif tinggi, yaitu dalam pelaksanaannya harus mendapatkan input dan, atau harus melibatkan satker atau unit lain, baik dari dalam maupun luar kementerian begitu pula dalam pemanfaatannya.

b. Penilaian Risiko

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 13 ayat (1) bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Pada Pasal 18 ayat (1) bahwa pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan ayat (2) huruf b bahwa kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko. Dari uraian Pasal 13 dan Pasal 18 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan pengendalian tidak dapat dilepaskan dari adanya risiko dan adanya kewajiban pimpinan untuk mengendalikan risiko dalam suatu instansi. Untuk mengetahui adanya risiko dalam suatu instansi yang berasal dari kegiatan dan aktivitas maka diperlukan adanya penilaian risiko. Salah satu titik tolak dalam kegiatan pengendalian adalah penilaian risiko, sehingga penilaian risiko menjadi tahapan yang penting bagi pimpinan instansi pemerintah untuk menjalankan

(24)

20 pengendalian dalam rangka mencapai suatu tujuan instansi. Berkaitan dengan hal tersebut, Pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu merumuskan pendekatan manajemen risiko, yaitu suatu proses tata kelola pengendalian risiko yang terencana, proaktif, dan berkelanjutan yang meliputi penilaian risiko, kegiatan pengendalian, pemantauan, dan pelaporan pengendalian risiko, termasuk berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko dan mengurangi dampaknya. Dengan demikian, tujuan Kementerian Kealutan dan Perikanan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

c. Tahapan Penilaian Risiko

Penilaian risiko dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 13 sampai dengan Pasal 17. Dalam pelaksanaan penilaian risiko menggunakan pendekatan penilaian mandiri (control self assessment/CSA) dengan tahapan yang terdiri dari:

1) Menetapkan rencana kebijakan dan aktivitas/kegiatan yang akan disusun rencana pengendaliannya sebagai obyek penilaian risiko, membuat FGD yang terdiri dari seluruh pegawai, pimpinan, dan pihak terkait, yang memahami atau akan terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan aktivitas/kegiatan yang akan menjadi obyek penilaian risiko;

2) Menyiapkan SOP atau menyusun bagan arus (flowchart) proses bisnis dari kebijakan dan aktivitas/kegiatan yang akan menjadi obyek penilaian risiko;

3) Penetapan tujuan yang jelas dan konsisten (spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu), baik untuk tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan maupun obyek penilaian risiko;

4) Peserta FGD berdiskusi untuk menetapkan risiko-risiko yang dihadapi dan menguraikan sebab-sebab timbulnya risiko;

(25)

21 5) Peserta FGD melakukan analisis risiko untuk menentukan

dampak dari risiko secara konkret terhadap pencapaian tujuan;

6) Peserta FGD melakukan identifikasi risiko untuk mengetahui dan mengenali sumber dari risiko secara konkrit, baik dari internal maupun eksternal Kementerian Kelautan dan Perikanan.

7) Risiko-risiko yang telah ditetapkan, selanjutnya peserta FGD menetapkan sifatnya yaitu masih dapat dikendalikan (controlable) atau relatif tidak dapat dikendalikan (uncontrolable) oleh manajemen, diutamakan risiko pada kegiatan yang dapat dikendalikan (controlable) oleh satuan kerja.

8) Dari risiko-risiko yang telah ada, peserta FGD menetapkan rencana pelaksanaan pengendalian, apakah dapat dilakukan dengan rencana preventif (masih di bawah dan dalam rentang kendali manajemen) atau hanya dengan rencana kontigensi (suatu keadaan belum tentu, karena di luar rentang kendali manajemen);

9) Selanjutnya setiap peserta FGD memberikan persepsi secara kuantitas untuk mengukur kemungkinan terjadinya risiko (jarang terjadi, kemungkinan kecil terjadi, kemungkinan sedang terjadi, kemungkinan besar terjadi dan hampir pasti terjadi) dan dampak yang ditimbulkan risiko (tidak signifikan, kecil, sedang, besar dan sangat besar/katastropik) terhadap tujuan jika suatu risiko terjadi;

10) Peserta FGD menetapkan secara konkrit bentuk kegiatan- kegiatan pengendalian yang bertujuan untuk meminimalisasi risiko serta untuk mengurangi dampak dari risiko terhadap pencapaian tujuan;

11) Selanjutnya peserta FGD menetapkan rencana waktu kegiatan pengendalian;

(26)

22 12) Peserta FGD memberikan persepsi secara kuantitatif ada/atau tidak adanya risiko yang akan tersisa (risiko residual) kemungkinan dan dampak yang terjadi terhadap tujuan setelah dilakukan kegiatan pengendalian. Dalam pelaksanaan penilaian risiko, dibutuhkan fasilitator yang akan mengorganisasikan pelaksanaan diskusi dan membantu menggali informasi sebanyak mungkin yang berguna untuk menetapkan risiko dan rencana kegiatan pengendalian risiko yang memadai.

d. Formulir Penilaian Risiko

Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, diperlukan dokumentasi yang baik atas SPI. Rencana kegiatan pengendalian yang telah diuraikan dalam formulir dan ditetapkan dari hasil pelaksanaan penilaian risiko akan digunakan untuk penyelenggaraan manajemen risiko. Media untuk dokumentasi adalah formulir penilaian risiko.

Kriteria ukuran Kemungkinan/Probabilitas/Likelihood tersebut adalah sebagai berikut:

Level Keterjadian Penjelasan

1 Jarang Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal; Probabilitas 0% < X ≤ 20%.

2 Kemungkinan

Kecil Mungkin terjadi pada beberapa waktu;

Probabilitas 20% < X ≤ 40%.

3 Kemungkinan Sedang

Dapat terjadi pada beberapa waktu;

Probabilitas 40% < X ≤ 60%

4 Kemungkinan

Besar Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan;

Probabilitas 60% < X ≤ 80%

5 Hampir Pasti Dapat terjadi pada banyak keadaan;

Probabilitas 80% < X < 100%)

(27)

23 Kriteria ukuran Dampak adalah sebagai berikut:

Level Dampak Aspek

Kinerja Keuangan

1 Tidak Signifikan Tidak berdampak pada pencapaian tujuan secara umum. Dapat ditangani dengan pengendalian rutin

Kerugian keuangan kecil

2 Kecil Mungkin terjadi pada beberapa waktu;

Probabilitas 20% < X ≤ 40%.

Kerugian keuangan sedang

3 Sedang Dapat terjadi pada beberapa waktu;

Probabilitas 40% < X ≤ 60%

Kerugian keuangan cukup besar

4 Besar Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan;

Probabilitas 60% < X ≤ 80%

Kerugian keuangan besar

5 Katastropik Dapat terjadi pada banyak keadaan; Probabilitas 80%

< X < 100%)

Kerugian keuangan sangat besar

(28)

24 Peta resiko seperti pada gambar berikut

Karakteristik maturitas SPIP

(29)

25 BAB III

PENYELENGGARAAN SPIP ITJEN 3.1 Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Itjen

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN- KP/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 32/KEP-IRJEN/2020 tentang Satuan Tugas Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern dilingkungan Inspektorat Jenderal KKP Inspektorat Jenderal telah melaksanakan ketentuan tersebut. Secara rutin dan berkala Laporan SPIP Inspektorat Jenderal telah disampaikan kepada Satuan Tugas SPIP Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tahun 2020 Inspektorat Jenderal merencanakan kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam DIPA/RKA-KL dengan total pagu anggaran sebesar Rp68.784.539.000,- Dari pagu tersebut dapat dijelaskan secara singkat mengenai realisasi anggaran sebagaimana tercantum dalam tabel.

Realisasi Anggaran Triwulan IV Itjen KKP TA 2020 o.o Jenis Belanja Pagu Realisasi Jumlah Diblok/

Direvisi Sisa

1 Belanja Pegawai 35.568.893.000 32.386.150.183 - 3.182.742.817

2 Belanja Barang 31.323.777.000 31.246.206.789 - 77.570.211

3 Belanja Modal 1.891.869.000 1.888.394.000 - 3.475.000

TOTAL 68.784.539.000 65.520.750.972 - 3.263.788.028

Sumber : OMSPAN Kemenkeu

3.2 Fokus Pelaksanaan SPIP Lingkup Itjen

Pelaksanaan SPIP di Inspektorat Jenderal KKP fokus menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

(30)

26 3.3 Pembentukan Satgas SPIP Lingkup Itjen

Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 209/KEP-IRJEN/2020 tanggal 2 Juni 2020 Perubahan atas Keputusan Inspektur Jenderal Nomor 32/KEP-IRJEN/2020 tentang Satuan Tugas Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern dilingkungan Inspektorat Jenderal KKP (Terlampir).

3.4 Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah dan Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

A. Aspek Pengelolaan Keuangan

1. Permasalahan dalam Pengelolaan Keuangan

Secara umum, permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran khususnya terkait keuangan tidak berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa permasalahan merupakan ulangan yang perlu diminimalkan, Beberapa masalah yang terjadi diantaranya antara lain :

PERMASALAHAN PENYEBAB

Keterlambatan pendokumentasian SPJ pada Bendahara Pengeluaran (BP)

Keterlambat penyampaian SPJ dari Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)

2. Pengendalian Intern

3. Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

Kegiatan pengendalian intern yang dilakukan dibidang keuangan harus dimonitor dan evaluasi pelaksanaannya agar efektif dalam pencapaian outputnya. Beberapa kegiatan pengendalian intern yang telah dilakukan mampu mengurangi risiko dan permasalahan yang terjadi. Secara umum, Itjen telah melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan pengendalian intern yang telah dilakukan. Walaupun tidak secara keseluruhan dapat menghilangkan permasalahan yang timbul, namun setidaknya dapat mengurangi risiko dan permasalahan yang

PERMASALAHAN UPAYA PENGENDALIAN

Keterlambatan pendokumentasian SPJ pada Bendahara Pengeluaran (BP)

Menyampaikan informasi dengan lisan dan atau tertulis tentang percepatan penyampaian SPJ

(31)

27 ada. Hasil monev atas kegiatan pengendalian intern yang dilaksanakan dan hasilnya tersaji pada Tabel berikut :

HAMBATAN PEMECAHAN MASALAH TINDAK LANJUT

Keterlambatan pendokumentasian SPJ pada Bendahara Pengeluaran (BP)

Menyampaikan informasi baik lisan dan atau tertulis untuk mempercepat penyampaian SPJ

Memberikan informasi kepada Inspektorat /Bagian untuk segera menyampaikan SPJ yang telah dipertanggungjawabkan

(32)

28 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sebagai pengendalian internal atas proses bisnis di lingkup Inspektorat Jenderal KKP telah menerbitkan kebijakan untuk merespon dampak atas pandemik COVID-19, antara lain :

1. Mekanisme pertanggungjawaban paket data internet pada rapat virtual/online, diklat online/elearning pada masa Work From Home (WFH) di lingkungan Inspektorat Jenderal.

2. Melakukan penyesuain anggaran sesuai Kertas Kerja DIPA Inspektorat Jenderal pada tanggal 22 April 2020.

3. SE Inspektur Jenderal KKP tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Intern pada Masa Pandemi Covid 19 di Lingkungan KKP.

Adapun kesimpulan penilaian risiko,kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan pengendalian intern sebagai berikut.

