• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEBINAR KELAS PPDS. dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WEBINAR KELAS PPDS. dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

WEBINAR KELAS PPDS

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

(2)
(3)

Latihan Soal

1. Seorang Wanita muda berusia 27 tahun namun sudah 7 tahun menikah, pasien dan suami tinggal Bersama namun 7 tahun tidak kunjung memiliki anak pasien berobat ke obgyn dan dari sejawat obgyn dikonsulkan ke penyakit dalam, untuk pemeriksaan lanjutan, pasien sudah di lakukan pemeriksaan ginekologis oleh sejawat obgyn hasilnya dalam batas normal, TD 130/80 N 88 RR 20 T afebris, PregnancyTest Negatif, Prolactin normal, TSH normal, dan FSH normal. pasien direncanakan untuk pemeriksaan lanjutan di Poli Penyakit dalam. Prioritas utama pemeriksaan penunjang yang saudara rencanakan untuk memastikan diagnosis pada kasus diatas adalah :

A. Testosteron, DHEAP, dam 17-OHP

B. Scan atau sidik tiroid serta kadar FT4 dan testosteron C. MRI kepala serta rasio estrogen dan 17 OHP

D. CT scan kepala dan pemeriksaan estrogen dan 17 OHP

E. MRI sela tursica, kadar DHEAP , dan testosteron

(4)

Krisis Tiroid

(5)

• Tirotoksikosis  Manifestasi klinis hormon tiroid tinggi dalam darah

• Hipertiroid  Tirotoksikosis karena kelenjar hipertiroid hiperaktif

• Krisis tiroid  Suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat dan mengancam jiwa

• Faktor pencetus krisis hipertiroid : infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stes emosi, penghentian obat anti- tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit

serebrovaskular/stroke, palpasi tiroid terlalu kuat

(6)

Patogenesis Grave’s

disease

(7)
(8)

BW - score

(9)

Penatalaksanaan

Perawatan supportif

Obat-obatan antagonis terhadap aktivitas hormon tiroid

Pengobatan terhadap faktor presipitasi

(10)

Obat-obatan krisis tiroid

a. Blokade produksi hormon tiroid

• Propiltiourasil (PTU) dosis tinggi, 300 mg tiap 4-6 jam

• Metimazol, dosis ekuivalennya ialah 20-30 mg tiap 4 jam.

b. Blokade pengeluaran hormon tiroid

• Solusio lugol, 8 tetes tiap 6 jam

• Na-Iodida, dosis 1 g tiap 12 jam baik oral maupun per infus, diberikan 1-2 jam setelah PTU dan dilanjutkan selama 7-10 hari

• Ipodate (obat kontras radiologi/oragrafin), dosis 1-3 g/hari secara oral

c. Penghambat Beta  Propranolol dosis 60-80 mg tiap 6 jam per oral atau 1-3 mg intravena perlahan.

d. Glukokortikoid  Hidrokortisol 100-500 mg intravena tiap 12 jam

Obat-obatan

krisis tiroid

(11)

2. Seorang wanita berusia 37 tahun, datang dibawa oleh keluarga berobat ke IGD dengan penurunan kesadaran, pasien 1 bulan lalu habis melahirkan, sesak nafas ada, berdebar-debar , serta demam tinggi ada. BAB cair ada >3x selama 3 hari trakhir, BAK tidak ada kelainan.

Pasien 3 hari yang lalu control post melahirkan di poli obgyn, dikatakan organ ginekologi dalam batas normal, bekas luka melahirkan tidak ada kelainan. Pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 120/80, N 138 ireguler RR 29 T 39,5 pemeriksaan spesifik terdapat eksoftalmus, didapatkan struma difus, hasil laboratorium menunjukkan Hb 13,1g/dL; leukosit 10.000/uL; trombosit 296.000/uL; LED 100 mm/jam, fT4 2,78 ng/dL (N: 0,7-1,9); TSHs 0,005U/m (N : 0,5-6). Diagnosis yang paling tepat untuk kondisi pasien tersebut ini adalah

A. Nodul Throid B. Graves disease C. Hipertiroid

D. Thyroid storm

E. Gondok Endemik

(12)

3 . Seorang perempuan berusia 29 tahun dibawa keluarganya ke Instalasi Gawat Darurat karena mengalami penurunan kesadaran sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sering mengeluh berdebar-debar, mengalami penurunan berat badan dan sering berkeringat dalam 4 bulan ini. Sekitar 7 hari yang lalu, pasien mengalami batuk berdahak dan demam. Sekitar 3 hari yang lalu pasien mengalami diare, sudah makan obat antidiare tapi tidak mengalami perbaikan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran delirium, TD:

110/80 mmHg, nadi: 152 x/menit, ireguler frekuensi napas: 29 x/menit, suhu: 39.8 °C dan teraba struma pada regio colli. Pemeriksaan toraks didapatkan ronki basah halus di kedua lapang paru. Pada EKG didapatkan kesan fibrilasi atrial. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 9,8 gr/dl, lekosit 20.000/uL, trombosit 410.000, TSH < 0,005 µIU/ mL, T3 5,2 pg/mL, FT4 8,2 ng/ dL. Terapi farmakologik yang akan diberikan pada pasien ini adalah:

A. PTU, Solutio lugol, propanolol, Inj. Dexametason, antibiotik B. PTU dan propanolol, antibiotik

C. PTU dan Solutio lugol, antibiotik

D. Metimazol, propanolol, antibiotik

E. Metimazol, Solutio lugol, antibiotic

(13)

Hipotiroidisme Sekunder/Sentral Hipotiroidisme Primer

(T4↓, T3 ↓, TSH ↑)

Hipotiroidisme sebab lain

(14)
(15)

Cold intolerance, konstipasi, BB meningkat, nafsu makan

menurun, gangguan menstruasi, depresi

(16)
(17)
(18)

Hashimoto’s Thyroiditis

(19)
(20)

Indikasi Terapi :

• TSH > 10

• TSH 5-10 (disertai FT4 rendah)

• TSH 5-10, FT4 normal (disertai gejala klinis)

Terapi :

• Levotiroksin 100-125 mcg/hari atau 1,6 mcg/hari (Usia muda) ; 25-50 mcg/hari (Usia lanjut)

• Hipotiroid subklinis  bila TSH < 10  tidak dianjurkan.

• Bila ada keluhan dan kelainan objektif jantung (25-50 mcg/hari)

(21)

Evaluasi dan monitoring :

• 6-8 minggu sejak terapi inisiasi dimulai (klinis, TSH)

• TSH tinggi  Dosis levothyroksin dinaikkan antara 12,5-25 mcg.

• TSH turun  dibawah normal, dosis diturunkan 12,5-25 mcg.

• TSH normal  maka monitoring dilakukan 3-6 bulan  12 bulan TARGET = nilai TSH kisaran 0,4-2,5 mU/l

nilai FT4 kisaran 1,3-1,5 ng/L (hipotiroid sentral)

(22)

4. Pernyataan berikut yang benar mengenai hipotiroid subklinis, kecuali : A. Pasien tidak didapatkan gejala hipotiroid, kadar FT4 normal, kadar TSH telah meningkat

B. Terapi Levotiroksin diberikan apabila kadar TSH < 10 mU/L atau peningkatan TSH berlangsung lebih dari 2 bulan

C. Bila TPO-Ab negatif, tidak ada gejala, TSH < 10 mU/L, pemeriksaan kadar TSH perlu dilakukan tiap tahun

D. Pada orangtua dan kehamilan memerlukan pendekatan yang berbeda

E. Pemberian levotiroksin selalu dimulai dosis yang rendah dan dinaikkan

secara bertahap

(23)

Nodul tiroid

Nodul Tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang

terbentuk dalam kelenjar tiroid.

