SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
DIMAS AGUNG MAULANA 1000717
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
▸ Baca selengkapnya: materi aktivitas senam
(2)Oleh
Dimas Agung Maulana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Dimas Agung Maualana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
1000717
PERBANDINGAN AKTIVITAS RITMIK LINE DANCE DENGAN SENAM BUGAR PARAHYANGAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMAN 1 LEMBANG
Disetujui dan Disahkan Oleh, Pembimbing I
Yusuf Hidayat, M.Si NIP.196808301999031001
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 197405202001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi
KATA-KATA MUTIARA PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah... 6
C.Rumusan Masalah ... 7
D.Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Hakikat motivasi belajar ... 15
2. Hakikat Aktivitas Ritmik Line Dance dan Senam Bugar Parahyangan……….. 14
3. Analisis Hubungan Antara Aktivitas Ritmik Line Dance Dengan Motivasi Belajar………... 27
4. Analisis Hubungan Antara Senam Bugar Parahyangan Dengan Motivasi Belajar………. 38
B. Kerangka Pemikiran ... 29
C. Hipotesis Penelitian... .. 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Tempat, waktu dan sasaran penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel ... 36
C. Desain Penelitian ... 38
D. Metode Penelitian ... 40
Dimas Agung Maulana, 2014
A. Deskripsi Data ... 61
B. Analisis dan Pengolahan Data ... 61
C. Diskusi Penemuan……… 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
Dimas Agung Maulana, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1Pelaksanaan Penilitan Line dance ... 35
3.2Pelaksanaan Penilitian Senam Bugar parahyangan ... 37
3.5Penilaian Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Skala Likert ... 44
3.6 Kisi-Kisi Motivasi Belajar ... 45
3.7 Hasil Estimasi Valitas dan Realibiltas Motivasi Belajar ... 55
4.1 Hasil Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 62
4.2 Hasil PerhitunganNormalitas Pre-Test dan Post-Test ... 63
4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 64
4.3 Rata-rata dan Standar Deviasi Kompenen Kreativitas Mengajar Guru .. 48
4.4 Uji Satu Pihak Kelompok Line Dance ... 65
4.5 Uji Satu Pihak Senam Bugar Parahyangan ... 65
4.6 Uji Dua Pihak Motivasi Belajar ... 66
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMAN 1 LEMBANG
( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)
Dimas Agung Maulana 1000717
Rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani harus diperbaiki, agar tujuan dari pendidikan jasmani tercapai. Dengan adanya aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahyangan yang termasuk ke dalam salah satu materi aktivitas ritmik diharapkan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan populasinya adalah siswa dan siswa SMAN 1 Lembang kelas XI dan jumlah sampelnya adalah 56 orang siswa, Dengan menggunakan skala pengukuran angket motivasi belajar sebagai alat pengumpul data. Hasil pengolahan data perbandingan aktivitas ritmik line dance dengan senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar siswa menggunakan uji satu pihak rata-rata dan diperoleh data dari kelompok line dance Thitung = 2,45 > Ttabel (2,00) maka Ho
ditolak dan H1 diterima, sedangkan kelompok senam bugar parahyangan didapat
Thitung = 1,80 < Ttabel (2,00) maka Ho diterima dan H1 ditolak, Hasil akhir
membuktikan bahwa line dance lebih memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1 Lembang.
PARAHYANGAN GYMNASTICS FIT ON STUDENT’S LEARNING
MOTIVATION FOR LEARNING IN PHYSICAL EDUCATION AT SMAN 1 Lembang
(Experimental Studies In SMA Negeri 1 Lembang Students Class XI school year 2013/2014)
Dimas Agung Maulana 1000717
The low motivation in learning physical education lesson should be improved, in order to achieve the goal of physical education. In the presence of the rhythmic activity of line dance and parahyangan gymnastics fit included into one of the rhythmic activity of the material is expected to affect the students' motivation. The method of this study is experimental method using measurement scales of learning motivation questionnaire as data collection, where the population itself is students of SMAN 1 Lembang class XI with 56 students as sample size. The processing results of data comparison in line dance rhythmic activities with the parahyangan gymnastics fit towards students' motivation use the average test and it is obtained that the data from a group line dance t = 2.45 > T table (2.00) then Ho is rejected and H1 is accepted, whereas group of parahyangan gymnastics fit is obtained that t = 1.80 < T table (2.00) then Ho is accepted and H1 is rejected, the end result proved that the line dance give more significant impact than parahyangan gymnastics fit on students' learning motivation in physical education in SMAN 1 Lembang.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan adalah suatu proses memanusiakan manusia. Maksudnya, menjadikan manusia yang lebih bermoral, berakal sehat, dan lain-lain. Saat ini, banyak orang yang berwujud manusia, tapi tidak menjalankan normanya sebagai manusia. Untuk itu, pendidikan adalah salah satu proses yang bisa dijadikan alternatif untuk pendidikan karakter, agar terwujudnya manusia yang bernorma. Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah :
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan aktivitas belajar dan mengembangkan setiap potensi yang ada dari peserta didik agar memiliki keterampilan untuk dirinya maupun untuk masyarakat. Pendidikan bersifat universal, bisa terbagi ke dalam beberapa aspek, salah satunya adalah pendidikan jasmani.
bahwa pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang terfokus pada gerak manusia (human movement) berupa aktivitas jasmani, permainan dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang mengembangkan aspek fisik, mental maupun emosional seseorang secara menyeluruh.
Jika dilihat dari ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SMA, pendidikan jasmani adalah suatu proses pengembangan seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Oleh karena itu program pendidikan jasmani wajib diikuti oleh semua siswa, mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII, diberikan dengan waktu dua jam per minggu yang terdiri atas kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Salah satu aktivitas materi dalam pendidikan jasmani adalah aktivitas ritmik atau senam irama yang materi pembelajarannya mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dipegang oleh kurikulum sekolah tersebut.
Aktivitas ritmik merupakan istilah yang baru dipergunakan dalam pendidikan jasmani di Indonesia. Hadirnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004 secara tegas memasukan aktivitas ritmik sebagai salah satu muatan materi dalam pendidikan jasmani. Menurut Suharjana (2004:2) aktivitas ritmik adalah :
Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam pola ikatan irama, disesuaikan dengan perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan diluar musik. Kesesuaian antara gerakan tubuh dengan irama sangat diutamakan dalam aktivitas ritmik.
Sebagai salah satu aspek yang ada di ruang lingkup pendidikan jasmani, senam adalah salah satu aktivitas fisik yang dapat membantu mengembangkan gerak bagi siswa, karena di dalam senam anak-anak dapat menggerakan semua badannya apalagi dalam senam irama atau aktivitas ritmik semua anggota badan dituntut bergerak bebas, tidak hanya aspek kebugaran (psikomotor) saja, tapi mencakup juga aspek kognitif dan afektif. Dengan demikian secara tidak langsung aktivitas ritmik bisa berdampak pada peningkatan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Dua diantara jenis aktivitas ritmik ini adalah line dance dan senam bugar parahyangan
Line dance diterjemahkan sebagai dansa berderet, adalah sejenis
olahraga dansa yang menyenangkan dan merupakan perpaduan olahraga dan olah pikir. Line dance disebut olahraga dansa karena tidak terlalu menekankan estetika dan teknik dansa yang rumit. Line dance mencakup berbagai genre dansa, baik tradisional maupun modern. Gerakan-gerakannya mudah dan dapat diikuti siapa saja, baik laki-laki ataupun perempuan, anak-anak, kaum muda dan tua.
Senam bugar parahyangan adalah gerakan senam yang menggabungkan antara gerakan senam kesegaran jasmani, seni tari, cha-cha, dan seni terapi. Senam bugar parahyangan memiliki ciri khas tersendiri, di dalamnya mencakup berbagai gerakan seperti tarian dan cha-cha, gerakan-gerakannya mudah dan bisa diikuti siapapun, dan dalam senam bugar parahyangan terdapat senam terapi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
sangat mudah dan menyenangkan diharapkan siswa dapat memiliki motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.
Dalam kaitannya dengan kedua jenis aktivitas ritmik di atas, selanjutnya kedua jenis aktivitas ritmik tersebut akan dikaji lebih lanjut untuk ditemukan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini terutama berdasarkan fakta di lapangan dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya, bahwa motivasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dimiliki siswa masih relatif rendah. Seperti dijelaskan oleh Hidayat (2010:44) bahwa:
Proses pembelajaran lebih berpusat pada guru, siswa lebih banyak melakukan aktivitas jasmani sesuai intruksi guru, siswa kurang diberi kemampuan mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, dan motivasi dirinya. Dengan begitu menyebabkan siswa malas mengikuti pelajaran serta tidak termotivasi untuk belajar. Sedangkan dalam pendidikan jasmani di sekolah yang harus dilakukan oleh siswa harus dilakukan dengan motivasi tinggi, karena motivasi memegang peranan penting dalam belajar.
Proses aktualisasi dari sumber penggerak atau pendorong tersebut. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan dan berperan dalam menentukan arah aktivitas yang dilakukan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Mengutip pendapat Ormord dalam Hidayat (2009:54) menyebutkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berbagai hal yang terkait dengan proses belajar dan perilaku, yaitu :
(1)Mengarahkan perilaku terhadap pencapaian tujuan tertentu
(2)Meningkatkan kemampuan proses kognitif.Maksudnya mempengaruhi apa dan bagaimana informasi proses belajar. (3)Meningkatkan pemberian penguatan (reinforcement)
(4)Karena motivasi mempengaruhi perilaku yang terarah pada tujuan, mempengaruhi usaha dan tenaga, inisiasi dan persistensi, proses kognitif, dan mempengaruhi pemberian penguatan,maka motivasi dapat meningkatkan penampilan.
(5)Meningkatkan inisiasi dan persistensi aktivitas
(6)Menggerakan siswa untuk meningkatkan intensitas usaha dan tenaga selama proses belajar berlangsung kearah pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tujuan
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri manusia untuk melakukan tujuan yang akan dikehendakinya, motivasi dapat meningkatkan kemampuan proses belajar dan kognitif siswa dan mempengaruhi perilaku siswa. Dalam hal ini lebih khususnya ketika pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung dengan salah satu materi aktivitas ritmik atau senam irama yang terdiri atas aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahyangan.
yang berpengaruh pada pengembangan aspek-aspek positif yang dimiliki para siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, inovatif dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan pengaruh pembelajaran aktivitas ritmik line dance dengan senam bugar parahyangan dimana keduanya termasuk salah satu senam irama atau aktivitas ritmik. Kedua jenis aktivitas ritmik tersebut akan diteliti gerakannya terhadap motivasi belajar siswa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti menetapkan rencana untuk melakukan penelitian yaitu “Perbandingan aktivitas ritmik (line dance) dengan senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMAN 1 Lembang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarakan dengan pokok-pokok proses kedua jenis aktivitas ritmik tersebut dapat dikatakan, bahwa guru seharusnya bisa memacu motivasi belajar siswa. Karena dalam pembelajaran aktivitas ritmik atau senam irama tidak hanya aspek fisiologis saja yang dikembangkan, tapi juga aspek psikologis yang berpengaruh pada pengembangan aspek-aspek positif yang dimiliki para siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, inovatif dan kreatif sehingga
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identfikasi masalah di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah penelitian, yaitu :
1. Apakah aktivitas ritmik line dance memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Lembang ?
2. Apakah senam bugar parahyangan memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Lembang ?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara aktivitas ritmik line dance dengan senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar
siswa di SMAN 1 Lembang ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:
2. Menguji ada tidaknya pengaruh senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Lembang
3. Menguji perbedaan pengaruh antara aktivitas ritmik (line dance) dengan senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Lembang
E. Manfaaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis
a. Guru dapat memasukan line dance dan senam bugar parahyangan sebagai salah materi yang akan diajarkan dalam aktivitas ritmik atau senam irama.
b. Membantu guru pendidikan jasmani agar dapat lebih kreatif dalam memberikan materi pembelajaran senam terutama dalam senam irama atau aktivitas ritmik, supaya siswa lebih asyik dan senang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Manfaat secara praktis
a. Memberikan pengalaman gerak yang baru kepada siswa dengan line dance dan senam bugar parahyangan agar motivasi siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani meningkat.
b. Memberikan informasi kepada guru pendidikan jasmani dalam mengajar aktivitas ritmik bisa menggunakan line dance dan senam bugar parahyangan.
Dimas Agung Maulana, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Sasaran Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lembang di jalan Maribaya no.68, desa kayuambon, Lembang, Kabupaten Bandung barat. No telp.022-2786655
2. Waktu Penelitian
Waktu untuk perlakuan penelitian ini adalah bulan April dan Mei yaitu dimulai dari tanggal 3 April - 9 Mei. Perlakukan dilakukan sebanyak dua belas kali dan dilakukan dua kali seminggu pada setiap pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Adapun waktu perlakuan penelitian aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahiyangan, dapat dilihat 3.1 dan 3.2 di bawah ini
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian Aktivitas Ritmik Line Dance
Perlakuan Tanggal Hari Waktu
1 3 april 2014 Kamis 07.00- 08.30WIB
2 4 april 2014 Jumat 14.00-15.30 WIB
3 10 april 2014 Kamis 07.00- 08.30WIB
4 11 april 2014 Jumat 14.00-15.30 WIB
5 17 april 2014 Kamis 07.00- 08.30WIB
6 18 april 2014 Jumat 14.00-15.30 WIB
7 24 april 2014 Kamis 07.00- 08.30WIB
8 25 april 2014 Jumat 14.00-15.30 WIB
9 1 mei 2014 Kamis 07.00- 08.30WIB
10 2 mei 2014 Jumat 14.00-15.30 WIB
11 8 mei 2014 Kamis 07.00- 08.30WIB
Tabel 3.2
Pelaksanaan Penelitian Senam Bugar Parahyangan
Perlakuan Tanggal Hari Waktu
1 3 april 2014 Kamis 08.30- 10.00WIB
2 4 april 2014 Jumat 15.30- 17.00 WIB
3 10 april 2014 Kamis 08.30- 10.00WIB
4 11 april 2014 Jumat 15.30- 17.00 WIB
5 17 april 2014 Kamis 08.30- 10.00WIB
6 18 april 2014 Jumat 15.30- 17.00 WIB
7 24 april 2014 Kamis 08.30- 10.00WIB
8 25 april 2014 Jumat 15.30- 17.00 WIB
9 1 mei 2014 Kamis 08.30- 10.00WIB
10 2 mei 2014 Jumat 15.30- 17.00 WIB
11 8 mei 2014 Kamis 08.30- 10.00WIB
12 9 mei 2014 Jumat 15.30- 17.00 WIB
3. Sasaran Penelitian
Perlakuan pembelajaran aktivitas ritmik ini diberikan pada siswa dan siswi SMA kelas XI dengan materi pembelajaran yaitu pembelajaran Aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahyangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dimas Agung Maulana, 2014
penelitian ini memiliki populasi yaitu siswa dan siswi SMA Negeri 1 Lembang. Populasi yang diteliti adalah siswa dan siswi SMA Negeri 1 Lembang kelas XI.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel ada bagian kecil
dari suatu wilayah atau populasi, oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2006:134) bahwa :
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelititannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Berdasarkan pernyataan tersebut, penelti mengunakan simple random sampling dalam teknik pengambilan sampelnya (sampel acak secara
pada setiap individu dalam populasi untuk terpilih sebagai sampel sehingga akan lebih representatif.
Adapun pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah dengan mengambil sebanyak 56 orang siswa dan siswi yang merupakan 15% dari populasi yaitu sebanyak (376 orang siswa dan siswi), sampel yang diteliti dalam penelitian adalah siswa dan siswi SMA Negeri 1 Lembang kelas XI dari sepuluh kelas yang dipilih secara acak.
C. Desain Penelitian
Menurut Nasution (2009:23) Desain penelitian merupakan “rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian, maka penelitian lebih mudah dan tersusun secara sistematis ketika melakukan penelitian.
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design dalam sugiyono (2013:76). Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam variabel ini ada tiga variabel, variabel bebasnya yaitu aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahyangan, sedangkan variabel terikatnya yaitu
motivasi belajar. Dengan adanya tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini, maka hasil dari perlakuan/treatment dapat diketahui lebih akurat. Berikut gambaran mekanisme penelitian dari kedua kelompok tersebut :
R1 O1 X O2
Dimas Agung Maulana, 2014
Gambar 3.3
pretest-posttest control group design
(Sugiyono, 2013:76)
Keterangan :
R1 = Kelompok aktivitas ritmik line dance R2 = Kelompok senam bugar parahyangan O1 = Pre test
O2 = Pos test O3 = Pre test 04 = Post test
X = Perlakuan Treatment X = Perlakuan Treatmen
Untuk mempermudah proses penelitian yang dilakukan peneliti, adapun alur penelitian secara lebih jelas digambarkan oleh gambar 3.4 ini:
Populasi
Perlakuan Senam Bugar Parahyangan Perlakuan Aktivitas Ritmik
Line Dance
Kel. A Kel. B Sampel
D. Metode Penelitian
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Nasution (2009:24)
“Penelitian eksperimental mengadakan percobaan atau eksperimen, untuk mentes hipotesis”. Berdasarkan hal tersebut bahwa metode eksperimen
bertujuan untuk mencari sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun Menurut Sugiyono (2013:8) menyatakan bahwa:
Metode Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pengolahan Data
Posttest (Angket)
Kesimpulan Analisis Data Pengolahan Data
Posttest (Angket)
Gambar 3.2
Dimas Agung Maulana, 2014
Berdasarkan pernyataaan tersebut, bahwa penelitian eksperimen mempunyai kegunaaan penelitian pada populasi atau sampel dengan cara pengolahan datanya menggunakan analisis statistik. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahyangan dan variabel terikatnya yaitu motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Lembang.
E. Definisi Operasional
Menurut Singarimbun.M dan Effendi dalam Riduwan ( 2012:313) bahwa Definisi operasional adalah “unsur penelitian yang memberitahukan
cara mengukur suatu variabel”. Dengan kata lain definisi operasional adalah
suatu cara untuk memberitahukan atau memperjelas suatu variabel. Adapun definisi operasional variabel penelitian pada penelitian ini adalah:
1. Motivasi Belajar adalah tingkat suatu instrument yang terdiri dari motivasi (intrinsik) dan motivasi (ektrinsik) melalui sub variable yang diukur oleh indikator mendapatkan sensai pengalaman, keinginan mencoba, keinginan mencoba, keinginan mengetahui, pengaturan mengintegrasi, pengaturan mengidentifikasi, pengaturan menginterjeksi dan pengaturan dari luar. Semakin tinggi skor motivasi ektrinsik maka semakin rendah pula skor motivasi intrinsik dan sebaliknya.
dilakukan secara berulang-ulang gerakannya, langkah gerakannya bisa dalam satu kelompok atau individual, satu baris atau terdiri dari beberapa baris. line dance tidak memandang gender, semuanya bisa melakukan gerakannya antara laki-laki maupun perempuan.
3. Senam bugar parahyangan adalah gerakan senam yang menggabungkan antara gerakan senam kesegaran jasmani, seni tari, cha-cha, dan seni terapi. Senam bugar parahyangan memiliki ciri khas tersendiri, didalamnya mencakup berbagai gerakan seperti tarian dan cha-cha, gerakan-gerakannya mudah dan bisa diikuti siapapun, dan dalam senam bugar parahyangan terdapat senam terapi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Senam bugar parahyangan termasuk juga dalam aktivitas ritmik atau senam irama, senam bugar parahyangan ada unsur untuk melestarikan budaya daerah dan senam terapi, jadi senam bugar parahyangan itu kolaborasi antara senam kebugaran jasmani, seni tari, pencak silat, cha-cha dan senam terapi dan penyembuhan, sehingga senam ini beda dengan senam kebugaran jasmani lainnya
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:102) menyatakan bahwa instrumen
Dimas Agung Maulana, 2014
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran angket atau kusioner sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sebagaimana yang dijelaskan oleh sugiyono (2013:142) bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”.
Oleh karena itu Dalam proses pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan kuesioner atau skala pengukuran angket. Dalam membuat skala pengukuran angket, peneliti berpedoman pada pendapat Sekaran dalam Sugiyono (2013:142) yang mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yang diantaranya adalah:
1. Isi dan tujuan pertanyaan 2. Bahasa yang digunakan 3. Tipe dan bentuk pertanyaan 4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa 6. Pertanyaan tidak menggiring
7. Panjang pertanyaan 8. Urutan pertanyaan 9. Prinsip pengukuran 10. Penampilan fisik angket
Responden mencek jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mencek
jawaban sesuai dengan pendiriannya”. Skala angket tertutup lebih dipilih
oleh peneliti karena bisa menggambarkan terlebih dahulu jawaban yang akan dikeluarkan oleh peserta atau sampel. Adapun beberapa keuntungan dan kerugian yang dapat ditemukan dalam menggunakkan angket tertutup yang dikemukakan oleh Nasution (2009:131) yaitu :
Keuntungan dari angket tertutup adalah:
1. Hasilnya mudah diolah, diberi kode dan diskor, bahkan dapat diolah dengan menggunakan komputer,
2. Responden tidak perlu menulis atau mengekspresikan buah pikirannya dalam bentuk tulisan,
3. Mengisi angket relatif tidak banyak memerlukan waktu dibandingkan dengan angket terbuka,
4. Lebih besar harapan bahwa angket itu diisi dan dikembalikan bila angket itu tertutup.
Kekurangan dari angket tertutup adalah:
1. Keberatan utama ialah bahwa responden tidak diberi kesempatan memberi jawaban yang tidak tercantum dalam angket itu, sehingga ia terpaksa mengecek atau memilih jawaban yang tidak sepenuhnya sesuai pendapatnya.
2. Ada kemungkinan bahwa responden asal-asal saja mengecek salah satu alternatif sekedar memenuhi permintaan untuk mengisinya, tanpa memikirkan benar-benar apakah jawaban itu sesuai atau tidak dengan pendiriannya. Angket pengukur sikap biasanya memuat sejumlah item yang dapat menunjukkan konsistensi dalam jawaban. Jawaban yang tidak konsisten mengandung ketidakbenaran. Kecerobohan menjawab antara lain disebabkan oleh panjangnya angket itu sehingga menimbulkan keengganan untuk mengeluarkan waktu yang banyak untuk itu.
Dimas Agung Maulana, 2014
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial”. Fenomena sosial yang ada dalam penelitian ini,
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel, selanjutnya variabel ini akan dijabarkan menjadi sub-variabel, kemudian sub-variabel akan dijabarkan menjadi indikator yang dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang akan dijawab oleh responden.
Tabel 3.5
Penilaian Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Skala Likert Penilaian
1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 2. Setuju/sering/positif diberi skor 3. Ragu-ragu/kadang/netral diberi skor
4. Tidak setuju/hamper tidak pernah/negatif diberi skor
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor
Skor 5 4 3 2 1
Sumber : Sugiyono (2013)
Instrumen skala pengukuran motivasi yang dikutip dari Jurnal Valerand (2004:428) “intrinsic and entrinsic motivation on sport”. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2012:73-74) Motivasi adalah “perubahan
pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini adalah tabel dari kisi-kisi motivasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani :
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Motivasi Belajar
Variable Sub Variabe Indikator Item
Motivasi Belajar
Motivasi intrinsic
Mendapatkan sensasi pengalaman
(Experience stimulation)
10 item
Keinginan mencoba (Accomplishment)
10 item
Keinginan mengetahui (To know)
10 item
Motivasi ektrinsik
Pengaturan mengintegrasi (Integrated regulation)
10 item
Pengaturan mengidentifikasi (Identified regulation)
10 item
Pengaturan menginterjeksi (Introjected regulation)
Dimas Agung Maulana, 2014
Pengaturan dari luar (External regulation)
10 item
G. Pengujian Validitas dan Realibilitas 1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas sangat penting dan diperlukan dalam sebuah penelitian, karena sebuah instrumen berupa tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur. Adapun Menurut pendapat Suntonda (2013:9) menyatakan bahwa
“validitas berkaitan dengan ketepatan instrumen terhadap konsep, obyek,
atau variabel yang hendak diukur sehingga mengukur apa yang semestinya
diukur”.
Arikunto (2010:211), menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen”. Sebuah instrumen yang valid akan mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang tidak valid memiliki validitas yang rendah. Dalam penelitian ini, peneliti menguji validitas instrumennya dengan menggunakan analisis item. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir tes. Jika diuraikan, langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen tes adalah sebagai berikut:
b. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian butir tes.
c. Memberikan skor (scoring) terhadap butir-butir yang perlu diberi skor. d. Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir yang
diperoleh untuk setiap sampel. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya.
e. Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing responden.
f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir tes. Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
2 2 2 2 -Y Y N X X N Y X XY N rxy (Arikunto, 2006:170) Keterangan :rxy : koefisien korelasi
X : skor tiap butir angket dari tiap responden Y : skor total
∑X : jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden
∑Y : jumlah skor total seluruh butir angket dari tiap responden
N : banyaknya data
Dimas Agung Maulana, 2014
korelasi menurut Guilford, Widaningsih dan Dedeh (2009:4) sebagai berikut:
0,90 ≤ rxy≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,70 ≤ rxy < 0,90 Validitas tinggi (baik)
0,40 ≤ rxy < 0,70 Validitas sedang (cukup) 0,20 ≤ rxy < 0,40 Validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy < 0,20 Validitas sangat rendah, dan
rxy≤ 0,00 Tidak valid
g. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan (r hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel (r tabel).
h. Membuat kesimpulan.
