• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN AFEKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN AFEKTIF"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN AFEKTIF

PTIK

PENGERTIAN AFEKTIF

Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.

Perbuatan atau perilaku yang disertai perasaan tertentu disebut warna afektif  kadang-kadang kuat, lemah atau tidak jelas.

Pengaruh dari warna afektif akan berakibat

perasaan menjadi lebih mendalam. Perasaan ini

di sebut emosi (Sarlito, 1982).

(2)

EMOSI

• Menurut Crow & Crow (1958) :

“ An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his overt behavior”.

(Pengalaman afektif yang disertai

penyesuaian dari dalam diri individu tentang

keadaan mental dan fisik dan berwujud

tingkah laku yang tampak)

(3)

 Jadi, emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan

berwujud suatu tingkah laku yang tampak.

 Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik

PERUBAHAN FISIK KARENA EMOSI

1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona 2. Peredaran darah : bertambah cepat bila terkejut 3. Denyut jantung : bertambah cepat kalau kecewa 4. Pernapasan : Bernapas panjang kalau kecewa 5. Pupil mata : membesar kalau marah

6. Liur : mengering kalau takut dan tegang 7. Bulu roma : berdiri kalau takut

8. Pencernaan : buang-buang air kalau tegang

9. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar

10. Komposisi darah : kompisi darah akan ikut berubah

karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar

lebih aktif

(4)

KONDISI EMOSIONAL

Cinta/ kasihsayang Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Perasaan ini dapat disembunyikan.

Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya belangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau ia jatuh cinta

Melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan minatnya sendiri.

Banyak ketakutan-ketakutan baru

muncul karena adanya kecemasan-

kecemasan dan rasa berani yang

bersamaan dengan perkembangan

remaja.

(5)

CIRI-CIRI EMOSIONAL REMAJA

Menurut Biehler (1972)

Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun : 1) Banyak murung dan tidak dapat diterka 2) Bertingkah laku kasar

3) Ledakan kemarahan

4) Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri

5) Mulai mengamati orang tua dan guru-guru secara lebih objektif

Ciri-ciri emosional remaja berusia 15-18 tahun : 1) Pemberontakan

2) Mengalami konflik dengan orang tua mereka

3) Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

CIRI-CIRI KEMATANGAN EMOSI

 Mampu menahan diri dan melampiaskan emosinya dengan cara yang tepat

 Mampu menganalisis situasi dengan kritis, memberikan penilaian terhadap peristiwa atau perlakuan yang diterimanya.

 Mampu menunjukkan suasana hati yang lebih

stabil, dan mulai tenang.

(6)

METODE BELAJAR PENUNJANG PERKEMBANGAN EMOSI

1) Belajar dengan cara coba-coba

Mencoba mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan kepuasan terbesar.

2) Belajar dengan cara meniru

mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain kemudian bereaksi sama dengan orang-orang yang diamati.

3) Belajar dengan cara mempersamakan diri

Anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.

METODE BELAJAR PENUNJANG PERKEMBANGAN EMOSI (2)

4) Belajar melalui pengkondisian

Dilakukan dengan cara asosiasi, setelah melewati masa kanak-kanak. Penggunaan metode ini semakin terbatas pada perkembangan masa suka dan tidak suka.

5) Pelatihan atau belajar di bawah bimbingan

dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi

Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat

diterima jika suatu emosi terangsang.

(7)

Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku serta Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku

Seseorang yang tidak mudah terganggu emosinya cenderung mempunyai pencernaan yang baik.

Gangguan emosi juga dapat menjadi penyebab kesulitan berbicara.

Sikap malu-malu, takut atau agresif dapat merupakan akibat dari ketegangan emosi atau frustasi dan dapat muncul dengan hadirnya individu tertentu atau situasi tertentu.

Rangsangan yang menghasilkan perasaan yang tidak menyenangkan, akan sangat mempengaruhi hasil belajar dan rangsangan yang menyenangkan akan mempermudah siswa belajar.

Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi

 Dengan meningkatnya usia semua emosi diekspresikan dengan lebih lunak karena mereka telah belajar reaksi orang lain terhadap luapan emosi.

 Ekspresi emosional anak-anak, berbeda- beda disebabkan oleh keadaan fisik anak, taraf intelektual dan kondisi lingkungan.

 Cara mendidik dan status sosial ekonomi

mempengaruhi emosional yang berkembang

(8)

Upaya Pengembangan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Emosi remaja awal cenderung banyak melamun dan sulit diterka → guru konsisten dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.

Untuk mengatasi ledakan kemarahan kita dapat mengubah pokok pembicaraan dan memulai aktivitas baru.

Cara yang paling baik untuk menghadapi pemberontakan para remaja adalah mencoba untuk mengerti mereka dan melakukan sagala sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu siswa berhasil berprestasi dalam bidang yang diajarkan.

PERKEMBANGAN NILAI, MORAL DAN SIKAP

Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun.

Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dimaksud.

Menurut Gerung, sikap secara umum diartikan sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal.

Keterkaitan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laku

akan tampak dalam pengamalan nilai-nilai. Nilai-nilai

perlu dikenal terlebih dulu, kemudian dihayati dan

didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu

terhadap nilai-nilai tersebut dan berwujud tingkah laku.

(9)

PERKEMBANGAN PENALARAN MORAL

 Moral merupakan bagian dari penalaran

(reasoning) yang berkenaan dengan keluasan wawasan mengenai relasi diri dan orang lain, hak dan kewajiban (Kohlberg).

 Moralitas adalah penyelesaian konflik antara diri dan diri orang lain, antara hak dan

kewajiban (Setiono, 1994).

TINGKAT PERKEMBANGAN MORAL MENURUT KOHLBERG

Tingkat I ; Prakonvensional Pada stadium 1, anak berorientasi kepada

kepatuhan dan hukuman

Pada stadium 2, Berlaku prinsip Relativistik-

Hedonism. Relativisme ini artinya bergantung

pada kebutuhan dan kesanggupan seseorang

(hedonistik). Bahwa setiap kejadian mempunyai

beberapa segi.

(10)

Tingkat II : Konvensional

Stadium 3, orientasi mengenai anak yang baik, anak memperlihatkan orientasi perbuatan- perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang lain.

Stadium 4, yaitu tahap mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas.

Tingkat III : Pasca - Konvensional

Stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial, hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat.

Stadium 6. Tahap ini disebut prinsip universal,

pada tahap ini ada norma etik disamping

norma pribadi dan subjektif. Ada unsur-unsur

subjektif yang menilai apakah suatu

perbuatan itu baik atau tidak baik.

(11)

PERUBAHAN PANDANGAN MORAL REMAJA

 Abstrak, manifestasinya: suka saling

bernasihat sesama teman dan kesukaannya pada kata-kata mutiara.

 Terpusat pada apa yang benar dan apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.

 Penilaian moral didasarkan pada

pertimbangan kognitif sehingga remaja mulai menganalisis etika sosial dan menganmbil keputusan kritis terhadap masalah moral.

 Penilaian moral mengalami perubahan dari egosentris menjadi sosiosentris, misal: terlibat dalam memperjuangkan nasib sesama.

 Penilaian moral secara psikis berkembang menjadi lebih mendalam yang dapat

merupakan sumber emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.

PERUBAHAN PANDANGAN MORAL REMAJA

(12)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap

Perkembangan Moral

Lingkungan

Penalaran (reasoning)

Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja serta Implikasinya dalam

Penyelenggaraan Pendidikan

Perwujudan nilai, moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Proses yang dilalui seseorang dalam pengembangan hidup tertentu adalah sebuah proses yang belum seluruhnya dipahami oleh para ahli (Surakhmad, 1980 : 17).

Tidak semua individu mencapai tingkat

perkembangan moral seperti yang diharapkan,

maka kita (guru/ orang tua) dihadapkan dalam

masalah pembinaan.

(13)

UPAYA-UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI, MORAL, DAN SIKAP REMAJA

Menciptakan Komunikasi

pemberian informasi tentang

nilai-nilai dan moral

Anak dirangsang supaya lebih

aktif diberi kesempatan

mengembangkan moral, mis: kerja

kelompok

Mencitakan Iklim Lingkungan yang

Serasi

Referensi

Dokumen terkait

menarik perhatian lawan jenis. Pengetahuan remaja tentang seks yang salah mengartikan akan berbuat negatif, misalnya, dalam berpacaran mereka mengekspesikan

Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam mengembangkan pandangan hidup islami (bagaimana akan menjalani

teaching , menyebutkan bahwa sosok the spiritual teacher adalah sosok guru yang memiliki motivasi dan dorongan spirit yang tinggi karena dalam dirinya ada konsep bahwa menjadi

The advantages of using reading assessment activities to assessed the student reading comprehension are students participate in giving opinion, able to attach meaning to words

Trend Bullish & Fase Akumulasi; Candle Bullish Hammer, Stochastic Bullish. Trend Bearish & Fase Distribusi; Candle Doji, Stochastic Bearish.. 3997

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) Secara total prosentase pencapaian skor pada tes diagnostik oleh mahasiswa pendidikan fisika ini masih relatif rendah yaitu

Keluarga Kristiani adalah Gereja kecil yang terwujud jika para anggotanya berhimpun dalam nama Tuhan. Didalam keluarga terjalin ikatan cinta yang menjadi dasar kehidupan

pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen