• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B DI TK MUTIARA HANDAYANI KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B DI TK MUTIARA HANDAYANI KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan kuasaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi yang diperbuat untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami berbagai

kesulitan. Dan kesulitan tersebut dapat terlewati karena adanya bimbingan dan

motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, ucapan termakasih penulis sampaikan

kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yaitu kepada:

1. Bapak Prof.Dr,Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS, sebagai Dekan FIP UNIMED, Bapak Prof.

Dr. Yusnadi, M.S, selaku PD I FIP UNIMED, Bapak Drs. Aman Simaremare,

M.S, selaku PD II FIP UNIMED, Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku

PD III FIP UNIMED.

3. Dra.Hj.Nasriah,M.Pd, sebagai Ketua Program Pendidikan PG. PAUD dan juga

sebagai dosen penguji.

4. Bapak Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang begitu banyak meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dra.Rahmulyani, M.Pd.Kons sebagai penguji dan dosen pembimbing

(5)

iv

6. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan Perlengkapan di

Lingkungan FIP UNIMED.

7. Kepala Sekolah beserta guru-guru di TK Mutiara Handayani Kecamatan

Medan Polonia yang begitu banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

8. Among, Inong dan kakak-abang saya, yang telah banyak memberikan

dukungan baik moril kepada penulis, sehingga pembuatan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9. Semua teman-teman PG. PAUD angkatan ‘09 yang tercinta yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang begitu banyak memberikan dukungan dan doa,

sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi semua pembaca, terutama

bagi penulis sendiri.

Medan, Juni 2013

Penulis

Irani Juwita Sihombing

(6)

i

ABSTRAK

Irani Juwita Sihombing. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B Di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan Polonia Tahun Ajaran 2012/2013.

Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Adanya sebagian anak yang belum pasih dalam berbahasa dan berbicara (verbal linguistik), (2) Kurangnya pengetahuan guru untuk menciptakan metode yang berguna untuk meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak, (3) Kurangnya kesempatan anak untuk berinteraksi langsung dengan guru dan temannya dalam meningkatkan bahasanya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak melalui metode bermain peran pada kelompok B di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan Polonia Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis Penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan Polonia tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 22 orang anak.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik observasi. Teknik analisi data dilakukan dengan cara mencari tingkat kecerdasan verbal linguistik anak secara individu, mencari rata-rata tingkat kecerdasan verbal linguistik anak, dan mencari nilai kecerdasan verbal linguistik anak secara klasikal.

(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 8

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah... 9

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat penelitian ... 9

BAB IIKAJIAN TEORITIS ... 11

2.1. Kajian Teori ... 11

2.1.1. Hakikat Kecerdasan Verbal Linguistik... 11

2.1.1.1. Kecerdasan ... 11

2.1.1.2.Teori Kecerdasan Verbal Linguistik ... 14

2.1.1.3. Perkembangan Bahasa (Linguistik) pada Anak ... 16

2.1.1.4.Fungsi Bahasa (Linguistik) ... 19

2.1.1.5. Teknik Pengembangan Bahasa ... 20

(8)

vi

2.1.2. Metode Bermain Peran ... 22

2.1.2.1. Pengertian Metode Bermain ... 22

2.1.2.2. Manfaat Bermain ... 24

2.1.2.3.Ciri-ciri Bermain ... 26

2.1.2.4.Defenisi Metode Bermain Peran ... 27

2.1.2.5. Kekhasan Metode Bermain Peran ... 29

2.1.2.6.Manfaat Metode Bermain Peran ... 30

2.1.2.7. Tujuan Metode Bermain Peran ... 32

2.1.2.8. Prosedur Pembelajaran Metode Bermain Peran ... 33

2.1.2.8.1. Persiapan Sebelum Bermain ... 33

2.1.2.8.2. Cara Bermain ... 34

2.1.2.8.3. Peranan Guru Atau Pimpinan ... 34

2.1.2.9. Peranan Metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Kecerdasan Verbal Linguistik ... 35

2.2. Kerangka Konseptual ... 36

2.3. Hipotesis ... 37

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 38

3.1. Jenis Penelitian ... 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 38

3.2.1. Subjek Penelitian ... 38

3.2.2. Objek Penelitian ... 38

3.3. Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.4. Desain Pelaksanaan Penelitian ... 39

3.5. Prosedur Penelitian ... 40

(9)

vii

3.7. Teknik Analisis Data ... 45

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 50

4.2.1. Kondisi Awal ... 50

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 53

4.2.3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II... 64

4.3. Pembahasan Dan Hasil Temuan Penelitian ... 71

4.3.1. Temuan Penelitian ... 71

4.3.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Lembar Observasi Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak ... 44

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Tingkat Keberhasilan Anak ... 46

Tabel 3.3. Jadwal Penelitian ... 47

Tabel 4.1. Tingkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Observasi Awal ... 50

Tabel 4.2. Persentase Tingkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Secara Klasikal .... 52

Tabel 4.3 Hasil Observasi Tingkat Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus I. ... 59

Tabel 4.4. Persentase Tingkat Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Secara Klasikal Pada Siklus I ... 61

Tabel 4.5. Hasil Observasi Tingkat Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus II ... 68

Tabel 4.6. Persentase Tingkat Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Secara Klasikal Pada Siklus II ... 69

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Kompetensi Pengembangan Bahasa ... 18

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model

Kemmis dan Mc. Taggrat ... 39

Gambar 4.1. Grafik Tingkat Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada

Observasi Awal ... 53

Gambar4.2. Grafik Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus I ... 62

Gambar 4.3. Grafik Peningkatan Kecerdasan Verbal linguistik Anak Pada Siklus II ... 70

Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I (Pertemuan I) ... 80

Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian Siklus I (Pertemuan II) ... 82

Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian Siklus II (Pertemuan I) ... 84

Lampiran 4 Rencana Kegiatan Harian Siklus II (Pertemuan II) ... 86

Lampiran 5 Lembar Observasi Tingkatan kecerdasan verbal Linguistik Anak Pada Observasi Awal ... 88

Lampiran 6 Lembar Observasi Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak ... 90

Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru (Siklus I) ... 92

Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru (Siklus II) ... 93

Lampiran 9 Tabulasi Lembar Observasi Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Observasi Awal ... 94

Lampiran 10 Tabulasi Lembar Observasi Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus I Pertemuan I ... 95

Lampiran 11 Tabulasi Lembar Observasi Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus I Pertemuan II ... 96

Lampiran 12 Tabulasi Lembar Observasi Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus II Pertemuan I ... 97

Lampiran 13 Tabulasi Lembar Observasi Kecerdasan Verbal Linguistik Anak Pada Siklus II Pertemuan II ... 98

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Metode pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan

metode pembelajaran yang menyenangkan karena metode-metode yang

digunakan sudah disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik anak usia dini.

Dari beberapa metode yang sering digunakan untuk pembelajaran anak usia dini,

metode bermain merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam

pembelajaran di PAUD. Di dalam metode bermain anak akan mendapat berbagai

pelajaran atau menambah wawasan anak karena metode bermain mengandung

beberapa pengetahuan yang mudah diterima dan di serap anak. Selain

itu,bermain juga sangat berarti bagi perkembangan aspek anak.

Pendidikan dan pembelajaran anak di TK sangat penting untuk aspek

perkembangan anak agar kebiasaan berpikir dan bertindak anak dapat tertanam

dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan pembelajaran yang

dilakukan dalam pendidikan antara lain pembelajaran yang berpusat pada anak

yaitu pembelajaran melalui bermain dan melalui pembelajaran yang

menyenangkan tanpa adanya pengekangan terhadap kebebasan diri anak.

Dunia anak adalah dunia bermain dan setiap pembelajaran dilakukan

dengan bermain atau dapat dikatakan dengan istilah belajar dan bermain yang

(14)

2

Kegiatan bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan,

kegiatan bermain yang dimaksud adalah aktivitas yang dipilih anak karena

menyenangkan bukan karena hadiah atau pujian, dengan bermain anak dapat

mengembangkan potensial mental dan fisiknya serta mengembangkan berbagai

macam kecerdasan inteligensi anak.

Untuk mengembangkan kecerdasan dan potensial mental anak, perlu

dilakukan pemupukan sejak dini. Sejak anak lahir pendidikan sudah sangat perlu

dimulai. Pendidikan berlangsung secara alami dengan memperhatikan aspek

kematangan dan memberi kesempatan pada anak untuk menggunakan seluruh

inderanya.

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini telah ditegaskan dalam Garis-garis

besar Haluan Negara (GBHN) tahun 2003, antara lain :

“Bahwa arah kebijakan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia mengacu pada pengembangan sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh, melalui berbagai upaya proaktif dan kreatif oleh seluruh komponen bangsa, agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertakan dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.”

Untuk mengoperasioanalkan GBHN tersebut telah diterbitkan UU No.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dalam salah satu pasalnya

ditegaskan bahwa :

“Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan (perkembangan) jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”

Sejak lahir, di dalam diri anak sudah terdapat berbagai fasilitas yang akan

(15)

3

Seperti yang diungkapkan oleh Soetjiningsih (2012:205) bahwa “sejak lahir anak

manusia sudah dibekali dengan alat yang disebut penguasaan/pemerolehan

bahasa (language acquisition devise,LAD). Fasilitas tersebut perlu dimanfaatkan

sejak dini agar anak memiliki kecerdasan yang berkembang secara optimal.

Dengan demikian anak akan memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan

yang lebih tinggi lagi.

Setiap anak adalah unik. Setiap anak memiliki kecenderungan cara belajar

yang tidak selalu sama. Kegiatan belajar pun dapat dilakukan dengan berbagai

aktivitas. Suatu materi pembelajaran dapat dipahami dari berbagai cara. Cara-cara

ini menunjukkan peran kecerdasan yang berbeda pula. Anak dengan kecerdasan

linguistik dapat dengan mudah belajar melalui cerita atau ceramah.

Setiap anak juga memiliki berbagai cara untuk menjadi cerdas. Seorang

anak untuk belajar bahasa, misalnya, mungkin mempergunakan elemen bunyi,

huruf, cerita, berbicara, mendengar, menulis, atau mungkin bermain kata-kata.

Artinya, untuk memperoleh menunjukkan kemampuan bahasa, anak menempuh

cara yang paling sesuai untuk dirinya yang mungkin sekali berbeda dengan anak

yang lain.

Para ahli, termasuk para pendidik yang berorientasi pada Multiple

Intelligences menandaskan bahwa bermain dapat mengasah kecerdasan yang

dimiliki anak. Kegiatan bermain merangsang anak memanfaatkan berbagai

kecerdasan sekaligus. Melalui bermain inilah anak akan melakukan eksperimen

(16)

4

Menurut teori Multiple Inteligences anak belajar melalui berbagai macam

cara. Anak mungkin belajar melalui kata-kata, melalui angka-angka, melalui

gambar dan warna, melalui nada-nada suara, melalui interaksi dengan orang lain,

melalui diri sendiri, melalui alam, dan mungkin melalui perenungan tentang

hakikat sesuatu. Meskipun demikian, anak pada umumnya, belajar melalui

kombinasi dari beberapa cara.

Saat ini teori multiple inteligensi Horward Gardner (dalam Musfiroh,

2005:53) telah menetapkan Sembilan kecerdasan yakni:

1). Kecerdasan Linguistik-verbal (cerdas kata-kata), 2). Kecerdasan Logis-matematis (cerdas angka ), 3). Kecerdasan Visual-spasial (cerdas gambar), 4). Kecerdasan Ritmik-musik (cerdas musik ), 5). Kecerdasan Kinestetik (cerdas tubuh), 6). Kecerdasan Interpersonal (cerdas antarorang), 7). Kecerdasan Intrapersonal (cerdas diri), 8). Kecerdasan Naturalis (cerdas alam ), 9). Kecerdasan Eksistesialis (cerdas hakikat).

Kesembilan kecerdasan tersebut dapat distimulasi apabila seseorang

melakukan kegiatan langsung yang memungkinkan mereka memanfaatkan setiap

kecerdasan. Pada anak-anak, kegiatan langsung itu harus mereka sukai dan

memungkinkan mereka terlibat aktif di dalamnya. Bermain merupakan alternatif

paling tepat.

Dari kesembilan komponen kecerdasan yang diusulkan oleh Howard

Gardner, penulis akan membahas salah satu dari kecerdasan tersebut yaitu

kecerdasan verbal linguistik. Peneliti akan membahas tentang bahasa dan

berbicara anak yang ditingkatkan melalui metode bermain peran dan akan

dituangkan ke dalam karya ilmiah ini. Kecerdasan verbal linguistik berkaitan

dengan keterampilan dan persepsi mengelola kata dan bahasa. Ilmu yang

(17)

5

mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu

menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalaui kata-kata untuk

mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca dan menulis.

Kecerdasan verbal penting bukan hanya untuk keterampilan berkomunikasi

melainkan juga penting untuk mengungkapkan pikiran, keinginan dan pendapat

seseorang. Cerdas dalam kata-kata merupakan kemampuan yang sangat

menentukan yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain

pada tataran intelektual dan sosial. Pentingnya memiliki kemampuan verbal ini

jelas pada tataran umum, seseorang tidak dapat berharap untuk berinteraksi atau

menyampaikan pikirannya dengan mudah tanpa penggunaan kata-kata.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada anak kelompok B di TK

Mutiara Handayani Medan, ditemukan bahwa dalam menyajikan pembelajaran

guru menyampaikan materi dengan cara lisan walaupun belum bisa dipastikan

bahwa semua murid yang ada di kelas tersebut mampu berbahasa dengan baik.

Guru berasumsi bahwa dengan kata-kata yang diucapkan, anak akan mengerti

dan memahami materi pokok yang disajikan guru sehingga tujuan pembelajaran

tercapai dengan baik. Dengan demikian, kecerdasan verbal linguistik anak masih

sangat minim seperti menyimak,berbicara,penguasaan kosakata, bahkan masih

terdapat beberapa anak diantaranya yang masih celat. Kejadian seperti ini

menimbulkan proses pembelajaran dapat berlangsung namun tujuan

pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Hal ini terjadi karena kemampuan

verbal linguistik anak belum dilatih sebelum memasuki tema baru pada PAUD

(18)

6

dahulu guru memastikan bahwa anak-anak dapat mengerti dengan bahasa atau

kata-kata yang diucapkan oleh guru.

Efek lain dari kecerdasan verbal linguistik yang tidak berkembang dengan

baik akan mengakibatkan komunikasi dan interaksi antara guru dan anak, bahkan

interaksi antara anak dengan temannya tidak akan terjalin dengan baik. Selain itu

anak akan terlihat seperti pendiam dan tidak memiliki kemampuan untuk

berbicara. Anak hanya akan berpusat pada ekspresi teman atau guru tetapi tidak

mengerti akan maksud dan tujuan dari ucapan yang dilontarkan antara satu sama

lain,baik dari guru kepada anak maupun dari anak ke anak lain. Seperti masalah

yang terlihat pada kelompok B di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan

Polonia, bahasa dan pengucapan kata-kata anak belum berkembang dengan baik.

Akibatnya anak tidak mampu menangkap pembelajaran yang diberikan walaupun

masih terlihat abstrak. Guru hanya menggunakan metode demonstrasi untuk

mengembangkan kecerdasan berbahasa anak, seperti bernyanyi, bercerita dan

memulai belajar mengenal huruf dengan tulisan. Dari kasus ini peneliti melihat

satu kejanggalan yang terjadi yaitu kurang berkembangnya kecerdasan verbal

linguistik anak karena anak tidak mengerti dengan arti dan makna yang dia

ucapkan.

Untuk Meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak di TK Mutiara

Handayani Kecamatan Medan Polonia, guru menggunakan metode bercerita saja

sehingga kemampuan berbahasa anak tidak terlatih karena yang bercerita adalah

guru itu sendiri. Anak hanya mendengar dan menjawab pertanyaan yang

dilontarkan sesekali pada anak. Metode bercerita bukanlah metode satu-satunya

(19)

7

akan menggunakan metode bermain peran agar anak dapat langsung memahami

arti dan makna dari berbagai kata-kata yang di ucapkan oleh guru ataupun

dirinya sendiri.

Bemain peran adalah bermain pura-pura. Melalui bermain peran anak akan

berbicara layak orang yang sedang ditirunya. Anak akan menirukan ekspresi,

mimik muka, tingkah dan perilaku orang terdekat atau orang tuanya.

Menurut Wikipedia (dalam Cahyo, 2011:78) mengatakan bahwa “bermain

peran merupakan sebuah game yang para pemainnya memainkan peran

tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama”.

Bermain peran adalah kegiatan yang berfokus pada kegiatan dramatisasi, tempat

anak-anak untuk memerankan tugas-tugas anggota keluarga, tata cara dan

kebiasaan dalam keluarga dengan berbagai perlengkapan rumah tangga serta

kegiatan di lingkungan sekitarnya.

Metode bermain peran akan menjadi pengalaman baru dan menjadi peran

baru bagi anak lengkap dengan kosa katanya. Pengalaman yang dialami oleh

anak di rumah, sekolah atau lingkungan akan diolah menjadi sebuah cerita dalam

permainan ini. Dengan demikian melalui metode bermain peran, verbal linguistik

atau perkembangan bahasa anak dapat meningkat karena dalam permainan ini

anak akan lebih banyak lagi berbicara dan mengeluarkan kosa kata yang baru dia

peroleh dari lingkungan terdekatnya. Selain disukai anak-anak, metode bermain

peran juga sangat mudah dilakukan anak dan tidak membutuhkan biaya yang

banyak. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “upaya

(20)

8

peran pada kelompok B di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan

Polonia tahun ajaran 2012/2013”.

1.2.

IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian latar belakang, menyangkut dengan metode pembelajaran

bermain peran yang berpengaruh terhadap kecerdasan verbal linguistik anak

kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan dapat diidentifikasi masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Adanya sebagian anak yang belum pasih dalam berbahasa dan berbicara

(verbal linguistik)

2. Kurangnya pengetahuan guru untuk menciptakan metode yang berguna

untuk meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak

3. Kurangnya kesempatan anak untuk berinteraksi langsung dengan guru

dan temannya dalam meningkatkan bahasanya.

1.3.

PEMBATASAN MASALAH

Untuk memudahkan memahami ruang lingkup permasalahan dalam

penelitian ini maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi masalah

di atas maka permasalahan ini dibatasi hanya pada “ Meningkatkan Kecerdasan

Verbal Linguistik Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Kelompok B di TK

(21)

9

1.4.

RUMUSAN MASALAH

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “apakah melalui penerapan

metode bermain peran dapat meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak pada

kelompok B di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan Polonia Tahun Ajaran

2012/2013?”

1.5.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah “untuk meningkatkan kecerdasan verbal

linguistik anak melalui metode bermain peran pada kelompok B di TK Mutiara

Handayani Kecamatan Medan Polonia Tahun Ajaran 2012/2013.”

1.6.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi anak untuk meningkatkan kecerdasan verbal linguistik melalui

metode bermain peran

2. Para guru PAUD di TK Mutiara Handayani untuk lebih mengetahui

upaya meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak melalui metode

bermain

3. Peneliti sendiri agar dapat mengembangkan ilmu dan keterampilan

yang lebih baik lagi terutama dalam hal meningkatkan kecerdasan

berbahasa anak usia dini.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengelolah lembaga pendidikan

(22)

10

Taman Kanak-kanak dalam upaya meningkatkan kecerdasan verbal

linguistik anak khususnya di TK Mutiara Handayani

5. Untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa metode bermain peran

(23)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti

selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Metode bermain peran dapat meningkatkan kecerdasan verbal linguistik anak

pada kelompok B di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan Polonia Tahun

Ajaran 2012/2013.

2. Hasil observasi awal ditemukan bahwa rata-rata kecerdasan verbal linguistik

anak kelompok B di TK Mutiara Handayani Kecamatan Medan Polonia Tahun

Ajaran 2012/2013 masih 49,5% yakni terdapat 6(27,3%) orang anak pada

kriteria baik, 4(18,2%) orang anak berada pada kriteria cukup, dan terdapat

12(54,5%) orangb anak pada kriteria kurang. Pada pada tahap ini, belum ada

anak yang berada pada kriteria sangat baik.

3. Setelah tindakan siklus I selama 2 kali pertemuan maka ditemukan hasil

bahwa terdapat 2(9,1%) orang anak pada kriteria sangat baik, 8(36,4%) orang

anak pada kriteria baik, serta terdapat 5(22,7%) orang anak berada kriteria

cukup, dan terdapat 7(31,8%) orang anak berada pada kriteria kurang. Dengan

demikian maka rata-rata tingkat kecerdasan verbal linguistik anak kelompok B

di TK Mutiara Handayani masih mencapai 60%. Hal ini menunjukkan bahwa

tindakan yang dilakukan pada siklus I belum mencapai tujuan sesuai dengan

(24)

77

4. Pada siklus II

Tindakan penelitian telah dinyatakan berhasil dan tidak perlu melakukan tindakan

siklus selanjutnya. Hal ini dapat dikatakan karena pada siklus II ditemukan hasil

yaitu terdapat 19(86,4%) orang anak berada pada kriteria sangat baik, serta

terdapat 3(13,6%) orang anak berada pada kriteria baik, dan pada tahap ini tidak

ditemukan anak yang berada pada kriteria cukup dan kurang.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yaitu:

1. Disarankan kepada guru untuk dapat menciptakan metode pembelajaran yang

menarik seperti metode bermain peran yang berguna untuk meningkatkan

kecerdasan anak terutama kecerdasan verbal linguistiknya.

2. Bagi sekolah terutama kepada kepala sekolah diharapkan untuk dapat

menyediakan sarana dan prasarana belajar dan bermain anak, baik di dalam

kelas maupun di luar kelas seperti buku, media-media pembelajaran dan

alat-alat bermain di luar kelas yang dapat meningkatkan kecerdasan anak.

3. Kepada para guru PAUD agar memperhatikan dan mengembang

kankecerdasan verbal linguistik muridnya, terutama bagi anak yang

(25)

78

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2011. PenelitianTindakanKelas. Bandung: YramaWidya

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.

Ayuningsih, Diah. 2012 Psikologi Perkembangan Anak Pola Pendidikan Sesuai Karakter dan Kepribadian Anak. Yogyakarta: PustakaLarasati.

Cahyo, Agus. 2011. Game KhususPenyeimbangOtakKanandanKiriAnak. Jogjakarta: Flash Books.

Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru MelaluiPenelitianTindakanKelas. Medan: PascaSarjanaUnimed.

Djiwandono, Soenardi. 2008. TesBahasa. Jakarta: Indeks.

Fadlillah, Muhammad. 2012. DesainPembelajaran PAUD. Jogjakarta: ArRuzz Media.

Indriati, Etty. 2011. KesulitanBicaradanBerbahasapadaAnak. Yogyakarta: Prenada.

Istarani. 2011. 58 Model PembelajaranInovatif. Medan: Media Persada.

Jatmika, Yusep Nur.2012. RagamAktivitasHarianuntuk Playgroup. Jakarta: Diva Press

Kusmayadi, Ismail. 2011. MembongkarKecerdasanAnak. Jakarta Timur: GudangIlmu.

Lwin, May, dkk. 2008. Cara MengembangkanBerbagaiKomponenKecerdasan. Jakarta: Indeks.

Musfiroh, Tadkiroatum. 2005. BermainSambilBelajardanMengasahKecerdasan. Jakarta: Depdiknas.

Safriyani, Hanasah, dkk. 2011. 99 Ide Kegiatan Main PeranuntukAnakUsiaDini 5-8 Tahun. Jakarta Selatan: Indocamp.

(26)

79

Sujiono, Yuliani, dkk. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.

Uno.Hamzah. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses BelajarMengajar yang KreatifdanEfektif. Jakarta: BumiAksara.

Gambar

Tabel 3.1.     Lembar Observasi Peningkatan Kecerdasan Verbal Linguistik Anak ............
Gambar 2.1.     Peta Kompetensi Pengembangan Bahasa .................................................
gambar dan warna, melalui nada-nada suara, melalui interaksi dengan orang lain,

Referensi

Dokumen terkait

Research on revitalization of family medicinal plant (TOGA) conservation done at Kampong Pabuaran (Cibanteng village), and Kampong Gunung Leutik ( Benteng

Metode pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan pendidik atau guru untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar yang diterapkan kepada siswa sebagai

Penarnbahan sukrosa dalam pernbuatan produk makanan berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi

Informasi keuangan akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada pemakainya yang erat kaitannya dengan teori keagenanB. Merujuk pada hasil-hasil

Dalam melakukan penyusupan, kapal selam kerap kali menggunakan shadow zone yang merupakan zona dimana hampir tidak terjadi perambatan gelombang suara, sehingga kapal selam

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek yang menjadi fokus penelitian dalam tesis ini sesuai dengan data yang diperoleh baik dari pustaka

pada mahasiswa Putra Pembinaan Prestasi Pencak Silat JPOK FKIP UNS 2014, (2) Square memiliki pengaruh yang lebih baik dan efektif dari pada Tabata Terhadap Peningkatan

Sedangkan uji F diperoleh hasil p-value sebesar 0,000 < p-penelitian (0,05), sehingga membuktikan bahwa variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem,