• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA INGGRIS MAHASISWA PASCA SARJANA DENGAN ONE-TIME STRATEGY TRAINING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA INGGRIS MAHASISWA PASCA SARJANA DENGAN ONE-TIME STRATEGY TRAINING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/338740773

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA INGGRIS MAHASISWA PASCA SARJANA DENGAN ONE-TIME STRATEGY TRAINING

Article · December 2011

CITATIONS

8

READS

2,779 1 author:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Critical, Logical & Creative Thinking in a Reflective Classroom PracticesView project

referenceView project Suciana Wijirahayu

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka 17PUBLICATIONS   46CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Suciana Wijirahayu on 22 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)
(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA BAHASA INGGRIS

MAHASISWA PASCA SARJANA DENGAN ONE-TIME STRATEGY TRAINING Suciana Wijirahayu

PENDAHULUAN

Kenyataan yang dijumpai di perguruan tinggi di Indonesia adalah penguasaan bahasa Inggris mahasiswa Pasca Sarjana tidak memuaskan khususnya membaca teks dalam bahasa Inggris. Padahal teks-teks dalam bahasa Inggris sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar. Di duga, di antara faktor penyebabnya selain kualitas input dan keterbatasan waktu dalam mata kuliah bahasa Inggris ditambah lagi kurangnya pemakaian bahasa Inggris di luar kampus karena bahasa Inggris adalah bahasa asing di Indonesia. Bila keterbatasan ini tidak ditunjang dengan penguasaan strategi belajar bahasa asing yang dapat di peroleh dan dimanfaatkan secara optimal maka efektifitas belajar bahasa Inggris mahasiswa tidak optimal.

Dari angket yang dirancang oleh Oxford (1990) yaitu SILL (Strategy Inventory for Language Learning) yang diisi oleh 50 mahasiswa Program S2 Administrasi Pendidikan UHAMKA di akhir tahun 2006 didapatkan informasi bahwa prosentase mahasiswa yang menggunakan strategi belajar bahasa Inggris kurang dari 30%. Bahkan kurang dari 30% prosentase mahasiswa yang memanfaatkan memory, cognitive, metacognitive, dan compensation strategy yang diperlukan diantaranya untuk menguasai reading. Dari interview didapatkan informasi bahwa mereka belum menggunakan beberapa strategi tersebut karena belum mengenalnya.

One-time strategy training yang meliputi belajar dan berlatih satu atau lebih strategi dengan latihan yang sesuai dan dapat dilakukan di program bahasa regular (Oxford: 1990:202) sehingga dapat diaplikasikan di kampus seperti di program Pasca Sarjana. One-time strategy training memberikan informasi yang sesuai pada para mahasiswa tentang strategi tertentu yang dapat diajarkan dalam beberapa pertemuan. Dengan memberikan training strategi belajar bahasa tersebut diharapkan para mahasiswa dapat mengenal dan menguasai strategi tertentu yang sebelumnya tidak dikuasai sehingga dengan keterbatasan waktu perkuliahan dapat membantu efektifitas mereka dalam belajar bahasa Inggris.

Dilandasi kenyataan bahwa waktu perkuliahan bahasa Inggris mahasiswa Pasca Sarjana UHAMKA (MAP) yang sangat terbatas ( 16 kali pertemuan @ 120 menit), dengan input mahasiswa dengan latar belakang kemampuan berbahasa Inggris yang heterogen maka efektifitas peningkatan kemampuan berbahasa Inggris khususnya reading rendah. Peranan strategi belajar bahasa Inggris mahasiwa dalam hal ini akan menentukan keberhasilan atau kegagalan siswa. Dari hasil penelitian sebelumnya ternyata penguasaan dan pemakaian strategi belajar bahasa Inggris mahasiswa khususnya reading rendah. Bila One-time strategy training diberikan pada mahasiswa diharapkan penguasaan bahasa Inggris mahasiswa Pasca Sarjana khususnya reading dapat ditingkatkan. Maka hipotesa yang ingin diuji dalam penelitian ini adalah : Apakah One Time Strategy Training dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Pasca Sarjana UHAMKA khususnya reading.

TINJAUAN PUSTAKA

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang secara umum berarti seni berperang (Oxford, 1989:6). Kata yang lain yang berkaitan adalah tactics, yang berarti alat untuk mencapai keberhasilan. Dua ekspresi tersebut mempunyai karakteristik : rencana, kompetisi, manipulasi secara sengaja dan usaha untuk mencapai tujuan. Strategi belajar bahasa dalam hal ini adalah usaha yang dilakukan oleh pembelajar bahasa untuk mendukung pemerolehan, penyimpanana, penguasaan, dan penggunaan informasi. Oxford menambahkan bahwa strategi adalah specific action yang dilakukan oleh pembelajar untuk membuat proses belajar lebih mandiri, efektif, dan bisa diaplikasikan pada situasi yang berbeda.

