• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM ) TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT.LOKA ENERGI SPBU KABUPATEN BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM ) TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT.LOKA ENERGI SPBU KABUPATEN BANTAENG"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM ) TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA

PT.LOKA ENERGI SPBU 74.924.01 KABUPATEN BANTAENG

INDRA RIZALDI 10572 02198 10

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

PENGARUH KEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM ) TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA

PT.LOKA ENERGI SPBU 74.924.01 KABUPATEN BANTAENG

INDRA RIZALDI 10572 02198 10

Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Tinjauan Kebijakan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Pada PT. Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng.

Nama Mahasiswa : Indra Rizaldi No. Stambuk : 10572 02198 10

Jurusan : Manajemen

Telah Dilakukan Pembimbingan Skripsi Dan Dinyatakan Layak Untuk Mengikuti Ujian Skripsi Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, April 2014 Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM Megawati, ST., MM

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Moh. Aris Pasigai, SE., M.M

(4)

HALAMAN PENGESAHAAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dengan surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 098 Tahun 1435/2014 dan telah dipertahankan di depan penguji pada hari Rabu Tanggal 21 Mei Tahun 2014, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Serjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 21 Mei 2014 Panitia Ujian :

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M. Pd. (...) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (...) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (...) (Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji :

a. Dr.H.Abd.Rahman Rahim, SE., MM (...)

b. Dr. Alfatih Manggabarani, SE., MM (...)

c. Drs. Muh Asdi, MM (...)

d. Megawati, ST., MM (...)

(5)

MOTTO

harta termahal yang ada dalam diri itu adalah

sebuah kesabaran yang di dampingi dengan doa & usaha yang tulus.,,,,

(Pribadi)

air mataku membuat mereka tertawa tapi aku yakin ini akan menjadi sebuah kebahagian nantinya, biarlah aku menangis jika itu akan membuat suasana lebih baik dari pada aku tertawa tapi batinku menangis.,,,,

(pribadi)

mereka yang menyanyangimu adalah mereka yang membuatmu menangis dan merenung bukan mereka yang membuatmu larut dalam tawa, MEREKA YANG

MENYANYANGIMU AKAN MENEGUR JIKA ENGKAU PUNYA SALAH.

TANPA MEMANDANG DIRMU dari kejauhan SAJA.,,,,,,

(pribadi)

DAN AKHIRNYA MELALUI BANYAK RINTANGAN AIR MATA DAN KERINGAT, usaha dan perjuangan., serta dukungan dan doa dari mereka yang tercinta KARYA KECIL INI TERCIPTA Kupersembahkan karya ini

SPESIAL kepada kedua orang tuaku dan saudara-saudariku serta

keluargaku yang banyak memberiku bantuan moril dan materialnya, dan juga teman2ku.

(6)

ABSTRAK

INDRA RIZALDI. 2014. Pengaruh Kebijakan Subsidi Harga Bahan Bakar Minyak (Bbm) terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr. Abd Rahman rahim S,E.,M,M dan Megawati S.T.,M.M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan subsidi harga bahan bakar minyak terhadap peningkatan volume penjualan Pada PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng

Penelitian dilakukan dengan metode analisis data kuantitatif yaitu komperatif dan regresi sederhana dimana komperatif ialah membandingkan volume penjualan 5 tahun terakhir yaitu mulai dari tahun 2009 – 2013 sedangkan regresi sederhana yaitu menganalisa bagaimana pengaruh kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) terhadap penigkatan volme penjualan.

penelitian disimpulkan bahwa pengaruh kebijakan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume penjualan karena 99% kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan pada PT.Loka Energi SPBU 74.924.01, sedangkan 1% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil t hit =12,15 dan t tab

=2,35 karena t hit > t tab , Hal ini di sebabkan karena adanya kebijakan kebijakan yaitu kebijakan langsung dan kebijakan tidak langsung yang berpengaruh terhadap penentuan tingkat harga jual, masalah pendistribusian dan pengurangan pasokan bahan bakar minyak (BBM) sehingga kinerja fungsi layanan jual tidak maksimal.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji, puja dan syukur bagi Allah SWT sang penguasa kerajaan langit dan bumi, berkat rahmat dan hidayahnya akhirnya penulis dapat menyelesaika skripsi ini, syalawat Salam tercurah kepada Nabiullah Muhammad SAW. yang dimana telah melangitkankan hingga mengebumikan Syariat Islam hingga pada saat ini pendidikan menjadi sumber utama dalam hal meningkatkan iman dan taqwa.

Dalam penyusunan skripsi ini, berbagai cobaan ditemui maupun kesulitan, rintangan dan hambatan yang penulis temui sejak dari awal pembuatan skripsi ini hingga menjelang penyelesaiannya tetapi dapat teratasi berkat bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada :

1. Teristimewa Ibu saya Rosdiana serta saudara kandungku tercinta Taufiq randi, Sulfajri. Dimana dengan berkat dan doa tulusnya yang selama ini banyak berkorban lahir dan batin dalam mendidik,membina dan membesarkan ananda tidak di sia-siakan dalam penyelesaian studi ,mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Dengan derai air mataku bersimpuh memohon maaf yang sebesar-besarnya kuwujudkan dalam bentuk pengabdian menyongsong masa depan mengembang ilmu pengetahuan.

(8)

2. Bapak Dr. Irwan Akib M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar ( UNISMUH ).

3. Bapak Dr.H.Abd.Rahman Rahim,SE.,MM dan Megawati ST,MM masing- masing sebagai Dosen Pembimbing I dan II penulis,yang telah banyak meluangkan waktunya dalam mengarahkan dan membimbing untuk menyatuhkan wahana sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung,MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Moh.Aris Pasigai,SE.,MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak dan Ibu dosen serta para Asisten Dosen pada Universitas Muhammadiyah Makassar ( UNISMUH ) yang telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Pimpinan PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng beserta para karyawan yang telah bersedia menerima dan memberikan data atau informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan pembahasan skripsi.

8. Spesial untuk sahabat setiaku dan seperjuangan Pada Sefakultas baik itu jurusan Manajemen maupun akuntansi angkatan_2010 Alvind , Rusli, Muh Irwan, Accunk, Irwan Paris, Jiul , ikbal , sabri , shahril . Terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan kepada penulis.

9. Dan tentunya tak lupa pula saya berterima kasih kepada kakanda Andi Patimbangi dan kakanda Ikbal yang telah banyak membantu saya di dalam

(9)

memberikan motivasi dan support agar lebih giat di dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Seluruh kawan-kawan Kelompok Studi Dan Karya Putra Putri Bantaeng (KOSKAR PPB )

Kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan, baik moril maupun materil hingga tulisan ini dapat terselesaikan, penulis memohon kehadirat Allah SWT, Semoga senantiasa mendapat imbalan dan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Alma Mater.

Amin Ya Robbil Alamin.

Makassar, 02 Mei 2014

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Pemasaran ... 6

B. Pengertian Subsidi ... 9

C. Pengertian Perilaku Konsumen ... 10

D. Strategi Pemasaran ... 14

E. Mengukur dan Meramal Tingkat Permintaan ... 17

F. Pengertian Penjualan ... 21

G. Kerangka Pikir ... 23

(11)

H. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Metode Pengumpulan Data ... 26

C. Jenis dan Sumber Data ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Definisi Operasional ... 28

F. Metode Analisis ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

B. Tugas Pokok dan Fungsi ... 34

C. Jenis dan Volume Bahan Baku serta bahan penununjang ... 35

D. Analisis kebijakan Subsisi BBM ... 35

E. Analisis Volume Penjualan ... 41

F. Pengaruh Kebijakan Subsidi bahan bakar minyak (BBM) Terhadap Peningkatan Penjualan ... 42

BAB V KESIMPULAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jenis Peralatan Standar Yang digunakan dalam Proses produksi ... 34 Tabel 2 : Data Volume Penjualan Pada 5 tahun terakhir ... 40 Tabel 3 : Pengaruh Subsidi BBM Terhadap Volume Penjualan PT. Loka

Energi (SPBU 74.924.01 Tahun 2009-2013 ... 43

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dunia usaha dan kemajuan teknologi dari tahun ke tahun makin berkembang dengan cepat, pasar dipenuhi oleh berbagai jenis produk barang dan jasa yang memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Hal ini menimbulkan persaingan yang ketat kepada perusahaan yang sejenis dan para konsumen pun semakin kritis, sebab dengan banyaknya kebutuhan, konsumen mendapat keuntungan dengan berbagai macam pilihan produk yang ada sehingga mereka dapat memilih produk yang terbaik dengan harga murah.

Penomena yang terjadi sekarang ini adalah pasar pembeli, dimana konsumenlah yang menjadi raja, maka setiap perusahaan selalu berusaha menyiasati secara baik segala perkembangan lingkungan yang ada, sebab hal ini sangat menentukan apakah perusahaan mampu bertahan atau bahkan berkembang lebih maju. Agar perusahaan dapat bertahan dan mampu menang dalam persaingan bisnis maka perusahaan tersebut harus mampu membaca peluang pasar dengan memenuhi dan memproduksi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau perusahaan yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa jadi fungsi pemasaran berperan penting dalam membaca setiap peluang yang ada dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produknya.

Fungsi pemasaran merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan volume penjualan perusahaan. Fungsi pemasaran di dalam suatu

(14)

perusahaan adalah untuk mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen, menentukan pangsa pasar yang tepat, menentukan produk yang dibuat, harga serta promosinya dan memuaskan para konsumen. Dalam hal ini, diperlukan strategi pemasaran yang baik, kebijakan-kebijakan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan volume penjualan dengan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Fungsi pemasaran harus dilaksanakan secara efisien, ekonomis dan efektif untuk mencapai suatu kondisi perusahaan yang sehat karena fungsi ini biasanya mengarahkan sumber daya dalam jumlah yang besar dan merupakan fungsi yang menentukan volume penjualan perusahaan, sehingga apabila terjadi penyimpangan akan mengakibatkan kerugian yang cukup material dan mempengaruhi tingkat penjualan.

Usaha pemasaran harus selalu dikembangkan secara dinamis sehingga usaha produksi yang dilakukan dapat berhasil mencapai sasaran. Untuk mencapai sasaran terserbut bagian pemasaran harus (1) Mengadakan analisis pemasaran tentang selera dan kesukaan pelanggan, dan perubahan-perubahan dalam pasar dan karakteristik pelanggan. (2) Membangun strategi pemasaran khusus untuk mengevaluasi kemungkinan produk baru. (3) Inisiatif dalam strategi pemasaran untuk mendukung proyeksi penjualan jangka panjang dan jangka pendek. Oleh karena itu, kegiatan pengolahan atau industri dan pemasaran merupakan komponen penting dari sistem usaha keseluruhan (total business sistem) dalam rangka memberikan kepada konsumen barang atau jasa yang dapat pmemuaskan atau memenuhi kebutuhannya. Bersama-sama kombinasi produksi dan pemasaran memberikan empat dasar daya guna ekonomis, yaitu daya guna karena bentuk,

(15)

tempat, waktu, dan pemilikan, dengan kepuasaan konsumen, konsumen dapat diarahkan secara ekonomis karena daya guna atau utilitas merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Permasalahan yang dihadapi PT. Loka Energi SPBU 74.924.01 yang bergerak di bidang pemasaran bahan baku adalah adanya kebijakan kebijakan yang berpengaruh terhadap penentuan tingkat harga jual , masalah pendistribusian dan pengurangan pasokan BBM sehingga kinerja fungsi layanan jual tidak maksimal dan mengakibatkan ditutupnya beberapa Spbu . Data yang diperoleh tetang kondisi volume penjualan mulai dari berdirinya yaitu tahun 2008 sampai tahun 2012 adalah rata rata volume penjualan pertahun sebesar 11.520 ton . Pada awal tahun 2013 volume penjualan menurun sekitar 30 % atau 7200 ton pertahunnya . Hal ini di perkirakankan karena di pengaruhi oleh adanya kebijakan harga pengurangan subsidi bbm yang mengakibatkan harga jual meningkat dari harga Rp .4.500 menjadi Rp 6.500. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh kebijakan Subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Pada PT. Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diajukan adalah, sebagai berikut : "Bagaimana pengaruh kebijakan Subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) Terhadap peningkatkan volume penjualan pada PT. Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng.

(16)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah di atas, yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebijakan Subsidi harga Bahan Bakar minyak Minyak (BBM) terhadap peningkatan volume penjualan pada PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng.

b. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada program studi manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhamadiyah makassar

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis:

Adapun yang menjadi manfaat penelitian secara praktis, yaitu:

a. Untuk memberikan bahan masukan kepada perusahaan atau badan usaha lainnya tentang pengambilan keputusan dalam pendistribusian untuk meningkatkan penjualan.

b. Masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih berpartisipasi secara aktif dalam memajukan

pertumbuhan ekonomi.

(17)

Adapun yang menjadi manfaat penelitian secara teoritis, yaitu:

1) Peneliti, dapat digunakan sebagai sarana untuk menelah sejauh mana fungsi pengetahuan yang telah diperoleh dibandingkan dengan penerapan ilmu dalam praktek.

2) Menambah referensi bacaan sekaligus sebagai bahan kajian lebih lanjut terutama bagi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.

3) Sebagai masukan dan bahan informasi kepada perusahaan.

4) Sebagai acuan dan bahan pustaka untuk penelitian lanjutan pada obyek yang sama.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran

Sebagaimana diketahui bahwa pemasaran ialah bagaimana cara meningkatkan volume penjualan hasil produksi, karena biasanya hasil produksi susah untuk menembus pemasaran sebab kapan hasil produksi tidak bersaing, maka tidak bisa pula bersaing hasil produksinya di pasaran.

Dalam membicarakan pengertian pemasaran kita harus melihat beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran karena dalam memberikan defenisi pemasaran kita sering menjumpai beberapa penafsiran yang dapat memberikan estimasi bagaimana cara meningkatkan volume penjualan sesuai dengan titik pandang masing-masing ahli. Pada dasarnya prinsip-prinsip ini secara umum defenisi-defenisi tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu bahwa kegiatan atau aktivitas pemasaran barang dan jasa bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang/jasa tetapi lebih luas dari pada itu.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pemasaran berarti suatu aktivitas atau kegiatan manusia berlangsung dalam kaitannya jual beli di pasar, atau berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

Berhasil tidaknya pencapaian tujuan tersebut tergantung bagaimana memasarkan suatu produk itu sendiri sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

(19)

Pemasaran merupakan suatu proses pemilihan, pasar mana yang akan kita masuki, produk apa yang kita pasarkan, berapa harga yang kita tetapkan serta distributor mana yang akan kita gunakan. Oleh sebab itu, maka sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk volume peningkatan penjualan. Dalam hal ini bukan semata-mata didasarkan pada selera dan pemenuhan keinginan di dalam memasarkan produknya agar supaya produk yang ditawarkan itu dapat terjual.

Untuk memperjelas pengertian pemasaran ini, maka dikutip dari beberapa para ahli Sarjana, menurut Hasan (2008:1), mengemukakan definisi pemasaran adalah Pemasaran (Marketing) merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham).

Kasmir dan Jakfar (2003:74) mengemukakan bahwa Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Selanjutnya, menurut William J. Stanton yang dikutip dalam Swastha dan Irawan (2008:5), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Kalau kita menelah lebih jauh definisi tersebut, maka pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem yang terkait untuk membuat perencanaan,

(20)

penentuan harga, melaksanakan promosi, mendistribusikan barang dan jasa dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen.

Yazid (2005:13), mengemukakan bahwa pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada pasar.

Sedangkan Winardi, Azas-Azas Marketing (2002:10), mendefinisikan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan aktivitas dunia usaha yang mengamati arus benda-benda serta jasa-jasa pada produsen ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.

Dari definisi tersebut di atas menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan proses pemindahan barang atau jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan menggunakan suatu keseluruhan distribusi dalam rangka memperlancar arus pertukaran barang atau jasa tersebut.

Selain itu, Pengertian pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip Kotler dan Keller (2007:94), yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan adalah Suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelolah hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

Salah satu dari beberapa kegiatan manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan adalah melakukan suatu proses pertukaran, jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemasaran diciptakan oleh para penjual dan pembeli atau lebih dikatakan bahwa pemasaran diciptakan oleh para produsen dan

(21)

konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang jumlahnya tidak terbatas. Jelas bahwa antara produsen dan konsumen senantiasa berusaha untuk mencari kepuasan dengan cara meraih keuntungan, sedangkan dalam pihak para konsumen memenuhi kebutuhan prestasi pemilikan barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen.

Dengan memperhatikan beberapa definisi pemasaran yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran serta usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.

B. Pengertian Subsidi

Subsidi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang mana pemerintah memberikan bantuan kepada pengusaha domestic sehingga biaya produksi akan berkurang lebih murah , bantuan ini dapat berupa bantuan modal langsung kepada pengusaha domestic ataupun penurunan harga bahan baku dengan cara di biayai oleh pemerintah , secara umum pengertian subsidi yaitu penetapan harga beli dibawah harga umum , harga umum dalam hal ini dapat mengacu pada harga internasional atas komoditi yang sama maupun ongkos pruduksi, dengan demikian subsidi BBM dalam hal inidapat berarti penetapan harga BBM di bawah harga internasional atau ongkos produksi BBM

(22)

C. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat berpengaruh dalam meningkatkan minat bagai salah satu bagian daripada peningkatan volume penjualan. Menurut Simorangkir, Marketing Praktis, (2004:48) perilaku konsumen adalah merupakan suatu keputusan terpadu (marketing mix) yang diteliti keseimbangannya dan diberikan identitasnya yang jelas agar sasaran tercapai dan dapat meningkatkan usaha kecil.

Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi para konsumen dalam rangka menentukan pilihannya mengenai produk apa yang dikonsumsinya. Faktor-faktor tersebut antara lain tingkat pendapatan, pendidikan dan status sosial yang disandang oleh para konsumen yang secara potensial akan mengkonsumsi barang yang akan dipasarkan diperusahaan. Ketiga faktor ini akan turut berpengaruh bagi perilaku konsumen sehingga perusahaan perlu mengkajinya, sehubungan dengan upaya perusahaan didalam meningkatkan volume penjualan.

Melakukan suatu kajian atau studi terhadap perilaku konsumen dalam memainkan peranan untuk meningkatkan volume penjualan barang, akan diperoleh suatu petunjuk yang konkret mengenai perlu tidaknya perusahaan melakukan perluasan dan penyebaran produk-produknya dipasar yang telah disesuaikan dengan perilaku konsumen.

Sehubungan dengan hal ini maka Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran (2001:12), dalam tulisannya mengemukakan bahwa dengan mengkaji perilaku konsumen tersebut, perusahaan dapat mengetahui diagnosa tentang siap dan apa serta bagaimana kebenaran mengenai pemakaian suatu produk. Hasil pengkajian

(23)

tentang perilaku konsumen tersebut digunakan oleh perusahaan untuk menentukan perlu tidaknya perusahaan merubah strategi pemasaran produknya.

Dengan demikian, jelas terlihat bahwa aspek perilaku konsumen perlu mendapatkan perhatian dari unsur manajemen perusahaan, saat mana perusahaan yang bersangkutan akan merencanakan untuk mempertahankan posisinya dipasar.

Meskipun terdapat banyak faktor yang memungkinkan suatu perusahaan untuk mempertahankan posisinya dipasar, namun masalah perilaku konsumen ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius, khususnya bagi barang-barang industri yang pangsa pasarnya berada pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan relatif tinggi.

Secara lebih konkret dapat dikemukakan bahwa unsur perilaku konsumen dalam pembelian barang, pada dasarnya mencerminkan tanggapan atau respon mereka terhadap berbagai rangsangan pemasaran. Tanggapan atau respon tersebut terutama terlihat melalui berbagai bentuk pewadahan produk, harga, daya tarik advertensi dan unsur lainnya yang berdampak secara psikologi bagi konsumen serta sosial budaya.

Mengenai perlunya perusahaan menelaah mengenai perilaku konsumen tersebut, maka perlu adanya perincian mengenai dimensi penting dari unsur prilaku konsumen. Sehubungan dengan konteks ini, maka Yanti B. Sugarda, Kerangka Strategi Perusahaan (2000:214), membedakan adanya tiga dimensi perilaku konsumen dalam konteks pembelian suatu produk, dimana dimensi- dimensi tersebut meliputi :

(24)

1. Dimensi cognitive (pikiran), 2. Dimensi effective (perasaan), 3. Dimensi conative (perbuatan).

Komponen cognitive merupakan elemen rasional yang dipergunakan dalam proses penelaahan secara mental mengenai adanya perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang. Komponen efektive merupakan elemen emosional serta adanya unsur perasaan yang secara alamiah berada pada setiap individu yang akan mengkonsumsi barang. Komponen conative merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan sehingga konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar.

Meskipun adanya kebebasan bagi konsumen untuk dapat menentukan pilihannya dalam mengkonsumsi suatu produk-produk industri yang mana, namun dalam kenyataannya ini konsumen senantiasa dibatasi oleh berbagai variabel yang secara kualitatif berkembang dalam lingkungan pemasaran. Variabel-variabel tersebut adalah nilai sosial merupakan kemasyarakatan yang senantiasa berkem- bang, seperti dengan menjamurnya penjualan minuman keras dengan berbagai merek yang tentu saja hal ini bertolak belakang dengan nilai religius yang dianut oleh berbagai pemeluk agama yang ada disekitarnya.

Untuk kepentingan penelaahan seperti ini, perusahaan semakin dituntut untuk mencermati kondisi sosial masyarakat yang sedang berkembang. Implisit di dalamnya adalah orientasi tingkah laku konsumen atau masyarakat yang tidak

(25)

mungkin dilakukan suatu proses sosialisasi dalam usaha menyukseskan kegiatan pemasaran.

Dengan demikian, unsur tingkah laku manusia dalam memilih dan mengkonsumsi barang dan jasa, juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya dan nilai religius yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan oleh Sumarwan (2002:63), gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan pada akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Hal ini tentu saja membawa implikasi yang penting artinya dicermati oleh perusahaan- perusahaan yang dalam kegiatannya memproduksi sejumlah produk yang akan di pasarkannya kepada masyarakat tersebut. Secara konkret, persoalan perilaku tersebut mencerminkan nilai-nilai budaya yang masih dijunjung tinggi masyarakat, sehingga perusahaan perlu melakukan tindakan yang bersifat hati-hati guna menghindari kemungkinan terjadinya dampak yang dapat merugikan proses kelangsungan usaha pemasaran yang dijalankannya.

Derajat pengaruh perilaku konsumen terhadap usaha pemasaran yang dilaksanakan perusahaan, akan sangat ditunjang oleh besarnya kaitan barang dan jasa yang ditawarkan di pasar, serta dengan nilai-nilai budaya dan standar normatif dari komunitas, masyarakat dan sejumlah pranata sosial yang melembaga dalam sistem sosial ke masyarakat setempat. Menurut Bloemer et al, (1998), dalam Karsono (2007:57), Konsumen akan membuat perbandingan antara yang mereka berikan dengan apa yang mereka dapat. Unsur ini, selain unsur-unsur lainnya adalah sama pentingnya untuk dijadikan sebagai salah satu rujukan di dalam menetapkan strategi pemasaran perusahaan.

(26)

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (2002:96), menyatakan bahwa yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah logika pemasaran dan berdasarkan hal itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya.

Perilaku konsumen terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan dalam pemasaran.

Sedangkan Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran (2002:15), menerangkan bahwa peningkatan perilaku konsumen adalah sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan kondisi komunikasi yang tepat.

Berdasarkan uraian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada masing- masing angkatan dan acuan serta alokasinya, utamanya sebagai tanggapan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah-ubah setiap saat.

D. Strategi Pemasaran

Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan eksternal dan internal perusahaan, serta analisa kesempatam dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungan. Di samping itu perilaku konsumen yang telah ditetapkan dan dijalankan harus dinilai kembali, apakah sesuai dengan keadaan dan kondisi pada saat ini ataukah telah harus mengalami perubahan-

(27)

perubahan dengan menerapkan strategi pemasaran lain dengan memungkinkan kondisi pemasaran yang diharapkan. Dengan demikian perusahaan senantiasa mencapai tujuan memaksimasi penjualannya.

Agus Maulana (2003:157), mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu.

Peningkatan pemasaran mengharuskan para manager untuk memusatkan perhatian pada empat tugas untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan :

1. Analisis kesempatan pasar 2. Pemilihan pasar sasaran

3. Pengembangan bauran pemasaran (marketing mix) 4. Manajemen pemasaran

Sedangkan Simorangkir, Marketing Praktis (2004:48), memberikan definisi tentang strategi pemasaran adalah merupakan suatu keputusan terpadu (marketing mix) yang diteliti keseimbangannya dan diberikan identitasnya yang jelas agar sasaran tercapai dan dapat meningkatkan usaha kecil.

Stanton, Marketing Praktis (2000:112), menyatakan bahwa dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sejumlah opsi yang ada seperti penerapan konsep dan kebijaksanaan bauran pemasaran atau marketing mix.

Marketing Mix adalah segala sesuatu hal yang dapat perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya. Mengenai konsep marketing mix ini. Menurut Philip Kotler (2005:136), bahwa bauran pemasaran (marketing

(28)

mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Jika perusahaan telah memutuskan suatu strategi penentuan posisinya di pasar, maka hal tersebut bahwa perusahaan telah siap memulai suatu perencanaan yang terperinci mengenai marketing mix. Dengan demikian maka konsep marketing mix merupakan suatu konsep utama dalam pelaksanaan pemasaran modern dewasa ini.

Marketing mix terdiri atas segala tindakan yang mengakibatkan perusahaan melakukan suatu kebijaksanaan yang sifatnya mempengaruhi peningkatan permintaan akan produk-produknya di pasar. Kegiatan yang dilaksanakan guna mempengaruhi permintaan akan produk-produk perusahaan tersebut, pada dasarnya mencakup faktor-faktor internal yang dapat dikendalikan perusahaan sehingga dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk dijalankan terpadu.

Beberapa definisi di atas, bahwa strategi pemasaran memang perlu ditetapkan, agar produk yang akan dilemparkan ke pasar tidak lagi memilih sasaran yang akan dicapai, tetapi yang terpenting, yaitu :

1. Produk yang akan dipasarkan telah dikenal oleh masyarakat umum yang disertai dengan penyuluhan.

2. Lokasi dimana perusahaan berproduksi tidak menyulitkan bagi konsumen.

Untuk mendapatkan kredit.

3. Kualitas produk terjamin dan telah mendapat pengakuan dari masyarakat umum.

(29)

4. Sumber daya manusia yang digunakan sebagai tenaga kerja sudah terdidik dan terlatih, sehingga tidak dikhawatirkan lagi tentang service dan pelayanan kepada konsumen tidak diragukan lagi.

5. Dapat memberikan kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen.

E. Mengukur Dan Meramal Tingkat Permintaan

Dalam pelaksanaan usaha pemasaran, semua perusahaan yang bergerak secara ekspansi memerlukan suatu rangkaian mekanisme kerja sehingga produk yang ditawarkan di pasar dapat bertahan lama. Konteks ini sebenarnya berkaitan erat dengan upaya manajemen untuk dapat mempertahankan periode pertumbuhan dan tahap kedewasaan atas produk yang ditawarkannya di pasar sasaran.

Pada setiap jenis pengukuran permintaan, mempunyai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian, sebuah perusahaan dapat membuat suatu ramalan jangka pendek mengenai adanya permintaan total akan suatu jenis produk untuk dijadikan sebagai dasar dalam pemesanan bahan-bahan baku, kegiatan perencanaan produksi dan penjadwalan pembiayaan yang bersifat jangka pendek.

Meskipun demikian, ramalan jangka panjang adalah sama pentingnya untuk dapat dilaksanakan perusahaan, manakala perusahaan yang bersangkutan melayani sejumlah konsumen regional dan juga yang berskala nasional.

Konteks ini penting artinya kepentingan perluasan pasar (market area) yang sehingga membawa manfaat jangka panjang bagi kelangsungan usaha pemasaran perusahaan.

(30)

Menurut Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (2001:98), mendefenisikan mengenai permintaan pasar, seperti di kutip berikut ini permintaan pasar untuk suatu produk adalah keseluruhan volume yang akan dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu, dalam daerah geografis tertentu, dalam waktu singkat tertentu dan dalam lingkungan pemasaran tertentu, dibawah tingkat dan ramuan upaya pemasaran industri tertentu.

Hal yang penting untuk disadari oleh manajemen adalah mengenai jumlah keseluruhan permintaan pasar. Konsep ini menekankan bahwa suatu jumlah produk yang tetap diminati konsumen, bukanlah merupakan suatu jumlah yang absolut, melainkan suatu fungsi-fungsi dari adanya kondisi tertentu yang salah satu diantaranya adalah tingkat dan ramuan upaya upaya pemasaran industri (mix of industri marketing effort).

Adapun yang lainnya adalah kondisi obyektif yang berkembang dalam lingkungan eksternal, seperti adanya kebijaksanaan pemerintah yang menetapkan tingkat harga untuk jenis produk tertentu, serta penentuan yang berkenan dengan areal pemasaran barang yang bersangkutan. Suatu peramalan penjualan dan permintaan konsumen sangat diperlukan dalam setiap sesion perencanaan usaha pemasaran.

Seorang manajer pemasaran dalam pekerjaannya diharapkan berinteraksi dengan manajer bidang produksi, diharapkan dapat menentukan suatu angka estimasi yang mana hal ini sangat berguna untuk menentukan kuota produksi, kegiatan dalam bidang perencanaan promosi, serta dapat dijadikan sebagai pedoman baku dalam konteks pengembangan produk.

(31)

Ketepatan ramalan penjualan akan dapat berkurang disaat mana pada periode pengukuran dan data yang diperlukan dalam melakukan estimasi, sangat minim diperoleh manajemen. Dalam hubungan ini, biasanya ramalan penjualan dibuat dalam periode triwulan dan tahunan serta terdapat diantaranya yang meliputi jangka waktu lima tahun, dimana periode ini mencerminkan adanya suatu jangkauan yang dibuat secara terpadu untuk melaksanakan kegiatan pemasaran.

Dengan demikian, jika perusahaan hanya memiliki data historis selama periode triwulan berarti ramalan yang dilaksanakan hanya meliputi triwulan semata, sedangkan jika datanya tahunan, maka ramalan yang dibuat juga dalam jangka waktu tahunan.

Demikian pentingnya arti peramalan ini, maka setiap usaha yang diarahkan untuk menelaah besarnya volume penjualan pada waktu yang akan datang, diperlukan berbagai judgement atau pendapat yang dapat dalam bentuk pendapat manajer, salesman, serta melalui peralatan analisis tertentu.

Hubungan ini, Basu Swasta DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (2002:234), telah menetapkan mengenai perangkat yang digunakan untuk kegiatan peramalan, yakni :

1) Pendapat manajer 2) Pendapat salesman 3) Modal matematis 4) Survei niat pembeli 5) Metode regresi.

(32)

Pentingnya pendapat manajer dimasukkan dalam usaha estimasi tingkat penjualan, dimungkinkan oleh karena para manajer memiliki seni berfikir yang levelnya tidak dapat disamakan begitu saja dengan karyawan lainnya. Umumnya dianggap bahwa para manajer tesebut memiliki tingkat kualifikasi tertentu, seperti daya analisis yang tajam, serta dengan pengalaman yang relatif besar.

Metode peramalan penjualan dengan melibatkan pendapat dikemukakan oleh para salesman, maka juga dipandang strategis artinya karena umumnya para salesman tersebut dapat mengetahui minat dan daya tarik dari para konsumen sehingga mereka mengkonsumsi barang. Dalam hubungan ini, para salesman dianggap sebagai ujung tombak bagi pelaksanaan usaha pemasaran perusahaan, sehingga perannya tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses menyukseskan usaha pemasaran produk perusahaan.

Selanjutnya, metode peramalan dengan jalan mengadakan survei niat pembeli dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang jumlah dan jenis produk yang diharapkan dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir atau para pemakai. Dalam hubungan ini maka dapat dibuat suatu estimasi mengenai permintaan suatu produk secara keseluruhan dengan jalan menanyakan secara langsung kepada para konsumen mengenai kebutuhannya akan produk perusahaan.

Metode peramalan dengan menggunakan peralatan analisa seperti model matematis, analisis time series serta metode regresi sederhana, dimaksudkan sebagai salah satu upaya yang dilakukan manajemen guna mengukur tingkat

(33)

permintaan produk yang dilakukan dengan menyediakan sejumlah data kuantitatif.

Biasanya, dengan menggunakan peralatan analisis statistik akan dapat diketahui besarnya volume penjualan pada masa yang akan datang, di mana penggunaan peralatan analisis statistik akan dapat diketahui besarnya volume penjualan pada masa yang akan datang, dimana penggunaan analisis kuantitatif tersebut mengabaikan berbagai variabel eksternal yang secara kualitatif tidak diukur perubahannya selama melaksanakan usaha pemasaran.

F. Pengertian Penjualan

Sebenarnya laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan pencerminan diri usaha-usaha perusahaan yang memberikan kepuasan konsumen. Untuk mencapai hal itu, perusahaan harus dapat menyediakan dan menjual barang atau jasa yang paling sesuai menurut konsumen dengan harga yang dapat dijangkau tetapi tidak merugikan produsen artinya dengan harga yang layak.

Dengan demikian, sasaran perusahaan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut serta untuk mencapai tujuan sebagai unit usaha adalah meningkatkan volume penjualannya.

Stanton (2000:8), memberikan definisi sederhana tentang penjualan, bahwa penjualan adalah bagian pemasaran itu sendiri adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran

Sedangkan Soehardi Sigit, Marketing Praktis (2001:186) memberikan batasan mengenai penjualan, menyatakan bahwa penjualan adalah sesuatu kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian pemasaran dengan jalan bagaimana cara

(34)

meningkatkan pendistribusian hasil produk perusahaan dilaksanakan pada perusahaan.

Pengertian penjualan berarti bahwa menyerahkan barang atau jasa aktivitas lainnya dalam suatu periode dengan membebankan suatu jumlah tertentu pada langganan/konsumen atau pembeli/penerima barang atau jasa.

Penjualan barang dagangan oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut “Penjualan” diberikan definisi oleh Soemarso, Akuntansi Manajemen, (2002:178) jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli tersebut.

Penjualan adalah suatu proses pertukaran barang dan atau jasa antara penjual dan pembeli. Tugas pokok adalah mempertemukan pembeli dan penjual.

Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui wakil mereka sebagai distributor.

Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi perencanaan

2. Fungsi memberi kontrak (contractual function) 3. Fungsi menciptakan permintaan (demand creation) 4. Fungsi mengadakan perundingan (negotiation) 5. Fungsi kontraktual (contractual fungtion)

(35)

Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba tertentu (mungkin maksimal), atau bahkan meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan. Dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual selalu akan menghasilkan laba. Oleh karena itu pengusaha harus memperhatikan beberapa faktor-faktor sebagai berikut :

1. Modal yang diperlukan 2. Kemampuan merencanakan

3. Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat 4. Kemampuan memilih penyalur yang tepat

5. Kemampuan menggunakan cara-cara promosi yang tepat 6. Unsur penunjang

Perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan yaitu :

1. Mencapai tujuan tertentu 2. Mendapatkan laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

G. Kerangka Fikir

Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan Bahan Bakar Minyak di Kota Bantaeng yang berlokasi di jalan Andi Mannappiang Bantaeng yaitu PT. Loka Energi spbu 74.924.01 ,dimana pemerintah memberikan kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan harga subsidi

(36)

bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh terhadap meningkatkan volume penjualan.

Untuk lebih jelasnya kerangka pikir PT. Loka Energi spbu 74.924.01 dapat digambarkan pada bagan di bawah ini.

Skema 1. Bagan Alur Kerangka Pikir

H. HIPOTESIS

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah diduga bahwa: kebijakan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan pada PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng”.

Kebijakan Subsidi Harga BBM (X)

Volume penjualan

(Y)

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan infomasi yang dibutuhkan, maka penulis memilih perusahaan sebagai obyek penelitian yaitu pada PT. Loka Energi spbu 74.924.01, Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan april selama 1 bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data/informasi serta keterangan yang diperlukan dalam penyusunan Skripsi ini, maka digunakan metode penelitian studi kasus (Case study method) dan pengumpulan data melalui penelitian, sebagai berikut

1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku sebagai bahan pustaka, serta karangan ilmiah yang erat kaitannya dengan masalah yang di atas.

2. Penelitian lapang (field reserch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan kunjungan langsung ke obyek penelitian yang telah ditetapkan.

Untuk mengumpulkan data lapang yang diperlukan, digunakan tehnik/

metode, sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

(38)

b. Interview, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan pimpinan perusahaan dan beberapa staf yang langsung menangani masalah penjualan dan produksi selama lima tahun terakhir.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan serta wawancara secara langsung sehubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penyusunan Skripsi ini.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya seperti data produksi dan penjualan dalam 5 tahun terakhir serta data yang menyangkut data potensial perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan menhadapi saingan perusahaan.

D. Populasi Dan Sampel

Menurut Sugiyono (2004) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(39)

kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 yang berjumlah sekitar 15 orang , karena populasinya sedikit maka semua populasi di jadikan sampel dalam penelitian ini.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2004) adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Definisi operasional dalam rangka kebijaksanaan distribusi barang dagangan pada perusahaan, sebagai berikut :

1. Saluran distribusi adalah bagaimana cara memperlancar arus barang dan jasa dari hasil produk dengan jalan dapat meningkatkan volume penjualan.

2. Pemasaran adalah suatu cara untuk meningkat volume penjualan barang dagangan, sehingga istilah pasar dapat diartikan bahwa dimana tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk terjadinya transaksi.

3. Kebijakan langsung adalah kebijakan yang langsung dari pemerintah , dimana kebijakan langsung mencakup masalah bantuan langsung.

4. Kebijakan tidak langsung adalah kebijakan dari dalam perusahaan seperti kebijakan pimpinan perusahaan

(40)

5. Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya kegiatan perusahaan.

Perusahaan, dalam menghasilkan barang/jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu menjual barang/jasa yersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu, penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat terjual dan memberikanpenghasilan bagi perusahaan. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk menjual barang/jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk menutup semua ongkos guna memperoleh laba.

6. Volume penjualan adalah tingkat penjualan yang dipereoleh untuk periode tertentu dalam satuan (unit/total/rupiah).

F. Metode Analisis

Untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, digunakan metode analisis kualitatif , sebagai berikut :

1. Analisis komparatif, yaitu dengan membandingkan Subsidi Bahan bakar minyak (BBM) yang diperoleh selama 5 (lima) tahun terakhir.

2. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh kebijakan Subsudi harga bahan bakar minyak(BBM) terhadap peningkatan volume penjualan , digunakan analisis trend dengan formula regresi sederhana, sebagai berikut :

Y = a + bX

Dimana : Y = volume penjualan X = Harga subsidi a = Konstanta b = Koefisien regresi

(41)

( Algifri (2000 : 34)

untuk mencari nilai a dari b dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

∑ ∑

Setelah nilai a dan b diperoleh maka kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus:

Keterangan :.

r : Koefisien korelasi

Jika r > 0 : maka kebijakan subsidi yang di miliki perusahaan sudah baik dan berpengaruh positif terhadap peningkatan volume penjualan

Jika r < 0 : maka kebijakan subsidi yang di miliki perusahaan kurang baik dan kurang berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan.

Jika r = 1 : maka hubungan antara kebijakan subsidi dan peningkatan volume penjualan sangat kuat sekali.

n



XY -

X

Y

r =

n



X2 -

( 

X

)

2

(

n

Y2 - (

Y

)

2

)

(42)

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengaruh kebijakan subsidi terhadap volume penjualan digunakan koefisien terminasi dengan rumus : r 2 –(r 2).

Dalam membuktikan hipotesis yang dikemukakan dilakukan uji tr

yaitu :

r n – 2

t

r

=

Pada  5 

 n – r

2

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng diresmikan pada tanggal 07 maret 2008 dan mulai beroperasi 30 maret 2008 yang di hadiri oleh Manager pemasaran Pertamina Wilayah Sul-Selbar,Kapolres Bantaeng Akbp.Turman Siregar,Wakapolres Kompol H.Risman,Sekertaris Kabupaten Bantaeng H.Syamsuddin,SH dan sejumlah pejabat lingkungan Pemkab.Bantaeng, dan letak lokasi SPBU yang berada d Jalan Poros Bantaeng- Bulukumba.

Atas permohonan dari saudara Iswan Azikin pada tanggal 03 Maret 2008 dan meneliti kelengkapan syrat administrasi dan hasil tinjauan/Survei Lapang, maka pemohon dapat diberikan surat rekomendasi kelyakan lingkungan berdasarkan:

1. Undang-undang nomor 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah:

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 86 Tahun 2002 tentang pedoman pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan uapaya pemantauan lingkungan hidup.

(44)

5. Peraturan daerah kabupaten bantaeng nomor : 4 tahun 1993 tentang penerimaan sumbangan pihak ketiga kepada daerah.

6. Keputusan bupati bantaeng nomor : 177 tahun 2000 tentang kewenangan otonomi daerah kabupaten bantaeng.

7. Keputusan bupati bantaeng nomor : 352 tahun 2002 tentang penerimaan sumbangan pihak ketiga dari usaha/kegiatan yang dimungkinkan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan lewat pemberian rekomendasi kelayakan/pengelolaan lingkungan.

Produk utama perusahaan adalah berupa perdangan bahan bakar minyak, pelumas dalam bentuk premium dan pertamax ,solar dan oli /miyak pelumas

Kapasitas produksinya yaitu stasiun pengisian bahan bakar minyak umum atau di singkat dengan SPBU merupakan salah satu paket yang di berikan oleh pihak PT.PERTAMINA(persero) unit pemasaran VII, SPBU ini berkapasitas produksi sebesar 120 kilometer / hari

Jenis peralatan yang digunakan dalam proses produksi /pengoperasian SPBU ini adalah sebgai berikut :

(45)

Tabel 1 jenis peralatan satandar yang digunakan dalam proses produksi

No Peralatan Jumlah Kapasitas Kondisi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10 11 12 13 14 15 16 17

Tangki Pendam Premium Tangki Pendam Solar Generator

Sumur

Bejana Ukur 10 liter Gelas Ukur 1 liter

Dupstick untuk premium Dupstick untuk solar Waterpass

Kaki bejana

Density untuk premium Density untuk solar

Racun Api (Dry Chenmical) Racun api (Dry Chemical) Drum pasir

Selang BBM 3 meter Kabel Ardo 5 meter

1 2 - 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 5 1 1

15.000 L 10.000 L -

- 10 liter 1 liter - - - - - - 9 kg 50 kg 50 liter - -

Baik Baik - Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik B. Tugas dan fungsi

Manajer atau dealer adalah suatu badan atau perorangan yang bertugas sebagai tangan distribusi dari produsen kepada konsumen. Pada perdagangan umum disebut juga sebagai agen penjualan

Manajer atau dealer ini mempunyai fungsi antara lain : a. Mewakili SPBU

b. Menetapkan keputusan-keputusan internal SPBU c. Mealakukan proses pengadaan BBM

(46)

d. Melaksanakan manajemen personalia SPBU

1. Supervisor adalah bertanggung jawab terhadap kelancaran seluruh kegiatan operasional

Supervisor ini mempunyai fungsi anatara lain :

a. Monitoring konsistensi kualitas dan kuantitas BBM b. Monitoring penjualan dan persedian BBM

2. Foreman BBM adalah mengkordinasikan kegiatan shift

3. Operator adalah melayani konsumen dalam pengisian BBM,air dan angin serta menjaga kebersihan lingkungan dan alat

4. Foreman non BBM adalah bertanggung jawab atas kegiatan perawatan dan fasilitas serta mengkordinasikan kegiatan shift

5. Teknisi bertugas melakukan kegiatan perawatan harian untuk pompa,tangki dan generator.

6. Petugas kebersihan bertugas melakukan pembersih rutin seluruh fasilitas dalam kompleks SPBU.

7. ADM Dan kasir Bertugas Menyelesaikan kegiatan administrasi umum melakukan pembukuan transaksi keuangan

8. Office boy bertugas menjaga kebersihan dan lingkungan SPBU.

C. Jenis dan Volume bahan baku serta bahan penunjang

SPBU 74.924.01 Kegiatannya adalah menjual produk pertamina yang terdiri dari bahan bakar minyak (BBM) berupa pertamax, premium,solar dan minyak pelumas yaitu :

(47)

 Pertamax

Pertamax adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya dikilang minyak. Selain itu, pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan premium. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan dengan elektronil full injection (EFI) dan CATALYTIC CONVERTERS (pengubahan Katalitik).

 Premium (bensin)

Bahan bakar jenis premium lebih banyak digunakan oleh masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor, sehingga penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dari instalasi pertamina ke SPBU cukup besar. Permintaan penyaluran BBM bisa mencapai 30.000 Liter.

 Solar

Volume Penyaluran BBM jenis solar setiap harinya berkisar 10.000 liter dengan kapasitas tangki pendam 10.000 liter. Volume penjualan BBM jenis solar setiap harinya diharapkan berkisar anatara 15.000-20.000 lite

 Oli/Minyak Pelumas

Produk pertamina jenis ini penggunaannya tidak seperti penggunaan bahan bakar, maka volume permintaan oli/miomyak pelumas disesuaikan dengan permintaan pasar. Penjualan rata-rata minyak pelumas kalengan setiap harinya hanya diperkirakan berkisar antara 10-15 kaleng. Hal ini

(48)

disebabkan oleh karena minyak pelumas kalengan ini dijual pula pada toko-toko tempat penggantian oli mesin kendaraan bermotor.

D. Analisis Kebijakan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)

PT.Loka Energi SPBU 74.924.01 Kabupaten Bantaeng yang bergerak dalam bidang penjualan bahan bakar minyak melayani pengisian BBM bersubsidi maupun BBM Non subsidi. SPBU Dalam hal ini bertugas untuk melayani kendaraan roda dua maupun yang beroda empat dan berbagai jenis kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

BBM subsidi atau Bahan Bakar Minyak bersubsidi adalah Jenis bahan bakar yang disubsidi dari anggaran APBN Indonesia atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara indonesia, Ada usulan untuk menghilangkan subsidi BBM karena dianggap sebagai pemborosan anggaran namun karena alasan rakyat, maka hal ini ditangguhkan terutama karena akan memicu gelombang kenaikan harga sembako.

Setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana untuk “subsidi bahan bakar minyak (BBM)”. Jumlah subsidi BBM yang dianggarkan dalam APBN, selain cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain, khususnya setelah krisis finansial/ekonomi 1997/98. Pemerintah bertekad untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), dan menyatakan hal itu antara lain dalam UU No. 20 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang menegaskan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dapat dicapai pada tahun 2004. Subsidi bahan bakar minyak(BBM) sendiri telah menjadi issue yang ramai

(49)

dibicarakan masyarakat, dengan topik perbincangan cukup luas meliputi apakah subsidi BBM itu membebani APBN atau apakah ia dapat dibenarkan secara ekonomi. Apakah subsidi tepat mengenai sasarannya? Apakah subsidi BBM merupakan kebijakan yang perlu diteruskan, apakah pemberian subsidi BBM juga merupakan pola yang diterapkan negara-negara lain? Bagaimana kaitan antara subsidi bahan bakar minyak(BBM) dengan harga BBM dan dengan harga energi yang lain, bagaimana strategi untuk keluar dari perangkap subsidi BBM.

BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM. Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke produk- produk seperti naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan aspal.

BBM seperti didefinisikan oleh pemerintah Indonesia untuk keperluan pengaturan harga dan subsidi sekarang meliputi: (i) bensin (premium gasoline), (ii) solar (IDO & ADO: industrial diesel oil & automotive diesel oil), (iii) minyak bakar (FO: fuel oil) serta (iv) minyak tanah (kerosene).

Definisi ini merupakan perkembangan dari periode sebelumnya yang masih mencantumkan avgas (aviation gasoline) dan avtur (aviation turbo gasoline, yaitu jenis-jenis bahan bakar yang dipergunakan untuk mesin pesawat terbang, dalam kategori sebagai BBM.

(50)

Subsidi BBM, sebagaimana dapat dipahami dari naskah RAPBN dan Nota Keuangan saban tahun, adalah “pembayaran yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia kepada PERTAMINA (pemegang monopoli pendistribusian BBM di Indonesia) dalam situasi dimana pendapatan yang diperoleh PERTAMINA dari tugas menyediakan BBM di Tanah Air adalah lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkannya untuk menyediakan BBM tersebut”. Dalam hal ia bernilai positif, seperti dulu sering dialami, angka itu disebut Laba Bersih Minyak. Definisi mengenai “subsidi BBM”

yang dikembangkan oleh pemerintah tersebut telah diturunkan ke dalam perhitungan akuntansi yang angka-angkanya kemudian menjadi dasar bagi.

Ikhtisar minyak bumi dan gas bumi pada tahun 2008,2009,2010 dan 2012 Minyak Mentah Produksi (juta barel) 517,5489,3455,6418,6 Ekspor (juta barel) 223,5241,6217,3191,8. Nilai ekspor (juta US$) 6.2825.6504.9284.720* Impor (juta barel) 79,9112,9124,1137,1 Nilai impor (juta US$) 2.3042.8523.0473.600* Produk Minyak Produksi kilang (juta barel)276,7283,4365,8278,3 Ekspor (juta barel) 67,155,255,556,3 Nilai ekspor (juta US$) 1.6761.2491.0591.335* Impor (juta barel) 90,089,6106,9109,7 Nilai impor (juta US$) 2.9862.5773.0743.425*

Konsumsi BBM (juta barel) 344,8351,5363,5383,8 Keuangan Negara Pendapatan minyak 44,857,944,039,9 (trilliun Rp.) Pendapatan gas 12,917,414,516,3 alam (trilliun Rp.) Subsidi BBM (trilliun Rp.) 53,868,431,230.0Sumber: Ditjen Migas (Statistik Minyak & Gas);

Dep.Keuangan (Nota Keuangan), berbagai Perkiraan merangkumkan

(51)

perkembangan ekspor dan impor minyak mentah dan produk-produk minyak Indonesia, termasuk pendapatan ekspor gas bumi dan perkembangan subsidi BBM. Kenaikan harga minyak akan meningkatkan jumlah subsidi BBM, namun secara akuntansi sederhana juga dapat ditunjukkan bahwa selama volume ekspor minyak mentah Indonesia masih lebih besar volume impornya, maka perdagangan minyak mentah Indonesia masih akan menghasilkan surplus maka yang mengkhawatirkan adalah perkembangan impor produk minyak Indonesia, yang telah menghasilkan “perdagangan negatif” produk-produk minyak Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini.

Permasalahan yang dihadapi PT. Loka Energi SPBU 74.924.01 yang bergerak di bidang pemasaran bahan baku adalah adanya kebijakan kebijakan yaitu kebijakan langsung dan tidak langsung yang berpengaruh terhadap penentuan tingkat harga jual. Masalah pendistribusian dan pengurangan pasokan BBM sehingga kinerja fungsi layanan jual tidak maksimal dan mengakibatkan ditutupnya beberapa SPBU.

Berikut data yang diperoleh tentang volume penjualan PT.Loka Energi lima tahun terakhir.

Tabel 2. Data Volume Penjualan pada 5 tahun terakhir :

Tahun Jumlah penjualan pertahun (ton) Harga Subsidi

2009 11.670 Rp 4.500

2010 11.780 Rp 4.500

2011 11.850 Rp 4.500

2012 11.910 Rp 4.500

2013 7200 Rp 6.500

Sumber : PT.Loka Energi SPBU.74.924.01

(52)

Sesuai dengan data diatas maka dapat dikatakan mulai tahun 2009 sampai 2012 rata - rata volume penjualan pertonnya yaitu 11.803 dengan kisaran harga Rp 4.500 perliternya. pada saat ada kebijakan subsidi yaitu pada tahun 2013 jumlah volume penjualan mengalami penurunan yakni 7.200 ton.

Dari jumlah itu bisa kita lihat bahwa pada saat ada kebijakan subsidi baru maka penjualan mengalami penurunan sekitar 30 % dibandingkan dengan tahun 2009 sampai dengan 2012 sebelum ada kebijakan subisidi baru, maka volume penjualan sangat stabil dan tidak mengalami penurunan, Hal ini di sebabkan karena banyaknya penyalagunaan subsidi bahan bakar minyak (BBM) serta kenaikan harga, harga bahan bakar minyak pada tahun 2009 sampai 2012 yaitu Rp.4,500 perliternya, sedangkan tahun 2013 harga mulai meningkat menjadi Rp.6.500 perliternya. Oleh karena itu kebijakan pemerintah memberikan subsidi khususnya pada bahan bakar minyak (BBM) adalah tepat. akan tetapi pengaplikasiannya masih harus diperbaiki karena pemberian subsidi bahan bakar minyak, khususnya pada jenis premium sangat mempengaruhi volume penjualan.

E. Analisis Volume Penjualan

Suatu perusahaan yang dalam keadaan normal merupakan satu kebutuhan membuat ramalan penjualan. Ramalan penjualan dapat digunakan atau berfungsi untuk memberi informasi serta petunjuk bagi setiap perusahaan sebelurn mengarnbil keputusan dalam rangka mengembangkan dan rnemasarkan produk dimasa yang akan datang. Ramalan penjualan juga

(53)

berguna bagi penyusunan aktivitas rencana pemasaran yang akan dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan.

Perencanaan yang dilakukan tanpa adanya suatu ramalan penjualan akan bisa berakhir buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan yang matang. Pentingnya perkiraan suatu ramalan guna meningkatkan atau mengetahui berapa besar kenaikan volume penjualan perusahaan di rnasa yang akan datang.

Dengan pertimbangan ini, maka dalam menganalisa ramalan penjualan pada PT. Loka Energi SPBU 724.924.01, penulis menghitung untuk kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2009 sampai 2013.

F. Pengaruh Kebijakan Subsidi harga Bahan bakar minyak (BBM) terhadap Peningkatan Penjualan

Pengaruh Subsidi BBM terhadap volume penjualan secara kuantitatif dapat dilihat pada tahap perkenalan dan kedewasaan suatu produk. Pada tahap perkenalan, berperang sangat penting dalam usaha meningkatkan nilai penjualan. Jika suatu produk belum diketahui oleh umum, maka titik berat dari usaha perusahaan adalah memberi tahu atau mendorong konsumen untuk membeli produknya. Program subsidi bahan bakar minyak ini khususnya pada jenis premium ini untuk meringankan masyarakat khususnya pada masyarakat miskin.

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan maka Pemerintah Kota

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta dengan berkat dan rahmat-Nya sehingga tugas akhir penulis dengan judul

1 1. Apakah Jaminan Purna Jual boleh disatukan dalam surat dukungan dari distributor, karena biasanya dalam surat dukungan sudah ada jaminan purna jual juga? 2.

Semoga puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tiada hentinya mencurahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga dengan segala

Pada penelitian Sari dkk, aktivitas antibakteri fraksi n-heksana den - gan nilai 0,91±0,01 mg/mL terhadap biofilm Escherichia coli tidak sebaik fraksi etil ase -

Karena itulah dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan nilai temperature sintering akan memperkecil nilai koersivitas (Hc). Dari Gambar 4.31 dapat diketahui bahwa secara umum

Limit test 2000 Hasil pengujian terhadap 5 ekor tikus menunjukkan hingga pengamatan 14 hari tidak ada hewan uji yang menunjukkan mortalitas sehingga

Dalam pengembangan geometri Eucclides itu postulat disebut postulat kesejajaran yang diartikan menjadi melalui suatu titik di luar garis dapat dibuat tepat satu gris yang