• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI SISTEM PENGELOLAAN KUOTA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SIMULASI SISTEM PENGELOLAAN KUOTA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI DKI JAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI SISTEM PENGELOLAAN KUOTA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI DKI JAKARTA

Erma Suryani, Indah Mayang Sari, Retno Aulia Vinarti

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih, Sukolilo,Surabaya,60111

Telp : (031) 5922949, Fax : (031) 5964965 E-mail : erma@its-sby.edu

Abstract

Fuel (BBM) is a natural resource that is used by public in a wide-scale, both domestic and abroad. In Indonesia, fuel is managed by Oil and Gas Company or better known by Pertamina. Oftenly, the stability of fuel prices will have a big impact on the stability of other trade commodities in Indonesia, this is because fuel be- comes a primary benchmark for commodity sell prices. Therefore, considering a causal relationship that affect and are affected by fuel prices is a complex effort and associated with many things. Dynamic simulation, have the ability, by loopback feature that describes the interrelationship of each of the factors that affect fuel prices.

The first stage that carried out to establish a dynamic system model is to analyze what are the variables that af- fect and are affected by fuel prices, so that from this stage will generate causatic chart or diagram illustrating a causal relationship. The next stage is the construction of flow diagrams, which began with incorporate mathe- matical equations and types of data distributions of each variable that has been identified in the first stage. The third stage is the most important stage, that stage of validation which aims to ensure whether the flow diagram has been created can represent the actual conditions precisely or not. The next stage is the scenario stage, which began with making conditions that are different from actual conditions in order to obtain the best solution. The last stage of this research is the analysis phase of baseline (without scenario) with the scenario, from this stage will be produced possible solutions and their impact. From these results, it was found that policy to increase the value of imports fuel does not have a significant impact for the fulfillment of demand for gasoline in Jakarta ar- ea. Similar results were also shown from the scenario of increasing production of Cilacap refinery. However, the scenario results show that by increasing the production rate per capacity could reduce the risk to the fullest.

Abstrak

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan sumberdaya alam yang digunakan oleh khalayak umum secara luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Di Indonesia, BBM dikelola oleh Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi atau yang lebih dikenal dengan Pertamina. Seringkali, kestabilan harga BBM akan ber- pengaruh besar pada stabilnya komoditas-komoditas perdagangan lainnya di Indonesia, hal ini karena BBM menjadi tolak ukur utama bagi harga jual komoditas tersebut. Oleh karena itu, menilik hubungan sebab-akibat yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh harga BBM merupakan upaya yang kompleks dan berhubungan dengan banyak hal. Simulasi Dinamik, memiliki kemampuan tersebut, dengan adanya fitur loopback yang meng- gambarkan hubungan timbal balik dari setiap faktor yang mempengaruhi harga BBM. Tahap pertama yang dil- akukan untuk membangun sebuah model system dinamik adalah menganalisa variable-variabel apa sajakah yang mempengaruhi dan dipengaruhi harga BBM, sehingga dari tahap ini akan muncul diagram kausatik atau diagram yang menggambarkan hubungan sebab akibat. Tahap berikutnya adalah pembangunan flow diagram, yaitu mulai memasukkan persamaan-persamaan matematis dan jenis distribusi-distribusi data tiap variable yang telah diidentifikasi pada tahap pertama. Tahap ketiga merupakan tahap yang paling penting, yaitu tahap vali- dasi yang bertujuan untuk meyakinkan apakah flow diagram yang telah dibuat, dapat merepresentasikan kondisi actual dengan presisi atau tidak. Tahap berikutnya yaitu tahap skenarioisasi, yaitu mulai melakukan kondisi- kondisi yang berbeda dengan kondisi actual dengan tujuan untuk mencari solusi terbaik yang bisa didapatkan.

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah tahap analisa hasil baseline (tanpa scenario) dengan hasil scenario, dari tahap ini akan muncul solusi-solusi yang mungkin beserta dampaknya. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa kebijakan untuk penambahan nilai import BBM tidak memberikan dampak yang signifikan bagi pemenu- han permintaan kebutuhan BBM di wilayah DKI Jakarta. Hasil yang sama juga ditunjukkan dari skenario penambahan produksi kilang minyak Cilacap. Hasil skenarioisasi menunjukkan bahwa dengan menambah rate produksi per kapasitas dapat mengurangi resiko secara maksimal.

Kata kunci : simulasi, kuota BBM, kebutuhan BBM.

(2)

1. PENDAHULUAN

Bahan bakar minyak atau BBM merupakan salah satu bahan sembako yang sangat dibutuhkan oleh setiap masyarakat dalam beraktivitas. Di Indonesia, BBM dikelola oleh PT Pertamina, sebuah perus- ahaan BUMN yang menangani pengelolaan perse- diaan bahan bakar minyak di Indonesia. PT Per- tamina pun memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan BBM bersubsidi yaitu premium.

Penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya, mengenai simulasi bahan bakar juga telah dilakukan. (Uffelen, dkk, 2012; Ogata, dkk, 2012).

Kelangkaan BBM tidak hanya dialami oleh Jakarta Indonesia, namun hal ini juga dialami oleh negara- negara lainnya di dunia seperti US (Hemmingsen, E, 2010). Selain dikarenakan permasalahan ekologi (Batabyal, A.A, dkk, 2003), kelangkaan juga dikarenakan pada saat produksi dan persediaan berkurang, beberapa depo bahan bakar minyak mengalami kelangkaan BBM. Dan ini tentunya berdampak besar terhadap stabilitas dan aktivitas sehari-hari masyarakat, khususnya di wilayah DKI Jakarta, sebagai pusat ibukota yang memiliki kepadatan penduduk dan mobilitas yang tinggi.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan performa PT Pertamina dalam memberikan pelayanan sebaik mungkin dalam pengelolaan kuota BBM di setiap depo bahan bakar minyak, maka kami mengambil sistem pengelolaan ini untuk disimulasikan. Se- hingga, nantinya dari hasil yang didapatkan dari

simulasi tersebut, pihak Pertamina dapat mem- pertimbangkan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dalam pengaturan kuota BBM, khu- susnya di wilayah DKI Jakarta.

Sehingga pada makalah ini akan melakukan simu- lasi dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengel- olaan persediaan BBM di wilayah DKI Jakarta serta menganalisa bagaimana pengaruhnya terhadap data saat ini yang telah didapatkan. Setelah membuat simulasi tersebut, akan dilakukan skenarioisasi mengenai bagaimana sajakah cara untuk mening- katkan performa pengelolaan persediaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan BBM di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini hanya terbatas pada simulasi sistem pengelolaan kuota BBM dengan data aktual selama kurun waktu tiga tahun yang akan digunakan untuk memperkirakan perse- diaan untuk tiga tahun ke depan dalam ruang ling- kup wilayah DKI Jakarta.

2. METODOLOGI

Sistem Pengelolaan Kuota BBM di wilayah DKI Jakarta ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang terdiri dari beberapa variable dengan sifat kausal yang harus dipenuhi seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Enam puluh sifat kausal tersebut akan diilustrasikan se- bagai diagram flow yang memiliki komponen dari sistem yang tertera pada table 1. Komponen pada table 1 akan digambarkan pada diagram flow seper- ti yang terlihat pada gambar 1.

Tabel 1. Tabel Penjelasan komponen dari simulasi Pengelolaan Kuota BBM DKI Jakarta

Komponen Nama Variable Representasi Rumus

Level

Persediaan BBM Impor BBM + Produksi BBM - Pemakaian BBM Initial Value = 3.63636+007

Produksi BBM Total Produksi Kilang

Impor BBM

IF THEN ELSE (Total kebutuhan BBM diluar DKI Jakarta + Total kebutuhan BBM DKI Jakarta

> Persediaan BBM,

IF THEN ELSE ((Total Kebutuhan BBM diluar DKI Jakarta + Total Kebutuhan BBM DKI Jakar- ta - Persediaan BBM)*Harga BBM Internasional

< Anggaran dana subsidi BBM, Total Kebutuhan BBM diluar DKI Jakarta + Total Kebutuhan BBM DKI Jakarta - Persediaan BBM, Anggaran Dana Subsidi BBM / Harga BBM Internasional), 0) Pemakaian BBM Total Kebutuhan BBM diluar DKI Jakarta + Total

kebutuhan BBM DKI Jakarta Alokasi BBM untuk DKI Jakarta Total kebutuhan BBM DKI Jakarta Rate /

Auxiliary

Total produksi kilang Total kebutuhan BBM di DKI Jakarta

(3)

Total kebutuhan BBM di luar DKI Jakarta Jumlah penduduk DKI Jakarta

Kuota BBM DKI Jakarta Kuota BBM Jakarta Utara Kuota BBM Jakarta Selatan

Kuota BBM Jakarta Barat Kuota BBM Jakarta Timur

Kuota BBM Jakarta Pusat Kuota BBM Kepulauan Seribu

Konstanta

Jumlah kendaraan bermotor DKI Jakarta Jumlah Penduduk DKI Jakarta*1.04321

Jumlah kendaraan bermotor luar DKI Jakarta

Random Normal (Jumlah Penduduk Luar Jakar- ta*1/1000, Jumlah Penduduk Luar Jakar- ta*5/1000, Jumlah Penduduk Luar Jakar- ta*3/1000, 0.5, 0)

Jumlah penduduk luar Jakarta 2e+008

Jumlah penduduk Jakarta Utara RandomNormal

(1e+006, 2e+006, 1.68703e+006, 0.2, 0) Jumlah penduduk Jakarta Selatan RandomNormal

(1.5e+006, 2.2e+006, 2e+006, 0.02, 0) Jumlah penduduk Jakarta Barat RandomNormal (17000, 22000, 21000, 0.2, 0) Jumlah penduduk Jakarta Timur RandomNormal

(2e+006, 2.8e+006, 2.68703e+006, 0.2, 0) Jumlah penduduk Jakarta Pusat RandomNormal (800000, 900000, 850000, 0.2, 0) Jumlah penduduk Kepulauan Seribu RandomNormal (17000, 22000, 21000, 0.2, 0)

Produksi UP 1 RandomNormal

(150000, 200000, 175000, 0.5, 0)

Produksi UP 2 RandomNormal

(5e+006, 6.2e+006, 5.9e+006, 0.5, 0)

Produksi UP 3 RandomNormal

(3.5e+006, 4.2e+006, 4e+006, 0.5, 0)

Produksi UP 4 RandomNormal

(1e+008, 1.2e+008, 1.1e+008, 0.5, 0)

Produksi UP 5 RandomNormal

(8.6e+006, 9.3e+006, 9e+006, 0.5, 0)

Produksi UP 6 RandomNormal

(4e+006, 4.5e+006, 4.3e+006, 0.5, 0)

Produksi UP 7 RandomNormal

(300000, 400000, 350000, 0.5, 0) Harga BBM Internasional 9000

Anggaran dana subsidi BBM RandomNormal (5e+011, 1e+012, 7e+011, 0.5, 0)

Tabel 2. Tabel Parameter Pengaturan Simulasi Vensim Parameter

Pengaturan

Nilai Parameter Pengaturan Initial Time 0

Final Time 12

Time Step 1

Units for Time Month Integration Type Euler

Gambar 2 sampai 4 menunjukkan hasil dari simu- lasi dengan base model yang telah dimasukkan pada setiap konstanta atau level. Grafik 2 menggam- barkan total produksi minyak Indonesia, dari gam- bar tersebut KL akan meningkat secara linear.

Dapat dilihat pada gambar 1 bahwa pada bulan ke 12 akan mencapai sekitar 475000000 kl, dengan total produksi awal pada bulan ke 0 adalah 50000000 kl. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

(4)

setiap bulannya total produksi akan bertambah seki- tar 35410000 kl.

Gambar 1. Diagram flow simulasi sistem pengelolaan kuota BBM DKI Jakarta

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa persediaan BBM meningkat secara eksponensial namun tidak begitu curam pada grafiknya, hal ini dikarenakan variable persediaan BBM pada table x dipengaruhi oleh tiga variable yaitu variable impor BBM, produksi BBM dan penggunaan BBM. Grafik total penggunaan BBM DKI Jakarta dapat dilihat pada gambar 4. Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa grafik bersifat stasioner, tidak banyak mengalami peru- bahan dari bulan satu ke bulan berikutnya dalam rentang waktu satu tahun. Untuk menyatakan valid atau tidaknya suatu sistem, dibutuhkan alat ukur yaitu berupa Error Rate atau Standart Deviasi yang dikeluarkan oleh Barlas, Y (1989). Formula yang Error Rate dan Standart Deviasi tersebut adalah sebagai berikut

(1) (2) dimana:

S = rata-rata hasil peramalan

A = rata-rata data aktual bagian validasi SS = standart deviasi data hasil peramalan SA= standart deviasi data aktual bagian validasi

Tabel 3. Tabel Perbandingan Data Aktual dengan Data Hasil Simulasi Perkiraan Kebutuhan

Wilayah Data Aktual Hasil Simulasi Kep. Seribu 371.1456157 26508.3 Jakarta Selatan 36235.22654 26507 Jakarta Timur 47331.67016 26506.9 Jakarta Pusat 15833.72019 26507.1 Jakarta Barat 40141.23909 26506.7 Jakarta Utara 28981.98079 26507.9 Rata-Rata 28149.16 26507.18 Pada simulasi dinamik sistem pengelolaan kuota BBM, juga dilakukan uji validasi dengan rumus Error Rate dari Barlas, Y. (1989). Dari data penggunaan BBM DKI Jakarta yang tertera pada table 3, dapat diperoleh nilai rata-rata penggunaan BBM DKI Jakarta yaitu sebesar 28149.16, se- dangkan pada hasil simulasi, diperoleh rata-rata penggunaan BBM DKI Jakarta sebesar 26507.18.

Didapatkan pada penggunaan rumus 2.1 bahwa Error Rate dari sistem simulasi ini sebesar 0.058331. Nilai tersebut mendekati ambang batas dinyatakan validnya suatu sistem, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem simulasi pengelolaan

(5)

kuota BBM adalah valid berdasarkan ukuran Error Rate.

Gambar 2. Grafik Perubahan Total Produksi Minyak Indonesia per bulan

Gambar 3. Grafik perubahan persediaan BBM per bulan

Gambar 4. Grafik Total penggunaan BBM DKI Jakarta

(6)

Gambar 5. Grafik Jumlah Produksi Minyak UP 4

3. HASIL dan PEMBAHASAN

Pada sistem simulasi ini menerapkan dua skenario dari model utama (baseline model), skenario per- tama termasuk pada skenario parameter yaitu menambah total produksi pada setiap kilang min- yak. Skenario pertama dilakukan dengan cara menambah total produksi pada setiap kilang minyak yang dimiliki sebesar 62.04%, sedangkan skenario kedua yang termasuk pada skenario struktur yaitu menambah impor BBM sebesar 10% dari total penggunaan BBM DKI Jakarta.

Untuk mengimplementasikan skenario pertama, pada gambar x ditunjukkan salah satu contoh penambahan total produksi di kilang minyak Ci- lacap (UP4) sebesar 62.04%. Hal yang sama dil- akukan kepada tujuh UP yang dimiliki untuk me- menuhi kebutuhan penggunaan BBM DKI Jakarta.

Dari hasil menjalankan simulasi dengan parameter pengaturan yang tertera pada table x maka didapat- kan hasil seperti gambar 5, 6. Dari gambar 5 dan 6, diperoleh hasil interpretasi dari skenario pertama adalah Wilayah DKI Jakarta merupakan bagian dari pulau Jawa sehingga penambahan produksi kilang minyak sebesar 62% dilakukan di Kilang Minyak yang ada di Cilacap atau di UP 4. Berdasarkan hasil run simulasi, grafik Pemenuhan Permintaan BBM untuk Wilayah DKI Jakarta meningkat. Akan tetapi, resiko dari skenario ini adalah semakin mem-

perpendek umur kilang minyak yang ada di Cilacap karena kenaikan produksi yang signifikan. Untuk mengantisipasi resiko tersebut, maka perlu disiap- kan penambahan produksi di kilang-kilang minyak yang berpotensi untuk menghasilkan produksi min- yak lebih banyak. Atau dapat pula mencari sumber- sumber minyak baru yang ada di Indonesia.

Seperti digambarkan pada sistem gambar 1, bahwa produksi minyak hanya bergantung pada produksi dalam negeri. Terlebih saat beberapa wilayah yang menghasilkan minyak telah dieksplor terus menerus sehingga kilang-kilang yang tersedia mulai habis cadangan minyaknya. Menambahkan struktur Im- por BBM dengan asumsi 10% dari Total Penggunaan BBM DKI Jakarta diperkirakan telah memberikan dampak yang lebih baik bagi pemenu- han permintaan BBM.

Melakukan impor bahan bakar minyak bukan perkara mudah untuk diputuskan. Namun banyak kendala yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam membangun kilang baru, mengharuskan pemerintah untuk mengimpor minyak dengan harga yang ma- hal. Bahkan kuota 10% dari penggunaan BBM di wilayah DKI Jakarta pun tak memberi cukup peru- bahan yang signifikan. Bahkan, justru dengan menambah produksi pada kilang minyak negeri sendiri lah yang memberi manfaat terhadap kebu- tuhan BBM dalam negeri.

(7)

Gambar 6. Grafik Persediaan BBM

4. SIMPULAN dan SARAN

Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa kebijakan untuk penambahan struktur (Skenario penambahan Impor BBM), tidak memberikan dampak yang berarti bagi kondisi pemenuhan permintaan kebutuhan BBM di wilayah DKI Jakarta. Begitu pula dengan skenario penam- bahan produksi pada kilang minyak Cilacap belum tentu pula pemerintah dapat melakukannya meng- ingat kilang ini sudah berdiri cukup lama. Serta begitu banyak kendala yang dihadapi apabila akan membangun kilang minyak, salah satunya permainan politik di Indonesia sehingga sumber- sumber minyak di Indonesia malah dikelola oleh pihak asing. Yang dapat dilakukan secara maksimal adalah menambah rate produksi/kapasitas dari ki- lang-kilang minyak yang telah ada. Dengan resiko sumberdaya yang dihasilkan kilang tersebut akan menjadi lebih cepat habis dari jangka waktu yang sewajarnya.

Dari kesimpulan di atas, maka kemungkinan penelitian berikutnya bagi peneliti yang ingin megembangkan penelitian ini selanjutnya dapat dibuat model eksperimen untuk mencari alternatif usulan model kebijakan yang lain. Penelitian mengenai konversi minyak tanah ini akan lebih

baik jika obyek penelitian diperluas misalnya un- tuk seluruh Indonesia, mengingat dampak yang ditimbulkan juga akan mempengaruhi kuota dan kebutuhan BBM se Indonesia.

5. DAFTAR PUSTAKA

Uffelen, P.V., Suzuki, M., 2012. Oxide Fuel Per- formance Modelling and Simulations. Com- perehensive Nuclear Materials, 3, pp.535-577.

Ogata, T., Kim, Y.S., Yacout, A.M, 2012. Metal Fuel Performance Modelling and Simulations.

Comperehensive Nuclear Materials, 3, pp.713- 753.

Hemmingsen, E., 2010, At the base of Hubbert’s peak: Grounding the Debate on Petroleum Ccarcity. Geoforum, 41 (4), pp.531-540.

Batabyal, A.A., Kahn, J.R., O’Neill, R. V., 2003.

On the Scarcity Value of Ecosystem Services.

Journal of Environmental Economics and Management, 46 (2), pp.334-352.

Barlas,1989. Multiple Tests For Validation Of System Dynamics Type Of Simulation Models, European Journal of Operational Research, 42, pp.63

Gambar

Tabel 1. Tabel Penjelasan komponen dari simulasi Pengelolaan Kuota BBM DKI Jakarta
Tabel 2. Tabel Parameter Pengaturan Simulasi Vensim  Parameter   Pengaturan  Nilai Parameter  Pengaturan  Initial Time  0  Final Time  12  Time Step  1
Gambar 1. Diagram flow simulasi sistem pengelolaan kuota BBM DKI Jakarta
Gambar 2. Grafik Perubahan Total Produksi Minyak Indonesia per bulan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kita bisa menulis sendiri syair macapat versi kita kalau kita paham dan bisa bahasa jawa asal memenuhi rumus yang sudah ditetapkan tentang pada (bait), gatra (baris),

Mengenai simpulan dari kegiatan perancangan sistem informasi kegiatan pembelajaran tes potensi akademik (TPA) pada lembaga pendidikan Nusantara Professional Education serta

Hal ini sesuai dengan teori bahwa biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan perasaannya, serta menampilkan respons, pemberian

Dari dua penelitian tersebut, aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh FruitsUp memiliki kesamaan, terutama dengan yang kedua, yaitu pemasaran melalui pemanfaatan media

Hal ini sesuai dengan pendapat Wilkins (1989) bahwa hormon giberelin bekerja pada gen sehingga membutuhkan konsentrasi yang tepat pada tanaman, konsentrasi hormon

Para Pemegang Saham odd lot CTRA yang berasal dari hasil penggabungan saham-saham CTRS dan CTRP diminta untuk melengkapi Surat Pernyataan Pemegang Saham Odd Lot CTRA yang

Teman-teman Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi periode 2003-2004 / 2004-2005 yang telah ikut menulis kisah-kisah indah di

Perbedaan pandangan kedua mufassir dalam menafsirkan surat al-Isra ayat 24 ini menurut penulis sangat menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut, adapun alasan