• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA TERHADAP MAKANAN KEMASAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUARSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA TERHADAP MAKANAN KEMASAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUARSA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

145

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA TERHADAP MAKANAN KEMASAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN TANGGAL KADALUARSA

THE OVERCOMING OF CRIMINAL ACT TOWARDS PACKAGED FOODS THAT DO NOT INCLUDE AN EXPIRY DATE

Nuhzul Marnizar S

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh – 23111

Tarmizi

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Abstrak - Pasal 8 butir 1 huruf (g) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu”. Dimana pada Pasal 62 UUPK telah diatur mengenai sanksi pidana yaitu pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) bagi pelaku usaha yang telah melanggar ketentuan Pasal 8 butir 1 huruf (g). Pasal 97 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan mengatur tentang pentingnya bagi pelaku usaha untuk memberikan informasi yang jelas dan benar pada produk makanan kemasan yang diproduksinya. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan cara penanggulangan dan kendala-kendala yang dilakukan oleh BPOM dalam mencegah dan mengatasi peredaran makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa. Data dalam artikel ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur, buku dan tulisan-tulisan, serta ketentuan perundang-undangan yang berkenaan dengan permasalahan artikel ini, dan juga penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer yaitu melalui wawancara dengan responden dan informan. Hasil penelitian menunjukkan ada 2 penanggulangan yang dilakukan BPOM dalam mencegah peredaran makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa. Pertama dengan cara memberikan penyuluhan dan sosialisasi akan bahaya dari mengkonsumsi makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa kepada pelaku usaha, kedua dengan cara turun langsung ke lapangan ke toko/kios di kota Banda Aceh dan sekitarnya untuk mensurvei makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa yang masih diperjual-belikan. Sedangkan kendala yang dihadapi BPOM dalam mengatasi peredaran makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa kurangnya pengetahuan pelaku usaha tentang aturan-aturan yang berlaku terkait dalam memproduksi, mengedar dan memperjual-belikan makanan yang diproduksinya, sehingga sulit dalam menerima penyuluhan dan pembinaan yang diberikan oleh pihak BPOM. Disarankan agar BPOM, Dinas Kesehatan Aceh, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dan Penyidik Kepolisian Polresta Banda Aceh untuk terus melakukan upaya penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanggulangan makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa, melakukan pengawasan agar makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa tidak beredar lagi juga diharapkan agar masyarakat untuk lebih aktif dalam mengawasi peredaran makanan kadaluarsa yang beredar di kalangan masyarakat.

Kata Kunci : Penanggulangan, Makanan Kemasan, Tanggal Kadaluarsa.

Abstract - The section 1 of article 8 (g) of Law No. 8 year 1999 on the Consumer Protection states that

“Businesses are prohibited from producing and/or trading goods and/or services which do not include an expiry date or period on the best use/utilization of the certain goods”. In article 62 of Consumer Protection Law has been set on the criminal sanction is maximal imprisonment for a five years or two billion rupiah of maximal fine for the businesses who have violated the provision of article 8 in section 1 (g). The article 97 of Law No. 18 year 2012 on Food also arranged on the importance for businesses to provide the clear and correct information on the packaged food products they produce. The purpose of this script is to explain the how to overcome and obstacle which is conducted by National Agency of Drug and Food (BPOM) in preventing and overcoming the distribution of packaged foods that do not include an expiry date. The data of this script was obtained through library research by studying the literature, book, and writings, and statutory provision which is related to the issues of this script, as well as field research conducted in order to obtain the primary data through interviews with respondents and informants. The result of research showed there are two overcoming which was conducted by National Agency of Drug and Food (BPOM) in preventing the packaged food distributions which do not include an expiry date. The first way by providing an information and socialization for businesses towards the dangers on the consumption of the packaged foods that do not include an expiry date, the second way in field

(2)

working, store/shops in Banda Aceh city and surrounding areas in order to survey the food packaging that does not include an expiration date still traded. While the obstacle faced BPOM in overcoming the distribution of packaged foods which do not include an expiry date is the lack of businesses knowledge about the rules that applies to the manufacture, distribute, and buy and sell the food that they produce, so it difficult to receive the information and founding provided by National Agency of Drug and Food (BPOM). It is expected that National Agency of Drug and Food (BPOM), Health Department Aceh, Health Department of Banda Aceh, and investigator Police of Banda Aceh Police to continue the effort of education and socialization on the handling the packaged foods that do not include an expiry date, conduct the supervision in order to preventing the distribution the packaged foods which do not include an expiry date to the societies. It is also expected that societies to be more active in monitoring the distribution of the packaged foods that do not include an expiry date among them.

Keywords: Overcoming, Packaged Foods, An Expiry Date..

PENDAHULUAN

Makanan merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam menjalani aktivitas sehari-hari, tanpa makanan manusia tidak akan mendapatkan energi untuk menjalani aktivitasnya. Dizaman yang serba modern seperti sekarang ini masih sangat banyak dijumpai makanan yang diproduksi oleh para pelaku usaha dalam memproduksi makanan yang kualitasnya belum tentu terjamin, terutama makanan ringan yang berbentuk kemasan tanpa mencantumkan tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan.

Penggunaan tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan sangatlah penting agar konsumen dapat mengetahui batas waktu pemanfaatan dari makanan kemasan tersebut.

Makanan kadaluarsa adalah keadaan dimana suatu produk sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan keracunan bagi orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. Bahaya dari mengkonsumsi makanan kadaluarsa dapat mengakibatkan seseorang mengalami keracunan. Keracunan merupakan penyakit yang diakibatkan karena telah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Gejala- gejala umum yang ditimbulkan dari keracunan yaitu perut terasa mulas, mual, muntah, diare dan terkadang disertai kulit kemerahan, kejang-kejang, pingsan bahkan juga dapat mengakibatkan kematian.

Oleh karena itu, untuk melindungi setiap orang dari hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan maka sangat diharapkan peran dari masyarakat maupun pemerintah untuk lebih memperhatikan serta mengawasi para pelaku usaha yang masih mengedarkan dan menjual makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa dan menindak tegas secara hukum bagi pelaku usaha yang masih menjual makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa.

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam skrisi ini adalah metode Operasional Variabel, dimana dengan metode ini dapat diperoleh beberapa data yang akan berguna untuk penelitian.

Dapat didefinisikan bahwa Penanggulangan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencegah, menghadapi atau mengatasi suatu keadaan yang mencakup aktifitas preventif dan sekaligus berupaya untuk memperbaiki perilaku seseorang yang telah dinyatakan bersalah (narapidana) di lembaga pemasyarakatan. Kadaluarsa mempunyai arti habisnya jangka waktu makanan sebagaimana yang telah ditetapkan dan apabila dikonsumsi maka makanan tersebut dapat membahayakan kesehatan yang mengkonsumsinya.

Dalam penulisan ini dilakukan pengumpulan data dengan cara penelitian kepustakaan dan juga penelitian lapangan yang mana dengan data ini dapat menghasilkan data skunder dan juga data primer yang diperoleh dari responden dan juga informan di lapangan, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk menganalisa secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif dan juga sistematis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penanggulangan Tindak Pidana terhadap Makanan Kemasan yang tidak mencantumkan Tanggal Kadaluarsa di Wilayah Kota Banda Aceh, yang menjadi pembahasan pada Bab ini meliputi Penanggulangan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mencegah peredaran makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa, Kendala-kendala yang dihadapi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mengatasi peredaran makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa.

Dizaman yang serba modern seperti sekarang ini masih sangat banyak dijumpai makanan yang diproduksi oleh para pelaku usaha dalam memproduksi makanan yang kualitasnya belum tentu terjamin, terutama makanan ringan yang berbentuk kemasan tanpa mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada kemasan makanan. Bahaya dari mengkonsumsi makanan kadaluwarsa dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, lebih baik mencegah secara dini agar tidak terkena dampak makanan tidak sehat atau kadaluwarsa.

Dari data yang diperoleh mengenai larangan untuk memproduksikan makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa berkenaan dengan isi Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 8 butir 1 huruf (g)

(4)

menyatakan bahwa “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mencatumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu”.

Berdasarkan penelitian saat ini, masih sangat banyak terdapat toko-toko, grosir maupun kios-kios kecil yang masih menjual makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa. Salah satu jenis makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa yang masih diperjualbelikan di toko-toko, grosir maupun kios-kios kecil adalah Roti Nusa Indah. Hal ini sangat disayangkan mengingat makanan kemasan tersebut tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa dan jika sudah melewati batas waktu pemanfaatannya dan dikonsumsi oleh masyarakat maka akan berdampak negatif bagi kesehatan. Hal ini sudah jelas melanggar ketentuan Pasal 8 butir 1 huruf (g) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dimana pada Pasal 62 UUPK telah diatur mengenai sanksi pidana yaitu pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.

2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) bagi pelaku usaha yang telah melanggar ketentuan Pasal 8 butir 1 huruf (g) di atas.

Pada dasarnya penanggulangan tindak pidana itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tindakan preventif dan tindakan represif.

Tindakan Prenventif yaitu suatu upaya untuk mencegah agar seseorang tidak melakukan tindak pidana. Tindakan ini tercakup di dalamnya mencegah bertemunya niat dan kesempatan seseorang yang hendak melakukan tindak pidana. Melalui cara ini diharapkan sedini mungkin dapat menangkal dan mencegah kemungkinan timbulnya suatu tindak pidana.

Pencegahan tindak pidana merupakan tindakan yang melibatkan semua unsur di dalamnya, dan dalam hubungan ini S.M. Amin memberikan komentar tentang tindakan preventif yaitu: Tugas preventif ini bermacam-macam corak ragamnya, umpamanya dengan mengadakan patroli di waktu malam hari dengan maksud supaya kaum pencuri tidak mempunyai kesempatan melakukan pencurian, mengatur lalu lintas supaya penyelenggaraan lalu lintas terjamin dan sebagainya.1

Dalam kaitannya untuk melakukan tindakan preventif adalah mencegah tindak pidana lebih baik dari pada mendidik penjahat menjadi lebih baik, sebab bukan saja diperhitungkan dari segi biaya, tapi usaha ini lebih mudah dan akan mendapat hasil yang memuaskan untuk mencapai suatu tujuan.

1 S.M. Amin, Hukum Acara Peradilan Negeri, (Jakarta: Pradya Paramitha,1991), hal.65.

(5)

Sedangkan Tindakan Represif adalah segala tindakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum sesudah terjadinya tindak pidana atau kejahatan.2 Tindakan represif lebih dititik beratkan kepada orang yang melakukan tindak pidana, yaitu dengan cara memberikan hukuman yang setimpal dari perbuatannya. Tindakan ini tergantung kepada aparat penegak hukum sejak tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan, eksekusi, sampai dengan pembinaan narapidana. Penanggulangan tindak pidana secara represif dapat dilakukan dengan cara rehabilitas.

kegiatan memberikan penyuluhan dan sosialisasi terhadap pelaku usaha dengan memberikan pengetahuan akan bahaya dari mengkonsumsi makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa, karena dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan sehingga dapat mengakibatkan seseorang sakit seperti perut mulas, mual, muntah, diare, kejang, pingsan dan bahkan juga dapat mengakibatkan kematian bagi yang mengkonsumsinya.

Cara lain yang dilakukan yaitu dengan cara turun langsung ke lapangan, terhadap pelaku usaha dengan memberikan pengetahuan akan bahaya dari mengkonsumsi makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa, karena dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan sehingga dapat mengakibatkan seseorang sakit seperti perut mulas, mual, muntah, diare, kejang, pingsan dan bahkan juga dapat mengakibatkan kematian bagi yang mengkonsumsinya.3

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) bentuk Penanggulangan yang dilakukan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mencegah peredaran makanan kemasan yang tidak mencatumkan tanggal kadaluwarsa yaitu: Pertama, dengan cara memberikan penyuluhan dan sosialisasi akan bahaya dari mengkonsumsi makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa oleh masyarakat kepada pelaku usaha. Kedua, Dengan cara turun langsung ke lapangan, toko-toko ataupun kios-kios di kota Banda Aceh dan sekitarnya untuk mensurvei makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa yang masih diperjual-belikan.

Adapun Kendala yang dihadapi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banda Aceh dalam menangani kasus peredaran makanan kemasan yang tidak mencamtumkan

2 Soedjono D, Penanggulangan Kejahatan (crime prevention), (Bandung: Alumni, 1976), hal. 31.

3 Desi Ariyanti Ningsih, Hasil Wawancara, tanggal 09 Juni 2016

(6)

tanggal kadaluarsa adalah : Kurangnya kesadaran hukum serta kurangnya pemahaman para pelaku usaha atas dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan kemasan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa dikemudian hari, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pelaku usaha yang rendah sehingga para pelaku usaha sulit dalam menerima penyuluhan dan pembinaan yang diberikan oleh pihak BPOM Banda Aceh.

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan konsumen Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

A. Qirom Samsudin, Sumeryo E, Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari Segi Psikologis dan Hukum, Yogyakarta: Liberty, 1985.

Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia,1994.

Barda Nawawi, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998.

Bonger, Pengaturan Tentang Kriminologi, Jakarta: PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, 1981.

Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta: Kencana, 2008.

Desi Ariyanti Ningsih,S.Si.,Apt, Kepala seksi penyidikan BBPOM di Banda Aceh, Wawancara, tanggal 09 Juni 2016.

Elfina, S.Si.,,Apt Kasi Kefarmasian dan Bantuan Kesehatan Dinas Kesehatan Aceh, Wawancara, tanggal 13 Juni 2016.

Erdianto Efendi, Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2011.

EY. Kanter dan R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni AHM-PTHM, Jakarta, 1982.

Indriyanto Seno Adji, Korupsi dan Hukum Pidana, Jakarta: Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum Oemar Seno Adji dan Rekan, 2002.

John Pieris dan Wiwik Sri Widiarty, Negara Hukum dan Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Pangan Kedaluwarsa, Jakarta: Pelangi Cendikia, 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Departemen Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

(7)

Komariah E. Sapardjaja, Ajaran Melawan Hukum Materiil dalam Hukum Pidana Indonesia Studi Kasus tentang Penerapan dan Perkembangannya dalam Yurisprudensi, Bandung: Alumni, 2002.

Moeljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1983.

N.H.T Siahaan, Hukum Perlindungan Konsumen, Bogor : Penta Rei, 2005.

Otje Salman dan Anton F. Susanto, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali, Bandung: PT Rafika Aditama, 2004

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta: English Press, 2002.

Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, Tarsito, Bandung, 1992.

Schaffmeister, N. Keijzer dan E. PH. Sutorius, Hukum Pidana, Yogyakarta: Liberty, 1995.

Serka Pol. Suriadi, Anggota Sat. Reskrim Poltabes Banda Aceh, Wawancara, tanggal 08 Juni 2016.

Shidarta , Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo, 2006.

Simanjuntak B dan Chairil Ali, Cakrawala Baru Kriminologi, Bandung: Trasito, 1980.

S.M. Amin, Hukum Acara Peradilan Negeri, Jakarta: Pradya Paramitha,1991.

Soedjono D, Doktrin-doktrin Kriminologi, Alumni, Bandung, 1973.

_________, Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention), Bandung: Alumni, 1976.

Syahril,SKM.,M.Kes Kasi Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Wawancara, tanggal 10 Juni 2016.

Wijaya, H. 2001. Pelabelan Pangan. Di dalam: Hardiansyah, Atmojo SM, editor.

Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Jakarta: Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia, Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) dan Institut Pertanian Bogor, bekerjasama dengan Proyek CHN3, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Wirakartakusumah. 2001. Pelabelan Pangan. Di dalam: Hardiansyah, Atmojo SM, editor.

Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Jakarta: 55 Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia, Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) dan Institut Pertanian Bogor, bekerjasama dengan Proyek CHN3, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

(8)

Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2003.

2. Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan Permendag No.22/M-DAG/PER/5/2010 tentang kewajiban label pada barang

3. Internet

http://maut-dalam-makanan-kadaluwarsa.html diakses pada tanggal 25 Februari 2016, Pukul 13.28 WIB

http:// bakteri-penyebab-keracunan-makanan.html diakses pada tanggal 03 Maret 2016, Pukul 15.40 WIB

http://bbpom-tarik-makanan-kedaluwarsa.html diakses pada tanggal 12 Mei 2016, Pukul 09.40 WIB

https://makalah-tentang-kasus-keracunan-makanan.html diakses pada tanggal 12 Mei 2016, Pukul 10.05 WIB

http://makalah-makanan-kadaluarsa.html. diakses Tanggal 08 Juni 2016, Pukul 20.35 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang diasumsikan oleh sebagian orang bahwa Islam menganjurkan umatnya mendirikan negara dengan sistem politik, aturan perundangan, serta pemerintahan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kontradiksi, ambiguitas, dan nonsense dalam kumpulan puisi Nyanyian Kaki Langit karya Dasri

Dengan menggunakan mesin pengering diwaktu musim penghujan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi UKM pengering intip, karena dengan menggunakan pengering

Dalam kajian ini, kaedah penyaringan imuno telah dilakukan dengan menggunakan antiserum terhadap fraksi subsel yang telah diperkayakan dengan protein membran untuk

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaan dan karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

pertumbuhan penduduk di Kota Pekanbaru, akan berdampak kepada Kota Pekanbaru, karena jumlah penduduk yang tinggi setiap tahun nya akan berpengaruh dengan

memiliki nilai keragaman data ekstrem yang terbesar yaitu pada Pos Kandangan, yang berarti curah hujan ekstrem pada Pos Kandangan memiliki range persebaran data