OTORITAS JASA
KEUANGAN
S AL I N A N
KEPUTUSAN 6EWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-48 /NB.l/2017
TENT ANG
PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA
DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN
Menimbang : a. bahwa Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia sebagairnana terakhir ditetapkan berdasarkan Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia 19/2/PDG/2017 tanggal 17 Mei 2017 telah memperoleh pengesahan dari Otoritas Jasa Keuangan melalui Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP- 25/NB.1/2017 tanggal 26 Mei 2017 tentang Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia;
b. bahwa Peraturan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah diubah berdasarkan Peraturan Dewan Gubemur Bank Indonesia selaku Pendiri Dana Pensiun Bank Indonesia nomor 19 / 6 / PDG / 2017 tanggal 18 Agustus 2017 ten tang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia;
c. bahwa dengan surat nomor 19/57 /GBI/DSDM/Srt/B tanggal 18 Agustus 2017 hal Permohonan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia, Gubernur Bank Indonesia telah mengajukan permohonan pengesahan atas perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia;
d. bahwa permohonan pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam huruf c te:lah memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d terse but di atas, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ten.tang Pengesahan atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 ten.tang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 ten tang Otoritas J asa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507);
4. Keputusan Presiden Nomor 87/P Tahun 2017 Tanggal 18 Juli 2017 ten.tang Pengangkatan dalam Keanggotaan Dewan Komisioner OJK;
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 13/POJK.05/2016 ten.tang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pengesahan Atas Perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5852);
6. Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/KDK.02/2017 Ten.tang Pendelegasian Wewenang Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan;
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
- 2 -
7. Keputusail Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-45/D.02/2017 Tentang Pendelegasian Wewenang Kegiatan Operasional Otoritas Jasa Keuangan.
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA.
Mengesahkan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia, berkedudukan di Jakarta, yang ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubemur Bank Indonesia nomor 19/6/PDG/2017 tanggal 18 Agustus 2017 ten tang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia.
Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-25 /NB.l/2017 tanggal 26 Mei 2017 ten tang Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia, dinyatakan tidak berlaku.
Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan;
2. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank II;
3. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank IA;
4. Direktur Kelembagaan dan Prociuk Industri Keuangan Non Bank;
5. Gubernur Bank Indonesia selaku Pendiri Dana Pensiun Bank Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 201 7
a.n. DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN DEPUTI KOMISIONER PENGAWAS IKNB I
Salinan ini sesuai dengan aslinya, Kepala Bagian Administrasi
Bidang Pengawasan Sektor IKNB ttd,-
EDY SETIADI
j
OTORITAS JASA KEUANGAN [ : DIREKTORAT KELE!IIBAGMN DAN INFORMASI IKNB TELAH DICATAT DALAM BUKU DAFTAR UMUMI
� I NOMORt.r:
/\NG
�� .. :
()--, 0
f.
Coco I , 9('� \(..b
�V'teM�
W\".)--41D BANK INDONESIA
DEWAN GUBERNUR
PERATURAN DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 6 /PDG/2017
TENTANG
PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA
Menimbang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
a. bahwa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, Bank Indonesia memberikan jaminan hari tua kepada pegawai demi kesinambungan penghasilan pada hari tua sehingga menimbulkan rasa aman bagi pegawai dan keluarganya yang pada gilirannya dapat menunjang kegairahan kerja, loyalitas kepada Bank Indonesia, dan menciptakan semangat kerja yang terus meningkat;
b. bahwa guna mempertahankan daya beli penerima manfaat pensiun, Bank Indonesia sebagai pendiri memandang perlu untuk menetapkan kenaikan manfaat pensiun;
c. bahwa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai dana pensiun, setiap kenaikan manfaat pensiun yang ditetapkan Bank Indonesia sebagai pendiri wajib dituangkan dalam peraturan dana pensiun dari dana pensiun Bank Indonesia;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, clan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Dewan Gubernur tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia;
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Mengingat
Menetapkan
Halaman ... 2
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4962);
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN DEWAN GUBERNUR TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Dewan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
6
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
A/ rn1 nr-. IF4A) - 7013 -MeDC
2.
Halaman ... 3
Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun dengan manfaat yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun Bank Indonesia.
3. Dana Pensiun Bank Indonesia yang selanjutnya disebut DAPENBI adalah Dana Pensiun Bank Indonesia yang melaksanakan Program Pensiun Manfaat Pasti.
4. Peraturan Dana Pensiun DAPENBI yang selanjutnya disebut Peraturan DAPENBI adalah peraturan yang ditetapkan oleh pendiri, yang berisi ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan Program Pensiun Manfaat Pasti di Bank Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia ini.
5. Otoritas Jasa Keuangan adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Otoritas Jasa Keuangan.
6. Pendiri adalah Bank Indonesia.
7. Pengurus adalah orang perseorangan yang ditunjuk oleh Pendiri untuk menjalankan tugas kepengurusan DAPENBI.
8. Dewan Pengawas adalah orang ditunjuk oleh Pendiri untuk pengawasan terhadap DAPENBI.
perseorangan menjalankan
yang tug as
9. Penerima Titipan adalah bank umum yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenru perbankan.
10. Pegawai adalah pegawai Pendiri yang diangkat untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
11. Mantan Pegawai adalah Pegawai yang telah berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, memiliki masa kerja paling singkat 3 (tiga) tahun, belum menerima pembayaran manfaat pensiun, dan tidak mengalihkan haknya kepada Dana Pensiun lain.
12. Pensiunan adalah Pegawai yang telah berhenti bekerja atau pensiun dan telah menerima pembayaran manfaat pensiun sesuai dengan Peraturan DAPENBI.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
QI 1 ()1 nr. /�/IQ\ - ?()1 ':; -�Aonr
Halaman ...
4
13. Peserta adalah Pegawai, Mantan Pegawai, dan Pensiunan yang telah memenuhi syarat kepesertaan sesuai dengan Peraturan DAPENBl dan telah terdaftar pada DAPENBI.
14. Janda atau Duda adalah istri atau suami yang sah, dari Peserta yang meninggal dunia dan telah terdaftar pada DAPENBI sebelum Pegawai berhenti bekerja, pensiun, atau meninggal dunia.
15. Anak adalah semua anak yang sah dari Peserta, yang telah terdaftar pada DAPENBI sebelum Pegawai berhenti bekerja, pensiun, atau meninggal dunia.
16. Pihak yang Ditunjuk adalah seseorang yang ditunjuk oleh Pegawai yang menjadi Peserta untuk menerima manfaat pensiun dalam hal Pegawai yang bersangkutan tidak menikah, tidak mempunyai Anak, dan telah terdaftar pada DAPENBI sebelum Pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau meninggal dunia.
17. Pihak yang Berhak adalah Janda atau Duda, Anak, atau Pihak yang Ditunjuk.
18. Usia Pensiun Normal adalah usia tertentu bagi Pegawai setelah memenuhi persyaratan Peraturan DAPENBI untuk mendapatkan manfaat pensiun normal.
19. Batas U sia Maksimum Pensiun adalah suatu batas usia wajib pensiun bagi Pegawai tertentu yang masih bekerja pada Pendiri setelah Usia Pensiun Normal.
