• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI, KEPERCAYAAN DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI, KEPERCAYAAN DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

DRY ANGGI LESTARI

1000363

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia

Ngamprah Kab.Bandung Barat)

Oleh Dry Anggi Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dry Anggi Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DRY ANGGI LESTARI

PENGARUH AKTIVITAS RITMIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN

JASMANI, KEPERCAYAAN DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Helmy Firmansyah, M. Pd NIP. 1979122282005011002

Pembimbing II

Dr. Ikbal Gentar Alam NIP. 197610152008011000

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)
(5)

BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah

Kab. Bandung Barat)

Dry Anggi Lestari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas ritmik

line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar

Penjas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Teknik pengambilan sampel secara acak sebanyak 104 siswa dari populasi 140 siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah. Instrumen tes kebugaran jasmani adalah TKJI untuk rentang usia 13-15 tahun dengan validitas 0,95 dan reliabilitas 0,96. Hasil uji coba instrumen kepercayaan diri 55 butir soal valid dan reliabilitas 0,87. Hasil uji coba instrumen minat belajar 59 butir soal valid dan reliabilitas 0,96. Nilai rata-rata tes awal kebugaran jasmani kelompok eksperimen 13,36 dan rata-rata tes akhir sebesar 14,03. Nilai rata-rata tes awal kepercayaan diri kelompok eksperimen 206,50 dan rata-rata tes akhir 211,30. Nilai rata-rata tes awal minat belajar Penjas kelompok eksperimen 233,32 dan rata-rata tes akhir sebesar 236,36. Berdasarkan hasil uji signifikansi kesamaan dua rata-rata aktivitas ritmik line dance berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar Penjas siswa dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan kepercayaan diri siswa.

(6)

(Experimental Study on SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah

Kab. Bandung Barat)

Dry Anggi Lestari

The purpose of this study was to determine the effect of line dance to the rhythmic activity level of physical fitness, self-confidence and interest in learning of physical education subject. The method used is an experimental method. Random sampling technique, 104 students from junior high school population of 140 students in Bina Putra Indonesia Ngamprah. Physical fitness test instrument is TKJI for age range 13-15 years with the validity and reliability 0.96 and 0.95. The results of testing instruments confidence 55 items were valid and reliability 0.87. The results of the test instrument interest in learning 59 items were valid and reliability 0.96. The average value of the initial physical fitness test experimental group average is 13.36 and a final test is 14.03. The average value of the initial test confidence experimental group average is 206.50 and 211.30 final test. The average value of the initial interest in learning of physical education subject test experimental group average is 233.32 and a final test is 236.36. Based on the results of significance test the equality of two average line dance rhythmic activity significantly affect students' learning interest of physical education subject and does not significantly affect physical fitness and self-confidence of students.

(7)

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... .1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah.………. .7

C. Tujuan Penelitian ... .7

D. Manfaat Penelitian ... .8

E. Batasan Penelitian ... .8

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN………. ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Hakikat Kebugaran Jasmani………. .. 10

2. Hakikat Percaya Diri ... 14

3. Hakikat Minat Belajar………. ... 21

4. Aktivitas Ritmik Line Dance ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 34

(8)

E. Instrumen Penelitian ... 42

1. Tes Kebugaran Jasmani ... 43

2. Penilaian Kepercayaan Diri dan Minat Belajar ... 46

F. Proses Pengembangan Instrumen... 52

1. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 53

2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 56

G. Teknik Pengumpulan Data ... 60

H. Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 65

1. Deskripsi Data ... 65

2. Analisis Data ... 67

B. Diskusi Penemuan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA………. ... 77

LAMPIRAN... 80

(9)

Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi sistematik antara anak

didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif

dan efisien menuju pembentukan manusia yang utuh. Pendidikan jasmani sebagai

integral dari pendidikan nasional memiliki peranan penting dalam pembangunan

bangsa.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam

berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar

itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang

lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

James A. Baley dan David A. Field (dalam Abduljabar, 2011:13)

menekankan bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani

yang membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih lanjut kedua ahli ini

menyebutkan bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuskular, intelektual, sosial, cultural, emosional dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

Karakteristik pendidikan jasmani seperti ini tidak terdapat pada mata

pelajaran lain karena hasil belajar Penjas tidak terbatas pada perkembangan tubuh

saja tetapi menyangkut semua dimensi manusia, seperti halnya tubuh dan pikiran.

Mahendra (2009:19) mengungkapkan:

Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

(10)

2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai ketrampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan ketrampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang

6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga

Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas fisik dalam Penjas

menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu untuk mengembangkan

manusia seutuhnya meliputi aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

Di Indonesia Penjas sendiri mengalami banyak kendala. Salah satunya

adalah alokasi waktu jam pelajaran Penjas yang hanya 70-90 menit untuk tingkat

sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dengan

frekuensi satu kali dalam seminggu. Hal ini dirasa belum maksimal untuk dapat

mencapai seluruh tujuan Penjas. Salah satu dampak dari alokasi waktu ini adalah

sulit tercapainya tujuan Penjas untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran

jasmani siswa.

Kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting untuk

diperhatikan. Kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo (2007:17), “Kebugaran

jasmani (KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan

jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan”. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk

dapat melakukan kerja tanpa kelelahan yang berarti. Bagi siswa, kebugaran

jasmani diperlukan untuk menghadapi segala aktivitas-aktivitas baik itu di

lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Namun, berdasarkan sebuah

penelitian kesegaran jasmani pelajar kelompok usia 6 – 19 tahun (SD – SMA)

yang memiliki kualifikasi baik hanya 6,90%, dan selebihnya memiliki tingkat

(11)

Kebugaran jasmani tingkat SMP, data penelitian yang dilakukan oleh

Pasimun di SMP Negeri 7 Kebumen dengan sampel seluruh siswa kelas VIII

dengan jumlah 300 siswa menunjukkan tingkat kesegaran jasmani kategori baik

sejumlah 36 siswa atau 11,9 %.

Penelitian lain yang telah dilakukan pada tahun 2007 menunjukkan hasil

rata-rata tingkat kesegaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Grabag Kabupaten

Magelang, 2,69% menunjukkan kriteria baik sekali, 22,58% menunjukkan kriteria

baik, 59,68% menunjukkan kriteria sedang, 1,07% menunjukkan kriteria kurang dan

13,98% menunjukkan kriteria kurang sekali.

Sebagai dampak dari belum berkembangnya pemikiran guru-guru Penjas

terdahulu dengan konsep Penjas yang kini diusung, pembelajaran Penjas terkesan masih mengedepankan prestasi dalam hal kemahiran siswa menunjukkan

ketrampilan gerak teknik kecabangan. Jelas ini merupakan suatu masalah yang

menyebabkan siswa akhirnya enggan dan merasa tidak percaya diri mengikuti

pembelajaran Penjas. Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan sesorang akan

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu atau

untuk mencapai target tertentu. Padahal proses pembelajaran Penjas seharusnya

mengikuti prinsip DAP (Developmental Appropriate Practice) dengan pertimbangan bahwa kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda.

Nurhati (dalam Darsono, 2011:28) menjelaskan bahwa “Kepercayaan diri

merupakan landasan bagi setiap individu dalam melakukan berbagai aktivitas

kehidupan”. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting dalam diri siswa. Pembelajaran Penjas seharusnya dapat menumbuhkan dan

memupuk kepercayaan diri siswa, bukannya membuat mereka tidak percaya diri

dan enggan terlibat dalam pembelajaran Penjas.

Menurut Koentjaraningrat, salah satu kelemahan generasi muda Indonesia

adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian

Afiatin, dkk, terhadap siswa di Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan

yang banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh

(12)

Kondisi lain yang juga menjadi permasalahan Penjas adalah minat belajar

siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjas. Minat memegang peranan penting

dalam proses belajar. Minat adalah suatu keinginan untuk mendapatkan sesuatu.

Menurut Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa ”Minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,tanpa ada yang

menyuruh”. Minat merupakan suatu kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah.

Dalam sebuah penelitian tercatat bahwa hanya 16% siswa yang memiliki

minat tinggi untuk mengikuti pembelajaran Penjas, sisanya berada di kategori

sedang, rendah dan sangat rendah. Namun, dalam penelitian lainnya pada tahun

2013 di SMPN 3 Samalantan, tingkat minat siswa dalam pembelajaran Penjas

rata-rata 40,31% dalam kategori sangat baik.

Minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu guru, sarana dan prasarana, lingkungan belajar dan

jenis aktivitas belajar. Sebuah penelitian menemukan bahwa jenis aktivitas dalam

pembelajaran Penjas berpengaruh cukup besar untuk menarik minat siswa. Maka

dari itu pembelajaran Penjas harus dikemas sedemikian rupa untuk dapat menarik

minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas dengan sungguh-sungguh dan

aktif sehingga tujuan Penjas dapat terwujud.

Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah aktivitas ritmik. Aktivitas

ritmik termasuk ke dalam salah satu aktivitas yang diajarkan pada mata pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di sekolah, baik itu di

tingkat dasar dan menengah. Hal ini sesuai dengan materi ajar Penjas dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

(13)

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobik serta aktivitas lainnya

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Aktivitas ritmik menurut Mahendra (2007:3) adalah “rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan

tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau

ketukan diluar musik”. Aktivitas ritmik ini merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan Penjas di Indonesia, karena sebelumnya diwakili oleh

senam irama. Aktivitas ritmik baru secara tegas diangkat oleh Kurikulum 2004

(Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK) sebagai salah satu aktivitas yang masuk

ke dalam ruang lingkup pembelajaran Penjas.

Pada hakikatnya aktivitas ritmik bermakna lebih luas dari senam irama

yang lebih dulu dikenal. Mahendra (2007:32) menjelaskan “Senam ritmik adalah

istilah yang paling dekat pada istilah aktivitas ritmik, sehingga sering juga

dianggap bahwa inilah yang menjadi substansi dasar dari aktivitas ritmik”. Pada perkembangannya sendiri, banyak sekali jenis dari aktivitas ritmik, salahsatunya

adalah line dance.

Line dance ini merupakan olahraga dansa yang populer di daratan Amerika

dan Eropa dan baru berkembang di Indonesia sejak dikenal tahun 2000. Olahraga

dansa berderet ini berupa rangkaian langkah yang membentuk suatu koreografi

(14)

A line dance is a choreographed dance with a repeated sequence of steps in which a group of people dance in one or more lines or rows without regard for the gender of the individuals, all facing either each other or in the same direction, and executing the steps at the same time.

Jadi, line dance adalah sebuahtariankoreografidenganurutan berulangdarilangkah-langkahdimanasekelompok orangmenaridisatu atau lebih

garis atau baristanpa memperhatikanperbedaangender,semua menghadapbaiksatu

sama lain atauke arah yang sama, danmelakukanlangkah-langkahpada waktu yang

sama.Disebut olahraga dansa karena pola-pola langkah dan gayanya diambil dari

langkah-langkah dasar berbagai jenis dansa, seperti rumba, salsa, cha-cha,

merengue, waltz, jive, hip-hop, jazz, dan lainnya.

Aktivitas ritmik, contohnya line dance, dalam gerakannya terdapat latihan-latihan untuk otot, sendi dan sebagainya, hal ini tentu akan memberikan pengaruh

terhadap kebugaran jasmani orang yang melakukannya.Aktivitas ritmik seperti

halnya senam aerobik, SKJ atau line dance melatih daya tahan aerobik atau kardiovaskular karena dilakukan dengan dinamis dan dalam waktu lebih dari 10

menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Giriwijoyo (2007: 28):

Kegiatan olahraga kesehatan aerobik yang mengambil waktu minimal 10 menit yang disebut waktu minimal yang efektif untuk meningkatkan kapasitas aerobik seseorang, sedangkan waktu maksimalnya ialah 30 menit yang disebut waktu maksimal yang efisien.

Aktivitas ritmik dalam Penjas dinilai mampu mengurangi kecenderungan

Penjas hanya berorientasi pada aktivitas yang bersifat kompetitif saja yang

membuat sebagian siswa dengan kemampuan gerak yang beragam tidak percaya

diri dan kurang berminat untuk mengikuti pelajaran Penjas. Aktivitas ritmik,

khususnya line dance dengan gerakan pola langkah yang sederhana memiliki kemungkinan dalam hal meningkatkan kepercayaan diri serta minat siswa untuk

belajar Penjas.

Berdasarkan fakta tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti tentang

(15)

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan fakta di lapangan, aktivitas ritmik masih mendapat porsi yang

sedikit bahkan belum banyak diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani

di sekolah. Padahal aktivitas ritmik memiliki peranan penting dalam

meningkatkan kebugaran jasmani siswa karena dilakukan dengan dinamis dan

dengan waktu lebih dari 10 menit. Selain itu, aktivitas ritmik juga dinilai dapat

meningkatkan kepercayaan diri dan minat belajar siswa dalam pelajaran Penjas.

Untuk lebih memfokuskan masalah yang akan diteliti, penulis membuat rumusan

masalah dari kajian diatas yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dariaktivitas ritmik line

dance terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas ritmik line

dance terhadap kepercayaan diri siswa?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas ritmik line

dance terhadap minat belajar Penjas siswa?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis menetapkan tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa

2. Untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas ritmik line dance terhadap kepercayaan diri siswa

(16)

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan diatas, maka

penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran

untuk bahan pengajaran dan pembelajaran Penjas

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian lain

yang lebih mendalam

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai program

alternatif untuk sekolah, dan khususnya untuk guru Penjas dalam upaya

meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani siswa serta mengembangkan kepercayaan diri siswa serta menumbuhkan minat

belajar Penjas siswa.

E.Batasan Penelitian

Supaya masalah yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah yang

sebenarnya dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu

penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang

lingkup permasalahan yang ingin dibahas adalah:

1. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan salah satunya dalah pembelajaran aktivitas ritmik

2. Menurut Mahendra (2007:3), aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak

manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan

perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti

iringan musik atau ketukan diluar musik

3. Line dance merupakan bagian dari pembelajaran aktivitas ritmik

4. Menurut Gilbert (1974), Line dance adalah sebuah tarian koreografi dengan urutan berulang dari langkah-langkah di mana sekelompok

(17)

perbedaan gender, semua menghadap baik satu sama lain atau ke arah

yang sama, dan melakukan langkah-langkah pada waktu yang sama

5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas ritmik yaitu line

dance, variabel terikatnya adalah tingkat kebugaran jasmani,

kepercayaan diri dan minat belajar siswa

6. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

eksperimen

7. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII di SMP Bina Putra Indonesia

Ngamprah Kabupaten Bandung Barat sebanyak 140 orang. Teknik

pengambilan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling). Penulis akan mengambil sampel sebanyak 104 orang, 52 orang untuk

kelompok eksperimen dan 52 orang untuk kelompok kontrol

8. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran

Jasmani Indonesia untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa.

Pengukuran tingkat kepercayaan diri dan minat belajar siswa

(18)

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah yang

beralamat di Jalan Raya Purwakarta No.169 KM 3 Padalarang, Desa Warung Awi

Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang merupakan sifat-sifat umum. Dalam hal ini Sugiyono (2013:117)

menjelaskan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan Sudjana (2005:6) menjelaskan bahwa:

Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Atas dasar pendapat para ahli diatas dapat digambarkan bahwa yang

dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek

penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang

terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VII SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah yang berjumlah 140 siswa.

Berikut rincian jumlah siswa di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kabupaten

(19)

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII A 34

2 VII B 35

3 VII C 36

4 VII D 35

Jumlah 140

Sumber: SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah

3. Sampel

Penelitian terhadap populasi dengan jumlah yang besar namun terkendala

biaya, waktu dan sebagainya, maka dapat dilakukan pengambilan sampel. Seperti

yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:118) bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dna waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambi dari populasi itu.

Untuk itu sampel yang diambil harus betul-betul mewakili (representatif).

Sudjana (2005:6) menjelaskan bahwa “Sampel itu harus representatif, dalam arti

segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil”. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel, seperti yang dijelaskan oleh Fathoni (2006:101):

1. Dapat memberikan gambaran terpercaya tentang keadaan populasi sasaran

2. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan menggunakan tenaga, waktu, dan dana yang terbatas

3. Dapat menentukan presisi hasil penelitian dengan mengestimasi batas kesalahan (standard error) dari taksiran hasil yang diperoleh.

Ada beberapa jenis teknik penarikan sampel, yang akan penulis gunakan

adalah teknik penarikan sampel secara acak atau simple random sampling. Menurut Sugiyono (2013:120) “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan

(20)

alasan bahwa populasi yang digunakan homogen, setiap anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dan cara

penarikan sampel mudah bisa dengan diundi atau menggunakan bilangan acak.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Bina Putra Indonesia yang berjumlah 140 orang. Dalam penentuan jumlah sampel

siswa, dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin yang

dikutip Riduwan (2004:65) sebagai berikut:

� = �

1 + ��2

Keterangan:

n = ukuran sampel keseluruhan

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

Dengan menggunakan rumus diatas, didapat sampel siswa sebagai berikut.

� = �

1 + ��2

�= 140

1 + 140 (0,05)2

�= 140

1 + 140 (0,0025)2

�= 140

1,355= 103,70 = 104

Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini

adalah 104 siswa yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

(21)

B.Desain Penelitian

Untuk memperlancar proses penelitian maka diperlukan sebuah desain

penelitian sebagai pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap

langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai

dengan prosedur yang benar. Desain penelitian yang digunakan adalah

pretest-posttest control group design. Desain ini digunakan untuk penelitian eksperimen.

Pretest-posttest control group design menurut Sugiyono (2013:113): “Dalam

desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi

pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol”. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : Pre-test kelompok eksperimen

O2 : Post-test kelompok eksperimen

O3 : Pre-test kelompok kontrol

O4 : Post-test kelompok kontrol

X1 : Penerapan Aktivitas Ritmik Line Dance

X2 : Pembelajaran konvensional

Untuk memberikan kemudahan maka diperlukan adanya langkah-langkah

kerja penelitian. Penulis menggambarkan langkah-langkah penelitian sebagai

berikut.

R O1 X1 O2

(22)

Gambar 3.2

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Pre-test

Kelompok Eksperimen

Penerapan Aktivitas Ritmik Line Dance

Kelompok Kontrol

Pembelajaran Konvensional

Post-test

Analisis Data

(23)

Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan langkah-langkah penelitian

sebagai berikut.

a. Menentukan populasi dan sampel

b. Melakukan tes awal (pre-test) tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa terhadap kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol

c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok eksperimen

(experimental group), yaitu aktivitas ritmik line dance

d. Melakukan tes akhir (post-test) tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa terhadap kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol

e. Menghitung perbedaan pengaruh sebelum dan setelah diberikan

treatment

f. Memakai pengujian hipotesis apakah perbedaan tersebut cukup berarti

menerima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini atau sebaliknya.

Dalam desain penelitian ini sampel diperoleh secara acak dari populasi.

Setelah sampel terkumpul kemudian dilakukan tes awal atau pre-test. Tes awal ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan

minat belajar siswa sebelum diberikan perlakuan pada kelompok treatment dan kelompok kontrol. Sampel kemudian diberikan perlakuan atau treatment yaitu aktivitas ritmik line dance selama 12 kali pertemuan (satu minggu tiga kali). Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir (post-test). Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul, maka data-data tersebut diolah.

C.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode agar penelitian berjalan

dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013:1), “Metode

(24)

akan dipakai dalam suatu penelitian. Metode merupakan suatu cara yang

ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk

mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah

melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Lebih lanjut

Surakhmand (1998:131) menjelaskan bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Metode yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan

bahwa penelitian eksperimen yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau suatu perlakuan atau treatment. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencobakan aktivitas ritmik line dance untuk diketahui pengaruhnya terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa.

Pengertian metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2013: 107) yaitu “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi terkendalikan”. Penelitian dengan metode ekperimen dilakukan dalam

kondisi terkendalikan maksudnya adalah kondisi yang disengaja agar dapat

terlihat pengaruh dari perlakuan yangsedang dicobakan. Seperti yang juga

diungkapkan oleh Fathoni (2006:99):

Metode eksperimen berarti metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan.

Secara teori, tujuan dari eksperimen adalah untuk menyelidiki ada atau

tidaknya hubungan sebab akibat dari perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok objek uji coba, juga untuk mengetahui perbedaan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel

bebas dan tiga variabel terikat, Sugiyono (2013:61) menjelaskan mengenai

(25)

1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

2. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Satu variabel bebas yang akan dicobakan adalah aktivitas ritmik yaitu line

dance, sedangkan tiga variabel terikatnya adalah tingkat kebugaran jasmani,

kepercayaan diri dan minat belajar siswa.

D.Definisi Operasional

Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah

itu berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah

dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda,

dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S

Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

2. Aktivitas Ritmik

Menurut Mahendra (2007:3), aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak

manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan

perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti

iringan musik atau ketukan diluar musik.

3. Line Dance

Menurut Gilbert (1974), Line dance adalah sebuah tarian koreografi dengan urutan berulang dari langkah-langkah di mana sekelompok

orang menari di satu atau lebih garis atau baris tanpa memperhatikan perbedaan gender,semua menghadap baik satu sama lain atau ke arah

yang sama, dan melakukan langkah-langkah pada waktu yang sama.

4. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani menurut Giriwijoyo (2007:17), kebugaran jasmani

(26)

jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus

dilaksanakan.

5. Kepercayaan Diri

Menurut Perry (2005), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk

mempercayai kemampuan sendiri.

6. Minat

Menurut Slameto (2010:180) mengemukakan bahwa minat adalah suatu

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh.

E.Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap suatu fenomena. Dalam melakukan pengukuran, instrumen memegang peranan penting

dalam proses pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2013:148),”Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati”. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket.

Mengenai tes, Suntoda (2013:1) menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk mengukur tingkat kebugaran

jasmani siswa. TKJI ini merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui tingkat

kesegaran jasmani siswa atau anak pada golongan umur tertentu.

Sedangkan variabel kepercayaan diri dan minat belajar dinilai melalui

angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199) adalah “teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan angket maka dapat disebar secara

(27)

1. Tes Kebugaran Jasmani

Tes yang digunakan yaitu Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk

mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa. Dalam lokakarya kesegaran jasmani

yang dilaksanakan pada tahun 1984 “Tes Kesegaran Jasmani Indonesia“ (TKJI)

telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen/alat tes yang berlaku di seluruh

wilayah Indonesia karena TKJI disusun dan disesuaikan dengan kondisi anak

Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun,

13-15 tahun, dan 16-19 tahun.

Pada penelitian ini akan dilakukan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

untuk rentang usia 13-15 tahun yang memiliki validitas 0,950 dan reliabilitas

0,960. Berikut merupakan tata cara pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

(TKJI) berdasarkan Buku Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk rentang usia siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu usia 13-15 tahun.

A. Rangkaian Tes

Tes Kesegaran Jasmani Indonesia terdiri dari :

1. Untuk putra terdiri dari :

a. lari 50 meter

b. gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

d. loncat tegak (vertical jump) e. lari 1000 meter

2. Untuk putri terdiri dari :

a. lari 50 meter

b. gantung siku tekuk ( tahan pull up) c. baring duduk (sit up) selama 60 detik d. loncat tegak (vertical jump)

e. lari 800 meter B. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan

menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia

(28)

C. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin

2) Stopwatch

3) Bendera start

4) Tiang pancang

5) Nomor dada

6) Palang tunggal untuk gantung siku

7) Papan berskala untuk papan loncat

8) Serbuk kapur

9) Penghapus

10) Formulir tes

11) Peluit 12) Alat tulis

D. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes

harus dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus

dengan memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes

berikutnya dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI

bersifat baku dan tidak boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan

tes sebagai berikut :

Pertama : Lari 50 meter

Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up) -gantung siku tekuk untuk putri (tahan pull up) Ketiga : Baring duduk (sit up)

Keempat : Loncat tegak (vertical jump) Kelima : - Lari 1000 meter

(29)

E. Tabel Nilai TKJI

Tabel 3.1 Tabel Nilai TKJI

(Untuk Putra Usia 13 -15 Tahun)

Nilai Lari

(Untuk Putri Usia 13 -15 Tahun)

Nilai Lari

F. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut

sebagai hasil kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu,

ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang

sama yaitu nilai. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan

nilai, maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima

butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan

(30)

Tabel 3.3

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

(Untuk Putra dan Putri)

No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani

1. 22 – 25 Baik sekali (BS)

2. 18 – 21 Baik (B)

3. 14 – 17 Sedang (S)

4. 10 – 13 Kurang (K)

5. 5 – 9 Kurang sekali (KS)

2. Penilaian Kepercayaan Diri dan Minat Belajar

Variabel kepercayaan diri dan minat belajar siswa diukur melalui angket

atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199) adalah “teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan

angket, maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu

akan mempercepat waktu penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa soal atau

kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah disediakan peneliti untuk diisi oleh

responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMP Bina Putra

Indonesia Ngamprah. Dalam penyusunan butir-butir pertanyaan kuesioner penulis

berpedoman pada penjelasan Sugiyono (2013:200):

1. Isi dan tujuan pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti 2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan

berbahasa responden

3. Tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka atau tertutup

4. Pertanyaan tidak mendua sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa

6. Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik dan jelek saja 7. Panjang pertanyaan

(31)

a) Angket Kepercayaan Diri

Untuk memperoleh data tentang kepercayaan diri siswa untuk maka

butir-butir pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas dan tegas. Untuk itu penulis

terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kepercayaan Diri Siswa

Di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat

(32)

Objektif a.Mengambil

Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen kontribusi aktivitas ritmik

line dance terhadap kepercayaan diri siswa di SMP Bina Putra Indonesia

Ngamprah tampak komponen, sub komponen, dan indikator untuk membuat butir

pernyataan. Setiap butir pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang

diberikan bobot skor dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menurut

Sugiyono (2013: 134):

(33)

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir

pertanyaan positif yaitu, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak

Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1. Kategori untuk pertanyaan negatif yaitu,

Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat Tidak

Setuju = 5. Kategori tersebut ada dalam tabel berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

b)Angket Minat Belajar

Untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa untuk mengikuti

pelajaran Penjas, maka butir-butir pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas

dan tegas. Untuk itu penulis terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian

(34)

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Siswa Mengikuti Pembelajaran Penjas

Di SMP Bina Putra Indonesia Ngamprah Kab. Bandung Barat

Definisi

2. Ketertarikan a.Antusias

mengikuti

3. Motivasi a.Kesadaran akan

(35)

4. Disiplin a. Taat pada

aturan

24, 61, 79 23, 32

b. Tangung jawab 26, 55, 62,

63

8, 25, 56

c. Tekun 9, 68 30

5. Perhatian a. Perhatian

terhadap

pelajaran

31, 64, 66,

67

10, 27

b. Mengkaji ulang

materi

11, 29 57

c. Konsentrasi 65, 80 12, 28

Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen kontribusi aktivitas ritmik

line dance terhadap minat siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjas di SMP

Bina Putra Indonesia Ngamprah tampak komponen, sub komponen, dan indikator

untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir pernyataan telah memiliki alternatif

jawaban yang diberikan bobot skor dengan menggunakan skala Likert.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir pertanyaan positif yaitu, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak

Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1. Kategori untuk pertanyaan negatif yaitu,

Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat Tidak

(36)

Tabel 3.7

Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pemahaman terhadap suatu instrumen yang baik adalah sangat penting.

Instrumen yang baik akan dapat menghasilkan informasi sebagaimana adanya.

Suatu instrumen yang baik dapat dilihat dari sejauh mana persyaratan baku suatu

instrumen telah dipenuhinya. Ada dua syarat utama instrumen dikatakan baik

yaitu valid dan reliabel. Sebagaimana yang dijelaskan Sugiyono (2013:173): “Jadi

instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel”. Maka dari itu peneliti harus mampu menyusun instrumen dan menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang

disusunnya.

Validitas kadangkala disamakan dengan kesahihan atau kesangkilan. Suntoda (2013:9) menjelaskan “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur”.

Mengenai reliabilitas, Sugiyono (2013:173) menjelaskan “Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Lebih lanjut Fathoni (2006:31) menjelaskan bahwa:

(37)

Dengan kata lain, reliabilitas adalah ketetapan dari suatu instrumen untuk

diujikan kembali. Reliabilitas ini juga menggambarkan objektivitaas, karena hasil

pengukuran tidak terpengaruh oleh sikap pengukurannya.

1. Uji Coba Instrumen Penelitian

Angket yang telah disusun lalu diuji cobakan untuk mengukur validitas

dan reliabilitas dari setiap butir-butir pernyataan-pernyataan. Dari hasil uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 April 2014 di SMP

Bina Putra Indonesia Ngamprah, Kab. Bandung Barat. Angket tersebut diberikan

kepada para sampel uji coba sebanyak 34 siswa untuk angket kepercayaan diri dan 32 siswa untuk angket minat belajar siswa.

a. Analisis Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013:172), “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek yang diteliti”. Pengujian validitas instrumen sangat penting dilakukan

karena instrumen dengan tingkat validitas tinggi dapat mengukur apa yang hendak

diukur dalam penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis validitas instrumen dalam

penelitian ini merujuk pada pendapat Arikunto (1992:136) yaitu sebagai berikut:

a. Memberi skor pada masing-masing pertanyaan sesuai jawaban

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden

c. Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan dari yang

tertinggi sampai yang terendah dari setiap responden

d. Membagi responden ke dalam dua kelompok yaitu 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah

e. Mencari nilai rata-rata setiap butir pertanyaan, baik kelompok ganjil

(38)

= � �

Keterangan:

x = rata-rata suatu kelompok

n = jumlah sampel

xi = nilai data

xi = jumlah sampel suatu kelompok

f. Mencari simpangan baku (S) tiap butir pertanyaan, baik kelompok atas

maupun kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

�= − ² � −1

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

g. Mencari varians (S2) melalui rumus:

�2 = �. .

2 ( )2

� (� −1)

Keterangan:

S2 = varians yang dicari

N = jumlah sampel

x = skor yang diperoleh seseorang

h. Mencari thitung setiap butir pertanyaan, baik kelompok atas maupun

kelompok bawah dengan rumus:

= 1 2− 2

�+ 2 �

Keterangan:

(39)

x1 = rata-rata kelompok atas x2 = rata-rata kelompok bawah S21 = rata-rata kelompok atas S22 = rata-rata kelompok bawah N = jumlah sampel

j. Menentukan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan (α) = 0,05 atau 95% dan

derajat kebebasan (dk) = n -2

k. Mengkonsultasikan nilai thitung dengan nilai ttabel. Jika nilai thitung lebih besar

dari ttabel maka butir pertanyaan tersebut valid, artinya butir pertanyaan

dapat digunakan sebagai pengumpul data. Jika sebaliknya nilai thitung lebih

kecil dari ttabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid artinya

pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.

b. Analisis Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan

adalah Internal Consistency dengan metode tes belah dua (Split Half Test). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membagi butir pertanyaan yang valid menjadi dua bagian berdasarkan

jumlah skor ganjil dan skor genap. Kelompok jumlah skor ganjil

sebagai variabel X dan jumlah skor genap sebagai variabel Y

b. Mengkorelasikan skor total variabel X dengan skor total variabel Y

dengan rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu sebagai berikut:

= N. xy− x ( y)

√{(N . x2 ) ( x)2}{(N . y2 − ( y)2)}

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

(40)

y2 = nilai y yang dikuadratkan

N = jumlah sampel

c. Menggunakan teknik belah dua Spearman Brown (Split Half)

11 =

2 . 1/2 (1 + 12)

2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

a. Uji Coba Instrumen Kepercayaan Diri

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepercayaan diri di SMP Bina Putra

Indonesia dengan jumlah responden 34 siswa, dimana 18 siswa ditentukan sebagai

kelompok atas dan kelompok bawah, didapat nilai thitung dengan taraf nyata 0,05%

dan derajat kebebasan n1 + n2 -2 yaitu 9 + 9 -2 = 16, didapat nilai ttabel 1,74. Hasil

uji validitas yang dilakukan menunjukkan dari 80 butir soal, terdapat 55 butir soal

yang valid dan 25 butir soal yang tidak valid. Yang dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Kepercayaan Diri

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

1 1,56 1,74 Tidak Valid 41 1,05 1,74 Tidak Valid

2 2,63 1,74 Valid 42 2,6 1,74 Valid

3 3,14 1,74 Valid 43 1,06 1,74 Tidak Valid

4 2,2 1,74 Valid 44 1,6 1,74 Tidak Valid

5 3,75 1,74 Valid 45 2,29 1,74 Valid

6 1,76 1,74 Valid 46 1,18 1,74 Tidak Valid

7 5,59 1,74 Valid 47 1,64 1,74 Tidak Valid

8 2,15 1,74 Valid 48 0,63 1,74 Tidak Valid

9 3,15 1,74 Valid 49 3,18 1,74 Valid

10 2,54 1,74 Valid 50 3,54 1,74 Valid

(41)

12 2,07 1,74 Valid 52 1,47 1,74 Tidak Valid

13 2,03 1,74 Valid 53 4,95 1,74 Valid

14 5,79 1,74 Valid 54 -0,6 1,74 Tidak Valid

15 5,3 1,74 Valid 55 3,32 1,74 Valid

16 2,33 1,74 Valid 56 3,12 1,74 Valid

17 2,14 1,74 Valid 57 4,24 1,74 Valid

18 2,12 1,74 Valid 58 1,87 1,74 Valid

19 3,56 1,74 Valid 59 1,61 1,74 Tidak Valid

20 4,47 1,74 Valid 60 3,04 1,74 Valid

21 2,77 1,74 Valid 61 3,32 1,74 Valid

22 4,72 1,74 Valid 62 4,2 1,74 Valid

23 5,01 1,74 Valid 63 3,67 1,74 Valid

24 3,35 1,74 Valid 64 2,93 1,74 Valid

25 1,98 1,74 Valid 65 2,55 1,74 Valid

26 3,72 1,74 Valid 66 6,95 1,74 Valid

27 2,46 1,74 Valid 67 1,15 1,74 Tidak Valid

28 -0,2 1,74 Tidak Valid 68 3,89 1,74 Valid

29 2 1,74 Valid 69 2,39 1,74 Valid

30 2,97 1,74 Valid 70 3,67 1,74 Valid

31 2,13 1,74 Valid 71 2 1,74 Valid

32 2,47 1,74 Valid 72 1,37 1,74 Tidak Valid

33 1,46 1,74 Tidak Valid 73 -0,6 1,74 Tidak Valid

34 3,45 1,74 Valid 74 1,64 1,74 Tidak Valid

35 0,5 1,74 Tidak Valid 75 0,29 1,74 Tidak Valid

36 2,68 1,74 Valid 76 2,4 1,74 Valid

37 1,58 1,74 Tidak Valid 77 0,76 1,74 Tidak Valid

38 0,78 1,74 Tidak Valid 78 -0,6 1,74 Tidak Valid

39 0,26 1,74 Tidak Valid 79 0,5 1,74 Tidak Valid

(42)

