Epistemologi Revolusi
Saintifik
Thomas S.Kuhn
PRENSTED BY:
1. BASORI
2. YUSNI ARNI
D O K T O R A L I L M U P E N D I D I K A N F K I P U N S
S E P T E M B E R 2 0 1 9
TUGAS
FILSAFAT PENDIDIKAN
Amati dulu Gambar Berikut!!!
Biografi Kuhn
• Thomas S Khun Lahir di Cicinati Ohio 18 Juli 1922
• Khun mendapat gelar B.S didalam ilmu fisika dari Harvard University tahun 1943
• Tahun 1946 gelar MS
• Tahun 1949 baru menjadi pengajar setelah mendapat Ph.D dari Harvard
• Setelah meninggalkan Harvard dia masuk Berkeley University didalam departemen pilosopi dan science dan menjadi profesor sejarah ilmu pada tahun 1961
• Di Berkeley, ia menulis dan menerbitkan (1962) karyanya paling dikenal dan paling berpengaruh: The Structure of Scientific Revolutions .
• Pada tahun 1964, ia bergabung Princeton University sebagai Profesor Taylor M. Pyne Filsafat dan Sejarah Ilmu Pengetahuan
• Pada tahun 1979, ia bergabung dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) sebagai Laurance Rockefeller S. Profesor Filsafat, sampai 1991.
• Kuhn meninggal pada tahun 1996.
Landasan Pemikiran Kuhn
Penolakan terhadap POSITIVISME
• Pandangan Kuhn tentang ilmu dan perkembangannya pada dasarnya merupakan respon terhadap pandangan neo positivisme dan Popper.
Menurut Thomas Kuhn Positivisme memandang perkembangan ilmu pengetahuan bersifat kumulatif. Dalam hal ini, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan terus sebagai akumulasi yang terjadi sebagai akibat riset para ilmuan sepanjang sejarah dan perkembangannya.
• Kuhn muncul sebagai kritik atas dua aliran filsafat di atas. Menurutnya, baik Auguste Comte dan Popper terlalu sibuk dengan hal-hal yang menurutnya termasuk dalam tradisi penyelesaian teka-teki (puzzle- solving tradition) dan melupakan aspek penting dalam ilmu pengetahuan, yaitu paradigma.
Paradigma Sains Thomas S. Kuhn
• Kuhn memaknai istilah paradigma untuk menggambarkan sistem keyakinan yang mendasari upaya pemecahan teka- teki yang bekerja di dalam ilmu. Menurut Kuhn, paradigma ilmu adalah suatu kerangka teoritis, atau suatu cara memandang dan memahami alam yang telah digunakan oleh sekelompok ilmuan sebagai pandangan dunianya.
• Paradigma ilmu berfungsi sebagai lensa yang melaluinya
ilmuwan dapat mengamati dan memahami masalah-masalah
ilmiah dalam bidang masing-masing dan jawaban-jawaban
ilmiah terhadap masalah-masalah tersebut.
Proses Revolusi Paradigma Sains
NORMA SCIENCL
E Pre paradigmatic
Stage
Paradigmatic war
Paradigmatic
New Normal Science
Anomal y
Crisis
Paradigmatic war
ParadigmaticNew
Paradigmatic Shift (Scientific Revolution)
Proses Normal Science
NORMA SCIENCL
E NORMA SCIENCL
E Pre paradigmatic
Stage
Pre paradigmatic Stage
Paradigmatic war
Paradigmatic war
Paradigmatic Paradigmatic
Proses New Normal Science
New Normal Science
Anomaly
Crisis
Paradigmatic war
ParadigmaticNew
Lanj.
• Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Normal science (sains yang normal)
• Sains yang normal berarti riset yang dengan teguh berdasar atas satu atau lebih pencapaian ilmiah yang lalu, pencapaian yang oleh masyarakat ilmiah tertentu pada suatu ketika dinyatakan sebagai pemberi pondasi bagi praktek selanjutnya.
• Menurut Kuhn riset ilmiah pada periode normal science terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, ilmuwan melakukan riset ilmiah terhadap sekelompok fakta yang telah diprediksi oleh paradigm tunggal yang berlaku pada periode tersebut. Kedua, sekelompok fakta tersebut dapat dibandingkan secara langsung dengan realita melalui prediksi yang telah ditentukan berdasar teori/konsep/hukum yang ada pada paradigma tunggal tersebut.
Ketiga, riset ilmiah yang terjadi pada periode normal science berkaitan dengan pengartikulasian paradigma tunggal yang berlaku.
Lanj.
2. Anomali dan krisis
• Anomali adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai. Menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuan terhadap paradigma.
• Bila suatu komunitas ilmiah mulai mempersoalkan kesempurnaan paradigmanya, maka semenjak itu memasuki keadaan krisis.
• Krisis adalah suatu mekanisme koreksi diri yang memastikan bahwa kekauan pada fase sains normal tidak akan berkelanjutan.
Lanj.
3. Revolusi sains
• Jika anomali yang kecil-kecil terakumulasi dan menjadi terasa begitu akut sehingga pada saatnya ditemukan pemecahan yang lebih memuaskan oleh para ilmuwan. Artinya suatu komunitas ilmiah kemudian dapat menyelesaikan keadaan krisisnya dengan menyusun diri di suatu paradigma baru, maka terjadilah apa yang disebut oleh Kuhn dengan revolusi sains (revolutionaryscience).
• Sesudah suatu komunitas ilmiah mengalami revolusi, maka kemajuan penyelesaian teka-teki yang dicapai pada fase sains normal haruslah dinilai dari keadaan baru sebab gambarnya sudah berubah. Bila suatu komunitas ilmiah menyusun diri kembali di sekeliling suatu paradigma baru, maka ia memilih nilai-nilai, norma-norma, asumsi-asumsi, bahasa-bahasa, dan cara- cara mengamati dan memahami alam ilmiahnya dengan cara baru. Inilah proses pergeseran paradigma terjadi, yakni suatu proses dari keadaan normal scienceke wilayah revolusionary science.
Kritik terhadap Pemikiran Thomas Samuel Kuhn
• Pemikiran Thomas Kuhn diatas memang dapat mendobrak pemikiran lama yang terkesan kurang melihat sejarah dari ilmu sendiri namun tidak adanya standar atau netralitas paradigma menjadikan setiap taksiran atau sesuatu, metode serta instrumen ilmiah (baik konseptual maupun teknis) valid hanya jika dilihat dari sudut pandang paradigm tertentu yang membingkainya. Dengan sendirinya tidak ada tesis yang bisa dibandingkan (there is no incommensurability).
• Kritikan terhadap Thomas Kuhn datang dari Imre Lakatos, menurutnya teori Kuhn tentang Scientific Revolution merupakan paradigma yang menakjubkan, sayangnya, teori Kuhn miskin metodologi normatif.
Kuhnhanya cenderung pada peristiwa yang terjadi namun kurang memperhatikan sebab dan dampak dari terjadinya peristiwa.