Weekly Report
15 Mei 2020
Direktorat Perencanaan Makro
Perkembangan Dampak Covid-19
Kasus terinfeksi Covid-19 global hingga 15 Mei 2020 sebanyak 4,4 juta. Beberapa negara sudah menunjukkan kurva melandai dan melambat pada kasus baru terutama negara-negara di Kawasan Eropa.
Spanyol, Italia, dan Perancis mulai menunjukkan pelambatan tambahan kasus baru. Kurva Jerman mulai melandai meskipun penambahan kasus baru masih tergolong tinggi. Namun, kasus aktif di Jerman cukup rendah dibandingkan pasien sembuh. Iran juga menyisakan kasus aktif sebanyak 17 ribu pasien, tergolong rendah dibandingkan total kasusnya.
Amerika Serikat telah menembus 1,4 juta kasus, setara dengan sepertiga total kasus dunia. Penambahan kasus baru di Amerika Serikat belum menunjukkan perlambatan yang signifikan. Hal serupa juga terjadi di Rusia dan Inggris. Sementara di Asia, beberapa negara juga sudah menunjukkan tanda kurva akan melandai. Jepang, Korea, Thailand dan Malaysia sudah berhasil menekan penambahan kasus baru secara signifikan. Di sisi lain, penambahan kasus di Singapura, Indonesia, dan Filipina masih menunjukkan tren meningkat.
Jumlah Kasus Covid-19 di Beberapa Negara
Sumber: World Health Organization
Negara-negara yang pertumbuhan kasusnya sudah melambat memberi sinyal akan mulai melakukan pelonggaran lockdown. Amerika Serikat mulai kembali membuka aktivitas perdagangan secara bertahap.
Jerman, Italia, dan Belanda juga mulai memberi kelonggaran pada aktivitas warganya namun dengan tetap menaati protokol kesehatan yang berlaku. Pemerintah Thailand telah mengizinkan toko, restoran, hingga pedagang kaki lima untuk kembali beroperasi normal. Pengunjung kini sudah diperbolehkan makan di tempat.
Total kasus di Indonesia telah mencapai 16.496 kasus dengan kasus harian masih terus meningkat.
Penyebaran Covid-19 di luar episentrum tumbuh semakin ccepat. Meskipun sebagian besar daerah masih menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah berencana melonggarkan arus
1.417.889
252.242 234.441 229.540 223.096 203.165 178.994 174.478 144.749 114.533
0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000
Amerika Serikat
Rusia UK Spanyol Italia Brazil Prancis Jerman Turki Iran
Kasus Aktif Meninggal Sembuh
transportasi dengan beberapa syarat. Beberapa bandara sudah kembali dibuka dengan penerbangan terbatas dan penerapan protokol kesehatan.
Persebaran Kasus berdasarkan Provinsi
Provinsi Kasus Meninggal Sembuh
Aceh 17 1 13
Sumatera Utara 202 24 53
Sumatera Barat 393 21 88
Riau 95 6 53
Jambi 69 0 3
Sumatera Selatan 458 9 73
Bengkulu 53 2 1
Lampung 66 5 22
Kep. Bangka Belitung 29 1 7
Kep. Riau 115 11 77
DKI Jakarta 5.774 460 1.276
Jawa Barat 1.596 100 259
Jawa Tengah 1.109 70 234
DI Yogyakarta 188 7 71
Jawa Timur 1.921 178 294
Banten 622 60 158
Bali 343 4 232
Nusa Tenggara Barat 358 7 188
Nusa Tenggara Timur 19 1 1
Kalimantan Barat 129 3 22
Kalimantan Tengah 227 11 87
Kalimantan Selatan 363 9 24
Kalimantan Timur 251 3 61
Kalimantan Utara 141 1 23
Sulawesi Tengah 112 4 21
Sulawesi Selatan 871 51 293
Sulawesi Tenggara 183 5 24
Gorontalo 22 1 14
Sulawesi Barat 74 2 22
Sulawesi Utara 105 5 30
Maluku 62 4 17
Maluku Utara 85 3 12
Papua Barat 88 1 2
Papua 335 6 48
Indonesia 16.475 1.076 3.803
Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Catatan: Data per 15 Mei 2020, 21 kasus dalam tahap investigasi sehingga belum dipetakan
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pembatasan aktiivitas yang telah dilakukan dalam sebulan terakhir banyak mempengaruhi aliran barang.
Beberapa minggu terakhir terjadi kelangkaan gula pasir di pasaran. Akibatnya, harga gula pasir meningkat.
Meski harga mulai turun sepanjang pekan ini, namun harga gula pasir masih tergolong tinggi meski impor sudah dilakukan. Seiring dengan masuknya panen raya oleh petani tebu, stok gula pasir pada bulan Juni diperkirakan akan kembali stabil. Berdasarkan perkembangan harga hingga minggu kedua, bulan Mei diperkirakan terjadi deflasi. Didorong oleh turunnya harga bawang putih, telur ayam, cabai, dan emas perhiasan.
Perkembangan Harian IHSG (YtD) Nilai Tukar Rupiah (YtD)
Sumber: Bursa Efek Indonesia Sumber: Bank Indonesia
Perkembangan di pasar keuangan masih menunjukkan tren yang mendatar. Pada periode 11-14 Mei 2020, terjadi beli neto oleh investor asing di pasar keuangan domestik secara keseluruhan sebesar Rp4,2 triliun.
Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi pilihan utama bagi para investor dengan total beli neto
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 2 4 6 8 10 12 14
Maret April Mei
Sembuh Meninggal Kasus
3500,0 4000,0 4500,0 5000,0 5500,0 6000,0 6500,0
2/1/2020 4/3/2020 9/3/2020 12/3/2020 17/3/2020 20/3/2020 26/3/2020 31/3/2020 3/4/2020 8/4/2020 14/4/2020 17/4/2020 22/4/2020 27/4/2020 30/4/2020 6/5/2020 12/5/2020 15/5/2020
13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 16.000 16.500 17.000
2/1/2020 9/1/2020 16/1/2020 23/1/2020 30/1/2020 6/2/2020 13/2/2020 20/2/2020 27/2/2020 5/3/2020 12/3/2020 19/3/2020 27/3/2020 3/4/2020 13/4/2020 20/4/2020 27/4/2020 5/5/2020 13/5/2020
mencapai Rp7,2 triliun. Sementara pasar saham membukukan jual bersih sebesar Rp3,0 triliun. Transaksi investor di pasar saham masih dilakukan dengan sangat mewaspadai perkembangan situasi, terutama sektor perbankan. Ekspektasi berlanjutnya data ekonomi yang memburuk memberikan tekanan kepada aset berisiko seperti saham. Pada pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah dengan penurunan 1,95 persen sepanjang pekan berjalan. Pergerakan IHSG tertahan pada level 4.500 pada pekan ini dan ditutup melemah menjadi 4.507,6 pada perdagangan hari terakhir.
Nilai tukar Rupiah menunjukkan kinerja yang positif dengan tren menguat. Sejak awal pekan ini, nilai tukar Rupiah kembali diperdagangkan di bawah Rp15.000 per USD. Pada akhir pekan ini, Rupiah pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menguat menjadi Rp14.909 per USD. Tren penguatan Rupiah cukup baik ditengah pelemahan mata uang lainnya di Asia.
Perkembangan harga emas internasional dan domestik terus menguat sepanjang pekan berjalan.
Peningkatan harga emas di pasar spot global didorong oleh data Amerika Serikat yang memburuk. Data pengangguran di Amerika Serikat semakin meningkat, produksi pabrik turun ke level terendah sejak ahun 1919, serta indeks penjualan ritel yang anjlok. Gubernur bank sentral Amerika Serikat menyatakan pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih lambat dari perkiraan. Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat juga kembali memanaskan isu perdagangan dengan Tiongkok dengan ancaman pengenaan tarif baru. Harga emas internasional mencapai USD1.756,3 per troy ons pada hari terakhir perdaganngan pekan ini.
Sementara itu, harga emas Antam kembai meningkat ke level Rp917.000 per gram.
Perkembangan Harga Emas
Sumber: Bloomberg dan Antam
Peneliti di seluruh dunia terus bekerja untuk menemukan vaksin Covid-19. Meskipun belum dapat dipastikan keberhasilan dan ketersediannya. Namun, sejumlah pengobatan yang dilakukan terhadap pasien terjangkit Covid-19 menunjukkan kemampuan dalam membatasi keparahan atau lamanya penyakit. Pengujian terhadap pengobatan terus dijalankan agar dapat digunakan secara lebih luas.
#tetapsehat
700.000 750.000 800.000 850.000 900.000 950.000 1.000.000 1.050.000 1.100.000
1.300,0 1.350,0 1.400,0 1.450,0 1.500,0 1.550,0 1.600,0 1.650,0 1.700,0 1.750,0 1.800,0
2/1/2020 8/1/2020 14/1/2020 21/1/2020 27/1/2020 31/1/2020 6/2/2020 12/2/2020 19/2/2020 25/2/2020 2/3/2020 6/3/2020 12/3/2020 18/3/2020 24/3/2020 30/3/2020 3/4/2020 9/4/2020 16/4/2020 22/4/2020 28/4/2020 5/5/2020 12/5/2020
Spot Global Antam