20. Masa Kerja Efektif adalah suatu jangka waktu tertentu yang dihitung sejak tanggal pendaftaran Pegawai menjadi Peserta sampai dengan tanggal penetapan berhenti bekerja.
21. Masa Kerja adalah Masa Kerja Efektif, masa kerja yang dibawa dari Dana Pensiun lain, dan/ atau masa bakti veteran yang disetujui Pendiri, yang menjadi dasar perhitungan manfaat pensiun.
22. Manfaat Pensiun adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara berkala atau sekaligus kepada Pensiunan atau Pihak yang Berhak.
23. Manfaat Pensiun Normal adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta, yang mulai dibayarkan pada saat Pegawai yang
6
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1 n1 f)(; IF4R) - ?n1 "l -Mpf)("
Halaman ... 5
menjadi Peserta pensiun setelah mencapai Usia Pensiun Normal atau sesudahnya.
24. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang dibayarkan apabila Pegawai yang menjadi Peserta pensiun pada usia tertentu sebelum Usia Pensiun Normal.
25. Manfaat Pensiun Cacat adalah Manfaat Pensiun bagi Pegawai yang menjadi Peserta yang dibayarkan apabila Pegawai yang bersangkutan mengalami cacat.
26. Pensiun Ditunda adalah hak atas Manfaat Pensiun bagi Pegawai yang menjadi Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai Usia Pensiun Normal, yang ditunda pembayarannya sampa1 pada saat Pegawai yang bersangkutan telah mencapai usia pensiun dipercepat sampai dengan Usia Pensiun Normal.
27. Penghasilan Dasar Pensiun adalah gaji pokok terakhir Pegawai yang menjadi Peserta sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai remunerasi, termasuk uang penghargaan veteran.
28. Cacat adalah cacat fisik, cacat mental, dan/ atau cacat karena penyakit kronis yang bersifat total dan tetap yang menyebabkan Pegawai yang menjadi Peserta tidak mampu melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak diperoleh, sesuai dengan pendidikan, keahlian, keterampilan, dan pengalamannya, yang dinyatakan oleh dokter yang ditunjuk atau disetujui oleh Pendiri.
29. Registrasi Ulang adalah kegiatan pendaftaran ulang yang dilaksanakan secara berkala bagi Pensiunan dan Pihak yang Berhak yang menerima Manfaat Pensiun.
30. Penangguhan Pembayaran Manfaat Pensiun adalah Manfaat Pensiun yang untuk sementara tidak dibayarkan kepada Pensiunan atau Pihak yang Berhak karena tidak atau belum melakukan Registrasi Ulang.
G
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1n1 nr; IFL!R\ - ?01 'l -MPD<
Halaman ... 6
BAB II
DANA PENSIUN BANK INDONESIA
Bagian Kesatu
Nama dan Tempat Kedudukan
Pasal2
( 1) Pendiri mendirikan Dana Pensiun dengan nama Dana Pensiun Bank Indonesia.
(2) DAPENBI berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.
(3) DAPENBI dapat mendirikan cabang atau perwakilan di tempat lain.
(4) Pendirian cabang atau perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mendapatkan persetujuan Pendiri, dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pendirian cabang atau perwakilan Dana Pensiun.
Bagian Kedua
Tanggal Pendirian dan J angka Waktu
Pasal 3
(1) DAPENBI didirikan pada tanggal 14 Juli 1993 yaitu pada saat Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/01 /KEP/DIR tanggal 15 April 1993 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia memperoleh pengesahan Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Nomor KEP- 137 /KM.17 / 1993 tentang Pengesahan Peraturan Dana
Pensiun dari Dana Pensiun Bank Indonesia.
(2) DAPENBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia, yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 19 tanggal 8 Maret 1972 yang dibuat dihadapan Abdul Latief, Notaris di Jakarta.
(3) DAPENBI didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
G
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 nr; fFL!R) -,nn -Mi>nr
Halaman ... 7
Bagian Ketiga Asas dan Dasar
Pasal 4
DAPENBI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tabun 1945.
Bagian Keempat Maksud dan Tujuan
Pasal 5
(1) Maksud pendirian DAPENBI yaitu untuk mengelola dan menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti dengan mengembangkan dana untuk menjamin pembayaran Manfaat Pensiun.
(2) Tujuan pendirian DAPENBI yaitu untuk:
a. meningkatkan kesejabteraan Peserta; dan
b. memelibara kesinambungan pengbasilan pada bari tua.
Bagian Kelima Kekayaan DAPENBI
Pasal6
( 1) Kekayaan awal DAPENBI berasal dari kekayaan Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia sepanjang menyangkut program pensiun.
(2) Kekayaan DAPENBI dibimpun dari:
a. iuran Pendiri;
b. iuran Pegawai yang menjadi Peserta;
c. basil investasi; dan
d. pengaliban dari Dana Pensiun lain.
(3) Kekayaan DAPENBI terpisab dari kekayaan Pendiri.
(4) Kekayaan DAPENBI barus dikelola dengan baik dan aman agar diperoleb basil optimal dengan mengembangkan kekayaan DAPENBI sesuai dengan araban investasi yang ditetapkan oleb Pendiri dan tidak bertentangan dengan
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 f)(i IF4R) - 701.1 -MPDC:
Halaman ... 8
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun.
(5) Kekayaan DAPENBI tidak dapat dipinjamkan atau diagunkan sebagai jaminan atas suatu pinjaman.
BAB III PEND I RI
Bagian Kesatu Kewajiban Pendiri
Pasal 7 Kewajiban Pendiri terdiri atas:
a. membayar iuran yang menjadi bebannya;
b. memungut iuran Pegawai yang menjadi Peserta;
c. menyetor seluruh iuran sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b kepada DAPENBI setiap bulan, paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya;
d. membayar bunga atas hutang iuran sebagaimana dimaksud dalam huruf c yang belum disetor setelah melewati 2,5 (dua koma lima) bulan sejak tanggal jatuh tempo;
e. membayar denda dan menyetorkan ke Kantor Kas Negara atas keterlambatan Pengurus menyampaikan laporan berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan serta menyampaikan tembusan bukti setoran denda dimaksud sesuai dengan ketentuan;
f. menyampaikan laporan tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan, atas perubahan:
1. Pengurus;
2. anggota Dewan Pengawas; dan 3. arahan investasi;
g. memberikan data Pegawai dan Pihak yang Berhak yang berkaitan dengan kepesertaan Pegawai kepada DAPENBI;
dan
h. mendengarkan dan memperhatikan saran Pegawai untuk penetapan Peraturan DAPENBI dan perubahannya.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Bl 101 DG IF4B) - 2013 -MeDC
Halaman ... 9
Bagian Kedua Kewenangan Pendiri
Pasal 8 Kewenangan Pendiri terdiri atas:
a. menetapkan dan memberlakukan Peraturan DAPENBI beserta perubahannya;
b. menunjuk dan memberhentikan Pengurus;
c. menunjuk dan memberhentikan anggota Dewan Pengawas;
d. menetapkan pedoman tata kelola DAPENBI yang disusun oleh Pengurus;
e. menunjuk dan mengubah penunjukan Penerima Titipan;
f. menetapkan dan mengubah arahan investasi;
g. mengesahkan laporan keuangan dan laporan investasi yang telah diaudit oleh akuntan publik;
h. mengesahkan program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan;
i. menyetujui pengalihan pengelolaan investasi DAPENBI kepada lembaga keuangan yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun, bersama dengan Dewan Pengawas; dan J. menetapkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Pengurus
dan anggota Dewan Pengawas.
