http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume 12 Nomor 1, 2022
p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721
53
Reviewed : 24/10/2021 Accepted : 20/02/2022 Published : 28/02/2022
Pembuatan Topeng Karakter Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Pada Guru Sekolah Dasar
Dwi Fita Heriyawati1* , Zuhkhriyan Zakaria2
1Pendidikan Bahasa Inggris, 2Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Malang
*Corresponding Author
ABSTRAK
Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu guru sekolah dasar kecamatan Sukun dalam pembuatan media pembelajaran berbasis seni dalam pengajaran bahasa.
Mereka akan dilatih dan didampingi untuk membuat topeng berkarakter sebagai media untuk pembelajaran Bahasa yang diterapkan berdasarkan kurikulum 2013 serta penerapannya dalam pengajaran Bahasa di dalam kelas. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para guru mampu mengembangkan ide kreatif dalam membuat topeng karakter yang ingin disampaikan pada siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Metode yang akan digunakan dalam pelatihan adalah pemberian materi/pelatihan dan praktek Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Sukun Kota Malang. Hasil dari kegiatan pelatihan ini adalah menambah kepekaan dan kreatifitas guru dalam pembuatan media pembelajaran, terlihat dari partisipasi aktif saat pelaksanaan dan hasil karya yang ditampilkan dalam bentuk pertunjukan drama monolog dan dialog bertema sesuai karya topeng yang mereka buat. Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memperkaya bentuk strategi dan media pengajaran bahasa menggunakan segala kemungkinan dari berkarya topeng, yang kemudian akan dikembangkan dan diterapkan oleh para guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran.
Kata kunci:
:
Pendampingan, Topeng Karakter, Pembelajaran BahasaABSTRACT
This community service aims to help elementary school teachers in the Sukun sub-district make art-based learning media in language teaching. They will be trained and assisted in making character masks as a medium for language learning which is applied based on the 2013 curriculum and implemented in language teaching. It is hoped that teachers will be able to develop creative ideas in making character masks conveyed to the students so that the students understand the subject matter easily. The method used in training is the provision of materials/training and practice for elementary school teachers in the Sukun District, Malang City. The result of this training activity is to increase the sensitivity and creativity of teachers in making learning media; it can be seen from the active participation during the implementation and work displayed in the form of monologue drama performances and themed dialogues according to the masks they make. This training activity is expected to enrich language teaching strategies and media using all the possibilities of creating masks, which will be developed and applied by elementary school teachers in the teaching and learning.
Keywords: mentoring, character mask, language learning PENDAHULUAN
Penerapan kurikulum baru pada era merdeka belajar berdampak pada kebingungan para pengajar di sekolah-sekolah. Hal ini dikarenakan para guru harus menghadapi siswa dengan metode maupun strategy pembelajaran dan media pengajaran yang relatif harus dirubah. Strategi pembelajaran yang digunakan
pun juga perlu disesuaikan dengan kurikulum yang terbaru sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dalam hal ini sudah pasti membuat para guru mengalami kesulitan didalam pemantapan materi, penyediaan materi belajar, strategi pembelajaran yang digunakan serta media pembelajaran yang digunakan.
Penerapan media pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah dibutuhkan agar suasana belajar mengajar menjadi lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
Pembelajaran Bahasa melalui media topeng berkarakter diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan media topeng membuat suasana belajar mengajar menjadi lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
Selanjutnya pengembangan kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip- prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 (Pendidikan et al., 2019).
Kebanyakan guru-guru telah mengikuti tahapan pembelajaran sama persis seperti yang tercantum dalam buku pegangan guru. Mereka beranggapan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah yang paling benar sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah yang tercantum dalam buku pegangan guru. Karakter apa yang hendak dikembangkan juga belum menjadi fokus pembelajaran. Pengembangan karakter juga hanya sebatas tertulis dalam buku, belum benar-benar dirancang dan disadari oleh guru (Rahaju & Heriyawati, 2020).
Berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 didalam proses belajar mengajar mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, maka diperlukan penyiapan materi pembejaran serta strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan kurikulum tersebut. Proses pembejaran yang mengacu pada kurikulum 2013 juga perlu dilaksanakan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, guru pun diwajibkan untuk membuat media pembelajaran yang kreatif dan menarik yang akan sangat menunjang pada proses pembelajaran. Pembelajaran Bahasa melalui media topeng berkarakter ini diharapkan mampu memberikan suasana
belajar yang lebih menyenangkan bagi para siswa. Tahapan proses pembuatan topeng serta penggunaan topeng untuk pembelajaran serta strategy yang digunakan oleh guru dalam pengajaran Bahasa di dalam kelas akan dianalisa tingkat keberhasilannya sampai memenuhi pada hasil yang diharapkan.
Proses pembelajaran juga dilakukan secara bertahap. Misalnya kita tidak bisa berharap bahwa siswa sekolah dasar bisa menguasai Bahasa dengan baik dan benar dalam waktu yang sangat singkat dengan hasil yang sempurna. Oleh karena itu pemilihan materi dan media yang sesuai dengan usia anak dan situasi belajar yang menyenangkan haruslah menjadi perhatian utama dalam berhasilnya suatu proses pembelajaran.
Proses pembelajaran hendaknya tidak membuat siswa menghafal namun membuat siswa memahami konsep. Dan yang lebih penting adalah bahwa siswa tidak merasakan pembelajaran sebagai suatu beban. Di sisi lain perlu dipahami bahwa anak usia dini adalah usia bermain. Setiap anak adalah pribadi yang unik dan dunia bermain serta bernyanyi merupakan kegiatan yang serius, namun mengasyikkan bagi mereka. Maka pendekatan yang tepat perlu diciptakan oleh seorang pendidik, agar proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pembelajaran yang benar. Pendekatan yang digunakan hendaknya sejalan dengan tujuan pengenalan materi pembelajaran pada umumnya. Tujuan tersebut ialah supaya anak dapat memahami cara memahami materi dengan baik.
Keberhasilan proses pembelajaran pada anak usia dini, tentunya banyak dipengaruhi oleh 1) Guru yang berkualitas, guru yang dapat menghidupkan proses kegiatan belajar mengajar, (2) Sumber dan fasilitas pembelajaran yang memadai dan memenuhi syarat, (3) Kurikulum yang baik, sederhana dan menarik (atraktif), serta 4) Media pembelajaran yang aktif dan kreatif yang bisa diciptakan oleh para pendidik.
Pemilihan materi dan media sebagai bahan ajar dengan tekhnik pembelajaran yang sesuai dengan minat dan usia anak akan dapat menyenangkan para siswa. Guru hendaknya harus menguasai materi yang tepat, sesuai dan menyenangkan. Selain itu guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mencipkan media pembelajaran bagi anak-anak usia dini.
Pembelajaran untuk anak usia dini prosesnya tidak sama dengan orang dewasa. Metode dan tekhnik yang hendak digunakan sebaiknya
dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan yang ingin dicapai. Penggunaan topeng berkarakter sebagai media pembelajaran Bahasa diharapkan mampu membantu siswa untuk menguasai materi pembelajaran Bahasa di sekolah dasar. Profesionalisme seorang pendidik dalam mengembangkan dan memanfaatkan metode dan teknik tersebut sangatlah dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih baik.
Sehingga secara umum pembelajaran dengan berbasis seni dapat diterapkan lebih lanjut oleh guru-guru Sekolah Dasar sesuai dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran, yang dapat bermanfaat untuk mengisi waktu dalam pembelajaran daring, menambah suasana lebih ceria dan berdampak pada resiliensi sosial (Zakaria et al., 2020).
Berdasarkan analisis situasi dan kesepakatan dengan mitra, maka permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru SD di Kecamatan Sukun, yaitu para guru mengalami kesulitan didalam pemantapan materi, penyediaan materi belajar, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan untuk menerapkan kurikulum baru di era merdeka belajar. Terkait dengan hal tersebut, maka tim pengabdi bermaksud melaksanakan pengabdian masyarakat dengan judul “Pembuatan Topeng Berkarakter sebagai Media Pembelajaran Bahasa pada Guru-Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Sukun”.
Dari uraian analisis situasi diatas, maka solusi yang ditawarkan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh para guru di jenjang sekolah dasar yaitu dengan memberikan pelatihan pembuatan media belajar dengan menggunakan topeng unik yang akan diterapkan pada proses pembelajaran Bahasa. Adapun jenis luaran yang ditargetkan adalah bahwa para guru akan mendapatkan tehnik pengajaran yang inovatif serta media pembelajaran yang lebih variatif yang bisa mereka implementasikan pada para siswa dalam pengajaran Bahasa di dalam kelas dan juga bisa mereka sampaikan kepada rekan guru yang lain. Lebih jauh lagi para guru bisa mengembangkan tehnik tersebut dan menjadikannya topeng berkarakter sebagai media pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, Ketrampilan dalam pengembangan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar dapat meningkat. Selanjutnya, para guru sekolah dasar dapat dengan mudah menyeleksi topik yang menarik yang akan diajarkan kepada siswa melalui media topeng.
Selanjutnya pada akhir kegiatan ini para guru mampu menguasai karakteristik topeng yang akan digunakan untuk media pembelajaran Bahasa yang sesuai dengan tema yang diajarkan pada siswa. Adapun target dari pelatihan dan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, adalah para guru dapat enggunakan dan mengembangkan strategy dan media pembelajaran topeng berkarakter yang sesuai untuk pengajaran bahasa bagi guru-guru sekolah dasar. Guru-guru juga mampu mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa.
METODE KEGIATAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk guru-guru Sekolah Dasar dalam meningkatkan dan memperkenalkan tehnik pembelajaran yang inovatif adalah:
a)
Pemberian materi dan informasi mengenai cara pembuatan topeng berkarakter untuk pengajaran Bahasa yang sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada para pendidik yang mungkin belum mengetahui pembuatan media topeng serta pengembangannya dalam proses belajar mengajar.b)
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan strategi pembelajaran maupun penggunaan topeng sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar di dalam kelas.Kegiatan ini dimaksudkan supaya mereka dapat meningkatkan kemampuan dalam proses pengajaran. Sehingga guru-guru memiliki pengetahuan tentang berbagai macam metode dalam mengajar untuk siswa-siswi Sekolah Dasar serta mampu mengembangkannya sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
c)
Pada akhir dari kegiatan ini para guru diminta untuk mempraktekkan membuat topeng berkarakter sesuai dengan materi pengajaran bahasa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada siswa- siswi Sekolah Dasar.HASIL & PEMBAHASAN
Pelatihan pembuatan media pengajaran Bahasa berbasis seni dengan menggunakan topeng karakter unik dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 19 Februari 2021 sampai dengan tanggal 20 Februari 2021. Karena
kondisi pandemi Covid-19 sehingga perlu membatasi jumlah peserta dalam sebuah ruangan, maka pelatihan ini dilakukan secara luring terbatas dibagi menjadi 2 hari. Hal ini bertujuan untuk membatasi waktu di dalam ruangan dengan jumlah peserta 25 orang guru SD di wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang. Agenda kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis seni; (1) hari pertama, tim pelaksana pengabdian memberikan pemaparan materi tentang pembuatan media pembelajaran berbasis seni yang sesuai dengan Kurikulum 2013 serta kiat- kiat membuat topeng unik berkarakter dalam waktu singkat sesuai dengan topik yang akan disampaikan pada siswa, dan (2) hari kedua, para peserta diminta untuk menyiapkan alat dan bahan untuk praktik pembuatan topeng unik berkarakter.
Gambar 1. Pelaksanaan Pelatihan Kegiatan pada hari kedua tanggal 20 Februari 2021 ditekankan pada praktik pembuatan topeng unik karakter sesuai dengan topik atau materi yang akan diajarkan. Para guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan topeng. Alat dan bahan tersebut antara lain: kertas, gunting, lem, pensil warna/spidol, dan stapler. Pembuatan topeng disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan pada siswa.
Pelatihan ini menghasilkan berbagai macam topeng karakter, seperti; gajah, ikan, kupu-kupu, kubus, burung, kelinci, pohon, daun dan lain sebaginya. Dari 25 peserta, keseluruhan dapat membuat topeng karakter, dengan baik sesuai dengan karakter yang akan mereka perankan dalam roleplay yang akan dipraktekkan baik secara dialog maupun monolog. Meskipun pada masa pandemic yang semua dibatasi ruang gerak dan lingkupnya namun pelaksanaan pelatihan ini mampu membawa suasana kelas menjadi lebih menyenangkan karena para peserta pelatihan bebas mengekspresikan topeng karakter yang
telah mereka buat. Kegiatan membuat topeng unik sebagai media pembelajaran membawa situasi belajar mengajar menjadi lebih positif dan lebih menyenangkan dam membawa suasana menjadi ceria.
Gambar 2. Proses Pembuatan Topeng
Gambar 3. Topeng Hasil Karya Guru
Gambar 4. Bermain Peran dengan memakai topeng
Penelusuran melalui observasi dan wawancara menunjukkan bahwa peserta didik mengatakan proses pembelajaran sering dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mendengar penjelasan guru, mengerjakan tugas atau latihan soal. Belajar mata pelajaran apapun dilakukan dengan cara yang sama.
Peserta didik merasa senang ketika mengikuti pelajaran Bahasa dengan menggunakan media topeng berkarakter, sehingga suasana dikelas menjadi lebih menyenangkan, santai, namun siswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan lebih baik.
Hasil Wawancara dengan beberapa guru di SDN Tanjungrejo 3 Malang serta di sekolah sekitarnya diperoleh informasi bahwa
pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan pemberian tugas. Kadang-kadang guru menggunakan metode diskusi. Guru berusaha melakukan proses pembelajaran sama seperti yang disarankan dalam buku pegangan guru. Dengan pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis seni dengan menggunakan topeng karakter unik, para guru sangat antusias ketika mengikuti pelatihan tersebut, dan berminat untuk mempraktekkannya dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya peran aktif dari peserta pelatihan menunjukkan sikap yang aktif, kreatif, dan menyenangkan selama menikuti proses pelatihan pembuatan media pembelajaran Bahasa dengan menggunakan topeng unik berkarakter, menunjukkan bahwa pelatihan ini membawa dampak positif bagi para guru di Sekolah Dasar. Para peserta tertantang untuk mengembangkan topeng unik sebagai media untuk pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar dengan cara yang ceria dan menyenangkan. Diharapkan kegiatan pembuatan media pembelajaran yang menarik dapat dilakukan lagi oleh tim Pengabdi di waktu yang akan datang. Pelakasanaan pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis seni mengikuti pola model pembelajaran yang dijelaskan dalam bagan dibawah ini:
Bagan 1. Model Pembelajaran menggunakan Topeng Unik Karakter
Gambar 5. Foto Bersama tim pengabdi dan guru SD di akhir pelatihan
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan oleh tim pengabdian dapat dijelasakan sebagai berikut:
a. Guru SD di Kecamatan Sukun Kota Malang sebagai peserta pelatihan sangat bersemangat dan menikmati dengan senang hati jalannya proses pelatihan pembutan media pembelajaran Bahasa melalui topeng karakter unik yang diterapkan dalam mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran Bahasa dengan menggunakan topeng karakter unik yang disajikan oleh tim pengabdi.
b. Para guru peserta pelatihan mampu menentukan topik dan membuat topeng karakter unik yang akan diterapkan dalam pembelajaran Bahasa serta mampu menerapkan dan menggunakan topeng unik tersebut dalam proses pembelajaran utamanya dalam pembelajaran bahasa.
c. Pelatihan membuat topeng karakter unik sebagai media pembelajaran Bahasa yang disajikan oleh tim pengabdi dapat memberikan bekal bagi guru-guru SD untuk membuat media pembelajaran Bahasa berbasis seni yang bermanfaat bagi para guru untuk proses belajar mengajar di dalam kelas yang lebih menarik dan menyenangkan bagi para siswa. Selain itu, para guru Sekolah Dasar juga merasa bahwa membuat media pembelajaran Bahasa dengan menggunakan topeng karaktek yang unik dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diampaikan oleh guru, serta menjadikan suasana di kelas lebih menyenangkan dan ceria.
d. Guru Sekolah dasar sebagai peserta pelatihan memiliki pengalaman dan gagasan baru terkait pembuatan media pembelajaran untuk pengajaran berbasis seni secara dengan membuat topeng karakter unik sebagai media pembelajaran Bahasa yang menyenangkan bagi anak- anak sekolah dasar.
Saran yang bisa diberikan oleh tim pengabdi terkait dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan topeng berkarakter unik ini adalah sebagai berikut:
a) Pelatihan yang telah dilakukan ini hanya terbatas pada guru Sekolah Dasar di Kecamatan Sukun, dengan jumlah peserta yang terbatas, yaitu 25 orang, dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, sehingga diharapkan suatu saat
bisa dilaksanakan pelatihan serupa dengan jumlah peserta yang lebih banyak sehingga memudahkan interaksi dan praktek langsung penggunaan topeng pada kegiatan pelatihan.
b) Perlu pelaksanaan pelatihan dalam waktu yang lebih lama lagi sehingga peserta pelatihan bisa menggali lebih dalam lagi pembuatan topeng berkarakter yang lebih variatif dan menarik lagi. Sehingga para guru bisa lebih terlatih dalam pembuatan topeng dan penggunaanya dalam proses pembelajaran.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan Kepada Universitas Islam Malang yang telah memberikan Dana untuk penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dalam bentuk Hibah Institusi Unversitas Islam Malang (HIMA-2021).
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan, M., Kebudayaan, D. A. N., &
Indonesia, R. (2019). Mengingat : Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Republik Pendidikan Indonesia Nasional Tahun (Lembaran Negara Nomor Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
Rahaju, R., & Heriyawati, D. F. (2020).
Pengembangan pembelajaran berbasis permainan monopoli Indonesia.
Journal Community Development and Society, 2(2), 82–97.
https://doi.org/10.25139/cds.v2i2.2530 Zakaria, Z., Fadhli, M., & Arnab, S. (2020).
Pelatihan Daring Membuat Topeng Karakter dengan Kilat untuk Meningkatkan Sosial Resiliensi.
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat (SENAM), 520–527.
https://jacips.machung.ac.id/index.php/
senam/article/view/26