Cognitive Strategies

(4)

Ada 4 set strategi kognitif menurut Oxford (1990:43), seperti tercantum pada bagan di bawah ini yaitu: latihan, penerimaan, pengiriman pesan, analisa, dan penciptaan masukan dan keluaran

Strategi untuk menerima dan mengirimkan pesan merupakan alat yang penting untuk belajar bahasa. Strategi tersebut diantaranya digunakan untuk mendapatkan ide secara cepat, sehingga membantu siswa untuk mencari ide pokok melalui skimming dan menemukan ide spesifik yang dicari melalui scanning. Dengan kata lain, siswa tidak perlu focus pada setiap kata perkata untuk mendapatkan informasi tersebut. Strategi lain dalam kelompok ini adalah menggunakan sumber- sumber informasi yang ada untuk pemahaman dan penyampaian pesan (produksi). Oxford (1990:44) menegaskan bahwa strategi ini membantu siswa untuk mendapatkan berbagai sumber, tertulis maupun tidak untuk mamahami dan menyampaikan pesan dalam bahasa Inggris.

Strategi menganalisa dan menyimpulkan adalah strategi yang biasa digunakan oleh siswa.

Oxford (1990) mengatakan bahwa siswa yang belajar bahasa khususnya yang dewasa cenderung

“reason out” bahasa asing yang mereka pelajari. Namun demikian, beberapa siswa yang belajar bahasa gagal untuk melewati fase ini karena mereka salah atau terlalu banyak menggunakan strategi analyzing dan reasoning.

Compensation Strategies

Strategi kompensasi memungkinkan siswa menggunakan bahasa yang baru secara komprehensif dari keterbatasan pengetahuan bahasa yang ada. Strategi kompensasi ditujukan untuk mengatasi hambatan tata bahasa khususnya perbendaharaan kata. Ada 10 set strategi kompensasi yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: menebak secara pintar dan mengatasi keterbatasan dalam berbicara dan menulis.

Strategy Training

Bila kita mengetahui bagaimana siswa belajar bahasa maka kita bisa membantu mereka belajar dengan lebih efektif. Dalam hal training strategi belajar bahasa Oxford (1990:201) menyebutkan bahwa strategi terbaik belajar bahasa tidak hanya berkaitan dengan strategi itu saja tetapi juga dengan perasaan, keyakinan dan tanggung jawab dalam belajar bahasa. Hal tersebut berkaitan erat dengan perubahan peran sebagai akibat dari penggunaan strategi belajar bahasa. Oxford menambahkan “Unless learners alter some of their old beliefs about learning, they will not be able to take advantage of the strategies they acquire in strategy training,”. Dengan kata lain strategy training juga meliputi aspek lain seperti fungsi bahasa yang digunakan di dalam kelas dan di luar kelas, tugas grup atau individu, accuracy atau fluency, learning versus acquisition, dan belajar bahasa yang yang

berbeda dengan mata kuliah lainnya.

Perlunya Strategy Training

Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan bahasa Inggris perlu belajar bagaimana belajar

bahasa itu sendiri dan para dosen di sisi lain dalam hal ini perlu belajar bagaimana membantu proses

tersebut. Walaupun belajar adalah bagian alamiah dari kehidupan manusia, kemampuan secara

sengaja mengendalikan proses belajar dan menggunakan strategi belajar harus dipertajam melalui

training. Grace Cho dan Debra Decastro-Ambrostti ( 2002) dari hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa Strategy Training khususnya diperlukan pada pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa

asing (EFL). Menurut Oxford (1990:201) bahwa belajar bahasa asing memerlukan partisipasi aktif

dari mahasiswa. Bila yang harapan mahasiswa adalah kompetensi komunikasi yang layak dengan

level tertentu, maka keaktifan mahasiswa dalam menggunakan strategi belajar yang tepat sangat

diperlukan. Dari hasil penelitian Cho dan Debra (2002) dan Oxford (1990), siswa yang mendapatkan

Strategy Training, pada umumnya belajar bahasa Inggris dengan lebih baik. Hasil penelitian

Wijirahayu di Fakultas Ekonomi UHAMKA (2006) juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang

menggunakan strategi bahasa Inggris lebih banyak mempunyai kemampuan belajar bahasa lebih baik

dibandingkan dengan yang lainnya.

(5)

Strategi Menjawab Soal-Soal Reading dari TOEFL

Sharpe (2005:224), menyatakan ada 9 tipe soal reading dari TOEFL dengan strategi penyelesaiannya. Diantara 9 tipe soal reading dan strategi yang harus digunakan untuk menyelsaikannya adalah : Previewing, Reading for Main Ideas, Using Context for Vocabulary, Scanning for Details, Making Inferences, Identifying Exceptions, Locating References, Referring to the Passage dan Reading Faster.

Tipe Strategy Training

Strategi belajar bahasa yang diajarkan dalam Strategy Training dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda yaitu one-time strategy training, and long-term strategy training (Oxford, 1990:202).

One-time strategy training meliputi belajar dan mengaplikasikan satu strategi atau lebih dengan tugas-tugas bahasa Inggris yang sesuai. Biasanya strategi ini digunakan untuk kelas bahasa Inggris dengan program regular. Training seperti ini memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya strategi tersebut, kapan strategi tersebut digunakan dan bagaimana mengevaluasi keberhasilan strategi tersebut. Akan tetapi One-time strategy training tidak berkaitan dengan strategy training jangka panjang. One-time strategy training bisa diajarkan hanya dalam beberapa pertemuan.

Salah satu contohnya adalah mengajarkan Cognitive Strategies tertentu tanpa terkait dengan pendekatan strategi yang lain secara terintegrasi.

Long-term strategy training, seperti One-time strategy training, meliputi belajar dan mengaplikasikan satu strategi atau lebih dengan tugas-tugas bahasa Inggris yang sesuai. Hanya saja long-term training lebih lama dan meliputi lebih banyak lagi strategi.

Mata kuliah Bahasa Inggris di Pasca Sarjana UHAMKA hanya disajikan dalam satu semester dengan 16 kali pertemuan. Dalam hal ini tipe pelatihan strategi yang sesuai dilaksanakan sdalam perkuliahan tersebut adalah One-Time Strategy Training.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Dilandasi pemahaman akan pentingnya peranan strategi belajar bahasa Inggris terhadap keberhasilan atau kegagalan siswa maka setelah mengetahui strategi yang belum digunakan mahasiswa di Pasca Sarjana khususnya untuk reading, diberikan One Time Strategy Training untuk reading sehingga dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa berbahasa Inggris khususnya reading.

Manfaat penelitian ini selain membantu mahasiswa mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam memahami reading teks juga memberikan wawasan bagaimana penulis wacana mengemukakan idenya. Hasil penelitian One Time Strategy Training untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa berbahasa Inggris khususnya reading juga bermanfaat untuk menjadi inspirasi bagi pelatihan strategi belajar bahasa untuk meningkatkankan kemampuan bahasa Inggris khususnya writing dan speaking.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Action Research dengan 2 siklus dengan lama penelitian delapan bulan sampai pembuatan laporan. Instrumen penelitian yang dipakai di setiap siklus Action Research adalah SILL (Strategy Inventory for Language Learning) yang sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia oleh Peneliti (terlampir) dan TOEFL Test khususnya reading.

Hasil analisa penguasaan strategi setelah mengikuti satu siklus One Time Strategy Training disajikan dalam bentuk grafik hasil test TOEFL (Reading) dan dipakai untuk pertimbangan Action di siklus berikutnya.

Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah 50 mahasiswa Pasca Sarjana MAP UHAMKA yang mengikuti mata kuliah bahasa Inggris yaitu kelas B 18.1 dan B 18.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Action Research untuk meningkatkan strategi belajar bahasa Inggris mahasiswa Pasca Sarjana

dilakukan Pasca Sarjana UHAMKA khususnya Magister Administrasi Pendidikan. One Time

(6)

Strategy Training diberikan dalam perkuliahan bahasa Inggris pada mahasiswa Pasca Sarjana dan dilaksanakan 1 kali dalam satu minggu dan setiap tatap mula dilakukan selama 100 menit. Refleksi dilakukan setelah 4 kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus action research

Penelitian dimulai bulan April 2008 dengan perencanaan tindakan dan media pengenalan komunikasi sederhana dalam bahasa Inggris. Tindakan dimulai bulan Juli, diakhiri bulan september 2009.

Gambar Siklus Penelitian

Problem

Could One-Time Strategy Training increase the The reading competence

of the students in graduate program ?

Hypothesis of the Action There is an improvement of the students Language learning competence especially In reading

If they get One-Time Strategy Training Action Plan

Selecting the strategy related to reading preparing the task relating to the strategies planning the process to train the student the selected strategies.

Action and Observation

• The action of One-Time strategy Training by discussing several strategies related to reading And related task to do to those strategies.

• The training is done in 4 meetings

• The Observation is done in every meeting

Data Analysis

The data in 4 meetings are collected, considered and compared to the indicator

Reflection:

•Factors that lead to the failure. Is it because of the frequency of the strategy employment lack of the mastery or other strategy or other reason?

Action Research Chart : Peningkatan Kompetensi Membaca Bahasa Inggris Mahasiswa Pasca Sarjana dengan One Time Strategy Traning Indicator of the Achievement

•The students could apply the strategies that has been trained to do TOEFL Test in reading

FAIL SUCCESSSTRENGTHENING Or STOP The Aim

The students could increase their language competence Especially in reading

through

One-Time Strategy Training

Theory

One-Time Strategy Training Could increase language Competence of the students especially in reading Early Reflection:

The students have a limited of reading competence because they have lack of mastery of language learning strategies.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum dari angket SILL (Strategy Inventory for Language Learning) yang diisi di awal perkuliahan diketahui kurang dari 50 % dari mahasiswa MAP UHAMKA dalam penelitian ini menggunakan strategi memory dan kognitif. Strategi tertentu yang diperlukan dalam membaca seperti skimming (strategi 18) dan 19 (Saya mencari persaman kata dalam bahasa Indonesia yang serupa dengan kata-kata baru dalam bahasa Inggris), dan strategi 22 (Saya berusaha untuk tidak menterjemahkan kata perkata) perlu diperkuat.

Kurang dari 50% mahasiswa dalam penelitian ini menggunakan strategi kompensasi khususnya strategi 24 “Untuk memahami kata-kata baru dalam bahasa Inggris yang tidak saya kenal, saya menebak ” dan strategi 27 “Saya membaca dalam bahasa Inggris tanpa melihat setiap arti kata di kamus.”

Walaupun demikian strategies metakognitif 33, 34 and 36, 37 dan 38 diantaranya tentang perencanaan dan tujuan memperbaiki kemampuan bahasa Inggris : “Saat memikirkan kemajuan saya dalam belajar bahasa Inggris” digunakan oleh lebih dari lima puluh persen dari mahasiswa MAP dalam penelitian ini. Hal ini menandakan adanya motivasi mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris.

Oleh karena itu penguatan strategi afektif khususnya strategi 41 yaitu”Saya memberikan penghargaan atau mentraktir diri sendiri bila saya melakukannya dengan baik” perlu diperkuat untuk menambah motivasi belajar.

SIKLUS 1

Sebelum training strategi dilaksanakan, mahasiswa diminta mengerjakan soal reading dari

TOEFL model test yang terdiri dari 4 teks dan 45 soal pilihan ganda selama 45 menit. Hal ini

dilakukan untuk mengenalkan mahasiswa kepada target kemampuan yang sedianya akan dicapai dan

(7)

mengenali tingkat kesulitan yang dihadapi yang hendak dijembatani dengan training strategi. Hasil jawaban akan dibandingkan dengan jawaban di setiap akhir siklus action research. Dari hasil tanya jawab dengan mahasiswa diketahui bahwa rata-rata 37% bisa dijawab dengan benar. Akan tetapi dari tanya jawab didapatkan informasi bahwa mereka tidak yakin sepenuhnya bagaimana bisa menjawab soal tersebut dengan benar (strategi menjawabnya). Hal ini disebabkan karena mereka belum mengenal strategi-strategi yang bisa digunakan untuk memahami reading teks khususnya untuk menjawab soal-soal reading dari TOEFL.

Previewing

Previewing adalah cara untuk mendapatkan kesan dari topik bacaan atau ide secara umum bukan untuk informasi spesifik dari bacaan. Yang dilakukan dalam Previewing adalah membaca kalimat pertama setiap paragraf dan kalimat terakhir dari bacaan. Jadi bila teks terdiri dari 3 paragraf, disarankan untuk membaca empat kalimat yaitu kalimat pertama setiap paragraf (ada 3 kalimat) dan kalimat terakhir dari bacaan.

Kesan bisaanya didapat karena saat previewing ada frasa atau kata yang diulang-ulang sehingga dapat mengingatkan siswa pada pengetahuan yang telah didapat sebelumnya (background knowledge). Pemahaman terhadap teks jadi lebih mudah dan kesiapan dalam menjawab soal-soal yang berkaitan dengan teks menjadi lebih baik.

Ditemukan dalam penelitian ini bahwa mahasiswa belum pernah diperkenalkan pada previewing sehingga tidak menggunakan strategi tersebut saat mengerjakan soal reading. Hal ini menyebabkan waktu yang diperlukan lebih lama. Ketika para mahasiswa langsung diminta untuk mengaplikasikan strategi ini pada teks contoh, mereka sangat antusias karena ada harapan untuk bisa menjawab soal dengan lebih cepat dan tepat.

Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan saat pelatihan strategi ini diantaranya adalah: Apakah previewing dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan detail dan kapan strategi ini digunakan.

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah previewing digunakan untuk mengenali topik dari bacaan. Sedangkan untuk detail ada strategi-strategi yang lain yang harus dikuasai diantaranya adalah Scanning for detail. Previewing sebaiknya dilakukan setiap ada teks atau bacaan yang baru karena topiknya akan berbeda.

Reading for Main Ideas

Reading for Main Idea adalah upaya untuk mengetahui tujuan penulis bacaan. Yang dilakukan dalam Reading for Main Idea adalah membaca dua kalimat pertama dari Bacaan. Ada empat jenis pertanyaan yng disarankan dijawab dengan strategi ini yaitu: What is the topic? What is the main idea? What is the title? What is the subject?

Pertanyaan yang diajukan siswa saat pelatihan strategi ini adalah: Mengapa dua kalimat yang dibaca? Jawabannya adalah ada kemungkinan kalimat pertama adalah kalimat pengantar, bukan kalimat utama. Oleh karena itu sebaiknya dibaca dua kalimat pertama supaya tidak terjebak di kalimat pertama ketika menjawab salah satu dari empat pertanyaan tersebut di atas.

Using Contexts for Vocabulary

Using Context for Vocabulary digunakan untuk memahami isi bacaan tanpa melihat setiap perbendaharaan kata baru di kamus. Yang dilakukan dalam Using Context for Vocabulary adalah menebak makna kata-kata baru tersebut dimulai dari konteks kalimat, konteks paragraph dan konteks bacaan.

Dari observasi yang dilakukan saat pelatihan strategi menebak kata-kata yang digaris bawahi dari konteks kalimat, didapatkan temuan bahwa para mahasiswa perlu membiasakan diri menggunakan strategi ini karena mereka belum mengenal strategi ini sebelumnya.

Scanning for Details

Scanning for Details digunakan untuk menjawab pertanyaan yang spesifik dari bacaan. Yang

dilakukan dalam Scanning for Details adalah menemukan kata kunci dari pertanyaan, mencari kata

(8)

tersebut atau sinonimnya secara cepat di bacaan, kemudian mencari jawaban pertanyaan dari informasi di sekitar kata tersebut.

Dari hasil observasi dan tanya jawab terhadap mahasiswa diketahui bahwa memulai menjawab dari kata kunci yang ada di pertanyaan adalah hal yang baru bagi mahasiswa. Sekali lagi para mahasiswa harus menyesuaikan diri untuk memanfaatkan strategi ini.

Bila para mahasiswa tidak terbiasa menggunakan kata kunci yang dikenal dengan content word yang berupa kata benda, kata kerja atau kata sifat, jawaban spesifik akan dicari dengan memabaca bacaan secara berulang sampai menemukannya.

Refleksi

Di akhir siklus pertama, setelah mahasiswa diperkenalkan dengan previewing, reading or main ideas, using context for vocabulary dan scanning for detail mahasiwa diminta untuk mengerjakan 45 soal reading dari TOEFL yang serupa dengan Pre-Test dalam waktu 45 menit.

Walaupun belum memuaskan terdapat peningkatan prosentase jawaban benar dari mahasiwa dari 37%

menjadi 53% seperti terlihat pada grafik di bawah ini, Peningkatan secara individual juga terlihat walaupun belum memuaskan.

Dari analisa jawaban mahasiswa dan tanya jawab diketahui bahwa mahasiswa belum bisa memanfaatkan strategi-strategi yang telah mereka pelajari secara optimal karena kurang latihan dan belum menguasai strategi-strategi lain yang juga diperlukan untuk menjawab soal-soal tersebut. Maka pada siklus 2 action research ini strategi-strategi yang lain seperti making inference, identifying exception, locating reference, referring to the passage dan reading faster diperkenalkan pada mahasiswa.

Pada siklus 2 para mahasiwa diminta bekerjasama secara berkelompok (4 orang) untuk mengidentifikasi strategi-strategi yang cocok soal-soal yang sudah pernah mereka kerjakan. Dengan bekerjasama diharapkan rasa percaya diri para mahasiswa bisa berkembang karena bisa belajar dari teman sekelompok bagaimana menggunakan strategi yang tepat untuk soal tertentu. Hasil diskusi di laporkan di kelas sehingga bisa saling berbagi pengalaman dengan kelompok lain.

SIKLUS 2

Making Inferences

Making Inferences digunakan bila tidak ada pernyataan langsung dari bacaan tentang informasi yang ditanyakan pada soal. Yang dilakukan dalam Making Inferences adalah menggunakan Scanning for Details untuk mencari fakta-fakta dari kalimat-kalimat dalam bacaan yang bisa dipakai untuk membuat simpulan.

Pertanyaan yang diajukan saat strategi inidiperkenalkan kepada para mahasiswa adalah kapan strategi ini diperlukan? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah making inference diperlukan saat pertanyaan yang diajukan jawabannya tidak bisa langsung ditemukan dengan strategi scanning for detail. Untuk menjawab soal seperti ini, maka pembaca disarankan untuk menggunakan kalimat- kalimat penjelas yang ditemukan pada paragraf yang berkaitan dengan jawaban untuk membuat simpulan dari jawaban pertanyaan tersebut.

Identifying Exceptions

Identifying Exceptions dilakukan untuk mencari informasi yang tidak ada di bacaan. Yang dilakukan dalam Identifying Exceptions adalah menggunakan Scanning of Details dari setiap pilihan jawaban untuk memastikan informasi yang mana yang tidak ada di bacaan.

Dari hasil pengamatan, bila para mahasiswa sudah menguasai scanning or detail maka mereka akan menikmati menggunakan strategi tersebut untuk mencari perkecualian ( exception ) yang diminta. Karena ada 4 pilihan jawaban maka akan ada 4 content words yang bisa dimanfaatkan untuk mencari perkecualian.

Locating References

Locating References dilakukan untuk mencari subyek atau obyek yang di wakili oleh gata

ganti. Untuk Locating References, yang perlu dilakukan adalah membaca beberapa kalimat sebelum

(9)

dan sesudah kata ganti tersebut berada, kemudian dicocokkan dengan pilihan jawaban. Bila tidak merubah arti maka itulah jawabannya.

Kata ganti seperti “it, “its, “them, atau “their akan ditanyakan menggantikan kata apa di bacaan. Dari hasil pengamatan diketahui akan lebih mudah bagi para mahasiswa untuk menjawab bila mahasiswa mengenal plural noun (benda jamak) atau sebaliknya dalam bahasa Inggris. Konsep part of speech yang berkaitan deng posisi kata dalam tata bahasa juga bisa membantu menemukan jawaban yang berkaitan dengan kata ganti.

Referring to the Passage

Referring to the Passage adalah mencari posisi informasi di bacaan. Yang dilakukan dalam Referring to the Passage adalah membaca pertanyaan kemudian melakukan Scanning untuk menemukan posisinya di bacaan.

Dari hasil pengamatan, penguasaan strategi scanning for detail dan making inferences akan membantu mahasiswa menjawab soal yang berkaitan dengan referring to the passage.

Reading Faster

Reading Faster adalah kombinasi dari beberapa strategi yang telah disebut di atas. Untuk membaca cepat, yang dilakukan adalah membaca frasa bukan kata. Saat fokus pada bacaan, yang dilihat adalah seluruh baris dalam bacaan. Scanning for details dilakukan untuk mencari fakta-fakta dan membuat simpulan.

Refleksi

Diakhir siklus 2 action research ini mahasiwa diminta untuk kembali menjawab soal yang telah mereka kerjakan di pre-test yaitu 45 soal dalam waktu maksimal 45 menit. Mahasiswa juga diminta untuk mengisi kembali angket SILL yang telah untuk mendapatkan informasi tentang strategi belajar bahasa yang telah mereka gunakan.

Dari hasil prosentasi soal reading yang dijawab benar oleh mahasiswa dapat dilihat adanya peningkatan rata-rata prosentasi kemampuan mahasiswa menjawab soal-soal reading dari 53% pada siklus pertama menjadi 73% pada siklus 2. Bila prosentase di siklus 2 dibandingkan dengan rata-rata prosentase pre-test (37%) maka peningkatan ini secara umum danggap cukup menyelesaikankan siklus action research ini.

Secara individual di kelas 18.1 dapat dilihat ada 3 siswa yang prosentase nilainya kurang dari 60 persen (52%). Bila diamati pre-test dari mahasiswa tersebut memang rendah yaitu kurang dari 20% jadi diduga kemampuan dasar khususnya bahasa Inggris dari mahasiswa tersebut memang rendah. Dengan penguasaan strategi dalam menjawab pertanyaan reading yang telah diperkenalkan dalam one-time-strategy traning ini ternyata kemampuan reading mahasiswa khususnya dalam menjawab soal meningkat. Latihan membaca dan mengerjakan soal reading (TOEFL) dan peningkatan kemampuan dasar dalam belajar bahasa Inggris khususnya tata bahasa dalam ini diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pe ningka ta n Nila i Me mba ca Ma ha sisw a

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Mahasiswa MAP Angkatan 18.1

Prosentase Nilai

Pre-Test Siklus 1 Siklus 2

(10)

Pe ningka ta n Nila i Me mba ca Ma ha sisw a

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Mahasiswa MAP Angkatan 18.2

Prosentase Nilai

Pre-Test Siklus 1 Siklus 2

Dari pengisian angket SILL (Strategi inventory for Language Learning) ditemukan adanya peningkatan penggunaan strategi khususnya yang diperlukan dalam menjawab soal-soal reading.

Seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Dari 15 strategy planning yang sebelumnya prosentase penggunaanya kurang dari 50% 8 diantaranya ada yang meningkat sampai 75% (strategi 18: “ Pertama-tama saya membaca bacaan dalam bahasa inggris dengan cepat kemudian saya membaca kembali dengan cermat.”). Peningkatan ini dimungkinkan karena penggunaan strategy scanning for detail. Selain strategi 18, juga terlihat peningkatan yang signifikan pada strategi 8, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 27, 33. 36. 37, dan 38. Meningkatnya minat mahasiwa untuk mengulang pelajaran bahasa Inggris berkaitan dengan kebutuhan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca dengan strategi- strategi yang diperkenalkan (Strategi 8, 16). Penguasaan strategi scanning for detail ternyata juga meningkatkan penggunaan mencari strategi 19 yaitu mencari persamaan kata dalam bahasa Indonesia yang serupa dengan kata-kata baru dalam bahasa Inggris. Pengenalan strategy menebak dengan menggunakan konteks (using context for vocabulary) memungkinkan peningkatan strategi 22 “Saya berusaha tidak menterjemahkan kata perkata.” dan strategi 23 Saya meringkas informasi yang saya dengar atau saya baca dalam bahasa Inggris. Using context for vocabulary juga memungkinkan penpngkatan penggunaan strategi 24 (78%) “Untuk memahami kata-kata baru dalam bahasa Inggris yang tidak saya kenal saya menebak” dan strategi 27 “Saya membaca dalam bahasa Inggris tanpa melihat setiap arti kata di kamus.” One time strategy training dalam penelitian ini juga meningkatkatkan metacognitif strategi yang berkaitan dengan reading diantaranya 33 “Saya mencoba mengetahui bagaimana cara menjadi pembelajar bahasa Inggris dengan lebih baik.”, strategi 36 “Saya mencari kesempatan sebanyak mungkin untuk memperbaiki kemempuan bahasa Inggris saya.” dan strategi 37 “Saya mempunyai tujuan-tujuan yang jelas untuk memperbaiki kemampuan bahasa Inggris saya”.

Peningkatan Strategi Membaca

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Reading Strategy

Prosentase

Pre - Test Post - Test

Keterangan:

MEMORY STRATEGY

1: 8 Saya sering mengulang pelajaran bahasa Inggris.

2: 9 Saya mengingat kata-kata atau frasa baru dalam bahasa Inggris dengan mengingat posisinya di halaman buku,di papan atau di rambu-rambu lalu lintas.

COGNITIF STRATEGY

3:10 Saya mengucapkan atau menulis kata-kata baru dalam bahasa Inggris beberapa kali.

4:13 Saya menggunakan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan cara-cara yang berbeda.

5:16 Saya membaca untuk kesenangan dalam bahasa Inggris

(11)

6:17 Saya menulis catatan, pesan-pesan, surat-surat atau laporan dalam bahasa Inggris.

7: 18 Pertama-tama saya membaca bacaan dalam bahasa inggris dengan cepat kemudian saya membaca kembali dengan cermat.

8:19 Saya mencari persamaan kata dalam bahasa Indonesia yang serupa dengan kata-kata baru dalam bahasa Inggris

9:21 Saya menemukan makna baru dalam bahasa Inggris dengan membaginya dalam dua bagian yang saya mengerti.

10:22 Saya berusaha tidak menterjemahkan kata perkata.

11:23 Saya meringkas informasi yang saya dengar atau saya baca dalam bahasa Inggris.

COMPENSATION STRATEGY

12:24 Untuk memahami kata-kata baru dalam bahasa Inggris yang tidak saya kenal saya menebak 13:27 Saya membaca dalam bahasa Inggris tanpa melihat setiap arti kata di kamus.

METACOGNITIF STRATEGY

14:33 Saya mencoba mengetahui bagaimana cara menjadi pembelajar bahasa Inggris dengan lebih baik

15:34 Saya merencanakan jadwal supaya saya punya cukup waktu untuk belajar bahasa Inggris 16:36 Saya mencari kesempatan sebanyak mungkin untuk memperbaiki kemempuan bahasa Inggris

saya.

17:37 Saya mempunyai tujuan-tujuan yang jelas untuk memperbaiki kemampuan bahasa Iinggris saya 18:38 Saya memikirkan kemajuan saya dalam belajar bahasa Inggris.

AFFECTIVE STRATEGY

199:41 Saya memberikan penghargaan atau mentraktir diri sendiri bila saya melakukannya dengan baik

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah jawaban dari pertanyaan penelitian yang disebutkan di BAB Pendahuluan. Dari hasil analisa data dan pembahasan dalam dua siklus action research ini dapat disimpulkan bahwa One Time Strategy Training dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Pasca Sarjana MAP UHAMKA khususnya reading. Peningkatan kemampuan reading dapat diamati dari peningkatan prosentase jawaban benar untuk soal reading dari TOEFL dari 37% menjadi 73%.

Peningkatan kemampuan membaca juga diikuti dengan peningkatan penggunaan strategi dalam belajar bahasa yang berkaitan dengan membaca yang dicanangkan dalam strategi planning yaitu strategi 8, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 27. Peningkatan penggunaan strategi belajar bahasa ini diantaranya berkaitan dengna penggunaan scanning for detail dan using context for vocabulary dan strategi untuk menjawab soal-soal reading pada TOEFL yang lainnya yang telah dperkenalkan dengan One time strategy training. Dalam penelitian ini juga dapat diamati meningkatkatkan metacognitif strategi yang berkaitan dengan tujuan membaca diantaranya strategi 33, 36 dan 37.

SARAN

1. Saran bagi para pengajar bahasa Inggris untuk mengenalkan strategi dalam belajar bahasa kepada para siswanya. Hal ini berkaitan dengan keberhasilan belajar bahasa khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia.

2. Bila memungkinkan pelaksanaan training strategi, maka action research untuk pelaksanaan one time strategy training maupun long term strategy training bisa dilakukan untuk memperbaiki kemampuan bahasa Inggris para siswa.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Chamot, A.U. and Kupper, L. 1989. Learning Strategies in Foreign Language instruction. Foreign Language Annals 22, 1:13-24.

Chamot, A.U. and O’Malley, J.M. 1987. The Cognitive Academic Language Learning Approach:

A bridge to the mainstream. TESOL Quarterly 21, 2:227-249.

Cho,G and DeCastro, D. 2002. Walking a mile in Their Shoes: Transforming Teachers’ Beliefs about English Language Lerners. California State University, Fullerton http://www.exchangesjournal.org/index.html.

Hornby, A.S. 1974. Oxford Advanced Learners’ Dictionaryof Current English. Oxford: Oxford University Press.

Oxford, R.L. 1986. Development and Psychometric testing of Strategy Inventory for Language Learning (SILL): Appendix. Research Note 86-92. Alexandria, V.A: U.S. Army Research Institute, Department of Army. ADA 175452 Nov.

Oxford, R.L. and Nyikos, M & Crookall, D. 1989. Learning Strategies of University Foreign Language Students: A large-scale factor-analitic study. Unpublished manuscript.

Oxford, R.L. 1990. Language-learning Strategies: What Every Teacher Should Know. New York Newbury House Publisher.

Sharpe, J, P. 2005. How To Prepare For The TOEFL. The Ohio State University.

Wijirahayu, S. 2006. Language Learning Strategies Of The Forth Semester Students At The Economic Faculty in Prof.Dr. HAMKA Muhammadiyah University. Jakarta, Akses – Jurnal Ekonomi, Akuntansi & Manajemen. Vol. 8.

View publication stats View publication stats

Gambar

Gambar Siklus Penelitian

Referensi

Dokumen terkait