Bagian Ketiga Tanggung Jawab Pendiri
Pasal9
(1) Pendiri bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban membayar Manfaat Pensiun.
(2) Dalam hal DAPENBI dibubarkan, Pendiri tetap bertanggung jawab atas iuran yang terhutang sampai pada saat DAPENBI dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pendanaan dan solvabilitas dana pensiun.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al 1 n1 nr.. 1i:.1A\ - ,n1 < -M,,n,
BAB IV PEN GURUS
Bagian Kesatu Keanggotaan Pengurus
Pasal 10
Halaman ... 10
(1) Pengurus ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Pendiri untuk mengelola DAPENBI dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
(2) Pengurus ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri yang ditetapkan dengan surat keputusan.
(3) Persyaratan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) meliputi:
a. kejujuran;
b. integritas; dan
c. persyaratan lain yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun.
(4) Setiap Pengurus harus membuat pernyataan secara tertulis tentang kesediaannya untuk:
a. ditunjuk sebagai Pengurus; dan b. tidak merangkap jabatan sebagai:
1. pengurus Dana Pensiun lain; dan/ a tau
2. komisaris, direksi, atau jabatan eksekutif, pada perusahaan atau badan hukum lain.
(5) Pengurus paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri atas 1 (satu) orang direktur utama dan 1 (satu) orang atau lebih direktu,r.
(1)
Bagian Kedua Masa Jabatan Pengurus
Pasal 11
Pengurus ditunjuk untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat ditunjuk kembali.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
OJ 1 n1 rv: /c110\ 1n1 "J -"A,,.nr
(2)
Halaman ... 11
Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan kurang dari 5 (lima) tahun berdasarkan keputusan Pendiri.
(3) Jabatan Pengurus berakhir apabila:
a. masa jabatan berakhir;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. diberhentikan oleh Pendiri;
e. dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunya1 kekuatan hukum tetap karena melakukan kejahatan;
a tau
f. DAPENBI bubar.
Pasal 12
(1) Pendiri dapat memberhentikan Pengurus sebelum masa jabatannya berakhir.
(2) Pengurus dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengunduran diri.
Pasal 13
( 1) Dalam hal terdapat kekosongan jabatan Pengurus karena alasan apapun, Pendiri harus menunjuk Pengurus yang baru paling lama 3 (tiga) bulan sejak terjadinya kekosongan jabatan.
(2) Sebelum terdapat Pengurus baru yang ditunjuk oleh Pendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengurus yang masih menjabat melaksanakan tugas dan wewenang jabatan Pengurus yang kosong.
(3) Pengurus yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelesaikan masa jabatan Pengurus yang digantikan.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Bagian Ketiga Kewajiban Pengurus
Pasal 14 Kewajiban Pengurus terdiri atas:
Halaman ... 12
a. mengelola DAPENBI dengan mengutamakan kepentingan Peserta dan Pihak yang Berhak;
b. menyusun pedoman tata kelola DAPENBI dan menyampaikan kepada Pendiri untuk ditetapkan;
c. menginvestasikan kekayaan DAPENBI sesuai dengan arahan investasi yang ditetapkan Pendiri dengan sebaik
baiknya guna memperoleh hasil yang optimal;
d. memelihara buku, catatan, dan dokumen yang diperlukan untuk pengelolaan DAPENBI;
e. bertindak teliti, terampil, bijaksana, dan cermat dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam mengelola DAPENBI;
f. merahasiakan data dan informasi pribadi Peserta dan Pihak yang Berhak;
g. menyampaikan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pens1un;
h. menyampaikan laporan kepada Pendiri;
1. menyerahkan laporan keuangan, laporan investasi, dan memperlihatkan dokumen pendukungnya serta memberikan penjelasan yang diperlukan kepada akuntan publik yang ditunjuk;
J. menagih secara tertulis kepada Pendiri dan melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam hal Pendiri belum menyetor iuran kepada DAPENBI selama 3 (tiga) bulan berturut-turut sejak jatuh tempo;
k. mengumumkan Peraturan DAPENBI dan perubahannya yang telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan menempatkan dalam Berita Negara Republik Indonesia;
1. menerbitkan surat keputusan mengenai hak atas Manfaat Pensiun sesuai dengan Peraturan DAPENBI;
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1n1 nr, IF4R). :inn -MPnr
m.
Halaman
J�
menyusun rencana investasi tahunan yang merupakan penjabaran arahan investasi yang paling sedikit memuat:
1. rencana komposisi jenis investasi;
2. perkiraan tingkat hasil investasi untuk masing
masing jenis investasi; dan
3. pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi;
n. menyampaikan rencana investasi tahunan sebagaimana dimaksud dalam huruf m paling lambat 2 (dua) bulan sebelum dimulainya tahun buku untuk mendapat persetujuan Dewan Pengawas;
o. menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada Pendiri dan Dewan Pengawas; dan
p. melakukan pembahasan secara berkala dengan Dewan Pengawas mengenai pendapat dan/ a tau saran dari Peserta mengenai portofolio investasi dan hasilnya.
Bagian Keempat
Kewenangan dan Hak Pengurus
Pasal 15 ( 1) Kewenangan Pengurus terdiri atas:
a. mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga untuk pelaksanaan Peraturan DAPENBI, pengelolaan administrasi DAPENBI, pengelolaan investasi, dan menjamin keamanan kekayaan DAPENBI;
b. melakukan tindakan hukum baik sendiri maupun bersama-sama untuk dan atas nama DAPENBI serta mewakili DAPENBI di dalam dan di luar pengadilan;
c. mengambil keputusan mengena1 penyusunan organisasi dan pengangkatan, pemberhentian, penetapan gaji dan penghasilan lainnya bagi pegawai DAPENBI, serta keputusan lain yang menjadi kewenangan Pengurus; dan
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 f)(i IF4R) - 701:l -Mf'DC
d.
Halaman
J4
meminta kepada Pendiri, Peserta, dan Pihak yang Berhak mengenai data yang berkaitan dengan kepesertaan pada DAPENBI.
(2) Pengurus berhak memperoleh gaJI, fasilitas, dan penghasilan lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya DAPENBI.
Bagian Kelima
Tanggung Jawab Pengurus Pasal 16
(1) Dalam melakukan tugasnya, Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri.
(2) Tanggung jawab Pengurus terdiri atas:
(1)
a. melaksanakan Peraturan DAPENBI;
b. mengelola DAPENBI sesua1 dengan Peraturan DAPENBI dan ketentuan peraturan perundang
undangan yang mengatur mengenai dana pensiun;
dan
c. baik sendiri maupun bersama-sama, bertanggung jawab secara pribadi atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan DAPENBI akibat tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan/ a tau kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan DAPENBI dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun, . dan mengembalikan kepada DAPENBI segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari kekayaan DAPENBI secara melawan hukum.
Bagian Keenam Rapat Pengurus
Pasal 17
Pengurus mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan dan sewaktu-waktu berdasarkan permintaan lebih dari l/2 (setengah) jumlah Pengurus.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al 1 ()1 f)r, /�,1A) - )()1 'l -MPf1<
(2)
(3) (4)
Halaman ... 15
Rapat Pengurus dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari Y2 {setengah) jumlah Pengurus.
Keputusan rapat Pengurus dianggap sah apabila disetujui oleh lebih dari l/2 {setengah) jumlah Pengurus yang hadir.
Dalam hal jumlah suara yang setuju dari Pengurus yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sama dengan yang tidak setuju, pemimpin rapat berwenang menetapkan keputusan akhir.
(5) Basil rapat Pengurus harus dibuat dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh pemimpin rapat dan 1 {satu) orang Pengurus lain yang ditunjuk oleh pemimpin rapat.
Pasal 18
{ 1) Pengurus dapat mengambil keputusan yang sah tan pa mengadakan rapat Pengurus, dengan syarat:
a. semua anggota Pengurus telah diberitahukan secara tertulis mengenai hal yang akan diputus; dan
b. lebih dari Y2 {setengah) jumlah Pengurus menyetujui hal yang akan diputus tersebut secara tertulis.
(2) Keputusan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti keputusan yang diambil dalam rapat Pengurus.
BABV
DEWAN PENGAWAS
Bagian Kesatu
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 19
{ 1) Dewan Pengawas ditunjuk oleh Pendiri dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
(2) Persyaratan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat { 1) meliputi:
a. kejujuran;
b. integritas; dan
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1 ()1 nr; IJC.1R\ - )()1 'l -MPn,
c.
Halaman ... 16
persyaratan lain yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun.
(3) Setiap anggota Dewan Pengawas harus membuat pernyataan secara tertulis tentang kesediaannya untuk ditunjuk sebagai Dewan Pengawas.
(4) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri yang ditetapkan dengan surat keputusan.
Pasal 20
(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling sedikit 4 (empat) orang, yang terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua Dewan Pengawas merangkap anggota; dan
b. 3 (tiga) orang atau lebih sebagai anggota Dewan Pengawas.
(2) Keanggotaan Dewan Pengawas berasal dari wakil Pendiri dan wakil Peserta dengan perbandingan jumlah yang sama.
(3) Ketua Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dijabat oleh salah satu wakil Pendiri yang ditunjuk oleh Pendiri.
(4) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Pegawai dan Pensiunan, yang masing-masing diajukan oleh wakil Pegawai dan wakil Pensiunan. ·
(5) Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat ditunjuk sebagai wakil Peserta dalam keanggotaan Dewan Pengawas.
(6) Anggota Dewan Pengawas yang berasal dari wakil Pendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berasal dari Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia atau dari
Pegawai.
(7) Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap jabatan
sebagai Pengurus.
0
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 f)(; IF4Rl - 701 '! -Mpf)(
Halaman ... 17
Bagian Kedua
Masa Jabatan Dewan Pengawas Pasal 21
(1) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat ditunjuk kembali.
(2) Pendiri dapat menunjuk Dewan Pengawas untuk masa jabatan kurang dari 5 (lima) tahun berdasarkan keputusan Pendiri.
(3) Jabatan Dewan Pengawas berakhir apabila:
a. masa jabatan berakhir;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. diberhentikan oleh Pendiri;
. e. dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan kejahatan;
f. wakil Pegawai berhenti bekerja bukan karena pensiun; atau
g. status badan hukum DAPENBI berakhir.
Pasal 22
(1) Pendiri dapat memberhentikan anggota Dewan Pengawas sebelum masa jabatannya berakhir.
(2) Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengunduran diri.
Pasal 23
(1) Dalam hal terdapat kekosongan jabatan Dewan Pengawas karena alasan apapun, Pendiri harus menunjuk anggota Dewan Pengawas yang baru paling lambat 3 (tiga) bulan sejak terjadinya kekosongan jabatan.
(2) Anggota Dewan Pengawas yang baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelesaikan masa jabatan anggota Dewan Pengawas yang digantikan.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 [)Ci !F4R\ - 7011 -MPf1t
Bagian Ketiga
Kewajiban Dewan Pengawas
Pasal 24 Kewajiban Dewan Pengawas terdiri atas:
Halaman
J�
a. melakukan pengawasan atas pengelolaan DAPENBI oleh Pengurus agar Peraturan DAPENBI, terutama maksud dan tujuan DAPENBI, dilaksanakan dengan baik;
b. menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasan kepada Pendiri paling lambat 2 (dua) bulan sejak laporan keuangan dan laporan investasi yang telah diaudit oleh akuntan publik diterima dari Pengurus dan mengumumkan salinannya kepada Peserta;
c. melakukan pembahasan secara berkala dengan Pengurus mengenai pendapat dan/ a tau saran dari Peserta atas perkembangan portofolio investasi dan hasilnya;
d. melaksanakan evaluasi tahunan dan menyusun hasil evaluasi secara tertulis atas penerapan pedoman tata kelola DAPENBI;
e. menyampaikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf d kepada Pendiri paling lambat 6 (enam) bulan setelah akhir tahun yang dievaluasi;
f. mengevaluasi kinerja investasi DAPENBI paling sedikit 2 (dua) kali untuk 1 (satu) tahun buku; dan
g. menyampaikan laporan evaluasi kinerja investasi DAPENBI semesteran kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir semester.
Bagian Keempat
Kewenangan dan Hak Dewan Pengawas
Pasal 25
( 1) Kewenangan Dewan Pengawas terdiri atas:
a. menunjuk akuntan publik dan aktuaris;
b. sewaktu-waktu memasuki gedung kantor dan halaman yang digunakan oleh DAPENBI dan memeriksa segala sesuatu yang dikuasai oleh atau
0
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Halaman
.J9
atas nama DAPENBI antara lain buku, bukti, surat, dan kas, baik sendiri maupun bersama-sama;
c. menunjuk pihak lain untuk membantu pelaksanaan tugas pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam huruf b;
d. meminta keterangan terkait dengan DAPENBI kepada Pengurus;
e. menyetujui rencana investasi tahunan yang disampaikan oleh Pengurus;
f. menyetujui pemilihan dasar penilaian atas investasi penempatan langsung saham berdasarkan metode ekuitas atas nilai yang ditetapkan oleh penilai independen;
g. dapat mengusulkan kepada Pendiri untuk mengenakan sanksi kepada Pengurus apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf f menunjukkan bahwa alasan Pengurus dalam menjelaskan ketidaksesuaian kinerja investasi DAPENBI dengan arahan investasi dan rencana investasi tahunan tidak dapat diterima; dan
h. mengusulkan kepada Pendiri untuk memberhentikan Pengurus apabila Pengurus melakukan tindakan yang bertentangan dengan tujuan DAPENBI atau melalaikan kewajiban dan tanggung jawabnya.
(2) Hak Dewan Pengawas terdiri atas:
a. menerima honorarium dan penghasilan lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya DAPENBI; dan
b. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Pendiri mengenai hal yang memerlukan persetujuan dan/ a tau pengesahan Pendiri.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1111 nr. /J:'1R\. )111 < .M,,n,
Bagian Kelima
Tanggung Jawab Dewan Pengawas Pasal 26
Halaman ;?Q
Dalam melakukan pengawasan atas pengelolaan DAPENBI, Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri.
