BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode survei untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para peternak kambing PE
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Untuk mengetahui pengaruh keuntungan peternak kambing PE, populasi penelitian adalah semua anggota kelompok ternak yang berasal dari 2 desa peternakan kambing PE dari wilayah Kecamatan Ngrambe, karena kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang mempunyai potensi untuk pengembangan peternakan dengan jumlah hewan besar dan kecil. Komoditas peternakan yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ternak kambing PE, hal ini terkait dengan ketersediaan bahan pakan hijau yang melimpah dari produksi pertanian perkebunan berikut limbah pertaniannya. Akan tetapi usaha peternakan kambing PE yang dilakukan oleh peternak masih konvensional dalam skala usaha peternakan rakyat.
commit to user 2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihannya mengacu pada kelompok secara acak. Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe yang menurut Dinas Peternakan dan Perikanan jumlahnya diperkirakan 105 peternak terdiri dari 4 kelompok tani. Untuk menghitung besarnya ukuran sampel digunakan Rumus Solvin sebagai berikut: 2 ) ( 1 N N n dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi = taraf signifikansi
Dengan nilai N = 105, taraf signifikansi yang dikehendaki sebesar 5%, maka perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut :
2 ) 05 , 0 ( 105 1 105 n 83 n
Maka besarnya sampel sebesar 83 peternak
Penelitian ini dilakukan di 2 desa sentra usaha ternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe yaitu Desa Sambirejo dan Desa Wakah. dipilihnya kedua desa tersebut karena desa tersebut merupakan daerah yang menyimpan
berbagai potensi sebagai penopang pengembangan perekonomian masyarakat dari berbagai aspek terutama potensi pertanian seperti perkebunan, peternakan, tanaman pangan dan hortikultura. Di Desa Wakah terdapat 2 kelompok tani yaitu Marga Rahayu dengan jumlah anggota 23 peternak, Wakah Sejahtera dengan jumlah anggota 27 peternak. Sedangkan Desa Sambirejo juga terdapat 2 kelompok tani yaitu Ngudi Wono dengan jumlah anggota 25 peternak, Margo Kencono 30 peternak.
C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang dipergunakan meliputi data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini data primer didapat dari hasil survei lapangan terhadap kelompok ternak di desa sampel, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan tertulis Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi dan buku-buku yang menunjang.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Keuntungan ternak kambing PE merupakan selisih antara penerimaan usaha ternak per bulan dengan biaya produksi per bulan, yang dihitung dalam satuan rupiah.
2. Modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk tanah yang digunakan untuk kegiatan usaha, baik untuk penanaman modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada, yang dihitung dalam satuan rupiah.
commit to user
3. Skala usaha menurut Prawirokusuma (1991), usaha yang bersifat tradisional diwakili oleh para petani dengan lahan sempit yang mempunyai 1-2 ekor ternak. Berdasarkan jumlah kepemilikan ternak yaitu skala usaha kecil (1-5 ekor), skala sedang (6-10 ekor), dan skala besar (> 10 ekor). 4. Pengalaman beternak adalah rentang waktu yang telah dilewati peternak
dalam beternak kambing PE yang diukur sejak peternak aktif secara mandiri sampai dengan waktu diadakannya penelitian dan dinyatakan dalam satuan tahun.
5. Menerima bantuan modal adalah besarnya modal yang diterima peternak dari pihak luar, baik dari pemerintah maupun pihak swasta yang dihitung dalam satuan rupiah.
1 1
D , Menerima bantuan modal
0 1
D , Tidak menerima bantuan modal
6. Mengikuti pelatihan adalah pengalaman yang dimiliki peternak dari berbagai pelatihan beternak kambing PE, yang dinyatakan dalam satuan tahun 1 2 D , Mengikuti Pelatihan 0 2
D , Tidak mengikuti pelatihan
E. Teknik Analisis Data
1. Untuk mengetahui pendapatan bersih usaha ternak kambing Pe adalah sebagai berikut (Saparinto, 2010) :
NR = TR–TC
Keterangan :
NR = Net Revenue (Pendapatan bersih) TR = Total Trvenue (Penerimaan total) TC = Total Cost (Biaya total)
Bila NR > 0 dan keuntungan > 0, maka usaha itu menguntungkan Selanjutnya dihitung R/C :
R/C pendapatan = Penerimaan : TC eksplisit
R/C keuntungan = penerimaan : (TC eksplisit + TC implisit)
Keterangan :
Apabila RC > 1, usaha tersebut menguntungkan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keuntungan peternak pembibitan atau penghasil anak kambing dan susu kambing, digunakan regresi linear berganda sebagai berikut :
LnMDL LnSU LnLU DM DP LnK 0 1 2 3 Keterangan :
K = keuntungan usaha ternak kambing PE (Rp)
0
= Intersep
MDL = Modal (Rp)
SU = Skala usaha (ekor)
LU = Lama usaha (tahun)
DM = Dummy menerima bantuan modal
1 1
D , Menerima bantuan modal
0 1
commit to user
DP = Dummy mengikuti pelatihan
1 2
D , Mengikuti Pelatihan
0 2
D , Tidak mengikuti pelatihan
Є = Distribusi error
Hasil analisis tersebut kemuadian gunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dikeluarkan dengan menggunakan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2000:212). Pengujian ini dilakukan dengan uji kolmogorove smirnove pada tingkat kepercayaan 5%. Apabila nilai hitung kolmogorove smirnove lebih kecil dari L tabel maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titk terbesar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.
Dasar pengambilan keputusan normalitas data menurut Ghozali (2006) adalah sebagai berikut :
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Autokorelasi
Menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji yang dipakai adalah uji Durbin Watson (DW), untuk tidak menolak hipotesis nol (tidak ada korelasi antar error) maka nilai diharapkan berada disekitar angka 2 (dari 1.5 sampai 2.5). Jika model mengandung autoregressive akan digunakan uji autokorelasi LM (lagrang Multiplier).
c. Heteroskedesitas
Uji Heteroskedesitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
commit to user
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan metode Uji Park. Dalam uji ini ditaksir menggunakan residual Ut sebagai proksi sehingga persamaanya adalah sebagai berikut
i LnXi i
LnUt2
Menurut Gujarati (2006), criteria ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tidak signifikan secara statistik atau nilai signifikansinya lebih dari 0,05.
d. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas saling berkorelasi, maka akan sulit menentukan variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Untuk menguji multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat VIF dan angka tolerance, jika VIF < 5 dan angka tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi multikolonieritas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance (Ghozali,2006).
commit to user 2. Uji Statistik
a. Uji Serempak (Uji F)
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak (simultan) adalah sebagai berikut:
H0 : b1,b2,b3,b4= 0; (modal, skala usaha, lama usaha, menerima
bantuan modal, mengikuti pelatihan secara simultan tidak
berpengaruh terhadap keuntungan usaha ternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe).
H1 : b1,b2,b3,b4≠ 0; (modal, skala usaha, lama usaha, menerima bantuan modal, mengikuti pelatihan secara simultan berpengaruh terhadap keuntungan usaha ternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe).
Untuk menguji hipotesis secara serempak digunakan statistik F (Ftest), dengan ketentuan jika hasil Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika hasil Fhitung < Ftabel, maka H0diterima dan H1ditolak (Gujarati, 2006).
b. Koefisien Determinasi (R)
Untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi berganda (R2). Jika R2 diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel independen semakin
commit to user
menerangkan variabel dependennya. Sebaliknya jika (R2) semakin kecil atau mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel independen semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variasi variabel dependennya. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi berganda (R2) berada diantara 0 dan 1 atau 0 ≤ (R2) ≤ 1 (Arikunto, 2006).
c. Uji Parsial ( Uji t )
Uji t pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel. Untuk
mendapatkan nilai thitung dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS Versi 17.0. Sedangkan nilai ttabeldigunakan taraf signifikasi α = 5% atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: H0 : b1,b2,b3,b4= 0; (modal, skala usaha, lama usaha, menerima
bantuan modal, mengikuti pelatihan secara simultan tidak berpengaruh terhadap keuntungan usaha ternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe).
H1 : b1,b2,b3,b4= 0; (modal, skala usaha, lama usaha, menerima bantuan modal, mengikuti pelatihan secara simultan berpengaruh terhadap keuntungan usaha ternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe).
Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan statistik t (ttest). Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Adapun langkah-langkah pengujian uji t (t-test) ini secara manual dapat dijelaskan seperti keterangan dalam buku Arikunto (2006: 148) sebagai berikut :
1) Langkah pertama adalah menentukan t hitung. Adapun rumus untuk menghitung t hitung adalah sebagai berikut:
t = r 2 r 1 2 n Keterangan : r = koefisien korelasi n = Jumlah data
2) Langkah kedua adalah menentukan t tabel dengan mencari pada table t pada α = 5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-2.
3) Langkah ketiga adalah membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Kriteria t hitung adalah sebagai berikut:
- Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis Nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.
- Jika t hitung < t tabel, maka hipotesis Nol (H0) diterima dan hipotesis kerja (Ha) ditolak.