Nilai rhitung yang diperoleh akan dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Bila rhitung > rtabel maka
item tersebut dinyatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
2 2 111
1
t iS
S
n
n
r
Keterangan : 11r = Koefisien reliabilitas n = Banyaknya soal
2i
S = Jumlah varians skor
2 t
S
= Varians skor totalSelanjutnya, Arikunto (2006:60) menjelaskan cara menghitung varians yaitu:
n
n
x
x
S
2 2 2)
(
Keterangan : 2S = Varians Skor x
= jumlah skor soal ( item )
n
= banyaknya subyek.Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor terhadap instrumen yang diperoleh oleh sampel b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang
diperoleh.
c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing sampel.
Dimas Agung Maulana, 2014
d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing sampel.
e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total. f. Menghitung koefisen alfa
g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel.
h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung ri > r xy, maka instrumen
dinyatakan reliabel
Hasil perhitungan ri dibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata α
= 5 %. Kriteria adalah sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
Jika r hitung
r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 16.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2013:147) “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”.
Adapun kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Berikut ini adalah prosedur analisis data yaitu :
1. Menghitung Rata-rata (Mean)
sebagai berikut:
̅
Sudjana (2005:67) Keterangan:
̅ = skor rata-rata yang dicari = jumlah nilai data
n = jumlah sampel
2. Standar Deviation (Simpangan Baku)
Standar deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang
menujukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar
penyimpangan reratanya, simbol simpangan baku populasi (σ atau σn )
sedangkan untuk sampel (s, sd atau σn-1).
Rumus untuk kelompok kecil :
S
=
̅Sudjana (2005:93)
Keterangan:
S = simpangan baku yang dicari
n = jumlah sampel
n ̅ = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Dimas Agung Maulana, 2014
Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan metode liliefors yang lebih mudah dan praktis. Dengan mengacu pada tabel khusus liliefors, agar dapat mengetahui batas kritis penerimaan dan penolakkan hipotesis yakni (Lt).
Terdapat beberapa langkah untuk menyelesaikan analisis uji distribusi normal menurut Abduljabar dan Darajat (2010:256). Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.
b. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi c. Mencari luas Zi pada tabel Z.
d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5-luas daerah, sedangkan untuk 0,5-luas daerah negatif maka 0,5 + 0,5-luas daerah.
e. S(Zi), adalah urutan n dibagi jumlah n
f. Hasil pengukuran F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S (Zi). g. Mencari data / nilai yang tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+), sebagai
nilai Lo.
h. Membuat kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis:
a. Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi normal.
b. Jika L0≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal. i. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt.
j. Membuat kesimpulan.
4. Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsofot excel 2010.. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians
homogen ditolak dalam hal lainnya diterima. Rumus uji statisik yang digunakan adalah :
Langkah-langkah uji homogenitas kesamaan dua varians : a. Inventarisasi data
b. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat. c. Membuat hipotesis statistik.
d. Mencari Fhitung.
e. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis. f. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
g. Kesimpulan.
5. Uji Hipotesis
Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
a. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian
b. Gunakan statistik uji yang tepat
c. Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul d. Berikan kesimpulan
e. Menentukan ρ (ρ-value)
Dimas Agung Maulana, 2014
penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretest-posttest yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan:
Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t Statistik uji yang digunakan adalah:
̅ ̅
√
√
Keterangan:
̅ : Rata-rata skor kelompok A ( Aktivitas Ritmik Line Dance ) ̅ : Rata-rata skor kelompok B (Aktivitas Senam Bugar Parahyangan)
: Simpangan baku kelompok A : Simpangan baku kelompok B
Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H1 diterima jika dan H0 ditolak
untuk nilai t lainnya.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H1 diterima.
2) Jika nilai signifikansi (Sig.) 0,05 maka H0 ditolak
H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
pembelajaran aktivitas ritmik line dance dan senam bugar parahyangan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1 Lembang H1 : Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
Dimas Agung Maulana, 2014
6. Estimasi Validitas dan Realibiltas
Estimasi validitas dan reliabilitas penelitian ini menggunakan SPSS 16 dengan teknik Cronbach Alpha.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
Jumlah data yang valid untuk diproses dan data yang dikeluarkan adalah 50 sampel. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data yang valid berjumlah 50 orang dengan persentase 100% dan tidak ada data yang dikeluarkan.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.895 70
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 4.40 .495 50
item2 3.92 .695 50
item3 3.84 .650 50
item4 4.10 .463 50
item5 4.10 .544 50
item6 4.66 .519 50
item7 4.02 .742 50
item8 4.00 .606 50
item9 3.94 .550 50
item10 3.94 .586 50
item11 3.92 .566 50
item12 3.78 .616 50
item13 4.32 .551 50
item14 4.04 .493 50
item15 3.96 .533 50
item16 3.88 .594 50
item17 3.84 .710 50
item18 4.02 .553 50
item19 4.02 .654 50
item20 4.06 .652 50
item21 4.20 .571 50
item22 4.48 .544 50
item23 4.24 .555 50
item24 4.38 .667 50
item25 4.38 .602 50
Dimas Agung Maulana, 2014
item27 3.92 .528 50
item28 4.16 .584 50
item29 3.78 .465 50
item30 3.76 .517 50
item31 3.58 .785 50
item32 4.18 .560 50
item33 3.64 .663 50
item34 3.38 .697 50
item35 2.98 .769 50
item36 3.30 .735 50
item37 3.42 .702 50
item38 3.70 .678 50
item39 Mean 3.94 Std.Deviation .652 N 50
item40 4.02 .515 50
item41 2.96 .755 50
item42 2.74 .723 50
item43 3.56 .611 50
item44 2.94 .767 50
item45 3.52 .789 50
item46 3.16 .889 50
item47 3.40 .728 50
item48 3.70 .735 50
item49 3.64 .776 50
item50 3.50 .863 50
item51 3.92 .634 50
item52 3.78 .679 50
item53 2.78 .679 50
item54 2.68 .741 50
item55 2.86 .808 50
item56 3.28 .834 50
item57 3.38 .878 50
item58 3.96 .669 50
item59 3.64 .942 50
item60 2.74 .853 50
item62 3.86 .535 50
item63 2.58 .835 50
item64 2.54 .734 50
item65 2.52 .735 50
item66 2.36 .776 50
item67 2.38 .725 50
item68 2.38 .667 50
item69 3.12 .773 50
[image:44.595.118.558.412.699.2]item70 4.14 .639 50
Tabel diatas menggambarkan statistik data per item, yaitu rata-rata, standar deviasi, dan jumlah data.
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
R tabel Kategori
item1 249.36 265.256 .240 .894 0, 279 Tidak valid
item2 249.84 260.668 .366 .893 0, 279 Valid
item3 249.92 263.014 .281 .894 0, 279 Valid
item4 249.66 262.841 .421 .893 0, 279 Valid
item5 249.66 260.229 .504 .892 0, 279 Valid
item6 249.10 263.684 .321 .894 0, 279 Valid
item7 249.74 256.686 .510 .891 0, 279 Valid
item8 249.76 260.676 .425 .893 0, 279 Valid
item9 249.82 260.110 .505 .892 0, 279 Valid
item10 249.82 261.049 .421 .893 0, 279 Valid
item11 249.84 263.525 .301 .894 0, 279 Valid
item12 249.98 261.734 .364 .893 0, 279 Valid
item13 249.44 266.374 .150 .895 0, 279 Tidak valid
item14 249.72 266.165 .184 .895 0, 279 Tidak valid
Dimas Agung Maulana, 2014
item16 249.88 263.700 .279 .894 0, 279 Valid
item17 249.92 259.749 .398 .893 0, 279 Valid
item18 249.74 263.788 .294 .894 0, 279 Valid
item19 249.74 258.033 .519 .892 0, 279 Valid
item20 249.70 262.745 .293 .894 0, 279 Valid
item21 249.56 266.496 .137 .895 0, 279 Tidak valid
item22 249.28 262.287 .385 .893 0, 279 Valid
item23 249.52 261.153 .440 .893 0, 279 Valid
item24 249.38 261.996 .321 .893 0, 279 Valid
item25 249.38 262.689 .324 .893 0, 279 Valid
item26 250.10 264.704 .240 .894 0, 279 Tidak valid
item27 249.84 264.423 .279 .894 0, 279 Valid
item28 249.60 262.980 .319 .893 0, 279 Valid
item29 249.98 265.530 .279 .894 0, 279 Valid
item30 250.00 264.327 .284 .894 0, 279 Valid
item31 250.18 261.620 .281 .894 0, 279 Valid
item32 249.58 262.779 .346 .893 0, 279 Valid
item33 250.12 264.149 .222 .894 0, 279 Tidak valid
item34 250.38 259.791 .405 .893 0, 279 Valid
item35 250.78 262.093 .268 .894 0, 279 Tidak valid
item36
Scale Mean if Item Deleted
250.46
Scale Variance if Item Deleted
268.947 Corrected Item-Total Correlation -.005 . Cronbach's Alpha if Item Deleted 897 R.Tabel 0, 279 Kategori Tidak valid
item37 250.34 271.086 -.096 .898 0, 279 Tidak valid
item38 250.06 263.160 .262 .894 0, 279 Tidak valid
item39 249.82 263.498 .257 .894 0, 279 Tidak valid
item40 249.74 266.972 .127 .895 0, 279 Tidak valid
item41 250.80 260.776 .329 .893 0, 279 Valid
item42 251.02 258.632 .439 .892 0, 279 Valid
item43 250.20 262.041 .351 .893 0, 279 Valid
item44 250.82 257.334 .465 .892 0, 279 Valid
item45 250.24 257.860 .430 .892 0, 279 Valid
Tabel ini adalah untuk mengetahui validitas item. Nilai korelasi item dengan total item yang dikorelasi dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. Selanjutnya, nilai dibandingkan dengan r tabel product
moment. Jika nilai koefisiennya positif dan lebih besar dari r tabel product
moment, maka item tersebut dinyatakan valid. Nilai r tabel product moment
untuk sampel sebanyak 50 orang adalah 0,279. Sehingga terdapat 22 item yang tidak valid, yakni item no 1, 13, 14, 21, 26, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 47, 50, 52, 55, 56, 57, 58, 59, 62, 69.
item47 250.36 263.256 .236 .894 0, 279 Tidak valid
item48 250.06 260.139 .366 .893 0, 279 Valid
item49 250.12 256.802 .481 .892 0, 279 Valid
item50 250.26 266.768 .066 .897 0, 279 Tidak valid
item51 249.84 260.504 .414 .893 0, 279 Valid
item52 249.98 268.428 .022 .896 0, 279 Tidak valid
item53 250.98 259.612 .425 .892 0, 279 Valid
item54 251.08 260.524 .347 .893 0, 279 Valid
item55 250.90 263.357 .204 .895 0, 279 Tidak valid
item56 250.48 261.357 .271 .894 0, 279 Tidak valid
item57 250.38 262.363 .219 .895 0, 279 Tidak valid
item58 249.80 263.673 .242 .894 0, 279 Tidak valid
item59 250.12 274.393 -.189 .901 0, 279 Tidak valid
item60 251.02 260.102 .311 .894 0, 279 Valid
item61 249.88 262.189 .355 .893 0, 279 Valid
item62 249.90 264.990 .235 .894 0, 279 Tidak valid
item63 251.18 257.089 .432 .892 0, 279 Valid
item64 251.22 256.991 .503 .891 0, 279 Valid
item65 251.24 256.962 .504 .891 0, 279 Valid
item66 251.40 256.000 .514 .891 0, 279 Valid
item67 251.38 255.220 .588 .891 0, 279 Valid
item68 251.38 257.955 .512 .892 0, 279 Valid
item69 250.64 262.439 .253 .894 0, 279 Tidak valid
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penemuan peneliti, yang berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian ini, yang diantaranya adalah : 1. aktivitas ritmik line dance dapat meningkatan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1 Lembang.
2. senam bugar parahyangan tidak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1 Lembang.
3. Terdapat Perbedaan Pengaruh yang signifikan antara pembelajaran aktivitas ritmik line dance dengan senam bugar parahyangang terhadap tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1 Lembang.
B.Saran
Setelah mengkaji seluruh data dan temuan dalam hasil penelitian, peneliti mendapatkan keterangan untuk bisa memberikan beberapa saran berikut ini : 1. Kepada para siswa untuk dapat lebih giat dalam mengikuti segala kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani disekolah serta melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh.
2. Kepada pihak sekolah agar dapat memperbaiki dan memberikan fasilitas olahraga yang memadai sebagai wadah untuk siswa menyalurkan keinginan dan ekspresi dalam bidang olahraga khusunya dibidang esktrakurikuler olahraga.
Daftar Pustaka
Abduljabar, Bambang. (2011) . Pedagogi Olahraga. Bandung. Fpok Upi Bandung Abduljabar, Bambang. (2009) . Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Bandung, FPOK UPI Bandung.
Abduljabar, Bambang dan Darajat, Jajat. (2012). PJKR Aplikasi Statistika dalam Penjas 2012. FPOK UPI Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Edisi Revisi VI. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) Edisi Revisi 2010. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Azwar, Saifudin. (2012) . Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Hidayat, Yusuf Dan Budiman, Didin “Pengaruh Penerapan Pendekatan Model Self-Regulated Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Penjas Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Olaharaga. FPOK UPI Bandung.
Husdarta dan Hidayat. (2009). Pengantar Psikologi Olahraga. CV. Bintang. Warli Artika: Bandung
Lutan, Rusli. (2000). Manusia dan Olahraga. Bandung : Penerbit ITB Mahendra, Agus. (2009). Musik dan Gerak. Bandung, FPOK UPI Bandung. Mahendra, Agus. (2001). Senam Artistik (Teori dan Model Pembelajaran Senam).
Bandung, FPOK UPI Bandung.
Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara: Jakarta. Nurhayati, (2010) “Perbedaan Pengaruh Senam Line Dance dan Senam Jumsihat
Terhdap Kesenangan Berolahraga Dalam Mengikuti Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di SMPN 29”.Skripsi. FPOK UPI Bandung.
Riduwan. (2012). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Roesli, Kania. Kamus Sederhana Terminologi Line Dance .
Sardirman, (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.
Sudjana. (2005) Metoda Statistika Edisi 6. Tarsito: Bandung
Suharjana, F. (2010). “Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia”. Volume 7, Nomor 1, April 2010. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta, Bandung.
Suliyanto. (2012). Analisis Statistik (Pendekatan Praktis dengan Microsoftt Excel). C.V Andi Offset. Yogyakarta.
Sumarmo, (2013) Panduan Senam Bugar Parahyangan. Bandung.
Suntonda, Andi. dkk (2013) . Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani. Bandung, FPOK UPI Bandung.
Tim Dosen UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung
The Universal Line Dance Indonesia. (2005). “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga“. Jakarta
The Universal Line Dance Jawa Barat.“Get Down Get Funky, E.M.S (Mustang Sally), dan Fiesta Cha-cha.
Uhamisastra, dkk. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Prodi PGSD Penjas, FPOK UPI : Bandung.
Vallerand R. J. (2004). Intrinsic and ekstrinsic motivation in sport. Encyclopedia of applied phychology, 2, hlm 427-434.
Wikipedia . (2013). Line Dance.[online].Tersedia: http://en.wikipedia.org/ wiki/ Line_ dance .Wikimedia Foundation, Inc . [1 Juli 2013]