• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SDN NO. 1 SIKARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SDN NO. 1 SIKARA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA

SISWA KELAS I SDN NO. 1 SIKARA

Semirawati, Efendi, dan Muh. Tahir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN No. 1 Sikara dapat ditingkatkan melalui kartu kata.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan subyek penelitian kelas I yang berjumlah 17 orang siswa, yang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki juga 10 orang siswa permpuan. Menggunakan instrumen berupa tes evaluasi hasil belajar. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap siklus melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahpan ini dilaksanakan secara sinergis dalam dua siklus, kemudian masing-masing siklus dikembangkan menjadi dua pertemuan. Melalui prosedur penelitian diketahui bahwa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 6,9%, daya serap individual 50%. Dengan keaktifan siswa berada pada kategori cukup, dan aktivitas guru berada pada kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan klasikal 9,48%, dan daya serap individual 81%.

Demikian halnya keaktifan siswa serta aktivitas guru mengalami peningkatan secara signifikan yakni pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan peningkatan keaktifan berbanding positif dengan peningkatan kemampuan membaca siswa secara keseluruhan dan sekali gus menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Kata Kunci : Kartu Kata, Kemampuan Membaca I. PENDAHULUAN

Proses mengajar anak membaca dan menulis, apabila membuat anak gemar membaca pada dasarnya bukanlah hal yang mudah dilakukan setiap orang tua dan pendidik. Hal ini bisa saja terjadi karena faktor usia anak sekolah kelas 1 cenderung tidak menyukai hal-hal yang bersifat konkret.

Tidak heran banyak kita menjumpai orang tua yang kebingungan menghadapi anak-anaknya dalam belajar atau sekedar mendampinginya pada saat

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

2

belajar. Akhirnya, orang tua hanya bisa menyerahkan semua ini kepada orang lain yang dianggap memiliki komnpetensi dalam mendukung proses belajar anak.

Namun, kita tidak bisa membiarkan semua berlalu begitu saja ada hal-hal yang harus kita lakukan untuk merangsang kemampuan anak sejak dini. Untuk mencapai ini semua tentulah peran orang tua dan pendidik sangat diperlukan.

Pada dasarnya tidak ada patokan kapan seorang anak dikatakan siap untuk menerima pengajaran. Mulai sejak lahir anak-anak telah memiliki tugas perkembangan. Perkembangan tersebut harus dapat dilakukan termaksud fase perkembangan manusia yang dimulai dari sejak lahir. Perkembangan berbicara berkembang secara alami, tidak demikian dengan kemampuan membaca dan menulis, maka harus deberikan pendekatan pada anak hal yang bersifat menyenangkan dan harus disadari bahwa belajar membaca dan menulis adalah suatu proses yang timbul karena dukungan lingkungan.

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru harus mampu melaksanakan tugas menyampaikan sesuatu terhadap anak didik dan sebagai unsur pendidik guru harus mampu melaksanakan tugas profesionalnya dalam memahami bagaimana anak didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik serta memahami tentang bagaimana siswa belajar.

Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep belajar yang diharapkan kepada guru dan kemampuannya dalam menerapkan kegiatan pembelajaran karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri anak didik. Implikasi dari pembelajaran tersebut yakni bagaimana siswa setelah belajar dan diberi tugas mampu mengerjakannya serta dapat mempertanggung jawabkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari..

Menurut Abdurahman (2003: 200) membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

3

lincah, mengingat simbul-simbul bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.

Menurut Santoso (2007: 6.3) aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. Membaca merupakan sumber yang bagus dalam memikirkan/menentukan kemampuan membaca seseorang dan mengapa kemampuan membaca tersebut berarti). Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun mental.

Kartu kata digunakan sebagai penguatan penguasaan siswa atas keterampilan membaca yang dimiliki. Jadi, siswa seharusnya sudah memiliki dasar pengenalan huruf dan kata, siswa sudah bisa membaca sedikit-sedikit namun belum lancar. Sebaiknya metode bermain kartu kata ini digunakan pada bulan-bulan setelah jeda tengah semester pertama tahun pelajaran baru, karena pada bulan-bulan ini sebagian besar siswa kelas I SD biasanya sudah memiliki kemampuan dasar membaca

Pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai prosedur. Misalnya mulai dari bercerita, menyanyi, atau tanya jawab melalui tema. Ketika sampai pada kegiatan penguatan kemampuan membaca siswa, guru menggunakan kartu kata seperti disebutkan di atas.

Langkah-langkahnya, guru menanyakan beberapa kata. Setiap kata yang disebutkan anak, guru menempel kartu kata di papan atau dimeja, kemudian meminta anak untuk mengulangi mengucapkan kata tadi bersama-sama. Variasi mengucapkan kata bisa dilakukan, misalnya dengan menanyakan ke seluruh kelas, bisa menyuruh beberapa siswa membaca, atau menanyakan kepada siswa bagaimana membacanya. Kegiatan ini dilakukan hingga semua kata terkait tema yang sudah disiapkan dapat ditempel di meja atau dipapan.

II. METODEPENELITIAN

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

4

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Rangkaian kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada pedoman PTK dari model Kemmis dan Mc. Taggart sangat erat hubungannya dengan praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengapliklasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas I SDN No. 1 Sikara. Penelitian tindakan kelas initerdiri dari empat tahap yang meliputi:

1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis permulaan kelas I di kelas I SDN No. 1 Sikara. Dalam memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian seperti lembar observasi dan foto-foto. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas I SDN No. 1 Sikara. Tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki, dan 14 orang perempuan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu 1) Tes untuk mengetahui hasil belajar murid, berupa tes hasil belajar yang diberikan setiap akhir tindakan. 2) Observasi, pelaksanaan observasi baik pada peneliti atau pada subyek dilakukan setiap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.

Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan perilaku peneliti pada saat kegiatan belajar (KBM).

Tahap-Tahap Penelitian yaitu: 1) Pratindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi di SDN No. 1 Sikara mengenai hasil belajar siswa yang dijadikan acuan untuk menentukan rencana tindakan refleksi pada siklus I. Pada kegiatan pratindakan ini memberikan tes awal (tes Pratindakan) pada siswa. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. 1. Perencanaan, Kegiatan yang dilakukan

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

5

tahap ini adalah: menyusun skenario pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran, dan menyusun lembar observasi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). 2. Pelaksanaan Tindakan, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari 3 tahapan pembelajaran yaitu:

a) tahap pendahuluan, Pada tahap ini, peneliti memberi motivasi awal pada siswa, menentukan kata-kata yang akan diajarkan dalam pembelajaran sesuai tema, membuat kartu kata, berupa kertas kover (asturo, buffalo) yang dipotong persegi panjang ukuran 20 cm x 8 cm, berisi huruf abdjad, satu kartu saru huruf. 3) Membuat kartu suku kata, berupa kertas yang dipotong kecil-kecil berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 8 cm, berisi suku kata dari kata-kata yang terpilih pada poin 2 melalui tema. 4) Menempel kartu kata atau kartu suku kata. di meja siswa atau lantai kelas sebagai hantinya b) tahap inti, Pada tahap ini, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru antara lain: 1) Guru menanyakan beberapa kata. Setiap kata yang disebutkan anak, guru menempel kartu kata di papan atau dimeja, kemudian meminta anak untuk mengulangi mengucapkan kata tadi bersama-sama. Variasi mengucapkan kata bisa dilakukan, misalnya dengan menanyakan ke seluruh kelas, bisa menyuruh beberapa siswa membaca, atau menanyakan kepada siswa bagaimana membacanya. Kegiatan ini dilakukan hingga semua kata terkait tema yang sudah disiapkan dapat ditempel di meja atau dipapan; 2) selanjutnya, guru menyuruh siswa berlatih membaca kata-kata yang tertempel di papan dalam hati, waktu kira-kira 10 menit. Yang belum tahu bagaimana membacanya dapat bertanya kepada teman di sebelahnya; Guru dapat menugasi beberapa siswa untuk memilih beberapa kata yang tertempel, kemudian mencari pasangannya yaitu kartu suku kata. Kartu suku kata ini dipasang di bawah kartu kata, dan siswa membacanya keras-keras.

Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatifyang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah menggunakan rumus berikut:

a) Daya serap individu

Skor yang diperoleh siswa

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

6

Persentase daya serap individual = x 100%

Skor maksimum soal b) Ketuntasan belajar klasikal

Banyak siswa yang tuntas individu Persentase ketuntasan klasikal = x100%

Skor maksimum soal (Depdiknas, 2001: 37)

Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase rata-rata hasil belajar yang dicapai adalah 65%. Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata- kata yang mengandung makna. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Iskandar (2009: 75) adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) verifikasi data/penyimpulan.

1) Mereduksi Data, mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. 2) Penyajian Data, Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif, sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verifikasi/Penyimpulan, langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.

III. HASIL PENELITIAN 1.Hasil Penelitian

1.Kegiatan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada siklus I dilakukan dengan membuat dan mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran.

Dalam hal ini peneliti mempertimbangkan saran-saran guru pengamat dan kepala

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

7

sekolah. Kegiatan perencanaan pada siklus I meliputi: (1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (lampiran empat), (2) Lembar observasi/pengamatan untuk guru (peneliti) dan siswa pada proses pembelajaran dilaksanakan (lampiran lima), (3) Lembar Kerja Siswa (LKS) (lampiran enam), (4) Alat peraga/media pembelajaran berupa kartu kata (lampiran tujuh), (5) Tes akhir tindakan siklus I.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 05 Januari 2015. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pembelajaran) untuk tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, secara umum pelaksanaan pembelajaran sikus I adalah sebagai berikut.

1) Pendahuluan

Peneliti memberikan salam, kemudian menyuruh salam seorang siswa untuk maju ke depan kelas memimpin do’a. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya, peneliti menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran membaca, menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan inti proses pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti membagikan soal tes akhir tindakan siklus 1. Setelah siswa mengerjakan tes, tes dikumpulkan dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti.

2) Kegiatan inti

Pada proses kegiatan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada bagian membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata siswa kelas I SDN No. 1 Sikara. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk latihan sebagai jawaban tindakan refleksi siswa.

3) Penutup

Kegiatan akhir tindakan / refleksi, yaitu untuk mengerjakan lembar LKS.

Setelah lembaran LKS dikerjakan kemudian dikumpulkan. Peneliti menyimpulkan hasil belajar siswa selanjutnya tes hasil kerja siswa di analisis.

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

8 Hasil Observasi pada Siklus I

Kegiatan observasi meliputi dua sasaran. Yang pertama menjadi fokus observasi adalah aktivitas siswa dan yang kedua adalah observasi aktivitas peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Aktivitas Guru

Tabel 1 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I

NO Aspek yang diamati

Penilaian

Keterangan 1 2 3 4

I

II

III

IV

Kegiatan Awal

1.1 Mengucapkan salam, berdoa, dan mengabsen siswa

1.2 Melakukan apersepsi

1.3 Memberikan motivasi kepada siswa 1.4 Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

1.1 Mengajak semua siswa untuk memperhatikan kartu kata yang mempunyai huruf lalu membaca permulaan

1.2 Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk latihan sebagai jawaban tindakan refleksi siswa

Penilaian

1.1 Melakukan penilaian dengan member kesempatan kepada setiap siswa untuk menyampaikan hasil 1.2 Bersama siswa lainnya melakukan perbaikan dari

keterampilan membaca yang ditampilkan oleh siswa

Kegiatan Akhir

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami

2) Memberikan motivasi kepada siswa agar rajin belajar dirumah dan disekolah

3) Membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

Skor Tiap Indikator 1 6 21

Skor Perolehan 28

Skor maksimal 44

Persentase 63,6%

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

9

Hasil yang diperoleh pada observasi aktivitas guru/peneliti dalam melakukan pembelajaran melalui kartu kata. Hal-hal yang diobservasi sebanyak 4 aspek, dilaksanakan dengan baik, dicapai dengan perolehan 28 dari skor maksimal 44 dan persentase keberhasilan sebesar 63, 6%, yang kategorinya cukup.

Perolehan ini masih perlu ditingkatkan agar dapat mencapai kategori baik. masih ada beberapa aspek yang belum dilakukan penelitidengan baik yaitu belum melakukan apersepsi dengan baik, belum mampu memberikan motivasi kepada siswa dengan baik, siswa kurang memahami dengan baik, belum mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa masih kurang.

Berdasarkan data observasi terhadap guru pada siklus I terdapat aktivitas yang dilaksanakan oleh guru dalam hal ini sebagai pengelola pembelajaran berada pada kategori cukup. Dengan kata lain, aktivitas peneliti belum mencapai dan memenuhi indicator/peneliti perlu melakukan perbaikan agar bisa mencapai kategori baik atau indicator yang telah ditentukan.

2) Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca, khususnya data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 2 Hasil Obseravsi Kegiatan Siswa pada Siklus I

NO Aspek yang dinilai

Penilaian

1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Kesiapan siswa mengikuti pelajaran di kelas Keaktifan mengikuti pelajaran

Kemampuan siswa menanggapi pelajaran yang disampaikan guru

Keaktifan menjawab pertanyaan

Keaktifan mengajukan pertanyaan kepada guru Kemampuan siswa membaca secara individu di depan kelas

Kesungguhan membaca melalui kartu kata Kemampuan siswa menerima materi pelajaran

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

10

Skor Perolehan 15

Skor maksimal 32

Persentase 46,8%

Hasil observasi kegiatan siswa pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa aktivitas siswa belum optimal karena masih berada pada kategori cukup. Skor yang diperoleh adalah 15 dari skor maksimal 32 dengan persentase rata-rata 46,8% dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni masih berada pada kategori cukup. Masih ada beberapa aspek yang belum dilakukan siswa dengan baik yaitu siswa belum terlibat aktif dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lisan yang diberikan, masih ada beberapa siswa yang bermain pada saat menyampaikan jawabannya.

Hasil Evaluasi Keterampilan Membaca pada Siklus I

Hasil pada siklus I telah memperhatikan peningkatan namun belum menunjukkan hasil maksimal, persentase ketuntasan klasikal sebesar 69% dan nilai rata-rata sebesar 6,9. Dari 17 siswa yang mengikuti tes, 8 siswa yang tuntas dan 9 orang siswa yang belum tuntas. Nilai hasil tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Hasil Evaluasi pada Siklus I

No Nama Siswa Tes Awal

1 Alif Pratama 5

2 Febriana 10

3 Juliana 9

4 Agustina 5

5 Nina 6

6 Fitriani 9

7 Fathia Ulfa 8

8 Nur’ain 5

9 Ramadhani 8,5

10 Cinta Tri Apsari 8,5

11 Ahmad Rifai 5

12 Galang 6

13 M. Akbar 9

14 Nurfadila 8

15 Iman Mahdi Zattula 5

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

11

16 Alif 5

17 Ahmad 6

Rata – rata 6,9

Refleksi Siklus I

Selama pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa berdasarkan hasil observasi dilakukan refleksi untuk melihat kekurangan-kekurangan dan kelebiahan tindakan. Refleksi dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan perilaku belajar siswa dan mengajar guru.

Aktivitas guru dikatakan belum optimal karena perolehannya untuk 4 aspek masih mendapat kategori cukup atau jumlah perolehan 28 dengan skor maksimal 44 dan persentase ketuntasan pelaksanaan hanya mencapai 63,6%. Hal ini disebabkan kreativitas guru masih kurang untuk memotivasi siswa melalui pelaksanaan aspek-aspek dalam pelaksanaan pembelajaran dengan baik atau sangat baik.

selanjutnya hasil observasi siswa dari 4 aspek yang diobservasi masihmendapatkan kategori cukup atau jumlah perolehan 15 dari skor maksimal 32 dan persentase ketuntasan pelaksanaan masih mencapai 46,8%. Hal ini disebabkan karena siswa belum terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca dengan kartu kata.

Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca dengan kartu kata pada siklus I yaitu, belum melakukan apersepsi dengan baik, belum mampu memberikan motivasi kepada siswa dengan baik, belum mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami nsiswa masih kurang.

Kelemahan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca dengan kartu kata yaitu, siswa belum terlibat aktif dalam melakukan pengamatan secara langsung, masih merasa malu dan kurang percaya diri ketika membaca dengan baik dan nyaring di depan kelas, masih ada beberapa siswa yang bermain pada saat melakukan pengamatan, dan hanya beberapa siswa yang menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

12

Dalam refleksi siklus ini, masih diperlukan tindakan selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dan berkategori baik atau sangat baik.

sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya.

2. Kegiatan Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dengan membuat dan mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran.

Dalam hal ini peneliti mempertimbangkan saran-saran guru pengamat, hasil observasi guru dan siswa pada siklus I, dan hasil evaluasi siwa pada siklus I.

Kegiatan perencanaan pada siklus II, dan hasil evaluasi siswa pada sjiklus II meliputi: (1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (lampiran empat), (2) Lembar observasi/pengamatan untuk guru (peneliti) dan siswa pada proses pembelajaran dilaksanakan, (3) Lembar Kerja Siswa (LKS) (lampiran enam), (4) Alat peraga/media pembelajaran berupa kartu kata (lampiran tujuh), (5) Tes akhir tindakan siklus II.

Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 12 Januari 2015. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pembelajaran) untuk tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, secara umum pelaksanaan pembelajaran sikus I adalah sebagai berikut.

1) Pendahuluan

Peneliti memberikan salam, kemudian menyuruh salam seorang siswa untuk maju ke depan kelas memimpin do’a. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya, peneliti menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran membaca, menyampaikan kepada siswa tentang kegiatan inti proses pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti membagikan soal tes akhir tindakan

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

13

siklus II. Setelah siswa mengerjakan tes, tes dikumpulkan dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti.

2) Kegiatan inti

Pada proses kegiatan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada bagian membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata siswa kelas I SDN No. 1 Sikara. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk latihan sebagai jawaban tindakan refleksi siswa.

3) Penututp

Kegiatan akhir tindakan / refleksi, yaitu untuk mengerjakan lembar LKS.

Setelah lembaran LKS dikerjakan kemudian dikumpulkan. Peneliti menyimpulkan hasil belajar siswa selanjutnya tes hasil kerja siswa di analisis.

Hasil Observasi pada Siklus II

Kegiatan observasi meliputi dua sasaran. Yang pertama menjadi fokus observasi adalah aktivitas siswa dan yang kedua adalah observasi aktivitas peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Aktivitas Guru

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II

NO Aspek yang diamati

Penilaian

Keterangan 1 2 3 4

I

II

III

Kegiatan Awal

1. Mengucapkan salam, berdoa, dan mengabsen siswa 2. Melakukan apersepsi

3. Memberikan motivasi kepada siswa 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

1. Mengajak semua siswa untuk memperhatikan kartu kata yang mempunyai huruf lalu membaca permulaan

2. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk latihan sebagai jawaban tindakan refleksi siswa

Penilaian

1.Melakukan penilaian dengan member kesempatan kepada setiap siswa untuk menyampaikan hasil

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

14 IV

2. Bersama siswa lainnya melakukan perbaikan dari keterampilan membaca yang ditampilkan oleh siswa

Kegiatan Akhir

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami

2. Memberikan motivasi kepada siswa agar rajin belajar dirumah dan disekolah

3. Membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

Skor Tiap Indikator 12 28

Skor Perolehan 40

Skor maksimal 44

Persentase 90,9%

Hasil yang diperoleh pada observasi aktivitas guru/peneliti dalam melakukan pembelajaran melalui kartu kata. Hal-hal yang diobservasi sebanyak 4 aspek, dilaksanakan dengan baik, dicapai dengan perolehan 40 dari skor maksimal 44 dan persentase keberhasilan sebesar 90,9%, yang kategorinya sangat baik. pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah baik, guru sudah berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

penguasaan kelas sudah baik, guru sduah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

2) Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca, khususnya data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4 Hasil Obseravsi Kegiatan Siswa pada Siklus II

NO Aspek yang dinilai

Penilaian

1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Kesiapan siswa mengikuti pelajaran di kelas Keaktifan mengikuti pelajaran

Kemampuan siswa menanggapi pelajaran yang disampaikan guru

Keaktifan menjawab pertanyaan

Keaktifan mengajukan pertanyaan kepada guru Kemampuan siswa membaca secara individu di depan kelas

(15)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

15 7.

8.

Kesungguhan membaca melalui kartu kata Kemampuan siswa menerima materi pelajaran

Skor Perolehan 31

Skor maksimal 32

Persentase 96,8%

Hasil observasi kegiatan siswa pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa aktivitas siswa belum optimal karena masih berada pada kategori cukup. Skor yang diperoleh adalah 31 dari skor maksimal 32 dengan persentase rata-rata 96,8% dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni masih berada pada kategori cukup. Masih ada beberapa aspek yang belum dilakukan siswa dengan baik yaitu siswa belum terlibat aktif dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lisan yang diberikan, masih ada beberapa siswa yang bermain pada saat menyampaikan jawabannya.

Hasil Evaluasi Keterampilan Membaca pada Siklus II

Hasil pada siklus II telah memperhatikan peningkatan namun belum menunjukkan hasil maksimal, persentase ketuntasan klasikal sebesar 94% dan nilai rata-rata sebesar 9,4. Dari 17 siswa yang mengikuti tes, ada 17 orang juga yang berhasil atau tuntas semua. Nilai hasil tes siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 5. Hasil evaluasi pada siklus II

No Nama Siswa Tes Awal

1 Alif Pratama 8,4

2 Febriana 10

3 Juliana 10

4 Agustina 8,1

5 Nina 10

6 Fitriani 10

7 Fathia Ulfa 10

8 Nur’ain 8,1

9 Ramadhani 10

10 Cinta Tri Apsari 10

11 Ahmad Rifai 10

12 Galang 10

13 M. Akbar 10

14 Nurfadila 8,4

(16)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

16

15 Iman Mahdi Zattula 10

16 Alif 10

17 Ahmad 8,1

Rata – rata 9,48

Refleksi Siklus II

Perolehan hasil observasi kegiatan guru dan siswa direfleksi kembali untuk melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus II, tetapi sesuai hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh bahwa pembelajaran sudah dilakukan dengan baik dari siklus sebelumnya. Aktivitas guru dan siswa sudah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan demikian tidak perlu dilakukan tindakan kesiklus selanjutnya.

IV. PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Pratindakan

Pembahasan hasil penelitian diawali dengan pemantauan kemampuan awal siswa dalam membaca, menyampaikan hasil pengamatan secara lisan, yang belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil tes membaca yang diikuti oleh 17 siswa, belum ada siswa yang tuntas.

Peneliti berpendapat bahwa rendahnya nilai yang diperoleh siswa disebabkan oleh metode yang digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa belum memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam membaca di depan kelas. Siswa masih merasa malu dalam membaca. Selain itu, kemampuan mengekspresikan hasil pengamatan belum dapat menggambarkan penyampaian yang tepat.

Pembahasan Hasil Tindakan

Pada kegiatan siklus I yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 05 Januari 2015, suasana kelas belum konduktif, masih ada beberapa siswa yang bermain pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa belum terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat diberikan pertanyaan secara lisan, hanya sedikit siswa yang angkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Siswa kelas V SDN No. V Sikara masih merasa malu dalam

(17)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

17

mengeluarkan suara dan membaca di depan kelas. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan arahan dan memotivasi siswa agar pada pertemuan berikutnya siswa bisa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, tidak perlu merasa malu atau tidak percaya diri dalam menjawab secara lisan dan tidak bermin pada saat pembelajaranb sedang berlangsung. Setelah itu peneliti menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Namun demikian, penerapan kartu kata pada pembelajaran membaca pada siklus I dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa dalam menyampaikan hasil pengamatan didepan kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan peneliti. Para siswa memiliki nilai rata-rata 4,6 dan persentasi ketuntasan klasikal sebesar 46,8%. Perolehan ketuntasan secara klasikal belum mencapai indicator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 70%.

Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus II.

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 12 Januari 2015. Peneliti melakukan kegiatan yang sama dengan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perbedaan siklus pertama dari siklus kedua adalah objek pengamatan. Pada siklus I yang menjadi objek adalah membaca begitu juga dengan siklus II juga membaca.

Nilai yang diperoleh siswa pada kegiatan evaluasi mengalami peningkatan nilai rata-rata 9,4 dan persentasi ketuntasan klasikal sebesar 9,48%. Perolehan ketuntasan secara klasikal sudah mencapai indikator yang telah ditentukan. Untuk itu, peneliti tidak perlu mnelakukan tindakan selanjutnya.

Pembahasan Hasil Observasi Kegiatan Guru

Hasil yang diperoleh pada observasi aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran menyimak cerita melalui kartu kata, seluruh aspek yang diobservasi sebanyak 4 aspek dilaksanakan dengan baik yaitu perolehan skor 28 dan persentase keberhasilan sebesar 63,6% yang kategorinya cukup. Masih ada beberapa aspek yang belum dilakukan peneliti dengan baik yaitu belum melakukan apersepsi dengan baik, belum mam[u memberikan motivasi kepada siswa yang baik, belum mampu menciptkan suasana belajar yang menyenangkan,

(18)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

18

dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa masih kurang. Perolehan ini masih perlu ditingkatkan agar dapat mencapai indicator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu berada pada kategori baik.

Observasi aktivitas guru pada siklus II sudah mengalami peningkatan dengan perolehan skor 40 dengan persentase 96,8% dengan kategori sangat baik.

pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah baik, peneliti sudah berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. peneliti sudah bisa menguasai kelas dan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pengamatan diluar kelas. Dengan demikian maka tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya karena perolehan nilai sudah mencapai indicator yang telah ditentukan.

Pembahasan Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I memperoleh skor 15 dari skor maksimal 32 dengan persentase sebesar 46,8% berada pada pada kategori cukup.

Berdasarkan hasil observasi, terlihat bahwa aktivitas yang dilakukan siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni masih berada kategori cukup. Hal ini ditandai pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa belum terlibat aktif dalamn kegiatan pembelajaran. Masih banyak siswa yang belum berani membaca di depan kelas dengan baik. hanya beberapa siswa yang mengangkat tangan pada saat peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan.

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan dengan skor 31 dari skor maksimal 32 dengan persentase 96,8% dan sudah mencapai indicator yang telah ditentukan yaitu kategori baik. pada pelaksanaan pembelajaran siklus II siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca. Sebagian besar siswa sudah berani, memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk membaca didepan kelas. Siswa semakin antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca. Pada saat diberikan pertanyaan secara lisan siswa berlomba angkat tangan dan mau menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil tersebut maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena perolehan nilai sudah mencapai indikator yang telah ditentukan.

(19)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

19 Pembahasan Hasil Evaluasi

Pada tindakan siklus I diperoleh gambaran bahwa hasil tes siswa mengalami peningkatan dibandingkan dari hasil tes awal namun belum sampai memenuhi ketuntasan klasikal dengan indikator keberhasilan 70%. Dalam hal ini, ketuntasan klasikal baru mencapai 69% dan nilai rata-rata yang diperoleh 6,9.

Jumlah siswa yang tuntas 9 orang dan yang belum tuntas 8 orang. Hal ini disebabkan sisiwa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran membaca.

Keberanian siswa dalam membaca belum terlihat secara maksimal. Siswa kurang memperhatikan lafal, intonasi saat pembelajaran sedang berlangsung.

Pada tindakan sikjlus II diperoleh gambaran bahwa hasil tes siswa dalam membaca, menyampaikan hasil pengamatan melalui kartu huruf mengalami peningkatan. Persentase capaian telah memenuhi indikator keberhasilan. Dari 17 orang siswa kelas I SDN No. 1 Sikara, ada 17 orang juga siswa yang tuntas.

Tingkat pencapaian ini menunjukkan kemajuan dan peningkatan keterampilan membacasiswa dibandingkan dengan hasil pembelajaran pada siklus I. perolehan persentase ketuntasan klasikal sebesar 94,8%. Dan nilai rata-rata sebesar 9,48.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu kata dalam pembelajaran membaca permulaan akan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas I SDN No. 1 Sikara, yakni menyampaikan hasil pengamatan secara lisan didepan kelas.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II, melalui proses penyajian materi membaca permulaan dengan menggunakan kartu kata hasil belajar yang dapat diperoleh siswa kelas 1 SDN No. 1 Sikara. Menyatakan dan menunjukkan hasil peningkatan yang signifikan sesuai hasil nilai yang telah dianalisis.

Ketika pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II, peneliti menemukan jawaban permasalahan bahwa pemilihan dan penggunaan kartu serta motivasi belajar terhadap siswa sangat mempengaruhi peningkatan hasil belajar pada permulaan membaca dengan penggunaan kartu kata pada siswa kelas 1 SDN No. 1 Sikara.

(20)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

20

Dengan melihat hasil kegiatan siswa kelas I SDN No. 1 Sikara yang telah dianalisis mulai dari pratindakan, pelaksanaan tindakan sampai pada akhir tindakan, peneliti menemukan hasil setiap langkah di temui perubahan peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 SDN No. 1 Sikara dan terakhir dapat memperoleh nilai yang dapat di katakana hasil yang signifikan, sebab hasil pencapaian diatas, standar maksimal, yaitu standar maksimal secara klasikal 70%

dikatakan tuntas, sedangkan yang diperoleh siswa adalah siklus I 46,8% dan II 90,8% jauh lebih meningkat dari standar maksimal.

Saran bagi pembaca Peneliti menyarankan Peneliti menyarankan agar setiap guru yang akan mengajar di kelas rendah (I dan II) perlu membimbing dan memotivasi anak dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah dengan penuh rasa kasih sayang yang tulus dengan adil dan bijaksana.

Peneliti juga menyarankan agar setiap guru menyadari tugasnya sebagai pendidik dan pengajar yang terpanggil, bukan karena hal yang financial saja atau politik, tetapi guru benar-benar sebagai seorang pahlawan yang penuh pengabdian yang tulus,jujur, adil dan bijaksana.

Peneliti juga menyarankan agar setiap guru selalu mencari inovasi untuk peningkatan kompetensi keilmuannya, sebab guru yang selalu mengisi waktunya dengan ilmu tanpa batas waktu, menurut peneliti adalah guru yang inovatif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2001). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung; PT.

Intan Pariwara.

Miles dan Huberman. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung; Pustaka Setia.

Mulyono Abdurahman. (2003). Pengetesan Kemampuam Membaca Secara Komunikatif Jakarta; Perpustakaan Nasional : Katalok dalam Terbitan (KTD).

(21)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

21

Santoso. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta; PT. Bumi Aksara.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Semiarawati NIM : A 471 10 965

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa artikel ilmiah yang saya tulis ini benar-benar adalah hasil karya saya sendiri, bukan karena pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan artikel ilmiah ini hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan sendiri.

(22)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X

22

Palu, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

SEMIRAWATI

Gambar

Tabel 1  Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I
Tabel 2 Hasil Obseravsi Kegiatan Siswa pada Siklus I
Tabel 3. Hasil Evaluasi pada Siklus I
Tabel 4.5  Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peningkat- an kesukaan panelis terhadap cita rasa mi kering terfortifikasi lebih dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penggunaan tepung tempe karena memili- ki konstanta

Keluarga penderita talasemia meningkatkan kemampuan membayar pelayan- an kesehatan, dan menggunakan kemampuan yang di- miliki saat ini untuk membayar premi per bulan pada skema

Berdasarkan tujuan perancangan yaitu menginformasikan kain songket Lombok kepada wisatawan, maka perancangan video animasi infografis dengan menggunakan teknik motion

dengan mempedomani Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi

Berdasarkan latarbelakang, identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang akan di teliti adalah: apakah ada pengaruh penerapan strategi inkuiri terhadap motivasi

Gelombang yang menjalar melalui suatu rintangan, sebagian dari energi gelombang akan dihancurkan melalui proses gesekan, turbulensi dan gelombang pecah, dan sisanya

Berdasarkan nasihat Jabatan Kesihatan Negeri Sarawak, Majlis Keselamatan Negara Negeri Sarawak dan persetujuan bersama antara semua pihak termasuk wakil Kementerian

Temuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Davies (2015), yang melaporkan bahwa murid dengan keterampilan berpikir kritis yang tinggi bersikap