• Tidak ada hasil yang ditemukan

READABILITY IKLAN MOBIL FORD NEW FIESTA DI SURAT KABAR (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Keterbacaan Iklan Mobil Ford New Fiesta di Surat Kabar Kompas).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "READABILITY IKLAN MOBIL FORD NEW FIESTA DI SURAT KABAR (Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Keterbacaan Iklan Mobil Ford New Fiesta di Surat Kabar Kompas)."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

SUHA AENNY

0743010344

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

SUHA AENNY

0743010344

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Sk r ipsi

J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada tanggal 26 J uli 2012

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. Ketua

Ir . H.Didiek Tranggono, M.Si Ir . H.Didiek Tranggono, M.Si

NIP. 19581225 19900 1001 NIP. 19581225 19900 1001

2. Sekr etar is

Dr a. Sumar djijati, M.Si

NIP. 196203231993092001

3. Anggota

Dr a. Diana Amalia, M.Si

NIP. 196309071991032001

Mengetahui,

DEKAN

Dr a.Ec.Hj.Supar wati, M.Si.

(3)

Disusun Oleh :

SUHA AENNY

0743010344

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

Ir. H.Didiek Tr anggono, M.Si

NIP. 19581225 19900 1001

Mengetahui,

DEKAN

Dr a.Ec.Hj.Supar wati, M.Si.

(4)

rahmatNya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “ READABILITY

IKLAN MOBIL FORD NEW FIESTA DI SURAT KABAR KOMPAS” dapat

terselesaikan.

Sejujurnya penulis akui bahwa pendapat sulit ada benarnya, tetapi faktor

kesulitan itu lebih banyak datang dari diri karena itu, kebanggan penulis bukanlah

pada selesainya skripsi ini, melainkan kemenangan atas berhasilnya menundukan

diri sendiri.

Semua kemenangan dicapai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis “wajib” mengucapkan terima kasih

kepada mereka yang disebut sebagai berikut :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, Msi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, S.sos, Msi, Ketua Program Studi Ilmu Sosial dan Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Dosen pembimbing Ir. Didiek Tranggono, M. Si yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

5. Buat Babeh dan Ibu aku, Kakak saya Dian Fitasari, Adik-Adik Farida

Damayanti, Bastian Wicaksono, dan Pandu Wijaya yang telah

(5)

7. Buat Rizky Wahyu Muthmainnah yang sudah mau meminjamkan

laptopnya, Terima kasih.

8. Buat teman-teman saya angkatan 2007 Firdaus Innabah, Nurul Azizah,

Raissa Mathilda.

Kritik dan saran sangat diharapkan oleh peneliti, sebagai bahan acuan kearah

penelitian skripsi yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Surabaya, Juli 2012

(6)

HALAMAN J UDUL... i

2.1.5 Media Cetak Surat Kabar... 22

2.1.6 Komunikan Sebagai Pembaca ... 23

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional... 27

3.1.1 Readability Level... 27

3.1.2 Iklan Mobil Ford New Fiesta di Surat Kabar Kompas... 28

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 28

3.2.1 Populasi... 28

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 29

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 34

3.4 Teknik Analisis Data... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek penelitian... 39

4.2 Iklan Mobil Ford New Fiesta... 43

4.3 Penyajian dan Interprestasi Data... 43

4.3.1 Identitas Responden...44

4.3.2 Pengertian Fitur Voice Activated Phone Dialling System... 47

4.3.3 Pengetahuan Responden Tentang Fitur Voice Activated Phone Dialing System... 49

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 66

5.2 Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(9)

Mobil For d New Fiesta di Surat Kabar Kompas).

Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa, suatu proses komunikasi akan terjadi apabila antara pembaca dengan teks menghasilkan suatu pemahaman. Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, dengan kata lain komunikan tidak mengerti dengan pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dapat dikatakan juga situasi ini tidak komunikatif. Situasi yang tidak komunikatif ini dapat mengakibatkan salah mengerti dalam proses mengkomunikasikan maksud pesan tersebut, maka komunikan sebagai sasaran akan salah dalam mempersepsikan pesan itu, sehingga akan salah pula dalam mengidentifikasikannya dan akhirnya tidak mengerti isi dan maksud pesan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterbacaan masyarakat Surabaya terhadap iklan Mobil Ford New Fiesta di surat kabar. Dimana didalam iklan tersebut hanya menjelaskan secara singkat mengenai Fitur Voice Activated Phone Dialing System.

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yang termasuk dalam penelitian kuantitatif. Disini metode kuantitatif menggunakan metode Cloze Prosedure yang diperkenalkan pertama kali oleh Wilson L. Taylor (1953) diterapkan untuk megatasi pesan-pesan entropy yang disebabkan oleh bermacam-macam gangguan (Noise) dan telah terbukti keakuratanya dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Data yang terdapat dalam obyek penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel. Dimana populasi dan sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan dari iklan tersebut. Sampel yang dipilih adalah responden yang berusia antara 30-50 tahun berjenis kelamin pria dan wanita yang bertempat tinggal di Surabaya.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Media massa telah berubah menjadi salah satu alat yang penting dalam

proses penyampaian sebuah pesan dan informasi kepada khalayak. Terlebih dalam

media cetak dimana informasi pesan baik dalam sebuah teks, gambar ataupun

gabungan dari keduanya seperti dalam iklan dapat direpresentasikan secara aktual,

jelas dan terdokumentasi. Sebagai representatif dari media cetak adalah surat

kabar yang telah menjangkau heterogenitas khalayak secara luas dan berfungsi

sebagai social control terhadap kehidupan khalayak. Surat kabar tidak hanya

bersifat informatif untuk saat ini tetapi sudah menjadi suatu bentuk yang

persuasif, yang dapat mempengaruhi dan mengajak khalayak untuk mengambil

suatu sikap tertentu agar berbuat sesuatu atau sebaliknya untuk tidak melakukan

sesuatu (Effendy, 2000:95)

Media cetak terutama surat kabar telah menjangkau heterogenitas

khalayak secara luas dan dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial terhadap

kehidupan khalayak. Saat ini surat kabar tidak hanya bersifat informatif tetapi

juga dapat mempengaruhi dan mengajak khalayak untuk mengambil suatu

keputusan tertentu agar berbuat sesuatu, atau sebaliknya untuk tidak melakukan

(11)

Hal – hal tersebut sesuai dengan fungsi dari periklanan yaitu informatif

dan persuasif di dalam mempromosikan sebuah produk yang diiklankan. Iklan

didesain untuk mencapai beberapa tujuan, yakni membuat pasar sasaran

menyadari (aware) akan suatu merek baru, memfasilitasi pemahaman konsumen

tentang berbagai atribut dan pemanfaatan merk yang diiklankan dibanding

merek-merek pesaing, meningkatkan sikap-sikap dan mempengaruhi niatan untuk

membeli, menarik sasaran agar mencoba produk, mendorong perilaku pembelian

ulang (Shimp, 2003:368). Peran utama periklanan adalah sebagai pendamping

yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi

pemasaran. Selain memiliki fungsi tersebut, iklan juga memiliki manfaat yaitu

adalah agar orang dapat ingat pada produk yang diiklankan ( Kasali, 1995 : 213 ),

dan untuk memberikan informasi kepada konsumen serta mempengaruhi

konsumen.

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus dari proses komunikasi

untuk memenuhi fungsi pemasaran, yang merupakan bagian dari kegiatan promo

dalam pemasaran, atau biasa disebut dengan Marketing (Jefkins, 1997 : 9). Untuk

dapat mempengaruhi konsumen dibutuhkan suatu pesan yang baik, yang dibuat

semenarik mungkin agar dapat mencapai sasaran secara cepat dan tepat.

Dalam menghasilkan iklan yang menarik tidaklah mudah, perlu melalui

proses persiapan dan perencanaan yang matang, terutama dalam melakukan

strategi media dan strategi kreatif. Strategi media yaitu menyangkut dengan

pemilihan waktu dan strategi publikasi yang sesuai dengan tujuan iklan yang telah

(12)

karena masing-masing media memiliki kekurangan dan kelebihan, maka

pengiklanan harus dapat menentukan segala sesuatu yang berkaitan dengan

pengenalan produk yang akan diiklankan tersebut.

Iklan tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya tetapi juga alat

komunikasi lainnya seperti gambar, warna, bunyi. Pengiriman pesan adalah

misalnya si penjual produk sedangkan penerimaanya adalah para konsumen yang

menjadi sasaran. Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas

dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita

kenal, sedangkan lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan

dalam iklan, yang secara khusus tidak meniru rupa atas bentuk realitas.

Dalam strategi kreatif, untuk pembuatan sebuah iklan pada dasarnya harus

memperhatikan struktur iklan. Kata kreatif sering digunakan oleh para pengguna

bahasa baik untuk tujuan positif maupun negatif. Dalam konteks pembuatan iklan,

tentu saja kata kreatif dipakai untuk tujuan positif. Dalam hal ini kata kreatif

diartikan sebagai "suatu kemampuan seseorang (atau sekelompok orang) yang

memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru

dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam

pemecahan masalah dengan cara baru dan unik yang berbeda dan lebih baik dari

sebelumnya (Creative Education Foundation).

Copywriter mengolah Marketing Brief dari pengiklan atau klien.

Marketing brief atau "taglimat pemasaran" ini dibuat oleh klien yang berisi

(13)

persaingan di pasar. Namun demikian, copywriter harus menambahkan informasi

lain dari berbagai pihak. Dapat dilakukan riset pribadi dalam skala kecil yaitu ke

pasar, toko, supermarket untuk melihat bagaimana produk tersebut di pasaran.

Wawancaralah konsumen pemakai, bagaimana komentar mereka. Jika mereka

puas, tanyalah apa yang menyebabkan puas. Jika mereka tidak puas, tanyalah

mengapa tidak puas. Hal ini dilakukan agar copywriter memperoleh informasi

dari berbagai pihak.

Copywriter harus "membenamkan" diri mereka ke dalam

informasi-informasi tersebut, untuk menetapkan posisi atau platform dalam penjualan serta

menentukan tujuan iklan yang akan ditetapkan. Kedua hal ini akan dapat

memberikan gambaran yang jelas kepada orang-orang kreatif mengenai cara yang

paling efektif, berikut berbagai kendalanya, untuk mengkomunikasikan posisi

tersebut dengan sebuah pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif oleh

konsumen.

Dalam tahap ini copywriter akan mengolah kekuatan ataupun kelemahan

produk dibandingkan produk pesaing. Kemudian, Anda sebagai copywriter harus

yakin akan keistimewaan produk tersebut. Akan sulit bagi kita untuk

mempengaruhi calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang

akan kita iklankan jika kita sendiri kurang yakin akan keunggulan atau

keistimewaan produk yang kita tawarkan.

Anda harus mengenal luar dalam produk tersebut termasuk pesaingnya.

(14)

dalam kategori kompetitor. Bila perlu mintalah kepada sample sasaran untuk

mencoba produk tersebut. Kemudian, tanyalah komentarnya setelah dia mencoba

produk tersebut.

Bila ada kelemahan dibandingkan saingannya, apa kira-kira kompensasi

untuk kelemahan itu, jangan mengada-ada. Tugas seorang copywriter adalah

meminimalisasi kelemahan dan memaksimalkan kelebihan. Jangan menipu

konsumen. Dalam penyampaian pesan dapat dilakukan dengan dramatisasi,

namun tidak dengan berbohong. Dramatisasi adalah memberikan informasi yang

benar dengan cara melebih-lebihkan sifat atau keadaannya, dengan maksud untuk

menarik perhatian sasaran (konsumen). Lebih jauh lagi, penyampaian itu bersifat

menghibur.

Dramatisasi bukanlah berbohong. Tindak kebohongan dilakukan dengan

memberikan informasi yang tidak benar sebagai sesuai yang benar dengan tujuan

mengecoh, menipu, atau memperdaya sasaran (konsumen).

Orang kreatif dapat menentukan kepada siapa komunikasi pesan itu akan

disampaikan atau yang disebut dengan target audience. Hal ini mempengaruhi

penggunaan bahasa, waktu muat atau tayang, dan media yang dipakai untuk

mengkampanyekan iklan.

Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah

presentasi di hadapan pengiklan untuk memperoleh persetujuan. Apabila telah

disetujui, rancangan iklan tersebut diproduksi dan dipublikasikan melalui

(15)

Menurut Frank Jefkins, sebuah Copywriting (pesan iklan) harus memiliki

unsur-unsur yang disebut AIDCA yaitu Attention iklan harus dapat menarik

perhatian khalayak, Interest iklan harus mengandung ketertarikan, Desire iklan

harus dapat menggerakan keinginan untuk memiliki atau menikmati produk yang

diiklankan, Conviction iklan harus dapat memberikan keyakinan, dan Action iklan

harus dapat membuat seseorang untuk mengambil tindakan.

Dalam sebuah naskah Copywriting yang diinginkan adalah keberhasilan

mencapai tujuan pesan, maka dalam pengemasaannya harus berdasarkan pada

strategi periklanan yang baku, sehingga produk yang hendak dijelaskan menjadi

lebih bernilai, gaya bahasa mudah dicerna untuk menjadi efektif dan diterima para

pembaca ( Agustrijanto, 2002 : 23 ).

Pesan dirancang sedemikian rupa supaya menarik namun seringkali

muncul pertanyaan seberapa efektifkah suatu pesan iklan, dan apakah pesan yang

disampaikan tersebut dapat dipahami dengan mudah atau tidak oleh khalayak,

misalkan didalam iklan Ford New Fiesta merupakan merek mobil dengan tipe

terbaru yang lebih sporty dan elegant dengan kalimat yang panjang dan memiliki

kata-kata asing yang kurang dipahami oleh konsumen.

Untuk mengetahui tulisan atau pesan yang disampaikan tersebut dapat

dimengerti atau dipahami oleh khalayak, maka digunakanlah Readability Study.

Readability Study merupakan penelitian tentang kemudahan dipahaminya suatu

(16)

“Sebuah study keterbacaan untuk periklanan ditemukan sebuah hubungan

antara skor keterbacaan naskah iklan dan beberapa banyak orang-orang yang

mengingat kembali ketika melihat iklan tersebut” ( Severin, 1992 : 120 ).

Dan untuk teknik pengukuran pada Readability Study, didalam mencari

Readability Level ini digunakan metode Cloze Procedure.

Readability Study dianggap penting karena dua hal. Pertama, studi ini

dapat memberikan cara menilai keterbacaan suatu bacaan, sehingga kita dapat

mengukur seberapa jauh bacaan itu dapat dimengerti oleh pembacanya. Kedua,

dapat menyediakan informasi mengenai aspek terpenting dengan cara mudah

dalam memahami suatu bacaan. Menurut Tubbs (1987) yang mengutip karya

Menning dan Wilkonson dalam buku : Communication By Letters and Reporting

mengemukakan bahwa keterbacaan atau Readability berkaitan dengan semantik

suatu bahasa yang mempertimbangkan apakah setiap pembaca dapat mengerti

semua tulisan dalam suatu bacaan ( Liliweri dalam Andhika, 2004 : 5). Oleh

karena itu seseorang dapat membaca bila seseorang tersebut dapat mengerti dan

memahami suatu bacaan atau teks.

Tingkat keterbacaan suatu teks bacaan sangat mempengaruhi keinginan

pembaca untuk memulai atau meneruskan membaca seperti yang dikemukakan

oleh Tampubolon :

“Jika bacaan terlalu sukar, pembaca terpaksa membacanya dengan lambat

atau berulang-ulang agar dapat dimengerti. Dalam keadaan ini pembaca bisa jadi

(17)

tidak dapat tercapai seperti yang diharapkan. Sebaliknya bacaan yang terlalu

mudah akan membuat pembaca bosan, karena tidak mengandung tantangan bagi

kemampuannya.” ( Tampbolon dalam Andhika, 2004 : 5)

Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

mengkomunikasikan suatu pesan atau informasi kepada komunikan dengan

maksud agar muncul suatu pemahaman dan pemikiran dari pembaca mengenai

maksud dari penulis. Salah satu pendapat bahwa bahasa juga dapat membentuk

suatu pemikiran seseorang, pernah disampaikan oleh Benjain Lee Whorf dalam

Hipotesis Whorfian yang kemudian disempurnakan oleh ahli linguistik Edwin

Sapir yang memandang bahasa sebagai alat primer.

Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa, suatu proses komunikasi

akan terjadi apabila antara pembaca dengan teks menghasilkan suatu pemahaman.

Mengacu pada asal kata “komunikasi” yang bersumber dari bahasa latin

“Communis”, yang berarti “sama”. “Sama” dalam hal ini diartikan sebagai sama

makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna

antara komunikator dan komunikan, dengan kata lain komunikan tidak mengerti

dengan pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dapat

dikatakan juga situasi ini tidak komunikatif. Situasi yang tidak komunikatif ini

dapat mengakibatkan salah mengerti dalam proses mengkomunikasikan maksud

pesan tersebut, maka komunikan sebagai sasaran akan salah dalam

mempersepsikan pesan itu, sehingga akan salah pula dalam

mengidentifikasikannya dan akhirnya tidak mengerti isi dan maksud pesan

(18)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil iklan Ford New Fiesta yang

menawarkan model terbaru lebih sporty dan elegant. Dimana dilengkapi dengan

fitur Voice Activated Phone Dialing System dan kelebihan lainnya. Mobil yang

berukuran kecil, namun berselera tinggi yang dapat memungkinkan konsumen

untuk menelpon teman-teman atau memilih lagu favorit tanpa melepas genggama

tangan dari lingkar kemudi. Mobil ini memiliki teknologi yang menggunakan

suara, bisa menelepon dengan menyebutkan nama datanya saja dan suaranya

kedengaran seruangan mobil tersebut yang koneksinya melalui bluetooh. Fasilitas

yang ditawarkan seperti telepon, CD, radio, USB, dan IPod dengan perintah suara.

Bahasa Indonesia adalah media yang sangat kuat untuk mempersatukan

ratusan suku yang hidup di bumi pertiwi tercinta ini. Bahasa Indonesia menjadi

bahasa resmi dikarenakan kesederhanaan dalam tata bahasa, disertai tidak adanya

sistem kerancuan bahasa yang acap menyertai bahasa-bahasa lainnya, dan karena

mudahnya dipelajari oleh kalangan luas sejak dulu kala. Bahasa Indonesia makin

berkembang seiring majunya jaman.

Iklan merupakan konsumsi umum, dengan asumsi bahwa setiap orang

dapat melihat ataupun membaca suatu iklan yang ditampilkan, tetapi tidak semua

orang dapat langsung mengerti dan memahami maksud dan tujuan yang

(19)

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan berdasarkan beberapa

alasan dipilih iklan Mobil Ford New Fiesta sebagai bahan penelitian tingkat

keterbacaan ( Readability) pesan iklannya, maka perumusan masalah yang dapat

dijelaskan dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana tingkat keterbacaan (Readability) Masyarakat Surabaya

terhadap Iklan Mobil Ford New Fiesta di surat kabar?”

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan

keterbacaan masyarakat Surabaya terhadap iklan Mobil Ford New Fiesta di surat

kabar.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat seca ra Teor itis

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan

masukan pada perkembangan serta pendalaman studi ilmu komunikasi yang

(20)

1.4.2 Manfaat seca ra Pr aktis

1. Pengiklanan dapat mengetahui dan menilai keefektifan pesan iklan pada

produk yang diiklankannya.

2. Peneliti dapat mengetahui keeektifan pesan iklan Mobil Ford New Fiesta

di surat kabar.

3. Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan dan

pemahaman terhadap suatu metode studi keterbacaan ( Readability Study )

seseorang terhadap wacana, informasi maupun pesan iklan ( Copywriting)

(21)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Teor i Infor masi

Teori informasi adalah salah satu teori yang merupakan bagian dari teori

matematikal dalam komunikasi. Penggasan utamanya adalah Claude E. Shannnon

dan Warren Weaver, yang menuangkan teori ini dalam bukunya “The

Mathematical theory of Communication”. Teori informasi pada dasarnya

merupakan teori mengenai bagaimana tanda-tanda atau lambang mengalir dari

pengirim ke penerima dalam sebuah kegiatan komunikasi. Sumber informasi

memproduksi pesan yang disampaikan melalui transmiter. Transmiter ini

mengubah pesan menjadi signal yang disampaikan melalui saluran kepada

penerima ( Tankard, 2005 : 56-57 )

Message Signal Received signal

Gambar 1: The Methematical Theor y of Communication Shannon dan

Weaver Informat ion

Source

Transmitt er Receive Dest ina

t ion

(22)

Gambar 1 menunjukan bahwa sumber informasi ( Information Source )

memproduksi sebuah pesan ( message ) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut

dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar dan lain-lain.

Pemancar ( transmitter ) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai

bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran ( channel ) adalah media yang

menyalurkan isyarat dari pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan

isyarat, saluran ( channel) adalah udara ( Effendy, 2000 : 257)

Proses komunikasi yang terjadi pada peneliti ini adalah antara surat kabar

dengan pembaca. Yang berperan sebagai sumber informasi ( informatin source )

adalah redaksi, yang memproduksi pesan ( message ), pemancar ( transmitter )

adalah mekanisme bahasa yang menghasilkan kata-kata ataupun kalimat sebagai

lambang dalam bentuk tertulis. Sedangkan yang menjadi saluran (channel )adalah

surat kabar itu sendiri.

Pada proses ini terdapat gangguan ( noise ) yang dapat menghambat aliran

pesan dalam komunikasi. Noise dalam teori informasi didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang menyertai lambang namun sesungguhnya tidak dikehendaki ada oleh

sumber informasi ( information source ). ( Severin, 2005 : 60 ).

Adanya noise ini akan menimbulkan ketidakpastian ( uncertainty ). Dalam

teori informasi, ketidakpastian inilah yang disebut sebagai entropy, entropy ini

erat kaitannya dengan kebebasan memilih yang dimiliki seseorang dalam

mengkonstruksi suatu pesan ( Severin, 2005 : 60 ). Dengan demikian, apabila

(23)

menentukan apakah akan merekontruksi lambang-lambang yang diterimanya

tersebut menjadi pesan atau tidak.

Di satu sisi, lawan dari ketidakpastian adalah kepastian ( certainty ) yang

disebut dengan istilah redundancy. Yaitu ukuran kepastian atau kemampuan

memprediksi. Fungsi dari redundancy ini adalah memperbaiki pesan yang

terkacau oleh noise. Dalam komunikasi interpersonal seseorang mungkin saja

mengatakan satu kata atau kalimat, kemudian di akhir pembicaraan.

Tingkat redundancy inilah yang mendasari tingkat keterbacaan

(readability level) pemahaman dari konsep ini adalah semakin tinggi tingkat

redundancy (minimnya gangguan dalam suatu pesan yang terdapat dalam suatu

saluran komunikasi), maka semakin tinggi pula tigkat readability-nya. Dengan

tingkat redundancy yang tinggi, maka komunikan akan semakin mudah

memahami pesan yang disampaikan.

Teori informasi itu sendiri telah berkembang dan memberi pengaruh besar

terhadap kajian-kajian bidang ilmu yang lain sejak awal tahun 1950-an. Dalam

buku pengantar teori lingustik, John Lyon (1955) meringkas asas-asas dasar teori

tersebut, beberapa diantaranya adalah:

1. Isi informasi secara terbalik berbeda dengan probabilitas. Jika sebuah

satuan semakin dapat diramalkan, semakin kuranglah maknanya. Asas ini

sesuai dengan pandangan yang umum dinyatakan oleh penulis-penulis

(24)

diulang-ulang”) dan (“metafor yang sudah mati”), yaitu kurang efektif jika

dibandingkan dengan gaya ungkapan “asli”.

2. Kemubaziran dalam realisasi subtansi satuan bahasa (“pengkodean”-nya)

adalah perbedaan antara jumlah perbedaan substansi yang diperlikan untuk

mengidentifikasinya dan isi infprmasinya. Derajat kemubaziran tertentu

penting sekali untuk melawan gangguan. (Alex, 2003:20)

Dalam iklan Mobil Ford New Fiesta, PT. Ford Motor Indonesia sebagai

komunikator atau sumber (source) yang menginformasikan sebuah iklan atau

pesan (message) untuk diketahui dan dikomsumsi oleh khalayak penerima

(receiver) menggunakan media cetak surat kabar sebagai salah satu alat untuk

berpromosi. Iklan Mobil Ford New Fiesta dengan background terdapat gambar

pusat pebelanjaan, terdapat tiga gambar konsumen dengan gaya hidup yang

mewah yang mempunyai unsur elegant, terdapat bentuk produk yang dipasarkan,

juga memiliki copywriting lengkap mulai headline, subheadline dan amplifikasi

yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa asing didalamnya. Tetapi dalam

proses ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi suatu situasi yang dikehendaki

yang akan dialami oleh komunikan, seperti salah mengerti dalam proses

mengkomunikasikan maksud pesan tersebut (miscommunication), maka

komunikan sebagai sasaran akan salah dalam mempersepsikan pesan itu

(misperception), sehingga akan salah pula dalam menginterprestasikan, dan

akhirnya tidak mengerti isi dan maksud pesan. Keberhasilan proses komunikasi

dalam iklan yang efektif dapat dilihat dari umpan baliknya yang diberikan

(25)

2.1.2 Readability Theor y

Study Readability atau studi untuk mengetahui tingkat keterbacaan

pertama kali di publikasikan oleh Sherman dan Kitson (1921), dan dikembangkan

oleh Klare (1963) yang mengungkapkan bahwa readability adalah :

“a method of estimating the probable success a reader will have in reading and understanding a piece of writing”.

( Suatu metode yang akan dimiliki pembaca untuk memperkirakan kemungkinan terbaik dalam membaca dan memahami beberapa kata dari suatu kalimat ). (Severin, 1992 : 110 )

Metode ini berupaya menguji tingkat keterbacaan dari pesan tertulis.

Readability memiliki tiga dimensi dari proses membaca, yaitu :

1. Pemahaman

Diartikan sebagai tingkat pengertian terhadap kata, frase, dan keterkaitan

ide dalam bacaan dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca.

2. Kelancar an

Bagaimana pembaca dapat membaca teks yang diberikan dalam kecepatan

maksimal.

3. Keter ta r ikan

Diartikan sebagai faktor motivasi yang mempengaruhi ketertarikan

(26)

McLauglin mendefinisikan readability sebagai derajat untuk menentukan

pemahaman terhadap bacaan. Definisi ini menitik beratkan pada karakteristik

pembaca dan derajat pemahaman teks. Pendapatan ini memberikan argumen

bahwa definisi readability harus didasarkan pada karakteristik pembaca karena

pembaca diasumsika akan terus membaca jika dia paham terhadap bacaan

tersebut. Liverly dan Pressey menjelaskan baha suatu bacaan akan sulit dipahami

dalam bacaan tersebut banyak kata yang susah dimengerti atau jarang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari ( Kriyantono, 2006 : 284 ).

Teori dasar dari studi readability ini adalah tidak semua orang dapat

dengan mudah memahami suatu bacaan. Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan

kosakata, rendahnya pendidikan atau kurangnya pengalaman. Readability

merupakan dasar riset untuk mengetahui tingkat keterbacaan atau readability level

dari suatu pesan tertulis.

2.1.3 Cloze Pr ocedur e

Dalam penelitian kali ini, keterbacaan ( readability ) matery bacaan diukur

dengan metode Cloze Procedure, yang diperkenalakan pertama kali oleh Wilson

L. Taylor ( 1953 ).

Cara kerja Cloze Procedure pada dasarnya merupakan aplikasi atau

penerapan secara langsung dan praktis dari konsep entropy dan redundancy yang

dikemukakan dalam Teori Informasi. Taylor beranggapan bahwa sekalipun suatu

(27)

atau memiliki derajat redundancy yang tinggi, tetapi tidak mudah bagi

pembacanya untuk memahami pesan tersebut apabila ada beberapa bagian darinya

yang dihilangkan sehingga menimbulkan entropy. Frekuensi penghilang kata

tertentu dan jumlah kata berbeda yang disediakan untuk dihilangkan menunjukkan

kemampuan tulisan untuk diprediksi oleh pembaca ( Kriyantono, 2006 : 285 ).

Karena itu Taylor menyusun readability formulanya dengan menguji suatu bacaan

kepada responden. Namun, bacaan ini bukanlah bacaan yang sempurna,

melainkan telah dihilangkan beberapa kata penyusun kalimatnya secara acak atau

bisa juga yang dihilangkan adalah kata ke-5 dari tiap kalimat. Kata yang hilang

tersebut diganti dengan titik-titik yang dimintakan kepada responden untuk

mengisinya. Penilaian berdasarkan presentase pengisian kata-kata yang termasuk

dalam kategori sangat mudah, mudah, sukar, sangat sukar untuk kata yang tepat

bukan sinonimnya ( Severin, 1992 : 123 ).

Dalam konsep informasi pesan yang hilang atau tidak diharapkan adalah

sebuah entropy. Karena entropy adalah konsep yang merupakan suatu masalah

dalam komunikasi, sementara redundancy adalah suatu sarana yang digunakan

untuk memperbaiki komunikasi. Namun, suatu entropy dapat dengan sangat baik

dipahami sebagai unprekditabilitas maksimum ( Fiske, 2004 : 24 ). Secara

keseluruhan informasi sebernanya dapat diprediksikan dan dihitung seperti dalam

Teori Informasi yang pernah dikembangan oleh Shannon dan Weaver, mereka

menganggap bahwa :

“Informasi sebagai suatu jumlah ketidakpastian yang dapat diukur,

(28)

tersedia dengan jalan secara berturut-turut mereduksi jumlah alternatif itu dengan

separuhnya. Sehingga informasi yang memang dianggap sebagai kumpulan

elemen-elemen yang tidak pasti tersebut dengan beberapa cara atau

menghilangkan setengahnya untuk membentuk suatu bit ( binary digit ) informasi

sebagai kuantitas pereduksian pilihan yang dapat diukur dan tidak memiliki

semacam makna”. ( Sobur, 2003: 23-24 ).

Dalam Cloze Procedure respoden bisa jadi mengisinya dengan benar,

salah atau justru tidak mengisinya sama sekali. Hal tersebut tergantung dari

pengetahuan responden terhadap suatu topik yang dibaca, kemampuannya dalam

penguasaan bahasa, kosakata dan konteks kalimat. Kedua faktor tersebut

dipengaruhi oleh redundancy. Apabila topik yang diujikan sering dibicarakan

dalam media massa, kosa kata dan bahasa yang digunakan sering ditemui, maka

derajat redundancy-nya tinggi (Kriyantono, 2006 : 286).

Dalam konsep informasi, pesan yang hilang atau tidak diharapkan adalah

sebuah entropi. Karena entropi adalah konsep yang merupakan suatu masalah

dalam komunikasi, sementara redudansi adalah suatu sarana yang digunakan

untuk memperbaiki komunikasi. Namun, suatu entropi dapat dengan sangat baik

dipahami sebagai unprediktabilitas maksimum. (John, 2004:20)

Selain entropy dan redundancy, Cloze Procedure juga mendasarkan diri

pada teori bahwa semakin sederhana struktur kata, kalimat maupun bahasa dalam

(29)

semakin mudahnya responden mengisi titik-titik pengganti kata yang hilang pada

bacaan yang diujikan.

“ The theory behind Cloze Procedure is,in its mots basic form, the notion that the

simplier a piece of writing is, the easier it will be for a test reader to replace the

missing words” ( Severin, 1992 : 123 ).

Penelitian dengan metode Cloze Procedure ini telah diterapkan untuk

mengatasi pesan-pesan entropy yang disebabkan oleh bermacam-macam

gangguan (Noise) dan telah terbukti keakuratannya dalam penelitian-penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya.

2.1.4 Per ik lanan

Periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern. Iklan

dibutuhkan produsen maupun distributor untuk memasarkan produknya. Menurut

praktisi periklanan Inggris, definisi periklanan adalah merupakan pesan-pesan

penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling

potensial atas produk barang dan jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya

(Jefkins, 1997 :5), dan periklanan merupakan bentuk komunikasi non personal

dari sebuah produsen yang dikenal dengan menggunakan media massa untuk

untuk mempersuasi atau mempengaruhi khalayak ( Welss, 2003 : 10 ).

Copywriting dalam sebuah iklan merupakan hal yang sangat penting

(30)

penghubung antara calon konsumen dan perbuatan membeli. Copywriting dituntut

mampu menggugah, menarik, memindahkan, mengidentifikasi, menggalang

kebersamaan dan mengkomunikasikan pesan dengan nilai komparatif kepada

khalayak (Agustrijanto, 2002 : 19-20).

Dengan struktur iklan yang baik, diharapkan iklan tersebut mampu

mendorong calon konsumen untuk membeli suatu produk tanpa melihat atau

mencobanya ( Brannan dalam Hendra, 2005 : 27 ).

Iklan dapat mencapai dan mempengaruhi Target Audience-nya, karena

iklan merupakan sarana ampuh untuk membangun kesadaraan khalayak. Sebuah

iklan harus dapat membujuk, membangun reputasi produk dan kondisi serta

menyakinkan khalayak dalam membeli produk tersebut.

Setiap iklan harus merujuk pada azas-azas umum, penerapan umum serta

penerapan khusus dari Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia

(TKTCPI), yaitu :

1. Harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan hukum

yang berlaku.

2. Tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat negara,

agama, susila, adat, budaya, suku dan golongan.

3. Harus dijiwai oleh azas persaingan yang sehat (Agustrijanto, 2002 : 19)

Kekuatan iklan dan fungsinya yang serba guna dapat memberikan

(31)

atau bahkan penciuman. Iklan secara luas juga digunakan untuk menjelaskan

berbagai argumen yang kompleks atas nama kelompok atau kepentingan tertentu.

Tetapi iklan juga dihadapkan pada khalayak untuk menunjukan sebuah hal baru

(inovasi) yang harus diketahui, sesuai dengan keinginan produsen bahwa iklan itu

untuk dikomsumsi. Hal tersebut sebanding dengan kehidupan media cetak yang

berasal dari pemasangan iklan, maka faktanya bahwa iklan juga dibayar untuk

sebuah publisitas ( Brannan dalam Hendra, 2005 : 29 ).

2.1.5 Media Cetak Sur at Kabar

Pada umumnya media massa mempunyai dampak utama yang signifikan.

Media memberi kita begitu banyak informasi mengenai lingkungan terdekat kita

maupun lingkungan yang lebih jauh, media mempengaruhi kebiasaan konsumsi

kita, media memberikan modal dan contoh (positif atau negatif) yang

mengarahkan perkembangan dan perilaku kita dalam melakukan relaksasi, media

menolong kita untuk berinteraksi secara lebih efektif dengan kelompok sosial dan

lingkungan kita. Pada tingkat yang lain, adalah juga jelas bahwa media massa

sekarang mendorong dan mempengaruhi fungsi institusi-institusi sosial yang

menonjol, seperti dalam bidang politik, pemerintah, sistem keadilan dan bisnis.

Surat kabar merupakan bentuk kedua dari media cetak. Di Indonesia saat

ini terdapat 413 surat kabar yang beredar dan dipakai dalam beriklan. Belanja

iklan di surat kabar menduduki nomor dua setelah televisi, yaitu sebesar 27% dari

(32)

penting untuk beriklan terutama untuk pengiklan lokal, selain itu surat kabar juga

memiliki kemampuan dalam merekam kejadian atau peristiwa sehari-hari dan

menampilkan hal-hal terbaru sepanjang sejarah dinegara maupun didunia.

2.1.6 Komunikan Sebagai Pembaca

Tujuan utama dalam proses komunikasi yang dilepaskan oleh komunikator

adalah kepada komunikan. Komunikan dinilai sebagai individu yang penting

dalam mencermati sebuah iklan dengan mempresepsikan pada dirinya sendiri

untuk dapat menerima pesan tersebut atau tidak. Dalam proses untuk dapat

mnerima suatu pesan atau informasi masing-masing individu melakukan

komunikasi pada dirinya sendiri.

Proses komunikasi yang terjadi didalam diri komunikan itu sendiri,

memberi arti bahwa komunikan dapat berubah menjadi seseorang komunikator

untuk dirinya sendiri. Menurut G. Wiesman dan L. Barker proses tersebut terjadi

karena digerakan oleh perangsang internal dan eksternal. Perangsang internal

menunjukan situasi psikologis atau fisiologis, sedangkan perangsangan eksternal

berasal dari lingkungan sekitar. Perangsang-perangsang tersebut diterima sebagai

getaran-getaran syaraf yang disampaikan kepada otak dan memutuskan

perangsangan mana yang perlu diperhatikan atau diperkirakan, proses

pengambilan keputusan itu disebut diskriminasi (Effendy, 2000:59).

(33)

2.1.7 Pr oses Memahami Suatu Bacaan

Dalam ilmu psikoanalisa, terdapat suatu teori yang mempelajari tentang

respon pembaca, yang dikenal dengan “ Theory of Response”, yang mengatakan

bahwa proses membaca serta merespon merupakan suatu proses aktif dari pada

hanya proses otomatis. Respon (tanggapan) bersifat dinamis serta dapat berubah

secara berlanjutan oleh karena pembaca ikut mengantisipasi, menduga,

mengingat, mereflesikan, menginterprestasian, serta menghubungkan pesan

(Huck, 1987 : 72).

Louise Rossenblat menambahkan bahwa, kemampuan literer (membaca

dan menulis) berada dalam suatu sirkuit antara pembaca serta teks, pembaca

menciptakan makna emosional serta intelektual kedalam pikiran maupun

perasaannya (Rossenblat dalam Huck, 1987:73).

Ada peranan ingatan dalam proses membaca. Pertama, ingatan berperan

dalam proses penerimaan informasi. Kedua, ingatan berperan dalam proses

pengolahan makna dari informasi yang masuk. Ketiga, ingatan berperan dalam

menyimpan hasil penerimaan dan pengolahan makna yang diterima dari bacaan

(34)

Secara singkat, memori melalui 3 tahap perjalanan proses, yaitu :

1. Perekaman (Encoding)

Merupakan pencatatan informasi oleh indera penerima serta saraf internal.

2. Penyimpanan (Storage)

Adalah menentukan berapa lama informasi disimpan yang bentuknya bisa

aktif maupun pasif. Kita meyimpan secara bila kita menambahkan

informasi tambahan.

3. Pemanggilan (Retrieval)

Adalah bagaimana menggunakan informasi yang disimpan (Rakhmat,

2005:63)

Jika dalam Readability, proses pemaknaan dan pemahaman merupakan 2 hal yang

sangat penting, maka ia berhubungan dengan apa yang disebut “semantik’’ dalam

ilmu linguistik John W. Santrock mengemukakan, bahwa semantik mengacu pada

makna dalam kata serta kalimat. Ilmu tentang semantik ini menjabarkan

bagaimana kata-kata seharusnya dipakai untuk membentuk kalimat-kalimat yang

(35)

2.2 Ker angka Berpikir

Kehidupan masyarakat ini tidak dapat dipisahkan dengan informasi.

Pemenuhan akan kebutuhan informasi ini dapat terlaksana salah satunya melalui

surat kabar.

Penelitian ini dilaksanakan karena adanya sebuah publisitas dari sebuah

iklan di surat kabar. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk

mengetahui keterbacaan atau Readability Level dari khalayak didalam membaca,

memahami dan mengevaluasi sebuah pesan iklan (Copywriting) dengan metode

Cloze Procedure yang didasari oleh teori informasi dan Marcov Chain.

Sampel yang diambil dari pembaca orang dewasa yang sudah bekerja dan

mempunyai gaya hidup yang mewah dengan usia antara 30-50 tahun, baik pria

maupun wanita.

Kerangka berpikir yang terbentuk dari penelitian ini adalah sebagai

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Oper asional

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode Readability Study atau

studi keterbacaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena hanya

menggambarkan fenomena berdasarkan tataran analisis dan tidak menjelaskan

hubungan dari dua variabel atau lebih. Pada penelitian Readability Study ini

perhitungan dilakukan dengan mengukur skor yaitu menggunaan metode Cloze

Procedure.

3.1.1 Readability Level

Readability Level adalah tingkat yang menunjukan seberapa mudah suatu

pesan berupa kalimat dalam artikel atau bacaan dalam bentuk tertulis dapat dibaca

oleh pembacaanya. Untuk mengukur tingkat keterbacaaan pada penelitian ini

digunakan Test Cloze berupa suatu bacaan yang tidak sempurna. Bacaan yang

tidak sempurna ini merupakan bacaan yang telah dihilangkan kata kelima atau

ketujuhnya, kemudian diujikan kepada responden dengan mengisi kata-kata yang

dikosongkan. Dalam mengisi Test Cloze ini, jam mulai mengisi dan jam

selesainya diperhatikan.

“Cloze score are probably easiest to interpret mhen two or more samles of

(37)

(Cloze skore adalah kemunginan termudah untuk mengartikan kapan dua atau lebih contoh penulisan sedang dibadingkan) (Severin,1992:124)

3.1.2 Iklan Mobil For d New Fiesta di Sur at Kabar Kompas

Penelitian ini menggunakan iklan Mobil Ford New Fiestasebagai subyek

penelitian, dan iklan ini diterbitkan di surat kabar nasional (Kompas) yang ada di

Indonesia.

Copywriting iklan Mobil Ford New Fiestadi surat kabar Kompas memiliki

78 kata di dalam kalimatnya. Untuk dapat digunakan sebagai bahan Test Close,

dipilihlah setiap kata kelima didalam kalimat untuk dihilangkan atau dikosongkan,

kemudian diganti dengan titik-titik untuk diisi oleh responden sesuai dengan

metode Cloze Procedure yang digunakan. Untuk Test Cloze dalam iklan Mobil

Ford Fiesta ini terdapat 15 kata yang dihilangkan.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi pada penelitian adalah orang dewasa antara 30-50 tahun, baik

pria maupun wanita yang bertempat tinggal di Surabaya dan melihat iklan Mobil

Ford Fiesta di surat kabar Kompas.

Pertimbangan tersebut dikarenakan Surabaya merupakan salah satu daerah

(38)

perkembangannya sangat maju. Mengandung unsur proximitas juga yaitu

kedekatan secara geografis dengan peniliti.

Sedangkan pertimbangan dipilihnya usia 30-50 tahun karena sesuai

dengan pasar yang ada.

3.2.2 Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

Sampel untuk penelitian ini adalah orang dewasa baik pria maupun wanita

yang bertempat tinggal di Surabaya. Karena sesuai dengan segmentasi dari iklan

Mobil Ford Fiesta itu dapat diperuntukan oleh kalangan orang dewasa yang sudah

mapan dengan gaya hidup yang mewah.

Penentuan lokasi untuk pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik Cluster Sampling Multitahap berdasarkan wilayah-wilayah

(Cluster) tempat tinggal. Pertimbangan digunakannya teknik ini karena wilayah

responden yang akan diambil untuk penelitian ini sangat luas dan tersebar di 5

wilayah kota Surabaya ( Bulaeng, 2004: 149). Berdasarkan pada wilayah, kota

Surabaya memiliki 5 wilayah yaitu Surabaya Selatan, Surabaya Utara, Surabaya

Pusat, Surabaya Barat, Surabaya Timur.

Dari 5 wilayah tersebut dipilih secara acak 2 wilayah, dan terpilih 2

wilayah yaitu Surabaya Selatan dan Surabaya Timur. Surabaya Timur memiliki 7

kecamatan dan Surabaya Selatan memiliki 8 kecamatan. Dari 7 kecamatan di

(39)

TenggilisMejoyo. Sedangkan dari 8 kecamatan di Surabaya Selatan terpilih secara

acak Kecamatan Gayungan dan Kecamatan Wonocolo.

Setelah itu, untuk kecamatan Sukolilo terpilih secara acak kelurahan

Semolowaru dan Klampis Ngasem, lalu dari Kecamatan Tenggilis Mejoyo terpilih

secara acak kelurahan Tenggilis Mejoyo dan Kelurahan Kutisari. Selanjutnya,

untuk kecamatan Gayungan terpilih secara acak kelurahan Menanggal dan

kelurahan Ketintang, dan dari kecamatan Wonocolo terpilih secara acak kelurahan

(40)

Untuk memperjelas proses pengambilan Cluster secara sistematis, berikut

ini adalah bagan gambar dari teknik Cluster Sampling Multitahap tersebut :

Gambar 3 : Bagan Cluster Sampling

Sedangkan tabel jumlah orang dewasa yang berusia 30-50 tahun di

(41)

Tabel 1

J umlah Populasi Or ang Dewasa

Di Setiap Kelurahan

No. Kelurahan Jumlah Pria

Usia 30-50

2 Klampis Ngasem 9.688 Jiwa 10.874 Jiwa 20.562Jiwa

3 Tenggilis Mejoyo 17.977 Jiwa 23.010 Jiwa 30.987 Jiwa

4 Kutisari 8.301 Jiwa 9.427 Jiwa 17.728 Jiwa

5 Menanggal 15.290 Jiwa 10.494 Jiwa 25.784 Jiwa

6 Ketintang 19.051 Jiwa 15.771 Jiwa 34.822 Jiwa

7 Siwalankerto 10.909Jiwa 10.554 Jiwa 21.363 Jiwa

8 Margorejo 10.126 Jiwa 10.085Jiwa 20.211 Jiwa

Jumlah 87.891 Jiwa 28.614 Jiwa 116.505Jiwa

Agar dapat mewakili populasi penelitian yang akan dilakukan, jumlah

sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Jumlah tersebut didapat dari

perhitungan yamane dengan selang kepercayaan 90% dan presisi 10% (Rahmat,

(42)

n = N

Nd² + 1

n = 116.505

116.505 (0,01) + 1

n = 116.505

1166,05

n = 99,9 = 100

keterangan :

n : Jumlah sampel penelitian

N : Jumlah Populasi

d : Presisi 10% dengan derajat ketelitian (0,01)

Untuk menentukan sampel orang dewasa yang akan digunakan, maka dari

jumlah populasi di setiap kelurahan tesebut dapat diperoleh sampel penelitian

untuk masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut :

1. Kel. Semolowaru : 30.308 x 100 =26

116.505

2. Kel. Klampis Ngasem : 20.562 x 100 =17

116.505

3. Kel. Tenggilis Mejoyo : 30.987 x 100 = 26

(43)

4. Kel. Kutisari : 17.728 x 100 = 15

116.505

5. Kel. Menanggal : 25.784 x 100 = 22

116.505

6. Kel. Ketintang : 34.822 x 100 = 29

116.505

7. Kel. Siwalankerto : 21.363 x 100 = 18

116.505

8. Kel. Margorejo : 20.211 x 100 = 17

116.505

3.3 Tek nik Pengumpulan Data

Data Primer diperoleh dari pengumpulan data yang diberikan kepada

responden yang diminta untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner dan mengisi

kata-kata yang kosong dari sebuah Test Close yang berisi rangkain kalimat dari

pesan iklan Mobil Ford New Fiesta (Copywriting) di surat kabar.

Iklan terdiri dari 78 kata dalam 5kalimat, dimana setiap kata kelima yang

dihilangkan diganti dengan titik-titik, sehingga jumlah kata yang dihilangkan

sebanyak 15 kata. Responden diharapkan mampu untuk mengisi seluruh kata-kata

yang kosong dengan jawaban kata yang sebenarnya, bukan sinonim atau

persamaan kata ( Severin, 1992 : 123).

Untuk membantu sebagai pedoman dalam pengisian kuisioner

(44)

memulai dan selesai dalam pengisian kuisioner, dengan cara ditulis pada kolom

yang telah tersedia didalam lembar Test Close tersebut.

3.4 Tek nik Analisis Data

Setelah data-data diperoleh, maka teknik analisis data akan dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Readability Level atau Close Score didapatkan dengan menghitung jumlah

jawaban yang benar dari pengisian Test Close tersebut. Sehingga dapat dituliskan

dalam bentuk notasi angka matematika, perhitungan score Readability Level atau

Close Score tersebut adalah sebagai berikut :

Dimana : R = Score total Readability Level

Σ C = Jumlah jawaban yang benar (Correct)

Contoh :

Misalkan,dari suatu bacaan atau Test Close terdapat 10 kata yang dihilangkan atu

dikosongkan dan diganti dengan titik-titik, kemudian Test Close tersebut diujikan

kepada 100 orang responden, lalu ke-100 orang responden tersebut menjawab

(45)

semua dengan benar, maka Score Readability Level Bacaan tersebut sama dengan

jumlah kata yang dihilangkan, yaitu 10 x 100 =1000. Tetapi apabila dari ke 100

responden tersebut terdapat jawaban yang salah, misalnya adalah responden no.1,

salah 5 ; responden no. 2, salah 3 ; responden no.3 salah 7, maka perlu dibuat

Pada lembar diatas, angka 0 dan 1 menunjukan nilai yang diberikan. Nilai

1 diberikan bila jawaban yang diisikan adalah benar, dalam artian sama dengan

kata-kata sebenarnya yang dihilangkan. Sedangkan nilai 0 diberikan apabila

jawabannya salah. Misalnya no.1 dari 10 nomor kata yag dihilangkan adalah

produk. Responden kesatu mengisi titik-titik dengan jawaban objek, maka ia

diberi nilai 0, karena tidak sesuai. Responden kedua mengisi dengan jawaban

produk, maka ia diberi nilai 1, karena jawabannya sesuai dengan kata yang

dihilangkan.Dan begitu seterusnya hinga dari keseluruhan jawaban-jawaban pada

lembar Test Closetersebut dikelompokkan berapa jumlah jawaban yang benar.

Metode Close Procedure ini adalah penelitiannya tidak memberikan

(46)

didapat melainkan hanya menetapkan ranking. Tetapi pada penelitian ini akan

ditambahkan beberapa kategori sangat sulit, sulit, rata-rata, mudah dan sangat

mudah. Kemudian berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan dicari intervalnya

untuk menentukan kategori keterbacaan tersebut ( Q1 = sangat mudah, Q2 =

mudah, Q3 = rata-rata, Q4 = sulit, Q5 = sanagat sulit). Rumus untuk mencari lebar

interval adalah sebagai berikut :

Pada penelitian iklan Mobil Ford ini, jumlah kata yang dihilangkan sebanyak 15

kata dengan jumlah responden 100 orang. Sehingga, jawaban denan skor tertinggi

adalah 15 x 100 = 1500, dan untuk jawaban dengan skor terendah adalah 0 x 100

= 0, lalu kategori atau jenjang yang diinginkan adalah 5 kategori, maka

intervalnya adalah :

Dengan lebar interval 300, didapat kategori Readability Level sebagai berikut :

K = Σ Skor jawaban tertinggi – Σ Skor jawaban terendah

Jenjang yang diinginkan

K = 1500 – 0

5

(47)

Tabel 2

Readability Level Close Pr ocedur e

Iklan Mobil For d New Fiesta

SCORE READABILITY LEVEL KATEGORI

0 –299 Sangat Sukar

300 – 599 Sukar

600 – 899 Rata-Rata

900 – 1199 Mudah

1200 – 1500 Sangat Mudah

Setelah data-data diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut identitas

masing-masing yang diisikan kedalam tabel frekuensi agar lebih mudah terbaca.

Selanjutnya, tabel yang telah tersusun digunakan sebagai kerangka analisis data

yang akan dideskripsikan dengan teknik analisis kuantitatif. Analisis ini dilakukan

dengan menyusun kategori-kategori agar pengumpulan data yang diperoleh dapat

lebih terarah, terperinci dan akurat. Jawaban – jawaban tersebut nantinya akan

diklasifikasikan menggunakan presentase untuk menentukan setiap kategori –

(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Menjadi seorang ahli mesin sempat membuat ayahnya murka.

Untungnya kemarahan ayahnya tidak berlangsung lama, setelah

mendengar kabar betapa pesatnya kemajuan Henry di Drydock Engine

Works tersebut. Dalam sejarah mereka yang magang selama 3 bulan untuk

menjadi seorang ahli mesin. Tapi Henry Ford hanya butuh latihan kurang

dari satu tahun untuk menjadi ahli mesin yang benar-benar handal.

Selesai magang cita-cita Henry untuk menciptakan mesin yang

mampu menggerakan kendaraan untuk mengangkut barang dan orang

semakin mencuat. Akan tetapi cita-cita itu disambut dingin oleh

rekan-rekannya. Mereka menilai, cita-cita Hendry tersebut merupakan suatu hal

yang mustahil. Tetapi Henry tidak putus asa.

Beberapa saat setelah selesai magang di Drydock Engine Works,

Henry mendapat tawaran untuk bekerja sebagai ahli mesin di Detroit

Edison Company. Di tempat barunya ini Henry kemudian menyadari

keterbatasan pengetahuannya yang hanya sebatas magang di Drydock

(49)

dapat diwujudkan jika ia tidak memperdalam ilmunya. Karena itu Henry rajin

menambah pengetahuan tentang mesin dari majalah-majalah ilmiah yang

terbitpada masa itu. Tidak hanya itu saja, selapas kerja di detroit Edison Company

Henry juga melakukan penelitian dan percobaan digudang kecil dibelakang rumah

sewaannya.

Dalam salah satu edisi majalah ilmiah yang dimilikinya Henry membaca

tentang terciptanya satu mesin baru yang dinamakan oto, yakni mesin gas yang

halus, yang dlam sejarahnya otomotif diklasifikasikan sebagai pendahulu mobil

yang sekarang. Dalam majalah itu juga ditulis bahwa suatu masa nanti gas yang

menjadi alat penerangan di masa itu akan dipergunakan lagi sebagai penggerak

mesin, tetapi diganti dengan bahan bakar hasil penguapan minyak bumi.

Bahasan dalam majalah tersebut mendapat tentangan dari para pakar mesin

saat itu. Menurut mereka, sangat mustahil gas diganti dengan uap minyak bumi

untuk menggerakan mesin mobil. Tetapi bagi Henry tidak mustahil uap minyak

bumi dapat digunakan untuk menggerakan mesin. Dengan prinsip hidupnya yang

tak kenal putus asa Henry tetap melakukan percobaan demi percobaan digudang

pertaniannya milik keluarganya.

Di tahun 1892, atau persisnya 17 tahun setelah pertama kali menyaksikan

kereta yang jalan sendiri tanpa ditarik kuda, Henry Ford menggemparkan

penduduk Detroit. Ia keluar dari bengkelnya menunggang kuda besi yang

mesinnya digerakan oleh uap minyak bumi. Sesuatu yang menurut pakar-pakar

(50)

berhasil membuat mobil pertama dalam peradaban manusia, yang mesinnya

digerakan uap minyak bumi.

Di mata pemilik Detroit Edison Company mobil ciptaan itu sangat

istimewa, sehingga Henry Ford langsung ditawari jabatan tinggi, dan penghasilan

yang berlipat ganda. Tetapi Henry malah mengundurkan diri dari Detroit Edison

Company, dengan alasan jika jabatan itu diterima maka waktu dan seluruh

tenaganya akan tersisa habis pada perusahaan sehingga tidak punya waktu luang

lagi untuk melanjutkan penelitian dan percobaan dibengkel pribadinya.

Lepas dari Detroit Edison Company, Henry Ford berhasil membujuk

beberapa usahawan untuk mendirikan Detroit Auto mobil Company. Disana ia

diangkat sebagai kepala ahli mesin. Ternyata banyak ketidakcocokan antara

Henry dan pemilik modal. Henry minta disediakan sejumlah dana untuk penelitian

dana pengembangan tetapi usul ini tidak disetujui. Pemilik modal menginginkan

mobil ciptaan Henry yang pertama saja yang diproduksi. Hasilnya, penjualan

Detroit Automotif dalam waktu satu tahun tidak lebih dari 5 dan 6 unit mobil.

Setelah tiga tahun, tepatnya pertengahan Maret 1902, lagi-lagi Henry Ford

mengundurkan diri dari Detroid Automobil. Dengan modal sangat minim, dari

sisa-sisa penghasilnya di Detroid Automobil, Henry Ford nekat mendirikan Ford

Motor Company.

Untuk memperkenalkan produksinya kepada masyarakat luas Henry Ford

merancang 2 unit mobil untuk balapan yang diberi nama “999” dan “Arrow”.

(51)

diikutsertakandan langsung keluar sebagai pemenang dengan meninggalkan

lawan-lawannya lebih dari setengah mil dibelakang. Dengan kemenangan

gemilang itu, publitas produk-produk Ford Motor melejit ke atas. Ford Motor

Company mulai merangkak naik. Tahun 1905, produksi Ford laku terjual 1700

unit.

Henry terus berupaya meningkatkan mutu produksinya, antara lain dengan

menciptakan Ford Model T yang sangat terkenal. Henry juga berusaha

meningkatkan kinerja pabriknya. Dialah orang pertama yang menciptakan system

perakitan mobil secara berurutan dan serba mekanis. Pabrik Ford Motor terus

diperluas ke berbagai negara. Tahun 1947, ketika Henry Ford meninggal dalam

usia 84 tahun, pabrik Ford Motor diseluruh dunia telah ampu memproduksi mobil

Ford sebanyak 4000 unit setiap hari. Tahun 1960, Ford Motor Company

merupakan perusahaan terbesar kedua didunia.

Sebagai perusahaan Otomotif Dunia, Ford bukanlah pendatang baru di

Indonesia. Ford telah hadir di Indonesia sejak 1989, saat itu Ford di Indonesia

diwakilkan oleh Indonesia Republic Motor Company (IRMC). PT. Ford Motor

Indoesia diresmikan pada bulan Juli 2000 sebagai Agen Tunggal Pemegang

(52)

4.2 Iklan Mobil For d New Fiesta

Mobil Ford New Fiesta ini merupakan mobil yang penggunaan bahan

bakar yang ekonomis serta desain dan teknologi tinggi yang didedikasikan untuk

memenuhi pasar. Untuk menarik konsumen dari semua kalangan terutama orang

dewasa yang sudap mapan, pengiklanan perlu untuk mengiklankan produk ini

dengn berbagai macam versi disurat kabar dan media lainnya, salah satunya

adalah iklan yang berformat Full Text dengan gambar mobil. Iklan dengan format

ini bertujuan untuk menjelaskan tentang keunggulan dari produk Mobil Ford New

Fiesta secara detail sekaligus menginformasikan kepada konsumen tentang adanya

teknologi baru yaitu fitur Voice Activated Phone Dialing System yang belum ada

diproduk mobil merek lain, sehingga produk ini dapat menjadi pilihan yang tepat

dan bermanfaat untuk orang dewasa yang sporty dan elegant.

4.3 Penyajian dan Inter pr eta si Data

Pada bab ini peneliti akan menyajikan dan menguraikan data-data yang

telah diperoleh agar nantinya dapat digunakan untuk menjawab permasalahan

penelitian mengenai tingkat keterbacaan orang dewasa di Surabaya terhadap iklan

Mobil Ford New Fiesta di surat kabar Kompas. Data-data tersebut diperoleh

langsung melalui kuesioner yang telah disebar dalam area wilayah tertentu yang

telah ditentukan sebelumnya, dan diisi oleh 100 orang responden sebagai sample

penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengisian Test Cloze tersebt dianalisis

(53)

4.3.1 Identitas Responden

Responden dari peneliti ini adalah orang dewasa di Surabaya yang terdiri

dari pria dan wanita dengan usia antara 30 tahun sampai 50 tahun karena sesuai

dengan pasar adalah orang dewasa yang punya pekerjaan dan mapan seperti

pegawai negeri, pengusaha, dan pegawai swasta.

Berdasarkan data yang diperoleh untuk jumlah dan presentase kualifikasi

identitas responden terdiri dari usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan yang

membaca iklan Mobil Ford New Fiesta dapat diketahui dari tabel berikut ini:

Tabel 3

Usia Responden

No. Usia F %

1. 30-40 57 57

2. 41-50 43 43

Total 100 100

Sumber : Kuesioner no. 2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dengan usia

30-40 tahun memiliki jumlah lebih sedikit yaitu 57 responden (57%), dibandingkan

dengan responden usia 41-50 tahun memiliki jumlah yang sangat tinggi yaitu 43

responden (43%).

Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 30-40 tahun

lebih tertarik dengan iklan Mobil Ford New Fiesta karena pada usia tersebut lebih

(54)

Bagaimanapun faktor usia akan berpengaruh besar terhadap jenis kebutuhan yang

ingin dipenuhi, cara berpikir dan aktifitas yang dilakukan sehari-hari serta

pemilihan informasi yang ada.

Berdasarkan tabel 4 tersebut diketahui bahwa dari 100 orang responden,

jumlah responden pria lebih banyak yaitu 68 responden (68%), dari pada wanita

yang berjumlah 32 responden (32%).

Hal ini membuktikan bahwa responden yang berjenis kelamin pria lebih

teliti dan suka membaca surat kabar, karena mereka ingin mengetahui dan

mencari sesuatu hal yang bersifat up to date sehingga bisa tampil trendy.

Tabel 5

Tingkat Pendidikan Responden (n = 100)

(55)

Menurut tabel 5 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terbanyak dari

respoden adalah Strata 1 (S1) yaitu sebanyak 68 responden (68%), lalu Diploma

sebanyak 18 responden (18%) dan untuk SMU sebanyak 14 responden (14%).

Hal ini menunjukkan bahwa iklan Mobil Ford New Fiesta memang dibuat

sedemikian rupa untuk dibaca oleh orang dewasa, sesuai dengan pasarnya.

Tingkat Pendidikan S1 (Strata 1) lebih tertarik dengan iklan Mobil Ford New

Fiesta ini karena tampilan iklan yang simple dan pada tingkat pendidikan

memungkinkan konsumen sudah hidup bercukupan dengan pendidikan akhir yang

tinggi, dibandingkan dengan pendidikan SMU atau Diploma yang kehidupannya

belun tentu bercukupan atau mapan.

Tabel 6

Tingkat Penghasilan Responden ( n=100 )

No. Penghasilan F %

1. > Rp. 500.00 5 5

2. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 22 22

3. Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000 56 56

4. > Rp. 5.000.000 17 17

Total 100 100

Sumber : Kuesioner no. 6

Menurut tabel 6 dapat diketahui bahwa tigkat penghasilan terbanyak

adalah sekitar Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000 yaitu sebanyak 56 responden (56%),

lalu Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 sebanyak 22 responden (22%), untuk > Rp.

(56)

Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berpenghasilan tinggi lebih

tertarik dengan iklan mobil ini. Berbeda dengan yang berpenghasilan minim lebih

tidak mempedulikan iklan ini.

Tabel 7

Pekerjaan Responden ( n= 100)

No. Pekerjaan F %

1 Pegawai Negeri 46 46

2 Wiraswasta 15 15

3 Pengusaha 39 39

Total 100 100

Sumber : Kuesioner no. 7

Menurut tabel 7 dapat diketahui bahwa pekerjaan terbanyak adalah

pegawai negeri sebanyak 46 responden (46%), lalu pengusaha 39 responden

(39%), dan untuk wiraswasta sebanyak (15%).

Hal ini membuktikan bahwa iklan Mobil Ford New Fiesta memang disukai

oleh responden yang mempunyai pekerjaan tetap dan mapan.

4.3.2 Penger tian Fitur Voice Activated Phone Dialling System

Untuk mengetahui apakah responden mengerti yang dimaksud dengan

Fitur Voice Activated Phone Dialing System sebagai inti dari dalam iklan

tersebut, yaitu teknologi terbaru yang dikenalkan oleh PT. Ford Motor Indonesia

(57)

Tabel 8

Pengertian Fitur Voice Activated Phone Dialing System dalam Iklan

No. Pilihan F %

1. Ya 57 57

2. Tidak 43 43

Total 100 100

Sumber : Kuesioner no. 8

Pada tabel tersebut sebanyak 57 responden (57%) memberikan jawaban

mengerti apa yang dimaksud dengan Fitur Voice Activated Phone Dialing

System, namun sebanyak 43 responden (43%) menjawab tidak mengerti maksud

dari Fitur Voice Activated Phone Dialing System.

Hal ini menunjukkan bahwa pesan Iklan Mobil Ford New Fiesta sudah

tersampaikan secara sempurna, buktinya mayoritas responden menyatakan

mengerti tentang Fitur Voice Activated Phone Dialing System. Hal ini disebabkan

karena responden bersifat aktif. Selain melihat iklan Mobil Ford New Fiesta di

surat kabar Kompas, responden juga mencari apa yang dimaksud dengan Fitur

Voice Activated Phone Dialing System di media lain.

Untuk responden yang tidak mengerti dengan Fitur Voice Activated Phone

Dialing System yang dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan penjelasan

tentang teknologi terbaru yang dimiliki oleh Ford serta terdapat noise dalam iklan

(58)

4.3.3 Pengetahuan Responden tentang Fitur Voice Activated Phone Dialing

System

Fitur Voice Activated Phone Dialing System adalah teknologi terbaru

yang dimiliki oleh Ford yakni yang terdapat pada dalam Mobil Ford New Fiesta.

Fitur Voice Activated Phone Dialing System itu sendiri merupakan fitur yang

memanfaatkan suara dalam mobil untuk memerintah program atau fasilitas yang

sudah di sediakan, sistem suara yang dapat menggerakan atau memutar nomor

telepon untuk menelepon teman atau rekan kerja. Dari 57 responden yang

menyatakan bahwa tahu tentang arti Fitur Voice Activated Phone Dialing System

dalam Iklan Mobil Ford New Fiesta, seluruhnya menjawab dengan benar yaitu

fitur sistem suara yang dapat menggerakan atau memutar nomor telepon untuk

menelepon teman atau rekan kerja dan sebagian lagi menjawab tempat meletakan

handphone.

Selama pengumpulan data, peneliti mendapati bahwa yang menjawab tahu

dan menjelaskan dengan benar tentang Fitur Voice Activated Phone Dialing

System sebagian besar adalah responden dari tingkat Srtata 1 (S1). Karena pada

tingkat pendidikan ini konsumen sangat berwawasan luas dan mengutamakan

teknologi yang memberikan kenyamanan, bisa juga karena ingin mengikuti trend

mobil saat ini. Hal ini bertolak belakang dengan responden pada tingkat

pendidikan Diploma dan SMU yang tidak terlalu memikirkan mobil dan fasilitas

Gambar

Gambar 1: The Methematical Theory of Communication Shannon dan
Gambar 2.  Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3 : Bagan Cluster Sampling
Tabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendeskripsikan makna verbal ragam bahasa tulis pada iklan kendaraan bermotor dan iklan mobil dengan berbagai merk di surat kabar Solopos?. Untuk mendeskripsikan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa jumlah citraan yang diperoleh dalam judul berita di surat kabar Kompas berjumlah lima jenis citraan, yaitu citraan

(Study Deskriptif Kuantitatif Iklan Display TELKOMSEL pada Surat Kabar Harian Radar Jogja periode Oktober 2010 - September

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terpaan berita lolosnya Gayus Tambunan dari rumah tahanan Brigade Mobil ke Bali di surat kabar Kompas terhadap sikap

Data primer yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kumpulan artikel berita surat kabar Kompas yang terkait dengan isu LGBT periode Januari – Juli 2016.. Sekunder

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa piranti kohesi konjungsi yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar Kompas meliputi penggunaan piranti kohesi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan idiom bahasa Indonesia pada rubrik “Opini” dalam surat kabar Kompas edisi April-Mei 2012 didominasi oleh jenis

Dari 25 Data dalam iklan provider telepon seluler pada surat kabar Kompas yang diteliti, ditemukan 33 gaya bahasa yang terbagi ke dalam sembilan jenis gaya bahasa yaitu