• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan mempunyai hak yang sama tanpa terkecuali. Kehidupan manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan mempunyai hak yang sama tanpa terkecuali. Kehidupan manusia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah titik sentral dalam suatu kehidupan di dunia. Mereka dilahirkan mempunyai hak yang sama tanpa terkecuali. Kehidupan manusia dimulai dari anak, dewasa, hingga tua. Anak merupakan generasi penerus yang kelak akan mengubah dunia menjadi lebih hidup. Maka dari itu, anak berhak untuk hidup, memperoleh pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan hak untuk menyatakan pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi kehidupannya. Dalam Undang undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Indonesia termasuk negara yang mempunyai jumlah anak yang besar. Dari data Badan Pusat Statistik pada sensus tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa, dan sekitar kurang lebih 40 persennya adalah anak -anak yaitu sekitar 90 juta jiwa (sp2010.bps.go.id 24/09/2012). Hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia merupakan anak anak. Maka perlu suatu tindakan khusus dari pemerintah agar anak anak tersebut benar benar menjadi generasi penerus bangsa. Tetapi, pada kenyataannya maih banyak anak terlantar di Indonesia. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, jumlah anak telantar di seluruh Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta anak yang tersebar di berbagai daerah (republika.co.id 24/09/2012). Hal ini tentunya juga tidak lepas dari peran

(2)

pemerintah yang kurang memperhatikan anak anak terlantar yang mungkin sudah tidak punya orang tua lagi atau akibat broken home. Dari hasil survei Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan, masih ada 1,5 juta (4,3 persen) pekerja yang masih berusia anak - anak di Indonesia pada 2010. Dalam artikel tersebut disebutkan juga setengah dari anak berusia 5 17 tahun melakukan pekerjaan yang bisa membahayakan dirinya. Selain itu, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Januari-Agustus 2012 mencatat terdapat 3.332 kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia, dan lebih parahnya lagi sebagian besar terjadi dalam keluarga (nasional.kompas.com 24/09/2012).

Melihat realitas seperti ini, berbagai upaya dilakukan oleh Pem erintah untuk menangani berbagai permasalahan yang terjadi pada anak-anak. Salah satunya dengan menerapkan kebijakan Kota Layak Anak. Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak, Kota Layak Anak yang selanjutnya disebut KLA adalah model pembangunan yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha secara menyeluruh dan keberkelanjutan melalui hak Pengarusutamaan Hak Anak. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memenuhi hak hak anak sesuai tujuan KLA dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut.

Kota Surakarta ditunjuk oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia untuk menjadi percontohan Kota Layak Anak sejak tahun 2006. Surakarta dianggap memiliki potensi sebagai awal uji coba Kota

(3)

Layak Anak. Kabid Data dan Statistik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surakarta, Said Romadlon mengungkapkan, anak berusia 0-17 tahun jumlahnya mencapai 145.000-an anak atau sekitar 25% dari total jumlah penduduk Surakarta (www.solopos.com 24/09/2012). Jumlah itulah yang akan menjadi sasaran dari kebijakan Kota Layak Anak tersebut. Upaya Pemkot Surakarta meningkatkan kesadaran warga mengenai pemenuhan hak-hak anak dalam kerangka pengembangan Kota Layak Anak (KLA) adalah dengan mengadakan program Kartu Insentif Anak (KIA) yang diluncurkan mulai tahun 2009 sampai sekarang. Dalam pelaksanaan program KIA langsung dikelola oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Surakarta.

Dalam Peraturan Walikota Surakarta nomor 21 tahun 2009 Kartu Insentif Anak merupakan kartu yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta untuk anak yang berdomisili di Kota Surakarta, berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun dan atau belum menikah. Program KIA adalah salah satu upaya pemkot Surakarta untuk memperluas akses anak terhadap hak-haknya.

Program ini merupakan usaha Pemkot Surakarta untuk menjamin dan melindungi hak hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan menuju Surakarta sebagai Kota Layak Anak. KIA diterbitkan dengan maksud untuk mendukung peningkatan kesejahteraan anak sebagai tatanan kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial serta terpenuhinya hak

(4)

anak dalam terciptanya kesejahteraan anak (Perwali kota Surakarta no.21 tahun 2009).

Menurut data Dispendukcapil kota Surakarta, anak berusia 0-18 tahun jumlahnya mencapai 149.258 anak pada tahun 2011. Kemudian dari data Dispendukcapil, pendaftar KIA masih sangat sedikit, yaitu sekitar 6,14%. Padahal, menurut pemaparan salah seorang pegawai dinas kependudukan dan catatan sipil, KIA mudah di dapatkan dan sosialisasi juga telah intensif dilakukan. Menurut pemaparan beliau KIA merupakan sebuah hadiah bagi anak Surakarta yang telah memiliki akta kelahiran. Syarat pembuatan KIA sangat mudah, selain itu untuk mendapatkan KIA ini anak tidak perlu datang sendiri ke kantor. Kartu insentif anak dapat diperoleh melalui perwakilan dengan menggunakan surat kuasa. Berikut data pendaftar KIA sampai Oktober 2011:

Tabel 1.1 Jumlah Anak Usia 0-18 Tahun yang Mendaftar KIA Kota Surakarta (Hingga Oktober 2011)

Kecamatan Jumlah Anak Jumlah Pendaftar KIA Persentase (%)

Laweyan 25.571 1.697 6,64 Serengan 13.650 943 6,91 Pasar Kliwon 23.836 1.031 4,33 Jebres 38.221 2.813 7,36 Banjarsari 47.980 2.685 5,60 Jumlah 149.258 9.169 6,14

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta, 2011

Menurut tabel 1.1 diatas, tergolong masih sangat sedikit minat masyarakat Surakarta dalam pembuatan KIA. Melihat jumlah pendaftar yang hanya 9.169 terlalu jauh dari jumlah keseluruhan anak Kota Surakarta yang mencapai 149.258

(5)

anak. Persentase juga menunjukkan hanya 6,14%, angka tersebut masih sangat kecil dibanding target program yang akan mencakup 100% anak Kota Surakarta. Bahkan dari penjelasan salah satu staff Dispendukcapil sampai bulan Oktober 2012 pendaftar KIA baru mencapai kurang lebih 15.000 pendaftar dari 164.459 anak, jadi sekitar 9,12% pendaftar. Jumlah pendaftar memang bertambah sekitar 3%, tetapi peningkatan jumlah tersebut dirasa kurang signifikan mengingat program telah berjalan 3 tahun dan juga manfaat kartu tersebut yang sangat menguntungkan. Pemkot Surakarta berharap tiap tahun peminat KIA akan terus bertambah secara signifikan agar segera memenuhi target, yaitu agar pendaftar KIA dapat mencapai 100% dari jumlah seluruh anak di Kota Surakarta.

Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program Kartu Insentif Anak. Sehingga program Kartu Insentif Anak sebagai pendukung Kota Layak Anak di Surakarta, tidak hanya sebatas pengadaan saja tetapi merupakan kebijakan yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat khususnya anak anak di Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta?

2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta?

(6)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mengetahui efektivitas pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

2. Mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan menjadi referensi untuk penelitian-penelitian lain khususnya mengenai efektivitas pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui efektivitas pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Juga mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta

(7)

b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis serta pembaca mengenai pelaksanaan program Kartu Insentif Anak (KIA) oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

c. Menambah dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian dalam ranah administrasi publik.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Anak  Usia 0-18 Tahun yang Mendaftar KIA Kota Surakarta (Hingga Oktober 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu jenis teknologi dalam meningkatkan persaingan bisnis adalah dengan menggunakan e-commerce yaitu pembelian dan penjualan barang maupun jasa dengan menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa kemampuan koordinasi mata tangan dan kaki yang dimiliki oleh mahasiswa PJKR FKIP UMMI angkatan 2016 masih dalam kategori

0HPDQJ EXGD\D SRSXOHU GHQJDQ PHGLD PDVVDQ\D WHODK EHUKDVLO PHPEHULNDQ DSD \DQJ PDQXVLD LQJLQNDQ GHQJDQ PHQFLSWDNDQ DWDX PHPEHQWXN VHEXDK UHDOLWDV EDUX 1DPXQ VHSHUWL \DQJ GLMHODVNDQ

Pada turbin angin sumbu horizontal dengan tipe bilah taper didapat hasil simulasi bahwa nilai kecepatan putar tertinggi sebesar 525,457 rpm, nilai daya

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

ditransmisikan kemodul yang dipanggil sama dengan sistem satuan parameter..  Apakah jumlah atribut dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen, kadar air, kadar abu tak larut asam, kadar garam, dan kadar protein

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin menghaturkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah- Nya yang besarlah,