1
TINJAUAN KARAKTERISTIK PETUGAS DAN PENGETAHUAN PETUGAS ASSEMBLING TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POKOK
DAN FUNGSI ASSEMBLING DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah ( KTI )
Disusun untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Diploma III ( Amd ) pada program studi DIII Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan
Disusun oleh : ADITIA NOVITASARI
D22.2013.01335
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2016
HALAMAN HAK CIPTA
© 2016
Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah Ada Pada Penulis
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan kepada Allah SWT,
Alhamdulillah aku bisa menyelesaikan studiku 3 tahun ini
dengan lancar dan selalu di kuatkan. Terimakasih kepada
kedua orangtuaku. Kepada bapak ibuku yang dari awal selalu
mendoakan dan memberi semangat. Terimakasih juga kepada
adikku perempuan satu-satunya.
Terimakasih kepada dosen pembimbingku pak Arif Kurniadi M.Kom sudah membimbingku, memberi arahan, dari aku konsul pertama kali yang belum tahu harus bikin apa, hingga
aku bisa menyusun kti ini.
Terimakasih kepada kelas D22.61 teman seperjuangan kti yang 3 tahun ini satu kelas yang sama, ketemu tiap hari, kuliah bareng-bareng.
Terimakasih buat partner mainku Dyah, partner absurd. kita sering main tapi gak lupa sama tugas, selalu menyemangati dan selalu ada disaat situasi apapun buat aku. Terimakasih buat sahabat sekelasku yang care banget, hanak, diyan, izza dan buat silmi dan tian yang mengambil kti di rumah sakit yang sama harus semangat terus karena proses tak akan menghianati hasil.
Terimakasih.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Aditia Novitasari
Tempat,Tanggal Lahir : Semarang, 17 November 1995 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : JL. Tegalsari Barat V No.64 Rt. 02 / Rw.XI, kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari Semarang 50251
Riwayat Pendidikan :
1. TK PGRI 29 Tegalsari, tahun 2000 2. SD Negeri Tegalsari 02, tahun 2001 3. SMP Negeri 37 Semarang, tahun 2007 4. SMA Santo Michael Semarang, tahun 2010
5. Diterima di Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tinjauan Karakteristik Petugas dan Pengetahuan Petugas Assembling tentang Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak Tahun 2016.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun guna sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih ini penulis berikan kepada :
1. Dr. dr. Sri Andarini Indraswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
2. dr. Deby Armawati, Sp.M selaku Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak.
3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan sebagai dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
4. Nurkhayati, SH selaku kepala bagian Rekam Medis.
5. Segenap Staf Rekam Medis RSUD Sunan Kalijaga Demak dan semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan praktik ini.
Dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang baik dan bersifat membangun agar penulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Semarang, 29 Juli 2016 Peneliti
Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2016 ABSTRAK
ADITIA NOVITASARI
TINJAUAN KARAKTERISTIK PETUGAS DAN PENGETAHUAN PETUGAS ASSEMBLING TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ASSEMBLING DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2016
xxi + 62 hal + 6 tabel + 4 gambar + 6 lampiran
Karakteristik petugas mempengaruhi perilaku petugas dalam merakit dokumen pasien yang meliputi : pendidikan, usia, jenis kelamin, masa kerja dan pelatihan. Dalam rumah sakit prosedur tetap adalah hal yang harus tersedia, memiliki tujuan dan langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Pada survei awal di RSUD Sunan Kalijaga Demak dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi assembling belum berjalan optimal. Petugas berjumlah 3 orang dan masih ditemukan penumpukan DRM setiap harinya antara 10-20 DRM. Pendidikan terakhir petugas yang tamatan SMA.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur tetap yang berlaku, tugas pokok dan fungsi assembling, karakteristik petugas dan pengetahuan petugas terhadap tugas pokok dan fungsi assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah 3 orang petugas assembling. Metode pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara. Pengolahan datanya adalah editing dan tabulasi. Kemudian data dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan 66,7 % responden adalah SMA dan 33,3 % responden berpendidikan D3 RMIK. Hal itu menunjukkan bahwa yang mengerti tentang ilmu rekam medis sedikit. Ada 33,3%
responden yang bekerja > 10 tahun dan 66,7 % responden bekerja < 10 tahun.
Hal itu menunjukkan bahwa petugas kurang mempunyai pengalaman. Ada 66,7% responden menyatakan pernah mengikuti pelatihan dan 33,3 % responden yang belum pernah mengikuti pelatihan rekam medis, hal itu menunjukkan kurangnyapegetahuan responden.
Oleh karena itu disarankan, petugas untuk membagi tugas sesuai pengetahuan yang dimiliki, masing-masing petugas assembling agar menyerahkan dokumen pasien ke bagian koding tepat waktu.
Kata Kunci : Karakteristik, Pengetahuan, Tugas pokok dan Fungsi Assembling, Penumpukan DRM
Kepustakaan : 18 ( 1992 – 2015 )
The Diploma Program on Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian Nuswantoro University Semarang 2016 ABSTRACT
ADITIA NOVITASARI
REVIEW THE CHARACTERISTICS AND KNOWLEDGE OF ASSEMBLING OFFICERS ON THE IMPLEMENTATION OF MAIN TASKS AND FUNCTIONS OF ASSEMBLING IN REGIONAL PUBLIC HOSPITAL SUNAN KALIJAGA DEMAK YEAR 2016
xxi + 62 pages + 6 tables + 4 pictures + 6 appendix
Characteristics of officers influence behavior of officers in assembling patients document include: education, age, sex, work experience and training. In the hospital, the procedure were something that should be available, to have goals and steps that have been standardized to complete a routine work process.
In the initial survey in Sunan Kalijaga Demak hospital, the implementation of basic tasks and functions of assembling not run optimally. Officers were 3 people and every day were found accumulation of document between 10-20 document.
Officers graduated from high school. The purpose of this study was describe the procedures, duties and functions of assembling, characteristics and knowledge of officer toward duties and functions of assembling in Sunan Kalijaga Demak hospitals.
This type of research was descriptive with cross sectional approach.
Population were 3 assembling officer. Data were collected by observation and interview methods. Data processing were editing and tabulation. Then the data were analyzed descriptively.
The results showed 66.7% level of education was high school and 33.3%
respondents educated medical record diploma. It showed that the knowledge of medical records slightly. There were 33.3% of respondents who worked > 10 years and 66.7% of respondents worked <10 years. It showed that the officer less experienced. There were 66.7% of respondents said that they had attended training and 33.3% of respondents who have not been trained on medical record, it showed lack of knowledge.
Researcher recomend to divide the tasks according to their knowledge, each assembling officer to hand over the patient documents to coding in a timely.
Keywords : Characteristics, Knowledge, Main tasks and functions Assembling, Stacking medical record document
Bibliography : 18 ( 1992 – 2015 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan kepada pasien.
Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai dari penerimaan pasien ditempat pendaftaran, pencatatan, data medis selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit di lanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis.
[1]Dalam rumah sakit prosedur tetap adalah hal yang harus tersedia.
Memiliki tujuan dan langkah-langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu untuk menunjang pelayanan di sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.
Pentingnya kelengkapan dokumen rekam medis adalah bagian dari bahan bukti yang sah dimata hukum. Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis oleh tenaga kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan atau terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data bagian rekam medis dalam menentukan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan pelayanan kesehatan.
Pada bagian assembling memiliki peran penting di unit rekam medis
yang meliputi sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakit dokumen rekam
medis sebelum disimpan, menerima dokumen rekam medis dan sensus
harian dari unit pelayanan, mencatat dan mengendalikan dokumen rekam medis yang isinya belum lengkap dan secara periodik melaporkan kepada kepala unit rekam medis mengenai ketidaklengkapan isi dokumen dan petugas yang bertanggung jawab terhadap kelengkapan isi tersebut, mengendalikan penggunaan formulir rekam medis dan secara periodik melaporkan kepada kepala unit rekam medis mengenai jumlah dan jenis formulir yang telah digunakan, mengalokasikan dan mengendalikan nomor rekam medis, menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap ke fungsi pengkode, dan menyerahkan sensus harian ke fungsi analisis dan pelaporan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada bagian assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi assembling belum berjalan secara optimal. Dengan petugas assembling yang berjumlah tiga orang masih ditemukan penumpukan dokumen rekam medis setiap harinya yaitu antara 10-20 DRM dari yang dikembalikan bangsal perawatan. Hal ini diakibatkan oleh adanya pergantian formulir baru yang membuat petugas kesulitan dalam merakit formulir sesuai urutannya.
Selain itu jika pasien pulang di luar jam kerja dokumen rekam medis pasien dikembalikan ke unit rekam medis pada hari berikutnya. Masalah lain yang terjadi adalah dalam mengurutkan dan merakit setiap lembar pemeriksaan laboratorium pasien yang memakan waktu. Selain itu dilatarbelakangi dengan pendidikan terakhir petugas assembling yang tamatan SMA.
Dampak dari keterlambatan perakitan dokumen tersebut menyebabkan
semakin menumpuk dan penyerahan ke bagian koding untuk di kode juga
terlambat. Padahal seharusnya kegiatan perakitan di assembling selesai
dengan tepat waktu sehingga tidak menghambat pelayanan lain. Dari masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang tinjauan karakteristik pengetahuan petugas assembling dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik pengetahuan petugas assembling dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan tentang karakteristik pengetahuan petugas assembling dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tentang prosedur tetap yang berlaku di bagian assembling RSUD Sunan Kalijaga Demak.
b. Mendeskripsikan tugas pokok dan fungsi assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
c. Mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan petugas terhadap
tugas pokok dan fungsi assembling di Unit Rekam Medis RSUD
Sunan Kalijaga Demak.
d. Mendeskripsikan karakteristik petugas assembling terhadap Prosedur Tetap (protap) di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi rumah sakit dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna peningkatan pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain.
c. Sebagai bukti bahwa peneliti telah menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Program DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan dan pengalaman tentang alur prosedur kepatuhan petugas terhadap prosedur tetap.
b. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah
dengan yang ada di lapangan.
E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan
Lingkung keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
2. Lingkup Materi
Alur prosedur tentang tinjauan karakteristik pengetahuan petugas assembling dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
3. Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian ini pada bagian assembling RSUD Sunan Kalijaga Demak.
4. Lingkup Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan memakai metode observasi dan wawancara.
5. Lingkup Objek / Sasaran
Penelitian ini ditujukan kepada seluruh petugas assembling di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
6. Lingkup Waktu
Pelaksanaan penelitian ini lakukan pada bulan Mei 2016.
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian
No Peneliti Tahun Judul Metode
penelitian
Variabel Hasil
1 Devi Ayu Kumalasari
2015 Evaluasi Kinerja Assembling dalam
Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam
Medis di
Assembling RSUD Ungaran
Observasi dan
wawancara
Faktor karakteristik, tugas pokok dan fungsi petugas assembling, protap, kebijakan, pelaksanaan analisa kuantitatif DRM rawat inap, Pengendalian ketidaklengkapan DRM rawat inap.
Perlu
pemahaman secara mendalam tentang rekam medis kepada dokter dan tenaga
kesehatan agar lebih
bertanggung jawab dalam pengisian data rekam medis.
2 Heri Aswinardi Nasution
2014 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis dalam Pengisian Berkas
Kuisioner dan
wawancara
Pengetahuan petugas, kelengkapan berkas rekam medis
Berdasarkan
pengetahuan
mayoritas
dijumpai yang
berpengetahuan
sedang
Rekam Medis sebanyak 6 orang (60%), Berdasarkan berkas rekam medis pasien baru rawat jalan dari nama lengkap
mayoritas dijumpai 174 berkas (87,2%) tidak lengkap.
3 Wahyu Sofyan Hidayat
2015 Tinjauan Kinerja Petugas Rekam Medis di BKPM Semarang Guna Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Observasi dan
wawancara
Karakteristik Petugas Rekam Medis,
Pelaksanaan Kegiatan Pendaftaran, Hasil kerja, Kinerja
Petugas
pendaftaran
pasien lama
membutuhkan
satu petugas
khusus untuk
pembuatan
SEP, mesin
pemanggil
nomor urut
pasien perlu
diperbaiki untuk
kelancaran
pelayanan.
4 Fitria Rahmawati
2016 Evaluasi fungsi kerja assembling di Rumah Sakit Jiwa Daerah DR.Amino
Gondohutama
Observasi dan
Wawancara
Pengetahuan, kebijakan, SOP, Fungsi
Assembling.
Perlu sosialisasi tentang fungsi assembling, harus ada kebijakan
prosedur tertulis yang
menjelaskan pengelolaan unit rekam medis.
5 Fitria Hidayanti
2014 Tinjauan Pengetahuan Perawat Rawat Inap dalam Pengisian
Formulir RM.15 (Resume
Keperawatan Pasien Keluar) di RSUD Tugurejo Semarang
Observasi dan
wawancara
Pengetahuan perawat
Pengetahuan responden pada tingkat
memahami masih kurang, sehingga perlu adanya
penjelasan lagi
mengenai
pentingnya dari
kelengkapan
pengisian RM15
Perbedan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah
lokasi yang berbeda. Penelitian yang dilakukan sekarang adalah RSUD Sunan
Kalijaga Demak. Sedangkan lingkup objek penelitian sekarang adalah
karakteristik pengetahuan petugas assembling dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi assembling. Serta variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah prosedur tetap assembling, tugas pokok dan fungsi assembling,
karakteristik petugas assembling dan pengetahuan petugas terhadap tugas
pokok dan fungsi assembling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
[2]1. Fungsi Rumah Sakit
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
[2]2. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit juga di andalkan untuk memberikan pengayoman medis (pusat rujukan) untuk pusat pelayanan yang ada di suatu wilayah kerja. Sifat pengayoman sangat erat kaitannya dengan klasifikasi rumah sakit. Berdasarkan klasifikasi rumah sakit di indonesia terbagi menjadi 4 jenis, antara lain :
a. Rumah sakit kelas A, mempunyai pelayanan kesehatan yang spesialistik dan subspesialistik yang luas.
b. Rumah sakit kelas B, mempunyai pelayanan kesehatan minimal sebelas spesialistik dan subspesialistik terdaftar.
c. Rumah sakit kelas C, mempunyai pelayanan kesehatan spesialistik paling sedikit 4 spesialistik dasar yaitu bedah, penyakit dalam, kebidanan dan kesehatan anak.
d. Rumah sakit kelas D, terdapat pelayanan kesehatan dasar.
[11]B. Pengertian Rekam Medis
Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan kepada pasien. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai dari penerimaan pasien ditempat pendaftaran, pencatatan, data medis selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit di lanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis.
[1]Menurut Huffman E.K, 1992 menyampaikan berkas rekam medis
adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan
bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masih dalam masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosa, dan pengobatan serta merekam hasilnya.
[13]1. Tujuan Rekam Medis
Untuk meningkatkan sarana tertib administrasi sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan, sedangkan tertib administrasi tersebut merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adapun kegunaan rekam medis secara rinci akan terlibat dalam rekam medis itu sendiri.
[3]2. Kegunaan Rekam Medis
Dalam hal manfaat Rekam Medis, kegunaannya dengan singkatan ALFRED yaitu :
a. Administration (Administrasi)
Data dan informasi yang dihasilkan rekam medis dapat digunakan manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagi sumber daya.
b. Legal (Hukum)
Sebagai alat bukti hukum yang dapat melindungi hukum
terhadap pasien, provider kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga
kerja kesehatan lainnya) serta pengelolaan dan pemilik sarana pelayanan kesehatan.
c. Financial (Keuangan)
Setiap jasa yang diterima pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien. Selain itu, jenis dan jumlah kegiatan pelayanan yang tercatat dalam formulir dapat untuk memprediksi pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.
d. Research (Penelitian)
Berbagai macam penyakit telah dicatat kedalam dokumen rekam medis dapat dilakukan penelusuran guna kepentingan penelitian.
e. Education (Pendidikan)
Para mahasiswa atau pendidik atau peneliti dapat belajar dari mengembangkan ilmunya dengan menggunakan rekam medis.
f. Documentation (Dokumentasi)
Rekam medis sebagai dokumen, karena memiliki sejarah
medis seseorang. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan telah
mengatur pula tata cara pengadaan dan pemusnahan formulir
rekam medis.
[3]C. Sistem Pelayanan Rekam Medis di Unit Assembling 1. Tugas Pokok dan Fungsi Assembling
a. Sebagai tempat pengendali penggunaan dokumen serta sebagai pintu pertama penerimaan dokumen rekam medis yang telah diisi oleh unit diluar unit rekam medis.
b. Memeriksa kelengkapan dokumen rekam medis dan menyerahkan dokumen yang tidak lengkap kepada unit pelayanan yang bersangkutan untuk dilengkapi.
c. Menulis nomor rekam medis pada formulir yang belum terisi nomornya.
d. Melepas formulir yang tidak terpakai dan merakit kembali.
e. Mengurutkan jenis formulir sesuai nomor formulir atau riwayat pelayanan pasien.
2. Deskripsi Kegiatan Pokok Assembling
a. Menyediakan dokumen rekam medis baru dari kelengkapan formulir rekam medis didalamnya.
b. Mencatat setiap penggunaan dokumen rekam medis ke dalam buku pengendalian dokumen rekam medis.
c. Mengendalikan nomor rekam medis agar tidak terjadi satu pasien memperoleh lebih dari satu nomor rekam medis.
d. Mencatat penggunaan nomor rekam medis ke dalam buku penggunaan rekam medis.
e. Menerima pengembalian dokumen rekam medis dan sensus
harian rawat inap, rawat jalan, dan UGD dengan buku ekspedisi.
f. Mencocokan jumlah dokumen rekam medis dengan jumlah pasien yang tertulis pada sensus harian dan buku ekspedisi.
g. Membuat kartu kendali (KK) pada setiap dokumen rekam medis dan nomor rekam medis serta identitas pasien ditulis pada kartu kendali tersebut.
h. Meneliti kelengkapan isi dokumen.
i. Apabila tidak lengkap ditulis dikertas kecil mencatat data yang tidak lengkap kemudian ditempelkan pada halaman depan folder dokumen rekam medis dan dikembalikan kepada unit yang bersangkutan dengan buku ekspedisi.
j. Apabila sudah lengkap kemudian diserahkan ke urusan koding dan indeksing guna proses lebih lanjut.
k. Sensus harian setelah cocok dengan dokumen rekam medis, diteliti kebenaran pencatatan, bila belum benar kepala unit pelayanan harus melengkapi terlebih dahulu.
[4]D. Kepatuhan
Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan atau berdisiplin.
Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan
ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan pada
program kesehatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan dengan
begitu dapat langsung diukur. Teori pokok tentang kepatuhan dapat
digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan kepatuhan dari
pendekatan yang multi disiplin, termasuk psikologi dan pendidikan.
[5]Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya. Pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif. Akomodasi yaitu usaha yang dilakukan untuk mencapai ciri kepribadian klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan.
Modifikasi faktor lingkungan dan sosial hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
[14]Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
akan berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada
orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai
akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, semakin dewasa
seseorang maka cara berfikir semakin matang.
[15]E. Standar dan Prosedur
Standar adalah rencana-rencana yang berisi norma-norma atau harapan-harapan yang digunakan didalam manajemen. Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan, seseorang manajer harus mempunyai referensi atau norma-norma sehingga dapat membandingkan hal-hal yang telah tercapai dengan hal-hal yang diharapkan. Singkatnya, sebuah standar berfungsi sebagai model untuk membuat perbandingan- perbandingan.
[6]Standar adalah tingkat keprimaan dan digunakan sebagai dasar perbandingan tingkat minimum yang jika dicapai kemungkinan besar akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan / masyarakat.
[9]Prosedur kerja sangat bermanfaat untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat berulang. Sehingga dapat dijadikan contoh dari pelaksanaan rencana-rencana yang berulang. Prosedur-prosedur masih digunakan walaupun kegunaannya sudah lama berlalu membatalkan prosedur-prosedur yang sudah usang dan memperbarui yang kurang up to date merupakan praktek-praktek manajemen modern untuk dapat menghadapi tantangan- tantangan. Secara berkala perlu diadakan evaluasi terhadap seluruh prosedur dan dicoba kegunaannya dengan berbagai kondisi.
[6]Tujuan dari prosedur adalah untuk kepatuhan kinerja yang
dilakukan dalam suatu pekerjaan. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Sehingga sarana dan
prasarana yang menunjang terhadap pelayanan rekam medis sangat
diperlukan yaitu alat, bahan, data.
[10]F. Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi assembling berdasarkan sumber daya
1. Man (Manusia)
Keterampilan, pengetahuan dan sikap manusia dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dirumah sakit merupakan hal terpenting dari pelaksanaan suatu sistem untuk mencapai pelayanan kesehatan yang maksimal.
2. Money (Dana)
Dana yang paling berperan untuk mencapai pelaksanaan suatu sistem dirumah sakit dapat berjalan dengan cepat dan sesuai kebutuhan seseorang pasien.
3. Material (Bahan)
Bahan adalah suatu produk / fasilitas yang digunakan untuk menunjang tujuan dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit.
4. Method (Metode)
Metode yang tepat akan membantu tugas-tugas seseorang akan lebih mudah dan cepat dalam suatu sistem pelaksanaan di rumah sakit.
5. Machine (Peralatan)
Dana yang paling berperan untuk mencapai pelaksanaan suatu
sistem di rumah sakit dapat berjalan dengan cepat dan sesuai kebutuhan
seseorang pasien.
[7]G. Karakteristik petugas
Setiap manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai karakteristik individu.
Mathiue & Zajac, (1990) menyatakan bahwa karakteristik personal (individu) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan kepribadian.
Hal ini tentunya berkaitan dengan perilaku petugas sendiri dalam merakit dokumen rekam medis pasien. Sedangkan perilaku masing-masing dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi pengetahuan pada karakteristik yaitu :
1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2. Umur
Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam
masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia dini. Dua sikap trandisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut :
a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
b. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia
3. Masa Kerja / Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberi pengetahuan dan keterampilan professional, serta dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan maniestasi dari keterpaduan menalar secaram ilmiah dan etika yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
[8]4. Jenis Kelamin
Menurut Siagian (2002), implikasi jenis kelamin para pekerja
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan
demikian perlakuan terhadap mereka dapat disesuaikan sedemikian rupa
sehingga mereka menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
[17]5. Pengalaman Pelatihan
Merupakan bagian dari pengembangan keterampilan dan sikap memerlukan pelatihan yang dilaksanakan terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para peserta kearah pekerjaan dan organisasi.
[16]H. Pengetahuan Petugas 1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai.
[12]