1
Sejalan dengan semakin berkembanganya era industrialisasi pada jaman sekarang ini, menyebabkan semakin ditingkatkannya langkah pembangunan negara Indonesia yang maju dan mandiri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan proses industrialisasi dengan cara mekanisme dan modernisasi (Departemen Tenaga Kerja, 1998/1999:1).
Keadaan yang demikian menyebabkan penggunaan teknologi modern seperti mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya menjadi semakin meningkat. Hal tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi yang dilakukan oleh buruh/ pekerja dapat pula menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Maka akan terjadi pula lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya. Masalah tersebut di atas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Hal-hal tersebut di atas dapat dibuktikkan dengan beberapa fakta yang menyatakan bahwa angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sangat tinggi. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 (satu) pekerja di dunia meninggal setiap 15 (lima belas) detik karena kecelakaan kerja dan 160 (seratus enam puluh) pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat angka kematian yang disebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 (dua) juta kasus setiap tahun. (http://www.depkes.go.id/article/view/201411030005/1- orang-pekerja-di-dunia-meninggal-setiap-15-detik-karena-kecelakaan-
kerja.html diakses pada 08/02/2016 pukul 21.44 WIB). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melaporkan, pada semeseter I-2015
jumlah kasus kecelakaan kerja peserta program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) mencapai 50.089 (lima puluh ribu delapan puluh sembilan) kasus.
Angka ini turun dibandingkan periode tahun lalu yaitu tahun 2014 yang mencapai 53.319 (lima puluh tiga ribu tiga ratus sembilan belas) kasus (http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/2943/Angka-Kasus-Kecelakaan- Kerja-Menurun.htmldiakses pada 08/02/2016 pukul 21.47 WIB).
Buruh/ pekerja mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, buruh/ pekerja harus diberikan perlindungan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan kerja sangat tinggi. Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pemikiran agar buruh/ pekerja dapat menjaga keselamatannya dalam menjalankan pekerjaan.
Sehingga perlu diusahakan keselamatan dan kesehatan pekerja agar apa yang dihadapinya dalam pekerjaan dapat diperhatikan semaksimal mungkin, sehingga kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan itu tetap terjamin (Lalu Husni, 2005:25).
Pemerintah telah menetapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja melalui peraturan perundangan-undangan. Peraturan perundangan-undangan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran, dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja (Gerry Silaban, 2008:1).
Tidak satupun produk peraturan perundangan yang ada di Indonesia tidak bersumber dari hukum dasar tertinggi yaitu Undang-undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) Tahun 1945 sebagai sumber hukum dari segala hukum. Sumber hukum peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja berlandaskan pada pasal 27 ayat 2 UUD RI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal ini memberi makna yang luas bahwa disamping warga negara berhak mendapat pekerjaan yang
manusiawi juga mendapatkan perlindungan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja agar dalam melaksanakan pekerjaan tercipta kondisi kerja yang nyaman, sehat, dan aman serta dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia (Abdul Rachmad Budiono, 1997:1-2). Selain itu diatur juga dalam Pasal 28H UUD RI 1945 yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Keadaan yang demikian mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya serta penyakit yang dapat ditimbulkan dari kondisi kerja. Oleh karena itu, disusunlah Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tersebut diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu bahwa “Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama”.
Secara khusus, keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam Undang- undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang ini dengan jelas menyatakan bahwa setiap buruh/ pekerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.
Terlepas dari sudah diaturnya peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam perundang-undangan, tidak selalu peraturan perundang- undangan yang dibuat oleh pemerintah dapat memberikan perlindungan hukum terhadap warga negaranya. Sehingga perlu tinjauan lebih dalam mengenai peraturan perundang-undangan khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk mengetahui peraturan tersebut sudah atau belum memberikan perlindungan hukum terhadap buruh/ pekerja.
Berdasarkan hal-hal di atas, sangat jelas bahwa perusahaan sebagai majikan mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada buruh/pekerjanya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran (R. J. M. Mandagi, 2013:430). Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan hendaknya membuat regulasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang terwujud dalam PKB. Pembuatan PKB ini diturunkan dari peraturan perundang-undangan tentang Ketenagakerjaan maupun tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta diiringi dengan pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini berlaku bagi semua perusahaan, begitu juga dengan PT. Dan Liris.
PT. Dan Liris merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil dan garment terpadu, mempekerjakan lebih dari 8.000 (delapan ribu) pekerja dan sudah menggunakan teknologi modern (mesin canggih).
Dalam bidang tekstil proses produksi di perusahaan ini dimulai dengan proses spinning (merupakan tahap awalan dimulai dengan membuka bale kapas sampai dengan menjadikan serat kapas sebagai benang dalam bentuk gulungan); weaving (merupakan tahap penenunan benang menjadi kain mentah atau kain setengah jadi); dan dyeing, finishing, & printing (tahap dyeing dan finishing ini dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin untuk mengubah kain greige untuk diberi warna dasar, sedangkan tahap printing merupakan tahap merubah ain menjadi kain siap pakai). Dalam bidang garmen, proses produksi yang dilakukan adalah mengubah kain yang siap pakai menjadi pakaian siap pakai. Proses dalam bidang garment ini meliputi pemotongan kain, pemasangan kancing, menjait, dan sebagainya, yang kesemuanya dilakukan menggunakan mesin. Di bidang garmen terdapat mesin sejumlah 2.775 (dua ribu tujuh ratus tujuh puluh lima) mesin, hal ini
menjadikan proses produksi di PT. Dan Liris mempunyai resiko kecelakaan kerja menjadi tinggi.
Berdasarkan alasan di atas, penulis tertarik untuk mengambil obyek penelitian di PT. Dan Liris yang terletak di Sukoharjo. PT. Dan Liris menempati posisi yang dominan dalam hal ekspor tekstil dan produk tekstil.
Maka dari itu penulis ingin mengetahui apakah regulasi/ kebijakan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Dan Liris sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan apakah norma keselamatan dan kesehatan kerja mampu memberikan perlindungan terhadap buruh/pekerja di PT. Dan Liris.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka hal-hal tersebut menjadi dasar dan melatarbelakangi penulis untuk mengkajinya dalam sebuah penulisan hukum yang berjudul “Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Rangka Perlindungan Terhadap Buruh Di PT. Dan Liris Kabupaten Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis merumuskan masalah untuk mengetahui dan menegaskan masalah-masalah apa yang hendak diteliti sehingga dapat memudahkan penulis dalam mengumpulkan, menyusun, menganalisa, dan mengkaji data supaya lebih rinci untuk dapat tercapainya suatu tujuan yang akan dicapai. Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Apakah Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sudah Memberikan
Perlindungan Hukum Terhadap Buruh/ Pekerja ?
b. Apakah Pelaksanaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Dan Liris Sudah Sesuai Dengan Peraturan Perundang-Undangan ?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
terdapat dua jenis tujuan dalam pelaksanaan suatu penelitian, yaitu tujuan
objektif dan tujuan objektif. Tujuan objektif berasal dari penelitian itu sendiri, sedangkan tujuan subjektif adalah tujuan yang berasal dari penulis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Objektif
a) Untuk mengetahui pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja sudah atau belum memberikan perlindungan hukum terhadap buruh/ pekerja.
b) Untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja di PT.Danliris sudah atau belum sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Tujuan Subjektif
a) Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b) Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan penulis di bidang ilmu hukum pada umumnya dan hukum administrasi negara pada khususnya.
c) Untuk melatih kemampuan penulis dalam mempraktekkan teori ilmu hukum, mengembangkan dan memperluas pemikiran serta pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan guna mengkaji pelaksanaan regulasi terkait perlindungan hukum bagi pekerja dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja.
D. Manfaat Penelitian
Salah satu aspek penting dalam kegiatan penelitian yang tidak dapat diabaikan adalah mengenai manfaat penelitian. Sebuah penelitian hukum diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri maupun dapat diterapkan dalam prakteknya. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literature Hukum Administrasi Negara mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan terhadap penulisan maupun penelitian sejenis untuk tahap berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti oleh peneliti secara benar dan bukan hanya penalaran saja sehingga sesuai dengan tujuan hukum yaitu kepastian hukum.
b) Untuk memberikan masukan dan dapat bermanfaat terhadap penerapan ilmu hukum bagi masyarakat pada umumnya dan bagi orang-orang yang bekerja dalam bidang hukum pada khususnya.
E. Metode Penelitian
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos yang berarti cara, upaya, atau jalan sehingga metode penelitian adalah cara, upaya atau jalan untuk menemukan kebenaran dengan suatu teknik atau prosedur tertentu.
Terdapat pemikiran lain yang menyebutkan bahwa metode penelitian adalah merupakan suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berusaha untuk memecahkan masalah secara sistematis, dengan metode-metode dan teknik tertentu yang ilmiah. Kegiatan penelitian merupakan usaha untuk menganalisa serta mengadakan kontruksi secara metodelogis, sistematis dan konsisten.
Metodologis berarti sesuai dengan metode tertentu, sistematis, adalah
berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu kerangka tertentu (Soerjono Soekanto, 2007:42).
Penelitian hukum (legal research) adalah suatu proses untuk menemukan kebenaran koherensi, yaitu menemukan apakah aturan hukum yang ada sudah sesuai dengan norma hukum, apakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan prinsip hukum dan apakah tindakan seseorang sudah sesuai dengan norma hukum atau prinsip hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2011:43). Penelitian hukum merupakan suatu penelitian dalam kerangka know-how didalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memecahkan isu hukum yang dihadapi. Berdasarkan uraian diatas maka untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam penulisan hukum ini, metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif (doctrinal research). Penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Sebenarnya tidak perlu menyebut istilah “penelitian hukum normatif” karena dengan penyebutan
“penelitian hukum” saja, sudah jelas bahwa penelitian tersebut bersifat normatif (Peter Mahmud Marzuki, 2011:55-56). Dengan penelitian hukum ini penulis berharap mampu memberikan jawaban atas permasalahan hukum dalam penelitian ini.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum in concreto, untuk menemukan hasil terkait pelaksanaan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi buruh/pekerja pada PT. Dan Liris telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Sifat Penelitian
Penelitian ini menggunakan sifat penelitian prespektif dan terapan.
Sebagai ilmu yang bersifat prespektif, penelitian hukum yang dilakukan oleh praktisi maupun para scholars tidak dimulai dengan hipotesis.
Sehingga dalam hal ini bukan hanya sekedar menetapkan aturan yang ada, melainkan juga menciptakan hukum untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Mengingat ilmu hukum merupakan ilmu terapan, penelitian hukum dalam kerangka kegiatan akademis maupun kegiatan praktis harus dibingkai oleh moral.
c. Pendekatan Penelitian
Penelitian hukum terdapat beberapa macam pendekatan.
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum antara lain pendekatan perundang-undangan (Statue Approach), pendekatan historis (Historical Approach), pendekatan kasus (Case Approach) dan pendekatan konseptual (Conceptual Approach) (Peter Mahmud Marzuki, 2011:93).
Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (Statue Approach) dan pendekatan konseptual (Conceptual Approach). Pendekatan perundang- undangan yakni dengan mencari ratio legis dan dasar ontologis lahirnya perundang-undangan terkait masalah penelitian. Dengan mempelajari ratio legis dan dasar ontologis suatu undang-undang dapat ditemukan kandungan filosofi yang ada di belakang undang-undang itu (Peter Mahmud Marzuki, 2011:93). Pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan dan regulasi yang cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada. Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari penerapan aturan hukum yang dilakukan dalam proses perlindungan. Memahami kandungan filosofi yang ada dibelakang undang-undang itu, dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya benturan filosofis antara undang- undang dengan isu yang dihadapi dan digunakan sebagai dasar untuk
membangun argumentasi hukum untuk menjawab isu hukum yakni penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka perlindungan terhadap buruh terutama di PT.Danliris.
Pendekatan Konseptual adalah pendekatan yang beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. dengan mempelajari pandang-pandangan dan doktrin- doktrin di dalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum relevan dengan isu yang dihadapi. Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi.
d. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Menurut Peter Mahmud Marzuki, sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam. Sumber-sumber penelitian tersebut yaitu yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (Peter Mahmud Marzuki, 2011:141).
Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat autoritatif. Bahan hukum primer terdiri dari Peraturan perundang- undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim, sedangkan bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.
Adapun bahan hukum primer yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No: Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
7) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No: Per.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
8) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
Kemudian bahan hukum sekunder, yaitu berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Dalam penelitian ini meliputi :
1) Buku-buku teks yang ditulis oleh para ahli hukum;
2) Jurnal-jurnal hukum; dan
3) Artikel, internet dan sumber lainnya yang memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini.
e. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum 1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengkaji dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan perlindungan buruh dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Klarifikasi
Klarifikasi atau konfirmasi ini ditujukan kepada Bapak Ikhsan selaku Sosial Compliance PT.Danliris dan klarifikasi kepada buruh di PT.Danliris melalui kuisioner.
3. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan dan observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengamati secara langsung atau tidak langsung terhadap objek yang ada di lapangan tentang segala sesuatu mengenai objek penelitian yakni perlindungan tenaga kerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerjadi PT.Danliris mengenai potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja. Penulis dalam hal ini menggunakan pengamatan secara tidak langsung.
Pengumpulan bahan hukum dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan. Menurut Peter Mahmud Marzuki, studi dokumen merupakan suatu alat pengumpulan data yaitu dengan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan menggunakan content analysis (Peter Mahmud Marzuki, 2011:21). Dalam hal ini peneliti menggunakan studi dokumen yang dilakukan untuk memperoleh bahan hukum primer dan sekunder (bahan pustaka/ dokumen/ arsip) yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
f. Teknik Analisis Bahan Hukum
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode silogisme dan interpretasi dengan menggunakan logika deduktif.
Logika deduktif atau sering kali disebut sebagai cara berpikir yang bertolak dari pengertian bahwa sesuatu yang berlaku bagi keseluruhan peristiwa kelompok/jenis tersebut. Dalam penggunaannya, logika deduktif ini memerlukan alat yang disebut silogisme, yaitu sebuah argumentasi yang terdiri dari dari 3 buah proposisi berupa pernyataan yang membenarkan atau menolak suatu gejala. Proposisi-proposisi tersebut disebut premis mayor, premis minor, dan konklusi. Premis mayor merupakan ketentuan umum, premis minor adalah fakta-fakta yang bersifat khusus dan konklusi adalah upaya untuk menarik kesimpulan hubungan antara premis mayor dan premis minor.
Sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis mayor.
Kemudian diajukan premis minor. Dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion. (Peter Mahmud Marzuki, 2011:47). Di dalam logika silogistik untuk penalaran hukum yang bersifat premis mayor adalah aturan hukum sedangkan premis minornya adalah fakta hukum.
Dalam penelitian ini yang menjadi premis mayor adalah peraturan perundang-undangan. Sedangkan premis minornya adalah adanya kewajiban bagi pengusaha untuk menerapkan aturan perlindungan dan terhadap buruh dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.Danliris di Kabupaten Sukoharjo.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai isi penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penelitian hukum serta dapat mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini. Oleh karena itu, penulis menjabarkan dalam sistematika penulisan hukum yang terdiri dari 4 (empat) bab dan dalam tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian sehingga dapat mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis berusaha memberikan gambaran awal mengenai penelitian yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dan sistematika penulisan hukum untuk dapat lebih memberikan pemahaman terhadap isi penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan mengenai kerangka dari teori maupun kerangka pemikiran. Kerangka teori berisi tinjauan tentang Hubungan Kerja, Tinjauan tentang Buruh/Pekerja dan Pengusaha, Tinjauan tentang Perlindungan Hukum Terhadap Buruh/ Pekerja Dalam Hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Tinjauan tentang Harmonisasi Peraturan, Tinjauan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Tinjauan tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Tinjauan Tentang Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta kerangka pikir yang merupakan alur pemikiran penulis.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan secara singkat mengenai hasil analisis berupa kesimpulan akhir dari pembahasan ata permasalahan hukum yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan disertai dengan saran- saran yang didasarkan pada hasil penulisan hukum.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis serta memberikan saran yang relevan dngan penelitian terhadap pihak-pihak yang terkait dengan penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN