Oleh :
Shofwatun Nada, M.Pd
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana pengertian sel dan jaringan ?
• Bagaimana struktur dan sel penyusun jaringan epitel?
• Bagaimana struktur dan sel penyusun jaringan ikat?
• Bagaimana struktur dan sel penyusun jaringan otot?
• Bagaimana struktur dan sel penyusun jaringan saraf?
• Bagaimana struktur dan sel penyusun kelenjar?
• Bagaimana mekanisme pertumbuhan tulang?
JARINGAN
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.
sel secara umum adalah unit dasar fungsional
dan biologis dari semua organisme hidup
JARINGAN EPITEL
• Terdiri dari susunan sel-sel yang letaknya berdekatan.
• Disatukan oleh bahan antar sel (intercelular substance).
• Di satu sisi mempunyai permukaan bebas
• Di sisi lain berbatasan dengan jaringan lain di bawahnya.
• Suatu lapisan yang sangat rapat susunan sel-selnya.
• Membatasi tubuh dengan lingkungannya baik sebelah luar maupun sebelah dalam.
KARAKTERISTIK JARINGAN EPITEL
• Sel-selnya terletak berdekatan dengan susunan tertentu, memiliki daerah pertautan yang jelas dan kuat.
• Memiliki permukaan bebas dan sel-selnya dapat membentuk penjuluran sitoplasma dengan tujuan tertentu.
• Lazimnya berdiri pada membran basal (lamina basalis, membrana proporia).
• Jarang sekali terdapat pembuluh darah di dalamnya.
FUNGSI JARINGAN EPITEL
• Sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh fisis mekanis maupun kimia, contohnya adalah kulit.
• Sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme (air, garam, amonia, CO2, dan lain-lain), contohnya adalah kulit, tubulus ginjal, alveoli.
• Sebagai alat sekresi untuk menghasilkan enzim, atau hasil lainnya, contohnya kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
• Sebagai alat respirasi, contohnya kulit, alveoli.
• Sebagai alat absorpsi sari makanan, contohnya usus.
PERKEMBANGAN JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel berasal dari:
• Ektoderm
• Mesoderm
• Endoderm
JENIS-JENIS JARINGAN EPITEL
1. Epitel berlapis tunggal pipih (squamous simple epithelium)
• Strukturnya dibentuk oleh sel-sel yang berbentuk pipih.
• Inti pipih lonjong dan letaknya di tengah, tepi sel bergerigi atau ada yang halus, pada permukaan tampak hexagonal.
• Melapisi: alveoli, kapsula Bowman, lapisan dalam labirin dan selaput tympanum.
• Disebut endotelium jika melapisi jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, dan membentuk kapiler.
• Disebut mesotelium jika melapisi rongga tubuh dan visera sebagai bagian dari membran serosa.
• Peran sebagai: absorpsi, pertukaran dan sekresi.
2. Epitel berlapis tunggal kubus (cuboid simple epithelium)
• Strukturnya satu lapis, bentuk kubus, inti letaknya ditengah.
• Melapisi permukaan ovarium, permukaan depan kantung lensa mata, membentuk lapisan berpigmen pada retina, membentuk tubulus-tubulus pada ginjal (nefron dan lainnya) dan membentuk saluran-saluran berbagai kelenjar.
• Mempunyai fungsi dalam sekresi dan absorpsi.
3. Epitel berlapis tunggal silindris (sylindris/collumnar epithelium)
• Strukturnya dibangun oleh sel-sel prisma tinggi.
• Penampang vertikal berbentuk empat persegi panjang, dipermukaan tampak hexagonal.
• Inti lonjong terletak di dasar/basal sel.
• Sel-sel silindris tampak membatasi lumen.
• Melapisi permukaan dalam saluran pencernaan, saluran ekskresi dari berbagai kelenjar, dan kantung empedu.
• Mempunyai fungsi untuk proteksi, lubrikasi/pelumasan, sekresi dan absorpsi.
4. Epitel berlapis banyak pipih (stratified squamous epithelium)
• Dapat mengalami penandukan atau tidak menanduk.
• Tersusun atas beberapa lapis sel, yaitu stratum silindricum, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum. Sedangkan untuk epidermis kulit selain lapisan-lapisan tersebut, bagian paling permukaan dijumpai lapisan menanduk, stratum corneum.
• Sel-sel basal dapat membelah mengganti sel-sel permukaan yang hilang.
• Melapisi permukaan-permukaan yang sering mendapatkan pengaruh mekanik atau kimiawi seperti permukaan rongga mulut, lidah, vagina.
• Berfungsi sebagai pelindung.
5. Epitel berlapis banyak kubus (stratified cuboidal epithelium)
• Strukturnya dua lapis atau lebih sel bentuk kubus.
• Terdapat pada saluran kelenjar keringat dewasa, saluran uretra jantan, faring dan epiglotis.
• Berfungsi sebagai pelindung.
6. Epitel berlapis banyak silindris (stratified collumnar epithelium)
• Strukturnya beberapa lapis sel, sel-sel kolumnar hanya pada lapisan permukaan.
• Melapisi sebagian uretra jantan, saluran ekskretoris, beberapa kelenjar, sebagian kecil selaput mukosa anus.
• Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan sekresi.
7. Epitel peralihan (trantitional epithelium)
• Bentuknya mirip epitel gepeng berlapis nonkeratin (tidak berlapis tanduk), tapi sel-sel permukaan besar dan permukaan sel yang bebas bentuknya cembung. Epitel ini melapisi kantung kemih bagian dalam, sebagian dari ureter dan uretra. Sel-selnya bisa bersifat elastis.
8. Epitel berlapis banyak palsu bersilia (pseudostratified)
• Dibangun oleh satu lapisan sel.
• Sel-sel yang membangun epitel tidak sama tinggi, demikian letak intinya.
• Semua jenis sel pembangun, masing-masing melekat langsung pada membran basalnya.
• Epitel ini dibangun oleh tiga macam sel yaitu sel basal, sel silindris, sel gada (sel goblet) yang menghasilkan mukus/lendir.
• Melapisi saluran banyak kelenjar besar, epididimis, uretra jantan dan saluran eustachius.
• Mempunyai fungsi untuk menggerakan lendir dan sel-sel sperma.
SIFAT DASAR UMUM JARINGAN
EPITEL
1. Lamina Basalis
Semua jaringan epitel mempunyai pada permukaan basalnya yang berhubungan dengan jaringan penyambung di bawahnya suatu struktur ekstra sel barupa lembaran kontinyu yang disebut lamina basalis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron dan terlihat sebagai satu lapisan granul tipis di dalam mana fibril-fibril sangat halus menyusun suatu jaringan lembut.
2. Pembaharuan sel epitel
Jaringan epitel pada umumnya merupakan struktur labil yang sel-selnya terus diperbaharui oleh aktifitas mitosis.
Kecepatan pembaharuan ini bervariasi ia berlangsung dengan cepat pada epitel usus yang diperbaharui tiap 2-5 hari, atau cukup lambat seperti pada epitel pancreas dimana pembaharuan mencapai 50 hari, pada jenis epitel berlapis dan berlapis semu aktivitas pembeharuan/ mitosis terjadi pada epitel di bagian germinal yang terletak dekan lamina basalis.
3. Metaplasia
Dalam keadaan fisiologi atau patologi tertentu suatu jenis jaringan epitel dapat mengalami serangkaian transformasi menjadi jenis epitel lain. Proses ini dinamakan metaplasia yang bersifat reversibel, suatu contoh misalkan pada perokok berat epitel berlapis semu pada bronkus dapat berubah menjadi epitel gepeng. Pada defisiensi vitamin A yang kronis, jaringan epitel bronkus digantikan epitel berlapis gepeng, kejadian metaplasia dapat juga terjadi pada jaringan penyambung.
4. Junctional complex
Sel-sel epitel bergabung atau bersatu dengan kuat dan diperlukan daya mekanis yang relative kuat untuk memisahkannya. Sifat ikatan antar sel epitel seperti ini biasanya terjadi pada bagian yang mengalami tenaga tarikan dan tekanan yang kuat misalnya di kulit.
5. Nutrisi dan inervasi
Biasanya pembuluh darah tidak menembus jaringan epitel sehingga tidak ada hubungan langsung diantara sel-sel ini dengan pembuluh darah . Oleh karena itu nutrisi epitel tergantung dari difusi metabolit melalui membrane basalis dan bagian-bagain dari lamina propria.
KELENJAR
• Kelenjar-kelenjar pada umumnya tersusun oleh sel-sel epitel baik pada sel-sel penyusun unit sekresinya maupun sel-sel penyusun saluran kelenjar.
• Kelenjar merupakan struktur yang khas dari jaringan epitel, penamaan suatu kelenjar dapat bermacam-macam tergantung dasar apa yang dipakai.
1. Berdasarkan jumlah selnya
• Kelenjar uniseluler, kelenjar yang hanya tersusun dari satu sel saja misalnya sel goblet.
• Kelenjar multiseluler, kelenjar yang tersusun oleh banyak sel misalnya kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Selain sel goblet semua kelenjar biasanya multiseluler.
2. Berdasarkan ada atau tidak adanya saluran
• Kelenjar eksokrin; sekret dialirkan dari unit sekresi ke daerah yang menjadi tujuannya melaluai suatu saluran, misalnya kelenjar salivarius dan lain-lain.
• Kelenjar endokrin, biasanya unit sekresi kelenjar ini dilingkupi oleh kapiler darah, sekret dari unit sekresinya tidak melalui saluran tetapi akan masuk ke kapiler darah dan menuju sel yang menjadi sasarannya misalnya sel- sel di pulau Langerhan di pankreas.
3. Berdasarkan jenis sekresinya
• Sekresi protein, misalnya pankreas.
• Sekresi protein dan kerbohidrat, misalnya kelenjar salivarius.
• Sekresi protein, karbohodrat dan lemak, misalnya kelenjar mamaria.
4. Berdasarkan cara pengeluaran sekresi
• Kelenjar merokrin, bahan-bahan sekresi dikeluarkan dari unit sekresi tanpa menghilangkan komponen sel tersebut contoh pankreas.
• Kelenjar holokrin, sekresi dikeluarkan bersama dengan seluruh isi sel dan diikuti perusakan sel contoh pasa kelenjar minyak kelenjar apokrin, bahan sekresi dikeluarkan bersama bagian apex sitoplasma contoh pada kelenjar keringat tertentu.
• Kelenjar apokrin, sel-sel sekretoris akan mengumpulkan sekret pada bagian apikal, selanjutnya akan terjadi penyempitan antara bagian apikal yang penuh getah (sekret) dengan bagian basal di bawahnya.
5. Berdasarkan bentuknya
• Kelenjar tubulosa simplek.
• Kelenjar tubulosa simplek melingkar.
• Kelenjar tubulosa simplek bercabang.
• Kelenjar alveolaris simplek.
• Kelenjar tubulosa majemuk.
• Kelenjar tubulosa alveolaris.
JARINGAN IKAT
• Jaringan ikat jarang sekali terletak bebas, lazimnya terdapat di bawah jaringan epitel atau terdapat di antara organ-organ tubuh sebagai pengikat atau pengisi ruang antara keduanya.
• Jumlah sel jaringan ikat relatif lebih sedikit dari jaringan epitel dari jaringan epitel dan bahan antar selnya lebih banyak.
• Perimbangan antara sel dan matriks atau bahan antar sel menunjukkan variasi cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat tersebut.
FUNGSI JARINGAN IKAT
• Sebagai penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh.
• Sebagai penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf masuk organ tubuh vital, misalnya otak, ginjal, hati, paru-paru dan sebagainya.
• Merupakan media antara pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh dalam mengantarkan zat makanan, zat asam, dan mengambil sisa metabolisme.
• Dapat berfungsi sebagai penimbun lemak (sel lemak), pigmen (sel pigmen), penghasil benda darah (sel hemopoetik).
KLASIFIKASI JARINGAN IKAT
Jaringan Ikat Embrional
Jaringan Ikat Dewasa
Jaringan Ikat Sejati
Jaringan Ikat Embrional
• Jaringan ikat mesenkim
Jaringan ikat embrio yang kelak akan menumbuhkan jaringan ikat dewasa, pembuluh darah dan limfe, dan otot polos. Secara histologis terdiri atas sel-sel mesenkim dan bahan dasar (matriks).
• Jaringan ikat mukosa atau berlendir
Dapat dianggap sebagai tahap perkembangan lanjut dari mesenkim. Fibril sudah mulai terbentuk pada matriks yang berkonsistensi jel. Pembuluh darah dan syaraf belum banyak.
Jaringan Ikat Dewasa
Bentuk umum jaringan ikat dewasa jelas berbeda dari jaringan ikat embrio karena fibril-fibril sudah membentuk serabut yang mudah diwarnai dan bahkan dapat dibedakan adanya tiga macam serabut. Selanjutnya
sel-selnya mulai
berdiferensiasi menjadi sel- sel jaringan ikat dewasa yang cukup banyak macamnya.
Sel-sel jaringan ikat
• Fibroblast
• Histiosit
• Sel Plasma
• Sel Mast
• Sel Pigmen
• Sel Lemak
Serabut jaringan ikat
• Serabut Kolagen
• Serabut Elastin
• Serabut Retikular
Bahan dasar
Pada jaringan ikat sel-sel dan serabut terendam dalam bahan dasar yang bersifat amorf dan nonfibrilar.
Konsistensinya mirip gel yang mampu mengikat air. Air tersebut merupakan media untuk difusi gas dan metabolik dari pembuluh darah ke sel atau sebaliknya. Jadi matriks dan cairan jaringan sangat erat kaitannya. Bahan dasar mengandung mukopolisakarida (glikosaminoglikans) yang dibagi dalam dua kelompok yaitu asam hialuron dan khondroitin; khondroitin sulfat A, B, C dan keratosulfat.
Jaringan Ikat Sejati
• Jaringan ikat longgar
• Jaringan ikat padat teratur
• Jaringan ikat padat tidak teratur
JARINGAN OTOT
Jaringan otot merupakan jaringan yang tersusun atas sekelompok sel yang memiliki mikrofilamen aktin dan miosin sehingga mampu berkontraksi. Jaringan otot adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot. Serabut otot mampu berkontraksi ketika mendapatkan rangsang dari impuls saraf. Fungsi jaringan otot adalah untuk menggerakan organ-organ tubuh baik secara sadar maupun tidak sadar.
Jaringan otot
Otot polos Otot lurik Otot jantung
Otot polos
Otot yang berkontraksi secara tidak sadar (involunter) atau tidak dengan kehendak kita. Otot polos bekerja secara refleks di bawah pengaruh saraf otonom.
Karena bekerja terus menerus, maka otot ini tidak pernah merasa lelah. Otot polos terdapat pada seluruh organ tubuh yang tidak dapat kita gerakkan sesuai dengan kehendak kita (kecuali jantung).
Otot lurik
Otot yang berkontraksi secara sadar (volunter) atau sesuai dengan kehendak kita. Otot lurik juga disebut otot rangka karena sebagian besar otot ini melekat pada kerangka. Fungsi otot lurik adalah untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Otot ini mudah lelah sehingga tidak mampu bekerja lama. Ciri- ciri otot lurik adalah berbentuk silindris/berserabut panjang, memiliki inti sel yang banyak, letak inti sel di tepi, dan serabut miofibril berwarna gelap terang.
Otot jantung
Otot yang istimewa karena dapat bekontraksi secara ritmis dan terus-menerus. Otot ini istimewa karena otot ini menggerakkan organ terpenting yaitu jantung yang harus bekerja terus menerus tanpa henti. Sesuai namanya, otot ini hanya untuk menggerakkan jantung dan hanya terdapat pada jantung. Otot ini bekerja secara tidak sadar (involunter). Sel-sel otot jantung tersusun seperti anyaman bercabang dengan sedikit jaringan penyambung di sekelilingnya. Ciri-ciri otot jantung adalah berbentuk silindris, berserabut pendek, bercabang, memiliki satu/dua inti sel di tengah, dan serabut miofibril berwarna gelap terang.
JARINGAN SARAF
Jaringan Saraf merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel neuron (saraf) yang terbentuk dari lapisan ektoderm saat perkembangan embrio hewan. Jaringan Saraf berfungsi menerima, mengolah, dan merespon rangsang yang datang baik dari dalam tubuh maupun dari lingkungan dimana hewan berada. Hewan tingkat tinggi memiliki sistem saraf yang lebih kompleks di banding dengan hewan tingkat rendah. Manusia memiliki sistem saraf yang paling sempurna dibanding kelompok hewan lainnya.
Sebuah sel saraf (neuron) terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1) Dendrit 2) badan sel 3) Akson
4) selubung mielin 5) sel schwann
6) nodus ranvier
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam:
•
Neuron sensorik menghantarkan impuls dari reseptor (penerima rangsangan berupa panca indera) ke saraf pusat.
•
Neuron motorik menghantarkan impuls dari saraf pusat ke efektor (penggerak berupa otot).
•
Neuron penghubung adalah penghubung antara
neuron sensorik dan neuron motorik.
PERTUMBUHAN TULANG
Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang).
Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar).
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua:
• Osifikasi intramembranosa
Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane.
• Osifikasi intrakartilagenosa
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel- sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang rawan yang disbeut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada mtariks tulang.