Sedangkan dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Browndidapat

nilai rhitung 0,87 dan rtabel Product Moment diketahui bahwa dengan n = 34 dengan

taraf signifikan 5% = 0,339. Dengan demikian maka rhitung lebih besar daripada

rtabel, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya atau

reliabel.

Untuk hasil analisis dari hasil uji signifikansi korelasi untuk tingkat

percaya diri menunjukkan thitung = 10, 53, sedangkan ttabel pada taraf nyata 0,05

dan dk (32) didapat nilai ttabel 2,037. Dengan demikian maka, thitung lebih besar

dari ttabel, ini berarti bahwa korelasi mempunyai reliabilitas yang signifikan.

b. Uji Coba Instrumen Minat Belajar Siswa

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepercayaan diri di SMP Bina Putra

Indonesia dengan jumlah responden 32 siswa, dimana 18 siswa ditentukan sebagai

kelompok atas dan kelompok bawah, didapat nilai thitung dengan taraf nyata 0,05%

dan derajat kebebasan n1 + n2 -2 yaitu 9 + 9 -2 = 16, didapat nilai ttabel 1,74. Hasil

uji validitas yang dilakukan menunjukkan dari 80 butir soal, terdapat 59 butir soal

yang valid dan 21 butir soal yang tidak valid. Yang dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Belajar Siswa

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

1 2,23 1,74 Valid 41 2,65 1,74 Valid

2 2,23 1,74 Valid 42 2,27 1,74 Valid

3 2,29 1,74 Valid 43 2 1,74 Valid

4 2 1,74 Valid 44 5,03 1,74 Tidak Valid

5 0,51 1,74 Tidak Valid 45 1,29 1,74 Tidak Valid

6 2,55 1,74 Valid 46 1,91 1,74 Valid

(43)

8 2,32 1,74 Valid 48 2,29 1,74 Valid

9 0,7 1,74 Tidak Valid 49 4,82 1,74 Valid

10 2,06 1,74 Valid 50 1,51 1,74 Tidak Valid

11 0,92 1,74 Tidak Valid 51 4,2 1,74 Valid

12 0,25 1,74 Tidak Valid 52 6,33 1,74 Valid

13 2,89 1,74 Valid 53 5,5 1,74 Valid

14 2,05 1,74 Valid 54 3,83 1,74 Valid

15 2,48 1,74 Valid 55 1,76 1,74 Valid

16 1,03 1,74 Tidak Valid 56 2,82 1,74 Valid

17 1,85 1,74 Valid 57 2,85 1,74 Valid

18 2,83 1,74 Valid 58 2,8 1,74 Valid

19 3,5 1,74 Valid 59 1,63 1,74 Tidak Valid

20 2 1,74 Valid 60 -1,15 1,74 Valid

21 2,05 1,74 Valid 61 2,05 1,74 Valid

22 0,91 1,74 Tidak Valid 62 2,67 1,74 Valid

23 -0,97 1,74 Tidak Valid 63 1,2 1,74 Tidak Valid

24 3,02 1,74 Valid 64 2,71 1,74 Valid

25 1,78 1,74 Valid 65 2,97 1,74 Valid

26 4,44 1,74 Valid 66 -0,24 1,74 Tidak Valid

27 0,88 1,74 Tidak Valid 67 1,86 1,74 Valid

28 3,19 1,74 Valid 68 2,67 1,74 Valid

29 2,42 1,74 Valid 69 3,02 1,74 Valid

30 1,92 1,74 Valid 70 1,27 1,74 Valid

31 1,74 1,74 Valid 71 2,52 1,74 Valid

32 3,24 1,74 Valid 72 2,05 1,74 Valid

33 4,28 1,74 Valid 73 2,29 1,74 Valid

34 2,89 1,74 Valid 74 1,34 1,74 Tidak Valid

35 2,82 1,74 Valid 75 2 1,74 Valid

36 0,92 1,74 Tidak Valid 76 3,24 1,74 Valid

(44)

38 0 1,74 Tidak Valid 78 2,33 1,74 Valid

39 2 1,74 Valid 79 1,73 1,74 Tidak Valid

40 1,94 1,74 Valid 80 0,35 1,74 Tidak Valid

Sedangkan dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Browndidapat

nilai rhitung 0,96 dan rtabel Product Moment diketahui bahwa dengan n = 32 dengan

taraf signifikan 5% = 0,349. Dengan demikian maka rhitung lebih besar daripada

rtabel, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya atau

reliabel.

Untuk hasil analisis dari hasil uji signifikansi korelasi untuk minat belajar

menunjukkan thitung = 18,75, sedangkan ttabel pada taraf nyata 0,05 dan dk (30)

didapat nilai ttabel 2,042. Dengan demikian maka, thitung lebih besar dari ttabel, ini

berarti bahwa korelasi mempunyai reliabilitas yang signifikan.

G.Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data suatu penelitian, yaitu

kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengambilan data. Kualitas instrumen

berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas

pengambilan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam

pengambilan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya juga belum tentu menghasilkan data yang valid dan reliabel,

apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan

datanya.

Terdapat berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono (2013:193) menjelaskan “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Dilihat dari segi cara atau teknik

(45)

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui tes dan

angket. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Tes

Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data

yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan atau

ketrampilan yang dimiliki siswa. Mengenai tes, Suntoda (2013:1) menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani

(TKJI) untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa. TKJI ini merupakan suatu tolak ukur untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani yang berbentuk

rangkaian butir-butir tes yang menjadi salah satu tolak ukur dalam mengetahui

tingkat kesegaran jasmani sesuai dengan umur siswa. Karena dalam TKJI ada

penggolongan usia yaitu 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-19 tahun.

Berdasarkan hal tersebut maka tolak ukur ini hanya berlaku untuk mengukur

tingkat kesegaran jasmani anak sesuai dengan golongan usia tersebut. Pada

penelitian ini yang digunakan adalah TKJI untuk rentang usia 13-15 tahun yang

memiliki validitas sebesar 0,950 dan reliabilitas sebesar 0,960.

2. Angket

Variabel kepercayaan diri dan minat belajar diukur melalui angket atau

kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199), “teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket dalam

penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan angket,

maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu akan

(46)

H. Analisis Data

Data masing-masing tes yang diperoleh melalui proses pengukuran,

merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya pengaruh dari

aktivitas ritmik line dance terhadap tingkat kebugaran jasmani, kepercayaan diri dan minat belajar siswa, maka harus melalui proses penghitungan statistik.

Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah

hasil tes dengan berpedoman pada Nurhasan, dkk (2008). Langkah pengolahan

data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1.Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

= �

� Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicari ∑ xi = Jumlah skor yang di dapat

n = Banyak sampel

2. Menghitung simpangan buku dengan rumus dari sebagai berikut :

�= − ²

�−1

Keterangan

S = Simpangan baku yang dicari

n = Banyaknya sampel

∑ (x - x)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3.Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor

yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan adalah :

T-skor = 50 + 10 −

� untuk satuan frekuensi, atau

T-skor = 50 + 10 −

(47)

4.Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur

yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn

dengan menggunakan rumus:

�= � − �

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) =

Banyaknya Z1,Z2, … ,Zn Zi �

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak

selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita

bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk

taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel.

Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

5.Menguji homogenitas dua variansi dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

�= � � � � �

� � � � � �

a. Menentukan nilai F dari tabel dengan taraf nyata 0,05

b. Menentukan homogenitasnya dengan kriteria:

Apabila Fhitung < Ftabel maka kedua varian homogen

(48)

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0

ini dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji

Leliefors, dengan taraf nyata α = 0,05. 1. Hipotesis diterima apabila L0< L = Normal

2. Hipotesis ditolak apabila L0 > L = Tidak Normal

6. Menguji kesamaan dua rata-rata (satu pihak)

Pengujian signifikansi menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

= 1− 2 �12

1 +

�22

�2

Keterangan:

t = Nilai thitung yang dicari

X1 = Nilai rata-rata kelompok 1

X2 = Nilai rata-rata kelompok 2

S1 = Simpangan baku kelompok 1

S2 = Simpangan baku kelompok 2

n1 = Jumlah sampel kelompok 1

n2 = Jumlah sampel kelompok 2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

Terima H0jika =

1 1+ 2 2

1+ 2

˂ t ˂

1 1+ 2 2

1+ 2

Dimana :

1= �12/�1 dan t2= t 0,05 (n1-1)

(49)

Aisah, S. (1999). Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). Bandung: Penerbit Aksara

Andini Gitawati, Yessy. (2013). Perbandingan Pengaruh Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani Terhadap Peingkatan Derajat Kebugaran Jasmani

dan Percaya Diri Siswa Kelas VIII SMPN 1 Cileunyi. (Skripsi). Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darsono. (2011). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang Mengikuti Unit Kegiatan Taekwondo, Bulutangkis dan Bola Basket di SMPN 5

Bandung. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Effendi dan Praja. (1985). Pengantar Psikologis. Bandung: Angkasa

Elizabeth dan Galnadi (1981). Ciri-Ciri Percaya Diri. [Online]. Tersedia di:

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-22621-8106174001%20-%20BAB%2011.pdf. Diakses 31 Maret 2014

Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Ghufron dan Risnawati. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Gilbert, Cecile. (1974). International Folk Dance at A Glance. Minneapolis: Burgess Publshing Company

Giriwijoyo, Santoso, dkk. (2007). Ilmu Faal Olahraga – Fungsi Tubuh Manusia

pada Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung

Goderfroy dan Barrat, Stephanie. (1999). Bagaimana Cara Mengembangkan

Karisma dan Daya Tarik Pribadi Anda. Batam Centre: Interaksara

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: FPOK UPI Bandung

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.2  Kesimpulan
Tabel 3.2 Tabel Nilai TKJI
Tabel 3.3 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepada mahasiswa yang namanya tersebut di atas agar melapor ke Division Engineering tempat pelaksanaan Riset Tugas Akhir agar dapat membantu segala sesuatunya yang berkaitan

[r]

Berisi kesimpulan yang diambil dari analisa perancangan Las Potong Portable secara keseluruhan, serta saran guna menyempurnakan hasil yang didapat dari

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/MEN/VII/ 2010 pasal 1 ayat (1), alat pelindung diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin

Dalam rangka meningkatkan kualitas papan partikel terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kombinasi dengan partikel kayu merupakan salah satu upaya peningkatan kekuatan

Penelitian kualitas papan komposit dari sekam padi dan plastik HDPE daur ulang menggunakan maleic anhydride (MAH) sebagai compatibilizer dengan variasi komposisi 30:70,

Hubungan antar siswa di sekolah multi etnis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain identifikasi, empati, imitasi, sugesti, dan motivasi, faktor-faktor fisik antara