• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diskusi Santai antara Mahasiswa Internasional dan Pimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Diskusi Santai antara Mahasiswa Internasional dan Pimpinan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Diskusi Santai antara Mahasiswa Internasional dan Pimpinan

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus meningkatkan kualitas diri untuk menuju pentas universitas berkelas dunia. Salah satunya, adalah dengan menggelar forum diskusi serius namun santai antara mahasiswa internasional dengan pimpinan akademik dan kemahasiswaan.

Forum “Lunch with International Students” diikuti oleh 230 mahasiswa internasional di UNAIR dari berbagai program, antara lain penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang, Darmasiswa, program AMERTA, dan peserta Kelas Internasional sarjana, magister hingga doktoral.

Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D, Sp.PD., K-GH, mengharapkan adanya masukan dari para mahasiswa internasional mengenai urusan akademik maupun non akademik.

“Karena saat ini kita sedang menuju perguruan tinggi berkelas dunia. Oleh karena itu, keberadaan kalian sangat penting di sini,” tutur Djoko.

Topik publikasi penelitian menjadi bahasan awal dari peserta forum kali ini. Salah satu mahasiswa yang menempuh studi doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat, mengatakan banyaknya tugas rutin perkuliahan dan waktu studi yang singkat membuat jumlah publikasi penelitian di jurnal bereputasi menjadi tidak tinggi. Menanggapi hal tersebut, Warek I menuturkan, publikasi merupakan tuntutan seorang sivitas akademika. Apalagi, saat ini, pemerintah sudah menerbitkan peraturan yang mewajibkan mahasiswa master dan doktor untuk menerbitkan artikel penelitian di jurnal.

“Kuliah di jenjang doktor lebih banyak tuntutannya daripada master. Di negara Anda, pasti setiap mahasiswa juga akan

(2)

menemui kewajiban tersebut,” tutur Djoko.

Di forum ini tak hanya membahas masalah akademis, tetapi juga kemahasiswaan. Koordinator Unit Kegiatan Mahasiswa Direktorat Kemahasiswaan, Deny Yasmara, M.Kep., mengatakan bahwa seluruh UKM di UNAIR terbuka dan secara senang menerima mahasiswa internasional untuk bergabung dengan setiap klub.

Di UNAIR, ada 40 UKM yang terdiri dari berbagai kelompok seperti kerohanian, bela diri, seni, olahraga, dan khusus.

“Mahasiswa internasional bisa bergabung dengan UKM-UKM.

Tinggal datang ke Student Center, dan bertanya apakah bisa bergabung. Kalian bisa bergabung dengan UKM-UKM tersebut tanpa dipungut biaya,” tutur Deny.

Ketua International Office and Partnership, Dian Ekowati, Ph.D, mengatakan acara ini merupakan pertama kalinya digelar oleh unit kerja yang dipimpinnya. Menurutnya, proses internasionalisasi memang tak sepenuhnya berjalan mudah. Maka, salah satu langkah mengevaluasi diri adalah dengan mendengarkan masukan-masukan dari mahasiswa asing.

“Karena mereka ini adalah salah satu elemen penting buat kami untuk internasionalisasi, maka kami ingin mendengarkan banyak masukan dari mereka,” tutur Dian.

Penulis: Defrina Sukma S

IOP Gelar Sharing Session dengan Erasmus+

UNAIR NEWS – International Office and Partnership (IOP) Universitas Airlangga bekerja sama dengan Universitas Masaryk,

(3)

Ceko, menyelenggarakan sharing session (sesi informasi) tentang program pertukaran mahasiswa Erasmus+ yang dihadiri sekitar 65 orang dari berbagai fakultas. Acara tersebut dilangsungkan pada Selasa (28/2) di Aula Kahuripan 301, Kampus C UNAIR.

Acara yang berlangsung selama dua jam dihadiri oleh dua pembicara. Yakni, Astria Okta selaku pengurus divisi Outbond Mobility IOP UNAIR, dan Zuzana Pelankova selaku peserta program Erasmus+ dari Universitas Masaryk. Dalam acara tersebut, Astria menyebutkan ada beberapa keuntungan dan jenis program pertukaran mahasiswa yang bisa diikuti oleh mahasiswa UNAIR. Para mahasiswa bisa mengikuti program pertukaran mahasiswa ke universitas tujuan baik yang sedang memiliki kerja sama maupun tidak dengan UNAIR.

“Bila di sini ada teman-teman mahasiswa yang ingin mendapatkan informasi dan membutuhkan bantuan terkait program pertukaran mahasiswa, kami di IOP akan siap memfasilitasi apa yang dibutuhkan,” tutur Astria.

Sementara itu, Zuzana membagikan kisah dan informasi umum mengenai Universitas Masaryk dan kehidupan mahasiswa di Brno, suatu kota di Ceko. Zuzana mengatakan, bahwa ia mendapatkan banyak pengalaman ketika ia mengikuti pertukaran saat studi sarjana dan master. Ia lantas mendorong para mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman dengan mengikuti berbagai program pertukaran mahasiswa. Menurutnya, pengalaman yang didapat saat mengikuti pertukaran mahasiswa adalah sebuah cerita yang tak terlupakan.

Setelah pemaparan, ada pula sesi tanya jawab dan kuis antara pemateri dan peserta. Para peserta cukup antusias dalam menjawab kuis yang diberikan Zuzana, apalagi pemateri Erasmus+

itu membawa banyak hadiah bagi peserta yang bisa memberikan jawaban dengan benar.

Salah satu peserta yang juga mahasiswa asal Fakultas Hukum,

(4)

Hach Dini, menyampaikan respon positifnya terkait acara sesi berbagi. Dini menginginkan agar IOP lebih banyak menggelar acara serupa yang menghadirkan pemateri dari berbagai universitas.

“Saya berharap agar IOP bisa menyelenggarakan lebih banyak lagi acara serupa dan dilaksanakan di kampus B,” tutur Dini.

Penulis: Astria Okta Editor: Defrina Sukma S

Wakil Rektor III: Riset Penting, Namun Dampaknya juga Penting

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menargetkan kenaikan jumlah publikasi jurnal yang terindeks Scopus di tahun 2017. Ini adalah bentuk upaya serius Universitas Airlangga demi tercapainya predikat perguruan tinggi kelas dunia.

Hal ini disampaikan Wakil Rektor III Universitas Airlangga Prof. Ir. Moch. Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D dalam acara roadshow Bidang III, di Aula Fakultas Kedokteran Airlangga, Senin (23/1). Kegiatan roadshow ini bertujuan untuk mensosialisasikan program pencapaian bidang III kepada staf, dosen, guru besar, dan lektor kepala yang akan direalisasikan sepanjang tahun 2017.

Dari hasil evaluasi, pencapaian kinerja Bidang III di tahun 2016 sudah tercapai dengan baik. Dan memasuki tahun 2017,

(5)

salah satu target yang akan dicapai oleh Bidang III adalah penambahan jumlah publikasi jurnal penelitian terindeks Scopus.

Amin berpendapat, UNAIR sebenarnya sudah cukup banyak menghasilkan produk penelitian, sayangnya belum banyak penelitian yang terpublikasi secara internasional dan terindeks Scopus.

“Yang kita tahu, FK UNAIR cukup unggul di bidang stemcell, namun apakah penelitian-penelitian terkait stemcell sudah banyak yang terekam dalam indeks Scopus?,” ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut, Amin mengimbau kepada para profesor dan lektor kepala untuk lebih getol lagi mempublikasikan penelitiannya ke dalam jurnal internasional terindeks Scopus.

“Profesor wajib publikasi sebanyak satu jurnal internasional setiap tahun. Sementara, lektor kepala wajib publikasi sebanyak satu jurnal internasional setiap 2 tahun sekali,”

ungkapnya.

Amin berkeyakinan, kemungkinan besar FK UNAIR mampu menyumbang jurnal cukup banyak mengingat fakultas kedokteran tertua kedua di Indonesia ini memiliki 29 program studi. Dalam proses publikasi, para peneliti nantinya akan dibantu oleh pihak Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI).

“Kedepan, hasil penelitian di bidang apapun akan didorong agar dapat terpublikasi. Harapannya, agar aset ilmiah dari dosen, guru besar dan mahasiswa dapat ditingkatkan. Riset penting, Namun impact-nya ke luar juga penting,” ungkapnya.

Sementara itu, merujuk pada peraturan Kemenristekdikti tahun 2017, UNAIR akan memberlakukan penelitian berbasis output.

Ketua LPI Prof. Drs. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D, mengatakan para peneliti baru akan menerima dana penelitian setelah melaporkan hasil penelitiannya.

(6)

“Jadi sudah tidak ada lagi model laporan yang menyebutkan untuk biaya beli mencit, untuk transportasi, dan sebagainya.

Ke depan, bunyi laporan akan lebih padat. Pemberian dana sekian untuk penelitian apa,” jelasnya.

Untuk menunjang pencapaian kinerja publikasi pada tahun ini, Ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes, mengatakan bahwa pihaknya akan membantu mendata publikasi jurnal internasional yang terindeks Scopus. Selain itu, PPJPI juga memberikan pendampingan bagi fakultas manapun yang akan menggelar seminar internasional yang luarannya berpotensi terindeks Scopus.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris International Office and Partnership (IOP) Margaretha, S.Psi., G.Dip. Psych., M.Sc mengungkapkan, selain memperkuat publikasi jurnal penelitian, hal terpenting lainnya adalah memperkuat kurikulum yang ada atau setidaknya setara dengan kurikulum universitas di luar negeri.

Badan Perencanaan dan Pembangunan (BPP) Universitas Airlangga pun telah menyusun target program internasionalisasi yang akan dikembangkan tahun ini. Antara lain, menambah jumlah program studi yang terakreditasi internasional, penambahan jumlah double degree, dan penambahan jumlah joint research.

Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S

Meski Turun Hujan, Penutupan

(7)

AISC-ISS Berlangsung Meriah

UNAIR NEWS – Acara penutupan Airlangga International Student Competition and International Student Summit (AISC-ISS) 2016 yang bekerjasama dengan International Office and Partership (IOP) akhirnya berakhir pada Rabu, (9/11). Penutupan acara digelar di depan Kantor Manajemen Universitas Airlangga Surabaya.

Closing ceremony diawali dengan Sparkling Surabaya dance sebagai tarian khas Surabaya. Dalam sambutannya, Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD-KGH., Ph.D., FINASIM menyempatkan berbincang dengan mahasiswa asing asal Italia dan Yordania. Guru Besar Fakultas kedokteran itu mengajak mahasiswa asing berbincang-bincang di atas panggung.

“Selain Bahasa Indonesia apakah bisa Bahasa Jawa? Kalau dalam Bahasa Jawa kami mengatakan Sugeng Rawuh itu artinya apa?,”

tanya Prof Djoko kepada Noemi mahasiswa asal Italia. “Artinya, terima kasih,” jawab Noemi dengan logat khas Italia diiringi tawa para audience.

Meski hujan, antusias dari mahasiswa yang tergabung dalam AISC-ISS justru semakin seru. Kemeriahan acara kembali muncul ketika mahasiswa asal Malaysia membawakan tari Saman. Meski hanya berlatih selama tiga hari, mereka tampak lihai membawakan tari asal Aceh ini. Selain itu, ada pula nyanyian lagu Kartini diiringi dengan permainan Angklung, yaitu kolaborasi antara Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA) dengan mahasiswa asing yang menempuh studi di UNAIR.

Selain beragam penampilan, ada satu sesi yang ditunggu para peserta pada malam itu. Yakni, pengumuman juara AISC yang dibacakan oleh Direktur Pendidikan UNAIR. Tiga hari digelarnya acara AISC-ISS ini melibatkan sebanyak 293 peserta, baik mahasiswa Indonesia maupun asing yang terhimpun dalam 29 universitas di Indonesia.

(8)

Kompetisi yang dilombakan pada AISC meliputi pidato Bahasa Indonesia yang diikuti oleh 37 mahasiswa asing, pidato bahasa Inggris yang diikuti oleh 43 mahasiswa Indonesia, dan lomba poster yang diikuti oleh 33 mahasiswa Indonesia maupun asing.

Pada kategori Pidato Bahasa Indonesia, juara I diraih oleh Noemi Gagliardi asal Itali dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Juara II diperoleh Lee Sun Min asal Korea Selatan dari Universitas Kristen Petra. Dan juara III diperoloeh Alejandro Comte Torres asal Mexico dari Universitas Surabaya.

Kolaborasi mahasiswa asing dengan PSUA menyanyikan lagu We Are The Champion. (Foto: Istimewa)

Pada kategori Pidato Bahasa Inggris, juara I diraih oleh Yoga Adityatama dari Universitas Negeri Semarang. Juara II diperoleh Anis Wulandari dari Universitas Airlangga. Dan Juara III diperoleh Hedwig Tiara Svayambhu.

Sedangkan pada kategori Lomba Poster, juara I diperoleh Simon Ntamwana dari Universitas Gadjah Mada. Juara II diperoleh Martin Iryayo dari Universitas Negeri Yogyakarta. Dan juara

(9)

III diperoleh Mohaddeseh Maktabifard asal Iran dari Universitas Indonesia.

“Senang sekali memperoleh juara I pada kompetisi lomba Pidato Bahasa Indonesia ini. Saya merasa bangga, dan saya semakin mencintai negara ini. Dengan berpartisispasi dalam lomba pidato ini, selain mendapatkan price yang sangat mengesankan, saya memperoleh pengalaman sudah belajar bahasa indonesia selama empat tahun,” ungkap Noemi mahasiswa asal Itali. (*) Penulis : Disih Sugianti

Editor : Binti Q. Masruroh

Suasana Meriah Warnai Penyambutan Mahasiswa Mancanegara Baru UNAIR

UNAIR NEWS – UNAIR melalui International Office and Partnership (IOP) menghelat acara bertajuk “Welcoming Reception International Student 2016”, pada Jumat, (23/9).

Sebanyak 102 mahasiswa mancanegara baru dari jenjang S1, S2, S3 dan program AMERTA di UNAIR memadati Ruang Kahuripan 300, Gedung Manajemen. Acara tersebut bertujuan untuk menyambut kedatangan mahasiswa luar negeri yang baru bergabung dengan UNAIR.

“Setiap tahun memang selalu ada penyambutan seperti ini untuk mahasiswa asing baru. Kali ini beberapa dari mereka (mahasiswa asing baru,red) juga akan tampil dengan menyanyikan lagu Surabaya, dan kami juga memberikan performance music keroncong untuk memperkenalkan kesenian surabaya pada mahasiswa asing i n i , ” u j a r M o c h a m a d J a l a l , S e l a k u c o o r d i n a t o r f o r

(10)

International Service di IOP.

Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor I, Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM. Dalam sambutannya, Prof.

Djoko berpesan kepada mahasiswa asing baru untuk tetap berkarya dan memberikan yang terbaik untuk almamater.

Diawal acara, mahasiswa asing juga turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Airlangga. Selain itu, mahasiswa yang datang dari berbagai belahan dunia tersebut disuguhi penampilan dari Grup Keroncong dan penampilan Tari Saman dari Mahasiswa UNAIR.

Salah satu mahasiswa asing asal Thailand, Paween Rungtaweechai mengungkapkan bahwa dirinya sangat takjub dengan penyambutan yang hangat oleh UNAIR. Mahasiswi yang mengambil jurusan S2 Hubungan International di Program beasiswa KNB (Khusus Negara Berkembang) ini mengaku sangat senang menjadi bagian dari universitas yang diidamkan.

“Saya senang sekali bisa diterima di UNAIR. Karena ini (UNAIR,red) merupakan pilihan pertama saya. Saya berharap bisa berteman dengan mahasiswa asing yang lain dan juga mahasiswa lokal UNAIR untuk saling sharing,” ujar Paween.(*)

Penulis : Faridah Hariani Editor : Dilan Salsabila

Menjaga Pola Makan Sehat Era Modern

UNAIR NEWS – Hidup di zaman modern yang didukung dengan teknologi serba canggih membuat pola hidup manusia berubah,

(11)

termasuk pola makan. Hal inilah yang menjadi perhatian tersendiri bagi Institut Francais Indonesia (IFI) dan International Office Partnership (IOP) Universitas Airlangga untuk menggelar sebuah seminar yang bertajuk “Pesta Sains:

Makanan dan Kita”, Rabu (14/9), di Aula Excellence with Morality, Fakultas Psikologi UNAIR.

Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD, K-GH, dalam sambutannya mengatakan, bahwa manusia zaman modern dimanjakan dengan perkembangan teknologi dan informasi.

Pihaknya berharap, setiap peserta seminar bisa menerapkan ilmu yang bermanfaat yang diperoleh dari acara seminar.

Direktur IFI Surabaya Veronique Mathelin mengatakan, topik serta permasalahan pangan merupakan tema yang sedang hangat diperbincangkan. Senada dengan Prof. Djoko, Mathelin berharap pelajaran yang bisa dipetik dari seminar ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Tujuan dari kegiatan ini agar sains bisa diaplikasikan oleh semua orang, karena masalah pangan kini tengah menjadi isu yang menarik,” jelas Direktur IFI Surabaya tersebut.

Ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Fiastuti Witjaksono, dr., M.S., Sp.GK, yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut mengatakan bahwa pola makan menjadi salah satu penentu munculnya penyakit, khususnya pada zaman modern yang padat kalori, tinggi lemak, gula, garam, dan kurang serat serta kurang aktif bergerak (sedentary lifestyle).

“30 tahun yang lalu kalau kita pesan makanan cepat saji itu porsinya masih kecil. Nah, sekarang semakin besar harga porsi semakin murah harganya, ini yang membuat semakin banyaknya penyakit,” tegasnya.

Ahli gizi dan spesialis gizi klinik UI tersebut juga menjelaskan bahwa fenomena zaman sekarang banyak makanan enak karena penyedap rasa. “Fenomena sekarang di desa juga sama

(12)

dengan di kota. Jadi mau tinggal di kota atau desa sama saja kalau polanya seperti itu,” tandasnya. “Solusinya harus mengonsumsi sayur dan buah yang cukup,” tegasnya.

Selain Fiastuti, ada pula dua pembicara lainnya yakni Triana Kusuma Dewi, M.Sc, dengan topik “You are What You Eat”, dan Afif Kurniawan, M.Psi, dengan topik “Eating Disorder”. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S.

Alumnus dan Peneliti Senior di Inggris Beri Tips Penelitian

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga terus mengupayakan internasionalisasi melalui beragam program. Salah satunya adalah kuliah tamu yang mendatangkan alumnus UNAIR sekaligus peneliti senior Prof. Delvac Oceandy, MD., Ph.D. Kuliah tamu diselenggarakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, Kamis (11/8) dan dihadiri oleh para dosen dan peneliti di lingkungan UNAIR. Pada kuliah tamu kali ini, Prof. Delvac memaparkan topik mengenai “Kunci Sukses dalam Berkarir di Bidang Riset”.

Prof. Delvac adalah peneliti senior yang kini berkiprah di Universitas Manchester, Inggris. Selain sebagai peneliti, ia merupakan supervisor yang berwenang untuk menerima calon mahasiswa baru pascasarjana di Universitas Manchester.

Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, Ph.D dalam sambutannya, mengatakan bahwa dosen harus memiliki karya

(13)

penelitian. Tujuannya, agar pengajaran berkembang dan menambah kualitas pelayanan publik. Selain memberi manfaat bagi masyarakat, jumlah publikasi penelitian yang terus meningkat akan membawa UNAIR menuju perguruan tinggi kelas dunia.

“Mengukir karya dengan penelitian jauh lebih besar manfaatnya daripada non penelitian. Isi penelitian yang memiliki kemanfaatan yang tinggi, otomatis mengangkat peringkat kita menembus top 500 dunia,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Prof. Delvac mengatakan, ada empat kiat sukses dalam mengerjakan penelitian, yaitu fokus, kreatif, kolaborasi, dan mentorship. Karena fokus melakukan penelitian, dalam sepuluh tahun terakhir tak kurang deri 30 penelitian yang sudah dihasilkan Prof. Delvac.

“Dalam kurun waktu sepuluh tahun, saya hanya meneliti molekul.

Semuanya tentang mekanisme molekuler terjadinya kegagalan jantung,” tegasnya.

Selain itu menurut Prof. Delvac, penting agar para peneliti dikenal publik. Ia juga memberi saran terhadap mahasiswa dan calon peneliti. “Meskipun sudah lulus, peneliti harus tetap menjalin hubungan dengan promotor dan co-promotor,” tutur Prof. Delvac.

Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi UNAIR Prof. Hery Purnabasuki, Ph.D, yang juga hadir dalam kuliah tamu itu mengatakan, dosen sudah semestinya melakukan penelitian dan publikasi. Penelitian adalah hal mutlak, bukanlah beban.

“Semua dosen harus melakukan publikasi. Ini bukan beban. Harus berkontribusi sekecil apapun karena kita memiliki kewajiban, komitmen untuk itu,” ujar Prof Hery. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

(14)

Kuatkan Kolaborasi, IOP UNAIR Undang Alumni dari Kampus di Eropa

UNAIR NEWS – Untuk memperkuat jejaring kerja sama antara Universitas Airlangga dengan perguruan tinggi di luar negeri, keberadaan alumni merupakan kunci penting kesuksesan kolaborasi. Berkaitan dengan hal itu, International Office and Partnership (IOP) UNAIR mulai mengumpulkan para pengajar UNAIR yang merupakan lulusan perguruan tinggi luar negeri.

Bertempat di Kahuripan 301, Selasa (2/8), sebagian kecil lulusan berbagai kampus di negara-negara Eropa berkumpul untuk membicarakan penguatan kerjasama kelembagaan. Sekretaris IOP Margaretha Rehulina, M.Sc mengatakan, pertemuan semacam ini penting dilakukan untuk memetakan potensi bidang kerjasama antara UNAIR dengan kampus-kampus di Eropa.

“Barangkali dari rekan-rekan atau bapak dan ibu masih ada yang berhubungan dengan supervisor, alangkah baiknya bisa ikut mengembangkan kerjasama di antara UNAIR dengan kampus tempat bapak dan ibu studi dulu,” tutur Margaretha kepada para alumni yang datang.

Sebagian kecil pengajar UNAIR yang berkumpul dalam pertemuan ini berasal dari berbagai kampus dari negara-negara seperti Jerman, Belanda, Prancis, Inggris, dan Hungaria. Setelah para pengajar ini dikumpulkan per kawasan benua, mereka dibagi sesuai dengan asal kampus suatu negara.

Dari pertemuan kali ini, mereka diminta untuk membantu pendataan para pengajar UNAIR yang merupakan lulusan dari kampus di Eropa. Selain itu, mereka diminta untuk memetakan

(15)

potensi bidang kerjasama yang bisa dikolaborasikan antara UNAIR dengan kampus-kampus di Eropa.

Salah satu pengajar UNAIR lulusan kampus di Prancis Drs. Eto Wuryanto, DEA, menyambut baik adanya usulan forum. Menurut Eto lulusan Universitas Montpellier II Prancis, forum ini menjadi sebuah ajang pertemuan guna mempererat para lulusan disuatu kawasan. Selain itu, akan ada bidang-bidang kerjasama yang akan dikolaborasikan sesuai dengan pertemuan rapat yang akan digelar tiap negara.

Pertemuan alumni tiap kawasan ini akan dimanfaatkan oleh UNAIR untuk memperkuat kerjasama antarinstitusi. Setelah pertemuan alumni UNAIR kawasan Eropa digelar, nantinya akan digelar forum-forum alumni UNAIR dari luar kawasan Eropa, seperti Australia, Jepang, dan Amerika. (*)

Penulis : Defrina Sukma S.

Editor : Binti Q. Masruroh

Airlangga Summer Program, Ajak Mahasiswa LN Pelajari Jamu dan Gamelan

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga punya beragam cara untuk menarik minat mahasiswa luar negeri. Salah satunya adalah melalui kegiatan yang ditawarkan International Office and Partnership (IOP) yaitu Airlangga Summer Program (ASP) tahun 2016. Kali ini, IOP mengangkat tema ‘Indonesian Traditional Medicine and Cultures’. Dalam kegiatan ASP 2016, IOP mengajak 21 mahasiswa asing dari berbagai universitas terkemuka di dunia untuk mempelajari budaya tradisional Jawa mulai tanggal

(16)

25 Juli sampai 5 Agustus 2016.

“Sebuah kebanggaan bagi UNAIR bisa menjadi tuan rumah bagi mahasiswa dari Asia, Eropa, bahkan Amerika. Kalian bisa mengenal beragam budaya di Indonesia selama 10 hari. Saya berharap kalian dapat menikmati seluruh proses kegiatan ASP ini,” sambut Direktur Pendidikan Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih pada pembukaan ASP 2016 di Aula Kahuripan, Senin (25/7).

Pada kegiatan ASP 2016 kali ini, peserta dikenalkan dengan obat-obatan tradisional (jamu) dan musik tradisional Indonesia. Pada materi obat-obatan, peserta diberi pemaparan mengenai praktik pengobatan tradisional. Sedangkan, pada materi musik tradisional, peserta diajak untuk memainkan alat- alat musik gamelan.

Pada Selasa, (26/7), peserta ASP 2016 disuguhi oleh penampilan Badan Semi Otonomi FIB UNAIR, Pakar Sajen, yang menampilkan musik gamelan di Aula Siti Parwati. Setelah menyaksikan penampilan dari Pakar Sajen, para peserta terlihat tertarik dengan mencoba memainkan instrumen khas Jawa tersebut.

Tawarkan kredit

Dewi Sartika, M.Ed, selaku Manajer Kelas Internasional IOP UNAIR menjelaskan, pelaksanaan ASP 2016 ini berbeda dengan tahun 2015. Kali ini, mahasiswa peserta ASP akan mendapatkan transfer kredit sebelas mata kuliah yang diikuti selama program berlangsung.

“Yang berbeda adalah tahun ini kita menawarkan kredit mata kuliah, ada tiga belas kali perkuliahan. Jadi mahasiswa nanti akan mendapatkan nilai, dan nilanya itu nanti bisa ditransfer,” ujar Dewi.

Ke depan, Dewi berharap, seluruh fakultas di UNAIR dapat memberikan penawaran program pada kegiatan ASP, sehingga para peserta ASP bisa mengetahui keunggulan UNAIR dari berbagai

(17)

bidang.

“Kita coba tahun depan menawarkan lebih banyak lagi tema untuk ASP, salah satunya adalah safari program. Ini adalah kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan. FKH itu akan memberikan perkuliahan tentang exotic animal and wild life medicine, dan FPK akan memberikan perkuliahan tentang marine biology,” ujar Dewi. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S.

UNAIR dan Kampus Nomor Satu di Asia Bahas Konsep Smart City

UNAIR NEWS – Penerapan kota cerdas (smart city) saat ini sedang menjadi perbincangan di berbagai belahan kota di dunia.

Berbagai langkah untuk mewujudkan kota cerdas dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi salah satu landasan diadakannya kegiatan Indonesia Leg of 2nd ASIAN Undergraduate Summit “Smart Education in Community Health”.

Indonesia Leg of 2nd ASIAN Undergraduate Summit berlangsung selama enam hari. Salah satu rangkaian kegiatannya yaitu memberikan gambaran mengenai konsep kota cerdas yang diterapkan di Surabaya. Sembilan mahasiswa National University of Singapore (NUS) dan sepuluh mahasiswa UNAIR terpilih berkesempatan mengikuti diskusi mengenai konsep kota cerdas yang diadakan di Aula Kahuripan UNAIR, Senin (13/6).

Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM.,

(18)

selaku Wakil Rektor I menuturkan, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, mahasiswa yang hadir nantinya dapat lebih memahami beragam permasalahan yang terjadi di Indonesia, khusunya Surabaya. Bagi Prof Djoko, konsep kota cerdas yang diterapkan di Surabaya merupakan langkah berkelanjutan untuk m e n a n g a n i b e r a g a m m a s a l a h , s e p e r t i t r a n s p o r t a s i , infrastrukutur, dan kesehatan. Prof. Djoko juga mengatakan bahwa beragam solusi yang telah diterapkan untuk menangani beragam masalah yang ada di Suarabaya ini bisa menjadi media belajar bagi para peserta.

“Setelah ini kalian akan banyak belajar. Saya percaya kedepan kalian bisa melakukan hal lebih,” tegasnya.

Turut hadir dalam cara tersebut Ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji.

Pihaknya mengatakan, langkah kota cerdas yang diterapkan Surabaya berangkat dari prakiraan tahun 2035 mendatang yang mana 70% penduduk dunia akan tinggal di kota. Ia menambahkan, masalah hari ini seperti air dan kemacetan sudah cukup membuat resah warga.

“Bisa dibayangkan, kalau kita tidak melakukan langkah kota cerdas mulai hari ini apa jadinya nanti?,” jelasnya.

Senada dengan ketua Bappeko, Prof. Johan Silas selaku pakar Planalogi Surabaya mengatakan, konsep kota cerdas meliputi banyak aspek dan tidak sekedar menggunakan kecanggihan teknologi saja. Langkah terobosan dalam dunia kesehatan, kelengkapan transportasi, dan berbagai hal yang menunjang perekonomian menjadi bagian penting kota cerdas.

“Kemampuan yang kalian miliki bisa untuk mewujudkan kota cerdas. Apapun, lakukan dan berikan bagi yang membutuhkan,”

tegasnya.

Selepas acara, Anis Wulandari mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat menuturkan bahwa keikutsertaannya dalam acara tersebut selain memang merupakan bagaian dari studinya juga

(19)

ingin semakin memahami makna dari konsep kota cerdas.

“Materinya sangat membuka pikiran, sehingga kami tahu apa makna kota cerdas yang sebenarnya. Dengan begitu kami tahu bagaimana harus menempatkan diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” jelasnya.

Senada dengan Anis, Dexter Thing selaku mahasiswa NUS mengatakan, selain sesuai dengan jurusannya, ia juga bisa mengetahui hal-hal yang sudah diimplementasikan di Surabaya dalam bidang kesehatan. Pengetahuan tersebut nantinya bisa ia bawa ke Singapura.

“Yang sudah disampaikan dalam materi ini memberikan arti yang s e b e n a r n y a d a r i m a k n a c e r d a s . H a l - h a l y a n g b i s a diimplementasikan di Surabaya nantinya memang tidak serta- merta langsung kami aplikasikan di Singapura. Kami lihat dulu.

Sehingga bisa cocok untuk masyarakat di sana,” jelasnya.

Ditemui di ruang kerjanya, Ketua International Office and Partnership (IOP) UNAIR Dian Ekowati, Ph.D., menuturkan, program kerjasama IOP dan Direktorat Pendidikan ini diadakan untuk memfasilitasi mahasiswa agar bisa mengasah kemampuan kearah global. Hal tersebut juga sebagai upaya mewujudkan visi UNAIR menuju kampus kelas dunia. Ia juga menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut mahasiswa UNAIR dan NUS bisa saling memahami konsep kota cerdas menurut negara mereka masing- masing.

“Pemahaman kota cerdas mereka memang berbeda. Dengan kegiatan seperti ini, kan jadi tahu konsep kota cerdas di Surabaya, begitu juga sebaliknya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Binti Q. Masruroh

Referensi

Dokumen terkait

Pengunjung dari kalangan pesantren, majelis dzikir, dan rombongan-rombongan pengajian yang datang harus berjalan kaki sekitar 500 meter dari pintu masuk Dusun

Stoga je cilj ovog rada bio prema direktivi europske komisije odrediti mikrobiološku ispravnost lubina ( Dicentrar- chus labrax ) te dagnji ( Mytilus galloprovincialis )

Dia ingin bersikap adil terhadap setiap orang, bahkan orang yang tidak dikenalnya sekalipun 4 Penting baginya untuk memperlihatkan kemampuannya.. Dia ingin

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Glasser dkk, Collin dkk dan Midena E dkk yang menemukan bahwa nilai photostressrecovery

Melihat latar belakang diatas bahwa selama ini Lembaga Bimbingan Belajar Viara 58 (LBB Viara 58) dalam me- ngolah dan melakukan penilaian nilai tiap-tiap peserta

Thamrin No.2 Jakarta 10350 dengan tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia terdekat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud

Standar Jenis dan Jumlah Ruang Rumah Dinas untuk Kepala BPOM, pejabat Eselon I, pejabat Eselon II, pejabat Eselon III, dan pejabat Eselon IV di Lingkungan Badan Pengawas

21 Saya pernah berdebat tentang fiture-fiture yang ditawarkan IM3 dengan produk lain.. 22 Saya cenderung sering menggunakan IM3 dalam