BUKU INFORMASI
MANDOR PERKERASAN JALAN
PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE)
NO. KODE : F45.MPJ.02.005.01-I
EDISI 2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... 1
BAB I PENGANTAR ... 2
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ... 2
1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ... 4
1.4. Pengertian-pengertian Istilah ... 4
1.5. Daftar Singkatan ... 5
BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 7
2.1. Peta Paket Pelatihan ... 7
2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi ... 7
2.3. Unit Kompetensi Kerja yang Dipelajari ... 8
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 13
3.1. Strategi Pelatihan ... 13
3.2. Metode Pelatihan ... 14
3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan ... 14
BAB IV PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE) ... 21
4.1. Umum ... 21
4.2. Koordinasi Dengan Pekerja ... 23
4.3. Penghamparan Untuk Lapisan Permukaan (Surface Course) ... 34
4.4. Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Lapisan Permukaan (Surface Course) ... 69
4.5. Pengukuran Elevasi Lapisan Permukaan (Surface Course) ... 74
4.6. Pengambilan Contoh Benda Uji (Core Drill) Pada Lapisan Permukaan ... 78
4.7. Pelaporan Hasil Pengambilan Contoh Benda Uji Permukaan ... 80
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 86
5.1. Sumber Daya Manusia ... 86
5.2. Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi ... 87
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 87
BAB I PENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1. Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
1.1.2. Kompeten di Tempat Kerja.
Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1. Desain Materi Pelatihan
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / Mandiri :
a) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.
b) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.2. Isi Materi Pelatihan a) Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
b) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / Mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.
c) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan
a) Pada pelatihan klasikal, instruktur akan :
• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.
• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.
• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.
b) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
• Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
• Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
• Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini
1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC).
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.
1.3.2. Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:
a) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
b) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah 1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan / keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
1.4.7 Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.
1.5 Daftar Singkatan
PBK : Pelatihan Berbasis Kompetensi RCC : Recognition of Current Competency KKNI : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia SKKNI : Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3L : Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan POS : Prosedur Operasional Standar
SOP : Standard Operational Procedure ATB : Asphalt Treated Base
HRS : Hot Rolled Sheet AMP : Asphalt Mixing Plant PTR : Pneumatic Tire Roller
AASHTO : American Association of State Highway And Transportation Officials
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1 Peta Paket Pelatihan
Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Mandor Perkerasan Jalan yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan Persiapan Pekerjaan Perkerasan Jalan, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:
2.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (K3L) 2.1.2 Komunikasi di Tempat Kerja
2.1.3 Persiapan Pekerjaan Perkerasan Jalan
2.1.4 Pekerjaan Perkerasan Lapisan Bawah (Sub Base Course) 2.1.5 Pekerjaan Perkerasan Lapisan Atas (Base Course)
2.1.6 Pekerjaan Konstruksi Bahu Jalan (Shoulder) 2.1.7 Pekerjaan Perapihan Bahu Jalan (Finishing) 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi
2.2.1 Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.
2.2.2 Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah
“Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (Surface Course)”.
2.2.3 Durasi / Waktu Pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.
2.2.4 Kesempatan Untuk Menjadi Kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan.
Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal K3LH, komunikasi dan kerjasama di tempat kerja.
2.3.2 Judul Unit
Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (Surface Course) 2.3.3 Kode Unit
F45.MPJ.02.005.01 2.3.4 Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan perkerasan lapisan Permukaan (Surface course).
2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan koordinasi dengan pekerja
1.1 Metode pelaksanaan pekerjaan dijelaskan kepada pekerja secara detail.
1.2 Pembagian tugas kelompok kerja dibuat.
1.3 Instruksi kerja diberikan kepada pekerja.
2. Melaksanakan
penghamparan untuk lapisan permukaan (Surface Course)
2.1 Posisi penempatan material untuk penghamparan ditentukan.
2.2 Koordinasi dengan operator alat dilakukan.
2.3 Instruksi penghamparan disampaikan kepada pekerja.
2.4 Pelaksanaan penghamparan diawasi sesuai prosedur.
3. Melaksanakan pekerjaan pemadatan lapisan permukaan (Surface Course)
3.1 Koordinasi dengan operator alat dilakukan.
3.2 Prosedur teknis pelaksanaan pemadatan diawasi.
3.3 Hasil pemadatan lapisan permukaan diperiksa.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3.4 Hasil pemadatan yang kurang sempurna diperbaiki.
4. Melakukan pengukuran elevasi lapisan permukaan (Surface Course)
4.1 Koordinasi dengan juru ukur dilakukan.
4.2 Pelaksanaan pengukuran elevasi lapisan permukaan diawasi.
4.3 Data elevasi lapisan permukaan diperiksa kesesuaiannya dengan gambar kerja.
5. Melakukan pengambilan contoh benda uji (Core Drill) pada lapisan permukaan
5.1 Koordinasi dengan petugas pengujian dilakukan.
5.2 Lokasi penempatan titik-titik pengujian ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis.
5.3 Hasil pengambilan contoh benda uji lapisan permukaan dicatat.
6. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan Perkerasan lapisan permukaan
6.1 Data hasil pengukuran dan pengujian dikumpulkan.
6.2 Laporan hasil pekerjaan pekerasan lapisan permukaan disusun.
6.3 Laporan pekerjaan perkerasan lapisan permukaan disampaikan langsung kepada atasan.
BATASAN VARIABEL 1. Kontek variabel
Kompetensi ini berlaku pada jabatan kerja Mandor Perkerasan Jalan untuk dapat memberikan jaminan pelaksanaan pekerjaan perkerasan lapisan permukaan sesuai dengan ukuran dan spesifikasi teknis.
2. Perlengkapan yang diperlukan
Alat hitung, alat tulis dan alat komunikasi, alat ukur (meteran), rencana mutu pelaksanaan konstruksi, spesifikasi teknis, ketentuan mutu konstruksi yang disepakati, daftar formulir pelaporan hasil kerja (WI Form).
3. Tugas-tugas yang harus dilakukan 3.1 Melakukan koordinasi dengan pekerja.
3.2 Melaksanakan penghamparan untuk lapisan permukaan (Surface Course).
3.3 Melaksanakan pekerjaan pemadatan lapisan permukaan (Surface Course).
3.4 Melakukan pengukuran elevasi lapisan permukaan (Surface Course).
3.5 Melakukan pengambilan contoh benda uji (Core Drill) pada lapisan permukaan.
3.6 Melaporkan pelaksanaan pekerjaan Perkerasan lapisan permukaan.
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan
4.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
4.2 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan (PP) Nomor 28 tahun 2000, tentang usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
4.3 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
4.4 Petunjuk Perambuan Sementara selama pelaksanaan pekerjaan Nomor 003/T/BWKT/1990.
4.5 Pedoman Perkerasan Lentur Pt-01-2002, AASHTO Guide or Design Pavement Structure 1993.
4.6 Ketentuan atau peraturan baku tentang Perkerasan Jalan.
4.7 Prosedur Operasional Standar (POS) penggunaan peralatan pekerjaan.
4.8 Prosedur Operasional Standar (POS) pengguna jasa/pemberi kerja maupun dalam perusahaan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian:
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait:
1.1 Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
1.1.1 F45.MPJ.01.001.01 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
1.1.2 F45.MPJ.01.002.01 : Komunikasi di Tempat Kerja
1.1.3 F45.MPJ.02.001.01 : Persiapan Pekerjaan Perkerasan Jalan
1.1.4 F45.MPJ.02.002.01 : Pekerjaan Perkerasan lapisan bawah (Sub Base Course)
1.1.5 F45.MPJ.02.003.01 : Pekerjaan Perkerasan Lapisan Atas (Base Course) 1.1.6 F45.MPJ.02.004.01 : Pekerjaan Konstruksi Bahu Jalan (Shoulder) 1.2 Keterkaitan dengan unit kompetensi lain:
1.2.1 F45.MPJ.02.006.01 : Pekerjaan Perapihan Bahu Jalan (finishing).
2. Kondisi pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji yang digunakan:
1. Tes tertulis
2. Tes lisan (wawancara) 3. Tes praktik
3. Pengetahuan yang dibutuhkan 3.1 Ruang lingkup pekerjaan 3.2 Spesifikasi teknis
3.3 Metode pelaksanaan konstruksi 3.4 Jadwal proyek konstruksi 3.5 Gambar kerja (shop drawing) 3.6 Jenis pekerjaan perkerasan jalan 4. Keterampilan yang dibutuhkan
4.1 Membuat pembagian tugas kelompok kerja.
4.2 Menentukan posisi penempatan material untuk penghamparan 4.3 Mengawasi pelaksanaan penghamparan sesuai prosedur
4.4 Menentukan lokasi penempatan titik-titik pengujian sesuai dengan spesifikasi teknis 4.5 Memeriksa kesesuaian data elevasi shoulder dengan gambar kerja
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam menentukan posisi penempatan material untuk penghamparan 5.2 Ketelitian dalam mengawasi pelaksanaan penghamparan sesuai prosedur
5.3 Ketelitian dalam memeriksa hasil pemadatan lapisan permukaan (Surface Course) 5.4 Ketelitian dalam memeriksa kesesuaian data elevasi lapisan permukaan (Surface
Course) dengan gambar kerja.
6. Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerja sama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya, bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / Perencanaan
a) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.
b) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
d) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari Proses Pembelajaran
a) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.
b) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan Terhadap Tugas Praktek
a) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
a) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.
c) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan.
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1. Belajar secara mandiri.
Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2. Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3. Belajar Terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan
Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan.
Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi.
Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan:
Unit Kompetensi 7 Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (surface course) Elemen Kompetensi 1 Melakukan koordinasi dengan pekerja
No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan
yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran
Indikatif (menit)
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Metode pelaksanaan pekerjaan dijelaskan kepada pekerja secara detail.
1. Dapat menjelaskan pengertian metode pelaksanaan pekerjaan.
2. Mampu menyiapkan metode pelaksanaan pekerjaan kepada pekerja.
3. Harus mampu menyampai kan metode pelaksanaan pekerjaan kepada pekerja secara detail dan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menjelaskan dan menyiapkan metode pelaksanaan pekerjaan kepada pekerja secara detail dan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Menjelaskan pengertian metode pelaksanaan pekerjaan.
2. Menyiapkan metode pelaksanaan pekerjaan kepada pekerja.
3 Mendemonstra sikan
• Menyiapkan metode pelaksanaan
Metode kerja 20
1.2 Pembagian tugas kelompok kerja dilakukan.
1. Mampu membagi kelompok kerja.
2. Mampu membagi tugas kelompok kerja pekerjaan.
3. Harus mampu mengatur pembagian tugas kelompok kerja dengan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengatur
pembagian tugas kelompok kerja dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Membagi kelompok
kerja.
2. Membagi tugas
kelompok kerja pekerjaan.
3. Mendemonstra sikan
• Membagi tugas kelompok kerja.
1. Metode konstruksi 2. Manage-
men proyek 15
1.3 Instruksi kerja diberikan kepada pekerja.
1. Dapat menjelaskan pengertian instruksi kerja kepada pekerja.
2. Mampu menyiapkan instruksi kerja kepada pekerja dengan baik 3. Mampu menyampaikan
instruksi kerja kepada pekerja
4 Harus mampu memberikan instruksi kerja kepada pekerja dengan baik.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memberikan instruksi kerja kepada pekerja dengan baik.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Menjelaskan pengertian instruksi kerja kepada pekerja.
2. Menyiapkan instruksi kerja kepada pekerja dengan baik 3. Mampu
menyampaika n instruksi kerja kepada pekerja 4 Mendemonstra sikan
• Menyiapkan instruksi kerja.
POS perusahaan
20
Unit Kompetensi 7 Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (surface course) Elemen Kompetensi 2 Melaksanakan penghamparan untuk lapisan Permukaan (Surface Course)
No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan
yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran
Indikatif (menit)
1 2 3 4 5 6 7
2.1 Penempatan material di lapangan untuk penghamparan diawasi.
1. Mampu mengawasi pengolahan material perkerasan 2. Mampu mengawasi
penempatan material untuk penghamparan di lapangan
3. Harus mampu mengawasi
penempatan material untuk penghampa ran untuk lapisan permukaan (surface course).
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengawasi penempatan material untuk penghampa ran untuk lapisan permukaan (surface course).
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Mengawasi pengolahan material perkerasan 2. Mengawasi
penempatan material untuk penghamparan di lapangan 3. Mendemonstra
sikan
• Penempatan material penghampa- ran di lapangan
1 Metode konstruksi 2 Managemen proyek
5
2.2 Koordinasi dengan operator alat dilakukan.
1. Mampu melakukan komunikasi dengan operator alat.
2. Mampu melakukan koordinasi dengan operator alat 3 Mampu
mengidentifikasi jenis alat penghamparan yang dibutuhkan 4. Harus mampu
melakukan koordinasi dengan operator alat secara benar dan berkesinambungan.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu melakukan koordinasi dengan operator alat secara benar dan
berkesinambungan.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Mampu melakukan komunikasi dengan operator alat.
2. Melakukan koordinasi dengan operator alat 3. Mendemonstra sikan
• Koordinasi mandor dan opertor alat
Managemen proyek
45
2.3 Instruksi penghampa ran disampaikan kepada pekerja.
1. Mampu memeriksa kesiapan tenaga kerja 2. Mampu memberi
pengarahan kepada pekerja.
3. Harus mampu menyampaikan instruksi penghamparan
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu menyampaikan instruksi penghamparan
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Mampu memeriksa kesiapan tenaga kerja 2. Mampu
memberi pengarahan kepada pekerja.
3. Mendemonstra sikan
• Pemeriksaan kesiapan tenaga kerja
• Pengarahan kepada tenaga kerja.
Managemen proyek
5
2.4 Pelaksanaan
penghamparan diawasi sesuai prosedur.
1. Mampu
mengidentifikasi jenis peralatan bantu perkerasan yang digunakan.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengawasi proses pelaksanaan penghamparan sesuai prosedur dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Mampu memeriksa kesiapan tenaga kerja 2. Mampu
memberi pengarahan kepada
1. Metode konstruksi 2. POS
perusahaan
165 (termasuk
peninjau- an lapangan)
1 2 3 4 5 6 7 2. Mampu mengawasi
pelaksanaan penghamparan.
3. Harus mampu mengawasi proses pelaksanaan penghamparan sesuai prosedur dengan benar.
pekerja.
3. Mendemonstra sikan
• Pengawasan penghampa- ran.
Unit Kompetensi 7 Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (surface course) Elemen Kompetensi 3 Melaksanakan pekerjaan pemadatan lapisan Permukaan (Surface Course)
No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan
yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran
Indikatif (menit)
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Koordinasi dengan operator alat dilakukan.
1. Mampu melakukan komunikasi dengan operator alat pemadat.
2. Mampu melakukan koordinasi dengan operator alat pemadat 3. Harus mampu
melakukan koordinasi dengan operator alat pemadat
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu melakukan koordinasi dengan operator alat
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Melakukan komunikasi dengan operator alat pemadat.
2. Melakukan koordinasi dengan operator alat pemadat 3. Mendemonstra sikan
• Koordinasi dengan operator alat pemadat.
Managemen proyek
10
3.2 Prosedur teknis pelaksanaan pemadatan diawasi.
1. Dapat menjelas kan cara pemadatan lapisan permukaan (surface course).
2. Mampu mengawasi pelaksanaan pemadatan.
3. Harus mampu mengawasi proses pelaksanaan pemadatan dengan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengawasi proses pelaksanaan pemadatan dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Menjelaskan cara pemadatan lapisan bawah (sub base).
2. Mengawasi pelaksanaan pemadatan.
3. Mendemonstra sikan.
• Pengawasan pelaksanaan pemadatan
1. Instruksi Kerja 2. Spesifikasi
5
3.3 Hasil pemadatan lapisan bawah diperiksa.
1. Mampu mengamati hasil pemadatan lapisan permukaan (surface course) secara visual.
2. Mampu membantu dalam penganmbilan sampel.
3. Harus mampu mengamati hasil pemadatan secara visual dengan benar
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengamati hasil pemadatan secara visual dengan benar
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Mengamati hasil pemadat- an lapisan permukaan (surface course) secara visual.
2. Membantu dalam pengambilan sampel.
3. Mendemonstra sikan
• Pemeriksaan kepadatan lapisan permukaan.
1.Uji tes 2. Spesifikasi
5
1 2 3 4 5 6 7 3.4 Hasil pemadatan yang
kurang sempurna diperbaiki.
1. Mampu mencari penyebab pemadatan lapisan permukaan kurang sempurna.
2. Mampu memperbaiki pemadatan. lapisan permukaan kurang sempurna.
3. Harus mampu memperbaiki hasil pemadatan yang kurang sempurna.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memperbaiki hasil pemadatan yang kurang sempurna.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Mencari penyebab pemadatan lapisan bawah kurang sempurna.
2. Mampu memperbaiki pemadatan.
lapisan bawah kurang sempurna.
3. Mendemonstra sikan.
• Perbaikan kepadatan yang kurang sempurna.
1.Uji tes 2.Spesifikasi
5
Unit Kompetensi 7 Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (surface course) Elemen Kompetensi 4 Melakukan pengukuran elevasi lapisan Permukaan (Surface Course)
No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan
yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran
Indikatif (menit)
1 2 3 4 5 6 7
4.1 Koordinasi dengan juru ukur dilakukan.
1. Mampu berkomunikasi dengan juru ukur.
2. Mampu melakukan koordinasi dengan juru ukur (surveyor).
3. Harus mampu melakukan koordinasi dengan juru ukur (surveyor) dengan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu melakukan koordinasi dengan juru ukur (surveyor) dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Berkomunikasi dengan juru ukur.
2. Melakukan koordinasi dengan juru ukur (surveyor).
3. Mendemonstra sikan.
• Koordinasi dengan surveyor
Managemen proyek
5
4.2 Pelaksanaan pengukuran diawasi.
1. Mampu menindak lanjuti hasil pengukuran dari surveyor.
2. Mampu memeriksa bentuk penampang.
3. Harus mampu mengawasi pelaksanaan pengukuran dengan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengawasi pelaksanaan pengukuran dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek.
1. Menindak lanjuti hasil pengukuran dari surveyor.
2. Memeriksa bentuk penampang.
3. Mendemonstra sikan.
• Tindak lanjut pengukuran surveyor
Pengukuran 5
4.3 Data elevasi permukaan diperiksa kesesuaiannya dengan gambar kerja.
1. Mampu memeriksa data elevasi permukaan di lapangan.
2. Mampu memeriksa elevasi permukaan sesuai gambar kerja.
3. Harus mampu memeriksa kesesuaian
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu memeriksa kesesuaian data elevasi permukaan dengan gambar kerja.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Memeriksa data elevasi sub base di lapangan.
2. Memeriksa elevasi sub base sesuai gambar kerja.
3. Mendemonstra sikan.
• Pemeriksaan elevasi sub
Pengukuran 5
1 2 3 4 5 6 7 data elevasi
permukaan dengan gambar kerja.
base.
Unit Kompetensi 7 Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (surface course) Elemen Kompetensi 5 Melakukan pengujian kepadatan lapisan Permukaan (Field density test)
No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan
yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran
Indikatif (menit)
1 2 3 4 5 6 7
5.1 Koordinasi dengan petugas pengujian dilakukan.
1. Mampu melakukan komunikasi dengan petugas pengujian 2. Mampu melakukan
koordinasi dengan petugas pengujian.
3. Harus mampu melakukan koordinasi dengan petugas pengujian secara benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu melakukan koordinasi dengan petugas pengujian secara benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Melakukan dengan petugas pengujian 2. Melakukan
koordinasi dengan petugas pengujian secara benar.
3 Mendemonstra sikan.
• Koordinasi dengan petugas pengujian.
Managemen proyek
5
5.2 Lokasi penempatan titik- titik pengujian ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis.
1. Mampu bekerjasama mempersiap kan peralatan pengujian.
2. Mampu bekerja sama dalam pengambilan sampel pengujian
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mempersiap kan peralatan pengujian dan bekerja sama dalam pengambilan sampel pengujian.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Bekerjasama mempersiap kan peralatan pengujian 2. Bekerja sama
dalam pengambilan sampel pengujian.
Managemen proyek
5
Unit Kompetensi 7 Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Lapisan Permukaan (surface course)
Elemen Kompetensi 6 Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan pekerasan lapisan Permukaan (Surface Course)
No Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja
Tujuan Pembelajaran
Metode Pelatihan
yang Disarankan
Tahapan Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang Disarankan
Jam Pelajaran
Indikatif (menit)
1 2 3 4 5 6 7
6.1 Data hasil pengukuran dan pengujian dikumpulkan.
1. Mampu minta data hasil pengukuran yang dilakukan oleh petugas pengukuran.
2. Mampu minta data hasil pengujian pemadatan yang dilakukan oleh petugas pengujian.
3. Harus mampu mengumpulkan data hasil pengukuran dan pengujian dengan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengumpulkan data hasil pengukuran dan pengujian dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Meminta data hasil pengukuran yang dilakukan oleh petugas pengukuran.
2. Meminta data hasil pengujian pemadatan yang dilakukan oleh petugas pengujian.
3 Mendemonstra sikan
• Pengumpul- an hasil pengukuran
1. Pengukuran 2. Uji tes
5
1 2 3 4 5 6 7 dan
pengujian 6.2 Data hasil pekerjaan
perkerasan lapisan permukaan disampikan kepada atasan.
1. Mampu menghitung hasil pekerjaan 2. Mampu menunjukkan
data hasil pemadatan, pengukuran dan pengujian di lapangan.
3. Harus mampu menyampaikan data hasil pekerjaan perkerasan lapisan permukaan kepada pelaksana dengan benar.
Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta mampu mengopname pekerjaan,
menyampaikan data hasil pekerjaan perkerasan lapisan permukaan kepada pelaksana dengan benar.
1. Ceramah 2. Diskusi/
diskusi kelompok 3. Praktek
1. Menghitung hasil pekerjaan 2. Menunjukkan
data hasil pemadatan, pengukuran dan pengujian di lapangan.
3. Mendemonstra sikan.
• Penyampai- an hasil pekerjaan perkerasan lapisan permukaan
1 Pengukuran 2 Uji tes 3 spesifikasi
15
BAB IV
PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE)
4.1 Umum
Lapisan penutup adalah lapis perkerasan jalan yang terletak di atas lapis pondasi atas, yang bersifat kedap air. Tujuan lapis penutup sebagai lapis perkerasan jalan adalah sebagai lapis pelindung bagi lapis perkerasan yang ada dibawahnya atau fungsi lapis penutup adalah menerima beban-beban roda yang bekerja di atasnya serta menyebarkan kepada lapisan perkerasan yang ada dibawahnya.
Beberapa jenis lapisan bawah yang biasa dilaksanakan pada konstruksi jalan adalah : 1. Lapis penutup yang menggunakan buras.
• Bahan lapis penutup buras dari bahan pasir yang mempunyai gradasi sebagai berikut :
- Lolos saringan 3/8” (9 mm) sebanyak 100 %
- Lolos saringan No. 4 (4,8 mm) sebanyak 85 – 100 % - Lolos saringan No. 8 (2,4 mm) sebanyak 0 – 40 % Kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
• Bahan pengikat aspal yang digunakan adalah : - Aspal keras Pen 60/70 atau 80/100
- Aspal cair RC-250, RC- 800
- Aspal emulsi RS-1, CRS-1, RS-2. CRS-2 2. Lapis penutup yang menggunakan burtu
• Bahan lapis penutup burtu dari bahan agregat yang mempunyai gradasi sebagai berikut :
Kondisi Permukaan Lalu Lintas
Sedikit Sedang Padat
Keras Normal
Lunak
6 mm 9 mm 12 mm
9 mm 12 mm 20 mm
12 mm 20 mm 20 mm
Contoh : - Kondisi permukaan keras : Laston.
- Kondisi permukaan normal : Lasbutag.
- Kondisi permukaan lunak : Laston.
• Bahan aspal :
VFA
Jumlah aspal = --- x ALD liter/m2, 500
VFA = Rongga terisi aspal
ALD = Ukuran diameter terkecil agregat rata-rata (mm) 3. Lapis penutup yang menggunakan burda
• Bahan lapis penutup burda dari bahan agregat lapis pertama dan lapis kedua dapat berupa batu pecah atau kerikil berbentuk kubus, keras dan bersih yang mempunyai gradasi sebagai berikut :
Kondisi Permukaan Lalu Lintas
Sedikit Sedang Padat
Keras Normal
Lunak
6 mm 9 mm 12 mm
9 mm 12 mm 20 mm
12 mm 20 mm 20 mm
Contoh : - Kondisi permukaan keras : Laston - Kondisi permukaan normal : Lasbutag - Kondisi permukaan Lunak : Latasbum
• Bahan aspal :
VFA
Jumlah aspal = --- x ALD liter/m2, 500
VFA = Rongga terisi aspal.
ALD = Ukuran diameter terkecil agregat rata-rata (mm).
4. Lapis penutup yang menggunakan latasbum
• Bahan lapis penutup lasbutag dari bahan aspal Buton B-16 atau B-20 dengan kadar air antara 4 – 8 % dan ukuran butir maksimum 12,7 mm (1/2 inci).
Sebagai bahan pelunak dipergunakan Flux Oil atau minyak Bekas yang memenuhi syarat.
5. Lapis penutup yang menggunakan lasbutag
• Bahan lapis penutup lasbutag dari bahan aspal Buton B-16 atau B-20 dengan kadar air antara 4 – 8 % dan ukuran butir maksimum 12,7 mm (1/2 inci).
• Sebagai bahan pelunak dipergunakan Flux Oil atau minyak bekas yang memenuhi syarat.
• Agregat yang dipergunakan merupakan campuran agregat kasar dan agregat halus dari batu pecah atau kerikil kering, berbidang kasar dan bersudut tajam.
6. Lapis penutup yang menggunakan lapen.
7. Lapis penutup yang menggunakan latasir.
8. Lapis penutup yang menggunakan laston/ATB.
9. Lapis penutup yang menggunakan lataston/HRS.
Semua perkerasan lapisan permukaan tersebut diatas menggunakan campuran aspal, sehingga yang akan diuraikan dalam modul ini adalah dua kelompok pekerjaan :
1. Lapis penutup yang tanpa menggunakan AMP.
• Lapis penutup yang menggunakan buras.
• Lapis penutup yang menggunakan burtu.
• Lapis penutup yang menggunakan burda.
• Lapis penutup yang menggunakan latasbum.
• Lapis penutup yang menggunakan lasbutag.
• Lapis penutup yang menggunakan lapen.
• Lapis penutup yang menggunakan latasir.
2. Lapis penutup yang menggunakan AMP
• Lapis penutup yang menggunakan laston/ATB
• Lapis penutup yang menggunakan lataston/HRS.
4.2 Koordinasi Dengan Pekerja
4.2.1 Penjelasan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pekerja Secara Detail Metode pelaksanaan pekerjaan sebetulnya sudah dibuat pada waktu membuat atau mengajukan penawaran pekerjaan, namun demikian tidak tertutup kemungkinan, bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan, atau selama pelaksanaan mengalami perubahan. Jika demikian metode pelaksanaan pekerjaan perlu atau harus diubah.
4.2.1.1 Pengertian metode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan atau metode konstruksi adalah merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknis sehubungan dengan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi medan kerja, guna memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien.
Metode pelaksanaan pekerjaan sebetulnya sudah dibuat pada waktu membuat atau mengajukan penawaran pekerjaan, namun demikian tidak tertutup kemungkinan, bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan, atau
selama pelaksanaan mengalami perubahan. Jika demikian metode pelaksanaan pekerjaan perlu atau harus diubah.
Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari profesionalitas sang pelaksana pekerjaan tersebut, atau profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu Manager Proyek dan perusahaan yang bersangkutan
Karena itu, dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian metode pelaksanaan pekerjaan mempuntai “bobot” penilaian yang tinggi. Yang diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk menjadi pemenang tender/pelelangan.
Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
• Projet plant
∗ Denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain)
∗ Lokasi pekerjaan
∗ Jarak angkut
∗ Komposisi alat
∗ Penjelasan urutan pekerjaan
• Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan
• Uraian pelaksanaan pekerjaan
∗ Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian proyek (urutan secara global)
∗ Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan, yang perlu penjelasan detail. Biasanya yang ditampilkan adalah pekerjaan penting, atau pekerjaan yang jarang ada atau pekerjaan yang mempunyai nilai besar, pekerjaan dominan (volume besar).
Pekerjaan yang ringan atau umum dilaksanakan biasanya cukup diberi uraian singkat mengenai cara pelaksanaannya saja, tanpa perhitungan kebutuhan alat dan tanpa gambar/sket penjelasan cara pelaksanaan pekerjaan.
• Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan.
• Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (tukang dan pekerja).
• Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material.
• Dan dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan kelengkapan yang diperlukan.
Metode pelaksanaan pekerjaan yang baik :
• Memenuhi syarat teknis.
∗ Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan lengkap dan jelas memenuhi informasi yang dibutuhkan.
∗ Bisa dilaksanakan dan efektif.
∗ Aman untuk dilaksanakan.
Terhadap konstruksi jalan yang dibangun.
Terhadap para pekerja yang melaksanakan pekerjaan.
Terhadap lingkungan sekitarnya.
∗ Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan atau disetujui tenaga teknik yang berkompeten pada proyek tersebut. Misalnya, memenuhi tonase tertentu dan telah memenuhi hasil testing tertentu.
• Memenuhi syarat ekonomis
∗ Biaya termurah.
∗ Wajar dan efisien.
• Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya.
∗ Dimungkinkan untuk diterapkan pada lokasi proyek dan disetujui atau tidak ditentang oleh lingkungan setempat.
∗ Rekomendasi dan policy dari Pemilik Proyek.
∗ Disetujui oleh sponsor proyek atau Direksi Perusahaan, apabila hal itu merupakan alternatif pelaksanaan yang istimewa dan riskan.
• Merupakan alternatif/pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan dan dipertimbangkan.
• Manfaat positif construction method.
∗ Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas penyelesaian pekerjaan.
∗ Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan di proyek.
4.2.1.2 Penyiapan metode pelaksanaan
1. Metode pelaksanaan disusun oleh Kepala proyek/calon Kepala proyek dibantu oleh personil inti/calon personil inti proyek yang bersangkutan.
2. Sebetulnya metode pelaksanaan sudah dibuat pada waktu tender, namun belum secara detail. Agar metode konstruksi lebih akurat, ada hal-hal yang perlu dicek ulang antara lain : kondisi topografi, jalan masuk, dan kondisi lingkungan.
3. Setelah metode konstruksi dibuat secara detail dengan lengkap, kemudian metode pelaksanaan disampaikan kepada semua personil yang terkait dengan pelaksanaan pisik pekerjaan antara lain Pelaksana lapangan dan mandor.
Metode pelaksanaan pekerjaan harus disampaikan kepada masing- masing pekerja sebagai pedoman kerja.
4.2.2 Pembagian Tugas Kelompok Kerja
4.2.2.1 Pembagian kelompok kerja penggelaran
1. Pembagian kelompok kerja untuk pekerjaan Lapisan permukaan yang menggunakan aspal finisher untuk penggelaran material campuran aspal yaitu :
Biasanya satu kelompok/ group pekerjaan perkerasan aspal terdiri dari 4 tukang dan 5 tenaga pembantu.
• Tukang perata (alat garuk) : 3 tukang.
• Tukang pengatur screed : 1 tukang.
• Tenaga kerja pembersihan.
• Tenaga kerja perapian, pemotongan.
• Tenaga kerja pengatur lalu lintas.
2. Pembagian kelompok kerja untuk pekerjaan Lapisan permukaan yang menggunakan material aspal buton dan agregat secara manual yaitu :
• Tukang penebar agregat : 1 tukang.
• Tenaga penebar agregat, pembersihan ± 6 tenaga kerja.
• Tenaga penyemprot aspal : 1 tenaga kerja.
• Tenaga pencampur material pada beton molen : ± 6 tenaga kerja.
• Tenaga kerja pengatur lalu lintas.
5 ± tenaga pembantu.
Jumlah tenaga kerja ini sangat tergantung produktifitas material agregat yang dihasilkan/banyaknya onggokan material.
4.2.2.2 Pembagi tugas kelompok kerja
1. Pembagian tugas kelompok kerja untuk pekerjaan Lapisan atas yang menggunakan aspal finisher untuk penggelaran material campuran aspal yaitu :
a. Tukang perata (alat garuk)
Apabila penghamparan dengan mesin dilakukan dengan benar maka penghamparan dengan tangan hanyalah diperlukan pada pelebaran, di sekitar batu pinggir, lubang got, jembatan dan sebagainya.
(1) Pada pelebaran, campuran yang keluar dari pintu samping yang terbuka, disebar ratakan ke arah sisi pelebaran atau batu pinggir sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
(2) Singkup dapat digunakan pada pelebaran yang besar dan pada lokasi-lokasi lain yang dipandang perlu. Untuk menghindari segregasi, campuran diletakkan dalam beberapa tumpukan kecil dengan menggunakan singkup dan selanjutnya diratakan.
(3) Perataan akhir dengan tangan dilakukan sebagai mana perlunya dengan mengunakan tepi perata Apabila terjadi segregasi, maka untuk menyingkirkan agregat kasar perlu digunakan tepi garok dan selanjutnya dengan menggunakan perata, sebar-ratakan, campuran tambahan yang seragam.
b. Tukang pengatur screed
Screed (sepatu) baik dengan jenis penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi, fungsi screed meliputi pemangkasan, penekanan untuk menghasilkan permukaan akhir dengan kerataan atau tekstur yang dipersyaratkan.
c. Tenaga kerja pembersihan :
Sebelum pekerjaan penggelaran dimulai dilakukan penmbersihan areal penggelaran aspal terhadap sampah, kotoran dan debu menyediakan drum penampung untuk mengumpulkan material sisa, kotoran dan sampah untuk dibuang dari lokasi pekerjaan. Pada akhir pelaksanaan, mandor meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Pekerjaan.
Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula bagian tempat kerja yang tidak ditetapkan untuk diubah menurut Dokumen Kontrak.
o Tenaga kerja perapian, pemotongan :
• Memotong tegak lapisan lama, agar sambungan lapisan lama dan baru menjadi rapi dan rapat.
• Tenaga perata dan operator mesin pemadat awal harus selalu waspada terhadap adanya ketidak lurusan sambungan memanjang yang harus segera diperbaiki. Hal ini sangat penting pada permukaan lapisan.
Apabila pada penghamparan dengan mesin penghampar terjadi bahan berlebih, maka untuk meluruskan sambungan, bahan ini perlu dibuang. Apabila pada sambungan terdapat lubang atau ketidak sempurnaan, maka untuk meluruskan sambungan tersebut, perlu ditambahkan bahan secukupnya.
o Tenaga kerja pengatur lalu lintas :
• Mengatur jalannya lalu lintas umum agar berjalan lancar.
2. Pembagian kelompok kerja untuk pekerjaan Lapisan permukaan yang menggunakan material Lasbutag secara manual yaitu :
a. Tenaga kerja pembersihan :
Sebelum pekerjaan penggelaran dimulai dilakukan pembersihan areal penggelaran aspal terhadap sampah ataupun kotoran lain.
Menyediakan drum penampung untuk mengumpulkan material sisa, kotoran dan sampah untuk dibuang dari lokasi pekerjaan. Pada akhir pelaksanaan, mandor meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih dan siap untuk digunakan.
b. Tenaga pencampur beton :
• Memasukkan material aspal buton dan agregat kedalam molen.
• Mengeluarkan material tercampur ke bak penampung atau gerobak dorong.
c. Tukang/tenaga kerja penebar lasbutag :
• Menebar Lasbutag supaya menjadi rata d. Tenaga kerja pengatur lalu lintas.
• Mengatur jalannya lalu lintas umum agar berjalan lancar.