• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:

895), adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mendefinisikan, “Prestasi belajar adalah penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.

Menurut Sumadi Suryabrata (2005: 175) prestasi belajar meliputi perubahan psikomotorik, sehingga prestasi belajar adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dicapai dalam belajar setelah ia melakukan kegiatan belajar.

Pengertian prestasi belajar menurut S. Nasution (1996: 17), prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar seseorang

yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat serta

dicapai dalam periode tertentu. Prestasi belajar dikatakan sempurna

apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor,

sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum

mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Dalam penelitian commit to user

(2)

7

ini prestasi belajar mahasiswa dilihat dari nilai pada Mata Kuliah Teknik Pondasi Semester Gasal Tahun Ajaran 2012/2013.

b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain berbeda-beda. Hal itu dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Djamarah (2002: 143), faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Unsur

Luar

Dalam

Lingkungan

Alami

Sosial Budaya

Kurikulum Program Sarana &

Fasilitas Guru

Fisiologis

Psikologis

Kondisi fisiologis Kondisi pancaindra Instrumental

Minat Kecerdasan Bakat Motivasi Kemampuan Konitif

commit to user

(3)

8

Menurut Ngalim Purwanto (2003: 102), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, dan

2) Faktor dari luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Yang termasuk dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang dimaksud faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008: 24) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis.

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

b) Faktor Psikologis.

Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar

pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan

sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran

pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan

yang cukup untuk bernafas lega. commit to user

(4)

9 b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.

Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

Djamarah, Ngalim Purwanto, dan Munadi menyebutkan guru adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oemar Hamalik (2004: 36) menegaskan, proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.

Di perguruan tinggi, tenaga pendidik disebut sebagai dosen. Dosen bertugas sama seperti guru, karena dosen dan guru berfungsi sebagai tenaga pendidik/pengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa dosen adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Dosen yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.

c. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Zainal Arifin (2013: 12-13) prestasi belajar mempunyai fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (curiocity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong commit to user

(5)

10

bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feadback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar diatas, maka betapa pentingnya kita mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas intuisi pendidikan.

2. Kompetensi Dosen

a. Pengertian Kompetensi Dosen

E. Mulyasa (2006: 37), kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Menurut Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 105), kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan nilai-nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, berperasaan, dan bertindak dalam suatu tugas pokok dan fungsinya. Kompetensi juga berkenaan dengan kecakapan seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai standar mutu dalam unjuk kinerja atau hasil kerja nyata.

Pengertian lain dikemukakan oleh Sardirman dalam Janawi (2011:

30), kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang

berkenaan dengan tugasnya. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005

Pasal 1 ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. commit to user

(6)

11

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku dan kemampuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

b. Macam-Macam Kompetensi Dosen

Macam-macam kompetensi menurut Janawi (2011: 47-51) adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru. Oleh karena itu seorang calon guru (pendidik) harus memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang relevan dengan bidang keilmuannya.

Secara teknis kompetensi pedagogik meliputi:

a) Menguasai karakteristik peserta didik.

b) Menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran.

c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran.

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar.

i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran.

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

commit to user

(7)

12 2) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar tenaga pendidik. Ia akan disebut profesional, jika ia mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran. Kompetensi ini cenderung mengacu kepada kemampuan teoritik dan praktik lapangan.

Secara rinci kemampuan profesional dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang sesuai dan mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu.

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang diampu.

c) Menguasai filosofi, metodologi, teknis dan fraksis penelitian dan pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang keahliannya.

d) Mengembangakan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan melakukan tindakan reflektif dan penggunaan TIK.

e) Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

3) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi ini meliputi kemampuan personalitas, jati diri sebagai seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik.

Secara khusus kemampuan ini dapat dijabarkan berupa:

a) Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b) Tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c) Tampil sebagai pribadi yang mantap, dewasa, stabil, dan berwibawa.

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga sebagai

pendidik dan rasa percaya diri. commit to user

(8)

13 4) Kompetensi Sosial

Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik dan orang yang ada disekitar dirinya. Kompetensi sosial ini dirinci sebagai berikut:

a) Bersikap inklusif dan bertindak obyektif.

b) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan lingkungan masyarakat.

c) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan komunitas profesi sendiri maupun profesi lain, secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

d) Berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas.

Macam-macam kompetensi menurut Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 110-125) adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik ini juga sering dimaknai sebagai kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep kesiapan mengajar, yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian ini berupa kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan akhlak mulia, sehingga dapat menjadi teladan.

3) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah penguasaan guru atas materi

pembelajaran secara luas dan mendalam. Menurut Wina Sanjaya

dalam Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 118), kompetensi profesional

merupakan kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan commit to user

(9)

14

penyelesaian tugas-tugas keguruan. Menurut Buchari Alma dalam Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 118), kemampuan profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. Kompetensi profesional guru, lanjut Buchari, ditunjukkan pula oleh kemampuan guru dalam mengembangkan materi studi yang diajarkan dalam bentuk penelitian, dan secara nyata menghasilkan karya-karya produktif seperti penulisan bahan ajar, termasuk menulis buku yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.

4) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu dengan anak didik, sesama pendidik, orang tua/ wali, maupun dengan masyarakat sekitar. Menurut Buchari Alma dalam Agus Wibowo dan Hamrin (2012: 124), kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan diluar lingkungan sekolah.

Cooper yang dikutip oleh Nana Sudjana dalam Janawi (2011: 39), menjelaskan, komponen kompetensi diklasifikasikan kepada beberapa kategori, yaitu: Pertama, mengetahui pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; Kedua, mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang diampunya; Ketiga, mempunyai sikap yang tepat tentang dirinya; Keempat, mempunyai keterampilan tentang teknik mengajar. Identik dengan Cooper, Glasser menjelaskan bahwa ada empat hal dasar yang harus dikuasai guru, yaitu: Pertama, menguasai bahan pelajaran; Kedua, kemampuan mendiagnosa tingkah laku siswa; Ketiga, kemampuan melaksanakan proses pengajaran; Keempat, kemampuan mengukur hasil belajar siswa.

Nana Sudjana dalam Janawi (2011: 41), menjelaskan bahwa

pembagian kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi tiga aspek, yaitu: commit to user

(10)

15 1) Kompetensi Bidang Kognitif

Kompetensi bidang kognitif berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti penguasaan materi, pengetahuan tentang cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak.

2) Kompetensi Bidang Sikap

Kompetensi bidang sikap berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.

3) Kompetensi Bidang Perilaku/Performance

Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan berkomunikasi dengan anak.

Menurut Gordon dalam Mulyasa (2005: 38-39), ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu: (1) pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, (2) pemahaman (under-standing), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu, (3) kemampuan (skill), sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (4) nilai (value), suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, (5) sikap (attitude), perasaan (senang- tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, dan (6) minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Menurut Slamet PH dalam Syaiful Sagala (2009: 24-27), kompetensi dan sub-kompetensi untuk dosen dapat dikembangkan sebagai berikut:

1) Kompetensi Bidang Studi

a) Memahami mata kuliah yang telah dipersiapkan untuk mengajar.

b) Memahami kompetensi, kurikulum, dan materi pokok yang

dikuliahkan di perguruan tingginya. commit to user

(11)

16

c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi mata kuliah.

d) Memahami hubungan konsep antar mata kuliah terkait.

e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari- hari.

f) Mengembangkan bidang studi yang ditekuni.

2) Kompetensi Pedagogik

a) Berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang terkait dengan mata kuliah yang diajarkan.

b) Mengembangkan silabus mata kuliah berdasarkan kompetensi yang telah dikembangkan.

c) Merencanakan rencana pelaksanaan kuliah berdasarkan silabus yang telah dikembangkan.

d) Merancang manajemen perkuliahan, manajemen kelas dan laboraturium.

e) Melaksanakan perkuliahan yang pro-perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, menyenangkan, dan yang mendorong keingintahuan.

f) Menilai hasil belajar mahapeserta didik secara otentik.

g) Membimbing mahapeserta didik dalam berbagai aspek, misalnya:

pendidikan, kepribadian, bakat, minat, dan karir.

h) Menulis buku teks yang sinergir secara tekstual, aktual, dan faktual.

i) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai dosen.

j) Mengembangkan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran.

3) Kompetensi Etika Profesi

a) Memahami, menghayati, dan melaksanakan kode etik dosen Indonesia (belum dibuat).

b) Memberikan layanan pendidikan dengan sepenuh hati, profesional, dan ekspektasi yang tinggi terhadap mahapeserta didik.

c) Menghargai perbedaan latar belakang mahapeserta didik dan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

d) Menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan perilaku positif yang mereka harapkan dari mahapeserta didiknya.

e) Memberikan kontribusi terhadap pengembangan jurusan/program studi umumnya dan perkuliahan khususnya.

f) Menjadikan dirinya sebagai bagian integral dari perguruan tingginya.

g) Bertanggung jawab terhadap prestasinya.

h) Melaksanakan tugasnya dalam koridor peraturan perundang- undangan yang berlaku dan dalam koridor tata pemerintahan yang baik (good governance).

commit to user

(12)

17

i) Mengembangkan profesionalisme diri melalui evaluasi diri, refleksi, dan pemutakhiran berbagai hal yang terkait dengan tugasnya.

j) Memahami, menghayati, dan melaksanakan landasan-landasan pendidikan: yuridis, filosofis, dan ilmiah.

4) Kompetensi Sosial

a) Memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan.

b) Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan sesama dosen, ketua jurusan, dekan, rektor/ketua, dan pihak-pihak terkait lainya.

c) Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis, dan lincah.

d) Melaksanakan komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan menyenangkan dengan: warga jurusan, fakultas, dan universitas, mahapeserta didik, orangtua mahapeserta didik, dan dengan kesadaran sepenuhnya bahwa masing-masing peran dan tanggung jawab terhadap kemajuan perkuliahan.

e) Memiliki kemampuan memahami dan mengintenalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya (ipteks, legislasi dan regulasi, globalisasi, dan sebagainya).

f) Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam sistem niai yang berlaku di masyarakat sekitarnya.

g) Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya:

partisipasi, transparansi, akuntabilitas, penegakkan hukum dan profesionalisme).

5) Kompetensi Penelitian

a) Memahami filsafat ilmu bidang studinya.

b) Menguasai teori-teori (klasik dan mutakhir) bidang ilmu yang ditekuni.

c) Memahami pendekatan pengembangan ilmu yang ditekuni.

d) Memahami paradigma-paradigma dan pendekatan peelitian di bidang ilmunya.

e) Memahami metodologi penelitian di bidang ilmunya.

f) Memahami metode penelitian di bidang ilmu yang ditekuni.

g) Memahami alat analisis data, baik secara kuantitatif (statika) maupun kualitatif.

h) Memahami hal-hal aktual dan faktual dibidang ilmu yang ditekuni.

i) Mempublikasikan temuan-temuan penelitian ilmiah/artikel ilmiah pada jurnal-jurnal tingkat lokal, nasional, dan internasional.

j) Menghadiri seminar-seminar atau pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya dalam rangka memutakhirkan bidang ilmu yang ditekuni.

k) Selalu mengembangkan dirinya dalam filsafat ilmu, teori-teori, paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metodologi penelitian, dan teknik-teknik analisis data secara kuantitatif (statika) dan kualitatif.

commit to user

(13)

18

l) Memahami permasalahan yang dihadapi oleh ilmu, negara, dan masyarakat dalam lingkup bidang ilmu yang ditekuni.

m) Menggunakan ICT mutakhir dan canggih untuk mendukung pengembangan ilmunya.

n) Selalu bergesekan dengan nilai-nilai progresif dibidang ilmunya melalui berbagai cara (membaca, mengakses internet, sesrawung dengan para ilmuwan (scientists & scholars), cendekiawan, dan teknokrat).

o) Rajin melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh: ilmu pengetahuan yang ditekuni, negara, dan masyarakat.

p) Terbuka terhadap kritik, masukan, dan saran perbaikan terhadap hasil-hasil karyanya.

q) Membudayakan penelitian di kampusnya.

6) Kompetensi Pengabdian pada Masyarakat

a) Memahami permasalahan yang sebenarnya dan menawarkan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

b) Menjalin kemitraan secara sinergis dengan masyarakat dalam rangka saling memajukan dan mengembangkan.

c) Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka untuk memajukan daerahnya.

d) Menyebarluaskan ilmunya kepada masyarakat dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa.

e) Memfasilitasi pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dalam rangka menggulirkan desentralisasi dan otonomi daerah dibidang keahliannya.

f) Melakukan advokasi terhadap masyarakat tentang pentingnya perbaikan kehidupan dan upaya-upaya yang perlu ditempuh, sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni.

g) Melakukan survai masyarakat yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pengabdian pada masyarakat.

h) Kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka untuk mengurangi pengangguran.

i) Melaksanakan berbagai promosi perguruan tingginya melalui pameran, brosur, siaran televisi, siaran radio, open house, presentasi, news releases, seminar, dan cara-cara lain yang efektif daam rangka mengenalkan program-program yang ditawarkan oleh perguruan tingginya.

j) Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka untuk memajukan daerahnya.

k) Menyelenggarakan praktek pengalaman lapangan yang mampu memperbaiki kondisi/ situasi dan praktek-praktek yang telah berlangsung selama ini.

commit to user

(14)

19

l) Memberikan pelayanan terbuka kepada masyarakat melalui konsultasi kepada dosen-dosen terkait dengan permasalahan yang dihadapi.

3. Mata Kuliah Teknik Pondasi a. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah keahlian berkarya wajib dan merupakan kelanjutan dari mata kuliah mekanika tanah. Mata kuliah ini mempelajari seluk beluk tentang fondasi dangkal, mulai dari site investigation sampai dengan aplikasi geoteknik.

b. Kegunaan Mata Kuliah

Kegunaan mata kuliah ini adalah membekali keilmuan mahasiswa apabila mereka sudah bekerja baik sebagai guru SMK Bangunan maupun Teknisi dibidang struktur dan gambar bangunan. Mahasiswa tidak hanya dapat menggambar suatu bentuk pondasi, tetapi juga harus bisa menggambarkan sesuai dengan rancangan yang telah dianalisis secara cermat dan tepat.

c. Standar Kompetensi Mata Kuliah

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu untuk mendesain fondasi dangkal suatu bangunan sesuai dengan peruntukkannya.

d. Susunan Urutan Bahan Ajar

Bahan ajar terdiri dari 5 bab meliputi:

1) Penyelidikan Lokasi (Site Investigation)

Bab ini mencakup materi tentang tahapan penyelidikan lokasi, macam penyelidikan tanah, fungsi penyelidikan tanah, alat, prosedur pengujian dan macam serta data yang akan didapatkan dari berbagai pengujian.

Bab ini merupakan dasar dari penentuan jenis fondasi yang digunakan, berdasarkan data hasil site investigation.

2) Kapasitas Dukung

Bab ini mencakup materi tentang pola keruntuhan tanah dan tanda-

tandanya, menghitung kapasitas daya dukung, pengaruh kedalaman commit to user

(15)

20

muka air tanah terhadap kapasitas dukung, menghitung kapasitas dukung dengan beban eksentrik.

3) Perancangan Pondasi Dangkal

Bab ini mencakup materi tentang langkah-langkah perancangan pondasi dangkal, menghitung dimensi pondasi, menggambarkan hasil perhitungan.

4) Tekanan Tanah Lateral

Bab ini mencakup materi tentang membedakan tekanan saat diam, aktif, dan pasif, menganalisis teori tekanan tanah pada tanah tak kohesif dan kohesif, menjelaskan pengaruh beban diatas tanah urug, menghitung tekanan tanah pada dinding penahan secara grafis dan analitis.

5) Aplikasi Geoteknik

Bab ini mencakup materi tentang semua permasalahan yang berhubungan dengan aplikasi geoteknik. Geoteknik adalah suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil. Didalamnya diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya.

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian mengenai kompetensi dosen antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Mustika (2012) dalam tesis dengan judul

“Hubungan Antara Persepsi Tentang Kompetensi Dosen dan Fasilitas Belajar

dengan Prestasi Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik pada Mahasiswa

Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”. Berdasar hasil penelitian

menyatakan: Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara

persepsi kompetensi dosen (b = 0.15, CI= 95% dari 0.09 hingga 0.22), dan

persepsi fasilitas belajar (b = 0.07, CI= 95% dari 0.02 hingga 0.13) dengan

prestasi belajar. Variabel persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar

mampu menjelaskan 47.8% dari variabel prestasi belajar mahasiswa (R2 =

47.8%, p < 0.001). Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara commit to user

(16)

21

persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Persepsi kompetensi dosen dan fasilitas belajar mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Yantina (2011) dalam tesis dengan judul

“Hubungan Antara Motivasi, Persepsi Tentang Kompetensi Dosen dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa D III Kebidanan Stikes Nurul Jadid Paiton Probolinggo”. Berdasar hasil penelitian menyatakan: ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar (r = 0,551 dan p = 0,000). Ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang kompetensi dosen dengan prestasi belajar (r = 0,561 dan p = 0,000). Ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar (r = 0,563 dan p = 0,000). Ada hubungan yang signifikan antara motivasi, persepsi tentang kompetensi dosen, dan pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar (r = 0,745 p = 0,000 dan R2 = 0,556). Sehingga dapat disimpulkan motivasi yang tinggi disertai dengan persepsi tentang kompetensi dosen dan pemanfaatan sumber belajar yang baik secara bersamaan akan meningkatkan prestasi. Disarankan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran perlu didukung sarana prasarana serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dengan begitu diharapkan prestasi mahasiswa akan meningkat.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan arahan alur pikir peneliti dalam menjawab masalah yang dirumuskan. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut:

Mata Kuliah Teknik Pondasi merupakan mata kuliah keahlian berkarya

wajib dan merupakan kelanjutan dari mata kuliah mekanika tanah. Mata kuliah ini

mempelajari seluk beluk tentang fondasi dangkal, mulai dari site investigation

sampai dengan aplikasi geoteknik. Prestasi belajar mahasiswa PTB FKIP UNS

pada Mata Kuliah Teknik Pondasi Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami commit to user

(17)

22

penurunan dibanding dengan mahasiswa angkatan sebelumnya. Sehingga perlu diteliti apakah kompetensi dosen berhubungan dengan prestasi belajar.

Kompetensi dosen merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa. Kompetensi dosen terdiri dari 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran, kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan akhlak mulia, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan kampus dan diluar lingkungan kampus.

Secara teoritis dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kompetensi dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Untuk memudahkan atau memberikan gambaran pada pemikiran dalam penelitian ini, maka dikemukakan kerangka pemikiran yang digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir

Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) Kompetensi Dosen (X)

Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Sosial Kompetensi Kepribadian

Kompetensi Profesional 1.

2.

3.

4.

commit to user

(18)

23 D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011: 96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan pada perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kompetensi dosen dengan prestasi belajar Mahasiswa PTB FKIP UNS pada Mata Kuliah Teknik Pondasi.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

arif, kepribadian berwibawa, akhlak mulia dan keteladanan) masuk dalam kategori baik; 2) aspek kompetensi pedagogik meliputi indikator (memahami peserta didik,

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, dewasa, berwibawa, stabil, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik (Menurut Undang,Undang Dasar

a. Beriman dan bertakwa, Berakhlak mulia, Arif dan bijaksana, Demokaratis, Mantap, Berwibawa, Stabil, Dewasa, Jujur, Sportif, Menjadi teladan bagi peserta didik dan

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Payong, Sertifikasi Profesi guru, hlm.. Guru merupakan seorang individu yang bermakna bagi siswa. Guru menjadi model yang

Kompetensi kepribadian menurut Susanto (2016) adalah kemampuan menjadi intelektual, stabil, dewasa, cerdas, berwibawa, teladan bagi anak didik, dan berakhlak mulia. Guru

Secara lebih specifik kompetensi kepribadian guru tersebut dijabarkan sebagai berikut; (1) selalu menampilkan diri sebagai pribadi mantap, stabil, dewasa, arif, dan

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak