iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaan-Nya yang senantiasa telah memberikan kesehatan, kebijaksanaan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inovatif Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Materi Kimia Reaksi Oksidasi dan Reduksi pada Siswa SMA” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Kimia di Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
v
kepada kedua orang tua penulis yang sangat dicintai dan yang luar biasa Bapak Monang Pasaribu dan Ibu Ganti Ompusunggu, terima kasih untuk kasih sayang dan jerih payah yang telah diberikan selama ini dan atas dukungan moral dan materil yang tiada taranya sehingga pada akhirnya penulis dapat sampai dalam tahap penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kakak, Abang dan Adik tercinta John Aris Pasaribu, Luchy Herdianti Pasaribu, Rut Sahanaya Pasaribu, Bona Tua Parsaoran Pasaribu dan Yohannes Pasaribu yang senantiasa memberi dukungan doa, semangat selama penulis menyusun skripsi ini. Tidak lupa untuk sahabat penulis Teresa Sirait, Sary Marchella Sitompul, Trisna Simanullang, Noven Simanjuntak, Marthin Zega, Zenetta Sinaga dan seluruhnya teman-teman seperjuangan mahasiswa kelas Kimia Dik B angkatan 2011 dan teman-teman seangkatan 2011 yang lainnya, terima kasih buat segala dukungan dan partisipasi dalam penyusunan skripsi ini serta kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Terimakasih juga buat keluarga kedua di Medan, IKBKK (Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia) Unimed yang telah menjadi tempat bertumbuh yang baik. Semoga ikatan ini menjadi berkat bagi orang lain. Terimakasih kepada rekan-rekan PPL-T di SMA Swasta HKBP Girsang Sipanganbolon atas doa, motivasi dan telah menjadi tempat bertukar pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan usaha yang maksimal, namun penulis tetap berharap untuk kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Terkahir penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan banyak pengetahuan kepada para pembaca.
Medan, Juni 2015 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Bahan Ajar 8
2.1.1.1. Pengertian Bahan Ajar 8
2.1.1.2. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar 8
2.1.1.3. Ragam Bentuk Bahan Ajar 9
2.1.2. LKS Sebagai Bahan Ajar 9
2.1.2.1. Pengertian LKS 9
2.1.2.2. Manfaat LKS 10
2.1.2.3. Fungsi LKS 11
2.1.2.4. Jenis-jenis LKS 11
2.1.2.5. Karakteristik LKS 12
vii
2.1.2.7. Standar LKS Berdasarkan BSNP 15
2.1.2.7.1. Standar Kelayakan Isi LKS Pelajaran Kimia 15
2.1.2.7.2. Standar Kelayakan Bahasa LKS Pelajaran Kimia 16
2.1.2.7.3. Standar Kelayakan Penyajian LKS Pelajaran Kimia 16
2.1.2.7.4. Standar Kelayakan Kegrafikaan LKS Pelajaran Kimia 17
2.1.2.8. Kelebihan dan Kekurangan LKS dan
Cara Mengatasi Kekurangannya 18
2.1.2.9. Implikasi Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran 19
2.1.2.10. Inovasi LKS 20
2.1.3. Problem Based Learning (PBL) 20
2.1.3.1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) 20
2.1.3.2. Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran Berbasis Masalah 21
2.1.4. Reaksi Oksidasi dan Reduksi 23
2.1.4.1. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi 24
2.1.4.2. Bilangan Oksidasi 24
2.1.4.3. Aplikasi Reaksi Reduksi Oksidasi 26
2.2. Kerangka Konseptual 26
2.3. Hipotesis Penelitian 27
BAB III METODE PENELITIAN 28
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 28
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 28
3.3. Variable Penelitian 28
3.4. Rancangan Penelitian 29
3.5. Instrumen Penelitian 29
3.5.1. Validitas Test 30
3.5.1.1. Validitas Item Tes 30
3.5.1.2. Tingkat Kesukaran 31
3.5.1.3. Daya Pembeda 31
3.5.2. Reliabilitas Tes 32
viii
3.7. Teknik Analisis Data 38
3.7.1. Uji Normalitas 38
3.7.2. Uji Homogenitas 38
3.7.3. Uji Hipotesis 38
3.7.3.1. Hipotesis Verbal 39
3.7.3.2. Hipotesis Statistik 39
3.7.4. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42
4.1. Survei LKS Kimia SMA 42
4.2. Analisis LKS Kimia SMA 42
4.3. Pengembangan dan Standarisasi LKS Kimia Inovatif 50
4.4. Peran LKS Kimia Inovatif terhadap Hasil Belajar 58
4.4.1. Standarisasi Instrumen Tes Soal 58
4.4.1.1. Validitas Instrumen Tes 58
4.4.1.2. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 59
4.4.1.3. Daya Beda Instrumen Tes 59
4.4.1.4. Reliabilitas Instrumen Tes 59
4.5. Analisis Data Hasil Penelitian 59
4.5.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pretes dan
Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59
4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar 60
4.5.3. Uji Normalitas Data 61
4.5.4. Uji Homogenitas Data 62
4.5.5. Observasi 63
4.5.6. Pengujian Hipotesis 64
4.6. Hasil pengukuran Kepuasan LKS pada Siswa 65
4.7 Pembahasan 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68
5.1. Kesimpulan 68
5.2. Saran 68
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 21
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 29
Tabel 4.1. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi
Menurut Penilaian Guru Kimia 43
Tabel 4.2. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Bahasa Menurut Penilaian Guru Kimia 45
Tabel 4.3. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Penyajian Menurut Penilaian Guru Kimia 46
Tabel 4.4. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Kegrafikan Menurut Penilaian Guru Kimia 48
Tabel 4.5. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi
Menurut Penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia 52
Tabel 4.6. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Bahasa Menurut Penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia 53
Tabel 4.7. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Penyajian Menurut Penilaian Dosen Kimia dan
Guru Kimia 54
Tabel 4.8. Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Kegrafikan Menurut Penilaian Dosen Kimia dan
Guru Kimia 56
Tabel 4.9. Rentang Validasi Akhir LKS Kimia Inovatif 57
Tabel 4.10. Uji Normalitas Data Pretest dan Postest 62
Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur pada Pengembangan dan Standarisasi 34
LKS Kimia di SMA
Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian 37
Gambar 4.1. Tingkat Kelayakan LKS yang Dianalisis 49
Gambar 4.2. Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi LKS Kimia Inovatif
Reaksi Redoks Kelas X 57
Gambar 4.3. Diagram Hasil Rata-rata Pretest dan Postest Sampel 60
Gambar 4.4. Diagram Hasil Rata-rata Gain Sampel 61
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 72
Lampiran 2. RPP 76
Lampiran 3. Tabel Kisi-kisi Tes Materi Reaksi Redoks 126
Lampiran 4. Instrumen Penelitian 128
Lampiran 5. Kunci Jawaban Instumen Penelitian 138
Lampiran 6. Tabel Kisi-kisi Tes Materi Reaksi Redoks
(Setelah Validasi) 139
Lampiran 7. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 141
Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 146
Lampiran 9. Lembar Observasi Evaluasi Ranah Afektif
dan Psikomotorik Siswa 147
Lampiran 10 . Perhitungan Validitas Test 150
Lampiran 11. Tabel Validitas 152
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 153
Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran 154
Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 155
Lampiran 15. Tabel Daya Beda 156
Lampiran 16. Perhitungan Reliabilitas Test 157
Lampiran 17. Tabel Reliabilitas 158
Lampiran 18 Rekapitulasi Analisis Instrumen 159
Lampiran 19. Penilaian Buku Teks Pelajaran Kimia dan LKS
Sekolah Menengah Atas Kelas X 160
Lampiran 20. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia terhadap
LKS Kimia Reaksi Redoks Kelas X 164
Lampiran 21. Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia terhadap
LKS Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X 168
Lampiran 22. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia terhadap
xii
Lampiran 23. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Dosen terhadap
LKS Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X 176
Lampiran 24. Tabulasi data Nilai Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 181
Lampiran 25. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians
Nilai Pretest dan Postest 182
Lampiran 26. Perhitungan Uji Normalitas 183
Lampiran 27. Perhitungan Uji Homogenitas 189
Lampiran 28. Pengujian Hipotesis 191
Lampiran 29. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 193
Lampiran 30. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 197
Lampiran 31. Tabel Penilaian Afektif Siswa 199
Lampiran 32. Data Penilaian Afektif Siswa 205
Lampiran 33. Tabel Pencapaian Psikomotorik Siswa 207
Lampiran 34. Data Pencapaian Psikomotorik Siswa 211
Lampiran 35. Angket Tingkat Kepuasan Pengguna LKS 213
Lampiran 36. Tabulasi Data Tingkat Kepuasan Pengguna LKS 214
Lampiran 37. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 215
Lampiran 38. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (x2) 216
Lampiran 39. Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi-t (Tabel-t) 217
Lampiran 40. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 218
Lampiran 41. LKS Kimia Inovatif 219
Lampiran 42. Dokumentasi Penelitian 220
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala pangalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup (Ihsan. 2008). Tanpa pendidikan sama
sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan
aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan
hidup mereka (Mudyahardjo, 2001). Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu
pengetahuan alam (IPA) yang memegang peranan penting serta pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan pendidikan dan kemajuan teknologi. Bidang
studi ini memiliki peran penting dan banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti bahan makanan, minuman, pakaian bahkan industri. Melihat begitu
pentingnya kimia dalam kehidupan manusia dan teknologi, para siswa perlu
dibekali penguatan kemampuan kimia agar menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kompeten dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pendidikan
dan teknologi yang saat ini menjadi prioritas pembangunan.
Reaksi Oksidasi dan Reduksi adalah topik kimia yang dipelajari di kelas X
semester dua. Penguasaan siswa terhadap materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
masih sangat rendah. Hasil wawancara dengan seorang guru mata pelajaran kimia
di kota Medan mengatakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
kimia kelas X di sebuah sekolah di kota Medan saat ini adalah 75. Dari data nilai
ulangan harian kimia siswa tahun ajaran 2013/2014 didapat bahwa nilai
ketuntasan siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi di sekolah tersebut
sebesar 25 %.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa didapatkan bahwa
menurut mereka pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sulit karena
konsep-konsepnya sulit dipahami. Hal tersebut dikarenakan metode yang
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi. Penggunaan
metode mengajar kurang efektif sehingga siswa cenderung mengalami
2
suatu persoalan dalam diskusi kelas yang dapat merangsang timbulnya
gagasan-gagasan baru dari hasil pemikiran siswa secara bersama. Dari hasil
pengamatan tersebut menunjukkan bahwa kreativitas siswa masih rendah.
Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang
tinggi.
Untuk itu dibutuhkan inovasi guru dalam penerapan model dan media
dalam pembelajaran agar dapat mengaktifkan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan dua arah. Inovasi yang dimaksud dapat berupa inovasi pada
model pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan oleh guru. Bahan ajar adalah
rujukan objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar dapat berupa buku ajar yang berupa buku materi wajib, buku
pendamping maupun Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa dalam era zaman
sekarang dituntut untuk aktif dalam pembelajarannya. Salah satu cara yang
ditempuh oleh guru dalam mengaktifkan belajar siswa adalah dengan
menggunakan LKS. Lembar kerja siswa digunakan sebagai acuan untuk
memandu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. LKS dapat dianggap
sebagai suatu media atau alat pembelajaran karena dipergunakan guru sebagai
media dalam melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil analisis LKS yang yang digunakan di beberapa sekolah di
kota Medan, LKS hanya berisi kumpulan soal-soal dan uraian materi yang
singkat. Sangat jarang ditemuan LKS yang di dalamnya terdapat masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik tersebut, LKS yang
dilengkapi dengan praktikum dan penugasan berupa kerja kelompok yang dapat
mengaktifkan peran siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan
inovasi pada LKS dengan cara menambahkan aplikasi teori yang sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari, LKS yang berisi percobaan dan dilengkapi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan percobaan tersebut, LKS yang
mewajibkan siswa untuk terlibat diskusi dan LKS yang dilengkapi dengan lembar
penilaian sikap, psikomotorik dan kognitif masing-masing siswa. Dengan adanya
3
membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, inovasi
pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar pada LKS
juga dapat memberi peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia. Dalam
pengembangannya, LKS juga dapat dikolaborasikan dengan model pembelajaran
yang sesuai. Salah satunya adalah model pembelajaran problem based learning
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa agar berperan aktif dalam proses
belajar mengajar di sekolah.
Terbukti dari penelitian sebelumnya, penggunaan LKS memberikan hasil
yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Naila Saidah pada tahun 2014 tentang
pengembangan LKS IPA Terpadu berbasis Problem Based Learning (PBL)
melalui Lesson Study tema ekosistem dan pelestarian lingkungan membuktikan
bahwa dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
nilai gain 0,55. LKS juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah. Hal yang sama dikemukakan oleh Syarifah Tya Haliska,
hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis kolaborasi dengan media LKS terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi pokok system koloid dengan peningkatan hasil belajar
kimia menggunakan LKS dan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
sekitar 79,58 %, lebih tinggi daripada menggunakan model pembelajaran
konvensional sebesar 66,72 %. Nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 39,03 dan
nilai rata-rata postest adalah 87,03 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol
sebesar 33,9 dan nilai rata-rata postest adalah 78,54. Demikian halnya dengan
hasil penelitian Farida Ulfah (2013) tentang penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dengan LKS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan logis. Persentase rata-rata untuk kemampuan berpikir kritis pada pra tindakan
sebesar 36,27% dengan kriteria sangat rendah, pada siklus I sebesar 60,29%
4
kriteria sangat tinggi. Persentase rata-rata untuk kemampuan berpikir logis pada
pra tindakan sebesar 31,94% dengan kriteria sangat rendah, dan menjadi 47,57%
dengan kriteria rendah pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 83,72%
dengan criteria sangat tinggi pada siklus II. Persentase rata-rata pada observasi
keterlaksanaan pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) mengalami
peningkatan. Pada siklus 1 persentase rata-rata sebesar 68,33% dengan kriteria
tinggi dan pada siklus II menjadi 88,96% dengan kriteria sangat tinggi. Penelitian
lain mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
dikemukakan oleh Wahyuni Tri Lestari, dkk yaitu penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) disertai dengan
media lembar kerja siswa (LKS) untuk meningkatkan prestasi belajar dan
kreativitas siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi siswa kelas XI IPA 4
Sma Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki rata-rata prestasi
belajar aspek kognitif dari 28,57% pada siklus I meningkat menjadi 82,86%
pada siklus II, aspek afektif dari 51,43% pada siklus I meningkat menjadi
85,71% pada siklus II dan aspek psikomotor pada siklus I sebesar 71,43%.
Kreativitas siswa dari 42,86 % pada siklus I meningkat menjadi 74,29 % pada
siklus II.
Berdasarkan latar belakang di atas, dan didukung dari data wawancara
siswa bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media
LKS pada materi reaksi oksidasi dan reduksi masih sangat jarang digunakan.
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi
permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan.
2. Minimnya inovasi dalam penerapan model dan media dalam pengajaran
kimia.
3. Minimnya ketersediaan LKS yang mengharuskan siswa melakukan
percobaan sederhana dan dilengkapi dengan soal-soal latihan yang
berhubungan dengan percobaan tersebut karena LKS yang dirancang
terfokus pada soal-soal latihan biasa.
4. Penggunaan LKS yang tidak sesuai dengan lingkungannya.
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dilakukan dengan
baik. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di kelas X SMAN 2 BALIGE.
2. Materi penelitian adalah Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
3. Penelitian dilakukan dengan penyediaan LKS inovatif Reaksi Oksidasi dan
Reduksi.
4. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi guru kimia atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
terhadap LKS kimia di kelas X?
2. Bagaimana persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang
dikembangkan atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi pada mata
6
3. Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan LKS
inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada?
4. Apakah persentase afektif siswa yang dibelajarkan melalui penggunaan
LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi
dibandingkan dengan persentase afektif siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada?
5. Apakah persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan melalui
penggunaan LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih
tinggi dibandingkan dengan persentase psikomotorik siswa yang
dibelajarkan dengan LKS yang sudah ada?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi Reaksi Oksidasi
dan Reduksi terhadap LKS kimia di kelas X.
2. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang
dikembangkan atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi berdasarkan
kebutuhan lingkungannya.
3. Mengetahui perbandingan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan LKS inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada.
4. Mengetahui persentase afektif siswa yang dibelajarkan melalui
penggunaan LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
dibandingkan dengan persentase afektif siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada.
5. Mengetahui persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan melalui
7
dibandingkan dengan persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan
dengan LKS yang sudah ada.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti: sebagai bahan masukan dalam hal upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pengajaran kimia dengan menggunakan LKS inovatif
dan model pembelajaran PBL.
2. Bagi siswa: membantu meningkatkan hasil pembelajaran kimia siswa
dalam proses pembelajaran Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
3. Bagi guru: membantu membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar
sehingga dapat meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan
monoton dengan mengembangkan LKS inovatif.
4. Bagi sekolah: membantu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui
peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru.
5. Bagi peneliti selanjutnya: sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk
pengembangan LKS dan model Problem Based Learning (PBL).
1.7. Defenisi Operasional
1. Lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa
untuk melakukan kegiatan yang terprogram (Dhari dan Haryono:1988).
2. Staregi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah
kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok
( Yamin: 2013).
3. Peningkatan hasil belajar merupakan persentase keberhasilan belajar
setelah dilakukan suatu perlakuan dalam proses belajar mengajar.
4. Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran,
kemampuan imajinasi, berbagai stimulan dan individu yang
mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru baik bagi dirinya sendiri
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Persepsi guru kimia atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi terhadap LKS
kimia di kelas X belum lengkap.
2. Persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi pada mata pelajara kimia kelas X adalah baik.
3. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan melalui LKS inovatif pada materi
redoks lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan menggunakan LKS yang
sudah ada.
4. Persentase afektif siswa yang dibelajarkan melalui penggunaan LKS Inovatif
pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi dibandingkan dengan
persentase afektif siswa yang dibelajarkan dengan LKS yang sudah ada.
5. Persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan melalui penggunaan LKS
Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi dibandingkan
dengan persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan dengan LKS yang
sudah ada.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
LKS inovatif dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran
kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting untuk memeriksa isi,
bahasa, penyajian dan kegrafikan dari buku yang akan digunakan siswa
sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum
69
2. Bagi mahasiswa yang lain atau peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut disarankan menggunakan LKS kimia inovatif dengan
model pembelajaran yang berbeda dan sejalan dengan perkembangan
teknologi agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam
meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (1999), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta.
Brady, (1999). Kimia untuk Universitas, Erlangga: Jakarta.
Cahyaono. Joko, (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif
Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (Skripsi), FMIPA Unimed: Medan.
Farida. Ulfah, (2013), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan
LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Logis Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta.
Ginting. Elsa, (2014), Pengembangan Modul Kimia Inovatif Pembelajaran
Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (Skripsi), FMIPA, Unimed: Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia: Medan.
Hutagalung. Renata, (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan
Elektrolit Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning, (Skripsi), FMIPA Unimed: Medan.
Ihsan, (2008), Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Istiana, (2013), Pengaruh Pengggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kimia yang
Disusun Oleh UMI Latifah Materi Pokok Sifat Koligatif Larutan Berdasarkan Standar Isi (SI) Terhadap Peningkatan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XII MAN Maguwoharjo Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.(Skripsi), FMIPA UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Mudyahardjo, (2001), Pengantar Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa. E, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan
71
Panjaitan, Herry Purwanto. Perbandingan Hasil Belajar Dan Sikap Kerja Keras
Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) dan Model Jigsaw Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). (Jurnal), FMIPA Unimed: Medan
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press:
Yogyakarta.
Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,
Kencana Perenada Media Group: Bandung.
Sa’ud, (2009), Inovasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung.
Semara Putera, Ida. Bagus Nyoman, Implementasi Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence Quotien ( IQ). (Jurnal). (2012). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sianturi, Agnes, (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Inovatif
Redoks Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning, (Skrispi), FMIPA Unimed: Medan.
Silitonga. Pasar Maulim, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian,
FMIPA UNIMED: Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta: Jakarta.
Sudjana. Nana, (2005), Metode Statistika, Tarsito: Bandung.
Suhaimi. Robi, (2013), Efektivitas Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write
Berbantuan Lembar Kerja Siswa Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa. (Skripsi), FMIPA Unimed: Medan
Sumarji, Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Pemecahan Ilmu Statistika dan Tegangan di SMK. (Jurnal Teknologi dan Kejuruan), Vol. 32. (2009). Hal 129-140.
Yamin. Matirnis, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP