5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Akuntansi Kas dan Piutang a. Pengertian Kas
Menurut Martani dkk (2012:180) Kas merupakan aset sebuah perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasional yang ada pada perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntansi khusus terkait dengan kas namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan
b. Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu dari aset lancar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Secara umum piutang dapat diartikan sebagi sebuah kewajiban yang ditanggung oleh pihak ketiga atau sebagai pihak yang memiliki hutang yang memiliki kewajiban membayar kepada pemberi hutang.
Sedangkan Sari (2015) menjelaskan pengertian sistem akuntansi penerimaan kas sebagai suatu jaringan prosedur yang tersusun yang terjadi atas adanya transaksi penerimaan kas dari piutang dan menghasilkan informasi sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.
Pada umumnya piutang terjadi karena adanya transaksi penjualan barang atupun jasa oleh perusahaan, dimana pembayaran dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli.
Jenis Piutang
a) Piutang Usaha (Account Receivable)
6
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan piutang usaha sebagai pembahasan, karena tempat usaha penelitian hanya menerima jenis piutang usaha dan tidak dengan yang lainnya.
b) Wesel Tagih
Wesel Tagih adalah surat formal yang dikeluarkan sebagai penagihan utang yang dikeluarkan antara 60-90 atau lebih laman setelah tanggal pembelian yang mewajibkan debitor membayar utang beserta bunga.
c) Piutang Lain-Lain
Piutang lain-lain mencakup selain piutang dagang.
Contohnya piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di neraca.
2. Akuntansi Pengelolaan Kas dan Piutang
Akuntansi pengelolaan kas dan piutang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas serta pengelolaan piutang usaha, yang menangani suatu peristiwa atau kejadian yang mengakibatkan terjadinya penambahan dan pengurangan uang dalam kas yang berasal dari penjualan tunai maupan kredit yang melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama yang lain. Berikut ini diuraikan lebih lanjut mengenai sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari penjualan tunai dan kredit.
a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. Menurut Mulyadi (2016) penerimaan kas terbesar didapatkan dari penjualan tunai
Perputaran kas yang masuk diperusahaan berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah penjualan yang dilakukan secara kredit atau tunai. Semua transaksi peneriman kas yang terjadi diperusahaan harus dibuat bukti secara resmi dan ditanda tangani oleh pihak yang berwenang.
Hal ini diperlukan untuk menghindari adanya kecurangan dalam penerimaan kas yang terjadi pada perusahaan.
Romney (2014:414) menjelaskan bahwa penerimaan kas pada perusahaan memiliki empat tahap utama yaitu:
1) Entri Pesanan Penjualan 2) Pengiriman
3) Penagihan 4) Penerimaan Kas
Gambar 2.1. Siklus Penerimaan Kas
Sumber : Marshal B. Romney, Sistem Informasi Akuntansi, 2014
a) Unsur Pengendalian Intern
Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai antara lain menurut Mulyadi (2016 : 393 )
(1) Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penerimaan kas dari penjualan tunai, unsur pokok pengendalian intern dijabarkan sebagai berikut :
(a) Fungsi penjualan harus terpisah dengan fungi kas.
Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek. Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kasa akan dicek kebenarannya oleh bagian order penjualan.
(b) Fungsi kas harus terpisah dengan fungsi akuntansi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
dengan kata lain, suatu sistem yang menggabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi pokok yang lain (c) Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. Dengan dilaksanakannya pengecekan intern pekerjaan setiap fungsi tersebut oleh fungsi yang lain.
(2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
(a) Menerima order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Faktur penjualan tunai harus diotorisasi oleh fungsi penjualan agar menjadi dokumen yang sahih, yang dapat digunakan sebagai dasar bagi fungsi pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga barang dibayar oleh pembeli tersebut, serta sebagai dokumen sumber untuk pencatatan dalam catatan akuntansi.
(b) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhakan cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
(c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. Masalah yang dihadapi oleh merchant dalam penjualan dengan kartu kredit dari Bank adalah penurunan bonafiditas pemegang kartu kredit dalam sistem yang online.
(d) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
(e) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Catatan informasi yang berasal dari dokumen sumber yang sahih. Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
(f) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
(3) Praktik yang Sehat
(a) Faktur penjualan tunai bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertaggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
(b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetorkan seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
(c) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern.
b. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Esteria dkk (2016) menjelaskan sistem akuntansi penerimaan kas sebagai sebuah kesatuan yang melibatkan berbagai bagian, formulir, catatan, prosedure, dan alat- alat yang saling berkaitan yang digunakan perusahaan unutuk menangani pengeluaran kas.
Menurut Romney (2014:465) Sistem informasi pengeluaran kas untuk pembelian barang di bagi menjadi 4 bagian utama yaitu :
1. Memesan bahan baku,perlengkapan, dan jasa.
2. Menerima bahan baku, perlengkapan dan jasa 3. Menyetujui faktur pemasok.
4. Pengeluaran Kas
Gambar 2.2. ERP untuk mendukung Siklus Pengeluaran
Sumber : Marshal B. Romney, Sistem Informasi Akuntansi, 2014
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas adalah pencatatan dan laporan yang telah terorganisir dalam bentuk formulir, untuk mempermudah proses kegiatan pengeluaran kas oleh perusahaan.
a) Sistem Pengendalian Internal (1) Organisasi
(a) Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
(b) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kas sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
(c) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang
(d) Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwewenang.
(e) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan yang dilampiri dengan dokumen mendukung yang lengkap.
(2) Praktek yang Sehat
(a) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.
(b) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh Bagian Kas setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
(c) Penggunaan rekening koran bank yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
(d) Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
(e) Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest sistem.
(f) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
(g) Kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan di asuransikan dari kerugian.
(h) Kasir diasuransikan
(i) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).
(j) Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kas. (Mulyadi, 1993 : 519-520)
c. Sistem Akuntansi Pengelolaan Piutang 1) Prosedur Piutang
Menurut Baridwan (2009:145) menjelaskan bahwa prosedure piutang dimulai dengan diterimanya tembusan faktur penjualan dan diakhiri dengan dibuatnya surat pernyataan piutang dan daftar analisa piutang.
Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
a) Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
b) Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur c) Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur.
Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur. Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
2) Dokumen yang digunakan
Menurut Baridwan (2009:146) dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
a) Faktur Penjualan, digunakan sebagai media untuk posting buku pembantu piutang di sebelah debit.
b) Memo Kredit, digunakan sebagai media untuk posting ke buku pembantu piutang di sebelah kredit yang timbul karena adanya barang-barang yang dikembalikan oleh pembeli.
c) Bukti Kas Masuk, untuk mengkredit piutang yang berasal dari pelunasan oleh langganan.
3) Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang menurut Mulyadi (2016:209) dan dilaksanakan oleh CV SERASI adalah:
a) Jurnal Penjualan
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
b) Jurnal Penerimaan Kas
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
4) Pengukuran/ Penilaian Piutang Usaha
Piutang usaha dilaporkan sebagai nilai realisasi bersih (net realisable value) yaitu nilai kas yang diharapkan akan diterima seperti yang diungkapkan oleh Baridwan (2004:125), penilaian piutang sebagai berikut :
“Piutang termasuk dalam komponen aktiva lancar. dalam hubungannya dalam penyajian piutang didalam neraca digunakan dasar pengakuan nilai realisasi atau penyelesauan. Dasar pengukuran ini mengatur bahwa piutang dinyatakan sesuai bruto tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat diterima”.
a) Piutang Usaha Tak Ter Tagih
Penjualan atas dasar selain penjualan tunai beresiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu (beban piutang tak tertagih).
Ada 3 cara untuk menaksirkan besarnya cadangan penghapusan piutang :
(1) Menggunakan analisis umur piutang
(2) Taksiran dari saldo akhir piutang dalam neraca (3) Taksiran dalam jumlah selama satu periode
Dalam penelitian ini, tempat objek penelitian tidak menggunakan satupun metode perhitungan piutang tak tertagih seperti diatas, namun dalam pengembangannya penulis akan menggunakan analisis umur piutang, untuk mempermudah pengawasan dan pengecekan secara real time tanpa menunggu laporan neraca dan jumlah taksiran selama satu periode.
Prosedur pencatatan piutang tak tertagih ada 2 cara yaitu : (1) Metode penghapusan langsung
Metode penghapusan langsung mencatat piutang tak tertagih ketika debitur sudah tidak mungkin lagi membayar utangnya.
(2) Metode penyisihan
Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar.
5) Sistem Pengendalian Internal
Pada prinsipnya sistem pengendalian harus meminimalkan dan mendeteksi serta memperbaiki kesalahan ketika terjadi. Pelaksanaan sistem pengendalian intern untuk piutang harus menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi piutang telah dibukukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pengendalian intern terhadap piutang dimulai dari penerimaan order penjualan terus ke persetujuan atas order, persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, pembuatan faktur, verifikasi faktur, pembukuan piutang, penagihan piutang, yang akhirnya akan mempengaruhi saldo kas atau bank. Dalam hal ini harus diperhatikan pula retur penjualan secara periodik harus dibuat perincian piutang menurut golongan usianya untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso telah bekerja dengan efisien.
Adapun sistem pengendalian intern atas piutang secara keseluruhan antara lain sebagai berikut :
Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari “ Fungsi Akuntansi Untuk Piutang “
Pegawai yang menangani akuntansi piutang, harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang
Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang .
Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya.
d. Persediaan Barang Dagang
Karongkong dkk (2018:48) menyatakan dalam jurnal penelitiannya.Persediaan merupakan barang yang disimpan untuk digunakan nanti atau dijual pada masa tertentu tergantung pada permintaan yang ada atau akan dijual pada periode yangakan datang.
Persediaan terdiri dari persediaan barang baku, persediaan barang
setengahproses produksi, sedangkan persediaan jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijualatau dipasarkan.
1) Sistem Pencatatan Persediaan
Dalam pelaporan, masalah akuntansi persediaan dapat diselenggarakan dengan menggunakan metode pencatatan dan metode penilaian. Metode pencatatan berkaitan dengan prosedur perekaman kuantitas dan mutasi masuk dan keluar, serta saldo persediaan.Sementara metode penilaian berkaitan dengan prosedur alokasi harga perolehan persediaan sebagai nilai persediaan akhir dan pembebanannya sebagai harga pokok penjualan. Dua metode pencatatan persediaan yang lazim digunakan adalah (a) metode fisik, dan (b) metodeperpetual.
2) Metode Penilaian Persediaan
Ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang umum digunakan, yaitu :Alokasi harga pokok, masuk pertama keluar pertama (FIFO), masuk terakhir keluarpertama (LIFO), dan
a) Metode rata-rata (Average).
Alokasi Harga. Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan pada barang yang terjual selama periode berjalandan ke barang yang ada di tanggal pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan mengidentifikasi khusus, arus biaya yang di catat disesuaikan dengan arus fisikbarang.
b) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO).
Dibuat dengan asumsibahwa barang yang pertama dibeli, barang itu pula yang terlebih dahulu dikeluarkan jika terjadi penjualan. Tetapi dalam akuntansi persediaan, yang diperhitungakan sebagai unsur masuk dan keluar tersebut
buka fisik tetapi nilai perolehan persediaannya. Untuk menilai barang yang paling terdahulu pembeliannya, dari sekian banyak yang masih ada digudang. Nilai persediaan barang yang masih ada digudang diambil dari harga beli barang yangterakhir dibeli. Metode Masuk Terakhir Keluar c) PertamaMetode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
Metode ini merupakankebalikan dari metode FIFO.
Dalam metode ini nilai persediaan akhir diambil dari harga barang yang lebih dahulu dibeli. Nilai harga pokok penjualan diambil dari hasil perhitungan atau akumulasi harga beli barang yang terakhir dibeli. Seperti halnya metode FIFO, metodeini juga dapat dibuat dalam metode fisik dan metode perpetual. Dalam penelitian ini metode lifo adalah metode yang akan digunakan dalam pengembangan, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan keperluan objek penelitian 3. Bagan Alir Dokumen
Menurut Yakub (2012:162), “Bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi proses dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi.” Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut dengan bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol- simbol yang sama dengan yang digunakan didalam bagan alir sistem.
Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir dokumen sebagai berikut :
Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir 1
Dokumen
simbol ini menunjukan semua jenis dokumen yang merupakan formulir untuk menyimpan data terjadinya suatu transaksi. Dalam memberikan nama dokumen maka dicantumkan di tengah simbol.
2
Dokumen Dan Tembusannya
menunjukkan gambaran suatu dokumen asli beserta tembusannya.
Dan dalam dalam mencantumkan nomor lembar pada dokumen diletakan di sisi kanan atas.
3
Berbagai Dokumen
digunakan untuk semua jenis dokumen yang akan digabungkan.
Dalam setiap simbol dicantumkan nama dokumen, dan dalam mencantumkan nomor lembar dokumen posisinya di sudut kanan atas.
4
On-Page Connector
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan bagan alir yang terpisah karena keterbatasan ruang, namun masih dalam halaman yang sama.
5
Different Page Connector
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan bagan alir yang terpisah karena keterbatasan ruang, namun masih dalam halaman yang berbeda.
6
Kegiatan Manual
Simbol diatas berfungsi untuk menunjukkan suatu kegiatan manual. Contoh kegiatan manual yaitu:
1. Menerima order dari konsumen 2. Mengisi formulir
7
Arsip Sementara
Simbol ini memiliki fungsi dalam menunjukan lokasi penyimpanan dokumen, misalnya seperti lemari arsip dan kotak arsip. dimana dokumen tersebut dakan digunakan untuk pengolahan lebih lanjut mengenai data dokumen di masa depan. Agar mengurutkan arsip dokumen diperlukan simbol yaitu sebagai berikut:
A=Menurut abjad B=Menurut nomer urut
T=Kronologis menurut tanggal 8
Arsip Permanen
Simbol ini memiliki fungsi dalam menggambarkan arsip permanen.
Arsip permanen adalah lokasi dimana suatu dokumen tersimpan
dan sistem tidak memprosesnya lagi.
9
Teminal
Simbol diatas berguna dalam penggambaran suatu sistem dari awal sampai akhir.
10
Keputusan
Simbol ini berguna dalam menggambarkan suatu keputusan yang wajib dibuat atas proses pengolahan data yang telah dilakukan. Keputusan tersebut ditulis dalam sebuah simbol.
11
Keterangan dan komentar
Simbol diatas merupakan simbol yang menggambarkan keterangan atau suatu pesan atau komentar yang disampaikan oleh ahli sistem dalam bagan alir.
12
Garis alir
Simbol diatas menunjukan arah proses pengolahan data. Anak panah akan dicantumkan apabila arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri.
4. Aplikasi berbasis web
Aplikasi berbasis web sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui internet dan pada sekarang ini ternyata lebih banyak dan lebih luas pemakaiannya. Banyak dari perusahaan-perusahaan berkembang yang menggunakan aplikasi berbasis web dalam merencanakan sumber daya mereka dan untuk mengelola perusahaan mereka.
Aplikasi berbasis web dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, aplikasi berbasis web dapat digunakan untuk pelaporan akuntansi perusahaan dengan sistem penyimpanan data pada database, dan juga membantu mengatur mengawasi persediaan barang dagangan sebuah perusahaan.
Selain itu aplikasi berbasis web sangat ringan dan dapat diakses dengan cepat dengan adanya koneksi internet, sehingga tidak membatasi pengguna untuk menggunakan berbagai perangkat seperti smartphone, tablet dan PC untuk dapat mengakses data, dan tanpa perlu adanya proses penginstalan.
5. Entity Relationship Diagram (ERD)
Salah satu tools diagram yang digunakan untuk memodelkan konseptual (abstraksi) data adalah Entity Relationship Diagram (ERD).
Diagram ini sangat populer dan banyak digunakan oleh para pengembang sistem dalam memodelkan data. ERD merupakan tools yang digunakan untuk memodelkan struktur data dengan menggambarkan entitas dan hubungan antara entitas (relationship) secara abstrak (konseptual).
fungsi utama ERD yaitu :
1. Sebagai alat untuk memodelkan hasil dari analisis data.
2. Sebagai alat untuk memodelkan data konseptual.
3. Sebagai alat untuk memodelkan objek-objek dalam suatu sistem (dasar dari objek diagram/class diagram) Sri Mulyani (2016:100) 6. Pemrograman PHP
Sidik (2012:4) memberikan pendapat bahwa PHP merupakan bahasa pemrograman script yang membuat dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks, atau editor HTML. Berikut tampilan laman info PHP.
Gambar 2. 3 Tampilan Info PHP Sumber : PHP Website, 2019
7. HTML
Ariona (2013:10) menjelaskan HTML sebagai singakatan dari Hypertext Markup Languange yang artinya bahasa markup atau penanda yang berbasis text.
Adapun hal yang bisa dilakukan dengan HTML, yaitu:
a) Mengatur tampilan dari halaman web dan isinya.
1. Membuat tabel dalam halaman web.
2. Mempublikasikan halaman web secara online.
3. Membuat form yang bisa digunakan untuk menangani registrasi dan transaksi via web.
4. Menambahkan objek-objek seperti audio, video, animasi, java applet dalam halaman web.
5. Menampilkan area gambar (canvas) di browser(Andi, 2014:3).
8. CSS
CSS merupakan bahasa pemrograman yang khusus menangani tampilan tiap elemen di dalam dokumen HTML. Dengan memanfaatkan CSS, struktur kode HTML kita akan terliat rapi dan terstruktur. CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, ukuran huruf warna pada teks, warna garis
tabel, warna border, ketebalan border, dan masih banyak lagi. (Andi, 2014:3).
Menurut Hidayatullah (2014:53) Jika setiap kita mengubah halaman website tersebut kita harus mengubah formatnya satu persatu, maka akan sangat repot. Namun, jika kita menggunakan CSS maka hal di atas bukan lagi sebuah masalah karena dengan CSS kita bisa menyimpan format dan menggunakannya kapan pun dan dimana pun kita inginkan.
Seperti terbantunya kita dengan Formatting and Style dalam membuat dokumen office, maka style sheet juga sangat penting dalam membuat halaman HTML yang dinamis.
9. MySQL
Menurut Sulhan (2007:118) MySQL merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun database yang sering digunakan di lingkungan linux. MySQL merupakan software open source yang berarti free untuk digunakan. Selain di lingkungan linux, MySQL juga tersedia di lingkungan windows.
Gambar 2.4 Tampilan MySQL Server melalui PHP MyAdmin Sumber : PhpMyAdmin, 2019
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
Aspek Nana Maulina (2018) Normina (2018) Noni Aulia (2019)
Judul
Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Menggunakan Visual Basic 2015 pada Aisyah Bakery and Cake Banjarmasin
Sistem Informasi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko Buku Hamdi Banjarmasin
Sistem Informasi Akuntansi Pengelolaan Kas dan Piutang Terintegrasi Persediaan Barang dagang Metode LIFO Menggunakan PHP Pada CV SERASI Banjarmasin Tempat
Penelitian
Aisyah Bakery and Cake banjarmasin
Toko Buku Hamdi
Banjarmasin CV SERASI Banjarmasin
Permasalaha n
1.Bagaimanakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai yang benar sesuai standar akuntansi pada Aisyah
Bakery And Cake Banjarmasin ? 2. Bagaimanakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database Microsoft SQL Server 2014 sebagai back end
1. Bagaimana sistem informasi akuntansi
penerimaan kas dari penjualan
tunai pada Toko Buku Hamdi Banjarmasin?
2. Bagaimana membangun sebuah sistem informasi penerimaan kas dari penjualan tunai dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 pada Toko Buku Hamdi
Banjarmasin?
1.Bagaimana SIA pengelolaan kas dan piutang pada CV SERASI ?
2.Bagaimana
membangun program aplikasi pengelolaan kas dan piutang pada CV SERASI yang terintegrasi dengan persediaan barang dagang ?
3.Bagaimanakah sistem informasi akuntansi pengelolaan kas dan piutang terintegrasi persediaan barang dagang menggunakan Pemrograman PHP sebagai front end dan database MySql Server
pada Aisyah Bakery And Cake
Banjarmasin ?
sebagai back end pada CV SERASI?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai yang benar sesuai standar akuntansi pada Aisyah
Bakery And Cake Banjarmasin.
2. Untuk
menghasilkan sistem informasi penerimaan kas dari penjualan tunai menggunakan Microsoft Visual Basic 2015 sebagai front end dan database SQL Server 2014 sebagai back end pada Aisyah Bakery And Cake Banjarmasin.
Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai pada Toko Buku Hamdi Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui bagaimana
membangun sebuah sistem informasi penerimaan kas dari penjualan tunai dengan menggunakan Microsoft
Visual Basic 2015 pada Toko Buku Hamdi
Banjarmasin.
1.Untuk mengetahui bagaimana SIA pengelolaan kas dan piutang pada CV SERASI.
2.Untuk mengetahui bagaimana membangun aplikasi pengelolaan kas dan piutang terintegrasi persediaan barang dagang pada CV SERASI.
3.Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi pengelolaan kas terintegrasi persediaan barang dagang menggunakan
Pemrograman PHP sebagai front end dan database MySql Server sebagai back end pada
CV SERASI
Banjarmasin ?
Metode Penelitian
Pengamatan langsung, serta melakukan wawancara dan dokumentasi, kemudian mendesain sistem informasi akuntansi penerimaan
Pengamatan langsung, serta melakukan wawancara dan dokumentasi, kemudian mendesain sistem informasi akuntansi
Pengamatan langsung, serta melakukan wawancara dan
dokumentasi, kemudian mendesain sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai dan kredit.
kas dari penjualan tunai.
penerimaan kas dari penjualan tunai.
Hasil Penelitian
Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Menggunakan Visual Basic 2015 pada Aisyah Bakery and Cake Banjarmasin
Sistem Informasi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Menggunakan Visual Basic 2015 pada Toko Buku Hamdi Banjarmasin
Sistem Informasi Akuntansi Pengelolaan Kas dan Piutang Terintegrasi Persediaan Barang dagang Metode LIFO Menggunakan PHP Pada CV SERASI Banjarmasin
Persamaan dan perbedaan penelitian dari hasil penelitian terdahulu ada beberapa poin.
Persamaan tugas akhir dari Nana Maulina A03150093 dan Normina A03150099 dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu, memiliki pembahasan yang hampir sama yakni mengenai kas, dan menggunakan objek penelitian pada perusahaan dagangan.
Perbedaan tugas akhir dari Nana Maulina A03150093 dan Normina A03150099 dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain, pemilihan bahasa pemrograman yang dipakai dimana Nana Mauliana dan Normina memakai bahas pemrograman yang sama yaitu Visual Basic 2015 sednagkan untuk pengembangan kali ini, penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP yang lebih fleksibel dan berbasis WEB, selain itu dalam penelitian ini penulis mengembangkan pembahasan dengan penambahan penerimaan kas dari penjualan kredit, dan pengelolaan piutang, dan juga terintegrasi dengan program persediaan barang dagangan metode LIFO.
Dengan demikian dapat disimpulkan, hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki pengembangan dan perbedaan yang cukup signifikan