Jenis nodul tiroid :

• Nodul koloid

• Kista tiroid

• Gondol multinodular

• Nodul inflamasi

• Nodul tiroid hiperfungsi

• Kanker tiroid

(24)
(25)

5. Seorang perempuan, usia 58 tahun, datang dengan keluhan benjolan di leher sejak 10 tahun lalu. Awalnya benjolan dirasakan tidak mengganggu, tapi sejak 1 bulan terakhir pasien sering merasa sesak saat aktivitas, sensasi tersedak bila posisi telentang. Benjolan dirasakan tidak nyeri, tapi agak membesar dibandingkan sebelumnya, dan terdapat lebih dari satu benjolan. Ayah pasien juga menderita keluhan yang sama. Dari pemeriksaan tiroid didapatkan nodul multiple, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, konsistensi lunak, tidak ada perlekatan dengan jaringan sekitar, pemberton’s sign positip. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar FT4 dan TSH normal. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan pertama kali adalah:

A. Biopsi Aspirasi Jarum Halus B. USG Tiroid

C. RAIU

D. CT-scan Colli

E. MRI

(26)

Toxic Nodular Goiter

• Plummer's disease atau toxic nodular goiter adalah kelainan ketika nodul kelenjar tiroid terlalu aktif, sehingga menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan di dalam tubuh. Plummer's disease akan menyebabkan peningkatan kadar hormon tiroid (hipertiroidisme)

• Penyebab :

thyroid cell hyperplasia

Peningkatan mutasi pada reseptor TSH  “toxic”  kelebihan

produksi T3/T4  hipertiroid

(27)

Tatalaksana

• Medikamentosa

• Bedah (Lobektomi)

• Radioiodin

• Injeksi etanol berulang atau ablasi termal

radiofreuensi per kutan

(28)

6.

Pernyataan berikut yang tidak benar tentang Toxic Nodular Goiter:

A. Umumnya merupakan nodul soliter berkapsul yang berfungsi secara autonom menghasilkan hormon tiroid, sering disebut adenoma tiroid toksik

B. Sebagian besar pasien mengalami mutasi somatik pada gen reseptor TSH yang

menyebabkan peningkatan proliferasi dan fungsi sel folikular tiroid, sebagian kecil mengalami mutasi pada gen protein Gs-alpha.

C. Nodul tiroid biasanya cukup besar > 3 cm, hasil fungsi tiroid dengan TSH rendah, Tiroid scan menunjukkan uptake lokal pada nodul, dan berkurangnya uptake pada bagian lain dari kelenjar tiroid.

D. Lobektomi tiroid lebih dipilih pada pasien dengan gejala dan tanda kompresi pada leher atau koreksi cepat status tirotoksikosis

E. Penyakit kardiopulmoner dan kanker stadium akhir bukan kontraindikasi tindakan bedah

(29)

DIABETES MELLITUS

Penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

(Perkeni, 2019)

(30)

Patofisiologi

(Harvard Health Publishing, 2018)

(31)
(32)

Profil Obat

Diabetes

(33)

Sasaran Pengendalian DM

(34)

7. Kriteria diagnosis DM menurut konsensus PERKENI 2019 adalah:

A. Pemeriksaan GDP ≥ 100 mg/dl + gejala klasik

B. Pemeriksaan gula darah 2 jam TTGO ≥ 180 mg/dl + gejala klasik C. Pemeriksaan GDS ≥ 200 mg/dl + tanpa gejala klasik

D. Pemeriksaan HBA1C ≥ 7,5% + gejala klasik

E. Semua pilihan di atas salah

(35)
(36)

9. Seorang perempuan berusia 28 tahun saat ini sedang hamil 32 minggu dikonsulkan dari sejawat obstetric dengan hipotiroidisme. Pada pasien tidak didapatkan keluhan .Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg; Nadi 72x/menit; suhu 36,5o C; jantung dan paru dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan darah rutin dalam batas normal;

LDH 128 U/L; TSH >7,77 μIU/mL; FT4 0,91 ng/dL. Apabila pasien akan dilakukan tindakan operasi caesar, terapi yang harus diberikan pada pasien ini adalah :

A. PTU

B. Metimazole

C. Levotyroksin

D. Propanolol

E. Tiroidektomi

(37)
(38)

10. Seorang Perempuan, 31 tahun, berobat ke poli Penyakit Dalam karena pembengkakan pada leher tanpa disertai rasa nyeri yang dialami os 3 minggu ini. Satu minggu terakhir ini, muncul gejala berdebar-debar dan banyak keringat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD: 130/80 mmHg, nadi: 98 x/menit, napas: 20 x/menit, suhu:

37,4 °C. Pada regio colli didapatkan struma, tidak ada eksoftalmus. Pemeriksaan toraks dalam batas normal. Pada EKG didapatkan kesan sinus takikardi. Hasil pemeriksaan

laboratorium Hb 12,8 gr/dl, lekosit 10.000/uL, trombosit 310.000. Dari pemeriksaan hormon tiroid didapatkan kesan Hipertiroid Subklinis. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai Hipertiroid Subklinis adalah:

a. Kadar TSH meningkat ringan dan kadar T4 bebas T3 normal dengan gejala yang tampak jelas dan berat.

b. Kadar TSH menurun ringan dan kadar T4 bebas , T3 normal dengan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.

c. Kadar TSH meningkat tinggi dan kadar T4 bebas T3 normal dengan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.

d. Kadar TSH meningkat ringan dan kadar T4 bebas T3 normal dengan gejala yang berat.

e. Kadar TSH dan kadar T4 bebas dan T3 meningkat tinggi, tetapi dengan gejala ringan

atau tanpa gejala sama sekali.

(39)

Gondok Endemik

• Pembesaran kelenjar tiroid

• Terjadi disuatu daeran

dengan prevalensi tertentu

• Berhubungan dengan kekurangan yodium (air minum, air tanah, jenis nutrisi, kekurangan zat

goitrogenic dalam makanan)

(40)

11. Seorang perempuan hamil yang tinggal di daerah pegunungan mengeluh pembengkakan di leher yang baru disadari makin membesar hingga terlihat jelas. Dari pemeriksaan ekskresi yodium urine didapatkan hasil 18 ug

yodium/g kreatinin. Berikut yang bukan komplikasi klinis yang sangat berisiko didapatkan pada bayi yang dilahirkan adalah:

A. Retardasi mental B. Kretin endemik C. Keguguran

D. Gangguan pendengaran

E. Hipotiroidisme

(41)

12. Seorang laki laki berusia 23 th, tinggal di daerah pegunungan, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan di leher terdapat benjolan sejak 4 hari ini. Keluhan disertai dengan demam hilang timbul selama 4 hari, demam berkurang dengan obat penurun panas. Pemeriksaan fisik umum kesadaran kompos mentis, TD 140/80 frekuensi nadi 100x/menit, irama regular, Frekuensi nafas 18 x/m Suhu 37,7 c didapatkan teraba pembesaran tiroid difusa, eksoftalmus tidak ada ; hasil laboratorium menunjukkan Hb 12,8g/dL; leukosit 6000/uL; trombosit 450.000/uL; LED 100 mm/jam, fT4 1,4 ng/dL (N: 0,7- 1,9); TSHs 3 U/m (N : 0,5-6). Median UEI 60. Termasuk status nutrisi yodium paling tepat untuk kondisi pasien tersebut ini adalah :

A. Defisiensi yodium ringan

B. Defisiensi yodium sedang

C. Defisiensi yodium berat

D. Hipertiroid subklinis

E. Optimal

(42)

13. Seorang laki laki berusia 23 th, tinggal di daerah pegunungan, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan di leher terdapat benjolan sejak 4 hari ini. Keluhan disertai dengan demam hilang timbul selama 4 hari, demam berkurang dengan obat penurun panas. Pemeriksaan fisik umum kesadaran kompos mentis, TD 140/80 frekuensi nadi 100x/menit, irama regular, Frekuensi nafas 18 x/m Suhu 37,7 c didapatkan teraba pembesaran tiroid difusa, eksoftalmus tidak ada ; hasil laboratorium menunjukkan Hb 12,8g/dL; leukosit 6000/uL; trombosit 450.000/uL;

LED 100 mm/jam, fT4 1,4 ng/dL (N: 0,7-1,9); TSHs 3 U/m (N : 0,5-6). Median UEI 60.

Pada pasien ini menurut klasifikasi Djokomoejanto termasuk grade endemic ? A. Endemic grade 0

B. Endemic grade 4

C. Endemic grade 3

D. Endemic grade 2

E. Endemic grade 1

(43)

14. Zat goitrogenic adalah zat yang dapat

menganggu hormogenezis tiroid yang berakibat pembesaran pada kelenjar tiroid. Dibawah in yang bukan termasuk zat goitrogenic adalah A. Singkong mengandung tiosianat

B. Sayur golongan Brassica

C. Air minum yang mengandung sulphurated hydrocarbon

D. Hasil laut dgn yodium tinggi

E. Alpukat dan pisang

(44)

• Infark paru  nekrosis sebagian jaringan parenkim paru akibat tersumbatnya aliran darah yang menuju paru

• Umumnya berasal dari lepasnya thrombus pada DVT atau dari jantung kanan.

Sumber lainnya, tumor amnion, udara, lemak, sumsum tulang

(45)

TRIAS VIRCHOW

(46)
(47)

TRIAS KHAS EMBOLI PARU

Sesak nafas Nyeri dada

pleuritic Hemoptisis

Pemeriksaan Fisik :

• Tanda disfungsi ventrikel kanan dan hipertensi pulmoner

• P2 mengeras  Auskultasi di area pulmonal

• JVP meningkat

(48)
(49)

Hemodinamik Stabil Hemodinamik Tidak Stabil

(50)

15. Seorang wanita 66 tahun datang dibawa keluarga setelah tiba tiba pingsan, diketahui pasien 10 menit sebelum pingsan mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan. Pasien diketahui menderita kanker payudara kiri dan sudah selesai kemoterapi, saat ini mengkonsumsi tamoksifen, 2 bulan yang lalu pasien berobat dengan keluhan kaki kiri yang membengkak kemerahan dan disertai nyeri. Vital sign didapatkan TD 90/60 N 130x RR 34x T 36,1 C disertai akral dingin. Pemeriksaan fisik didapatkan JVP 5+4 cmH2o, Hepatojugular refluks (+), Auskultasi jantung P2 mengeras disertai gallop rhytme pada jantung kanan. Auskultasi paru didapatkan rhonki di paru kanan dan tidak ada wheezing. EKG didapatkan T inversi v1- v4, RBBB komplit dan P pulmonal pada sadapan II, III, AVF . Foto thoraks didapatkan kardiomegali dan tanda westermark .Pemeriksaan lab Hb 13, L 5,6 Trombosit 235.000 Troponin I 0,01.

Diagnosa yang paling tepat pada kasus diatas adalah A. Emboli paru

B. NSTEMI/UAP C. Kanker Paru D. Disesksi Aorta

E. Sindroma hiperventilasi

(51)

16. Seorang wanita 66 tahun datang dibawa keluarga setelah tiba tiba pingsan, diketahui pasien 10 menit sebelum pingsan mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan. Pasien diketahui menderita kanker payudara kiri dan sudah selesai kemoterapi, saat ini mengkonsumsi tamoksifen, 2 bulan yang lalu pasien berobat dengan keluhan kaki kiri yang membengkak kemerahan dan disertai nyeri.

Vital sign didapatkan TD 90/60 N 130x RR 34x T 36,1 C disertai akral dingin. Pemeriksaan fisik didapatkan JVP 5+4 cmH2o, Hepatojugular refluks (+), Auskultasi jantung P2 mengeras disertai gallop rhytme pada jantung kanan. Auskultasi paru didapatkan rhonki di paru kanan dan tidak ada wheezing. EKG didapatkan T inversi v1-v4, RBBB komplit dan P pulmonal pada sadapan II, III, AVF. Foto thoraks didapatkan kardiomegali dan tanda westermark .Pemeriksaan lab Hb 13, L 5,6 Trombosit 235.000 Troponin I 0,01.

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menegakkan diagnosa kasus diatas adalah?

A. CT Scan Thorax B. V/Q Scan

C. Kateterisasi jantung

D. Analisa Gas Darah Arteri

E. Ulangi pemeriksaan Troponin-I setelah 3 jam

(52)

17. Seorang wanita 66 tahun datang dibawa keluarga setelah tiba tiba pingsan, diketahui pasien 10 menit sebelum pingsan mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan. Mual ada, badan lemas ada, mimisan ada dan gusi berdarah ada. Pasien diketahui menderita kanker payudara kiri dan sudah selesai kemoterapi, saat ini mengkonsumsi tamoksifen, 2 bulan yang lalu pasien berobat dengan keluhan kaki kiri yang membengkak kemerahan dan disertai nyeri.

Vital sign didapatkan TD 90/60 N 130x RR 34x T 36,1 C disertai akral dingin. Pemeriksaan fisik didapatkan JVP 5+4 cmH2o, Hepatojugular refluks (+), Auskultasi jantung P2 mengeras disertai gallop rhytme pada jantung kanan. Auskultasi paru didapatkan rhonki di paru kanan dan tidak ada wheezing. EKG didapatkan T inversi v1-v4, RBBB komplit dan P pulmonal pada sadapan II, III, AVF . Foto thoraks didapatkan kardiomegali dan tanda westermark . Pemeriksaan lab Hb 13, L 5,6 Trombosit 95.000 Troponin I 0,01.

Penatalaksanaan pada kasus ini adalah?

a. Pemberian Heparin IV b. Arteriografi darurat c. Embolektomi pulmonal d. Filter IVC

e. Tidak ada yg benar

(53)

22. Seorang wanita 57 tahun dengan kanker payudara stadium lanjut dibawa ke UGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2 jam yang lalu. Pasien gelisah dan sulit diajak komunikasi. Saturasi oksigen 85%. Laju pernapasan 32 x/menit. Akral pucat dan dingin. Tungkai kiri tampak edema dan lebih besar dari tungkai kanan. Pasien sudah diresusitasi adekuat tapi belum ada respon optimal. Pada EKG didapatkan RAD,

P pulmonal, dan foto Rontgen didapatkan Hampton Sign. Pemeriksaan fisik yang tepat untuk kasus emboli paru masif adalah :

A. Tidak didapatkan hepatojugular reflux B. Tekanan darah 140/80 mmHg

C. Denyut nadi kecil dan cepat D. Bunyi jantung P2 mengecil

E. Terdapat suara napas tambahan wheezing

(54)

Bronkiektasis

• kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus secara permanen,

disertai proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru sekitarnya.

• Patogenesis yang terjadi berkaitan kombinasi inflamasi berulang dinding bronkus dan fibrosis parenkim,

menghasilkan dinding bronkus yang

lemah dan berlanjut menjadi dilatasi

yang irreversibel.

(55)

Gejala eksaserbasi akut

• Perubahan produksi sputum

• Sesak nafas bertambah

• Batuk bertambah

• Demam (suhu badan >38,0˚C)

• Peningkatan wheezing

• Malaise fatigue, letahargie, atau penurunan toleransi aktivitas

• fisik

• Penurunan faal paru

• Perubahan radiologis baru yang sesuai dengan proses infiltasi

• paru

• Perubahan pada suara nafas

(56)

Alur diagnostik bronkiektasis

(57)

Tatalaksana

• identifikasi keadaan eksaserbasi akut

• terapi underlying disease

• drainase postural –> mengurangi sekresi sputum

• antibiotik

• bronkodilator

• nebulizer sputum

• terapi bedah untuk menghilangkan segmen paru atau lobus paru yang mengalami

kerusakan hebat yang dapat menjadi sumber infeksi atau perdarahan

(58)
(59)
(60)

Komplikasi

• Bronkitis kronis

• Pneumonia dengan atau tanpa atelectasis

• Pleuritis

• Efusi pleura atau empyema

• Abses metastasis di otak

• Hemoptisis

• Sinusitis

• Kor pulmonale kronik

• Kegagalan pernapasan

• Amiloidosis

(61)

18. Seorang Pria 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk dengan dahak yang berbau. Dahak dirasakan semakin banyak pada pagi hari dan

seperti berlapis-lapis. keluhan batuk darah beberapa bulan terakhir yang hilang timbul, saat ini keluhan batuk darah tidak dikeluhkan Terdapat

riwayat merokok 2 bungkus per hari selama 40 tahun. Pada pemeriksaan fisik dijumpai, ronki basah pada derah posterior basal. fisik terdapat mengi di

kedua lapangan paru. Pemeriksaan radiologi yang tepat untuk mendiagnosa penyakit ini adalah:

a. Foto thorak b. USG thorak

c. CT Angiografi Thorak d. MRI Thorak

e. Bronkografi

(62)

Efusi Pleura

• penumpukan cairan melebihi normal di dalam rongga pleura diantara pleura parietalis dan pleura visceralis

• ~ peny. Sistemik (tuberkulosis, infeksi paru non tuberkulosis, keganasan, sirosis hati, trauma tembus atau tumpul pada daerah ada, infark paru, CHF)

• Pem fisik : redup, vesicular menurun

• Radiologi : perselubungan opaque, sudut costofrenicus tumpul

cvcv

• Thoracosintesis

• Analisis cairan pleura,tes Rivalta, kultur, ADA

• Screen Shot 2020-11-16 at 07.34.32

cvcv

(63)

19. Seorang pria, 31 tahun datang dengan keluahan sesak nafas dan didapatkan efusi pleura pada pemeriksaan fisik. Setelah dilakukan torakosintesis, didapatkan cairan pleura berupa transudat. Hasil analisa cairan pleura pada pasien ini dapat berupa?

A. pH cairan pleura selalu didapatkan < 7.30 B. limfosit 90-95%

C. Rivalta negatif D. glukosa < 30 mg/dL

E. glukosa cairan pleura / serum < 0.5

(64)

20. Seorang wanita, 39 tahun datang dengan keluahan sesak nafas dan didapatkan efusi pleura pada pemeriksaan fisik. Setelah dilakukan torakosintesis, didapatkan cairan pleura berupa transudat. Hasil analisa cairan pleura pada pasien ini dapat dijumpai pada penyakit dibawah ini kecuali ?

a. Sindrom nefrotik b. Meig Syndrom c. Ex vacuo effusion d. Neoplasma

e. Sirosis hepatis

(65)

21. Seorang pria, 52 tahun datang dengan keluahan sesak nafas dan didapatkan efusi pleura pada pemeriksaan fisik. Setelah dilakukan torakosintesis, didapatkan cairan pleura berupa pus.

Hasil analisa cairan pleura pada pasien ini dapat berupa?

A. pH cairan pleura selalu didapatkan > 7.30 B. limfosit 90-95%

C. hematocrit cairan pleura/serum  0.5 D. glukosa >60 mg/dL

E. Berat jenis cairan efusi > 1,016

(66)

SINDROMA

KORONER AKUT

• Angina Pektoris Tidak Stabil

• Infark Miokard Akut non ST Elevasi (N-STEMI)

• Infark Miokard Akut dengan ST

Elevasi (STEMI)

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

STEMI

(72)
(73)

23. Seorang laki-laki 55 tahun datang dengan nyeri berat pada ulu hati sejak 1 jam yang lalu. Keluhan tersebut dimulai saat istirahat dan berhubungan dengan sesak napas dan mual. Pada pemeriksaan fisik sens cm TD 120/80 N 88 RR 20 T afebris.

Pada EKG didapatkan sebagai berikut. Pasien juga dilakukan pemeriksaan lab didaptkan trop t>1000

Manakah pembuluh darah yang terlibat pada kasus tersebut?

A. LAD B. RCA C. LCA D. LCX

E. Diagonal branch

(74)
(75)

24. Pasien laki-laki 49 tahun dengan riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, datang dengan keluhan nyeri dada memberat sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan saat sedang meeting di kantor, dirasakan seperti ditusuk dan menembus ke punggung, disertai keringat dingin dan nyeri berlangsung selama 20 menit. Tekanan darah pasien saat datang 70/50 mmHg, frekuensi nadi 110 kali per menit. Pada gambaran EKG didapatkan ST elevasi pada sadapan V1, V2, V3, dan V4. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:

A. Primary percutaneous coronary intervention B. Pemberian obat inotropik positif

C. Trombolitik

D. Rescue percutaneous coronary intervention

E. Hidrasi adekuat

(76)

25. Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang di ruang gawat darurat dengan keluhan nyeri di dada kiri dan berlangsung selama 10 menit sesudah berolah raga pagi dan tidak berulang setelah itu. Nyeri dada seperti ini sudah berulang kali dirasakan apabila pasien menaiki tangga lebih dari satu lantai. Sejak 3 tahun yang lalu penderita diketahui mempunyai hipertensi, minum obat teratur dengan tekanan darah rata-rata 130/80 mmHg. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 84x/menit dengan irama yang reguler.

Pemeriksaan fisik lainnya tidak menunjukkan kelainan. Pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus dengan LVH. Hasil pemeriksaan laboratorium : CK-MB dan troponin masih dalam batas normal.

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah

A. Segera lakukan Primary percutaneous coronary intervention B. Pemberian aspirin 320 mg dan Clopidogrel 300 mg

C. Pemberian aspirin 100 mg dan Clopidogrel 75 mg

D. Pemberian nitrat sublingual 5 mg dan Aspirin 80 mg E. Segera lakukan Coronary artery bypass grafting

Referensi

Dokumen terkait

  Australia  mendukung  kemajuan  penelitian  ITU‐R  mengenai  masalah  teknis  dan  regulasi  mengenai  fixed  service    pada  pita  diantara  71  GHz  dan 

Misalnya, dalam ilmu ekonomi kita harus selalu berpegang pada postulat atau asumsi dasar bahwa “setiap pelaku ekonomi adalah rasional, sehingga akan selalu berupaya

Firdha : saya merasa bahwa saya itu anak yang tak bisa berteman dengan sesama, saya selalu diam dan jarang sekali saya beradaptasi dengan teman saya, sampai saat ini

Emotion focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respons emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh

Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik.. Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Galuh Ngreni Luberingtyas Menghasilkan video profil Madrasah Aliyah Negeri1 Sragen yang dapat dijadikan media

Aktivitas fisik dapat merangsang peningkatan level testosteron pada tikus jantan, berkaitan dengan peningkatan asam laktat dalam darah, seperti pada latihan

Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu ekstraksi terbaik dan perbandingan jumlah serbuk simplisia daun sirsak (Annona muricata L) yang