Bagian Keenam Rapat Dewan Pengawas
Pasal 27
(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun dan/atau sewaktu-waktu berdasarkan permintaan lebih dari % (setengah) jumlah anggota Dewan Pengawas.
(2) Panggilan untuk rapat Dewan Pengawas harus dilakukan oleh ketua Dewan Pengawas dengan surat resmi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan dengan menyebutkan hari, tanggal, waktu, tempat rapat, dan keterangan singkat tentang hal yang akan dibahas.
(3) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh:
a. ketua Dewan Pengawas; atau
b. salah seorang anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk oleh ketua Dewan Pengawas apabila ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir.
(4) Rapat Dewan Pengawas sah apabila dihadiri oleh lebih dari V2 ( setengah) jumlah anggota Dewan Pengawas.
(5) Kehadiran anggota Dewan Pengawas dalam rapat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh.
(6) Kehadiran anggota Dewan· Pengawas dalam rapat Dewan Pengawas tidak dapat dikuasakan atau diwakilkan kepada anggota Dewan Pengawas lain atau pihak lain.
0
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al 101 nr; {F4A) - ;)1)1 < -MPn,
Halaman
.�J
Pasal 28
(1) Keputusan rapat Dewan Pengawas dianggap sah apabila disetujui oleh lebih dari % (setengah) jumlah anggota Dewan Pengawas yang hadir.
(2) Dalam hal jumlah suara yang setuju dari anggota Dewan Pengawas yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama dengan yang tidak setuju, pem1mpm rapat berwenang menetapkan keputusan akhir.
(3) Hasil rapat harus dibuat dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh pemimpin rapat dan 1 (satu) orang anggota Dewan Pengawas lain yang ditunjuk oleh pemimpin rapat.
Pasal 29
(1) Dewan Pengawas dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Dewan Pengawas dengan syarat:
a. semua anggota Dewan Pengawas telah diberitahukan secara tertulis mengenai hal yang akan diputus; dan b. lebih dari % (setengah) jumlah anggota Dewan
Pengawas menyetujui hal yang akan diputus tersebut secara tertulis.
(2) Keputusan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Pengawas.
BAB VI LAPORAN Bagian Kesatu Laporan Pendiri
Pasal 30
Pendiri menyampaikan laporan tertulis kepada Otoritas Jasa Keuangan, atas perubahan:
a. Pengurus, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan;
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
DI 11'\1 r\f: /CJIO\ "")f'\1:> �A,..r'\r
b.
Halaman 22
anggota Dewan Pengawas, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal perubahan; dan
c. arahan investasi, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan.
. Bagian Kedua Laporan Pengurus
Paragraf 1
Laporan Pengurus kepada Pendiri Pasal 31
(1) Pengurus wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Pendiri mengenai kepengurusan dan laporan keuangan untuk setiap tahun buku yang bersangkutan paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun buku.
(2) Pengurus wajib menyampaikan laporan keuangan dan laporan investasi yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Pendiri melalui Dewan Pengawas, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah laporan diterima dari akuntan publik, untuk memperoleh pengesahan.
(3) Dalam hal setelah melewati jangka waktu 2 (dua) bulan sejak laporan diterima oleh Pendiri, Pendiri belum memberikan keputusan, laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggap telah disahkan oleh Pendiri.
(4) Pengesahan atas laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) memberikan pelunasan dan pembebasan (acquit et de charge) sepenuhnya kepada Pengurus dari tanggung jawab atas segala tindakan atau perbuatan hukum dalam tahun buku yang lalu, tanpa mengurangi tanggung jawab Pengurus
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2).
sebagaimana
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
QI 1 f"l1 nr: /�A.CJ\_ 7n1 � _Pi.Aanr
Halaman ... 23
Paragraf 2
Laporan Pengurus kepada Dewan Pengawas
Pasal 32
Pengurus harus menyampaikan laporan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada Dewan Pengawas paling sedikit 6 (enam) bulan sekali.
Paragraf 3
Laporan Pengurus kepada Otoritas Jasa Keuangan
Pasal33
Laporan Pengurus kepada Otoritas Jasa Keuangan terdiri atas:
a. laporan keuangan;
b. laporan investasi;
c. laporan teknis;
d. laporan aktuaris;
e. laporan perubahan penunjukan Penerima Titipan; dan f. laporan lainnya.
Paragraf 4
Informasi kepada Peserta
Pasal 34
Pengurus wajib menyampaikan informasi kepada Peserta mengena1:
a. laporan aset neto, laporan perubahan aset neto, catatan atas laporan keuangan, neraca dan perhitungan hasil usaha, menurut bentuk, susunan, dan waktu yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang
undangan yang mengatur mengenai dana pensiun;
b. hal yang timbul terkait kepesertaannya dalam bentuk dan waktu yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pens1un;
c. setiap perubahan Peraturan DAPENBI dan/ atau ketentuan lain yang perlu diketahui;
DEWAN GUBERNUR Halaman .�4 BANK INDONESIA
RI 1n1 f){; IF4R) - :>01, -MPf11
d. perkembangan portofolio investasi dan hasilnya, paling singkat 6 ( enam) bulan sekali;
e. ringkasan dari laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan paling lambat 1 (satu) bulan setelah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan; dan
f. ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas atas kinerja investasi.
BAB VII PROGRAM KERJA
Pasal 35
(1) Pengurus harus membuat program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf h.
(2) Program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) harus telah diajukan oleh Pengurus kepada Pendiri paling lambat 2 (dua) bulan sebelum dimulainya tahun buku berikutnya untuk mendapatkan persetujuan Pendiri.
(3) Program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan yang disampaikan oleh Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disahkan oleh Pendiri paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum dimulainya tahun buku berikutnya.
(4) Dalam hal program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum memperoleh persetujuan dari Pendiri sampai dengan 15 (lima belas) hari sebelum dimulainya tahun buku berikutnya, Pengurus menggunakan anggaran pengeluaran untuk:
a. manfaat pensiun;
b. biaya investasi;
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
DI 1f'\1 f'\I:. /CAD\ '1()1 � -�Anr"\r
c.
Halaman ... 25
biaya operasional, yang terdiri atas:
1. gaJ1 atau honorarium pegawai DAPENBI, Pengurus, dan Dewan Pengawas;
2. biaya kantor;
3. biaya pemeliharaan;
4. biaya jasa pihak ketiga, yang meliputi:
a) biaya bank;
b) biaya akuntan publik;
c) biaya aktuaris;
d) biaya notaris;
e) biaya penilai independen;
f) biaya pengacara;
g) biaya pengamanan;
h) biaya sewa;
i) biaya langganan media massa informasi;
5. biaya operasional lain, yang meliputi:
a) biaya kendaraan dinas;
b) biaya bahan bakar;
c) biaya pengangkutan;
d) biaya premi asuransi;
e) biaya kesehatan pegawai DAPENBI;
f) biaya perjalanan dinas;
dan
g) biaya keanggotaan organ1sas1 Dana Pensiun;
h) biaya yang ditetapkan oleh pengadilan;
i) biaya sanksi administrasi bagi Dana Pensiun;
j) pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan; dan d. pajak,
dengan nilai sesuai anggaran tahun sebelumnya, sampai dengan Pendiri menyetujui program kerja dan rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan yang diajukan.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
BAB VIII PENERIMA TITIPAN
Pasal 36
Halaman
.�9
( 1) Penerima Ti ti pan kekayaan DAPENBI ditetapkan oleh Pendiri dengan surat penunjukan.
(2) Dalam pengelolaan titipan kekayaan DAPENBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengurus membuat perjanjian dengan Penerima Titipan.
(3) Isi perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun yang paling sedikit memuat:
a. tugas, wewenang, dan tanggung jawab Penerima Ti ti pan;
b. biaya penitipan dibebankan kepada DAPENBI; dan c. pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan
informasi dan menyediakan buku, catatan, dan dokumen terkait dengan kekayaan DAPENBI yang dititipkan untuk pemeriksaan oleh Otoritas Jasa Keuangan, akuntan publik yang ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan, Dewan Pengawas, atau auditor yang ditunjuk Dewan Pengawas.
(4) Pengurus harus melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan atas perubahan:
a. Penerima Titipan yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan/atau
b. perjanjian penitipan kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al 11)1 nr.; {�,!A\ - )1)1 < -M1>n1
BAB IX
TAHUN BUKU DAN BIAYA
Bagian Kesatu Tahun Buku
Pasal37
Halaman .�7
Tahun buku DAPENBI dimulai pada tanggal 1 Januari dan ditutup pada tanggal 31 Desember tahun berjalan.
Bagian Kedua Biaya DAPENBI
Pasal 38
(1) Segala biaya atau pengeluaran yang berkaitan dengan penyelenggaraan serta pengelolaan administrasi dan kekayaan DAPENBI menjadi beban DAPENBI.
(2) Biaya yang dibebankan kepada DAPENBI sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) meliputi:
a. biaya investasi yang terdiri atas:
1. biaya transaksi yang meliputi:
a) biaya pengalihan investasi; dan b) biaya pengelolaan investasi;
2. biaya pemeliharaan tanah dan bangunan;
3. biaya penyusutan b.::i.ngunan;
4. biaya manajer investasi;
5. biaya investasi lain yang meliputi:
a) biaya penitipan;
b) biaya selisih kurs; dan
c) biaya penghapusan investasi; dan 6. biaya asuransi bangunan;
b. biaya operasional yang terdiri atas:
1. gaji atau honorarium pegawa1 DAPENBI, Pengurus, dan Dewan Pengawas yang meliputi:
a) gaji dan emolumen;
b) honorarium;
c) biaya lembur;
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al 1n1 nr. t�'1A\ _ ?fl1 :i -M,,n,
tunjangan hari raya;
bonus;
bantuan biaya perjalanan cuti;
Halaman .�$
d) e) f) h) g) i)
j)
biaya penggantian pelepasan hak cuti;
biaya penghargaan masa pengabdian;
uang pesangon;
k) 1) m)
uang penggantian hak yang seharusnya diterima;
uang penghargaan masa kerja;
biaya premi asuransi; dan
biaya iuran pensiun pegawai DAPENBI;
2. biaya kantor yang meliputi:
a) biaya alat tulis, alat kantor, dan barang cetakan;
b) biaya hubungan telekomunikasi untuk Pengurus dan pegawai tertentu yang ditetapkan oleh Pengurus;
c) biaya listrik, air, dan gas;
d) biaya ekspedisi;
e) biaya meterai;
f) biaya rapat dan perjamuan;dan g) biaya penelitian dan pengembangan;
3. biaya pemeliharaan yang meliputi:
a) biaya pemeliharaan gedung dan inventaris;
dan
b) biaya perbaikan gedung dan inventaris;
4. biaya penyusutan yang meliputi:
a) biaya penyusutan bangunan kantor;
b) biaya penyusutan inventaris kantor; dan c) biaya penyusutan aktiva operasional;
5. biaya jasa pihak ketiga yang meliputi:
a) biaya bank;
b) biaya akuntan publik;
c) biaya aktuaris;
d) biaya konsultan;
e) biaya notaris;
f) biaya penilai independen;
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Bl 101 DG IF48) - 2013 -MeDC
Halaman ... 29 h) g)
biaya pengacara;
biaya pengamanan;
i) biaya sewa; dan
j) biaya langganan media massa dan informasi;
6. biaya operasional lain yang meliputi:
a) biaya kendaraan dinas;
b) biaya bahan bakar;
c) biaya hubungan kemasyarakatan;
d) biaya pengangkutan;
e) biaya perpustakaan;
f) biaya penerimaan pegawai DAPENBI;
g) biaya serah terima jabatan;
h) biaya pendidikan dan pelatihan;
i) biaya premi asuransi;
j) biaya kesehatan pegawai DAPENBI;
k) biaya perjalanan dinas;
1) biaya pembelian pakaian lengkap Pengurus dan pakaian kerja pegawai dasar DAPENBI;
m) biaya rekreasi Pengurus dan pegawa1 DAPENBI;
n) biaya kesejahteraan pegawai DAPENBI;
o) biaya representasi Pengurus;
p) biaya keanggotaan organ1sas1 Dana Pensiun;
q) biaya informasi kepada Pegawai, Pensiunan, dan Pihak yang Berhak;
r) biaya sosialisasi Peserta dan pembinaan Pensiunan;
s) biaya yang ditetapkan oleh pengadilan;
t) biaya sanksi administrasi bagi Dana Pensiun;
u) biaya pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan;
v) biaya pembubaran dan likuidasi Dana Pensiun; dan
w) uang transportasi; dan
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 DG IF48) - 2013 -MeDC
c. pajak yang terdiri atas:
1. pajak penghasilan badan;
2. pajak bumi dan bangunan;
3. pajak penghasilan pribadi;
4. pajak atas selisih kurs;
5. pajak pertambahan nilai; dan 6. pajak atas Manfaat Pensiun.
BABX KEPESERTAAN
Bagian Kesatu Syarat Kepesertaan
Pasal 39
Halaman .�Q
(1) Setiap Pegawai yang telah terdaftar pada DAPENBI sampai dengan disahkannya Peraturan DAPENBI ini oleh Otoritas Jasa Keuangan berhak menjadi Peserta sejak tanggal pengangkatan menjadi Pegawai.
(2) Kepesertaan pada DAPENBI dimulai sejak Pegawai terdaftar sebagai Peserta dan berakhir pada saat:
a. meninggal dunia;
b. berhenti bekerja dan telah mengalihkan haknya ke Dana Pensiun lain; atau
c. berhenti bekerja pada usia pensiun dan mengambil hak atas Manfaat Pensiunnya secara sekaligus.
(3) Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut hak dari DAPENBI apabila yang bersangkutan masih memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan DAPENBI dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun.
(4) Pegawai yang menghendaki dan memenuhi persyaratan untuk menjadi Peserta DAPENBI wajib mendaftarkan diri sebagai Peserta dan menyatakan kesediaan untuk membayar iuran kepada DAPENBI yang berasal dari pemotongan gaji Pegawai yang bersangkutan.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Halaman }J
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Peserta dan Pihak yang Berhak
Pasal 40
( 1) Pegawai yang memiliki masa kepesertaan pada DAPENBI paling singkat 3 (tiga) tahun berhak atas Manfaat Pensiun sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan DAPENBI.
(2) Peserta dan Pihak yang Berhak harus memenuhi kewajiban serta menaati peraturan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan DAPENBI.
(3) Pegawai yang menjadi Peserta wajib membayar 1uran Peserta setiap bulan.
(4) Peserta dapat menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada Pendiri, Dewan Pengawas, dan/atau Pengurus.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan
Pasal 41
( 1) Pendiri wajib mendaftarkan Pegawai yang memenuhi syarat kepesertaan sebagaimana dimaksud dalam P9-sal 39 ayat (1) dan ayat (4), dengan mengisi formulir yang disediakan oleh DAPENBI.
(2) Pendiri wajib melaporkan kepada DAPENBI apabila terjadi penambahan atau pengurangan Pegawai yang menjadi Peserta, dengan mengisi formulir yang disediakan oleh DAPENBI.
(3) DAPENBI menerbitkan kartu sebagai tanda kepesertaan dalam DAPENBI dan menyampaikan kepada Peserta.
(4) Kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku sampai dengan berakhirnya masa kepesertaan dalam DAPENBI.
(5) Bentuk formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), serta bentuk kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan oleh Pengurus.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Bagian Keempat
· 32
Halaman ...
Penunjukan dan Penggantian Pihak yang Berhak
Pasal42
Pegawai yang telah terdaftar pada DAPENBI wajib menyampaikan daftar susunan keluarga yang dilakukan secara bersamaan dengan pendaftaran kepesertaan, dengan mengisi formulir yang disediakan oleh DAPENBI.
Pasal43
( 1) Dalam hal Pegawai telah menikah, susunan keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 terdiri atas istri atau suami dan Anak.
(2) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta tidak mempunyai istri atau suami, dan Anak, yang berhak atas Manfaat Pensiun, Pegawai dapat menunjuk pihak lain sebagai Pihak yang Ditunjuk untuk menerima Manfaat Pensiun.
(3 ) Penunjukan Pihak yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan batal dan tidak berlaku apabila Pegawai atau Mantan Pegawai yang bersangkutan menikah dan/ atau mempunyai Anak dan didaftarkan pada DAPENBI.
(4 ) Apabila terdapat perubahan Pihak yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. bagi Pegawai harus memberitahukan kepada Pendiri, b. bagi Mantan Pegawai yang bersangkutan harus
memberitahukan kepada DAPENBI,
paling lambat 30 {tiga puluh) hari setelah terjadinya perubahan.
Pasal 44
{ 1) Dalam hal istri, suami, a tau Anak se bagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat ( 1) atau Pihak yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) yang telah terdaftar pada DAPENBI meninggal dunia, yang
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 f)('; IF4Rl - ::>nn -Ml'DC
Halaman }�
bersangkutan hapus dari daftar susunan keluarga Peserta dan Pihak yang Ditunjuk.
(2) Dalam hal hubungan perkawinan Peserta dengan istri atau suami yang telah terdaftar pada DAPENBI menjadi putus, istri atau suami dimaksud hapus dari daftar susunan keluarga Peserta se bagai Pihak yang Berhak atas Manfaat Pensiun sejak putusan perceraian telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal45
( 1) Pegawai yang menjadi Peserta wajib melaporkan kepada Pendiri setiap terjadi perubahan susunan keluarga, pernikahan, perceraian, rujuk, kelahiran, kematian, alamat tern pat tinggal, dan/ atau perubahan lain yang dianggap perlu, dengan mengisi formulir yang disediakan oleh DAPENBI.
(2) Pensiunan dan Pihak yang Berhak wajib melakukan Registrasi Ulang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh DAPENBI.
(3) Pensiunan, Mantan Pegawai, dan Pihak yang Berhak wajib melaporkan kepada DAPENBI setiap terjadi perubahan susunan keluarga, pernikahan, perceraian, kematian, alamat tempat tinggal, dan/ atau perubahan lain yang dianggap perlu, dengan mengisi formulir yang disediakan oleh DAPENBI.
Pasal 46
(1) DAPENBI wajib mencatat pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan segala perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45.
(2) Akibat yang timbul karena kelalaian Peserta dan Pihak yang Berhak, atau apabila terdapat ketidakbenaran dalam memberikan keterangan yang diperlukan, merupakan tanggung jawab yang bersangkutan.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 101 I)(; 1�4R\ - J01 '.l -Mpl)("
Bagian Kelima Penetapan Tanggal Lahir
Pasal 47
Halaman ... 34
(1) Tanggal lahir atau usia Pegawai yang menjadi Peserta untuk menetapkan hak atas Manfaat Pensiun, ditentukan atas dasar tanggal lahir yang disebutkan dalam surat pengangkatan se bagai Pegawai berdasarkan bukti yang sah.
(2) Tanggal lahir a tau usia Janda atau Duda dan/ a tau Anak ditentukan atas dasar tanggal lahir yang terdaftar pada DAPENBI berdasarkan bukti yang sah.
Bagian Keenam Usia Pensiun
Pasal 48
(1) Usia Pensiun Normal ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) U sia pensiun dipercepat ditetapkan paling singkat 46 (empat puluh enam) tahun sampai dengan sebelum mencapai 56 (lima puluh enam) tahun.
(3) Dalam hal Pegawai masih tetap bekerja pada Pendiri setelah mencapai Usia Pensiun Normal maka Batas Usia Maksimum Pensiun adalah 62 (enam puluh dua) tahun.
(4) Pegawai yang dapat mencapai Batas Usia Maksimum Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam ketentuan Pendiri yang mengatur mengenai batas usia pensiun.
(5) Usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dihitung dalam satuan tahun dan bulan dengan ketentuan kurang dari 1 (satu) bulan dibulatkan menjadi 1 (satu) bulan penuh.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1()1 I")(; le4R). ?On -MPl"l!
Bagian Ketujuh Masa Kerja
Pasal 49
Halaman ... 35
Masa Kerja yang digunakan dalam perhitungan Manfaat Pensiun yaitu:
a. Masa Kerja Efektif;
b. masa kerja pada Dana Pensiun lain yang dananya dipindahkan kepada DAPENBI; dan
c. masa bakti veteran yang disetujui oleh Pendiri untuk diperhitungkan sebagai Masa Kerja.
Pasal 50
(1) Masa Kerja Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a bagi:
a. penerima Manfaat Pensiun Cacat; dan
b. Pegawai yang menjadi Peserta meninggal dunia sebelum Usia Pensiun Normal,
dihitung sampai dengan yang bersangkutan mencapa1 Usia Pensiun Normal.
(2) Masa Kerja Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a bagi Mantan Pegawai yang meninggal dunia dihitung sejak yang bersangkutan menjadi Peserta sampai dengan berhenti bekerja.
Pasal 51
(1) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta dan sebelumnya menjadi peserta pada Dana Pensiun pemberi kerja lain mengalihkan dananya kepada DAPENBI serta dana yang dialihkan tersebut melebihi kecukupan dana berdasarkan Peraturan DAPENBI, masa kerja pada Dana Pensiun lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf b diperhitungkan lebih lama dari Masa Kerja sebenarnya.
(2) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta dan sebelumnya menjadi peserta pada Dana Pensiun pemberi kerja lain mengalihkan dananya kepada DAPENBI serta dana yang dialihkan tersebut kurang dari kecukupan dana
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al rn1 nr; l�.dA\ - )()1 'l -MPn,
Halaman��
berdasarkan Peraturan DAPENBI, masa kerja pada Dana Pensiun lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf b diperhitungkan sesuai dengan dana yang dialihkan.
(3) Pegawai yang menjadi Peserta dan sebelumnya tidak menjadi peserta pada Dana Pensiun pemberi kerja lain, perhitungan Masa Kerja yang bersangkutan dimulai sejak menjadi Peserta pada DAPENBI.
Pasal52
(1) Pegawai yang menjadi Peserta yang berhenti bekerja dari Pendiri dan dipekerjakan kembali oleh Pendiri dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, masa selama tidak bekerja tersebut diperhitungkan sebagai Masa Kerja.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila Pegawai yang bersangkutan telah menenma pembayaran Manfaat Pensiun a tau mengalihkan hak atas Pensiun Ditunda ke Dana Pensiun lain menurut Peraturan DAPENBI, kecuali apabila hak yang telah dibayarkan atau dialihkan tersebut dikembalikan kepada DAPENBI dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 53
(1) Masa Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ditetapkan paling lama 32 (tiga puluh dua) tahun.
(2) Masa Kerja sebagai dasar · untuk menghitung Manfaat Pensiun ditetapkan dalam satuan tahun dan bulan dengan ketentuan apabila kurang dari 1 (satu) bulan dibulatkan menjadi 1 (satu) bulan penuh.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1()1 nr:; 1�4R\ - 701 '.l -Mpr)("
BAB XI I URAN
Bagian Kesatu Besar Iuran
Pasal 54
Halaman .'-?.
7.
(1) Iuran dibebankan kepada Pendiri dan Pegawai yang menjadi Peserta.
(2) Iuran Pegawai yang menjadi Peserta ditetapkan sebesar 7% (tujuh persen) dari Penghasilan Dasar Pensiun.
(3) Besarnya iuran Pendiri ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria, yang terdiri atas iuran normal dan/ atau iuran tambahan.
Bagian Kedua Pembayaran Iuran
Pasal 55
( 1) Pendiri wajib melaporkan kepada DAPENBI apabila terdapat perubahan Penghasilan Dasar Pensiun Pegawai yang menjadi Peserta.
(2) luran Pendiri dan iuran Pegawai yang menjadi Peserta harus dibayarkan dengan angsuran sebanyak 1 (satu) kali setiap bulan.
(3) Pembayaran iuran dimulai sejak Pegawai terdaftar sebagai Peserta dan berakhir pada saat Pegawai yang bersangkutan pens1un, berhenti bekerja, Cacat, atau meninggal dunia.
(4) Pendiri wajib menyetor seluruh iuran Pendiri dan iuran Pegawai yang menjadi Peserta kepada DAPENBI paling lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya.
( 1)
Pasal 56
Iuran Pendiri dan iuran Pegawai yang menjadi Peserta yang belum disetor setelah melewati 2,5 (dua koma lima) bulan sejak tanggal jatuh tempo, dinyatakan sebagai:
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1n1 nr.; 11'.IIR\ -Jnn -MPn,
a.
b.
Halaman 38
hutang Pendiri yang dapat segera ditagih dan tetap dikenakan bunga; dan
piutang DAPENBI yang memiliki hak utama dalam pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan, apabila Pendiri dilikuidasi.
(2) Bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu sebesar bunga tertinggi dari bunga deposito berjangka 1 (satu) tahun yang berlaku di bank umum milik Pemerintah, yang dihitung sejak hari pertama dari bulan pembayaran iuran tersebut jatuh tempo dan dibebankan kepada Pendiri.
(3) Pembayaran bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara sekaligus dengan penyetoran iuran bulan berikutnya.
Pasal 57
(1) Pembayaran iuran dapat ditangguhkan setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan, yang pengaturannya mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai dana pensiun.
(2) Pendiri bertanggung jawab atas segala 1uran yang terhutang sampai saat sebelum terjadinya penangguhan iuran.
BAB XII
MANFAAT PENSIUN Bagian Kesatu Manfaat Pensiun Pegawai
Pasal 58
Pegawai yang menjadi Peserta berhak atas Manfaat Pensiun Normal, Manfaat Pensiun Dipercepat, Manfaat Pensiun Cacat, atau Pensiun Ditunda.
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
Al 1 (11 nr:: l�AA\ - ?(11 < -�Aon,
Halaman
�9.
Pasal 59
(1) Pegawai yang menjadi Peserta yang pensiun pada saat mencapai Usia Pensiun Normal atau setelahnya, berhak atas Manfaat Pensiun Normal.
(2) Pegawai yang menjadi Peserta yang pens1un pada saat mencapai usia pensiun dipercepat, berhak memperoleh pembayaran atas Manfaat Pensiun setelah mencapai:
a. usia pensiun dipercepat; atau b. Usia Pensiun Normal.
(3) Pegawai yang menjadi Peserta dan berhenti bekerja karena mengalami Cacat, berhak atas Manfaat Pensiun Cacat.
(4) Pegawai yang menjadi Peserta dan berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan paling singkat 3 (tiga) tahun serta belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas Pensiun Ditunda.
(5) Berdasarkan pilihan Pegawai yang bersangkutan, Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat:
a. tetap berada di DAPENBI;
b. dialihkan ke Dana Pensiun pemberi kerja lain; atau c. dialihkan ke Dana Pensiun lembaga keuangan,
dalam hal Pegawai yang bersangkutan masih hidup dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah yang bersangkutan berhenti bekerja.
(6) Pensiun Ditunda dapat dibayarkan setelah Pegawai yang menjadi Peserta mencapai usia pensiun dipercepat atau setelahnya sesuai pilihan Pegawai yang bersangkutan.
Pasal 60
Dalam hal Mantan Pegawai meninggal dunia sebelum dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, berlaku ketentuan yang mengatur mengenai hak yang timbul terkait Dana Pensiun apabila Pegawai meninggal dunia dengan memperhatikan Masa Kerja Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2).
Pasal 61
Pegawai yang menjadi Peserta dan berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dipercepat serta memiliki masa
DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA
RI 1()1 nr; leJ.R\ - ,n, '! -MPf)(
Halaman 4.Q
kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, berhak atas akumulasi iuran Pegawai yang bersangkutan ditambah dengan bunga tertinggi dari bunga deposito berjangka 1 (satu) tahun yang berlaku pada bank umum milik Pemerintah selama periode kepesertaannya.
Bagian Kedua
Manfaat Pensiun bagi Janda atau Duda, Anak, dan Pihak yang Ditunjuk
Pasal 62
(1) Dalam hal Peserta meninggal dunia, Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Janda atau Duda.
(2) Dalam hal Peserta meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda atau Duda, atau Janda atau Duda meninggal dunia atau menikah kembali, Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Anak sampai dengan Anak mencapai usia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun.
(3) Dalam hal Pegawai yang menjadi Peserta atau Mantan Pegawai meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda a tau Duda dan/ a tau Anak, hak Pegawai a tau Man tan Pegawai yang bersangkutan atas Manfaat Pensiun dibayarkan secara sekaligus kepada Pihak yang Ditunjuk yang terdaftar terakhir pada DAPENBI.
Bagian Ketiga
Besar Manfaat Pensiun Peserta
Pasal63
(1) Besar Manfaat Pensiun Normal yang dibayarkan untuk setiap bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat ( 1), dihitung dengan menggunakan rumus Manfaat Pensiun Normal:
2,5% x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun