• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD INPRES MANGASA 1 KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD INPRES MANGASA 1 KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V

SD INPRES MANGASA 1 KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh SALINA NIM 10540913714

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : SALINA

NIM : 10540 9137 14 Program Studi : Strata Satu (S1)

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini dinyatakan telah layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2018 Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tarman A. Arief, S.Pd., M.Pd Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi PGSD Unismuh Makassar

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd NBM. 860 934 NBM : 1148913

(3)

3 HALAMAN PENGESAHAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : SALINA

NIM : 10540 9137 14 Program Studi : Strata Satu (S1)

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Makassar, Agustus 2018 Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tarman A. Arief, S.Pd., M.Pd Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi PGSD Unismuh Makassar

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd NBM. 860 934 NBM : 1148913

(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SALINA

NIM : 10540 9137 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan kepada tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2018 Yang membuat pernyataan

SALINA 10540913714

(5)

5

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SALINA

Stambuk : 10540 9137 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2018 Yang membuat perjanjian

SALINA 10540913714

(6)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : SALINA

NIM : 10540 9137 14 Program Studi : Strata Satu (S1)

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini dinyatakan telah layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2018 Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tarman A. Arief, S.Pd., M.Pd Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi PGSD Unismuh Makassar

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd NBM. 860 934 NBM : 1148913

(7)

7 HALAMAN PENGESAHAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : SALINA

NIM : 10540 9137 14 Program Studi : Strata Satu (S1)

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Makassar, Agustus 2018 Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tarman A. Arief, S.Pd., M.Pd Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi PGSD Unismuh Makassar

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd NBM. 860 934 NBM : 1148913

(8)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SALINA

NIM : 10540 9137 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan kepada tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2018 Yang membuat pernyataan

SALINA 10540913714

(9)

9

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SALINA

Stambuk : 10540 9137 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Skripsi : Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa:

5. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

6. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

7. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini. 8. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2018 Yang membuat perjanjian

SALINA 10540913714

(10)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Kebodohan, kemiskinan, kemalasan tidak akan ada pada diri kita tapi semua itu bersumber pada fikiran dan keyakinan kita untuk berusaha, kita belajar cara melakukan dan melaksanakan.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan Allah tidak membebani seseorang

melainkan sesuai kesanggupannya” (Qs-AL-Baqarah 286) Berdoalah dan beusaha yang disertai dengan

Kesabaran dan ketabahan Adalah kunci keberhasilan

Kupersembahkan………

“Karya sederhana ini untuk Ayahandaku Sabaruddin & Ibundaku Hj. Sumarni sebagai tanda baktiku kepadanya yang selalu mendukungku untuk bisa sampai di perguruan tinggi, serta saudara-saudariku, sahabat-sahabatku yang senantiasa menyayangiku, berdoa dengan tulus dan ikhlas, selalu memberikan yang terbaik serta selalu mengharapkan kesuksesanku”

Terima kasih buat teman-temnku angkatan 014 PGSD Khususnya kepada kelas D seperjuangan

(11)

11 ABSTRAK

Salina. 2018. Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Tarman A. Arief dan Pembimbing II Ummu Khaltsum.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasi dan penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel X (bimbingan belajar) dan variabel Y (motivasi belajar). Subjek Penelitian adalah siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket respon siswa untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa setelah diberikan bimbingan belajar oleh guru. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan perhitungan uji hipotesis menggunakan rumus product moment.

Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar adalah 50,27 dengan standar deviasi 5,97 sedangkan skor rata-rata bimbingan belajar adalah 56,86 dengan standar deviasi 5,77. Adapun distribusi frekuensi motivasi hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 termasuk dalam kategori sedang karena memiliki frekuensi terbanyak yaitu 10 orang dari 29 orang dengan persentase 34,48%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari perhitungan korelasi product moment, dengan perolehan nilai yaitu 0,367 sedangkan nilai rhitung sebesar 0,387.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

(12)

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah swt, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-karena-Nya kita kembali. Dari-karena-Nya segala sumber kekuatan dan inspirasi terindah dalam menapaki jalan hidup ini, Dialah yang memberikan begitu banyak nikmat khususnya kesehatan dan kesempatan sehingga skripsi yang berjudul "Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa” dapat penulis selesaikan. Shalawat dan taslim semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad saw. yang merupakan uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik bagi ummat manusia sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, berkat pertolongan dan petunjuk dari Allah swt dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam wujud yang sederhana. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan kepada kedua orang tuaku Ayahanda terhormat Sabaruddin dan Ibunda tercinta Hj. Sumarni yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan cintanya serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang beliau berikan

(13)

13 kepada penulis bernilai kebaikan dan dapat menjadi penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah sangat membantu selama penulis menyusun proposal ini yaitu diantaranya :

1. Dr. Tarman A. Arief, S.Pd., M.Pd., dan Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

2. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dra. Andi Marliah Bakri, M.SI, Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis.

7. Johoriah, S.Pd., Kepala Sekolah SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, atas bantuannya selama penulis mengadakan penelitian

(14)

8. Sartika Dewi, S.Pd., guru kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, sekaligus sebagai validator atas segala bimbingan dan kerja samanya selama penulis mengadakan penelitian.

9. Bapak/Ibu guru serta seluruh staf SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang telah memberikan bantuan selama penulis mengadakan penelitian.

10. Siswa-siswa SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa khususnya kelas V atas kerjasama, motivasi serta semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran

11. Teman-teman seperjuangan Jurusan PGSD angkatan 2014 terkhusus kelas D yang telah bersama-sama berjuang keras dan penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini akan menjadi sebuah kenangan yang indah, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga segala banyuannya menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Hanya Allah swt yang dapat memberikan imbalan yang setimpal. Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-Nya. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ini. Semoga saran dan

(15)

15 kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Aamiin.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabikul Khaerat.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Makassar, Agustus 2018

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Penelitian yang Relevan ... 7

2. Bimbingan Belajar ... 10

3. Motivasi Belajar ... 18

4. Bahasa Indonesia ... 27

(17)

17

C. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Variabel dan Desain Penelitian ... 33

C. Defenisi Operasional Variabel ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Populasi seluruh siswa selas V SD Inpres Mangasa 1 ... 35

3.2. Sampel siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 ... 36

4.1 Statistik deskriptif skor bimbingan belajar ... 42

4.2 Statistik deskriptif skor motivasi belajar ... 43

4.3 Distribusi frekuensi motivasi hasil belajar ... 44

4.4 Data hasil penelitian bimbingan belajar dan motivasi belajar ... 46

4.5 Analisis deskriptif data bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi belajar ... 47

(19)

19 DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bagan Kerangka Pikir ... 32 3.1. Desain Penelitian ... 35

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran Halaman

Lampiran A: I. Angket I bimbingan belajar ... II. Angket II motivasi belajar ... Lampiran B: I. Daftar nama siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa ... II. Daftar nilai motivasi hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa ... Lampiran C: Data rekapitulasi uji coba angket bimbingan belajar dan motivasi belajar ... Lampiran D: I. Data hasil penelitian ... II. Analisis deskriptif data hasil penelitian ... III. Nilai Standar Deviasi (S) angket bimbingan belajar dan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa ... Lampiran E: Nilai-nilai r Product Moment ... Lampiran F: Dokumentasi ... Lampiran G: Riwayat hidup ... Lampiran H: Persuratan ...

(21)

21 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiaannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertologan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa di sini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara bologis, psikologis, dan sosiolofis. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Hal ini berhubungan dengan pendapat Hasbullah (2012:1), yang menyatakan bahwa pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetauan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab, kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan di sekolah dasar sebagai awal dari pembentukan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, merupakan pondasi dari pembagunan. Untuk itu diperlukan keseriusan dalam menunjang pola pendidikan di sekolah dasar. Pendidikan disekolah dasar memiliki tingkatan tersendiri yang lengkap dengan berbagai aspek kesulitan yang dihadapinya. Sekolah dasar yang melingkupi interaksi antara pendidik atau guru dan yang dididik atau siswa.

(22)

Dalam interaksi ini seringkali terjadi hambatan dalam peningkatan kualitas atau mutu pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat (1) menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa”.

Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Di sekolah terdapat sejumlah bidang pelayanan sekolah seperti bidang administrasi dan supervisi, yaitu kepala sekolah, bidang pengajaran yaitu guru bidang studi serta bidang bimbingan yaitu guru pembimbing. Semua bidang tersebut saling bekerjasama agar pendidikan di sekolah berjalan dengan baik sehingga tujuan sekolah pun tercapai. Salah satu tujuan sekolah yaitu memenuhi perkembangan optimal kebutuhan siswa dalam proses perkembangannya sesuai bakat, kemampuan dan minat.

Sekolah dasar merupakan sebuah jenjang pendidikan yang diikuti oleh anak dengan rentang usia normal 6 sampai dengan 12 tahun. Pada usia ini anak mengalami masa operasi konkrit (Teori Jean Piaget). Pada masa ini anak sudah mulai berfikir logis, akibat dari adanya kegiatan anak yang telah mampu memanipulasi benda-benda konkrit. Begitu pula dalam kegiatan kesehariannya baik di lingkungan sekolah maupun rumah, ketertarikan anak akan benda-benda pada lingkungannya seiring dengan masa operasi konkrit, anak lebih cenderung

(23)

23 menginginkan untuk bermain dari pada belajar secara formal. Hal ini menyebabkan beberapa anak malas untuk belajar dan lebih tertarik dengan benda-benda yang sesuai dengan masanya.Anak juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menyeluruh. Perkembangan anak tersebut meliputi semua aspek perkembangan anak, salah satunya adalah perkembangan intelegensi anak. Selain itu anak juga mempunyai karakteristik dan kebutuan yang berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lain. Oleh karena itu, anak memerlukan bimbingan yang dikarenakan perbedaan karakteristik anak.

Setiap siswa khususnya di sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya disamping persamaannya. Perbedaan tersebut meliputi kapasitas intelektual, keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan ini cenderung akan mengakibatkan adanya perbedaan pola dalam belajar setiap siswa baik dalam kecepatan belajar maupun keberhasilan yang dicapai siswa.

Bimbingan belajar tidak hanya diberikan hanya satu kali saja. Namun bimbingan belajar bersifat kontinue atau terus menerus, berkelanjutan dan melalui proses. Tujuan pemberian bimbingan ini agar anak dapat mencapai perkembangan optimal sesuai kemampuan bakat dan minat yang dimiliki anak, kemampuan yang dimaksud yaitu intelektual. Bimbingan belajar dapat diberikan kepada individu atau kelompok baik oleh guru maupun orang tua.

Pemberian bimbingan belajar kepada siswa dapat membantu siswa lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa diarahkan pada pembelajaran yang lebih menyenangkan. Pada dasarnya anak SD perlu banyak diberikan motivasi saat

(24)

belajar sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran khususnya diberikan kosa kata yang tepat dalam mengucapkan kalimat dan bahasa Indonesianya baik. Motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah bimbingan belajar berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.”

(25)

25 D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik bersifat teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan kajian untuk membangkitkan semangat belajar

b. Sebagai solusi alternatif bagi guru untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam mengajar

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti hal-hal yang relevan dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi untuk lebih mengenali dan memahami bimbingan belajar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.

b. Bagi guru

Dapat dijadikan sebagai acuan bahwa bimbingan belajar dapat mempengaruhi motivasi belajar.

c. Bagi sekolah

1) Sebagai usaha dalam meningkatkan prestasi sekolah di mata masyarakat.

2) Sebagai masukan bagi sekolah dan instasi terkait dalam menyusun dan melaksanakan program pembinaan kepada guru, misalnya dalam supervisi dari kepala sekolah.

(26)

d. Manfaat bagi Peneliti

Bagi Peneliti, Bimbingan belajar yang tepat dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

(27)

27 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, pada kajian ini kemukakan hubungan teori yang relevan dengan penelitian ini di uraikan sebagai berikut.

1. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang sebelumnya yang dijadikan referensi bagi penulis, diantaranya:

a) Penelitian yang dilakukan oleh Anas (2015) yang berjudul “Hubungan antara Bimbingan Belajar dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bimbingan belajar dengan hasil belajar ilmu pengetahuan social murid SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Metode penelitian yang digunakan deskriptif pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian korelasi. Penelitian ini menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah bimbingan belajar (X)

(28)

dan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS (Y). Teknik yang digunakan yaitu teknik sampling.

b) Penelitian yang dilakukan oleh (Maufirah) yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPA di SMAN 10 PONTIANA”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap motivasi belajar kelas X IPA di sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian korelasi. Sampel penelitian ini adalah 60 siswa. Hasil analisis data menunjukan bahwa bimbingan belajar siswa mencapai 69,51%, ketercapaian tersebut berada pada rentang baik. Sedangkan, motivasi belajar siswa mencapai 87,5% yang berada pada rentang baik. Hasil dari analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y= 90,836 + 0,170. Kesimpulan yang diambil adalah: ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar pada siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. Hal ini berdasarkan analisis regresi sederhana (uji t) diketahui bahwa thitung> ttabel, yaitu 1,913>1,671 dan nilai signifikansi >0,05. Artinya bimbingan belajar yang diberikan guru bimbingan konseling sudah maksimal, sehingga motivasi belajar siswa sudah baik.

c) Penelitian yang dilakukan oleh L Hernawati dan H Georitno (2014) yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mengikuti Kegiatan Bimbingan Belajar Pada Siswa SMP di Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

(29)

29 motivasi yang mempengaruhi siswa SMP mengikuti kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel) secara analisis Deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 48 siswa yang mengikuti Bimbel Primagama Semarang. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala berdasarkan teknik semantic differential untuk pernyataan motivasi instrinsik maupun ekstrinsik. Hasil penelitian menunjukkan 89.12% siswa mengikuti Bimbel dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan dari lima karakteristik motivasi intrinsik yang berperan berdasarkan urutan adalah sikap mengikuti Bimbel (23.23%), nilai mengikuti Bimbel (21.64%), tujuan mengikuti Bimbel (20,39%), kebutuhan mengikuti Bimbel (18.89%) dan minat mengikuti Bimbel (15.85%). Dari tiga karakteristik motivasi ekstrinsik yang berperan adalah keluarga (45.80%), orang lain (32.82%) dan teman (21.37%). Tidak ada perbedaan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik mengikuti Bimbel berdasarkan jenis kelamin.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat dijelaskan beberapa perbedaan setiap penelitian di atas. Perbedaan pada penelitian pertama dengan penelitian kedua yaitu pada penelitian pertama tidak dijelaskan secara rinci proses analisis datanya dan yang ingin dicapai yaitu hasil dari IPS setelah dikaitkan dengan hubungan bimbingan belajar dan penelitian kedua yaitu dengan adanya bimbingan belajar dapat memotivasi siswa. Begitu pula dengan penelitian ketiga dengan mengikuti bimbel dapat memberikan dampak untuk meningkatkan motivasi belajar.

(30)

Adapun perbedaan penelitian yang mau dilakukan sekarang dengan penelitian sebelumnya di lokasi yaitu ingin melihat pengaruh bimbingan belajar terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia siswa di kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh orang lain, dimana dengan memberikan bimbingan belajar pada siswa akan memberi semangat pada siswa dan motivasi belajarnya semakin banyak untuk belajar.

2. Bimbingan Belajar

2.1 Pengertian Bimbingan Belajar

Pengertian bimbingan menurut beberapa tokoh, antara lain:

a. Menurut Yasa (2014:51), bimbingan lebih banyak diarahkan pada penanaman kebiasaan belajar, disiplin belajar dan penguatan sikap belajar. Karena peristiwa belajar yang sesungguhnya baru dialami di sekolah dasar, maka usaha guru yang pertama adalah membimbing anak senang belajar seperti mengatakan pada siswa tentang perlunya belajar, memberikan pujian pada anak-anak yang telah memperlihatkan sikap belajar yang baik, memberikan motivasi kepada anak-anak yang belum menunjukkan minat belajar, memberikan penghargaan pada anak-anak yang menujukkan usaha belajar.

b. Menurut Walgito (2004:5), bimbingan belajar adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

(31)

31 c. Mortensen dan Scmuller (Prayitno dan E. Amti, 1994: 94), Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.

Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan belajar menurut para ahli yang telah disebutkan maka pengertian bimbingan belajar menurut penulis adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yaitu siswa sekolah dasar agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar dengan optimal.

2.2 Tujuan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar di SD bertujuan sebagai berikut (Kartadinata dkk, 1999:61);

1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangkan keterampilan serta bersikap terhadap guru,

2. Menumbuhkan sikap disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok,

3. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi

Sedangkan menurut Yusuf (2012:13) tujuan bimbingan ialah agar siswa dapat:

(32)

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembang karir serta kehidupannya di masa yang akan datang;

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya;

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

2.3 Manfaat Bimbingan Belajar

Manfaat bimbingan belajar menurut (Riyanto, 2010:61) bahwa secara khusus adalah:

Manfaat bimbingan belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi belajar yang nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi murid, dan murid dapat mereduksi kemungkinan kesulitan belajar, sedangkan manfaat bagi guru adalah membantu menyesuaikan program pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik murid dan memudahkan dalam pengembangan potensi murid secara menyeluruh.

2.4 Kriteria-kriteria Layanan Bimbingan Belajar

Berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Robinson (Syamsuddin, 2012:54) telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar yaitu:

(33)

33 a) Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang

dihadapi.

b) Siswa telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi; c) Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan

diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance;);

d) Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release); e) Siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya;

f) Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional; dan

g) Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha-usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya.

2.5 Latar Belakang Bimbingan Belajar

Suatu kegiatan yang dilaksanakan sudah pasti memiliki latar belakang. Demikian pula halnya dengan layanan bimbingan belajar. Menurut Yudhawati (2011:2) kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal antara lain:

a) Adanya criterion referenced evaluation yang mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain:

1) Siswa yang benar-benar dapat meguasai pelajaran. 2) Siswa yang cukup menguasai pelajaran.

(34)

b) Adanya kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan murid yang lainnya. Dimana klasifikasi siswa tersebut antara lain:

1) Siswa yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.

2) Siswa yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya.

3) Siswa yang prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.

c) Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan klasifikasi murid dalam hal ini antara lain:

1) Siswa yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.

2) Siswa yang dapat menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.

3) Siswa yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

d) Adanya penggunaan norm referenced yang mana membandingkan prestasi siswa yang satu dengan yang lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan perstasinya itu antara lain:

1) Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.

2) Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.

(35)

35 3) Siswa yang prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi

kelompoknya.

2.6 Prosedur Bimbingan Belajar

Secara umum prosedur bimbingan belajar dikemukakan Yudhawati (2011:146) dapat ditempuh sebagai berikut:

a) Identifikasi kasus

Identitas kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi murid yang diduga membutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni:

1) Melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan murid yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan

2) Menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.

3) Menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.

(36)

4) Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.

5) Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial dalam dirinya.

b) Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks proses belajar mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek:

1) Substansial-material 2) Struktural-fungsional 3) Perilaku

4) Kepribadian

Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno (2011:57) telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi murid, seputar aspek:

(1) Jasmani dan kesehatan; (2) Diri pribadi;

(3) Hubungan sosial; (4) Ekonomi dan keuangan; (5) Karier dan pekerjaan;

(37)

37 (6) Pendidikan dan pelajaran;

(7) Agama, nilai dan moral; (8) Hubungan muda-mudi;

(9) Keadaan dan hubungan keluarga; dan (10) Waktu senggang.

c) Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks proses belajar mengajar faktor-faktor penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. d) Prognosis

Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus-kasus yang dihadapi.

e) Alih Tangan Kasus (remedial atau referral)

Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika

(38)

permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.

f) Evaluasi dan Follow Up

Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahanmasalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa prosedur bimbingan belajar bermanfaat untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Tersedianya kondisi 11 belajar yang nyaman yang dilakukan dengan mengarahkan belajar, mengawasi belajar dan mendisiplinkan belajar, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa dengan memberi penghargaan prestasi belajar dan membangkitkan semangat belajar, dan murid dapat mereduksi kemungkinan kesulitan belajar dengan membantu mengatasi kesulitan belajar, serta memudahkan dalam pengembangan potensi siswa, dengan menerima siswa apa adanya dan bertanggung jawab akan kebutuhan belajar siswa.

3. Motivasi Belajar

3.1 Pengertia Motivasi Belajar

Motivasi dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan

(39)

39 bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang, Sardiman (2016:75). Perasaan yang dimiliki anak menjadikan anak tidak seperti robot, yang bisa diperintah untuk melakukan sesuatu sesuai perintah, misal belajar.Anak memiliki perasaan untuk melaksakan sesuatu sesuai dengan motivasi yang ada dalam perasaannya. Dengan perasaan itu anak akan berpikir untuk apa anak tersebut melakukan suatu hal.

Motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar.Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi instrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

Motivasi terbagi atas dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi instrinsik” dan motivasi yang

(40)

berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”. Yang dimaksud motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perluh dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang sudah ada motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri.Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang. Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah moti-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dala belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya.

(41)

41 Sehingga motivasi belajar adalah sebuah rangsangan atau semangat atau gairah yang ditimbulkan dari dalam diri anak itu maupun dari luar untuk meraih sebuah tujuan yang dilaksanakan melalui proses belajar.

3.2 Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar b. Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

(42)

3.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2016:84), dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah ke mana. Sedikit pun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut di atas, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut.

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Di sini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai Penggerak Perbuatan

(43)

43 merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.Di sini, anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dala kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membeda nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul dengan isi yang dikandungnya.

c. Motivasi sebagai Pengarah Prebuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyelesaikan mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seseorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yan lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.

3.4 Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2016:91), ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut.

a. Memberi angka

Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak

(44)

didik biasanya bervariasi, sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan ransangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi. Penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan, profesi, dan usia seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu.

c. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bias dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang peranan. Guru bisa membentuk anak didik kedalam beberapa kelompok belajar di kelas, ketika pelajaran sedang berlangsung. Semua anak didik dilibatkan ke dalam suasana belajar.

(45)

45 d. Memberi ulangan

Ulangan bias dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan.Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai semua bahan pelajaran anak didik lakukan sedini mungkin sehingga mereka menjawab setiap item soal yang diajukan ketika pelaksanaan ulangan berlangsung, sesuai dengan interval waktu yang diberikan.

e. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil belajar bias dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dikemudian hari atau pada semester atau catur wulan berikutnya.

f. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.

g. Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik

(46)

dan efektif. Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif dimaskud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.Akan lebiih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang.

h. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.

i. Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan kepada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

(47)

47 j. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.

3.5 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat mengairahkan anak didik, memberikan harapan yang realitis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik kea rah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.

4. Bahasa Indonesia

4.1 Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah suatu sistem lambang atau bunyi yang mempunyai makna secara lengkap dan teratur yang bersumber dari bahasa Melayu, dan digunakan sebagai alat komunikasi secara resmi di seluruh tanah air Indonesia, mulai dari sabang sampai marauke (Asdam, 2008:2). Keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa dari sekolah dasar ini adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi manusia. Dalam pengajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, keterampilan ini antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek berbahasa ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Bagaimana

(48)

seorang anak akan bisa menceritakan sesuatu setelah ia membaca ataupun setelah ia mendengarkan. Begitupun dengan menulis. Menulis tidak lepas dari kemampuan menyimak, membaca dan berbicara anak, sehingga keepat aspek ini harus senantiasa diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan siswa. 4.2 Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan pelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia, antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan, perasaan dan memperluas wawasan kehidupannya. Pengajaran bahasa Indonesia juga dimaksudkan untuk melatih keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing-masing erat hubungannya. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.

4.3 Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi umum bahasa Indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa (Asdam, 2008:2).

(49)

49 kepribadian manusia. Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang kependidikan, kehidupan social, pergaulan, dan adat istiadat manusia.

4.4 Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa Indonesia secara khusus dapat dilihat atas kedudukannya sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ditegaskan dalam sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928. Sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara tertuang dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Bab XV pasal 36. Hal ini merupakan suatu dasar hokum bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

Bahasa Indonesia kedudukannya sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai berikut:

1. Lambang kebanggaan nasional 2. Lambang identitas nasional 3. Lambang jatii diri bangsa

4. Sebagai alat pemersatu dalam masyarakat

5. Sebagai alat penghubung antara budaya dan daerah

Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara berfungsi sebagai berikut: a) Sebagai bahasa resmi Negara Republik Indonesia

b) Sebagai bahasa pengantar dalam lembaga pendidikan

c) Sebagai bahasa resi dalam hubungan pada tingkat nasional serta kepentingan pemerintahan

(50)

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Indonesia berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Jika pembelajaran guru menarik tentu siswa juga akan lebih semangat dalam menerima pelajaran. Peneliti melihat cara belajar siswa kelas V rendah, umumnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang masih menggunakan kurikulum KTSP. Melihat kondisi seperti itu, peneliti memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa, diantaranya yaitu motivasi belajar, kurangnya motivasi belajar siswa dapat dibangkitkan dengan adanya pemberian bimbingan belajar agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Bimbingan belajar merupakan bentuk layanan yang sangat penting sehingga perlu diselenggarakan di sekolah. Dengan diselenggarakannya bimbingan belajar di sekolah diharapkan siswa akan memiliki kebiasaan belajar yang baik. Namun, tidak setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan belajar.Seringkali kemampuan itu mesti difasilitasi oleh guru mata pelajaran. Walaupun mungkin seorang siswa memiliki potensi yang baik, namun yang bersangkutan biasanya masih kurang mempunyai kemampuan untuk mengembangkannya, sudah tentu hasil belajarnya menjadi kurang baik. Layanan bimbingan belajar dalam hal ini ialah membantu siswa mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.

Motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi

(51)

51 dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Jika seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka anak akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Selain motivasi peranan orang tua juga sangat berpengaruh. Orang tua adalah orang yang paling utama memberikan motivasi kepada anak sebelum guru. Karena didikan dari orang tua memili perbedaan dari didikan guru. Dan kecerdasan seorang anak didapatkan dari cara dia dibimbing dan dibina oleh orang tua sehingga anak tersebut memiliki motivasi untuk belajar.

Berdasarkan pembahasan tinjauan pustaka diatas, pembelajaran bahasa Indonesia dengan pemberian bimbingan belajar pada siswa sangat berguna sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa. Setelah itu, peneliti melihat bagaimana hasil belajar siswa setelah pemberian bimbingan belajar dan menganilis dan melihat temuan dari proses pembelajaran bahasa Indonesia. Sehubungan dengan teori tersebut, maka peneliti akan mengkaji lebih jauh lagi apakah ada pengaruh atau tidak ada pengaruh mengenai penelitian yang berjudul pengaruh bimbingan belajar terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa . Adapun skema kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(52)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh secara signifikan terhadap bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Bimbingan belajar

Temuan Pembelajaran bahasa

Indonesia

Motivasi belajar Hasil belajar Analisis

Ada pengaruh

Tidak ada pengaruh KTSP

(53)

53 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pra-Eksperimen. Penelitian Pra-Eksperimen belum merupakan eksperimen sungguh - sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata - mata di pengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara rondom. (Sugiyono, 2016:109)

B. Variabel dan Desain Penelitian

Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Dimana, variabel bebasnya atau variabel yang mempengaruhi yaitu bimbingan belajar dan variabel terikatnya yaitu motivasi belajar siswa.

1) Variabel bebas (X): Bimbingan belajar (Variabel independen) 2) Variabel terikat (Y): Motivasi belajar (Variabel dependen)

Penelitian ini bersifat deskriptif-korelasional yaitu dimaksudkan untuk mengkaji bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jenis penelitian korelasional ini dapat dipakai untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan

(54)

koefisien korelasi. Dengan studi korelasional pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling hubungan diantara variabel-variabel dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistis.

Berdasarkan sifat dan jenis hipotesis yaitu mencari pengaruh antara bimbingan belajar dengan motivasi belajar siswa, desain yang digunakan adalah desain penelitian korelasi, sebagaimana skema di bawah ini:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Dimana:

X = Bimbingan belajar Y = Motivasi Siswa

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk lebih memperjelas pemahaman dan menyamakan persepsi sehingga tidak terjadi perbedaan dalam memahami variabel penelitian yang akan diteliti, maka variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel bebas (X) yaitu bimbingan belajar

Bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yaitu siswa sekolah dasar agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar dengan optimal.

2) Variabel terikat (Y) yaitu motivasi belajar

Motivasi belajar adalah sebuah rangsangan atau semangat atau gairah

(55)

55 yang ditimbulkan dari dalam diri anak itu maupun dari luar untuk meraih sebuah tujuan yang dilaksanakan melalui proses belajar.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2016:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jumlah siswa dari kelas V sebanyak 29 orang diantaranya, jumlah siswa laki-laki sebanyak 13 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 16 orang. Di sekolah SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa memiliki 6 kelas dan proses pembelajaran terdiri atas 1 rombel. Dari penjelasan di atas dapat kita lihat tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

NO. Kelas Jenis kelamin

L P Jumlah

1 Lima (V) 13 16 29

(Sumber: Papan Data Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Tahun 2017/2018)

(56)

Sampel dapat didefinisikan sebagai himpunan sebagian dari unsur-unsur populasi yang memiliki ciri-ciri sama. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015:63). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiyono,2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut (Sugiyono,2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampelyang diambil dari penelitian ini adalah 29 orang.

Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel itu. Jadi sampel dalam penelitian ini yaitu kelas V. Adapun tabel potensi kelas V sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

NO. Kelas Jenis kelamin

L P Jumlah

1 Lima (V) 13 16 29

(Sumber: Papan Data Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Tahun 2017/2018)

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 29 siswa yaitu seluruh siswa kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

E. Instrumen Penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir  C.  Hipotesis Penelitian
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba  Opu Kabupaten Gowa
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Mangasa 1 Kecamatan Somba  Opu Kabupaten Gowa
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Bimbingan Belajar  Statistik  Nilai Statistik
+6

Referensi

Dokumen terkait

1) Persiapkan alat-alat kerja yang akan digunakan. 2) Perhatikan lampu indikator dari akses point tersebut, jika lampu berwarna merah berarti akses point tersebut bermasalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis vegetasi dan fauna yang terdapat di Cagar Alam Padang Luway yang merupakan salah satu objek wisata alam

Hal ini bermaksud tahap kesediaan guru pelatih Fakulti Pendidikan Teknikal UTHM untuk ditempatkan mengajar di kawasan bukan pilihan dari aspek pengetahuan adalah

[r]

Alhamdulillahi robbil’alamiin, puji dan rasa syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

Hasil observasi proses pembelajaran siklus I dan II Guru siswa I Pelaksana an Masih terpaku pada beberapa kelompok saja Siswa ramai dan merasa canggung Membimbing siswa secara

Kelompok IV : diberi diet rendah zat besi dan minuman standar selama 3 minggu setelah adaptasi dan diberikan ekstrak daun kelor dengan dosis 800 mg/ekor/hr selama 2

Di samping unsur aturan Undang-Undang, pelaksanaan upaya diversi pada kasus-kasus yang melibatkan anak, tentunya unsur sumber daya manusia dari aparat penegak