• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERUBAHAN SIKAP TOKOH JUE HUI DALAM NOVEL JIA KARYA BA JIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERUBAHAN SIKAP TOKOH JUE HUI DALAM NOVEL JIA KARYA BA JIN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUBAHAN SIKAP TOKOH JUE

HUI DALAM NOVEL

JIA

KARYA BA JIN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Program Strata 1

Jurusan Sastra China

Oleh

Cynthia Setiadi Djaja – 0900796251

Stania Novianti – 0900832755

Fakultas Bahasa dan Budaya

Universitas Bina Nusantara

(2)

Pernyataan Kesiapan Ujian Pendadaran Skripsi

Kami,

Cynthia Setiadi Djaja – 0900796251 Stania Novianti – 0900832755

dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

ANALISIS PERUBAHAN SIKAP TOKOH JUE HUI DALAM NOVEL

JIA

KARYA BA JIN

adalah benar hasil karya kami dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah, sebagian, atau seluruhnya atas nama kami atau pihak lain

Jakarta, 24 Juli 2009

Penyusun Skripsi Penyusun Skripsi

Cynthia Setiadi Djaja Stania Novianti

Nim: 0900796251 Nim: 0900832755 Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ma Feng, BA, M.Lit Kode Dosen : D3424

(3)

ANALISIS PERUBAHAN SIKAP TOKOH JUE

HUI DALAM NOVEL

JIA

KARYA BA JIN

Skripsi

Cynthia Setiadi Djaja Stania Novianti

Nim: 0900796251 Nim: 0900832755

Dosen Pembimbing:

Ma Feng, BA, M.Lit D3424

Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaan dan karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Perubahan Sikap Tokoh Jue Hui dalam Novel Jia Karya Ba Jin ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan dari berbagai pihak baik berupa moral maupun materiil, secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Gerardus Polla, M.App.Sc, selaku Rektor Binus University yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Binus University.

2. Bapak Drs. Andreas Chang, MBA, selaku Dekan Fakultas Budaya dan Bahasa Binus University yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Ketua Jurusan Sastra China Binus University yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Ma Feng, BA, M.Lit, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya serta telah sabar membimbing penulis, memberikan saran dan kritik serta ide dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi penulis selesai tepat waktu.

5. Ibu Cendrawaty Tjong, BA, M.Lit, selaku dosen bimbingan seminar progress yang telah senantiasa membimbing penulis selama proses

(5)

perkuliahan serta memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Sastra China yang telah membantu penulis baik dalam memberikan pengalaman, saran maupun kritik sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Orangtua dan seluruh keluarga yang telah senantiasa mendukung dalam setiap kegiatan penulis jalankan selama kuliah di Binus University.

8. Seluruh teman kuliah penulis yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah turut membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga bantuan, dorongan, jasa dan amal baik dari semua pihak mendapat pahala dan berkat yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan Binus University dan pihak-pihak yang membutuhkan pedoman penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut.

Jakarta, 24 Juli 2009 Penulis

(6)

ABSTRAKSI

Jia merupakan karya yang mewakili Ba Jin, novel tersebut menceritakan tentang keluarga Gao. Di dalam novel ini ada seseorang yang bernama Jue Hui, dia merupakan tokoh yang sangat spesial. Meskipun diantara 3 bersaudara dia yang paling kecil, tetapi di dalam keluarga Gao dia yang paling pemberontak. Dia sering melawan peraturan keluarganya karena dia menganggap bahwa peraturan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan cara pandangnya. Tetapi kadang-kadang ada suatu hal yang bisa membuat dia berubah untuk mematuhi peraturan keluarganya.

Perubahan sikap inilah yang akan penulis analisis dalam skripsi ini. Dalam menganalisis perubahan sikap Jue Hui, penulis membaginya menjadi 4 bagian, yaitu: sikap Jue Hui terhadap Kakek Gao, sikap Jue Hui terhadap Jue Xin, sikap Jue Hui terhadap Ming Feng dan hasil dari sikap Jue Hui.

Penulis akan menggunakan teori tokoh dan teori sikap dari Nurgiantoro dan Ahmadi. Penulis menganalisis perubahan sikap Jue Hui melalui analisis verbal dan non verbal. Penulis menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan berbagai macam data. Dan berdasarkan data tersebut, penulis dapat menganalisis perubahan sikap Jue Hui. Melalui analisis verbal dan non-verbal, kita dapat mengetahui perubahan sikap Jue Hui disebabkan oleh faktor intern dan faktor ekstern. Penulis berharap skripsi ini dapat membantu pembaca dalam memahami Jue Hui lebih baik lagi.

(7)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH

... iv

ABSTRAKSI

... vi

RINGKASAN ISI

...

SIMPULAN

... 12

(8)

RINGKASAN ISI

Dalam suatu karya sastra, tokoh merupakan salah satu unsur penting yang membangun karya sastra tersebut. Setiap tokoh yang muncul dalam sebuah cerita pasti memiliki sikap, watak dan karakter yang berbeda-beda.

Dalam penelitian novel Jia karya Ba Jin, penulis menganalisis perubahan sikap tokoh Jue Hui berdasarkan teori penokohan dan teori sikap ditinjauan sudut pandang psikologis.

1. Teori Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dalam sebuah cerita, tokoh menempati posisi strategis sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Biasanya sebuah tokoh digambarkan melalui peristiwa dan percakapan yang terjadi dalam cerita tersebut. Dan dari penggambaran itulah, kita bisa melihat sikap, watak serta karakter yang dimiliki tokoh tersebut.

Ada 2 macam metode untuk mendeskripsikan sebuah tokoh, yaitu:

• Metode langsung atau analisis

Dalam metode ini, pengarang secara langsung melukiskan tokoh dengan memberikan deskripsi, uraian atau penjelasan tentang tokoh tersebut. Tokoh cerita digambarkan langsung disertai deskripsi berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau ciri-ciri fisiknya. Metode pelukisan tokoh ini bersifat sederhana dan ekonomis. Hal ini merupakan kelebihan dari metode analisis,

(9)

dimana pengarang dapat dengan cepat dan singkat mendeskripsikan karakter dan watak tokoh ceritanya.

• Metode tidak langsung atau dramatik

Dalam metode ini, pengarang membiarkan tokoh cerita untuk menunjukan karakter atau wataknya melalui aktivitas yang dilakukan. Dalam metode tidak langsung atau dramatik ini terdapat 2 jenis metode analisis, yaitu:

¾ Analisis dengan metode verbal

Percakapan yang dilakukan oleh tokoh cerita dimaksudkan menggambarkan sifat-sifat tokoh tersebut. Tetapi tidak semua percakapan menunjukan sikap tokoh. Namun percakapan yang efektif dan baik adalah yang menunjukan sifat dan watak dari tokoh pelakunya.

¾ Analisis dengan metode non verbal

Metode ini menunjukan tindakan yang bersifat non verbal atau fisik. Apa yg dilakukan seorang tokoh dalam suatu tingkah laku dan tindakan yang menunjukan reaksi, tanggapan, sifat dan sikap, dapat mencerminkan watak atau karakter tokoh tersebut.

2. Teori Psikologi Sosial

Ketika menganalisis tokoh cerita, kita tidak akan terlepas dari segi psikologis tokoh tersebut. Psikologi sosial merupakan salah satu cabang psikologi yang mempelajari perilaku manusia, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan sosial. Psikologi sosial membahas tentang perilaku individual, sikap, perubahan sikap dan hubungan antar pribadi. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas sikap dan perubahannya.

(10)

Sikap

Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang, maupun perbuatan yang akan datang. Sikap seseorang selalu diarahkan terhadap hal atau suatu objek tertentu Tiap-tiap sikap mempunyai 3 aspek:

1. Aspek Kognitif, berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Aspek ini berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.

2. Aspek Afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati dan sebagainya, yang ditujukan kepada objek tertentu. 3. Aspek Konatif, berwujud proses kecenderungan untuk berbuat

sesuatu objek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri, dan sebagainya.

Perubahan Sikap

Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Sikap timbul karena dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan. Sikap dapat berkembang pada saat mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap:

1. Faktor Intern: faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar sesuai dengan motif dan sikap dalam dirinya.

2. Faktor Ekstern: faktor yang terdapat di luar pribadi manusia yang berupa interaksi sosial di luar kelompok.

(11)

3. Ba Jin

Ba Jin bernama asli Li Yaotang. Ia merupakan generasi pertama pengarang abad 20 di China. Lahir pada tanggal 25 November 1904 di Si Chuan. Pada tahun 1914 ketika ia berumur 10 tahun ibunya meninggal dunia, 3 tahun kemudian ayahnya pun meninggal dunia. Tahun 1920 ia mulai belajar di sekolah khusus bahasa asing Chengdu. Di bawah pengaruh pergerakan budaya baru “Wu Si”, Ba Jin menerima ideologi demokrasi dan anarkisme. Dia juga menentang kegiatan propaganda feodal. Ba Jin adalah salah satu pengarang yang memiliki antusiasme, memiliki pemikiran yang maju, serta memiliki gaya seni yang unik.

Tahun 1927 ia menuntut ilmu di kota Paris, Perancis. Setelah pulang tahun 1929, dia menerbitkan novel pertamanya yang berjudul

Mie Wang. Karya-karyanya antara lain Si Qu de Tai Yang, Xin Sheng, “Love Trilogi” (Wu, Yu, Dian), “Torrent Trilogi” (Jia, Chun, Qiu), Fu Chou,

Shen.Gui.Ren, Dian Yi, Jiang Jun, dan sebagainya. Dari beberapa karyanya ini, “Torrent Trilogi” merupakan prestasi tertinggi dari kreasi-kreasi sastranya. Ba Jin meraih banyak penghargaan lewat karya-karyanya tersebut.

Sejak tahun 1983, ia mengidap penyakit parkinson. Kemudian penyakit ini menyebabkan ia tidak bisa berbicara dan berjalan. 17 Oktober 2005 Ba Jin wafat di Shanghai.

4. Pengenalan Singkat Novel Jia

Novel Jia merupakan novel panjang pertama yang ditulis oleh Ba Jin, novel ini juga merupakan bagian pertama dari “Torrent Trilogi”. Jia

(12)

merupakan salah satu karya yang terbaik dalam sejarah kesusastraan modern China.

Bagian pertama novel ini ditulis tahun 1931, pada saat itu berjudul Ji Liu. Sejak tanggal 18 April 1931 sampai 22 Mei 1932, novel ini dimuat secara bersambung selama satu tahun lebih oleh koran Shi Bao di Shanghai. Pada bulan Mei 1933, toko buku Kai Ming di Shanghai menerbitkannya dalam bentuk buku dan judulnya diubah menjadi Jia.

Jia merupakan sebuah novel yang berisikan sajak-sajak yang sarat akan kritikan politik pada masa itu. Melalui novel ini, pengarang mengkritik golongan feodal. Oleh karena itu, ia memilih Jue Hui sebagai tokoh utama dalam novel ini, sebagai wakil yang mengkritik kondisi politik pada saat itu. Pengarang berharap para pembaca menemukan sebuah jalan kehidupan baru melalui pemikiran Jue Hui. Pemikiran cemerlang dan daya pikat artistik novel Jia yang mengharukan menarik perhatian banyak pembaca, novel Jia juga menempati posisi penting dalam sejarah kesusastraan modern China.

5. Ringkasan Singkat Novel Jia

Didalam kota Chengdu, terdapat sebuah keluarga besar pejabat tinggi yang hubungan antara anggota keluarga tidak terlalu baik. Kakek Gao adalah penguasa dalam keluarga besar ini.

Dalam keluarga Gao ada tiga orang kakak beradik, yaitu: Jue Xin, Jue Min, dan Jue Hui. Jue Xin merupakan cucu tertua dalam keluarga Gao, karena ayahnya meninggal muda, ia pun terpaksa menggantikan ayahnya menjadi kepala keluarga. Jue Xin memiliki pribadi yang matang, tetapi karakternya lemah. Dia pernah menerima pengaruh ideologi atau pemikiran baru, tetapi ia tidak berani membantah para tetuanya. Waktu muda ia dan adik sepupu Mei saling mencintai, tapi ia malah menerima

(13)

perjodohan yang ditentukan orang tuanya dan menikahi Rui Jue. Setelah menikah, ia hidup dengan bahagia, ia memiliki anak dan juga mencintai istrinya, tetapi tetap tidak bisa melupakan Mei. Sebenarnya Jue Xin dan Mei masih saling mencintai. Setelah Mei kembali ke Chengdu, pertemuan keduanya membawa penderitaan yang tidak ada habis-habisnya bagi mereka berdua. Tak lama kemudian, Mei meninggal karena tidak tahan dengan situasi ini.

Kehidupan Jue Min dan Jue Hui tidak sama dengan kakak mereka. Mereka di luar rumah ikut serta dalam pergerakan budaya baru dan pergerakan pelajar. Jue Min dan adik sepupu Qin saling mencintai, tetapi kakek Gao telah menetapkan jodoh bagi Jue Min. Jue Min yang tidak menuruti perintah kakeknya kemudian kabur dari rumah untuk bersembunyi. Pada saat itu, Jue Xin yang terjepit diantara adik dan kakeknya dijadikan sasaran pelampiasan. Beruntung akhirnya kakek Gao setuju Jue Min menikah dengan Qin.

Jue Hui adalah pemberontak di antara tiga kakak beradik tersebut, dia selalu saja ingin menentang peraturan keluarga. Dia mencintai Ming Feng, salah seorang pelayan dalam keluarga itu, tapi kakek Gao ingin memberikan Ming Feng kepada temannya Feng Leshan untuk dijadikan istri muda. Ming Feng yang putus asa dengan masalah ini kemudian memutuskan untuk bunuh diri dengan terjun ke kolam. Kematian Ming Feng membuat Jue Hui sangat kecewa dan patah hati, lalu ia memutuskan untuk pergi dari rumahnya.

Kemudian, karena salah seorang anaknya, Ke Ding, berselingkuh di luar rumah, kakek Gao mendapat pukulan berat dan menyebabkan ia sakit dan meninggal. Saat keluarga Gao masih berduka, istri Jue Xin, Rui Jue, akan melahirkan anak kedua mereka. Karena masih dalam masa

(14)

Jue Xin tidak berani menentang keputusan ini. Karena tidak baik menjaga istrinya, Rui Jue pun akhirnya meninggal pada saat melahirkan. Saat hatinya sakit dan kecewa, Jue Xin akhirnya menyadari bahwa keluarga ini mempunyai masalah yang besar. Ia juga mengakui bahwa perlu seorang pemberontak demi memperbaharui kondisi keluarganya. Kemudian Jue Xin pun mendukung rencana Jue Hui untuk pergi meninggalkan rumah dan mengijinkan Jue Hui pergi ke Shanghai.

Selanjutnya penulis akan menggunakan teori penokohan Nurgiantoro dan teori psikologi sosial Ahmadi untuk menganalisis sikap dan perubahan sikap Jue Hui terhadap kakeknya, kakak tertuanya Jue Xin, gadis yang dicintainya Ming Feng, serta melihat hasil akhir dari sikap-sikap Jue Hui tersebut.

6. Analisis Data

Sikap Jue Hui terhadap kakek Gao

Kakek Gao yang adalah kakek Jue Hui, merupakan salah satu tokoh dalam novel ini yang memberikan pengaruh besar bagi Jue Hui. Kakek Gao adalah satu-satunya penguasa di keluarga ini. Semua peraturan dibuat olehnya. Tidak ada satu orang pun yang berani menentang perintah dan perkataannya.

Diceritakan dalam novel tersebut, terjadi konflik antara pelajar dengan prajurit karena prajurit dengan semena-mena menindas beberapa pelajar. Kemudian para pelajar melakukan demonstrasi untuk menuntut keadilan bagi teman-teman mereka, dan Jue Hui juga ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Saat kakek Gao mengetahui apa yang dilakukan Jue Hui diluar rumah, ia marah. Ia beranggapan bahwa Jue Hui dan teman-temannya itu hanya berbuat onar saja. Lalu kakek pun melarang Jue Hui keluar

(15)

rumah. Di sisi lain, Jue Hui merasa bahwa apa yang ia lakukan itu benar. Dan disinilah mulai terjadi pertentangan antara kakek dengan Juehui.

Pada sikap awal, terlihat bahwa Jue Hui tidak bisa menuruti perintah kakeknya. Ia merasa bahwa ia dan kakeknya merupakan dua orang yang berbeda yang selamanya tidak akan bisa saling mengerti. Sikap juehui menentang perintah kakeknya termasuk dalam aspek kognitif. Ia bersikeras untuk keluar rumah dan tetap ikut serta dalam demonstrasi pelajar yang sedang terjadi, karena sebagai sesama pelajar ia memiliki rasa tenggang rasa dan simpati yang cukup besar. Sikap ini termasuk dalam aspek afektif.

Kemudian sikap Jue Hui yang tetap bersikeras untuk ikut serta dalam demonstrasi pelajar memperlihatkan rasa kecenderungan untuk berbuat sesuatu, yaitu ia ingin ikut serta dalam demonstrasi guna menolong pelajar dalam mencari keadilan, hal ini termasuk ke dalam aspek konatif.

Ketika terjadi perubahan sikap, Jue Hui akhirnya setuju untuk menuruti perintah kakeknya. Perubahan sikap Jue Hui ini disebabkan oleh faktor internal dimana dia menyetujui permintaan kakeknya karena dia tidak mau merepotkan kakaknya.

Sikap Jue Hui terhadap Jue Xin

Anggota keluarga lain yang mempengaruhi sikap Jue Hui dalam novel ini adalah kakak pertamanya, yaitu Jue Xin. Karakter dan sifat Jue Xin dalam novel ini sangat bertolak belakang dengan karakter dan sifat Jue Hui. Jue Xin adalah seseorang yang sangat penurut. Dia memiliki tanggung jawab dan beban yang besar karena Jue Xin adalah cucu tertua dalam keluarga ini. Dia selalu mendengarkan dan melaksanakan

(16)

semua perintah dan nasehat-nasehat yang diberikan kakeknya, walaupun hal tersebut berlawanan dengan kehendak dan keinginannya.

Sering kali perintah-perintah kakeknya itu membuat Jue Xin tertekan dan menderita. Tetapi Jue Xin tidak berdaya untuk menolak dan melawan perintah kakeknya tersebut. Hal inilah yang membuat Jue Hui sangat “gerah” dengan sikap kakaknya itu, sehingga ia sering kali bertengkar dengan Jue Xin.

Pada sikap awal, terlihat bahwa Jue Hui sangat marah dan tidak suka dengan sikap Jue Xin karena dia selalu saja tidak berani melawan keputusan keluarganya apalagi keputusan kakeknya. Dia selalu menuruti apapun keinginan kakek dan keluarganya meskipun harus mengorbankan dirinya sendiri.

Jue Hui berharap dapat Jue Xin dapat melawan keputusan kakek dan keluarganya yang tidak sesuai dengan hati nuraninya, jangan selalu mengalah dan mengorbankan dirinya sendiri. Sikapnya ini termasuk dalam aspek kognitif. Aspek afektif sikap Jue Hui dapat dilihat saat ia kesal terhadap keputusan yang diambil Jue Xin yang tidak berani membela Jue Min. Kemudian tindakan Jue Hui yang memarahi Jue Xin menunjukan aspek konatif dari sikapnya.

Pada saat terjadi perubahan sikap, perubahan sikap Jue Hui disebabkan dari pengaruh faktor intern dilihat dari sikap Jue Hui yang pada akhirnya menyerah karena dia sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya meminta Jue Xin untuk berani membangkang. Menurutnya Jue Xin sudah menjadi seorang yang akan selalu menurut dan membiarkan dirinya menjadi korban.

(17)

Sikap Jue Hui terhadap Ming Feng

Tokoh lain dalam novel ini yang sangat mempengaruhi sikap Jue Hui yaitu Ming Feng. Ming Feng adalah pelayan keluarga Gao. Ming Feng dan Jue Hui tumbuh bersama-sama sejak kecil, dan akhirnya mereka pun jatuh cinta satu sama lain. Sayang percintaan antara Jue Hui dan Ming Feng ini terhalang oleh perbedaan status mereka. Walaupun mereka tahu bahwa cinta mereka terlarang, tapi mereka tetap saling mencintai.

Ketika mulai terjun ke dalam dunia jurnalistik, Jue Hui mulai menghadapi konflik antara cinta dan impiannya sendiri. Konflik pun bertambah berat saat Ming Feng akan dijodohkan kakek Gao kepada temannya Feng Leshan. Jue Hui menghadapi dua pilihan yang sangat sulit. Dan saat inilah Jue Hui, tanpa disadari atau tidak, mengalami perubahan sikap.

Pada sikap awal, terlihat jelas bahwa Jue Hui sangat mencintai Ming Feng. Ia berjanji akan menikahi Ming Feng walau apapun yang terjadi. Aspek kognitif sikap Jue Hui digambarkan melalui keyakinannya yang pasti akan menikahi Ming Feng. Kemudian aspek afektifnya digambarkan melalui perasaan cintanya yang besar dan rasa simpatinya pada Ming Feng. Sedangkan aspek konatif dari sikap Jue Hui itu tergambar saat Jue Hui mengucapkan janji-janji kepada Ming Feng.

Ketika terjadi perubahan sikap, dapat dilihat bahwa perubahan sikap Jue Hui dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern tergambar dari kesibukan Jue Hui dalam menulis artikel dan keaktifannya dalam kegiatan koran, sehingga waktunya bersama Ming Feng semakin berkurang. Sedangkan faktor intern tergambar dari keinginan dia untuk berinteraksi dengan dunia yang lebih luas lagi

(18)

Hasil dari sikap Jue Hui

Setelah menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya, seperti: kematian Ming feng, kelemahan kakak tertuanya yang selalu menuruti semua perintah yang diberikan kepadanya, peraturan-peraturan yang dibuat kakeknya, dan sebagainya, Jue Hui memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarganya. Dia tidak ingin lagi tinggal di rumah itu, dan ia telah memutuskan jalan hidupnya sendiri.

Aspek kognitif sikap Jue Hui digambarkan melalui harapan dia agar cara pandang keluarganya yang kolot dapat berubah. Kemudian aspek afektifnya digambarkan melalui sikap Jue Hui yang merasa cara pandang dia dengan peraturan keluarganya yang sudah tidak cocok lagi. Sedangkan aspek konatifnya digambarkan melalui sikap Jue Hui yang memutuskan pergi dari rumahnya.

Dari analisis sikap terlihat bahwa keinginan Jue Hui untuk meninggalkan keluarganya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tergambar dari pemikiran pandangan pribadinya yang sudah bertolak belakang dengan pemikiran dan pandangan keluarganya. Sedangkan faktor eksternal datang dari aktivitasnya dalam dunia jurnalistik, dimana ia mendapatkan banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang semakin lama membuat ia ingin mengenal dunia luar lebih dalam dan luas lagi.

(19)

SIMPULAN

Dalam skripsi ini, penulis menganalisis sikap dan perubahan sikap Jue Hui dalam novel Jia karya Ba Jin berdasarkan teori penokohan dan teori psikologi sosial. Setelah menganalisis dengan menggunakan teori yang ada, penulis menyimpulkan bahwa perubahan sikap pada Jue Hui terjadi karena menerima pengaruh dari faktor intern dan faktor ekstern. Beberapa pengaruh tersebut berasal dari diri Jue Hui sendiri dan dari luar diri Jue Hui.

Berdasarkan faktor intern, perubahan sikap Jue Hui terjadi karena cara pandang dia dengan peraturan keluarganya saat itu sudah tidak cocok lagi. Hal tersebut menyebabkan seringkali terjadi pertentangan dan pertengkaran antara Jue Hui dengan keluarganya. Berdasarkan faktor ekstern, perubahan sikap Jue Hui terjadi karena kegiatan Jue Hui di dunia jurnalistik. Dia sangat sibuk menulis artikel dan penerbitan koran. Selain itu, kematian Ming Feng juga menjadi salah satu penyebab perubahan sikap Jue Hui.

Setelah Jue Hui menghadapi berbagai macam masalah keluarga, cinta dan pekerjaan serta menerima pengaruh dari masalah tersebut, hasil dari sikap dan perubahan sikap Jue Hui yaitu dia memutuskan untuk menjelajahi dunia luar untuk berinteraksi dan menggali wawasan yang lebih luas lagi. Akhirnya Jue Hui pun pergi meninggalkan rumahnya.

Setelah penulis membaca novel ini, penulis merasa bahwa Jue Hui adalah seseorang yang istimewa. Karena dia berani untuk mengungkapkan pemikiran dan cara pandangnya sendiri dan hal ini berbeda dengan kakaknya yang lebih cenderung penurut. Jue Hui

(20)

sosial pada masa masyarakat feodal dengan berani jatuh cinta kepada seorang pelayan yang bernama Ming Feng. Untuk mengkritik peraturan masyarakat pada masa itu, dia masuk ke dalam dunia jurnalistik bersama dengan teman-temannya. Tujuan dia hanya ingin agar masyarakat pada masa itu dapat berkembang ke arah yang lebih baik, jangan hanya selalu berdiri pada pemikiran dan cara pandang yang kolot.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini bibit yang digunakan atau ditanam merupakan rhizoma yang telah memiliki 2-3 mata tunas dengan panjang 1-2 cm.. Penempatan mata tunas dalam

Tanda positif ini memiliki arti bahwa semakin tinggi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Pasir) yang masuk ke pemerintah Kabupaten Magelang maka akan semakin

Hasil studi para ahli dapat disimpulkan bahwa masalah penting paling rumit adalah menentukan indikator kualitas pelayanan yang selaras kebutuhan dan menimbulakan

minimal 30% dari keseluruhan mahasiswa yang diterima. Jalur mandiri dan sejenisnya dapat diselenggarakan bagi Poltekkes yang akan melaksanakan dengan menggunakan Panduan

Sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai salah satu pelaksana pendidikan Islam, guru agama tidak hanya bertugas memberikan pendidikan ilmiah saja, tetapi tugas

Dalam proses perbandingan (comparing) mekanikal desain dengan analisa fundamental, perbandingan meliputi nilai ketebalan, tegangan longitudinal,tegangan tangensial,serta

Cekam ujung benda kerja yang telah di bubut rata seperti langkah no 4, bubut rata ujung benda kerja sehingga mencapai ukuran panjang 20 mm.. Lakukan pengeboran dengan diameter mata

Karena atribut kemasan berada pada kuadran III, sehingga atribut kemasan produk StarBandrek ini tidak terlalu menimbulkan masalah yang besar terhadap keputusan konsumen