• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

CINDITYA ESTUNING NRP. 3609 100 033

Dosen Pembimbing Ema Umilia, ST, MT

TUGAS AKHIR PW-1381

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

12/07/13

I - PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN DAN SASARAN 1.4 RUANG LINGKUP

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

(3)

LATAR BELAKANG

12/07/13

Wisata yang paling banyak diminati oleh masyarakat baik lokal maupun non lokal yaitu wisata yang mengarah ke alam. Salah satu jenis pariwisata alam yang saat ini banyak menghasilkan wisatawan

lokal maupun wisatawan asing yaitu wisata bahari.

Sebagian besar wilayah di Indonesia terdiri atas lautan yang memiliki sumber daya yang

cukup potensial dalam pengembangan suatu wilayah terlebih dalam sektor

perekonomian.

Kemajuan sektor ekonomi dalam wilayah pesisir mengacu pada sektor pariwisata yang nantinya

dapat meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat melalui tingkat pemenuhan

kebutuhan wisatawan. • Dikembangkannya 5 obyek pariwisata

bahari di Kabupaten Jember

(Kabarbisnis, 2012) menunjukkan kurang adanya pengemasan obyek wisata secara merata.

• Pengelolaan beberapa obyek wisata bahari di Kabupaten Jember terkesan apa adanya (Media Center, 2010).

• Kurangnya penyediaan infrastruktur yang cukup dan pengemasan obyek wisata tidak dikaitkan dengan hasil karya

Adanya salah satu kawasan wisata yaitu pantai Bandealit sebagai taman nasional yang memang sebagai kawasan konservasi sehingga perlu adanya

integrasi antara lima kawasan wisata bahari tersebut.

Arahan kebijakan RTRW Kabupaten Jember, 2008-2028 mengenai kawasan pariwisatanya yang diarahkan pada pola pengembangan wisata

bahari yang dikaitkan dengan konsep pengembangan berbasis masyarakat.

Perlu adanya studi pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten Jember yang bertujuan untuk meningkatan perekonomian masyarakat lokal dengan tetap menjaga keserasian ekologi di sekitarnya.

(4)

12/07/13

adanya potensi wisata bahari di Kabupaten Jember yang dapat meningkatkan sektor ekonomi di wilayahnya, namun pengembangan obyek wisata bahari di Kabupaten jember tidak terintegrasi sehingga pengembangannya tidak merata dan dapat menghambat proses pengembangan di Kabupaten Jember.

RUMUSAN MASALAH PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana arahan pengembangan yang sesuai berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh tiap-tiap kawasan wisata bahari di

Kabupaten Jember?

Menetukan arahan pengembanganyang terintegrasi dari kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember.

TUJUAN 1. Mengidentifikasi faktor pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasidi Kabupaten Jember.

2. Menganalisis potensi berdasarkan faktor pengembangan di masing-masing kawasan wisata bahari

3. Merumuskan arahan pengembangan yang terintegrasi dari kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember.

SASARAN

(5)

12/07/13

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kabupaten Jember guna menentukan konsep pengembangan

pariwisata dengan pola pengembangan wisata bahari yang terintegrasi dengan batas administrasi yaitu,

Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten probolinggo Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

RUANG LINGKUP WILAYAH

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Penelitian ini akan membahas mengenai arahan

pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten jember. Meninjau dari potensi dan masing- masing karakteristik di masing-masing kawasan wisata bahari.

RUANG LINGKUP SUBSTANSI

Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini yaitu literatur yang terkait dengan pariwisata, bahari, wisata bahari, serta pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi.

MANFAAT PENELITIAN

• Memberikan arahan pengembangan wisata bahari yang tepat untuk Kabupaten Jember berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh masing- masing lokasi wisata.

• Memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten

Jember terkait dengan hasil penelitian sebagai acuan

kebijakan RTRW selanjutnya untuk mengembangkan

kawasan pariwisata khususnya kawasan wisata bahari

di Kabupaten Jember.

(6)

07/01/13

(7)

12/07/13

II – TINJAUAN

PUSTAKA

(8)

12/07/13

TEORI KAWASAN PESISIR

TEORI PARIWISATA

MOTIVASI WISATA

SISTEM PARIWISATA KOMPONEN PARIWISATA WISATA BAHARI

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA

PENGEMBANGAN TERINTEGRASI

(9)

12/07/13

SINTESA TINJAUAN PUSTAKA

Sumber : Hasil Sintesa Pustaka, 2013

Sasaran Indikator Variabel

Komponen Pariwisata dan sumber daya

Kebudayaan hidup Keberadaan kebudayaan hidup

Keunikan kebudayaan hidup

Keberadaan pertunjukan Sarana prasarana Utilitas

Akomodasi

Fasilitas pelayanan wisata

Fasilitas pendukung wisata bahari Aksesibilitas Ketersediaan sarana transportasi

Jaringan jalan

Partisipasi masyarakat Jenis aktivitas masyarakat

Kelembagaan Adanya suatu lembaga dalam pengelolaan

Pengembangan wisata Peningkatan komponen

wisata

Daya tarik

Sarana prasarana

Transportasi

Investasi Kesempatan investasi

Kualitas lingkungan Peningkatan kebersihan lingkungan Perlindungan sumber daya Konservasi lingkungan

Kebijakan kebijakan pendukung

Pemasaran Strategi pemasaran

(10)

12/07/13

III – METODOLOGI PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN 3.2 JENIS PENELITIAN

3.3 VARIABEL PENELITIAN

3.4 POPULASI DAN SAMPLE

3.5 METODE PENELITIAN

3.6 METODE ANALISIS

(11)

12/07/13

PENDEKATAN PENELITIAN

JENIS PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini menyesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk merumuskan konsep pengembangan kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember. Hal terakhir yang dilakukan adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan didukung dengan landasan teori yang berhubungan dengan pengembangan suatu kawasan wisata bahari.

Pendekatan penelitian ini adalahrasionalisme.

Pendekatan rasionalismemengacu pada teori dan fakta yang terjadi untuk menyusun kerangka konseptualisasi teori dalam memberikan hasil penelitian.

Kemudian hasil dari penelitian ditarik kesimpulan berdasarkan hasil analisi yang disesuaikan landasan teori dan diharapkan dapat menjadi kebenaran umum (Muhadjir, 2008).

Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang bersifat :

• Deskriptifdimana proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian. Landasanteoridimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai denganfaktayang ada di lapangan.

• Preskriptifdigunakan untuk merumuskan tindakan dalam memecahkan masalah. Dalam studi ini, dilakukan pada waktu merumuskan arahan pengembangan kawasan wisata bahari Kabupaten Jember dengan komparasi dari literatur tentang pengembangan kawasan bahari dan pengembangan kawasan wisata.

(12)

12/07/13

VARIABEL PENELITIAN

Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional

Menentukan kriteria pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi sebagai arahan pengembangan

Daya tarik wisata

Keberadaan dan kondisi suberdaya alam

Terdapat sumber daya alam dengan kondisi yang masih bisa dinikmati

Keberadaan kebudayaan hidup

Terdapat kebudayaan hidup seperti adat istiadat, kesenian atau cara hidup khas masyarakat lokal di kawasan

Sarana prasarana

Ketersediaan Utilitas

Ketersediaan air bersih, listrik, telekomunikasi, drainase dan persampahan pada kawasan

Ketersediaan Akomodasi Ketersediaan sarana akomodasi pada kawasan Ketersediaan Fasilitas pelayanan wisata Ketersediaan fasilitas kesehatan, perbankan dan

perjalanan pada kawasan

Ketersediaan Fasilitas pendukung wisata bahari

Ketersediaan fasilitas pendukung wisata bahari seperti galeri souvenir pada kawasan

Aksesbilitas

Ketersediaan Sarana transportasi

Terkait dengan ketersediaan moda kendaraan umum yang digunakan dalam perjalanan menuju tempat wisata

Jaringan jalan Kemudahan untuk mencapai kawasan wisata

baik dengan kendaraan roda empat maupun roda dua, yang ditunjang dengan kejelasan tempat (mudah dikenali) serta ditunjang jalan yang baik

Partisipasi masyarakat Jenis aktivitas masyarakat

Jenis aktivitas masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan wisata

Kelembagaan Keterkaitan dengan suatu lembaga Peran serta kelembagaan dalam mengelola kawasan wisata

(13)

Investasi Kesempatan investasi

Peningkatan kesempatan investasi bagi investor yang ingin mengembangkan kawasan menjadi kawasan wisata

Kualitas lingkungan Kualitas kebersihan

Peningkatan kualitas kebersihan lingkungan seperti penurunan jumlah sampah dan keasrian kawasan untuk mengembangkan kawasan menjadi kawasan wisata Perlindungan sumberdaya

alam Keberadaan sumberdaya alam

Perlindungan terhadap segala habitat satwa maupun tumbuhan yang menjadi ciri khas kawasan

Kebijakan kebijakan pendukung

Adanya kebijakan yang mendukung pengembangan kawasan menjadi kawasan wisata bahari

Pemasaran Sistem Pemasaran Peningkatan manajemen pemasaran kawasan wisata

Sumber: Hasil Sintesa Tinjauan Pustaka, Penulis 2012

12/07/13

(14)

12/07/13

Sampel merupakan bagian-bagian dari keseluruhan atau populasi, yang menjadi obyek sesungguhnya dari suatu penelitian (Koentjaraningrat, 1997).

Yang dimaksud dengan sampel disini yaitu hasil survey kuesioner kawasan wisata bahari dan wawancara.

POPULASI DAN SAMPLE

Populasi diartikan sebagai keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitan.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah para stakeholder yang berkaitan dengan pariwisata bahari dan penataan ruang.

METODE PENELITIAN

TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey primer dan

sekunder. Survey primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner, pengamatan lapangan dan wawancara terhadap responden.

Sedangkan survey sekunder dilakukan melalui survey instansional dan tinjauan media,

TEKNIK SURVEY

1. Penyebaran Kuesioner 2. Wawancara

3. Pengamatan Lapangan

4. Tinjauan Pustakan dari perpustakaan dan instansional 5. Tinjauan Media

TEKNIK ANALISA DATA

1. Analisa identifikasi kriteria pengembangan kawasan wisata bahari Kabupaten Jember 2. Analisa penentuan kawasan wisata bahari yang

berpotensi berdasarkan kriteria pengembangan 3. Analisa arahan pengembangan kawasan wisata

bahari Kabupaten Jember

(15)

Sasaran Penelitian Input Teknik Output

Analisa Identifikasi Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Kabupaten Jember

1. Daya tarik wisata

2. Ketersediaan prasarana wisata 3. Ketersediaan sarana wisata 4. Partisipasi masyarakat 5. Kelembagaan

6. Kesempatan investasi 7. Kualitas lingkungan 8. Perlindungan sumberdaya 9. Kebijakan

10. Pemasaran

Delphi Kriteria pengembangan kawasan wisata bahari.

Delphi Jabaran Kriteria Analisa Potensi Berdasarkan

Kriteria Pengembangan yang Terintegrasi di Masing-masing Kawasan Wisata

1. Faktor Pengembangan kawasan wisata bahari 2. Survey primer

3. Survey sekunder Deskriptif Potensi dan karakteristik masing-masing kawasan wisata bahari

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Bahari yang Terintegrasi di Kabupaten Jember

1. Kriteria pengembangan dari hasil penelitian 2. Fakta empiri dari hasil lapangan

3. Tinjauan teori terkait pengembangan kawasan wisata bahari

Triangulasi

Arahan pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten Jember

METODE ANALISIS

12/07/13

(16)

12/07/13

IV – HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

4.2 ANALISA

(17)

12/07/13

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI EKSISTING KABUPATEN JEMBER

• Kabupaten Jember terletak di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur pada posisi 6°27’29’’ - 7°14’35’’ BT dan 7°59’6’’ - 8°33’56’’ LS.

• Batas-batas administrasi :

Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

KONDISI EKSISTING WISATA BAHARI KABUPATEN JEMBER

• Dari sekian banyak obyek daerah tujuan wisata (ODTW), pantai merupakan obyek wisata yang paling banyak digemari oleh para wisatawan jika dilihat dari kealamiannya.

• Terdapat lima pantai selatan di Kabupaten Jember yang telah di kategorikan sebagai wisata bahari, yaitu Pantai Papuma, Pantai Watu Ulo, Pantai Bandi Alit, Pantai Paseban, dan Pantai Puger.

*Namun, pengembangan wisata bahari di Kabupaten Jember tidak dilaksanakan sesuai skala prioritas dan ditunjukkan juga dengan pengembangan wisata bahari yang tidak merata (RTRW Kab. Jember 2008-2028).

KONDISI EKSISTING KEPARIWISATAAN KABUPATEN JEMBER

RTRW Kabupaten Jember 2008-20028 menjelaskan bahwa potensi dasar pariwisata di Jember adalah banyaknya keindahan alam yang dapat menarik pangsa pasar mulai dari pantai, air terjun, pemandian, perbukitan, goa-goa bersejarah, terowongan, dan perkebunan. Selain itu, terdapat juga berbagai atraksi budaya yang dapat dijumpai di berbagai wilayah seperti Jember Fashion Carnaval, Larung sesaji di pantai selatan, tarian tradisional dan sebagainya.

*Namun, ditemukan kurangnya sinergisitas program pengembangan antar sektor yang disebabkan dengan

keterbatasan infrastruktur pendukung di kawasan strategis pariwisata.

(18)

12/07/13

ANALISA

IDENTIFIKASI FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI KABUPATEN JEMBER

Identifikasi faktor pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi dilakukan dengan menggunakan analisa teknik Delphi dan melibatkan responden, yang diterapkan dalam analisa stake holder sebelumnya. Para responden mengeluarkan pendapat mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap kebutuhan faktor pengembangan yang telah dirumuskan untuk pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di

Kabupaten Jember. Kuesioner Tahap 1

Berikut merupakan hasil eksplorasi pendapat dari responden mengenai faktor pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten Jember.

Keterangan:

S : Setuju

TS : Tidak Setuju : Butuh Iterasi R1: Bappekab Jember

R2: Kantor Pariwisata Kabupaten Jember R3: Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember R4: Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember R5: Kecamatan Puger Kabupaten Jember R6: Kecamatan Kencong Kabupaten Jember R7: Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

R8 : Dosen Jurusan Pariwisata Universitas Muhammadiyah Jember

(19)

12/07/13

Hasil Delphi Tahap 1

No Faktor R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

1 Pembentuk daya tarik wisata

berkaitan dengan keberadaan serta kondisi dari sumber daya lingkungan serta ekosistem di dalamnya. Selain itu keberadaan kebudayaan hidup di kawasan tersebut.

S S S S S S S S

2 Ketersediaan prasarana wisata

berkaitan dengan ketersediaan utilitas, yaitu jaringan air bersih, listrik dan telekomunikasi, pada kawasan dan ketersediaan jaringan jalan menuju kawasan.

S S S S S S S S

3 Ketersediaan sarana wisata

berkaitan dengan ketersediaan fasilitas akomodasi (rumah makan), fasilitas pendukung wisata bahari (galeri cinderamata) pada kawasan dan ketersediaan sarana transportasi umum untuk menuju kawasan .

S S S S S S S S

4 Partisipasi masyarakat

berkaitan dengan kegiatan masyarakat di kawasan saat ini, yang dapat mendukung kegiatan wisata di kawasan nantinya. Jenis aktivitas masyarakat yang dimaksud dapat berupa mata pencaharian masyarakat di kawasan seperti membuat barang-barang dari sumber daya alam di kawasan yang nantinya dapat dijual ataupun sektor- sektor jasa yang dapat mendukung kegiatan wisata.

S S S S S S S S

5 Kelembagaan

berkaitan dengan peran suatu lembaga dalam pengelolaan kawasan wisata.

S S S S TS S S S

(20)

12/07/13

6 Kesempatan investasi

berkaitan dengan peluang para investor yang ingin mengembangkan kawasan wisata.

S S S S S S S S

7 Kualitas lingkungan

terkait dengan kebersihan lingkungan seperti penurunan jumlah sampah yang ada di kawasan wisata dan penjagaan keasrian kawasan wisata.

S S S S S S S S

8 Perlindungan sumberdaya

berkaitan dengan perlindungan segala habitat satwa maupun tumbuhan yang menjadi cirri khas kawasan.

S S S S S S S S

9 Kebijakan

terkait dengan adanya suatu kebijakan yang mendukung pengembangan kawasan menjadi kawasan wisata bahari.

S S S S S S S S

10 Pemasaran

berkaitan dengan manajemen pemasaran kawasan wisata.

S S S S S S S S

(21)

12/07/13

Berikut merupakan hasil eksplorasi pendapat dari responden mengenai faktor kelembagaan dalam pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten Jember.

Keterangan:

S : Setuju

TS : Tidak Setuju : Butuh Iterasi

R1: Bappekab Jember

R2: Kantor Pariwisata Kabupaten Jember R3: Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember R4: Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember R5: Kecamatan Puger Kabupaten Jember R6: Kecamatan Kencong Kabupaten Jember R7: Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember

R8 : Dosen Jurusan Pariwisata Universitas Muhammadiyah Jember

Hasil Delphi Tahap 2

Faktor R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

Kelembagaan

berkaitan dengan peran suatu lembaga dalam pengelolaan kawasan wisata.

S S S S S S S S

(22)

12/07/13

Faktor Kriteria

Pembentuk daya tarik wisata keindahan alam laut yang memiliki sumberdaya di dalamnya seperti habitat-habitat laut dan ciri khas ataupun karakteristik yang ada di lokasi wisata bahari tersebut.

Ketersediaan prasarana wisata

air bersih di lokasi pantai karena mengingat air pantai merupakan air payau, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan jalan dilengkapi dengan penerangan dan marka jalan berupa penunjuk arah ke lokasi pantai.

Ketersediaan sarana wisata fasilitas penginapan, rumah makan, MCK, kios-kios untuk pusat oleh-oleh bagi para pengunjung dan juga mungkin bisa diberikan tempat outbond pantai.

Partisipasi Masyarakat

peran serta dari masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kawasan wisata untuk ikut serta dalam segala macam kegiatan wisata.

Kelembagaam satu lembaga pengelola yang benar-benar mengerti tentang karakteristik lokasi wisata dan paham mengenai pengembangan kawasan .

Kesempatan Investasi Adanya investor yang berniat untuk mengembangkan kawasan.

Kualitas Lingkungan kebersihan lokasi wisata dari segala sampah yang ditimbulkan oleh wisatawan, ombak laut dan masyarakat sekitar kawasan sendiri.

Perlindungan Sumberdaya

habitat-habitat laut yang menjadi aksen kawasan. Selain itu satwa dan tumbuhan yang ada di sekitar lokasi wisata.

Kebijakan kebijakan terkait pengaturan konsep penataan kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember dan aturan untuk berinvestasi dari pemerintah Kabupaten Jember .

Pemasaran

promosi melalui media-media publikasi yang merata untuk semua kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember.

(23)

12/07/13

ANALISA POTENSI BERDASARKAN FAKTOR PENGEMBANGAN DI MASING-MASING KAWASAN WISATA

Untuk menganalisa potensi berdasarkan faktor pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasidilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif. Berdasarkan faktor tersebut akan di temukan karakteristik berdasarkan potensi-potensi dari masing-masing kawasan wisata yaitu Pantai Papuma, Pantai Watu Ulo, Pantai Puger, Pantai Bandealit dan Pantai Paseban yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Potensi-potensi Berdasarkan Kriteria Pengembangan di Masing-masing Kawasan

Kriteria Kawasan Wisata Bahari

Pantai Papuma Pantai Watu Ulo Pantai Puger Pantai Bandealit Pantai Paseban

Pembentuk daya tarik wisata

- Panorama alam dengan gugusan batu karang di tengah laut - pasir putih sepanjang

pantai

- batu karang dengan ketinggian ± 100 m dpl

- gua lawa

berkedalaman ± 30 m - fauna seperti babi

hutan, ayam alas, kera dan bermacam jenis burung

- flora hutan tropis

- batu ular yang memanjang dari pesisir pantai hingga masuk ke laut

- pasir hitam sepanjang pantai

- melihat perahu nelayan yang lalu lalang dari atas break water

- melihat matahari terbenam

- mengunjungi TPI terbesar di Kabupaten Jember

- pemandian alam kucur yang banyak dikerumuni kera hitam

- melihat proses pembuatan kapal

- teluk meru dan teluk bandealit dengan pasir putih sepanjang 3 km - keanekaragaman

flora dan fauna hutan hujan tropis dataran rendah

- goa Jepang pada ketinggian 200 m dpl - melihat penyu

bertelur di pantai pada malam hari

(musiman)

- pantai yang terbentang cukup panjang dengan arah pandang ke pulau Barong

- atraksi deburan ombak yang menggulung indah - melihat matahari

terbenam

(24)

12/07/13

24

Ketersediaan prasarana wisata

- jaringan listrik (tidak di area pantai)

- jaringan telepon seluller - air bersih

- jaringan jalan berupa aspal dengan lebar jalan ± 4 m dengan penunjuk arah yang jelas dan lampu penerangan

- jaringan listrik di pantai watu ulo telah terjangkau disebabkan karena pemukiman rumah warga tidak jauh dari lokasi pantai

- jaringan telepon kabel dan seluller

- air bersih

- jaringan jalan berupa aspal dengan lebar jalan ± 6 m dengan penunjuk arah yang jelas dan lampu penerangan

- jaringan listrik (tidak di area pantai)

- jaringan telepon seluller - air bersih

- akses jalan yang kurang karena jalan masih

tergolong makadam dengan penunjuk arah yang kurang jelas dan kurangnya lampu penerangan

- jaringan listrik yang masih menggunakan mesin diesel - hanya ada dua jaringan

telepon seluller

- air bersih yang tersedia dari aliran bukit meru

- jaringan jalan yang tergolong makadam memang disengaja mengingat pantai bandealit merupakan salah satu taman nasional yang ketat

penjagaannya, selain itu tidak ada lampu penerangan dan juga penunjuk arah

- tidak adanya jaringan listrik - jaringan telepon seluller

yang kurang baik

- air bersih yang tidak tersedia - jaringan jalan berupa aspal

dan paving untuk area pantai dengan penunjuk jalan yang kurang jelas

Ketersediaan sarana wisata

- taman bermain - tempat kemah - kios souvenir

- warung makan dan minum - fasilitas olahraga air - kantor pengelola - mushalla - MCK - gazebo - perahu - penginapan - tempat parkir

- taman bermain - tempat kemah - kios souvenir - warung makan dan

minum

- kantor pengelola - Mushalla - MCK - jalan hotmix - telepon umum - tempat parker

- mushalla

- persewaan perahu nelayan - toilet

- gudang es - TPI

- guest house

- warung makan dan minum - kantor pengelola yang

dilengkapi TIC - persewaan kendaraan - penginapan

- tempat kemah - 2 MCK - bangku taman - menara pengintai - tempat parkir

- mushalla - toilet - gazebo - tempat parkir

Partisipasi masyarakat

- nelayan sekitar pantai - pemenuh kegiatan wisata

seperti pendirian warung makan dan kios souvenir - tradisi masyarakat sebagai

atraksi budaya seperti pekan raya dan larung sesaji

- nelayan sekitar pantai - pemenuh kegiatan wisata

seperti pendirian warung makan dan kios souvenir - home industri

cinderamata dari kerang- kerang di pantai watu ulo - tradisi masyarakat sebagai

atraksi budaya berupa pecan raya dan larung

- mayoritas nelayan - pemenuh kegiatan wisata

seperti menjual hasil tangkapan ikan di TPI yang sudah tersedia

- tradisi masyarakat sebagai atraksi budaya seperti acara petik laut dengan ritual larung sesaji

- pekerja kebun dikarenakan adanya kawasan hutan lindung

- pemenuh kegiatan wisata seperti pendirian warung makan

- tradisi masyarakat sekitar sebagai atraksi budaya seperti budidaya tanaman yang berkhasiat jamu

- nelayan sekitar pantai dengan penghasilan yang kecil

- tradisi masyarakat sebagai atraksi budaya seperti kegiatan tahunan pekan raya

(25)

12/07/13

Kelembagaan

Perum Perhutani Jawa Timur karena terdapat hutan tropis sebagai cagar alam

Pemerintahan Kabupaten Jember

Pemerintah desa setempat yang kurang optimal dalam

mengelola kawasan pantai

Balai Taman Nasional Meru Betiri karena merupakan kawasan lindung

Pemerintah desa setempat yang tidak optimal dalam mengelola kawasan pantai

Kesempatan investasi

Belum ada peluang investasi

Memberikan peluang dan kemudahan investasi yang lebih kondusif

Memberikan peluang dan kemudahan investasi

Memberikan

kesempatan investasi di zona pemanfaatan intensif seluas 1.285 Ha

Memberikan peluang dan kemudahan investasi

Kualitas lingkungan

Kebersihan yang ada di pantai sudah di atur dengan manajemen yang baik dengan sistem pengangkutan sampah yang rutin

Kebersihan yang ada di pantai sudah di atur dengan manajemen yang sesuai dengan sistem pengangkutan

pemukiman warga

Kebersihan yang ada di pantai kurang terkontrol dengan baik disebabkan

manajemen pengelola yang tidak terkonsep

Kebersihan yang ada di pantai sudah di atur dengan manajemen yang baik mengingat kawasan ini merupakan area lindung

Keberdihan yang ada di pantai tidak terkontrol dengan baik mengingat bahwa petugas sampah yang datag di pantai paseban hanya ada satu tahun sekali

Perlindungan sumberdaya

Sumberdaya yang ada di pantai papuma yaitu satwa dan flora yang memang sudah di kategorikan sebagai cagar alam dengan sistem penangkaran

Sumberdaya yang ada di pantai watu ulo hanya berupa habitat-habitat kecil yang ada di laut dan kurang pengontrolan dari pihak pengelola akan keberadaannya

Sumberdaya yang ada di pantai puger yaitu hasil tangkapan ikan yang menjadi mata pencaharian

masyarakat sekitar dan adanya satwa seperti kera hitam di

pemandian kucur yang sudah jinak. Oleh karena itu perlu penjagaan ketat oleh

Banyak sekali

sumberdaya yang ada di pantai bandealit ini seperti hutan hujan tropis yang merupakan hutan lindung, flora dan fauna di dalam hutan hujan tropis tersebut, penyu-penyu yang hidup di pantai dan memang sudah di masukkan ke dalam

Sumberdaya yang ada di pantai paseban hanya berupa ikan hasil tangkapan nelayan, dan itu pun minim sekali selain itu juga pasir hitam pantai paseban yang merupakan pasir besi

(26)

12/07/13

Kebijakan

Adanya program pemerintah Kabupaten Jember untuk

mengembangkan pariwisata daerah

Adanya program pemerintah

Kabupaten Jember untuk

mengembangkan pariwisata daerah

Adanya program pemerintah terkait dengan

pengembangan pariwisata di daerahnya namun kurang terealisasi untuk pantai puger

Adanya program pemerintah Kabupaten Jember untuk

mengembangkan pariwisata daerahnya.

Namun, untuk pantai bandealit memang harus disesuaikan dengan kategorinya sebagai kawasan lindung

Adanya program pemerintah terkait dengan pengembangan pariwisata di

daerahnya namun tidak terealisasi untuk pantai paseban

Pemasaran

- mengembangkan image pariwisata pantai papuma, goa Jepang dan goa lowo melalui publikasi - meningkatkan akses

informasi yang dapat diakses dengan mudah

- memanfaatkan teknologi informasi untuk media

promosi

- konsolidasi internal pemasaran

- strategi bauran pemasaran

- mengembangkan teknologi informasi untuk media publikasi - mengemas aktivitas

terkait dengan wisata minat khusus untuk menarik pengunjung

- konsolidasi internal pemasaran

- strategi bauran pemasaran

(27)

07/01/13

(28)

07/01/13

(29)

07/01/13

(30)

12/0713

ANALISA ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI YANG TERINTEGRASI DI KABUPATEN JEMBER

Setelah didapatkan faktor pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten Jember dari hasil analisa sebelumnya, maka selanjutnya akan dirumuskan arahan pengembangan kawasan wisata bahari yang terintegrasi di Kabupaten Jember. untuk merumuskan arahan pengembangan, akan dilakukan dengan teknik triangulasi, dimana sumber data yang dipergunakan dalam analisa adalah kriteria pengembangan dari kawasan wisata bahari yang telah dihasilkan dalam penelitian ini, tinjauan empiri pengembangan dari kawasan wisata bahari di tempat lain dan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember.

Dengan mengkombinasi ketiga tinjauan tersebut di atas, maka akan dihasilkan arahan pengembangan kawasan

wisata bahari di Kabupaten Jember sebagai berikut:

(31)

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Yang Terintegrasi di Kabupaten Jember

Kriteria Arahan

Pembentuk daya tarik wisata

Menjadikan wisata bahari dengan pemandangan alam laut sebagai wisata prioritas atau wisata andalan di Kabupaten Jember

Menjadikan lima kawasan wisata bahari yaitu Pantai Papuma, Pantai Watu Ulo, Pantai Puger, Pantai Bandealit dan Pantai Paseban menjadi satu rangkaian paket wisata yang tetap menonjolkan

karakteristik ataupun ciri khas dari masing-masing kawasan tersebut sehingga dapat terintegrasi antara pantai yang satu dengan pantai yang lainnya. Paket wisata yang ditawarkan yaitu

Paket A

Mengunjungi lima kawasan pantai dalam waktu dua hari satu malam, dengan rincian :

Hari pertama mengunjungi kawasan Pantai Paseban untuk menyaksikan indahnya Pulau Barong dari pantai dan deburan ombak di pagi hari, kemudian dilanjutkan menuju Pantai Puger untuk mengunjungi TPI dan menikmati Pemandian Alam Kucur. Dilanjutkan menuju Pantai Papuma untuk menikmati gugusan batu karang, mengunjungi Gua Lawa, menuju Siti Hinggil dengan menyeberang menggunakan perahu dan juga menikmati hutan tropis di sekitar pantai. Selain itu, pengunjung juga dapat menyusuri bukit untuk langsung menuju ke Pantai Watu Ulo. Pantai ini bersebelahan langsung dengan Pantai Papuma yang dibatasi oleh bukit. Di Pantai Watu Ulo pengunjung dapat menyaksikan Batu Ular yang memanjang hingga masuk ke dalam laut. Setelah mengunjungi empat pantai tersebut disediakan tempat beristirahat di Pantai Papuma sehingga pengunjung dapat bermalam dan melanjutkan perjalanan keesokan hari menuju Pantai Bandealit yang merupakan wisata minat khusus dan memakan waktu cukup lama. Di Pantai Bandealit, pengunjung dapat menikmati keindahan Teluk Meru dan Teluk Betiri, mengunjungi Goa Jepang, menikmati olahraga air, dll. Dari Pantai Bandealit ini, pengunjung dipersilahkan untuk menginap dan kembali pulang keesokan harinya bisa juga langsung kembali pulang.

Paket B

Mengunjungi empat kawasan pantai dengan waktu satu hari, dengan rincian mengunungi Pantai Watu Ulo, Pantai Papuma, Pantai Puger dan pantai terakhir yaitu Pantai Paseban.

12/0713

(32)

12/07/13

Ketersediaan prasarana wisata

1. Pengadaan jaringan listrik secara merata agar dapat menunjang kegiatan wisata yang ada pada Pantai Paseban, Pantai Puger, Pantai Papuma, Pantai Watu Ulo dan Pantai Bandealit. Hal ini bertujuan agar kegiatan wisata yang memerlukan jaringan listrik pada lima kawasan pantai tersebut dapat dilakukan dengan baik sehingga integrasi untuk lima pantai tersebut terlaksana.

2. Mendistribusikan air bersih untuk lima lokasi pantai agar menunjang sarana dan kegiatan yang memerlukan jaringan air bersih di masing-masing pantai.

3. Menyediakan jaringan telepon untuk lima pantai tersebut, baik jaringan telepon selullar ataupun telepon kabel agar pengunjung tetap dapat menikmati fasilitas komunikasi meski sedang berada di area pantai. Hal ini juga memudahkan komunikasi antar pantai untuk memantau perkembangan masing-masing pantai.

4. Memperbaiki jaringan jalan untuk akses menuju masing-masing pantai terutama akses jalan yang menghubungkan pantai satu dengan pantai yang lainnya agar kegiatan paket wisata yang telah dibentuk dapat diakses dengan baik. Selain itu juga melengkapi jalan dengan lampu penerangan dan marka berupa penunjuk arah yang dapat terlihat oleh para pengunjung yang hendak mendatangi lokasi pantai. Untuk Pantai Bandealit yang memang merupakan kawasan lindung, jalan makadam yang tergolong susah dilalui sebaiknya memang dibiarkan agar tetap menjaga fungsi kawasan tersebut sebagai kawasan lindung. Namun, lampu penerangan dan juga marka penunjuk jalan sebaiknya tetap difasilitasi.

Ketersediaan sarana wisata

1. Menjadikan fasilitas penginapan di Pantai Papuma sebagai tempat beristirahat bagi para pengunjung Pantai Paseban, Pantai Puger, Pantai Watu Ulo dan Pantai Papuma sendiri yang ingin bermalam. Hal ini bertujuan untuk menjalankan konsep terintegrasi bagi pengembangan kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember.

2. Menjadikan TPI di Pantai Puger dan Kios Souvenir di Pantai Watu Ulo sebagai pusat oleh-oleh untuk lima pantai tersebut.

3. Melengkapi fasilitas warung makan, MCK, dan mushalla untuk lima pantai agar kegiatan paket wisata yang di tawarkan dapat menarik wisatawan.

(33)

12/07/13

Partisipasi masyarakat

1. Karena mayoritas pantai masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, perlu

dimanfaatkannya hasil tangkap ikan mereka untuk usaha warung makan ikan bakar di lima pantai tersebut. Jika hasil tangkap ikan ikan sedang menurun, para pengusaha warung nantinya dapat memasok ikan dari TPI di Pantai Puger agar kegiatan usaha mereka dapat tetap berjalan.

2. Mengembangkan kawasan wisata dengan konsep Community-based Tourism (CBT) dimana masyarakat dilibatkan dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan juga

pengawasan dari kegiatan wisata yang ada nantinya. Pemerintah nantinya hanya akan bertindak sebagai fasilitator antara masyarakat dengan pihak swasta dalam

pengembangan kawasan wisata bahari

3. Mengadakan acara tahunan yang melibatkan masyarakat dari ke lima pantai tersebut dan berhubungan dengan atraksi budaya dari masing-masing desa yang berlokasi di salah satu pantai (dengan sistem bergulir). Hal ini selain dapat mengakrabkan tiap-tiap desa, juga dapat dijadikan hiburan lain untuk pengunjung. Contoh acara adalah

karnaval, pekan raya, dll.

Kelembagaan

1. Adanya satu lembaga pemimpin yang menaungi setiap pengelola yang ada di masing- masing kawasan wisata. Hal ini bertujuan agar konsep terintegrasinya lima kawasan wisata bahari ini dapat berjalan sesuai yang diinginkan

2. Peergantian pengelola kawasan Pantai Puger dan paseban ke tangan dinas pariwisata yang leih mengerti dengan kondisi kepariwisataan di Kabupaten Jember

Kesempatan Investasi

1. Mengadakan kerjasama dengan media informasi seperti radio, televisi lokal ataupun pembuatan web khusus yang disambungkan dengan web Pemerintah Kabupaten Jember dan kota-kota lain dalam mempromosikan paket wisata kawasan wisata bahari yang memiliki berbagai daya tarik untuk dikunjungi.

2. Mengadakan kerjasama dengan pihak swasta dengan memberikan kemudahan dalam prosedur investasi seperti memberikan kemudahan ijin usaha bagi investor yang nantinya akan membuka usaha di kawasan, dengan syarat jenis usaha yang diperbolehkan adalah jenis usaha yang sesuai dengan tema kawasan dan tidak merugikan masyarakat sekitar.

3. Mengalirkan hasil investasi yang ada ke pantai yang memang masih tergolong kurang

(34)

Kualitas lingkungan

Memperbaiki sistem persampahan yang ada di kelima lokasi wisata pantai tersebut paling tidak pengangkutan dilakukan seminggu sekali dan dalam pengawasan pusat pengelola atau pengelola inti lima pantai tersebut sehingga semua pantai dapat terpantau secara merata sehingga muncul kenyamanan untuk para wisatawan yang berkunjung

Perlindungan sumberdaya

Banyak sekali sumberdaya yang ada di Pantai Bandealit ini seperti hutan hujan tropis yang merupakan hutan lindung, flora dan fauna di dalam hutan hujan tropis tersebut, pelestarian dengan dibentuknya konservasi untuk flora dan fauna yang termasuk cagar alam seperti di Pantai Papuma dan Pantai Bandealit agar para pengunjung dapat menikmatinya di alam yang sesuai dengan kondisi aslinya

Kebijakan

1. Perumusan peraturan daerah yang mengatur tentang penataan kawasan wisata bahari di Kabupaten Jember guna munculnya pemerataan pengembangan kawasan wisata

2. Perumusan peraturan daerah yang mengatur tentang peluang dan tata cara dalam berinvestasi untuk mengembangkan kawasan wisata sesuai dengan fungsi dan karakteristiknya

3. Kebijakan daerah yang menjadikan paket wisata menjadi wisata andalan dari lima pantai tersebut di Kabupaten Jember.

Pemasaran

1. Membentuk produk wisata ke dalam satu rangkaian paket wisata (Pantai Papuma, Pantai Watu Ulo, Pantai Puger, Pantai Bandealit dan Pantai Paseban) yang digalakkan sebagai program pengembangan wisata bahari di Kabupaten Jember

2. Mengadakan publikasi secara maksimal untuk produk wisata berupa lima pantai yang menjadi satu rangkaian paket wisata di luar dan dalam Kabupaten Jember

3. Menonjolkan segala hal yang bisa menjadi daya tarik di masing-masing pantai, terutama dalam program paket wisata tersebut sehingga dapat menarik wisatawan

12/07/13

(35)

07/01/13

(36)

12/07/13

Buku dan Jurnal

• Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten jember (2008) Direktori Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Jember 2008-2028

• Arison, Akhmad. (2006). Pengembangan Pariwisata (Belajar dari Kamboja). Disampaikan pada Semiloka Transportasi Indonesia-Kamboja Workshop-Seminar Transportation between Indonesia-Cambodia

• Inskeep, Edward. (1991). Tourism Planning: An Integrated Sustainable Development

• Mc. Intosh. (1995). Tourism Principles, Practices, Philosophies

• Musenaf,Drs. (1995). Manajemen usaha pariwisata Indonesia,jakarta : Penerbit PT. Toko Gunung Agung

• Pendit, I Nyoman, S. (1999). Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita, cetakan ke-enam (edisi revisi)

• Suwena, I Ketut (2010). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana Press

• Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember. 2009. Mapping Pengembangan Obyek Wisata Kawasan Selatan Kabupaten Jember

• Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2012. Kabupaten Jember dalam angka Laporan Penelitian

• Amanda, Meita (2009). Tugas Akhir: Analisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap pendapatan masyarakat lokal. Bogor: Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor

• Yuniarti (2007). Karya Tulis Ilmiah: Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Indonesia (Studi Kasus: Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat di Kepulauan Riau). Jatinangor: Universitas Padjadjaran

• Umilia, Ema. (2006). Tugas Akhir: Strategi Pengembangan Kawasan Wisata THP Kenjeran berdasarkan Tingkat Kepuasan Pengunjung. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DAFTAR PUSTAKA

(37)

12/07/13

Artikel dan Internet

• Wikipedia (2012). Pesisir. Diunduh 16 Oktober 2012, dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesisir

• Atmaja, Edi (2010). Wilayah Pesisir (Coatal Zone). Diunduh 13 Nopember 2012, dari:

http://sastrakelabu.wordpress.com/2010/04/15/wilayah-pesisir-coastal-zone/

• Mukhtar (2009). Potensi Wilayah Pesisir dan Laut Sebagai Kawasan Wisata Bahari. Diunduh tanggal 13 Nopember 2012, dari:

http://mukhtar-api.blogspot.com/2009/06/potensi-wilayah-pesisir-dan-laut.html

• PustakaNet.wordpress.com (2008). Evaluasi Program Promosi Pariwisata Dilihat Dari Perbandingan Biaya Promosi Yang Dikeluarkan Dengan Jumlah Arus Kunjungan Wisatawan. Diunduh tanggal 16 Oktober 2012, dari:

http://pustakanet.wordpress.com/category/tesis-magister-ekonomika-pembangunan/

• Media Center.com (2010). Wisatawan Mancanegara dan Domestik, yang mengaku betah berlama-lama di Papuma.

Diunduh tanggal 22 Oktober 2012, dari:

http://329-papuma-perlu-pentas-seni-tradisional.htm

• Kabarbisnis.com (2009). Pengunjung Wisata Bahari Jember mencapai 3.000 Per Bulan. Diunduh tanggal 22 Oktober 2012, dari:

http://281524.htm

• JemberPost.com (2009). Bupati Djalal:Masyarakat Harus Punya Rasa Memiliki. Diunduh tanggal 22 Oktober 2012, dari:

http://Bupati%20Djalal%20%20%20Masyarakat%20Harus%20Punya%20Rasa%20Memiliki%20_%20Portal%20Be rita%20Jember%20Terkini.htm

• Utama, I Gusti B. R. (2006). Konsep pariwisata. Diunduh tanggal 10 Nopember 2012, dari:

http://raiutama.blog.friendster.com/2006/09/konsep-pariwisata/

Peraturan dan Perundang-undangan

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan

Permasalahan eksternal IKM Mebel Ekspor Jepara yang dapat diamati di lapangan adalah kelangkaan bahan baku khususnya kayu jati, efektivitas interaksi kelembagaan dan pola

Dikuadran C Unsur pelayanan yang masuk dalam kuadran ini adalah, Petugas memberikan pelayanan dengan disiplin, Besarnya biaya pelayanan dapat dijangkau oleh masyarakat, Kesesuaian

Variasi sudut pitch dan variasi taper blade sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh terhadap Torsi, Daya, TSR dan C P yang dihasilkan oleh turbin angin

Puji syukur penulis panjatkan ke pada Allah SWT atas dilimpahkannya rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi berjudul “Pengaruh

Dari hasil perbandingan dengan standar FCR ikan nila larasati yang diperoleh dari hasil penelitian yang sebelumnya, maka nilai FCR hasil penelitian dengan

Tradisi mairiak yang merupakan tradisi masyarakat Minangkabau pada masa tidak padi dalam rangka memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan telapak kaki manusia,

JUDUL : BEROBAT GRATIS LEWAT PROGRAM BPJS KESEHATAN. MEDIA