• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti tentang pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.

Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tax avoidance, semakin tinggi kepemilikan institusional, maka semakin tinggi pula jumlah beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap tax avoidance, semakin tinggi jumlah anggota dewan komisaris independen maka tax avoidance juga semakin meningkat. Komite audit berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, perusahaan cenderung melakukan penghindaran pajak secara agresif bukan dari jumlah komite audit melainkan dilihat dari kualitas audit dan independensi komite audit untuk menganalisis apakah perusahaan melakukan penghindaran pajak (N. M. Dewi, 2019).

Penelitian tentang pengaruh kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen terhadap tax avoidance pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap penghindaran pajak. Sedangkan komisaris independen berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak (Yuniarti et al., 2020).

Penelitian tentang pengaruh ketertarikan investor asing dan kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, semakin meningkatnya jumlah kepemilikan saham institusional pada perusahaan akan meningkatkan tindakan penghindaran pajak yang dilakukan dengan meminimalkan beban pajak perusahaan (Idzni & Purwanto, 2017).

(2)

Penelitian tentang pengaruh return on asset, leverage, ukuran perusahaan, intensitas aset tetap dan kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak.

Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan. institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, perusahaan dengan kepemilikan institusional yang tinggi memiliki tingkat penghindaran pajak yang rendah (Noviyani & Mu'id, 2019).

Penelitian tentang pengaruh return on asset, leverage, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan menurunkan tindakan penghindaran pajak (Faizah & Adhivinna, 2017).

Penelitian tentang pengaruh corporate social responbility, profitabilitas, leverage, dan komisaris independen terhadap praktik penghindaran pajak pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran pajak. komisaris independen yang seharusnya mengawasi direksi justru ikut andil menentukan kebijakan perusahaan untuk melaporkan beban pajak yang lebih rendah dengan harapan akan mendapatkan kompensasi karena laba bersih yang diperoleh perusahaan semakin tinggi (Lionita & Kusbandiyah, 2017).

Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, dewan komisaris independen, komite audit, sales growth dan leverage terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, peran dewan komisaris independen tidak menjalankan pengawasan dengan baik dalam pengambilan keputusan pajak pada perusahaan sehingga belum tentu mempengaruhi adanya kegiatan penghindaran pajak. Sedangkan komite audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, kinerja komite audit tidak berjalan dengan baik sehingga tidak mempengaruhi keputusan pajak perusahaan yang menunjukkan tidak adanya usaha untuk melakukan penghindaran pajak (Honggo & Marlinah, 2019).

Penelitian tentang pengaruh konservatisme akuntansi, komite audit dan dewan komisaris independen terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian

(3)

menunjukkan komite audit berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, komite audit berfungsi memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi, dan pengendalian internal perusahaan. Sedangkan dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, pihak manajemen perusahaan melakukan tindakan untuk melakukan praktik penghindaran pajak karena tugas dewan komisaris independen hanya mengontrol dan menasehati kegiatan perusahaan (Sarra, 2017).

Penelitian tentang pengaruh komite audit, return on assets (ROA), dan leverage terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian menunjukkan komite audit berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, semakin meningkat jumlah komite audit maka akan semakin menurun tingkat penghindaran pajak (Tiala et al., 2019).

Penelitian tentang pengaruh karakter seksekutif, komite audit, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas terhadap tax avoidance. Hasil penelitian menunjukkan komite audit berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, banyak atau tidaknya jumlah komite audit tidak berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya tax avoidance (Oktamawati, 2019).

2.2 Teori dan Kajian Pustaka 2.2.1 Teory Agency

Definisi agency theory adalah sebagai berikut: “hubungan keagenan muncul pada saat satu atau lebih pemilik perusahaan mempekerjakan manajer perusahaan yang bertujuan untuk memberikan jasa dan memberikan kekuasaan kepada agen tersebut untuk membuat suatu keputusan atas nama principal tersebut” (Michael C Jensen & William H Meckling, 1976). Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan memberikan wewenang atau tanggung jawab kepada pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan diharapkan dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk mensejahterakan pemilik perusahaan baik dalam rentang waktu jangka pendek maupun jangka panjang.

Tujuan utama dengan adanya agency theory adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain

(4)

kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi yang mengalami ketidakpastian. Theory agency juga berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang disebabkan karena pihak-pihak yang menjalin kerja sama dalam suatu perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda termasuk dalam menjalankan tanggung jawabnya untuk mengelola suatu perusahaan (Hanum & Zulaikha, 2013).

Keselarasan hubungan pemegang saham dan manager perusahaan akan mempengaruhi kebijakan perpajakan yang akan digunakan. Perlakuan penghindaran pajak dapat dipengaruhi oleh agency problem, dimana satu sisi manajemen menginginkan peningkatan kompensasi melalui laba yang tinggi, dan sisi lainnya pemegang saham ingin menekankan biaya pajak melalui laba yang rendah. Namun demikian, bisa saja keputusan ini bukan merupakan keputusan yang paling sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Manager mungkin saja hanya mengambil keputusan tax avoidance berdasarkan kepentingan jangka pendek.

Pemegang saham di sisi lain akan memandang dari sudut pandang kepentingan jangka panjang. Dari sinilah muncul masalah keagenan dimana kepentingan manager berbeda dengan kepentingan pemegang saham (Wahyudi, 2014).

Teori agensi merupakan dasar untuk memahami isu corporate governance.

Agensi teori mengakibatkan hubungan yang asimetri antara agent dan principle, untuk menghindari hubungan asimetri tersebut dibutuhkan suatu konsep yaitu corporate governance yang bertujuan menjadikan perusahaan menjadi lebih sehat.

Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan yang didasarkan pada teori keagenan. Penerapan konsep corporate governance diharapkan dapat memberikan kepercayaan terhadap agent (manager) dalam mengoptimalkan keuntungan para principal (pemiliki) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi yang sesuai dengan kontrak.

2.2.2 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha pembayaran pajak secara legal yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut (Heru, 1997), penghindaran pajak merupakan usaha mengurangi pajak, tetapi masih mentaati kaidah aturan perpajakan misalnya memanfaatkan pengecualian dan

(5)

potongan yang diperkenankan maupun penundaan pajak yang belum diatur dalam aturan perpajakan yang berlaku. Tiga cara penghindaran pajak menurut (Merks, 2007), yaitu:

1. Memindahkan subyek pajak atau obyek pajak ke negara-negara yang memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak atas suatu jenis penghasilan.

2. Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansi ekonomi dari transaski melalui pemilihan formal yang memberikan beban pajak yang paling rendah.

3. Ketentuan Anti Avoidance atas transaksi transfer pricing, treaty shopping, dan transaksi yang tidak mempunyai substansi bisnis.

Faktor yang ditimbulkan dari tindakan penghindaran pajak yaitu kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku dan kurangnya menghargai hukum yang ada di Indonesia serta kurangnya kesadaran tentang adanya kewajiban untuk membayar pajak dengan melakukan pengaturan keuangan negara. Ditemukan faktor wajib pajak yang melakukan tindakan penghindaran pajak yang lainnya adalah penghasilan yang diperoleh ditunjukkan guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan sehari-hari. Namun saat menunjukkan jumlah penghasilan tersebut guna kepentingan atau kebutuhan sehari-hari akan menimbulkan kewajiban dalam membayar pajak kepada negara sehingga menimbulkan perselisihan antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara (Obafemi, 2014).

2.2.3 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi yang umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan (Jaya, Arafat, & Kartika, 2012). Kepemilikan institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara pemegang saham dengan manajer (Michael C Jensen & William H Meckling, 1976). Karena principal diasumsikan hanya tertarik tingkat pengembalian sehingga

(6)

akan berupaya mengarahkan perusahaan untuk meminimalkan beban tanggungan pajak investor tersebut.

Dengan adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan maka kepatuhan dan kinerja manajemen akan meningkat. Semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mematuhi peraturan perpajakan.

Investor institusional memilki andil didalam keputusan maka secara otomatis akan mendorong manajemen untuk mematuhi peraturan yang dibuat pemerintah sehingga perusahaan patuh terhadap pajak. Dengan begitu, perusahaan akan menghindari perilaku penghindaran pajak (tax avoidance) yang menyimpang dari ketetapan pajak yang sesuai di negeri ini (Hanum & Zulaikha, 2013)..

2.2.4 Dewan Komisaris Independen

Dewan Komisaris Independen sebagai pihak yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain harus secara proaktif mengupayakan agar dewan komisaris melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada direksi untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip dan praktik Good Corporate Governance diterapkan dengan baik, mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku serta menerapkan nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya (Ruddian, 2017b). Salah satu syarat pencatatan saham bagi calon perusahaan tercatat adalah memiliki komisaris independen sekurang- kurangnya 30% dari jajaran anggota Dewan Komisaris, apabila jumlah komisaris independen pada dewan komisaris semakin banyak, maka akan semakin baik karena komisaris independen dapat memenuhi peran mereka didalam fungsi monitoring terhadap tindakan-tindakan para direktur, maka aktivitas tax avoidance akan semakin rendah.

Dewan komisaris Independen merupakan suatu mekanisme mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan pada manajemen perusahaan. Penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh managemen suatu perusahaan dilakukan untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan (Khurana & Moser, 2010). Untuk itu

(7)

persentase dewan komisaris dalam suatu perusahaan secara tidak langsung mempengaruhi manajemen pajak. Semakin besar jumlah ukuran dewan komisaris maka dimungkinkan akan semakin besar pula tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan (Annisa & Kurniasih, 2012).

2.2.5 Komite Audit

Komite audit merupakan orang yang memiliki andil dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan termasuk dalam keputusan penghindaran pajak.

komite audit juga diharapkan dapat memberikan pandangan dan saran mengenai penghindaran pajak yang rendah risiko. Komite Audit juga merupakan anggota yang dibentuk untuk membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan meninjau sistem pengendalian internal perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit (Sandra Alves, 2013). Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury, Mak, & Tan, 2006).

Komite audit mempunyai pedoman kerja komite audit (BAPEPAM, 2004b).

Menurut aturan BAPEPAM mengenai tugas dan tanggung jawab komite audit berdasarkan Kep. No. 29/PM/2004 sebagai berikut:

1. Melaksanakan penelaahan informasi keuangan yang akan diterbitkan perusahaan.

2. Melaksanakan penelaahan atas kepatuhan perusahan terhadap aturan undang- undang di pasar modal dan aturan undang-undang lainnya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

3. Melakukan penelaahan atas pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal.

4. Melaporkan pada komisaris mengenai risiko yang dihadapi perusahaan dan kegiatan manajemen risiko yang dilakukan direksi.

5. Melaksanakan penelaahan dan melaporkan pada dewan komisaris tentang pengaduan yang ditunjukan kepada perusahaan.

6. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan rahasia perusahaan.

(8)

Beberapa faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak adalah komite audit. Komite audit merupakan pihak yang bertugas untuk membantu komisaris dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan dan peningkatan efektivitas audit internal dan eksternal. Komite audit juga dipandang sebagai mekanisme pengawasan yang berfungsi untuk memperkecil asimetri informasi antara manajer dan anggota dewan diluar (Sandra Alves, 2013). Komite audit telah direkomendasikan menjadi elemen umum dalam bentuk susunan dan dalam menyimpulkan peneliti menemukan bahwa komite audit dalam suatu perusahaan tidak sesuai dengan peraturan yang ada (H. T. Pohan, 2008).

2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corpororate governance yang dapat mengendalikan masalah keagenan (Michael C Jensen & William H Meckling, 1976). Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya.

Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan (Ngadiman & C. Puspitasari, 2017).

Berdasarkan penelitian (N. M. Dewi, 2019) menunjukkan hasil penelitian bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yuniarti et al., 2020) dan (Idzni & Purwanto, 2017).

H1 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh Signifikan Terhadap Penghindaran Pajak

2.3.2 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Penghindaran Pajak Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan menganisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada manajemen perusahaan.

Penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dilakakukan untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan (Khurana & Moser, 2010). Untuk itu presentasi dewan komisaris dalam suatu

(9)

perusahaan secara tidak langsung mempengaruhi manajemen pajak. Semakin besar jumlah ukuran dewan komisaris maka akan semakin besar pula tindakan pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan (Annisa & Kurniasih, 2012).

Berdasarkan penelitian (N. M. Dewi, 2019) menunjukkan hasil penelitian bahwa dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yuniarti et al., 2020) dan (Sarra, 2017)

H2 : Dewan Komisaris Independen Berpengaruh Signifikan Terhadap Penghindaran Pajak

2.3.3 Pengaruh Komite Audit Terhadap Penghindaran Pajak

Jumlah anggota komite audit sudah diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep. No. 29/PM/2004 yang mengatakan komite audit yang ada dalam perusahaan minimal terdiri dari tiga orang, dan minimal satu orang yang berasal dari komisaris independen serta dua orang dari luar perusahaan atau perusahaan publik. Jika komite audit menjalankan fungsinya dengan efektif maka penghindaran pajaknya akan semakin rendah. Semakin banyak jumlah komite audit maka dapat diekspektasikan fungsi pengawasan akan berjalan efektif. Selanjutnya jika pengawasan berjalan efektif maka kecenderungan manajer untuk melakukan penghindaran pajak di ekspektasikan menurun. Hal ini terkait dengan tugas komite audit dalam mengawasi proses penyusunan laporan keuangan yang ada di perusahaan.

Berdasarkan penelitian (Sarra, 2017) menunjukkan hasil bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Tiala, Ratnawati, & Rokhman, 2019) H3 : Komite Audit Berpengaruh Signifikan Terhadap Penghindaran Pajak

(10)

Kerangka Pemikiran

Kepemilikan Institusional (X1)

Dewan Komisaris Independen (X2)

Komite Audit (X3)

Penghindaran Pajak (Y) H1 Diterima

H2 Ditolak

H3 Diterima

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam menentukan kebijakan berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah per kecamatan atau per kelurahan meliputi Informasi penyebaran

Meningkatnya kebutuhan hidup, peningkatanharga bahan bakar minyak, serta semakin berkurangnya sumber dayaalam yang tidak dapat diperbarui, menuntut untuk mencari

Yang dimaksud dengan pemungutan langsung kepada kelompok masyarakat yang membentuk Koperasi dan Koperasi yang melakukan Perubahan Anggaran Dasar adalah bahwa seluruh

Dalam penyelesaian persamaan Laplace dua-dimensi dengan metode LSOR, pencarian nilai suhu untuk semua i dengan harga j yang konstan akan menghasilkan sistem persamaan linier

Akibat hukum kredit macet yang dialihkan melalui novasi pada PT BPR Padma Cabang Singaraja adalah: pada novasi obyektif, hutang lama debitur menjadi hapus, dan

Grafik analisis pengaruh Black and white terhadap multiclass one againts all dan one againts one Berdasarkan dengan data pada Gambar 4 - 2 bahwa pengujian level Black

diperoleh. Kelompok dengan nilai terendah akan mendapat hukuman dari teman-teman kelompok lain. Waktu yang diberikan untuk setiap kelompok adalah10 menit. Setelah 10 menit,

2 : Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam