IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS CARTOON ART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS 3 SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014/2015
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
FATIKHAH ABDULLAH A 510110053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl.A. Yani Tromol Pos 1-Pabelan, KartasuraTelp (0271) 717417 fax : 715448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:
Nama : Dra. Risminawati, M.Pd.
NIP/NIK : 19540317198203 2 002
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Fatikhah Abdullah
NIM : A510110053
Program Studi : PGSD
Judul Skripsi : "Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon
Art terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 SD Aisyiyah
Unggulan Gemolong Tahun Ajaran 20014/2015”.
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 24 Januari 2015
Pembimbing
Dra. Risminawati, M.Pd
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS CARTOON ART TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA
KELAS 3 SD AISYIYAH UNGGULAN GEMOLONG TAHUN 2014/2015
Fatikhah Abdullah, A510110053, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong, (2)model pembelajaran yang memiliki
pengaruh lebih besar antara model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art
dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 3
SD Aisyiyah Unggulan Gemolong. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD SD Aisyiyah
Unggulan Gemolong yang terdiri dari 3 rombel sebanyak 90 siswa, kemudian diambil sampel sebanyak 60 siswa dengan menggunakan 2 kelas, yaitu kelas 3 A sebagai kelas kontrol dan kelas 3 B sebagai kelas eksperimen. Pada kelas
eksperimen diterapkan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art,
sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji keseimbangan dengan uji F dan uji normalitas dengan metode Kolmogrov Smirnov. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung > t tabel (2,55 > 2,048),dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art berpengaruh terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015. Dan dari rata-rata nilai post-test kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar
IPS melalui model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art memiliki
pengaruh lebih besar daripada melalui model pembelajaran konvensional, yakni
9,14>8,40.
A. Pendahuluan
Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam
pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan berbagai
terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan
pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan. Surtikanti dan Joko Santoso
(2008: 3) “menjelaskan bahwa guru ditempatkan sebagai manajer dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga guru memegang peranan yang penting”.
Siswa sekolah dasar merupakan individu yang masih dalam usia
pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu anak pada usia sekolah dasar ini
juga memiliki kecenderungan untuk menyukai dan meniru para tokoh yang di
idolakannya. Sebagian besar anak pada usia ini lebih menyukai tokoh-tokoh
fiksi yang terdapat pada acara televisi dari pada orang yang nyata
disekitarnya.
Kartun merupakan salah satu acara televisi yang terdapat di semua
stasiun televisi. Sebagian besar anak pada usia sekolah dasar mengidolakan
tokoh dalam film kartun dari pada film yang lainya. Film kartun yang
sekarang ini sedang populer dan banyak disukai anak sekolah dasar adalah
film Marsha and The Bear, Spongboob, Naruto, Dragon Ball dan lain
sebagainya. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan
memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata.
Media gambar dapat disajikan dalam bentuk kartun. Kartun merupakan
sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan. Kartun dapat digunakan
sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk memotivasi siswa
dan memberikan ilustrasi secara komunikatif.
Pembelajaran yang terkesan membosankan dan menyebalkan akan
disajikan lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Pembelajaran dibuat agar
berkesan dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang dimaksud
adalah memodifikasi media, strategi, dan model pembelajaran dengan
tokoh-tokoh kartun yang disukai oleh anak-anak. Dengan harapan anak akan
dan bermain dengan kartun yang mereka idolakan. Itulah beberapa alasan
yang menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon Art
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 Di SD Aisyiyah Unggulan
Gemolong Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Metode Penelitian
Pada penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dipastikan memiliki kemampuan awal yang sama. Masing-masing kelas pada
tahap akhir diberi tes untuk mengukur hasil belajar setelah mendapat
perlakuan/treatment. Data hasil belajar dianalisis menggunakan analisis data
statistik. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD Aisyiyah Unggulan
Gemolong sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen yang terletak di Desa
Gandurejo RT 05 B, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2005:49)
“populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini,
populasinya adalah semua siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun
ajaran 2014/2015 sebanyak 90.
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 131) “sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti”. Pada penelitian ini, sampel yang diambil
yaitu kelas 3 A dan kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran
2014/2015 sebanyak 60 siswa. “Sampling penelitian merupakan teknik
pengambilan sampel “(Sugiyono, 2005: 52). Sedangkan menurut (Sutama
2010:108) sampling adalah “proses penyeleksian atau penjaringan sejumlah
individu dari suatu populasi, yang dilakukan dengan suatu cara tertentu
hingga mampu mewakili kelompok yang lebih besar besar tersebut”.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
(Sugiyono, 2005 : 53-54). Hal tersebut dilakukan karena adanya
pertimbangan karakteristik populasi, sehingga sampel dalam penelitian ini
yaitu siswa kelas kelas 3 A dan 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.
“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2010: 161). Penelitian ini
menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
“Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2013:
61). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran
kontekstual berbasis cartoon art. “Variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”
(Sugiyono, 2013: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar.
Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk mendapatkan
bahan keterangan dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini meliputi metode observasi, metode dokumentasi dan metode
tes. Menurut Riduwan (2013: 30), “tes adalah serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut pendapat
Samino dan Marsudi (2012:105), yang dimaksud dokumentasi adalah dalam
mengumpulkan keterangan/ informasi melalui laporan-laporan yang telah
tertulis. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274), “metode
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
dokumentasi guna memperoleh data-data tentang profil sekolah, nama-nama
siswa kelas 3, daftar nilai mid IPS siswa kelas 3. Menurut Arifin (2011:153)
logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu”. Pada penelitian ini metode observasi digunakan ketika
pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Peneliti mengamati tindak belajar
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual berbasis cartoon art.
Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan instrumen yang disusun dalam bentuk tes hasil belajar yang
dijawab oleh subjek penelitian secara tertulis. Tes hasil belajar dibuat dalam
bentuk tes pilihan ganda (mutiple choice test). Tes diberikan kepada siswa
kelas 3 A dan 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui perolehan hasil belajar siswa dan juga
untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang signifikan setelah
mendapatkan perlakuan. Untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas maka
soal tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan atau try out pada kelas yang lain
yang memiliki jenjang pendidikan yang sama. Try out ini diberikan kepada
siswa kelas 3 C SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran 2014/2015.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
hipotesis. Apabila berdasarkan teknik uji prasyarat analisis sebaran data
dinyatakan normal maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan uji t independen. Uji t independen
digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data
yang independen.
C. Hasil dan Pembahasan Penelitian 1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukannya penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art di kelas 3 SD Aisyiyah
Unggulan Gemolong, dilihat adanya pengaruh yang lebih besar daripada
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dapat dilihat hasil
Tabel 4.9 Hasil Pengelompokan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 A SD Aisyiyah Unggulan Gemolong ( Kelas Kontrol)
Interval Xi
Fi (Frekuensi) Fk (Kumulatif) Frekuensi Relatif
5-6 5,5 3 3 10%
7-8 7,5 17 20 56,67%
9-10 9,5 10 30 33,33%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.10 Hasil Pengelompokan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong ( Kelas Eksperimen)
Interval Xi
Fi (Frekuensi)
Fk
(Kumulatif) Frekuensi Relatif
5-6 5,5 1 1 3,33%
7-8 7,5 9 10 30%
9-10 9,5 20 30 66,67%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.11 Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 3 A ( Kelas Kontrol) dan 3 B (Kelas Eksperimen) SD Aisyiyah Unggulan Gemolong
Kelas N Model
Pembelajaran Rata-Rata thitung t0,025;28
Kontrol 30 Konvensional 8,40
2,55 2,048
Eksperimen 30
Kontekstual berbasis Cartoon
Art
9,14
Dari beberapa tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi siswa di
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kontekstual
memiliki interval nilai terendah lebih banyak daripada kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art
dan frekuensi siswa di kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran kontekstual memiliki interval nilai tertinggi lebih sedikit
daripada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kontekstual berbasis cartoon art. Sehingga dapat disimpulkan pada tabel
terakhir bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual berbasis
pembejalaran konvensional, terbukti rata-rata kelas eksperimen lebih
besar, yakni 9,14>8,40.
2. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
model pembelajaran kontektual berbasis cartoon art terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran
2014/2015. Untuk model pembelajaran dengan konvensional diterapkan
pada siswa kelas 3 A SD Aisyiyah Unggulan Gemolong sebagai kelas
kontrol, sedangkan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art
dieksperimentasikan pada kelas 3 B SD Aisyiyah Unggulan Gemolong.
Dari penelitian ini juga dapat diketahui model pembelajaran mana yang
lebih efektif untuk siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong
khususnya pada mata pelajaran IPS.
Hasil analisis data dengan uji t menunjukkan adanya perbedaan
model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan Gemolong tahun ajaran
2014/2015. Diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,55 > 2,048. Hal ini berarti
terdapat pengaruh hasil belajar IPS melalui model pembelajaran
konvensional dan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art.
Dari rata-rata nilai post-test kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa
hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kontekstual berbasis
cartoon art memiliki pengaruh lebih besar daripada melalui model
pembelajarankonvensional, yakni 9,14>8,40.
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 3 SD
Aisyiyah Unggulan Gemolong masih perlu dioptimalkan, agar kondisi
lingkungan belajar siswa lebih efektif dan efisien. Mubiar Agustin (2011)
menyatakan bahwa model pembelajaran konvensional masih diminati
oleh banyak guru di Indonesia. Materi IPS yang sangat luas dan terlalu
banyak “hafalan” menjadi penyebab utama mengapa guru harus
buku yang sudah mengajak guru untuk beralih ke model pembelajaran
dengan strategi berbasis active learning/cooperative learning. Salah satu
buku tersebut telah ditulis oleh Munif Chatib (2013).
Media gambar merupakan media yang tepat digunakan dalam
pembelajaran karena gambar dapat merepresentasikan suatu keadaan
sehingga materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. Menurut
Azhar Arsyad (2009: 113) kegunaan gambar kartun adalah untuk
memvisualisasikan konsep yang ingin diberikan kepada siswa. Gambar
dapat divariasikan misalnya dipadukan dengan kartun.
Keputusan ini sesuai dengan Nur Agnes Zahara (2011) dengan
penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi
Berbahasa Jawa Melalui Media Gambar Kartun Berseri Siswa Kelas V
SDN Pacewetan II Kabupaten Nganjuk. Menyatakan bahwa Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar kartun
berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi berbahasa Jawa
siswa. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 42,11%
dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 67 (berkualifikasi “cukup”) dan
pada siklus II prosentase meningkatan menjadi 76,19% dengan nilai
rata-rata 73 (berkualifikasi “baik”). Perbedaan nilai dari kelas tersebut juga
dapat dilihat dari adanya pengaruh dan perolehan skor rata-rata post test
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kontekstual
berbasis cartoon art lebih tinggi dari pada skor rata-rata kelas kontrol
yaitu 9,14 > 8,40.
Senada dengan Fatkah (2010), dalam penelitiannya yang berjudul
“Pemanfaatan Media Pembelajaran Kartun dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Sumberejo
Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan” dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan media pembelajaran kartun dapat meningkatkan
kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SDN Sumberejo
media pembelajaran kartun juga dapat meningkatkan aktivitas hasil
belajar siswa dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Siswa lebih
aktif memperhatikan, terbukti dari nilai 2,81 pada siklus I menjadi
menjadi 2,85 pada siklus II, ketertarikan terhadap media pembelajaran
cukup besar dari 3,85 menjadi 3,93. Hal ini membuktikan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan kartun yang dalam hal ini dengan
model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS siswa. Selain itu nilai rata-rata siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon
art lebih besar dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Dapat dilihat bahwa thitung > ttabel sehingga H0 ditolak. Hal
ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan model pembelajaran
kontekstual berbasis cartoon art dan rata-rata kelas eksperimen lebih
besar daripada rata-rata kelas kontrol, yaitu 9,14 > 8,40. Sehingga dapat
disimpulkan juga bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual
berbasis cartoon art juga memiliki pengaruh lebih besar dalam
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 3 SD Aisyiyah Unggulan
Gemolong.
Daftar Pustaka
Samino, dan Saring Marsudi. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta:
Fairuz.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu Observasi, Checklist, Kuesioner & Sosiometri. Semarang: CV. Widya Karya.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sutama.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Fairuz Media
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Agus, Suprijono. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar.