42 BAB VI
HASIL PERANCANGAN
6.1 Penjelasan Rencana Tapak
6.1.1 Perletakan dan Orientasi Massa Bangunan
Gambar 6. 1 Orientasi Massa Bangunan
Gambar 6. 2 Perspektif Bangunan
Gambar 6.1 menunjukkan orientasi massa bangunan menghadap ke jalan utama yaitu Jalan Pangeran Antasari di sebelah utara lahan. Karena bagian utara lahan merupakan area berpotensi baik dan memiliki view yang positif. Gedung parkir diletakkan pada bagian selatan lahan, sedangkan entrance utama pada bangunan ini terletak di depan jalan utama. Pada gambar 6.2 merupakan perspektif yang dapat dilihat dari jalan pangeran antasari.
43 6.1.2 Sirkulasi Manusia dan Kendaraan
Sesuai dengan konsepnya, sirkulasi terbagi menjadi dua, yaitu sirkulasi pengunjung dan servis. Sirkulasi pengunjung meliputi sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pedestrian sedangkan sirkulasi servis merupakan alur menuju area bongkar muat.
a. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung
Gambar 6.3 menunjukkan sirkulasi kendaraan untuk pengunjung dapat diakses langsung dari jalan utama menuju gedung parkir atau parkir valet dan keluar dari bagian barat lahan.
Gambar 6. 3 Sirkulasi Kendaraan Pengunjung
Gambar 6. 4 Entrance Kendaraan Pengunjung
b. Sirkulasi Pedestrian
Pada gambar 6.5 merupakan alur sirkulasi pedestrian dibuat mengelilingi bangunan. Pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dapat berhenti di drop off bagian depan lalu melewati koridor atau dapat memilih masuk ke dalam bangunan.
44
Gambar 6. 5 Sirkulasi Pedestrian
c. Sirkulasi Servis
Sirkulasi servis diakses pada bagian timur lahan, menuju bagian selatan lahan dan keluar dari bagian barat lahan. Alur kendaraan servis terlihat pada gambar 6.6.
Gambar 6. 6 Sirkulalsi Loading Dock
d. Sirkulasi Kendaraan Online
Pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dapat berhenti di area drop off Jalan Pangeran Antasari seperti yang terlihat pada gambar 6.7.
Sedangkan pengunjung yang datang dengan menggunakan kendaraan online dapat memilih untuk berhenti di area drop off Jalan Pangeran Antasari, drop off bagian tengah lahan ataupun bagian depan lahan. Area Drop off bagian tengah dan depan lahan, tampak pada gambar 6.8 dan 6.9.
45
Gambar 6. 7 Drop Off Jalan Pangeran Antasari
Gambar 6. 8 Drop Off Bagian Tengah Lahan
Gambar 6. 9 Drop Off Bagian Depan Lahan
46 6.1.3 Ruang Tebuka Hijau
Area Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada bangunan ini bukan hanya berfungsi sebagai area hijau tetapi juga berfungsi sebagai area komunal dimana pengunjung dapat melakukan kegiatan seperti mengobrol, santai, tempat istirahat, dan lain sebagainya seperti yang terlihat pada gambar 6.10 dan 6.11.
Gambar 6. 10 Area Komunal Lantai 2
Gambar 6. 11 Area Komunal Lantai 3
Pada gambar 6.12 merupakan area split level yang berfungsi sebagai area sirkulasi lalu memanfaatkan area ini dengan menambahkan taman agar terkesan asri dan nyaman. Lalu pada gambar 6.13 dan 6.14 merupakan area atrium yang diberikan sedikit area hijau yang akan membuat pengunjung merasa tidak jenuh saat berbelanja.
Kemudian di sekeliling tapak ini juga diberikan vegetasi berupa pohon glodokan yang nantinya akan menahan kebisingan.
47
Gambar 6. 12 Area Split Level
Gambar 6. 13 Area Atrium Drop Off
Gambar 6. 14 Area Atrium Dalam Bangunan
48 6.2 Rancangan Bangunan
6.2.1 Bentuk Bangunan
Gambar 6. 15 Bentuk Bangunan
Sesuai dengan bentuk massanya, bentuk Lifestyle Center ini merupakan perpaduan antara bentuk-bentuk geometri, berupa persegi dan lingkaran lalu di potong dengan mengikuti bentuk lahan seperti yang terlihat pada gambar 6.15.
6.2.2 Tata Letak dan Bentuk Ruang
Sesuai hasil konsep, letak ruang disusun bersadarkan hasil zonasi, yang dimana bangunan terpisah menjadi dua lalu dihubungkan dengan ruang transisi agar terkesan dinamis sesuai dengan prinsip arsitektur kontemporer. Bangunan sebelah timur merupakan area pusat perbelanjaan yang meliputi freshmart dan retail-retail.
Main Entrance bangunan sebelah timur, tampak pada gambar 6.16.
Gambar 6. 16 Main Entrance Bangunan Timur
49
Gambar 6. 17 Interior Retail
Bangunan sebelah barat merupakan area restoran, café, salon, game center, dan beberapa area taman yang dapat dinikmati pengunjung. Terdapat atrium yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan event-event tertentu seperti music, fasion dan lain sebagainya. Terdapat tiga entrance pada bangunan ini. Gambar 6.18 merupakan main entrance bangunan ini, terletak di utara lahan yang menghadap ke Jalan Pangeran Antasari. Entrance kedua terletak dibagian tengah lahan, dapat dilihat pada gambar 6.19. sedangkan entrance ketiga terdapat di depan gedung parkir, dapat dilewati pengunjung selepas memarkirkan kendaraan.
Gambar 6. 18 Main Entrance Bangunan Barat
50
Gambar 6. 19 Entrance Kedua Bangunan Barat
Gambar 6. 20 Entrance Ketiga Bangunan Barat
Gambar 6. 21 Atrium
51
Gambar 6. 22 Cafeteria
Gambar 6. 23 Restoran
Gambar 6.24 merupakan ruang penghubung antara area parkir dan area pusat perbelanjaan yang terletak pada lantai dua bangunan. Selain berfungsi sebagai ruang penghubung, area ini juga berfungsi sebagai tempat bersantai. Di area ini juga terdapat sky bridge yang berfungsi sebagai area estetika, pengubung antar ruang dan pengunjung juga dapat menonton event yang ada di atrium melalui sky bridge, tampak pada gambar 6.25.
52
Gambar 6. 24 Ruang Penghubung Parkir dan Pusat Perbelanjaan
Gambar 6. 25 Sky Bridge
6.2.3 Sirkulasi dalam Bangunan
Konsep sirkulasi Lifestyle center menggunakan konsep square, yaitu menggunakan void sebagai pemisah retail-retail dan menggunakan jenis koridor double loaded dapat dilihat pada gambar 6.26. Pada bangunan timur yang merupakan area pusat perbelanjaan, menggunakan escalator sebagai sirkulasi penghubung antara lantai satu, dua dan tiga.
53
Gambar 6. 26 Koridor Pusat Perbelanjaan
Gambar 6. 27 Sirkulasi Pusat Pebelanjaan
Bangunan barat lahan dapat diakses melalui tangga utama, lift dan tangga dari area split level seperti yang terlihat pada gambar 6.28. Sedangkan untuk ke lantai 3 hanya dapat diakses melalui tangga utama.
Gambar 6. 28 Sirkulasi Bangunan Barat Lahan
54
Gambar 6. 29 Tangga Utama Lantai 3
6.2.4 Rancangan Fasad dan Atap
Material perforated metal merupakan jenis material yang dipakai pada fasad Lifestyle Center ini. Material ini dirasa sangat cocok digunakan untuk secondary skin pada area utara dan timur lahan. Secondary skin ini melapisi dinding kaca sehingga dapat menghalau panas dan terik matahari untuk tidak masuk ke dalam bangunan, akan tetapi bangunan juga akan mendapat cahaya matahari alami. Sesuai dengan prinsip arsitektur kontemporer dengan banyak menggunakan material transparan tampak pada gambar 6.30 dan 6.31.
Gambar 6. 30 Fasad Secondary Skin
55
Gambar 6. 31 Detail Secondary Skin
Rancangan atap pada Lifestyle Center ini menggunakan atap dak beton lalu dikombinasikan dengan skylight yang terdapat di bagian atrium, skybridge, dan kanopi. Pada gambar 6.26 merupakan rancangan atap skylight pada atrium bangunan sebelah timur.
Gambar 6. 32 Rancangan Atap Skylight
6.2.5 Sistem Struktur dan Konstruksi
Pemasangan struktur dan konstruksi bangunan ini akan mengikuti sesuai dengan efektifitas pemasangan dan mempermudah kegiatan yang ada di lapangan.
Ketentuan yang di tetapkan dalam sistem struktur dan konstruksi bangunan sebagai berikut:
e. Struktur bawah
Pondasi yang digunakan pada bangunan utama dan gedung parkir pada perancangan ini adalah pondasi bore pile. Pondasi ini aman digunakan pada area
56 yang sempit dan padat. Tidak menimbulkan getaran dan suara yang keras sehingga tidak merusak dan mengganggu lingkungan sekitar. Pemasangan pondasi bore pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton. Ilustrasi proses pemasangan pondasi bore pile dapat dilihat pada gambar 6.10
` Gambar 6. 33 Ilustrasi Proses Pemasangan Pondasi Bore Pile Sumber : eticon.co.id, 2021
Gambar 6. 34 Detail Potongan Pondasi Bore Pile Sumber : borepile.info
f. Struktur kolom dan balok
Struktur kolom pada bangunan ini menggunakan kolom beton yang berukuran 60 cm x 60 cm. Pekerjaan kolom melibatkan beberapa metode yaitu menentukan garis as kolom, pemasangan pembesian pada kolom, pemasangan bekisting dan melakukan pengecoran pada kolom. Pemasangan pembesian pada kolom tampak pada gambar 6.35.
57
Gambar 6. 35 Detail Struktur Kolom Sumber : media.neliti.com
Selain struktur kolom, bangunan juga memerlukan balok untuk menopang plat lantai pada bangunan bertingkat. Balok tebagi menjadi dua jenis yaitu balok induk dan balok anak. Balok induk berfungsi untuk menghubungkan kedua kolom dan menyalurkan beban langsung ke kolom, sedangkan balok anak berfungsi untuk menghubungkan kedua balok induk dan menyebarkan beban plat ke balok induk. Untuk bangunan ini, balok induk yang dipakai berukuran 45 cm/70 cm dan balok anak beton berukuran 30 cm/45 cm. Ilustrasi sambungan struktur balok dan kolom dapat dilihat pada gambar 6.36 dan 6.37.
Gambar 6. 36 Isometri Sambungan Kolom dan Balok
58
Gambar 6. 37 Detail Sambungan Kolom dan Balok Sumber : digilib.its.ac.id
Struktur dinding pada bangunan ini menggunakan dinding beton dengan ketebalan 15 cm dan dikombinasikan dengan dinding kaca tempered yang berukuran 15 mm dan dilapisi dengan secondary skin dan ACP. Berikut ilustrasi pemasangan dinding tampered glass dapat dilihat pada gambar 6.38.
Gambar 6. 38 Pemasangan Dinding Tampered glass Sumber : Pengadaan.web.id
g. Struktur Atap
Bangunan ini menggunakan struktur atap dak beton lalu di kominasikan dengan atap skylight yang di gunakan pada tempat-tempat tertentu. Jenis kaca pada skylight merupakan kaca tempered yang memiliki ketebalan 15 mm. Alasan penggunaan material kaca pada atap ini selain cahaya matahari dapat masuk kebangunan, kaca ini dapat menahan suhu panas, perawatannya mudah, aman
59 dan juga kuat. Gambar 6.39 merupakan ilustrasi gambar pemasangan skylight pada area pusat perbelanjaan.
Gambar 6. 39 Rangka Hollow Pada Skylight
6.2.6 Sistem Utilitas
a. SIstem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih
Penyaluran air bersih pada bangunan ini menggunakan saluran yang berasal dari PDAM dengan sistem tangki atap. Pada sistem ini, air ditampung terlebih dahulu dalam tangki bawah, kemudian dipompa ke tangki atas (area rooftop) lalu dari tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan seperti tampak pada gambar 6.40 dan 6.41.
Gambar 6. 40 Sistem Tangki Atap Sumber : eprints.umm.ac.id
60
Gambar 6. 41 Diagram Aliran Distribusi Air Bersih
b. Sistem Saluran Air Kotor dan Kotoran
Skema pembuangan saluran air kotor terbagi menjadi dua yaitu saluran pembuangan air kotor dan saluran pembuangan kotoran. Pada gambar 6.19 Saluran pembuangan air kotor merupakan air yang berasal dari washtafel dan floor drain. Diagram aliran air kotor dapat dilihat pada gambar 6.42.
Gambar 6. 42 Diagram Aliran Air Kotor
Gambar 6.43 merupakan diagram alir air kotoran yang berasal dari kloset dan urinal.
Gambar 6. 43 Diagram Alir Saluran Kotoran
c. SIstem penyediaan Listrik
Penyaluran listrik pada Lifestyle Center menggunakan saluran Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada gardu utama. Pada gambar 6.44 menunjukkan arah saluran listrik melalui transformator (trafo), kemudian di salurkan ke seluruh bagian ruang bangunan, melalui meteran yang letaknya menjadi satu ruang dengan ruang panel.
61
Gambar 6. 44 Ilustrasi Distribusi Listrik Sumber : pngdownload.id
Dalam keadaan darurat, akan disediakan alat pengganti listrik sementara yaitu generator yang akan otomatis tersambung apabila saluran dari PLN terputus, sehingga listrik di dalam bangunan tetap menyala.
h. Sistem Penghawaan
Selain menggunakan sistem penghawaan alami, bangunan ini juga menggunakan sistem penghawaan buatan yang berasal dari AC. Pada sistem utilitas AC menggunakan AC central untuk seluruh bangunan yang dilengkapi dengan AHU yang berfungsi untuk mengatur penyaluran udara pada setiap lantainya. Namun pada bangunan kali ini menggunakan jenis dua ac central, yaitu chiller dan split duck. AC chiller hanya digunakkan untuk area supermarket saja sedangkan split duck digunakan untuk area-area kuliner dan retail-retail. Karena AC jenis ini dapat diatur penggunaannya sehigga harganya akan lebih ekonomis.
Gambar 6.25 merupakan gambaran diagram AC yang digunakan pada Lifestyle Center.
Gambar 6. 45 Diagram Alir AC Central
62 i. Sistem Pencahayaan
Bangunan ini menggunakan dua jenis sistem pencahayaan yaitu pencahayaan alami yang berasal dari sinar matahari dan pencahayaan buatan yang berasal dari pencahayan lampu. Pada siang hari bangunan akan mendapat cahaya dari skylight dan dinding kaca tempered. Dan pada malam hari ruangan rata-rata menggunakan lampu pijar pada bagian koridor. Sedangkan untuk retail- retail bisa dikombinasikan dengan lampu LED sesuai kebutuhan dan suasana ruangnya.
j. Sistem Proteksi Kebakaran
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna bangunan, tentunya membutuhkan sistem pelindung dari kebakaran, adapun alat yang dipakai pada sistem ini yaitu hydrant, alat penyiram (sprinkler) dan alat pendeteksi asap (fire detector). Hydrant terletak di setiap jalur evakuasi pengguna agar mudah terlihat dan didistribusikan di dalam bangunan. Untuk alat pendeteksi asap dan sprinkler diletakkan di seluruh bagian ruang bangunan. Adapun cara kerja sistem sprinkler dapat dilihat pada gambar 6.46. Dengan sistem AI yang dipasang di tangki air bagian atas, seluruh hydrant dan sprinkler akan di pompa melalui pipa utama.
Jaringan pipa hydrant dan pipa sprinkler terbagi menjadi dua perangkat khusus sesuai dengan fungsinya.
Gambar 6. 46 Sistem Sprinkler Sumber : bromindo.com
63 k. Sistem Transportasi Vertikal
Di dalam sebuah bangunan bertingkat tentunya membutuhkan alat transportasi untuk mengangkut pengunjung dari lantai satu menuju lantai lainnya. Alat transportasi vertical yang digunakan pada bangunan Lifestyle Center ini yaitu:
1. Lift penumpang
2. Lift barang / fright elevator 3. Lift pemadam kebakaran 4. Escalator
6.3 Rekapitulasi Data Hasil Rancangan
Bangunan Lifestyle Center ini adalah proyek swasta yang berfungsi sebagai wadah untuk masyarakat dalam melakukan aktivitas berbelanja dan kuliner. Bangunan ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kontemporer yang diterapkan pada bagian fasad bangunan, bentuk bangunan yang dinamis dan konsep ruang komunal. Berikut jumlah total yang didapat dalam perancangan ini terangkum dalam tabel 6.1.
a. Perhitungan Lahan
Tabel 6. 1 Perhitungan Total Lahan
b. Perhitungan Jumlah Parkir
Perhitungan jumlah parkir ini didata berdasarkan sumber dari Dirjen Dinas Perhubungan Darat Kota Bandar lampung, dengan koefisien 3,5-7,5 dalam rentang waktu sepi hingga ramai pengunjung. Perhitungan ini menggunakan rumus :
No Perhitungan Luas (m2) Total (m2)
1 Luas lahan 12000 12000
2 KDB 10% 1200
3 KLB 1,2 (koef) 1,2 (koef)
4 Luas bangunan Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
2390 2434 2614
7438
5 Luas gedung parkir Lantai 1
Lantai 2 Lantai 3
1440 1980 1980
5400
64 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
(Koef). (Koef)
Tabel 6. 2 Perhitungan jumlah orang berdasarkan rentan waktu
No Rentang Waktu Koefisien Perhitungan Jumlah (Orang)
1 Sepi 7,5 12650/(7,5)2 224
2 Sedang 5 12650/(5)2 506
3 Ramai 3,5 12650/(3,5)2 1032
Jumlah parkir dihitung berdasarkan perbandingan antara kendaraan yaitu, motor, mobil, dan kendaraan umum. Data ini diambil didasari oleh rentan waktu ramai, dimana dengan waktu ini menjadi patokan jumlah kapasitas parkir terbanyak. Maka didapat rumus sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑚𝑎𝑖
Tabel 6. 3 Pehitungan Total Unit Parkir
Jenis Kendaraan Perbandingan Jumlah (orang) Asumsi Total
Mobil 50% 516 4 orang/mobil 206 unit
Motor 40% 412 2 orang/motor 129 unit
Pedestrian 10% 103 1 orang 103 orang
Dari tabel 6.3 dapat disimpulkan bahwa total unit parkir mobil sebanyak 206 unit, parkir motor sebanyak 129 unit sedangkan pejalan kaki sebanyak 103 orang.