PADA M61 CAFE & EATERY DI JALAN ANGGREK RAYA KEL. PANDANG KEC. PANAKUKKANG
KOTA MAKASSAR
RENDI 10572 05360 15
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI PADA M61 CAFE & EATERY DI JALAN ANGGREK RAYA
KEL. PANDANG KEC. PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh RENDI
NIM 105720536015
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini ku persembahkan buat kedua orang tuaku, Bapak dan Ibuku tersayang, Kakakku tercinta serta Kekasihku yang selalu memberikan motivasi, dan teman-teman yang turut memberikan semangat dalam hidupku demi meraih cita- cita.
MOTTO
“SABAR kata singkat namun selalu diupakan diantara kita para pejuang Rupiah”
~Rewe’ki Store~
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe & Eatery Di Jalan Anggrek Raya Kelurahan Pandang Kecamatan. Panakukkang Kota Makassar. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Samire dan ibu Rusmawati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih.
Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse,M. Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Andi Jam’an,S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh Nur Rasyid, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Drs. H. A. Muhidding Daweng.,MM selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi ini selesai dengan baik.
5. Bapak A. Nur Achsanuddin NA, SE,M.Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Kepala M61 Cafe & Eatery beserta stafnya atas bantuan serta kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
9. Buat Teman-teman Kontrakan terima kasih atas semangat dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
10. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
ix
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, Juli 2021
Rendi
x
ABSTRAK
RENDI. 2021. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kelurahan Pandang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar. Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Di bimbing oleh H.A.
Muhidding Daweng sebagai pembimbing satu dan A. Nur Achsanuddin NA sebagai pembimbing dua.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kelurahan Pandang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 90 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner. Teknik analisis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi sederhana, uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji parsial variabel Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan Terhadap Minat Beli pada M61 Cafe & Eatery.
Kata Kunci : Kualitas Produk, Minat Beli.
xi
ABSTRACT
RENDI. 2021. Influence of Product Quality on Buying Interest at M61 Cafe &Eatery in Jalan Anggrek Raya Kelurahan Pandang Kecamatan Panakukkang Makassar City. Thesis Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Muhammadiyah Makassar, Guided by H.A.
Muhidding Daweng as a supervisor one and A. Nur Achsanuddin NA as a guide two.
This research aims to find out the Influence of Product Quality On Buying Interest at M61 Cafe &Eatery in Jalan Anggrek Raya Kelurahan Pandang Kecamatan Panakukkang Makassar City. The type of research used in this study is a quantitative approach with a sample of 90 respondents. Data collection techniques using questionnaires. Analysis techniques use validity tests, reliability tests, simple regression tests, partial tests (t-tests), and determination coefficient tests. The results showed that based on a partial test of variables Product Quality positively and significantly influenced the Buying Interest in M61 Cafe & Eatery.
Keywords : Product Quality, Buying Interests.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Pemasaran ... 5
1. Pengertian Pemasaran ... 5
2. Tujuan Pemasaran ... 7
B. Manajemen Pemasaran ... 9
xiii
C. Kualitas Produk ... 12
1. Definisi Produk ... 12
2. Tingkatan Produk ... 14
3. Atribut Produk ... 15
4. Kualitas Produk ... 15
D. Minat Beli ... 20
E. Tinjauan Empiris ... 23
F. Kerangka Konsep ... 32
G. Hipotesis ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 34
D. Populasi dan Sampel ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Teknik Analisis... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43
1. Sejarah Singkat M61 Cafe & Eatery ... 43
2. Struktur Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab ... 44
B. Hasil Penelitian ... 47
C. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 48
D. Analisis Data dan Interpretasi ... 53
xiv
1. Uji Validitas ... 54
2. Uji Reliabilitas ... 56
3. Uji Regresi Linear Sederhana ... 57
4. Uji t (Parsial) ... 58
5. Uji Koefisien Determinasi ... 59
BAB V PENUTUP ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... …… 23
Table 3.1 Skor Pilihan Jawaban ... ….. 40
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 48
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Produk ... 49
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Minat Beli ... 51
Tabel 4.5 Validitas Kualitas Produk (X) ... 54
Tabel 4.6 Validitas Minat Beli (Y) ... 55
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 56
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Regresi ... 57
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 33 Gambar 4.1 Struktur Organisasi M61 Cafe & Eatery ... 44
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis tidak dapat terelakkan. Pemasar yang akan menjual produknya, berupa barang dan jasa harus mampu memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan para konsumennya, sehingga bisa memberikan nilai yang lebih baik dari pada pesaingnya. Pemasar harus mencoba mempengaruhi konsumen dengan segala cara agar konsumen bersedia membeli produk yang ditawarkannya, bahkan yang semula tidak ingin, menjadi ingin membeli. Karena pada prinsipnya konsumen yang menolak hari ini belum tentu menolak hari berikutnya, akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas yang mampu bersaing di pasaran.
Keadaan tersebut mengakibatkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Hal ini diakibatkan karena adanya arus globalisasi yang semakin terbuka lebar bagi setiap pelaku bisnis terutama di bidang kuliner makanan dan minuman. Timbulnya persaingan yang sangat ketat tersebut menyebabkan kalangan usaha saling berlomba untuk dapat menghadapi persaingan dan mendapatkan inovasi dari segi rasa maupun tampilan yang unggul dalam produk makanan dan minuman. Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial, yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang pembeli. Untuk meminimalisir persaingan yang semakin ketat maka perlu di lakukan upaya
penerapan kualitas produk oleh perusahaan untuk memasarkan produknya kepada pasar sasaranya.
Kondisi perekonomian yang semakin sulit ini menyebabkan persaingan di berbagai bidang kehidupan, termasuk di dalamnya persaingan dalam dunia bisnis.
Perusahaan saling berlomba mendapatkan pangsa pasar. Hal ini memacu perusahaan untuk berusaha terus maju dalam memperbaiki bisnisnya. Dengan adanya kemajuan teknologi dan informatika, menuntut perusahaan untuk dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal dengan yang lainnya.
Kualitas produk juga merupakan salah satu alat utama bagi perusahaan pada umumnya tidak terkecuali pada M61 Cafe & Eatery Jalan Anggrek Raya Kel.
Pandang Kec. Panakukkang Kota Makassar merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang kuliner. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar yang diharapkan bagi perusahaan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan dalam persaingan, hal ini akan sangat membantu dalam mengenali kondisi, serta memanfaatkan setiap peluang yang ada. Sebagai perusahaan yang tak pernah berhenti berinovasi dalam meningkatkan kualitas produknya.
Pada umumnya cafe yang ada di kota Makassar terus berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan mengembangkan produknya agar lebih diminati oleh konsumen, jika konsumen merasa kebutuhannya akan produk tersebut terpenuhi dengan baik maka akan tercipta minat beli konsumen. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang
pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu dan menjadi pekerjaan rumah bagi cafe untuk memasarkan produknya agar minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli makanan dan minuman pada M61 Cafe & Eatery. Dalam melakukan rencana pembelian, konsumen dihadapkan berbagai alternatif pilihan makanan dan minuman. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk memilih, sehingga sebelum melakukan pembelian konsumen harus memikirkan jenis makanan dan minuman apa yang akan dibelinya. Salah satu perusahaan yang terus berusaha meningkatkan minat beli konsumennya adalah M61 Cafe & Eatery Di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec. Panakukkang Kota Makassar.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe &
Eatery di Jalan Anggrek Raya Kelurahan Pandang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah Kualitas Produk Berpengaruh Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe &
Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec. Panakukkang Kota Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe &
Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec. Panakukkang Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan informasi, atau sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam mengetahui dan memahami Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec. Panakukkang Kota Makassar.
b. Bagi penulis adalah pelajaran yang sangat berharga karena penelitian ini mengungkapkan Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec.
Panakukkang Kota Makassar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dengan membandingkan teori-teori yang di pelajari di bangku kuliah dengan praktik yang sebenarnya di lapangan.
b. Bagi M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec.
Panakukkang Kota Makassar penelitian ini dapat diharapkan menjadi bagian bahan pertimbangan atau masukan mengenai pengaruh kualitas produk terhadap minat beli konsumen.
c. Bagi pihak lain khususnya mahasiswa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Budi Rahayu (2017:1) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk dan jasa serta nilai antara seseorang dengan yang lainnya.
Menurut Mahmud Machfoedz (2010:140) Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk yaitu barang atau jasa. Konsumen tertentu yang merupakan sasaran upaya pemasaran disebut pasar sasaran.
Sarana pemasaran yang digunakan meliputi produk, harga produk, dan tempat menjual produk. Disamping itu, pemasaran juga mencakup metode untuk mengkomunikasikan informasi ini kepada konsumen yang disebut sebagai komunikasi pemasaran. Secara kolektif keempat sarana tersebut dijadikan rujukan dan disebut bauran pemasaran.
Menurut (Daryanto, 2011:5) memberikan redefinisi pemasaran:
a. Peranan pemasaran lebih di fokuskan pada tatanan strategi dalam suatu organisasi dan tidak lagi terbatas pada pengambilan keputusan taktis. Status pemasaran mengalami peningkatan dari pelaksanaan, melainkan menjadi kegiatan dalam proses organisasi keseluruhan. Dengan demikian, tanggung
jawab pemasaran tidak hanya di pikul oleh eksekutif pemasaran, tetapi menjadi tanggung jawab semua yang terlihat di dalam bisnis.
b. Para pelanggan menginginkan proporsi nilai berupa penawaran total untuk dapat memenuhi kebutuhan, preferensi dan harapan mereka sehingga tercapai kepuasan. Untuk memenuhi keinginan tersebut maka seluruh kemampuan khusus dari organisasi dipusatkan pada penciptaan dan penyerahan nilai pelanggan unggul kepada segmen pasar sasaran.
c. Terjadi pergeseran obyek pemasaran, yaitu pada pelanggan. Dengan demikian, pengelola dari hubungan dengan pelanggan menjadi titik sentral untuk disiplin pemasaran. Suatu organisasi perlu mengenal masalah pelanggan secara reaktif dan harapan pelanggan secara proaktif untuk menjamin hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
d. Fokus pemasaran diperluas ”relationship” yang memiliki cakrawala waktu yang panjang. Dalam setiap kegiatan pertukaran terdapat hubungan relasional yang akan menjadi hubungan interaktif dan terus-menerus, jika tercipta kepuasan, kepercayaan, dan komitmen.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.
2. Tujuan Pemasaran
Sebagaimana telah di ketahui pada umumnya perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba dari hasil penjualan, oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan maka terlebih dahulu diketahui bagaimana menyalurkan barang dengan tepat untuk mencapai laba maksimal.
Menurut Budi Rahayu (2017:2) Tujuan dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menciptakan suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.
Suatu perusahaan yang mengiginkan laba yang maksimal, maka biasanya perusahaan menggunakan dua cara, yaitu:
a. Penjualan yang di lakukan secara langsung kepada konsumen.
b. Penjualan yang di lakukan dengan menggunakan perantara.
Yang pertama, setiap perusahaan yang memproduksi barang ataupun jasa, maka perusahaan secara langsung mengadakan penjualan produknya pada pasar atau konsumen tanpa melalui perantara, sedangkan yang kedua, penguasa di dalam mengadakan penjualan produknya kepada konsumen
mengadakan perantara, jadi dengan demikian penjualan di lakukan tidak secara langsung, dari pihak perantara di sisi lain mempunyai peranan penting, karena perantaralah yang mengadakan dan memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen.
Sebuah perusahaan yang di dirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen, keputusan konsumen di peroleh setelah kebutuhan dan keinginan perusahaan yang terpadu.
Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang, perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, selera konsumen, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi dan perubahan tempat lingkungan pasar lainya.
Dasar pemikiran pemasaran dimulai dengan adanya kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands), produk (barang, jasa, gagasan), nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar, pemasar dan calon pembeli. Konsep inti pemasaran meliputi kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk (barang, jasa dan gagasan), nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, serta hubungan dan jaringan.
B. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif yang dikenal dengan istilah fungsi manajemen. Dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi (Dr Budi Rahayu, 2017:10).
Menurut Budi Rahayu (2017:12) Manajemen pemasaran sesungguhnya adalah manajemen permintaan. Manajer pemasaran mengelola permintaan dengan melakukan riset pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program pemasaran. Terdapat delapan jenis permintaan dan tugas-tugas pemasaran dalam menghadapi permintaan tersebut, yaitu:
1. Permintaan negatif, adalah jika sebagian besar pasar tidak menyukai produk tertentu dan bahkan orang bersedia mengeluarkan uang untuk menghindarinya.
Tugas pemasaran adalah menganalisa mengapa pasar tidak menyukai produk tersebut dan apakah program pemasaran yang terdiri dari perancangan ulang produk, harga yang lebih rendah, promosi yang lebih baik, dan dapat mengubah keyakinan dan prilaku pasar.
2. Permintaan nol, adalah konsumen sasaran mungkin tidak sadar atau tidak tertarik pada produk tertentu. Tugas pemasaran adalah menemukan cara untuk menghubungkan manfaat produk tersebut dengan kebutuhan dan minat alami seseorang.
3. Permintaan laten, adalah banyaknya konsumen yang memiliki kebutuhan yang kuat yang tidak dapat dipuaskan oleh produk yang sudah ada. Tugas pemasaran adalah mengukur ukuran pasar potensial dan mengembangkan produk yang dapat memuaskan permintaan tersebut.
4. Permintaan menurun, adalah cepat atau lambat, setiap usaha akan menghadapi permintaan yang menurun pada satu atau lebih produknya. Tugas pemasaran adalah membalikan arah penurunan permintaan melalui pemasaran ulang yang kreatif.
5. Permintaan tidak teratur, adalah terdapatnya permintaan yang berubah-ubah secara musiman atau harian bahkan setiap jam, sehingga menimbulkan masalah kelebihan atau kekurangan kapasitas. Tugas pemasaran adalah mencari jalan untuk mengubah pola permintaan yang sama melalui penetapan harga yang
fleksibel, promosi dan insentif lainnya. Ini yang disebut dengan synchromarketing.
6. Permintaan penuh, adalah bila perusahaan mengalami kepuasan dengan volume bisnis mereka. Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan saat ini ditengah perubahan preferensi konsumen dan peningkatan persaingan.
7. Permintaan persaingan, adalah bilamana beberapa perusahaan mengalami tingkat permintaan yang lebih tinggi daripada yang didapat atau yang ingin mereka layani. Tugas pemasaran adalah mencari cara dan tujuan untuk mengurangi produk yang bersangkutan untuk sementara waktu dengan tidak merusak permintaan. Disebut juga dengan demarketing. Ada 2 demarketing yaitu: General demarketing, usaha mengurangi keseluruhan permintaan seperti peningkatan harga, pengurangan promosi dan pelayanan; dan Selective demarketing, usaha untuk mengurangi permintaan yang berasal dari pasar yang kurang menguntungkan.
8. Permintaan tak bermanfaat, adalah produk yang tak bermanfaat akan mengundang usaha yang terorganisir untuk mengurangi konsumsinya. Tugas pemasaran adalah merangkul orang-orang yang menyukai produk yang tak bermanfaat agar menghentikannya.
Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terpenting di dalam kehidupan perusahaan sebagai usahanya untuk mencapai tujuan, mengembangkan usaha, mendapatkan laba serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Pemasaran dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya orang-orang pemasaran melakukan pemasaran dari 10 jenis wujud yang berbeda: barang, jasa, pengayaan pengalaman, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan (Kotler dan Keller, 2010:114).
Definisi – definisi yang dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses yang mengakibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, gagasan yang bergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak yang terkait.
C. Kualitas Produk 1. Definisi Produk
Menurut Budi Rahayu (2017:20) Produk ialah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikosumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.
Menurut Kotler, Amstrong dkk (2008:25) Produk adalah apa saja yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk termasuk objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.
Produk merupakan unsur pertama dan paling penting dalam bauran pemasaran. Masing-masing produk diidentifikasikan melalui merek yang berbeda untuk membedakannya dari pesaing dengan menggunakan nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal itu. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix . Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha, karena tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu produk yang berbeda satu sama lainnya dan atupun sama. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing. Suatu produk tidak dapat dilepaskan dari namanya pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual, jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen. Produk menurut artinya secara sempit, produk adalah sekumpulan atribut fisik secara nyata yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. Sedangkan secara umumnya, produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya tercakup warna, harga, kemasan, pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya sedangkan menurut Kotler produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Produk bersifat nyata (tangible) dan bersifat tidak nyata (intangible). Batas kedua sifat tersebut tidaklah begitu jelas. Dalam perkembangannya, terdapat kecenderungan penawaran barang kearah ekstrem yang berlawanan. Misalnya,
produk nyata berkembang kearah dan dilengkapi barang tidak nyata (jasa). Dan sebaliknya semakin banyak jasa yang ditawarkan dengan pelengkap barang nyata.
2. Tingkatan Produk
Perusahaan harus mengetahui beberapa tingkatan produk ketika akan mengembangkan produknya. Menurut Kotler dan Keller (2012:4) produk memiliki 5 tingkatan, di antaranya:
a. Manfaat inti (Core Benefit): Yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.
b. Produk dasar (Basic Product): Yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Produk harapan (Expected Product): Yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Produk pelengkap (Augmented Product): Yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Produk potensial (Potential Product): Yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Perusahaan harus memiliki keunggulan tersendiri dan nilai tambah atas produknya agar produknya memiliki keunikan dibandingkan dengan perusahaan lain. Sehingga konsumen akan tetap memilih produk perusahaan tersebut dibandingkan produk lain.
3. Atribut Produk
Menurut Kotler (2012) atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Unsur- unsur atribut produk antara lain:
a. Kualitas produk adalah suatu produk telah dapat menjalankan fungsi- fungsi dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kulitas yang baik.
b. Fitur produk adalah sebuah produk ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur.
c. Desain produk Menurut Kotler dan Amstrong cara lain untuk menambah nilaikonsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.
4. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil
produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller, 2012:143). Kualitas produk adalah the characteristic of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer, yang artinya kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk atau jasa yang memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2010:229).
Menurut Kotler and Armstrong (2012:283) arti dari kualitas produk adalah
“the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Dimensi kualitas produk menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2010:422) terdiri dari :
a. Performance (kinerja) yaitu berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.
Ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.
b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama umur produk bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu
jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak.
Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat diganti.
c. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana produk memenuhi spesifikasi atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk, ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk.
d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau ketertarikan konsumen terhadap produk.
Fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. Idenya fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.
e. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Reability atau keterandalan produk, keterandalan, yaitu peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.
f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
Keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya. Beberapa merek memperbaharui wajahnya supaya lebih cantik dimata konsumen.
g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk- produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak terdengar. Itulah sebabnya produk selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi.
Sedangkan Menurut Tjiptono (2010:25) indikator kualitas produk antara lain:
a. Kinerja (Performance) Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (Core Product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
b. Keistimewaan tambahan (Features) Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti Dash Board, AC, Sound System, Door Lock System, Power Steering, dan sebagainya.
c. Keandalan (Reliability) Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
e. Daya tahan (Durability) Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
f. Estetika (Asthethic) Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Bob Sabran (2012:8-10) kualitas produk memiliki indicator-indikator sebagai berikut:
1) Bentuk (form) Bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk.
2) Fitur (feature) Fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.
3) Penyesuaian (Customization) Pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan menyesuaikan produk tersebut dengan keinginan perorangan.
4) Kualitas Kinerja (Performance Quality) Tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi. Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang lebih tinggi dengan uang yang lebih rendah.
5) Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) Tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
6) Ketahanan (Durability) Merupakan ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produl-produk tertentu.
7) Keandalan (Reliability) Ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam periode waktu tertentu.
8) Kemudahan Perbaikan (Repairability) Adalah ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal.
9) Gaya (Style) Menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.
10) Desain (Design) Adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan penjelasan di atas, kualitas suatu produk dapat diukur melalui 10 (sepuluh) indikator tersebut. Setiap produsen dapat menggabungkan beberapa di antara indikator tersebut dalam suatu inovasi produk sehingga lebih memiliki nilai keunggulan dibandingkan produk dari kompetitor lain.
D. Minat Beli
Menurut Kotler dan Keller (dalam Suradi et al., 2012), arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Swastha dan Irawan (dalam Suradi et al., 2012), mengemukakan faktor- faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
Minat Beli Konsumen adalah inisiatif responden dalam pengambilan keputusan untuk membeli sebuah produk. Model terperinci perilaku konsumen
tersebut menjelaskan bahwa rangsangan pemasaran yang terdiri dari variabel marketing mix yaitu produk, harga, tempat, promosi sebagai komponen utama dalam pemasaran. Komponen utama tersebut juga dipengaruhi oleh adanya rangsangan lainnya yaitu bersifat eksternal yaitu ekonomi, teknologi, politik, budaya Oentoro (2012:11). Dalam “kotak hitam pembeli” perusahaan harus dapat mengetahui karakteristik pembeli yang akan menentukan segmentasi dan pasar sasaran, kemudian pemasar harus mengetahui proses keputusan beli konsumen.
Setelah melalui tahapan tersebut maka tahapan terakhir dalam Model Terperinci Perilaku Pembeli adalah tanggapan konsumen. Konsumen akan memberikan pilihan terhadap produk, merek, desain, saat pembelian dan jumlah pembelian.
Dalam tahap-tahap minat beli konsumen terdapat suatu konsep antara lain : 1. Perhatian (attention) Merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau
jasanya yang dibutuhkan calon pelanggan, dimana dalam tahap ini calon pelanggan nilai mempelajari produk / jasa yang ditawarkan.
2. Ketertarikan (interest) Minat calon pelanggan timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengamati produk / jasa.
3. Keinginan (desire) Calon pelanggan memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk/jasa yang ditawarkan.
Dalam tahapan ini calon pelanggan harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk.
4. Tindakan (action) Melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk yang ditawarkan.
Menurut Ferdinand (2014:129) disebutkan bahwa minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk yang telah dikonsumsinya.
b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain agar dapat dibeli oleh orang lain, dengan referensi pengalaman konsumsinya.
c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya;
d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu:
1. Dorongan dari dalam diri individu, misal dorongan untuk makan. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa
ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain.
2. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapatkan persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.
E. Tinjauan Empiris
N O
Nama Penulis (Tahun)
Judul Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Nugroho Sumedi, Yurin Palupi
Virgindira
Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas Produk Terhadap Minat
Rancangan penelitian ini dipakai peneliti untuk mengamati, mengumpulkan
Variabel Kualitas Layanan
berpengaruh signifikan terhadap Variabel Minat Beli
(2019) Beli (Studi Kasus Pada Pusat
Perbelanjaan Lotte Mart Di Surabaya)
informasi yang akan diteliti, dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian pada penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
pada konsumen Lotte Mart
Surabaya. Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif signifikan terhadap Variasbel Minat Beli pada konsumen pada Lotte Mart Surabaya beli.
2. Umar Bakti, Hairudin, Maria Septijantini Alie (2020)
Pengaruh Kualitas Pelayanan, Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Pada Toko Online Lazada di Bandar Lampung.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis
tentang informasi ilmiah yang
Kualitas pelayanan (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli (Y) pada Toko Online Lazada.
Produk (X2)
berpengaruh positif terhadap minat beli (Y) pada Toko Online Lazada.
Harga (X3)
berasal dari subyek atau objek penelitian.
berpengaruh terhadap minat beli (Y) pada Toko Online Lazada
Kualitas pelayanan (X1), produk (X2) dan harga (X3)
3. Rahmad Setiawan (2020)
Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Minat Beli Yang Berdampak Pada Keputusan Pembelian Pada Pelanggan Aprilia Bakery
Teknik analisis data yaitu regresi linier
berganda dan regresi linier sederhana.
Kualitas prodok berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belli.
Kualitas produk dan promosi secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
4. Adi Mulyana (2019)
Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Ulang Pelanggan Shao Kao Kertajaya Melalui
Kepuasan Pelanggan.
Data yang diperoleh diolah menggunakan metode Partial Least Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan pelayanan keduanya berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan dan kepuasan
pelanggan sendiri berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli ulang.
5. Nikita Karundeng,
Johny A.F.
Kalangi,
Olivia Walangitan
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Home Industri Pia
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Uji korelasi dan determinasi melalui hasil uji SPSS version 25
menujukan bahwa nilai korelasi atau R
(2019). Deisy Desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat.
0,060 dapat diartikan bahwa Kualitas produk dan Minat beli adalah sangat rendah.
Dengan kata lain jika kualitas produk menurun maka minat beli dengan sendirinya akan mengalami penurunan. Hal tersebut ditujukan dari hasil uji.
Kualitas produk yang baik
merupakan proses terwujudnya minat beli konsumen.
6. Ike Wulandari (2016)
Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Teknik
Pengumpulan data pada
Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
Kelengkapan Produk Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Supermarket Top Bangunan Kediri
penelitian ini dengan cara kuesioner dan wawancara dengan
konsumen untuk mencari informasi yang diperlukan peneliti.
terhadap minat beli.
Kelengkapan
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Kualitas produk berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap minat beli.
7. Ruri Putri Utami, Hendra Saputra
(2017)
Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli Sayuran Organik Di Pasar Sambas Medan.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan angket
(kuesioner) yang diolah secara statistik dengan bantuan SPSS 20.0 dan
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh antara harga dan kualitas produk terhadap minat beli secara simultan pada Pasar Sambas sebesar 94,1%
sedangkan sisanya 5,9% dijelaskan oleh variabel- variabel lain diluar
menggunakan Analisis Regresi Berganda.
model penelitian ini.
Berdasarkan Uji F, Uji Hipotesis secara simultan, variabel harga dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
8. Rahmad Rizki
(2018)
Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Kosmetik Wardah (Studi Kasus
Konsumen Matahari Department Store Mall Ska
Metode pengumpulan data melalui kuesioner ini, yaitu :
Membagikan kuesioner, Responden diminta mengisi kuesioner pada lembar jawaban yang telah
Kualitas produk pada kosmetik wardah Matahari Department Store Mall Ska Pekan baru sudah memiliki kualitas yang baik.
konsumen sudah merasakan hasil maupun dampak bagi mereka yang sudah
Pekanbaru) disediakan, Kemudian lembar kuesioner
dikumpulkan, diseleksi, diolah, dan kemudian dianalisis.
menggunakannyana mun dari kegunaan produk pada
konsumen kosmetik wardah belum melebihi target.
9. Mahyarani Tiara Ghassani
(2017)
Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Ulang Bandeng
Juwana Vaccum Melalui
Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Pada Pelanggan
Teknik
pengumpulan data yang
digunakan adalah studi pustaka, kuesioner, dan wawancara.
Teknik analisis data yang
digunakan adalah uji tabulasi silang, uji korelasi, uji determinasi, uji regresi linier sederhana, uji
Berdasarkan hasil penelitian variabel kualitas produk pada Bandeng Juwana Vaccum menunjukkan bahwa terdapat kekurangan dan kelebihan pada setiap item pertanyaan atau indikator yang diteliti.
Pt. Bandeng Juwana Elrina Semarang)
regresi linier berganda.
1 0.
Marifatun Khasanah (2020)
Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli (Studi Kasus Pada Konsumen Bakpia Vista)
Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh positif kualitas produk terhadap minat beli
konsumen Bakpia Vista, harga tidak berpengaruh terhadap minat beli Bakpia Vista.
pengaruh positif kualitas produk harga dan promosi penjualan terhadap minat beli Bakpia Vista.
F. Kerangka Pikir
Sugiyono (2017:60) Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sugiyono, 2017:60).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.
Sugiyono (2017:60) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian G. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dibawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun hipotesisi yang dirumuskan dalam penelitian ini “Diduga Bahwa Kualitas Produk Berpengaruh Positif Terhadap Daya Minat Beli pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel.
Pandang Kec. Panakukang Kota Makassar”
Variabel X ( Kualitas Produk ) Tjiptono (2010) - Estetika - Rasa - Harga - Ciri Khas
Variabel Y ( Minat Beli ) Kotler (2012) - Promosi - Pelayanan - Varian Menu - Suasana (Lokasi)
34 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif karena data yang dikumpulkan dalam bentuk angka-angka dari kuesioner.
Menurut Sugiyono (2017:8), Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel.
Pandang Kec. Panakukang Kota Makassar. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 2 (dua) dari bulan Januari - Maret 2021.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Definisi operasional merupakan batasan-batasan yang digunakan untuk menghindari intrprestasi yang berbeda terhadap variable yang diteliti. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Produk (X)
Kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya. Kualitas produk memiliki indikator-indikator sebagai berikut:
a. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka.
b. Cita Rasa yaitu atribut makanan yang meliputi bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk kerja sama dari kelima macam indra manusia yakni perasa, penciuman, perabaan, peglihatan, dan pendengaran. Rasa sendiri merupakan hasil kerja pengecap rasa (taste buds) yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang merupakan bagian dari cita rasa.
c. Harga yaitu nilai yang tercantum dan Ciri Khas suatu hal yang unik yang tidak dimiliki oleh yang lainnya.
2. Minat Beli (Y)
Minat beli adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya. Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a. Promosi yaitu upaya untuk menawarkan produk pada konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen.
b. Pelayanan dari segi kontak lansung antara pelayan (waiters) dengan konsumen sehingga mendapat kepuasan.
c. Varian Menu yaitu terdapat banyaknya berbagai macam menu pilihan minuman dan makanan.
d. Suasana (Lokasi) dengan di dukung gaya desain interior yang klasik dan tempat yang nyaman serta lokasi yang mudah dijangkau.
Pengukuran Variabel menggunakan kuisioner skala likert 5 poin dengan gradasi jawaban sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
a. Setiap indikator atau sub variabel yang dinilai oleh responden diklasifikasikan kedalam 5 (lima) altenative jawaban dengan menggunakan responden jawaban yang dapat dipilih oleh responden peringatan jawaban setiap indikator diberi skor antara 1 sampai dengan 5.
b. Dihitung total skor setiap variable atau sub variable sama dengan skor dari seluruh skor indikator untuk semua responden.
c. Dihitung total skor setiap variabel atau sub variabel sama dengan skor dari seluruh skor indikator variabel untuk semua responden.
d. Dihitung setiap variabel atau sub variabel sama dengan rata-rata dari total skor.
e. Untuk mendeskripsikan jawaban responden juga digunakan statistik. Deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk table.
Adapun klasifikasi atau kategori yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014:14) dan digunakan dalam penelitian ini adalah:
➢ Sangat Setuju diberi bobot nilai 5
➢ Setuju diberi bobot nilai 4
➢ Cukup Setuju diberi bobot nilai 3
➢ Tidak Setuju diberi bobot nilai 2
➢ Sangat Tidak Setuju diberi bobot nilai 1
Penentuan rentang mengacu pada skor yang digunakan yaitu banyak kelas interval dalam dari angka 1 sampai 5. Angka 1 merupakan data terkecil besarnya 20% sedangkan data terbesar diperoleh dari angka 5 yang besarnya 100%.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditaik kesimpulanya. Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada konsumen M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec.
Panakukkang Kota Makassar yang jumlahnya sangat banyak (tersebar dan sulit diketahui secara pasti), maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.
2. Sampel Penelitian
Arikunto (2013:174) mengemukakan pendapat bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika jumlah populasi tidak lebih besar dari 100 orang, maka jumlah sampelnya dapat diambil secara keseluruhan. Tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka yang bisa diambil sebesar 10-15%
atau 20-25% dari jumlah keseluruhan.
Berdasarkan penelitian ini, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi, karena jumlah populasi tidak lebih besar dari 100 orang responden. Responden yang dipilih merupakan konsumen M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel.
Pandang Kec. Panakukang Kota Makassar sebanyak 90 orang sebagai perwakilan konsumen M61 Cafe & Eatery.
Dengan demikian penggunaan seluruh sampel tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi diisebut dengan teknik sensus.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang ditempuh dalam hal pengumpulan data yang diperlukan. Adapun teknik tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrument atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan- pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
2. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian dan sistematik untuk melihat kegiatan yang dilakukan. pada M61 Cafe
& Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec. Panakukang Kota Makassar.
3. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan suatu percakapan antara dua orang atau lebih dan melibatkan narasumber dan pewawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan terpercaya.
4. Dokumen – dokumen
Dokumen yaitu mengumpulkan data dengan mencatat data dari dokumen pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec.
Panakukkang Kota Makassar yang dibutuhkan dalam penelitian.
F. Teknik Analisis
Untuk menjawab masalah pokok serta membuktikan hipotesis telah dikemukakan sebelumnya, maka digunakan metode analisis sebagai berikut :
1. Uji Instrument Penelitian a. Uji validitas
Menurut Ghozali (2013:52) menyatakan suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu kuisioner dikatakan valid jika mempunyai validitas tinggi yaitu corrected item >0,3 sebaliknya kurang valid jika nilai corrected item <0,3.
b. Uji realiabilitas
Menurut Ghozali (2013:47) realiabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jika jawaban terhadap semua indikator ini acak, maka dapat dikatakan tidak reliabel.
2. Analisis deskriptif
Analisis Deskriptif Kuantitatif merupakan metode yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisisnya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.
Analisis deskriptif yaitu menjelaskan Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Pada M61 Cafe & Eatery di Jalan Anggrek Raya Kel. Pandang Kec.
Panakukkang Kota Makassar sesuai dengan hasil kuisoner yang diberikan kepada responden.
Penentuan rentang mengacu pada skor yang digunakan yaitu banyak kelas interval dalam dari angka 1 sampai 5. Angka 1 merupakan data terkecil besarnya 20% sedangkan data terbesar diperoleh dari angka 5 yang besarnya 100%.
Tabel 3.1 Skor ideal
No. Prsentase Jumlah Skor (%) Kriteria
1. 81-100 Sangat baik
2. 61-80 Baik
3. 41-60 Cukup
4. 21-40 Kurang baik
5. kurang-20 Tidak baik
Sumber : Sugiyono (2014:34)
3. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Analisis regresi sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedua variabel, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada variabel dependent (variabel Y) nilai variabel
dependent berdasarkan nilai independent (variabel X) yang diketahui. Dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana maka akan memgukur perubahan variabel terikat berdasarkan perubahan variabel bebas. Analisis regresi linier dapat digunakan untuk mengetahui perubahan pengaruh yang akan terjadi berdasarkan pengaruh yang ada pada waktu sebelumnya. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diperkirakan antara Kualitas Produk Terhadap Minat Beli dilakukan dengan rumus regresi linier sederhana.
Adapun persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut : Y = a + bX
Keterangan :
Y = Nilai Prediksi Variabel Dependen a = Konstanta yaitu nilai Y jika X=0
b = Koefisien Regresi yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X X = Varibel Independen
4. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)
Menurut Nugraha (2011), uji parsial dengan uji t bertujuan menganalisis besarnya pengaruh masing-masing perubah independen secara individual (parsial) terhadap perubah dependen. Hasil dari uji t menunjukkan masing-masing pengaruh independen terhadap perubah dependen jika p-value lebih kecil dari nyata yang ditentukan atau . Hipotesis nol dan hipotesis alternative yang di usulkan dan diuji t adalah :
a) atau P-value a, ditolak H0, yang berarti bahwa suatu faktor X memiliki pengaruh terhadap faktor Y.
b) atau P-value a, diterima H0, yang berarti bahwa suatu faktor X tidak mempunyai pengaruh terhadap faktor Y.