1. Penilaian Risiko

No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

1 Identifikasi Risiko

4 Terkelola dan terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala, pedoman penilaian risiko (identifikasi risiko) yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi/ unit-organisasi atau pedoman penilaian risiko formal lainnya

2 Analisis Risiko 4 Terkelola dan terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala, pedoman penilaian risiko (analisis risiko) yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi/ unit-organisasi atau pedoman penilaian risiko formal lainnya

(33)

29 2. Kegiatan Pengendalian

No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

1 Reviu Kinerja 4 Terkelola

dan terukur Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) tahunan dan atau triwulanan yang ditetapkan secara formal, dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) tahunan dan atau triwulanan tersebut

2 Pembinaan Sumber Daya Manusia

3 Terdefinisi Inspektorat Jenderal telah memiliki kebijakan dan SOP terkait pembinaan sumber daya manusia (kebutuhan jumlah, persyaratan jabatan, dan standar kinerja)

3 Pengendalian atas

Pengelolaan Sistem Informasi

4 Terkelola dan terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala kebijakan SOP yg memuat pengendalian umum (utk menjamin sistem informasi siap utk digunakan) dan pengendalian aplikasi (utk menjamin validitas, kelengkapan, dan akurasi data) sistem informasi

4 Pengendalian Fisik atas Aset

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala aturan terkait dengan pengamanan aset

dari pencurian/

kerusakan/penyimpangan penggunaan aset, serta unit organisasi/ unit kerja telah melaksanakan pengamanan fisik atas aset sesuai dengan aturan yang ditetapkan

5 Penetapan dan Reviu Indikator

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi

(34)

30

No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

6 Pemisahan Fungsi

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala pemisahan tanggung jawab dan tugas untuk menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu) orang yg berpotensi terjadinya kecurangan 7 Otorisasi

Transaksi dan Kejadian Penting

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasi atas transaksi dan kejadian penting (keuangan, barang, kepegawaian, perijinan, pendapatan, dll) 8 Pencatatan yang

Akurat dan Tepat Waktu

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan transaksi dan kejadian secara akurat dan tepat waktu

9 Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala aturan/pedoman tentang pembatasan akses atas sumber daya (Omspan, Simpeg, E- Rekon, SAS) di unit kerja pada pegawai yang berwenang yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi/unit organisasi/ unit kerja

10 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala kebijakan pendokumentasian implementasi SPI serta transaksi dan kejadian penting

11 Dokumentasi yang baik atas Sistem

Pengendalian Intern

4 Terkelola

dan Terukur Inspektorat Jenderal sudah memiliki, mengkomunikasikan, memberlakukan/

mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi atas implementasi/

(35)

31

No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

penyelenggaraan SPI serta transaksi dan kejadian penting

3. Informasi dan Komunikasi

No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

1 Informasi yang Relevan

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah memiliki, mengkomunikasikan, memberlakukan/

mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala kebijakan / prosedur atau pedoman infokom / SOP/ kehumasan untuk memperoleh informasi yang penting dalam mencapai tujuan Instansi Pemerintah

2 Komunikasi yang

Efektif 4 Terkelola

dan Terukur Inspektorat Jenderal sudah memiliki, mengkomunikasikan, memberlakukan/

mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala kebijakan/ SOP/ pedoman untuk menjelaskan pentingnya pengendalian intern dan tugas serta tanggungjawab masing-masing pegawai

4. Pemantauan Pengendalian Intern

No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

1 Pemantauan Berkelanjutan

4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah memiliki, mengkomunikasikan, memberlakukan/

mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala strategi/kebijakan/prosedur

(36)

32 No Sub Unsur Nilai Tingkat Penjelasan

pemantauan berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan, rekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain) untuk meyakinkan bahwa aktivitas pengendalian telah berjalan sesuai dengan yang diinginkan

2 Evaluasi Terpisah 4 Terkelola dan Terukur

Inspektorat Jenderal sudah memiliki, mengkomunikasikan, memberlakukan/

mengimplementasikan dan melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukan evaluasi pengendalian intern secara terpisah yang ditetapkan secara formal oleh pimpinan organisasi 4.2 Saran

Pengendalian internal di lingkup Inspektorat Jenderal KKP dalam merespon dampak pandemik COVID-19 diharapkan menyesuaikan terhadap dinamika perubaha, baik dalam hal perubahan kebijakan negara maupun kebijakan internal dalam menyesuaikan kebutuhan dalam merespon dampak pandemik COVID-19.

Demikian laporan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal pada Satuan Kerja Inspektorat Jenderal KKP untuk mendapat arahan lebih lanjut.

Jakarta, 14 Januari 2021 Ketua Satgas SPIP Itjen

Koordinator Keuangan dan Umum

Mochamad Firdaus

(37)

1 Form : SPI- SDM PENGENDALIAN KAPASITAS SDM PENGELOLA KEUANGAN

1 Satuan Kerja : Inspektorat Jenderal 2 Unit Eselon I : Inspektorat Jenderal 3 Tahun Angggaran :

2020 N

O URAIAN KPA PPK 1*)

PEJABAT

PENGUJI/PENANDATANGA N SPM*)

BENDAHARA BENDAHAR

A

PENGELUARAN PENERIMA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nama lengkap Dr. Muhammad Yusuf Ir. Suparyanto, MM Moch Firdaus, SE, MAB Cahyanto, SE -

Ir. Nur Arif Azizi, MM

Hadi Pramono,

SE.,M.Si

Ir. Teuku Nilwan,

MM

Ir. Jayeng C

Purewanto, MM

Riza Trianzah, A.Pi,

MM

2 Nomor dan tanggal SK No:KEP.70/MEN/KU.611/201 8

tgl 17 Desember 2018

No:KEP.321/MEN- ITJ/KU.510/2020 tgl 24 Agustus 2020

No:KEP.321/MEN- ITJ/KU.510/2020 tgl 24 Agustus 2020

No:KEP.69/MEN/KU.611/201 8

tgl 17 Desember 2018

3 Nomor HP - - 085693123544 081310506092

4 E-mail - - cahyantonoval@yahoo.com

5 Pendidikan Terakhir S2 S2 S2 S1

6 Sertifikasi

a. PBJ - - -

b. Bendahara - - -

c. SAP - - - -

d. Lainnya - - - -

7

Usulan/Rencana Pengembangan SDM

**) - - - -

(38)

2 PENGENDALIAN PENYUSUNAN ANGGARAN

Form : SPI-ANG 1 Satuan Kerja : Inspektorat Jenderal

2 Unit Eselon I : Inspektorat Jenderal 3 Tahun Angggaran : 2020

NO NAMA PROG/KEG/OUTPUT/KOMPONEN

KESESUAIAN HASIL PENGENDALIAN OLEH

DENGAN PENGUSUL BAG.KEU

SATKER BAG.KEU UNIT ESELON I

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 03.2331 a. BAGAN AKUN STANDAR

Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra

Inspektorat I dan Pelaksana Pembangunan KP b.

STANDAR BIAYA MASUKAN

c.

STANDAR BIAYA LAINNYA ** - - -

2 03.2332 a. BAGAN AKUN STANDAR

Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra

Inspektorat II dan Pelaksana Pembangunan KP b.

STANDAR BIAYA MASUKAN

c.

STANDAR BIAYA LAINNYA ** - - -

3 03.2333 a. BAGAN AKUN STANDAR

Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra

Inspektorat III dan Pelaksana Pembangunan KP b.

STANDAR BIAYA MASUKAN

c.

STANDAR BIAYA LAINNYA ** - - -

4 03.2334 a. BAGAN AKUN STANDAR

Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat IV dan Pelaksana Pembangunan KP

b. STANDAR BIAYA MASUKAN

c.

STANDAR BIAYA LAINNYA ** - - -

5 03.2335 a. BAGAN AKUN STANDAR

Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Dengan Tujuan Tertentu pada Pelaksana Pembangunan KP dan Pengawasan pada unit kerja Mitra Inspektorat V

b. STANDAR BIAYA MASUKAN

c.

STANDAR BIAYA LAINNYA ** - - -

6 03.2336 a. BAGAN AKUN STANDAR

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Itjen KKP b. STANDAR BIAYA MASUKAN

c. STANDAR BIAYA LAINNYA ** - - -

(39)

3

PENGENDALIAN PENGADAAN BARANG/JASA

Form : SPI-PBJ 1 Satuan Kerja Inspektorat

Jenderal 2 Unit Eselon I Inspektorat

Jenderal 3 Tahun Anggaran 2020 A Rekapitulasi

Pelaksanaan

Kegiatan target

100% B01 B02 B03 B04 B05 B06 B07 B08 B09 B10 B11 B12 Jumlah

TW I TW II TW III TW IV

Proses

Pengadaan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1200

Tanda Tangan

Kontrak 100 33,33 0 14,91 2,59 1,069 33,47 15 100

Pelaksanaan 100 33,33 0 14,91 2,59 1,069 33,47 15 100

PHO/ Serah

Terima 100 33,33 14,91 2,59 0,31 0,75 22,38 6,00 20 100

(40)

4

PENGENDALIAN PENGADAAN BARANG/JASA

B Pelaksanaan Per Paket

NO NAMA PAKET PENGADAAN

JENIS BELANJA DAN

PAGU

METODE PBJ YANG DIRENCANAKAN

JADWAL TAHAPAN SESUAI METODE (bulan)

MODAL RENCANA REALISASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(1) (2) (4) (6)

A Rp200 juta s.d. Rp5 Milyar   1 Pengadaan Kendaraan Roda

4

490.000.000 e-Katalog 

 



 

- Pengadaan kendaraan

bermotor roda 4 (empat) Honda CR-V 1.5 Turbo Prestige CVT Spesial Color Vin 2019

 

 

2 Pengadaan Alat Pengolah

Data 

 

 

   

 - Laptop Lenovo Thinkbook

20RR0014ID (Core i7- 10510U )

480.000.000 e-Katalog  

 

 

  

- Printer Brother MFC-

T4500DW

97.200.000 e-Katalog  

 

  

   

 - Printer Laserjet HP LASER

107W PRINTER

12.000.000 e-Katalog 

  

 

    

 - Scanner BROTHER

SCANNER ADS-2400N

29.400.000 e-Katalog 

  

 

    

 - Laptop Lenovo Thinkbook

20RR0014ID (Core i7- 10510U )

242.880.000 Tender Cepat  

  

 

   



- Notebook Programing MACBOOK PRO 2020 13,3 INCHI

33.000.000

Tender Cepat  

  

 

   



(41)

5 - Scanner SCANNER ADS-

2400N

100.430.000 Tender Cepat 

   

  

  

 

 - WPS BENQ INSTASHOW

WDC 10

52.800.000 Tender Cepat 

   

  

  

 

 - Pengadaan Tablet

14.975.000 Pengadaan langsung

   

   

   

 

- Pengadaan Mixer

14.049.000 Pengadaan langsung

   

   

   

 

- Pengadaan Tablet

77.860.000 Pengadaan langsung

   

   

   

 

- Pengadaan Proyektor

56.000.000 Pengadaan langsung

   

   

   

 

- Pengadaan Handy Talkie

18.000.000 Pengadaan langsung

   

   

   

 

- Pengadaan Tablet- Penangan Pandemi Covid-19

77.860.000 Pengadaan langsung

 

  

  

   



           

3 Pengadaan Peralatan

Perkantoran 

 

 

   

 - Lemari 1 Pintu MUFT695

1.200.000 Pengadaan langsung

 

    

 - Gun Thermometer Tida

7.500.000 Pengadaan langsung

 

    

 - Kursi Kantor Manager

Ergotec GL 801 PR

48.600.000 Pengadaan langsung

  

    

 - Mesin Penghancur Kertas-

EBA Paper Shredder 1322S

14.200.000

Pengadaan langsung

  

    

 - Dispenser Sharp SWD-

66ehl-BS

12.250.000 Pengadaan langsung

  

    

- Pengadaan Microwave

8.190.000 Pengadaan langsung

  

     

 

subtotal

1.888.394.000

(42)

6

B > Rp5 Milyar

subtotal

TOTAL

1.888.394.000

PENGENDALIAN PENGADAAN BARANG/JASA

FORMULIR: SPI-BJ B Pelaksanaan Per Paket

NO NAMA PAKET PENGADAAN JENIS BELANJA DAN

PAGU METODE PBJ

YANG

DIRENCANAKAN PERMASALAHAN RENCANA REALISASI

MODAL PEMECAHAN

MASALAH

(1) (2) (4) (6)

A Rp200 juta s.d. Rp5 Milyar

1 Pengadaan Kendaraan Roda 4

490.000.000 e-Katalog

- Pengadaan kendaraan bermotor roda 4 (empat) Honda CR-V 1.5 Turbo Prestige CVT Spesial Color Vin 2019

2 Pengadaan Alat Pengolah Data

- Laptop Lenovo Thinkbook 20RR0014ID (Core i7-

10510U )

480.000.000 e-Katalog

- Printer Brother MFC-T4500DW

97.200.000 e-Katalog

- Printer Laserjet HP LASER 107W PRINTER

12.000.000 e-Katalog

(43)

7 - Scanner BROTHER SCANNER ADS-2400N

29.400.000 e-Katalog

- Laptop Lenovo Thinkbook 20RR0014ID (Core i7-

10510U )

242.880.000 Tender Cepat

- Notebook Programing MACBOOK PRO 2020 13,3

INCHI

33.000.000 Tender Cepat

- Scanner SCANNER ADS-2400N

100.430.000 Tender Cepat

- WPS BENQ INSTASHOW WDC 10

52.800.000 Tender Cepat

- Pengadaan Tablet

14.975.000 Pengadaan

langsung

- Pengadaan Mixer

14.049.000 Pengadaan

langsung

- Pengadaan Tablet

77.860.000 Pengadaan

langsung

- Pengadaan Proyektor

56.000.000 Pengadaan

langsung

- Pengadaan Handy Talkie

18.000.000 Pengadaan

langsung

- Pengadaan Tablet-Penangan Pandemi Covid-19

77.860.000 Pengadaan

langsung

3 Pengadaan Peralatan Perkantoran

- Lemari 1 Pintu MUFT695

1.200.000 Pengadaan

langsung

- Gun Thermometer Tida

7.500.000 Pengadaan

langsung

- Kursi Kantor Manager Ergotec GL 801 PR

48.600.000 Pengadaan

langsung

- Mesin Penghancur Kertas-EBA Paper Shredder

1322S

14.200.000 Pengadaan

langsung

(44)

8 - Dispenser Sharp SWD-66ehl-BS

12.250.000 Pengadaan

langsung

- Pengadaan Microwave

8.190.000 Pengadaan

langsung

subtotal

1.888.394.000

-

B > Rp5 Milyar

subtotal

TOTAL

1.888.394.000 -

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas penulis memiliki pendapat bahwa, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang

Statistika Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang di ajarkan pada semester VII. Mata kuliah ini erat kaitannya dengan penyusunan skripsi mahasiswa. Untuk

Private XNonota As String Private XTglnota As Date Private XNopsn As String Private XTglpsn As String Public XNmplg As String Dim cmd As OleDbCommand Dim baca As OleDbDataReader

Dalam hal ini lapisan dinding hanya akan berpengaruh sedikit terhadap distribusi lateral dari tekanan suara, dan jenis gelombang tidak akan sangat berbeda dengan

Dalam perjalanan pembaharuan hukum nasional, khususnya hukum pidana nasional, dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi

kepada ide untuk memiliki keyakianan akan keselamatan – jika saya tanyakan Allah untuk memaafkan kita dan menerima Yesus, kita dapat mengetahui dalam hati kita bahwa

Suatu meta analisis dari 43 penelitian (Mathieu dan Zajac, 1990) menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif dengan komitmen affective dan berhubung- an

Lalu kaiwa (percakapan) tersebut direkam dalam bentuk video, kemudian ditayangkan di depan kelas. Kelompok yang lainnya menyimak dan setelah itu memberikan