• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Deskripsi Umum

Sistem yang dibuat digunakan untuk membantu Kepala Toko dalam menentukan alternatif pembuatan penjadawalan shift kerja. Sistem yang dibuat menggunakan Algoritma Genetika, dimana sistem ini digunakan oleh kepala toko untuk penerapannya. Kepala toko bertugas untuk menginputkan data yang digunakan untuk proses penjadwalan shift kerja oleh sistem. Data tersebut yaitu meliputi data pegawai yang terdiri dari nama, jenis kelamin, jabatan dan jadwal shift pegawai.

3.2 Analisa Data

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sample data dari Togamas Soekarno Hatta Kota Malang. Data yang di ambil dan dijadikan acuan yaitu data penjadwalan shift kerja yang masih manual dan disusun selama 1 bulan terakhir. Data yang dijadikan acuan untuk analisis perancangan sistem pada penjadwalan shift kerja yaitu :

a. Jumlah Pegawai

Pada Togamas Soekarno Hatta Malang terdapat 18 pegawai. Yang dimana 6 orang bekerja dikantor dan 12 orang sisanya sebagai Customer Advisor dan Kasir.

b. Slot Waktu

Slot waktu untuk pernjaswalan shift kerja di Togamas Soekarno Hatta malang yaitu terdapat 3 slot waktu antara lain : pagi, midle, dan siang. Dalam satu bulan setidaknya pegawai mendapatkan giliran shift, yang dimana 1 shift terdiri dari 4 orang.

Terdapat juga aturan-aturan yang harus dipenuhi dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di Togamas Soekarno Hatta yang dimana agar algoritma genetika dapat berjalan lancar dan menghasilkan penjadwalan shift kerja yang terbaik, dimana aturan-aturan itu, sebagai berikut :

(2)

Tabel 3.1 Aturan Penjadwalan Shift Kerja

Aturan-aturan yang dibuat merupakan aturan yang berlaku di Togamas Soekarno Hatta, dengan menggunakan algoritma genetika diharapkan dapat menyelesaikan permasalah penjadwalan dengan mendapatkan hasil penjadwalan yang optimal. Penjadwalan yang optimal ditandai dengan didapatnya nilai fitness terbaik.

3.3 Perancangan Algoritma Genetika

Pada tahapan ini akan dijelaskan alur perancangan Algoritma Genetika, sebagai berikut:

3.3.1 Pengkodean

Pada algoritma genetika terdapat berbagai bentuk macam pengkodean, dari nilai yang berupa symbol, karakter, numerik, maupun biner tergantung berdasarkan permasalahan yang diselesaikan. Pada penelitian ini dalam menyelesaikan permasalahan menggunakan karakter sebagai pengkodean.

3.3.2 Inisialisasi Kromosom

Pada tahap inisisalisaasi kromosom satu populasi terdapat kumpulan individu- individu yang mempresentasikan dalam jadwal. Jadwal yang dibuat terdiri atas 30 hari, satu slot gen untuk satu individu mempresentasikan kode pegawai,

No. Aturan Penjadwalan Shift Kerja

1 Pegawai tidak boleh bekerja di shift yang sama

2 Pegawai tidak boleh bekerja lebih dari satu shift dalam sehari 3 Pegawai mempunyai waktu istirahat 8 jam

4 Aturan kerja setiap pegawai yaitu 6 hari kerja 1 hari libur

5 Shift pagi dan shift malam pegawai kasir tidak boleh lebih atau kurang dari 1

(3)

shift, hari. Sehari terdiri dari 12 pegawai, dimana terbagi shift pagi 4 orang, shift midle 4 orang, dan shift siang 4 orang.

Tabel 3.2 Data Pegawai

No Nama Pegawai Jenis Kelamin ID

1 Pegawai 1 Perempuan A

2 Pegawai 2 Perempuan B

3 Pegawai 3 Perempuan C

4 Pegawai 4 Perempuan D

5 Pegawai 5 Perempuan E

6 Pegawai 6 Laki-Laki F

7 Pegawai 7 Laki-Laki G

8 Pegawai 8 Laki-Laki H

9 Pegawai 9 Laki-Laki I

10 Pegawai 10 Laki-Laki J

11 Pegawai 11 Laki-Laki K

12 Pegawai 12 Laki-Laki L

13 Pegawai 13 Laki-Laki M

14 Pegawai 14 Laki-Laki N

Tabel 3.2 merupakan data pegawai yang akan direncanakan dalam penjadwalan shift kerja. Dan juga terdapat data shift dan waktu yang dijelaskan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Data Shift dan waktu

No Shift Jam Kerja Jumlah Pegawai Berjaga

1 Pagi 09.00 – 16.00 3 orang

Midle 11.00 – 19.00 4 orang

Siang 13.00 – 21.00 3 orang

(4)

Setelah didapat data pegawai dan data shift dan waktu maka dilakukan tahap inisialisasi kromosom, inisialisasi yang pertama yaitu data pegawai yang dijelaskan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kode Pegawai

Gambar 3.2 Contoh Hasil Inisialisasi Kromosom

Keterangan:

PG : Pegawai P : Pagi M : Midle S : Siang

Pada gambar 3.2 dijelaskan bahwa dalam satu slot waktu yang mengalami pengacakan yaitu slot gen pegawai. Seperti contoh pegawai dengan kode J berada di hari 1 dan mendapatkan shift pagi.

Inisialisasi nilai awal kromosom didapatkan dengan membangkitkan bilangan acak. Seperti pada Tabel 3.4, 3.5, dan Tabel 3.6 dimana dibangkitkan bilangan acak pada setiap individu.

(5)

Tabel 3.4 Inisisalisasi Populasi Awal Individu 1

Tabel 3.5 Inisisalisasi Populasi Awal Individu 2

Tabel 3.6 Inisisalisasi Populasi Awal Individu 3

Individu 1

Hari 1 2 3 4 5 6 7

Pagi

A F B A A J C

I H D C M L F

J L G M N M J

L

Midle

D B F F D A A

E D H H K G K

K E I E C H G

N J M G F K N

Siang

B A E D B B B

G K K I H E I

M N L L I N H

M

Individu 2

Hari 1 2 3 4 5 6 7

Pagi

B B N L K D L

I F B N L L N

K I I D C N D

I

Midle

D A J G J E E

H D L K E K H

G K E F D M K

M N G E M J B

Siang

C L A I B G J

A H H B G A A

J M K J I H M

C

Individu 3

Hari 1 2 3 4 5 6 7

Pagi

L B B K G E G

D J M G L A E

M N J B E H L

K

Midle

E E E H N G C

H D K C A L D

G M G I F J M

B A D N K K J

Siang

K L F J J B I

F H L F B C F

A C N A D D N

A

(6)

3.3.3 Perancangan Fitness

Pada tahap mendapatkan fitness nilai fitness di algoritma genetika menandakan seberapa baik individu yang didapatkan. Dalam algoritma genetika semakin tinggi nilai fitness yang didapat semakin baik pula individu yang dihasilkan berbeda jika nilai fitness semakin rendah maka individu yang didapatkan kurang baik. Pada perancangan fitness cara untuk menghitung nilai fitness adalah nilai yang dilanggar dikalikan dengan konstanta dan ditambahkan seluruhnya lalu ditambahkan satu. Satu dibagi dengan hasil dari penghitungan pelanggaran dari perhitungan ini menghasilkan nilai fitness. Pelanggarannya yaitu jika pegawai tidak sesuai dengan constraint yang sudah di tetapkan sebelumnya, yang terdapat pada Tabel 3.1. Perhitungan fitness pada penilitian ini yaitu:

Fitness = 1+𝑃𝑒𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖1

= 1+(1Σ𝑝1+1Σ𝑝2+1Σp3+1Σp4+1Σp5)1 (3.1)

3.3.4 Perhitungan Crossover

Crossover merupakan proses dalam algoritma genetika yang dimana cara kerjanya menggabungkan 2 kromosom induk menjadi kromosom baru. Metode yang digunakan dalam crossover pada penelitian ini salah satunya yaitu one-cut point, yaitu memilih secara acak satu posisi dalam individu induk kemudian saling menukar gen [7].

(7)

Tabel 3.7 Proses Crossover

P1 A I J D E K N B G M F H L B D E J A K N B D G F

P2 B I K D H G M C A J B F I A D K N L H M N B I J

C1 A I J D E K N B G M F H L B D E J A K N B D G F

C2 B I K D H G M C A J B F I A D K N L H M N B I J

(8)

Lanjutan tabel 3.7 Proses Crossover

(9)

Lanjutan tabel 3.7 Proses Crossover

Pada Tabel 3.7 terdapat beberapa Langkah-langkah dalam pengoperasian crossover yaitu :

c. Tahap pertama menghitung jumlah yang akan dihasilkan oleh proses crossover, dengan perhitungan sebagai berikut :

Offspring = popsize x Crossover Rate Offsping = 3 x 0.5

Offspring = 1.5

dibulatkan menjadi = 2 (3.2)

dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai 2 sebagai hasil proses crossover.

d. Tahap kedua pemilihan induk secara acak sebagai contoh induk yang dipilih yaitu induk 1 dan induk 2.

e. Tahap ketiga dilakukan persilangan terhadap induk 1 dengan induk 2 pada baris ke-37.

3.3.5 Perhitungan Mutasi

Setelah dilakukan perhitungan crossover dilanjutkan pada tahap perhitungan mutasi. Proses mutasi dilakukan untuk mengubah gen keturunan secara acak dan diharapkan menghasilkan keturunan yang terbaik.

(10)

Tabel 3.8 Proses Mutasi

(11)

Lanjutan Tabel 3.8 Proses Mutasi

(12)

Lanjutan Tabel 3.8 Proses Mutasi

Pada Tabel 3.8 dijelaskan bagaimana proses mutasi dilakukan, adapun langkah- langkah dalam pengoperasian mutasi dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap pertama menghitung jumlah yang akan dihasilkan oleh proses mutasi, dengan perhitungan sebagai berikut :

Offspring = popsize x Mutation Rate Offsping = 3 x 0.5

Offspring = 1.5

dibulatkan menjadi = 2 (3.2)

dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai 2 sebagai hasil proses mutasi.

b. Tahap kedua pemilihan induk secara acak sebagai contoh induk yang dipilih yaitu induk 2 dan induk 3.

c. Tahap ketiga penentuan titik yang akan dimutasi, pada contoh ini dilakukan mutasi pada titik 24 dan titik 40.

d. Tahap keempat dilakukan penukaran nilai pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya.

3.3.6 Seleksi

Tahap seleksi dilakukan untuk mendapatkan hasil atau nilai fitness yang terbaik. Proses penyeleksian pada penelitian ini menggunakan metode rangking dimana hasil yang dipilih adalah nilai fitness yang tertinggi dari satu kali pemrosesan.

(13)

3.4 Perancangan Sistem 3.4.1 Use Case Diagram

Pada gambar 3.3 merupakan Use Case dari Kepala Toko, dimana Kepala Toko bertindak sebagai Admin. Admin disini memiliki 2 hak akses yaitu : kelola data pegawai yang meliputi create, read, update, dan delete terhadap data pegawai dan hak akses selanjutnya yaitu penjadwalan shift.

Gambar 3.3 Use Case Diagram Untuk Admin 3.4.2 Design Perangkat Lunak

Aplikasi penjadwalan shift kerja ini hanya dapat di akses oleh satu orang yaitu oleh Kepala Toko atau Admin. Yang dimana Kepala Toko bertugas dalam menyusun jadwal secara keseluruhan. Penjelasan secara rinci tentang design perangkat lunak dijelaskan pada gambar 3.4

(14)

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Penjadwalan Shift Kerja

Pada gambar 3.4 penjelasan alur Sistem Penjadwalan Shift Kerja, sebagai berikut:

1. Pada tahap awal yang bertindak sebagai user asdalah Kepala Toko. Kepala Toko dapat memilih menu pada sistem penjadwalan.

2. Tahap kedua user menginputkan data pegawai yang terdiri dari nama pegawai, jenis kelamin, jabatan lalu data waktu dan data shift.

3. Tahap ketiga data yang telah diinputkan disimpan dan diinisialisasikan di dalam database.

4. Tahap keempat data yang telah disimpan di database di panggil oleh sistem dan dianalisa domain, variable sebagai elemen-elemen untuk diproses oleh algoritma genetika.

5. Tahap kelima hasil dari proses sebelumnya diselesaikan menggunakan tahap crossover dan mutasi untuk mendapatkan hasil fitness yang terbaik dari proses akhir algoritma genetika.

(15)

6. Pada tahap terakhir sistem menampilkan hasil penjadwalan dari algoritma genetika berupa jadwal.

3.4.3 Design Prototype Interface 3.4.3.1 Form Login

Gambar 3.5 Halaman Login 3.4.3.2 Halaman Awal Sistem Penjadwalan Shift Kerja

Gambar 3.6 Halaman Awal Sistem Penjadwalan

(16)

3.4.3.3 Halaman Menu Pegawai

Gambar 3.7 Halaman Tambah Pegawai 3.4.3.4 Halaman Tambah Pegawai

Gambar 3.8 Halaman Tambah Pegawai

(17)

3.4.3.5 Halaman Edit Pegawai

Gambar 3.9 Halaman Edit Pegawai 3.4.3.6 Halaman Data Penjadwalan Shift Kerja

Gambar 3.10 Halaman Data Jadwal Kerja

Gambar

Tabel 3.1 Aturan Penjadwalan Shift Kerja
Tabel 3.2 Data Pegawai
Gambar 3.1 Kode Pegawai
Tabel 3.4 Inisisalisasi Populasi Awal Individu 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru membagi siswa dalam 5 kelompok dari terdiri 4 orang untuk mendiskusikan mengenai peristiwa alam yang terjadi di Indonesia.. Two Stay

Periode kompetisi gulma E.crus-galli nyata menurunkan jumlah anakan, jumlah daun, indeks luas daun, bobot kering akar dan tajuk, anakan produktif, biji isi, produksi gabah

oleh suatu produk sangat bergantung dari bahan baku (buah) yang digunakan untuk pembuatannya, ditambah lagi konsentrasi gum arab paling tinggi pada perlakuan P 1

Menimbang, bahwa terlepas dari ketentuan-ketentuan formil sebagaimana terurai di atas, dalam perkara aquo, disamping ada kepentingan hukum Para Pemohon, juga

Organisme lain, seperti tikus, kanguru dan tupai tepung sama sekali tidak memperoleh air dalam bentuk cairan sehingga mereka secera keseluruhan bergantung pada air untuk

Penelitian yang dilakukan oleh Dubaili adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif type jigsaw dan lebih mefokuskan pada unsur

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kunci dimana Jokowi-JK dapat sukses dalam Pemilihan Presiden 2014 di Kabupaten Mojokerto adalah lahirnya Relawan Gardu Jokowi-JK

Prinsip dasar pengukuran kecerlangan bintang pada citra CCD adalah dengan menghitung intensitas pada semua piksel yang mengandung cahaya dari bintang, perkirakan besar